Anda di halaman 1dari 24

SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. MIND MAPPING

Menurut Syaodih
Interaksi Sosial
Menurut Glover dan Lingkungan menurut Suryabrata
pertumbuha
Aktivitas
n dan
perkembang manusia
an

Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan, Belajar,


dan Pembelajaran
Psikologi
Psikologi
Psikologi Pembelajaran
Pembelajaran
Belajar
Teori
Faktor Faktor Teori
belajar
Belajar
Skiner Gutrie Gagne
Persepsi minat Kognitivisme Beaviorisme
Pauluv Thorndike Piaget Internal Eksternal
Intelegensi Memori

1
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

B. YEL-YEL

(menggunakan irama lagu nasional, lagu kemerdekaan 17 Agustus 1945)

Jika kau ingin sukses, maka belajar

Pembelajaranlah yang perlu kau cari

Kenali faktor-internal eksternal

Kembangkanlah beaviorisme dan kognitivisme

Psi-ko-lo-gi pendidikan kebutuhan jiwa

Kebutuhan jiwa para pendidik

Banyak teori,gagne, bruner

Dan banyak lagi yang lainnya

2
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENJELASAN :

C. PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos”
yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi
artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan ilmu jiwa.
Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi
penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal
behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia.
Jika dikaitkan antara psikologi dengan belajar dan pembelajaran, maka psikologi
pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana meningkatkan kepribadian
(personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru,
dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi
kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi melalui psikologi belajar, proses
perubahana tingkah laku akan terjadi sesuai dengan tingkat perkembangan kejiwaan
individu

D. OBJEK KAJIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang


tepat dalam interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang
peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu,
pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para
guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidikan

3
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. Psikologi Pendidikan menurut Glover

a. Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat
Kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah.seperti perubahan-perubahan
yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik,sehingga anak semakin
bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi pula badan nya.
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang
bersifat Kualitatif dan Kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis
manusia. Seperti misal nya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek
pengetahuan,kemampuan,sifat sosial,moral,keyakinan agama,kecerdasan dan
sebagainya,sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah
banyak pengetahuan dan kemampuan nya juga semakin baik sifat
sosial,moral,keyakinan agam dan sebagainya.

b. Hereditas dan Lingkungan

Salah satu perbedaan individu adalah latang belakang hereditas masing-


masing individu. Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan
biologis karakteristik induvidu dari kedua orang tuanya. Hereditas adalah suatu
proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma
benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. Pewarisan ini
terjadi melalui proses genetik
Hereditas pada masing-masing individu berupa warisan “specific genes” yang
berasal dari kedua orang tuanya. “genes” ini terhimpun dalam kromosom-kromosom
atau “colored bodies” kromosom-kromoson , baik dari pihak ayah ataupun dari
pihak ibu berinteraksi membentuk pasangan-pasangan. Dua anggota dari masing-
masing kromosom terdapat sejumlah “genes” dan masing-masing“genes” memiliki
sifat tertentu, membentuk persenyawaan “genes” yang demikian menjalain
persenyawaan “genes”.

4
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Masing masing induvidu mulai hidup dengan satu sel di dalam indung telur
yang telah di buahi oleh sperma. Sel ini terbagi menjadi dua, dan masing-masing
terbagi lagi menjadi dua, dan masing-masing sel tersebut terbagi lagi menjadi dua-
dua dan seterusnya sehingga terbentuklah organ.
Semua sel dalam badan memiliki hereditas identik sebagi akibat dari adanya
proses individuasi dan diferensiasi, setiap sel terdeferensiasi, sebagian menjadi sel-
sel mata, sebagian menjadi telinga,sebagian menjadi kulit, sebagian menjadi daging,
sebagian menjadi otot, tulang dan sebagainya. Pembentukan atau deferensiasi ini
sangat tergantung kepada sifat dan interaksi lingkungan seluler
Secara fisiologis lingkungan meliputi secara kondisi dan materis jasmaniah di
dalam tubuh seperti gizi,vitamin, air, zat asam, suhu, sistim saraf, perearan darah,
pernafasan, percernaan kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di terima
oleh induvidu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu
misalnya berupa: sifat-sifat “genes”, interaksi “genes” selera, keinginan, persaan,
tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan emosi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan
kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya oaring lain ,
pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan,belajar,
pendidikan pengajaran bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk dan lingkungan
ini

c. Perbedaan Individu

1) Perbedaan Kognitif

Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam
hal ini merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan.
Proses pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif,
diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.
Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes

5
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi,
sebab pada dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan
terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi
kemampuan kognitif seseorang. Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan seseorang.

2) Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam
kehidupannya. Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk
menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang
bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa setiap individu berbeda.
Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan
termasuk faktor fisik (organ untuk bicara).

3) Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan


untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat
(otak) untuk melakukan kegiatan. Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf
yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan
melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh
syaraf motorik untuk memberikan reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan atau
kegiatan. Dengan demikian ketepatan kerja jaringan syaraf akan menghasilkan suatu
bentuk kegiatanh yang tepat (sesuai antara rangsangan dan responnya). Kerja ini
akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik. kemampuan motorik dipengaruhi
oleh kematangan fisik dan tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan fisik dan
kemampuan berfikir setiap individu berbeda sehingga kecakapan motorik setiap
individu akan berbeda pula. Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya
kematangan. Hal ini akan menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam berbagai
hal, seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian, koordinasi otot, kecepatan
berpenampilan, keajegan untuk mengontrol, dan resisten terhadap kelelahan.

6
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sehingga semakin bertambahnya usia seseorang akan menunjukkan kecakapan


motorik yang makin tinggi.

4) Perbedaan dalam Latar Belakang

Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari
dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan
bekerja sama, dan kesehatan yang mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda
diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda
antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang,
yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi
perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada
pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih
luas.

5) Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga
diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan
seseorang untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang
diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical
yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi keuangan, akan mudah untuk
menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya. Anak yang memiliki bakat
istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat
hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau
sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10
tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara
seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat
umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang
berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah
mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu.

7
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima


informasi dalam jumlah yang besar sekaligus.

6) Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman


yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif),
dari tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik),
misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu
diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai
sepeda hingga menjadi bisa. Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan
kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman
disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-orang dan benda-
benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap
apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat
tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan
pemahaman dan ekspresi diri.

d. Potensi dan Kreativitas

Menurut Dirjen PAUDNI Prof.Dr. Lydia Freyani Hawadi bahwa ada dua hal
pengembangan potensi anak yaitu mengamati kecenderungan kecerdasan anak yang
terlihat dari performansi anak dan memberikan stimulus dan pengayaan kegiatan
anak dalam bidang kecerdasannya. Proses mengamati kecenderungan dan
pemberian stimulus thd potensi yang dimiliki anak (kognitif, sosial dan
psikomotorik) dilakukan oleh orang tua sebagai guru pertama dalam hidupnya, dan
guru ketika anak memasuki gerbang pendidikan awal (kelompok bermain, tk ataupun
paud). Karena di lingkungan yang baru inilah anak akan menemukan pengalaman-
pengalaman baru yang berbeda dan mungkin saja tidak di dapat di lingkungan rumah
yang insyaallah kesemua ini akan dapat mengeluarkan kemampuan dalamannya dan
mengoptimalkan potensi dirinya. Setiap anak pasti memiliki kreativitas, karena pada
dasarnya kreativitas bertujuan untuk memanfaatkan segala kemungkinan, bahkan
yang bertentangan dengan rasio. Karena perkembangan kognitif anak belum

8
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

mencapai taraf logika formal, maka lebih besar pula kesempatan bagi anak untuk
bereksperimen dengan kreativitasnya tersebut. Pada akhirnya sikap lingkunganlah
yang akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak. Bila anak
dibesarkan di lingkungan yang sangt memperhatikan logika dan aturan yang kaku,
maka anak juga akan belajar menjadi taat pada aturan dan cenderung kaku. Tetapi
bila anak sangat dibebaskan dalam berkreasi, ia akan memiliki rasa aman bahwa
kreatif tidak jelek dan mungkin dapat menolak semua aturan. tentu saja cara
memfasilitasi perkembangan kreativitasnya namun juga mengerti bahwa aturan perlu
ada dan perlu ditaati.

e. Penilaian dan Evaluasi

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Pengukuran adalah penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk
mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau
kepercayaan konsumen.

