Menentukan Pusat Massa Dengan Metode Integral
Menentukan Pusat Massa Dengan Metode Integral
Pencarian pusat massa menjadi lebih sulit untuk benda pejal yang tidak dapat diukur secara
langsung seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 dibawah. Misalkan kita hanya mengetahui massa jenis
benda sebagai fungsi posisi dan kita ingin mengetahui pusat massa benda tersebut. Bagaimana cara
menentukannya? Salah satu yang umum digunakan adalah metode ingegral. Caranya sebagai berikut.
Kita bagi benda besar atas elemen-elemen massa yang sangat kecil. Elemen ke-i memiliki massa
Delta m dan berada pada posisi r. Jumlah elemen massa adalah N dan menuju tak berhingga karena ukuran
masing-masing elemen menuju nol. Dengan pembagian ini maka lokasi pusat massa memenuhi persamaan
(6.38) yang dapat ditulis ulang menjadi
dengan p adalah massa jenis dan memenuhi hubungan dm = p dV. Dengan cara serupa maka massa benda
memenuhi persamaan integral
Untuk kasus khusus satu dimensi, persamaan (6.42) dan (6.43) dapat ditulis dalam bentuk sederhana
sebagai berikut
di mana Lamda adalah massa per satuan panjang. Massa per satuan panjang bisa konstan atau bisa juga
bergantung posisi. Berikut adalah contoh perhitungan pusat massa.
Kecepatan Pusat Massa
Setelah mendefinisikan posisi pusat massa, selanjutnya kita akan mendefinisikan kecepatan pusat massa.
Berdasarkan persamaan (6.38) kita dapat menulis perubahan pusat massa
Apabila ruas kiri dan ruas kanan sama-sama dibagi Delta t maka, kita peroleh
Tampak bahwa rumus untuk menghitung kecepatan pusat massa persis sama dengan rumus untuk
menghitung posisi pusat massa. Yang dilakukan hanya mengganti posisi dengan kecepatan. Selanjutnya,
mengingat v = mp, kita juga dapat menulis persamaan (6.43) sebagai
Percepatan Pusat Massa
Setelah mendefinisikan posisi pusat massa dan kecepatan pusat massa, terakhir kita akan
mendefinisikan percepatan pusat massa. Dari persamaan (6.43) kita dapat menulis
Tampak juga bahwa rumus untuk menghitung percepatan pusat massa persis sama dengan rumus
untuk menghitung posisi pusat massa maupun kecepatan pusat massa. Selanjutnya, mengingat hukum
Newton II F = ma , kita juga dapat menulis