Anda di halaman 1dari 2

Etis Pelayanan Menurut Perspektif Agama Islam

Oleh: Imam Hendriyadi M.Si


Sumenep, 04-12-2014

Pelayanan dalam perspektif islam bisa dilihat dari dua sisi:


1. Pelayanan sebagai amanah, yaitu kewajiban yang harus dilakukan sebagai bentuk
tanggung jawab dari tugas yang diberikan atau dibebankan kepada seseorang.
Pelanggaran terhadap amanah disebut dengan khianat.
Innallaha ya’murukum an tu’addul’amanati ila ahliha……..
(Sesungguhnya Allah SWT memerintah kamu sekalian haruslah ta’at terhadap amanah
kepada Ahlul Amanah (orang yg diberikan amanah)).
2. Pelayanan sebagai bentuk pertolongan yang bukan merupakan kewajiban tetapi sangat
dianjurkan. Dalam pandangan agama hal ini dianjurkan karena memiliki nilai pahala.
Yang didasarkan pada surat Al-Ma’idah ayat 3:
Ta’awanu ‘alalbirri wattaqwa wa la ta’awanu ‘alal itsmi wal’udwan
(Tolong menolonglah kalian semua dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kalian
tolong menolong atas dasar dosa dan permusuhan).
Segala perbuatan kebaikan sekecil apapun akan kembali kepada diri kita sebagai balasan
atas kebaikan yang telah kita lakukan.
 Sesuai dengan yang Allah firmankan di dalam Al-Qur’an:
Man ‘amala sholihan falinafsihi wa man asa a fa’alaiha (barang siapa yang melakukan
kebaikan maka kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri dan barang siapa yang
mengerjakan keburukan maka keburukan itu pula akan menimpa dirinya).
 Hadist Nabi Muhammad SAW :
Wallahu fi ‘aunil abdi ma dhamal’abdu fi ‘aunil akhihi (Allah akan memberi pertolongan
kepada seorang hamba, selama hamba itu selalu member pertolongan kepada saudaranya)
Apalagi segala pertolongan dan bantuan yang kita lakukan itu dilakukan dengan ikhlas.
Ikhlas merupakan sesuatu yang sangat berharga. Dan pertolongan yang disertai dengan rasa
ikhlas akan mendapat balasan yang setimpal atau bahkan yang jauh lebih besar. Balasan Allah
tersebut dapat berupa petolongan orang lain atau dapat juga berupa pahala yang Allah berikan
kepada kita. Pahala tersebut dapat menjadi bekal kita di akhirat untuk memperoleh surga Allah.
Etika Pelayanan Terhapat Pasien dalam Syari’at Islam
Oleh: Imam Hendriyadi M.Si
Sumenep, 04-12-2014

Ada aturan yang secara spesifik yang diatur dalam bahasan Fiqih, salah satunya yaitu:
1. Menyampaikan salam setiap akan menemui pasien (Khusus pasien Islam).
2. Perawat dianjurkan menciptakan suasana ceria dan tidak boleh membuat pasien merasa
sedih.
3. Pasien perempuan dilayani perawat perempuan, begitu pula sebaliknya jika pasiennya
laki-laki maka harus dilayani perawat laki-laki. Kecuali dalam kondisi dharurat atau hajat
(kebutuhan), maksudnya ketika telah tidak ada lagi perawat perempuan untuk melayani
pasien perempuan begitu pula sebaliknya. Namun hal ini boleh dilakukan dengan syarat
si pasien harus beserta mahromnya.
4. Perawat dianjurkan mendo’akan pasien sepanjang pasien tersebut sesama umat islam.
Nabi dan orang islam dilarang oleh Allah mendo’akan orang nonmuslim secara umum
(QS. Attaubah).

Anda mungkin juga menyukai