Anda di halaman 1dari 3

HIPERKALEMIA

Reinaldo Zakaria Reflus


1. Pengertian Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau sama dengan 5,5
mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap
kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel-sel.Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat
medik yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari disritmia dan henti
jantung yang fatal.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi
kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan
mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini terus
berlanjut, irama jantung menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.

2. Penyebab Hiperkalemia

Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium deng`n baik.
Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang
menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan ACE
inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar
adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal
dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan
kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan hiperkalemia.
Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat.
Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari
makanan yang kaya akan kalium.
Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba
dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila:
- sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
- terjadi luka bakar hebat
- overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan
ginjal untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

3. Patofisiologi

Sejauh ini efek hiperkalemia yang paling penting secara klinis adalah efeknya pada
miokardium. Efek pada jantung akibat peningkatan kadar kalium serum biasanya tidak
bermakna dibawah konsentrasi 7mEq/L (SI: 7mmol/L), tetapi efek ini selalu timbul jika
kadarnya adalah 8mEq/L (SI: 8mmol/L) atau lebih tinggi. Jika konsentrasi kalium plasma
meningkat, timbul gangguan pada konduksi jantung. Perubahan paling dini, sering terjadi
pada kadar kalium serum lebih tinggin dari 6 mEq/L (SI: 6mmol/L), adalah gelombang T
yang tinggi, sempit, depresi ST, dan pemendekan interval QT besar. Jika kadar kalium serum
terus meningkat, interval PR menjadi memanjang dan diikuti dengan menghilangnya
gelombang P. Akhirnya terdapat dekomposisi dan pemanjangan kompleks QRS. Disritmia
ventrikuler dan henti jantung mungkin terjadi kapan saja dalam keadaan ini.
Hiperkalemia berat menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang
berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi ventrikuler
melambat. Meskipun hiperkalemia memiliki efek yang nyata pada sistem neuromuskuler
perifer, hiperkalemia mempunyai efek kecil pada sistem saraf pusat. Kelemahan yang cepat
pada muskular asenden mengakibatkan flasid kuadriplegia telah dilaporkan terjadi pada
pasien-pasien dengan kadar kalium serum yang sangat tinggi. Paralisis otot pernapasan dan
otot yang dibutuhkan untuk berbicara juga dapat terjadi.
Manifestasi gastrointestinal, seperti mual, kolik intestinal intermiten dan diare,
mungkin terjadi pada pasien yang mengalami hiperkalemia.

4. Tanda dan Gejala

a. Neuromuskular
· Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya merupakan tanda awal .
· Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah paralisis flaksid pada tungkai
bawah, dan akhirnya pada badan dan lengan ( berat )
· Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan
b. Saluran cerna
· Mual, kolik usus, diare
c. Ginjal
· Oliguria yang berlanjut menjadi anuria
d. Kardiovaskular
· Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel atau henti jantung.
· Perubahan EKG (selalu terjadi jika K+ serum= 7-8 mEq/L)

5. Diagnosis

Diagnosis hiperkalemia tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis,
karena bersifat spesifik dan banyak yang menyerupai hipokalemia. Oleh karena itu, diagnosis
ditegakkan berdasarkan kadar K+ serum dan pengamatan terhadap perubahan EKG yang
khas.
6. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar


kalium serum ke normal.
Penatalaksanaan ini berbeda-beda tergantung dari beratnya ketidakseimbangan.
a. Subakut
· Kation yang mengubah resin(mis, Kayexalate): diberikan baik secara oral, nasogastric,
atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium diusus. Larutan biasanya
dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah konstipasi dari Kayexalatedan karena diare,
sehingga meningkatkan kehilangan kalium diusus.
· Penurunan masukan kalium : Diet menghindari makanan yang mengandung kalium tinggi.

b. Akut
· IV kalsium glukonat : Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung terhadap
hiperkalemia. Kadar kalsium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida juga dapat digunakan.
· IV glukosa dan insulin : untuk memindhkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium
serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa hipertonik (ampul D50W atau 250-
500ml D10W) diberikan dengan insulin reguler.
· Bikarbonat natrium : untuk memindahkan kalium kedalam sel-sel. Penurunan kalium
serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam).
· Dialisis : Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk membuang
kelebihan kalium.

Referensi :

J, Larry. Potassium. 2008. http://www.merckmanuals.com di unduh tanggal 18 Februari 2014

Lorraine M.Wilson. Patofisiologi Ed.6.

Anda mungkin juga menyukai