9
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

f. Kesehatan Mental

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang
bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara
maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta membentuk hubungan positif
dengan orang lain. Namun sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu
akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi
yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Seseorang dikatakan
memiliki mental sehat apabila terhindar dari gejala penyakit jiwa dengan
memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam
dirinya. Kecemasan dan kegelisahan dalam diri seseorang lenyap bila fungsi jiwa di
dalam dirinya seperti fikiran, perasaan, sikap, jiwa, pandangan, dan keyakinan hidup
berjalan seiring sehingga menyebabkan adanya keharmonisan dalam dirinya.

2. Psikologi Pendidikan menurut Syaodih

a. Interaksi

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan
respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.
Kehidupan bermasyarakat merupakan proses kehidupan bagaiamana seseorang dapat
bersosialisasi, berinteraksi sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam
kelompok masyarakatnya, namun demikian proses yang paling dominan adalah
proses bagaimana seseorang dapat berinteraksi dalam kelompok masyarakatnya
untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya baik secara materil maupun non materi. Kita
tahu bahwa seseorang tidak dapat hidup dengan sendirinya di muka bumi ini
bagaipun juga kehidupan selalu harus bergantung kepada orang di sekitar atau
lingkungannya.

10
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berinteraksi yaitu:


1) Faktor Internal meliputi: Dorongan untuk keinginan untuk berkeluarga,
dorongan untuk memenuhi kebutuhan, dorongan untuk mempertahankan hidup,
dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama, secara naluriah manusia
memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi
mengungkapkan keinginan dalam hati masing-masing dan secara psikologis
menusia akan nyaman bila hidup secara bersama-sama dan berkomuniksi
dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
2) Faktor Eksternal meliputi: adanya faktor imitasi, identifikasi, sugesti, simpati,
Empati, dan motivasi.

b.Lingkungan

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku


manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan
sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan
juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam
memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia. Psikologi
lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan
terapan, yang menfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia
sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.

Dapat disimpulkan bahwa apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami
sebagaiperjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri
akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan.

11
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

3. Psikologi Pendidikan menurut Suryabrata

c. Perhatian

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas


Kedua definisi di atas dipakai secara bertuka-tukar untuk dapat menangkap
maksudnya, hendaklah pengertian tersebut tidak dilepaskan dari konteksnya
(kalimatnya)

d. Pengamatan

Manusia mengenal dunia ini secara riil, baik dirinya sendiri maupun dunia
sekitarnya dimana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya, membawanya atau
mengecapnya. Cara mengenal objek yang demikian itu disebut mengamati,
sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya disebut modalitas pengamatan. Hal
yang diamati itu dialami dengan sifat-sifat; di sini, kini, sendiri dan bermateri.

e. Rabaan

Istilah raba mempunyai dua arti, yaitu:

1) Meraba sebagai perbuatan aktif, yang meliputi jaga keseimbangan atau


kinestesi, dan
2) Pengalaman raba secara pasif yang melengkapi pola beberapa indera,
atau kemampuan lain, yaitu:

a) Indera untuk sentuh atau tekana


b) Indera untuk mengamati panas
c) Indera untuk mengamati dingin
d) Indera untuk merasa sakit dan
e) Indera untuk vibrasi

Kalau orang meraba dengan mata tertutup, maka akan terjadi visualisasi, artinya
kesan rabaan itu akan digambarkan sebagai kesan penglihatan, ini membuktikan

12
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

betapa pentingnya kedudukan penglihatan itu di antara modalitas-modalitas


pengamatan yang lain.

f. Tanggapan

Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan


2) Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasika
3) Tanggapan masa kini atau tanggapan representatif (tanggapan
mengimajinasikan)

g. Fantasi

Yaitu daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan


tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus dengan benda-
benda yang ada.

Dapat dipahami bahwa fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang


memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinasi melampaui dunia
riil. Fantasi bersifat mengabstraksikan, kalau dalam berfantasi itu ada bagian-bagian
yang dihilangkan. Fantasi bersifat mendeterminasikan kalau dalam berfantasi itu
sudah ada semacam skema tertentu, lalu diisi dengan gambaran lain. Fantasi bersifat
mengkombinasikan kalau menggabungkan bagian dari tanggapan yang satu dengan
yang lainnya.

