DISUSUN OLEH :
Kereta api Monorel atau Rel Kecil adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal,
berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar
daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak
sebising kereta konvensional. Monorel dapat diklasifikasikan sebagai LRT atau MRT tergantung
pada ukuran kapasitas.
TIPE MONOREL
Sampai saat ini terdapat dua jenis monorel, yaitu:
1)Tipe straddle-beam dimana kereta berjalan di atas rel.
2)Tipe suspended dimana kereta bergantung dan melaju di bawah rel
Contoh
` Motor linear pertama kali dikerjakan oleh Charles Wheatstone di King's College,
London, namun model yang dibuat Wheatstone tidak efisien. Motor induksi linear yang layak
untuk digunakan dibuat oleh Alfred Zehden di Frankfurt untuk menggerakkan kereta atau
mengangkat benda. Insinyur Jerman Hermann Kemper membangun model yang mampu bekerja
pada tahun 1935.
Di akhir tahun 1940an, Eric Laithwaite dari Imperial College, London, mengembangkan
prototipe berupa medan magnetik dari bidang sisi tunggal yang mampu menciptakan gaya
penolak yang mendorong konduktor menjauhi stator, mengangkatnya dan membayanya
sepanjang jalur searah dengan gerakan medan magnet. Laithwaite menyebutnya sungai
magnetik. Versi dari motor induksi linear ini menggunakan prinsip yang disebut dengan
transverse flux di mana dua kutub magnetik yang berlawanan ditempatkan bersisian
Umumnya, motor linier dibuat dengan prinsip hukum Lorentz, yakni arus listrik yang
mengalir pada medan magnet akan terkena gaya Lorentz yang arahnya tegak lurus, seperti pada
gambar berikut
Pada gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi cara kerja sederhana dari motor linier. N
dan S adalah kutub magnet sedangkan kotak tengah adalah koil/lilitan, terdapat dua lilitan atas
dan bawah. Gambar ini adalah penampang melintang, sehingga tanda silang pada lingkaran kecil
di lilitan menunjukkan lilitan arah keluar, sedangkan tanda titik adalah lilitan arah masuk. Kedua
lilitan ini dialiri arus listrik dengan beda fasa 90°. Sehingga jika lilitan bawah kita buat fasa nya
mendahului maka motor akan bergerak kebawah dan jika lilitan atas yang fasa nya mendahului
maka motor akan bergerak ke atas. Kedua lilitan ini disebut sebagai active part karena yang
dikendalikan, sedangkan medan magnet yang ada di kanan kirinya disebut reactive part.
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan motor linier dibanding motor biasa pada aplikasi
kereta api:
Kelebihan:
Kekurangan:
Kereta Aeromovel di Taman Mini Indonesia Indah(Jakarta), mulai beroperasi pada 1989.
Bentang gelagar penopang di bawah kereta membentuk terowongan udara, gerbong kereta
terhubung dengan sirip pendorong yang kemudian didorong angin.
PRINSIP KERJA:
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kapal layar, perbedaannya yang menjadi layar
adalah sirip di bawah kereta yang didorong oleh terowongan angin di bawahnya. Artinya
rel merangkap sebagai terowongan udara. Tekanan udara dihasilkan oleh turbin udara
(semacam kipas angin) yang dipasang statis pada beberapa titik di rel, misalnya di
stasiun. Dengan cara ini sumber daya statik dapat memberikan tenaga bergerak atas
kendaraan tanpa harus mengangkut mesin penggerak di atas kereta, dengan demikian
kendaraan atau gerbong kereta menjadi lebih ringan dan tidak bising.
Tekanan udara, atau vakum parsial (misalnya tekanan negatif relatif) dapat diterapkan
pada kendaraan dengan pipa yang terus bersambungan, sementara pada kendaraan
dipasang piston (semacam katup atau sirip) yang dipasang di dalam pipa. Semacam slot
katup elastis yang dapat menutup kembali diperlukan agar angin tidak bocor keluar
sekaligus memungkinkan kendaraan terhubung dengan piston. Katup elastis ini biasanya
terbuat dari bahan karet. Alternatif lain adalah seluruh kendaraan dapat menjadi piston di
dalam pipa berukuran besar.
Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai pendorong. Dengan kecilnya gaya gesek dan
besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 600 km/jam, jauh
lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang telah mengembangkan kereta api jenis ini
adalah Tiongkok, Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman.
Jepang dan Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan teknologi maglev
menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu desain, kereta dapat diangkat oleh
gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan motor linear.
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya. Dorongan ke depan
dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga menghasilkan
medan magnetik di dalam kereta. Hampir 98% bahan penyusun relnya terbuat dari magnet
superkonduktor. Sehingga kereta sebesar ini bisa tetap lengket dengan relnya walau pada
kecepatan 600km/jam.
Gaya dorong kereta ini dihasilkan oleh interaksi antara motor induksi raksasa di dalam kereta
dengan rel magnetisnya, yang otomatis menghasilkan gaya dorong yang luar biasa kuatnya. Bila
diasumsikan berat 1 buah kereta Maglev 3 gerbong adalah 300 ton, maka hal ini setara dengan
seorang manusia yang mendorong 1 buah truk kontainer dengan kecepatan 50 km/jam. Suara
yang ditimbulkan, dikarenakan bentuk dan kecepatan kereta yang sangat tinggi, suara yang
ditimbulkannya pun dapat menyamai pesawat jet. Atau sekitar 78% lebih bising daripada kereta
api biasa.
Menggunakan tenaga magnet listrik biasa dari rel, agar kereta dapat terangkat 10
milimeter. Namun, cara ini tidak stabil. Akibatnya, jarak mengambang harus selalu
dikontrol. Ketika daya magnet berkurang, kereta bisa turun dan menabrak rel. Cara ini
pertama kali dikembangkan di jerman.
EDS (electrondynamic supension)
Dalam keadaan berhenti, kereta maglev tidak mengambang di atas rel. Saat akan
berangkat, magnet superkonduktor dinyalakan dan kereta mulai mengambang di atas rel
sejauh 100 milimeter. kemudian, magnet superkonduktor itu mengatur posisi kereta
maglev agar tepat di tengah jalur guideway supaya saat nantinya berjalan, kereta maglev
tidak menyerempet lintasan. Setelah menemukan posisi yang tepat, komputer akan
mengunci posisi tersebut dan menstabilkan magnet superkonduktor agar posisi kereta
tidak berubah. setelah semua siap, maka magnet superkonduktor pada kereta dan magnet
pada bagian dinding rel akan menciptakan daya saling menarik dan mendorong secara
berulang-ulang sehingga nantinya daya tersebut akan menggerakkan kereta maglev untuk
memulai perjalanannya, teknologi kereta maglev terus dikembangkan. Sebab, sangat
banyak manfaatnya. Selain dapat melaju dengan cepat, kereta maglev sangat mudah
direm, sehingga tingkat keamanan lebih baik daripada kereta biasa.