Anda di halaman 1dari 5

Kereta maglev (singkatan dari magnetically levitated trains, dalam bahasa Indonesia

disebut kereta api levitasi magnetik) adalah jenis kereta api yang mengambang secara magnetik.
Sering juga disebut kereta api magnet. prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya
magnet untuk mengangkat kereta sehingga mengambang, tidak menyentuh rel sehingga gaya
gesek dapat dikurangi. Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai pendorong. Dengan
kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai
600 km/jam, jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang telah mengembangkan
kereta api jenis ini adalah Tiongkok, Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan
mahalnya pembuatan rel magnetik, di dunia pada tahun 2015 hanya ada dua jalur Maglev yang
dibuka untuk transportasi umum, yaitu Shanghai Transrapid di Tiongkok dan Linimo di Jepang.

Teknologi
Ada tiga jenis teknologi maglev
1. tergantung pada magnet superkonduktivitas (suspensi elektrodinamik);
2. tergantung pada elektromagnetik terkontrol (suspensi elektromagnetik); atau yang
3. terbaru, mungkin lebih ekonomis, menggunakan magnet permanen (Inductrack).
Cara Kerja
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya. Dorongan ke
depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan mesin induksi yang juga
menghasilkan medan magnetik di dalam kereta.

Maglev dan Hukum Lenz

Maglev atau “levitasi magnet” adalah teknik mengangkat objek menggunakan


prinsip magnet dalam fisika dasar. Dua kutub magnet yang sama (misalnya, utara-utara
atau selatan-selatan) akan tolak-menolak. Sedangkan dua kutub magnet yang berlainan,
yaitu utara dan selatan, akan tarik-menarik. Secara umum, pengembangan teknologi
maglev bisa dikategorikan dalam dua prinsip itu, yakni gaya tarik dan gaya tolak magnet.
Eksplorasi teknik tersebut dipelopori dua negara maju, yaitu Jerman dan Jepang. Jerman
menggunakan EMS (sistem suspensi elektromagnetik) dan Jepang menggunakan EDS
(sistem suspensi elektrodinamis). EMS menggunakan prinsip gaya tarik magnet,
sedangkan EDS menggunakan gaya tolak magnet.

Tentunya, sangat tidak efisien kereta membawa batang magnet yang berkekuatan
besar yang nanti digunakan untuk mengangkat kereta tersebut. Karena itu, kita harus
berterima kasih kepada fisikawan berkebangsaan Estonia, Lenz. Fisikawan yang hidup
pada 1804-1865 itu berhasil menjelaskan fenomena magnetisme dan merumuskannya
dalam sebuah hukum yang terkenal dengan nama hukum Lenz.

Hukum tersebut menyatakan, perubahan fluks magnet dalam ruang yang dikelilingi
sistem kawat yang membentuk kumparan tertutup akan mengakibatkan terciptanya medan
magnet yang melawan perubahan fluks magnet dalam sitem itu. Hal tersebut terjadi karena
alam, dalam hal ini kumparan tertutup itu, ingin mempertahankan kondisi awal fluks
magnet yang dimiliki ruang dalam lingkaran kawat tertutup tersebut. Hukum itu juga sering
disebut kelembaman magnetik. Hukum tersebut kemudian digunakan menciptakan medan
magnet yang cukup besar. Medan magnet itu diperhadapkan dengan medan magnet lain
yang akan menciptakan gaya tarik, jika kedua kutub magnet yang berhadapan berlawanan
arah atau gaya tolak jika kedua kutub magnet tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas
rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoretis tidak akan ada
penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat
dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat gesekan.
Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta Maglev
yang lebih aerodinamis.

Dikarenakan bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis ini, kebisingan (suara)
yang ditimbulkan disaat kereta ini bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet, dan
di perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta konvensional. Sebuah studi
membuktikan suara yang ditimbulkan oleh kereta maglev dengan kereta konvensional
biasa lebih bising sekitar 5 dB yaitu 78% nya. Kekurangan lain kereta ini adalah mahalnya
investasi terutama pengadaan relnya.
Prinsip Kerja Maglev

Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya angkat
magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke atas, kemudian gaya dorong dihasilkan
oleh motor induksi Linear. Kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650 km/jam
jauh lebih cepat dari kereta biasa. Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10 mm di atas
rel magnetiknya. Dorongan ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik
dengan mesin induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam kereta (lihat
gambar).