13
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

h. Ingatan

Yaitu beberapa proses dan pengaruh-pengaruh yang lampau, secara teori dapat
dikembangkan / dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan


2) Menyimpan kesan-kesan, dan
3) Mereproduksi kesan-kesan

Atas dasar kenyataan itulah, maka biasanya ingatan didefinisikan sebagai


kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan.

i. Berfikir

Terdapat dua kesimpulan arti mengenai berfikir, yaitu:

1) Bahwa berfikir itu adalah aktivitas, jadi subjek yang berfikir aktif, dan
2) Bahwa berfikir itu sifatnya ideasional

Jadi berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan proses atau
jalannya.

Proses jalannya berfikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:

a) Pembentukan pengertian’
b) Pembentukan pendapat dan
c) Penarikan kesimpulan

j. Perasaan

Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas
senang atau senang dalam berbagai taraf.

14
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

k. Motif-Motif

Yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong untuk melakukan aktifitas-
aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Macam-Macam Kebutuhan

1) Kebutuhan-kebutuhan organic
2) Motif-motif darurat
3) Motif-motif objektif

E. OBJEK KAJIAN PSIKOLOGI BELAJAR

1. Teori-Teori Belajar

a. Skiner / Operant Conditioning

Skinner menyatakan bahwa belajar merupakan “Tingkah laku sebagai hubungan


antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan teorinya yaitu Operant
Conditioning Theory. Ada dua macam respon dalam kegiatan belajar
Respondent response reflexive respons, bersifat spontan atau dilakukan secara reflek,
diluar kemampuan seseorang. Dalam situasi yang demikiasn seseorang cukup belajar
dengan stimulus yang diberikan dan ia akan memberikan respons yang sepadan
dengan stimuli yang datang. Operant Response (Instrumental Response), respon
yang timbul dan berkembangnya dikuti oleh perangsan-perangsang tertentu.
Perangsang yang demikian disebut dengan reinforcing stimuli atau reinforcer, karena
perangsang ini memperkuan respons yang telah dilakukan oleh organisme.

b. Pavlov / Gerakan Manusia

Dalam teorinya Pavlov menyatakan bahwa gerakan refleks itu dapat dipelajari
dan dapat berubah dengan melakukan latihan. Refleks dibagi menjadi dua bagian,
yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleks bersyarat (conditioned reflex).

15
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Refleks wajar, refleks yang terjadi dengan sendirinya saat diberikan rangsang,
sedangkan refleks bersyarat adalah refleks yang harus dipelajari.

Dapat disimpulkan bahwa teori conditioning menyatakan bahwa belajar adalah


suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions), dapat
berupa latihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menimbulkan reasksi
(response). Kelemahannya adalah menganggap bahwa belajar adalah hanyalah
terjadi secara otomatis dan lebih menonjolkan peranan latihan-latihan, dimana
keaktifan dan pribadi seseorang tidak dihiraukan.

c. Gutrie

Teori yang dikemukakan oleh Guthrie adalah teori conditioning yang


menitikberatkan pada cara-cara atau upaya tertentu untuk mengubah kebiasaan yang
kurang baik menjadi kebiasaan yang baik. Menurut Guthrie tingkah laku manusia itu
adalah merupakan deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit
tingkah laku ini merupakan respons atas rangsangan ang terjadi sebelumnya dan
menjadi rangsang berikutnya.

d. Thorndike

Thorndike menyatakana ada 2 prinsip belajar, yaitu law of effect dan law of
exercise, yang terangkum dalam teorinya yaitu The Connectionism Theory.
Law of Effect. Adalah prinsip yang menyatakan bahwa seseorang dapat dengan cepat
menguasai perilaku baru, apabila ia merasa memperoleh susuatu yang
menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan (response) yang berkenaan
dengan perilaku tersebut di atas.

Law of Exercise Adalah prinsip yang menyatakan bahwa makin sering perilaku
baru itu dipraktekkan atau dilatih penerapannya makin kuat dan makin cepat
berintegrasi dengan keseluruhan perilaku kebiasaannya.

16
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

e. Piaget
Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak sebagai
berikut:
1) Aspek struktur
Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental, dan
perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan menuju perkembangan
operasi-operasi dan selanjutnya menuju pada perkembangan struktur-struktur.
Struktur yang juga disebut skemata atau juga biasa disebut dengan konsep,
merupakan organisasi mental tingkat tinggi.

2) Aspek isi
Isi maksudnya adalah pola perilaku anak khas yang tercermin pada respons yang
diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.

