Kelompok 4 Syawgie Makalah-Tekanan-Darah
Kelompok 4 Syawgie Makalah-Tekanan-Darah
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua metoda :
1. Metoda Langsung (Direct Method).
Metoda ini menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke
dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metoda ini
merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah tapi
butuh peralatan yang lengkap dan ketrampilan khusus.
2. Metoda tidak langsung (Indirect Method).
Metoda ini menggunakan shpygmomanometer (tensi meter).
B. TUJUAN
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Normal
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat berbaring
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Berdiri
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Otak Bekerja
Untuk Mengetahui Tekanan Darah Pada Saat Otot Bekerja.
BAB II
TEORI
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a. Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.
b. Cara Auskultasi, dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun
tekanan diastolic. Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
h. Gejala Hipotensi
Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah Seseorang yang mengalami tekanan
darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering
menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama
sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak
bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak
pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan
tubuh.
i. Penyebab Penyakit Darah Rendah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi
darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang
dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin
tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang
mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot
jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan
darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.
- Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan
yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi,
keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.
- Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan
menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik,
pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium,
penghambat ACE).
3. Hipotesi Orthostatik
k. Devinisi Penyakit Hipotensi Orthostatik
Ketika seseorang berdiri dari duduk atau berbaring, tubuh harus bekerja untuk
menyesuaikan pada perubahan posisi itu. Adalah terutama penting bagi tubuh
untuk mendorong darah keatas dan mensuplai otak dengan oksigen. Jika tubuh
gagal untuk melakukan ini dengan cukup, tekanan darah jatuh/turun, dan orang itu
mungkin merasa pusing atau bahkan pingsan. Hipotensi orthostatik adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan kejatuhan dalam tekanan darah ketika
seseorang berdiri (orthostatic= sikap tubuh yang tegak lurus, hypo= kurang +
tension=tekanan).
Suplai darah yang cukup ke organ-organ tubuh tergantung pada tiga faktor-faktor:
jantung yang cukup kuat untuk memompa,
arteri-arteri dan vena-vena yang mampu untuk mengerut atau menyempit, dan
cukup darah dan cairan didalam pembuluh-pembuluh.
Ketika tubuh merubah posisi, keanekaragaman dari aksi-aksi terjadi yang
melibatkan semua bagian-bagian dari sistim kardiovaskular serta sistim syaraf
autonomic (autonomic nervous system) yang membantu mengatur fungsi mereka.
Autonomic nervous system dapat dipertimbangkan untuk "berlari dilatar
belakang" dari tubuh, mengatur proses-proses tubuh yang kita ambil sebagai yang
diberikan. Ada keseimbangan antara sympathetic system (syaraf-syaraf
adrenergic), yang mempercepat berbagai hal-hal, dan parasympathetic
system (syaraf-syaraf cholinergic) yang memperlambat berbagai hal-hal. Nama-
nama ini berdasarkan pada tipe dari kimia yang digunakan untuk mengirim sinyal-
sinyal pada ujung-ujung syaraf.
Adrenaline (dari sympathetic nervous system) mengizinkan tubuh untuk merespon
pada stress. Bayangkan melihat seekor beruang dalam hutan; jantung anda
bedenyut lebih cepat, telapak-telapak tangan anda berkeringat, mata-mata anda
membesar, dan rambut-rambut anda berdiri pada ujungnya.
Acetylcholine adalah kimia yang adalah anti-adrenaline dan terlibat pada
parasympathetic nervous system.
Kedua sistim-sistim ini berada dalam keseimbangan, dan tetap perlu untuk
merespon pada perubahan-perubahan yang rutin dalam tubuh yang terjadi
sepanjang hari.
Ketika tubuh bergerak ke posisi berdiri, monitor-monitor tekanan (sel-sel
baroreceptor) yang berlokasi pada arteri-arteri carotid dan aorta merasakan
kejatuhan yang hampir tak kentara dalam tekanan darah karena gaya berat, yang
menyebabkan darah mengalir menuju kaki-kaki.
Hampir dengan seketika, sympathetic system distimulasi, menyebabkan denyut
jantung meningkat, otot jantung berkontraksi atau menekan lebih kuat, dan
pembuluh-pembuluh darah mengerut atau menyempit.
Semua dari aksi-aksi ini melayani untuk meningkatkan tekanan darah sehingga
jumlah darah yang cukup masih dapat dipompa ke otak dan organ-organ lain.
Tanpa perubahan-perubahan ini, gaya berat akan menyebabkan darah tetap pada
baian yang paling bawah dari tubuh dan jauh dari otak, menyebabkan gejala-gejala
kepeningan atau bahkan pingsan.