Kumparan magnet berjalan di sepanjang trek, disebut guideway, repels magnet


besar di kereta bawah mobil, yang memungkinkan kereta untuk melayang antara 0,39 dan
3,93 inci (1 sampai 10 cm) di atas relnya. Setelah kereta yang levitated, listrik dipasok ke
kumparan di dalam dinding guideway untuk menciptakan sebuah sistem unik medan
magnet yang menarik dan mendorong kereta sepanjang guideway. Arus listrik yang
dipasok ke kumparan di dinding guideway terus bolak mengubah polaritas kumparan
magnet. Perubahan polaritas menyebabkan medan magnet di depan kereta untuk menarik
kendaraan ke depan, sementara medan magnet di belakang kereta menambahkan dorongan
lebih maju.

Kereta Maglev mengapung di atas bantalan udara, menghilangkan gesekan.


Kurangnya gesekan dan desain aerodinamis kereta ‘mengizinkan kereta api untuk
mencapai kecepatan transportasi darat belum pernah terjadi sebelumnya lebih dari 310 mph
(500 kph), atau dua kali lebih cepat sebagai kereta komuter tercepat Amtrak. Sebagai
perbandingan, sebuah pesawat Boeing 777-komersial yang digunakan untuk penerbangan
jarak jauh dapat mencapai kecepatan tertinggi 562 mph sekitar (905 kph). Pengembang
mengatakan bahwa maglev kereta akhirnya akan menghubungkan kota-kota yang hingga
1.000 mil (1.609 km) terpisah. Pada 310 mph, Anda bisa melakukan perjalanan dari Paris
ke Roma hanya dalam waktu dua jam.

Kereta maglev bisa bergerak di karenakan di bagian bawah masing-masing kaki


kereta maglev ada 2 bagian magnet yaitu magnet penyokong (support magnet) adalah
magnet yang menarik kereta agar mengambang dan menggerakkannya sedangkan di
bagian sisi-sisinya adalah magnet penuntun (guidance magnet) menjaga kereta tetap di
jalur rel. Magnet penyokong dan penuntun ini di pasang pada kedua sisi sepanjang kaki
kereta dan sistem kontrol elektronik memastikan kereta melayang di ketinggian 10mm
dengan stabil.

Kereta maglev ketika bergerak dan mengerem di kendalikan oleh sistem


*SLLMotor. Motor ini tidak terdapat dalam kereta maglev melainkan di relnya sendiri.
fungsinya sama seperti seperti motor rotasi elektronik yg umum hanya saja lilitan dari
motor di rubah menjadi bagian dari rel sementara magnet dari motor menjadi bagian dari
kereta magnet. Medan magnetik yg menggerakkan kereta magnet dihasilkan oleh lilitan di
rel.

kereta maglev saat berpindah jalur rel menggunakan sistem perpindahan jalur rel
baja yang bisa melengkung (bendable steel switches system). Pada saat menikung kereta
maglev bisa mencapai kecepatan 200km/jam dan 300-400km/jam ketika bergerak lurus.

Fungsi sistem kontrol (kontrol room) adalah menjaga keselamatan kereta-kereta


maglev, mengatur perpindahan jalur rel dll. Kereta maglev berkomunikasi dengan sistem
kontrol melalui sistem komunikasi radio. Sistem komunikasi ini dilakukan secara otomatis
yg terpasang pada sistem rel dan kereta maglev. Sistem radio memberikan informasi lokasi
kereta magnet dan mengaktifkan rel yg akan dan sedang dilalui kereta maglev.

Teknologi maglev ini menyebabkan kereta maglev bisa beroperasi dalam kecepatan
300-400km/jam. Dalam uji coba di Jepang, JR-Maglev Kereta maglev tercepat dunia
dengan kecepatan resmi, 581 km/jam (2003, Guiness World Record). Penggunaan energi
kereta maglev lebih rendah dari kereta api/listrik, 3x lebih hemat dari mobil dan 5x lebih
hemat dari pesawat terbang .Lebih dari itu kereta maglev tidak berisik dan berguncang
karena tidak ada suspensi apalagi roda. Perawatan yang murah dan konsumsi energi yang
hemat dibanding kereta api/listrik menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Kereta maglev terdiri dari 2 gerbong minimal dan tergantung dari jumlah penumpang
maksimal bisa 10 gerbong. Kereta maglev bisa juga sebagai kereta kargo dengan kapasitas
seberat 15ton/gerbong.

Beberapa kecelakaan dan insiden

Pada 11 Agustus 2006 terjadi kebakaran di kereta Transrapid di Shanghai, beberapa


saat setelah meninggalkan terminal di Longyang. Peristiwa kebakaran ini merupakan yang
pertama pada sebuah trayek komersial.

Pada tanggal 22 September 2006 sebuah kereta Transrapid layang menabrak sebuah
gerbong pemeliharaan di Lathen (Emsland, Sachsen Hilir, Jerman). Kecelakaan ini
menewaskan 23 jiwa dan sepuluh orang luka-luka. Kecelakaan Maglev ini merupakan yang
pertama di mana ada korban jiwa.

Anda mungkin juga menyukai