3) Aspek fungsi
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi
dan adaptasi.

f. Jarome Bruner

Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih,


mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner
selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk menemukan
sendiri (discovery learning) makna segala sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini
siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah.
Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam
bahasa mereka sendiri.

17
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

g. Robert M.Gagne

Gagne mengemukakan ada lima kemampuan hasil belajar yaitu tiga bersifat
kognitif, satu bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotorik. Kemampuan itu adalah
Kemampuan /keterampilan intelektual. Mampu menggunakan hal yang kompleks
dalam suatu situasi baru dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan
menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajarinya sebelumnya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

a. Internal

1) Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi


fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat


mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi
fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,


peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar,
terutama panca indera. Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar dengan baik pula.

2) Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat


mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.

18
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

b. Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga


dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, faktor-faktor eksternal yang
memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor
lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan social

Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain
disekitarnya, sikap dan perilaku orang disekitar siswa dan sebagainya.
Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua
dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, peraktk pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk
terhadap kegitan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;

a) lingkungan alamiah

Adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha


didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu dan kelembaban udara sangat
berpengaruh dalam belajar anak didik. Anak didik akan belajar lebih baik
dalam keadaan udara yang segar. Dari kenyataan tersebut, orang cenderung
akan lebih nyaman belajar ketika pagi hari, selain karena daya serap ketika
itu tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas. Suhu dan udara harus
diperhatikan. Agar hasil belajar memuaskan. Karena belajar dalam keadaan
suhu panas, tidak akan maksimal.

b) Faktor instrumental

Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,


hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan

19
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).

Factor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu


juga dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi
yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai
dengan konsdisi siswa.

F. OBJEK KAJIAN PSIKOLOGI PEMBELAJARAN

1. Teori-Teori Pembelajaran

a. Teori Pembelajaran Behaviorisme

Teori pembelajaran behaviorisme yang berpendapat bahwa perilaku terbentuk


melelui perkaiatan antara rangsangan (stimulus) dengan tindak balas (respon).
Perubahan perilaku lebih banyak karena pengaruh lingkungan. Teori behaviorisme
dibedakan antara teori pelaziman klasik dan teori pelaziman operan

b. Teori Pembelajaran Kognitivisme

Teori perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan mental


yang bertujuan : (1) memissahkan kenyataannya dengan fantasi, (2) menjelajah
kenyataan dan menemukan hukum-hukumnya, (3) memilih kenyataan-kenyataan
yang berguna bagi kehidupan, (4) menentukan kenyataan yang sesungguhnya di
balik sesuatu yang nampak. Pekembangan kognitif merupakan suatu proses di mana
tujuan individu melalui suatu ranggkaian yang secara kualittatiif beerbeda dengan
berfikir. Perkembangan kgnitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi
hingga dewasa

20
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

a. Persepsi

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke


dalam otak manusia. suatu proses yang bersifat yang menyebabkan orang dapat
menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Melalui
persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,
perasa dan pencium.
1) Intelegensi
Intelegensi merupakan konsep abstrak yang sulit didefinisikan secara
memuaskan. Meskipun demikian dari sekian banyak definisi intelegensi yang
dirumuskan oleh para ahli, secara umum dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari
tiga klasifikasi berikut:
a) Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan
situasi-situasi atau menghadapi situasi-situasi yang sangat beragam.
b) Kemampuan untuk belajar atau kapasitas untuk menerima pendidikan.
c) Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menggunakan konsep-konsep
abstrak dan menggunakan secara luas simbol-simbol dan konsep.

2) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus yang disertai rasa senang. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan
diperoleh kemudian.
a. Memori

Memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean (enconding),


penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan Pengetahuan yang
kesemuanya terpusat dalam otak. Ditinjau dari sudut jenis informasi dan
pengetahuan yang disimpan, memori manusia terdiri atas dua macam yakni:

21
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

a. Sematic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan arti-arti atau


pengertian-pengertian.
b. Episodic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan informasi
tentang peristiwa-peristiwa.

22
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.M. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia. Jakarta :
PT. Bulan Bintang, 1976.

Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Djalil. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sujanto, Agus. 2001. Psikologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara.

Sumanto, Wasti. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. .Jakarta:
PT.Rineka cipta

Sunarto dan Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Suryabrata. 2010. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. Bandung: Alfabeta

Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

23
SEPNI WITA/ MIND MAPP/ PSIKOLOGI PENDIDIKAN

24

Anda mungkin juga menyukai