Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Para hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT, puji syukur kita panjatkan yang
telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga pada kali ini kita semua
dapat berkumpul di tempat sederhana ini dalam keadaan yang sehat.
Alhamdulillah.
Kemudian solawat bermutiarakan salam, tak jemu dan tak bosan-bosannya kita
berikan kepada sang proklamator alam baginda Muhammad SAW dengan
mengucapkan kalimat “Allahumma sholli wasalim wabarik ‘alaih.”

Mudah-mudahan kita yang hadir disini senantiasa mendapat syafaat yang


dijanjikan oleh Nabi Muhammad yaitu pada hari tidak bergunanya harta yang
berlimpah, pangkat, anak, dan cucu. Melainkan yang berguna hanyalah hati
yang beriman.

Penganiayaan terhadap binatang bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah


SAW dikenal amat menyayangi binatang. Para sahabat diajak untuk
menyayangi binatang karena bisa mendatangkan pahala. "Setiap air yang
diberikan kepada hewan hidup (untuk minumnya) mendatangkan pahala." (HR
Bukhari dan Muslim).

Berbuat baik kepada anjing --yang daging dan air liurnya diharamkan-- bahkan
mendatangkan ampunan. Rasulullah SAW pernah berkisah mengenai seekor
anjing yang mengelilingi sumur dan hampir mati kehausan. Seorang pelacur
dari bani Israel melihatnya. Dia melepaskan sepatunya dan mengisinya dengan
air. Dia memberikannya kepada anjing tersebut. Allah mengampuni dosa-dosa
wanita itu karena tindakan baiknya. (HR Bukhari dan Muslim)

Jika kita diperintahkan berbuat baik kepada binatang yang bisa mendatangkan
pahala dan ampunan, perlakuan buruk kepada hewan akan mendatangkan
sebaliknya. Perbuatan itu dilarang dan mendatangkan dosa.

Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan, suatu ketika dirinya dan para sahabat yang
lain menemani Rasulullah SAW melakukan perjalanan. Mereka melihat burung
seperti burung pipit yang membawa dua anaknya. Burung itu terbang hampir
jatuh dengan sepasang sayapnya yang hampir menyentuh tanah.

Nabi SAW bertanya, "Siapa yang memisahkan anak burung ini dari induknya?
Kembalikanlah dia kepada induknya."

Rasulullah juga sempat melihat rumah semut yang telah dibakar. Nabi SAW
bertanya, "Siapa yang membakar rumah semut ini?"

Abddullan bin Mas'ud menjawab, "Kami, wahai Rasulullah."

Rasulullah pun bersabda, "Sungguh tidak ada seorang pun yang berhak
mengazab (makhluk lain) dengan api kecuali tuhan Zat yang memiliki api." (HR
Abu Dawud).

Dalam hadis sahih lainnya diceritakan seorang wanita dimasukkan ke dalam


neraka karena kucing yang diikatnya. Ia tidak memberinya minuman dan
makanan, tidak melepaskan dan membiarkannya mencari serangga tanah
(mencari makanannya sendiri) hingga mati.

Kepada binatang yang hendak disembelih sebagai kurban, kita pun


diperintahkan untuk berbuat baik. Rasulullah memerintahkan untuk
menajamkan alat penyembelihan dan tidak mengasah pisau di depan hewan
kurban. Tidak hanya itu, Rasulullah secara eksplisit menyuruh kita agar hewan
kurban yang akan disembelih merasa nyaman. "...Berikanlah rasa nyaman pada
hewan sembelihan itu." (HR Muslim)

Imam Bukhari melakukan rihlat li thalab al hadits, perjalanan dengan misi


utama mencari hadis-hadis yang tersebar di daerah-daerah yang jauh. Ia
menempuh jarak ratusan kilometer untuk mengambil riwayat hadis tertentu dari
seorang perawi.
Setibanya di lokasi, ia mendapati perawi yang ia tuju itu sedang beranjak
memberi makan kudanya di sebuah ember. Padahal, Imam Bukhari melihat
secara kasat mata ember tersebut kosong, tak ada makanan sama sekali.
Tampaknya, perawi yang bersangkutan bermaksud mempermainkan dan
menipu kudanya.

Mengetahui itu, Imam Bukhari lantas membatalkan niat mengambil riwayat dari
perawi tersebut. Perlakuannya terhadap kuda itu menunjukkan sikap tak jujur.
Bukhari pun beranggapan, bila pada binatang saja ia berbohong, tak menutup
kemungkinan berbuat hal yang sama kala meriwayatkan hadis. Wallahu a'lam.

Teman-teman. Ternyata hewan juga mempunyai hak lho yang harus


diperhatikan, yang pertama, ”Memperhatikan pemberian makanan” yang kedua
“Tidak memeras tenaga binatang secara berlebihan” yang ketiga “Menajamkan
pisau yang akan digunakan untuk berkurban”, yang keempat “Tidak memberi
cap dgn besi yang dipanaskan pada wajah binatang”, yang terakhir ” Tidak
menjadikan binatang yang hidup sebagai sasaran latihan memanah dan yang
semisalnya.”

Cukup sekian.

Anda mungkin juga menyukai