Hipotensi orthostatik bukanlah penyakit atau keluhan dari individu; ia adalah
perubahan yang abnormal dalam tekanan darah dan denyut jantung yang
berhubungan dengan penyakit.
j. Penyebab Hipotensi Orthostatik
Hipotensi orthostatik mempunyai banyak sebab-sebab yang potensial, beberapa
mempengaruhi hanya satu bagian dari sistim yang mensuplai darah ke otak, dan
yang lain-lain mempengaruhi dua atau tiga.
Kehilangan cairan didalam pembuluh-pembuluh darah adalah sebab yang paling
umum untuk mengembangkan gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Cairan
mungkin adalah air atau darah tergantung pada penyebabnya.
Dehidrasi terjadi ketika pemasukan cairan tidak dapat menandingi jumlah cairan
yang hilang oleh tubuh. Muntah, diare, demam, dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (contohnya, kelelahan karena panas atau heat stroke)
adala sebab-sebab yang umum seseorang kehilangan jumlah cairan yang
signifikan. Diuretics atau pil-pil air yang digunakan untuk mengontrol tekanan
darah tinggi adalah juga penyebab lain dari jumlah cairan yang berkurang dalam
tubuh.
Kehilangan darah dan sebab-sebab lain dari anemia mengurangi jumlah sel-sel
darah merah yang mengangkut oksigen dalam aliran darah, dan ini mungkin
menjurus pada gejala-gejala dari hipotensi orthostatik. Perdarahan mungkin timbul
dari satu kejadian yang besar atau mungkin terjadi perlahan-lahan melalui periode
waktu. Dengan perdarahan yang perlahan, tubuh mungkin mampu untuk
mengkompensasi, menggantikan volume yang hilang dari sel-sel darah merah
dengan air didalam aliran darah. Bagaimanpun, sesaat kemudian kehilangan dari
kapasitas darah mengangkut oksigen akan menyebabkan gejala-gejala untuk
berkembang. Sebagai tambahan pada kepeningan-kepeningan, mungkin ada
kelemahan, sesak napas, ataunyeri dada.
Obat-Obat yang mempengaruhi autonomic nervous system mungkin juga
menyebabkan hipotensi orthostatik.
Obat-obar Beta blocker seperti metoprolol (Inderal) menghalangi beta-adrenergic
receptors dalam tubuh, mencegah jantung menjadi lebih cepat, mencegah jantung
berkontraksi dengan kuat, dan membesarkan pembuluh-pembuluh darah. Semua
ketiga efek-efek ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk bereaksi pada
perubahan-perubahn posisi. Disamping tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,
obat-obat ini juga digunakan untuk kontrol sakit kepala dan pencegahan ketakutan.
Sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra), dan tadalafil (Cialis) memperbesar
pembuluh-pembuluh darah, dan golongan obat ini mungkin menyebabkan
hipotensi orthostatik. Efeknya dapat diperbesar jika dikonsumsi dengan nitrates,
obat-obat yang dignakan untuk merawatangina [contohnya, nitroglycerin
(Nitrostat, Nitroquick, Nitrolingual, Nitro-Dur, Minitran, Nitro-Bid dan lain-lain),
isosorbide mononitrate (Imdur, Ismo, Monoket)], alkohol, atau obat-obat nyeri
narkotik.
Obat-obat lain yang digunakan untuk kontrol tekanan darah tinggi mungkin adalah
penyebab yang potensial dari hipotensi orthostatik, bahkan jika dikonsumsi seperti
yang diresepkan.
Hipotensi orthostatik adalah efek sampingan dari banyak obat-obat psychiatric,
termasuk tricyclic antidepressants [amitriptyline (Endep, Elavil), nortriptyline
(Pamelor, Aventyl), phenothiazines (Thorazine, Mellaril, Compazine), dan MAO
inhibitors (Nardil, Parnate)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti
berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas
pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor
bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan,
dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah
adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
a . Cara Palpasi, dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik.
b. Cara Auskultasi, dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan
diastolic
Cara ini memerlukan alat “ Stethoschope “.
Penyakit pada tekanan darah, yaitu :
1. Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi
2. Hipotensi adalah penyakit tekanan darah rendah
3. Hipotensi Orthostatik Hipotensi orthostatik
1.2 SARAN
Dengan mempelajari tekanan darah pada manusia, kita dapat mengetahui berapa
skala tekanan untuk darah normal, hipertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi
(tekanan darah rendah). Sehingga kita di anjurkan untuk berpola hidup sehat mulai
dari makanan yang sehat dan rajin berolah raga.
DAFTAR PUSTAKA