Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu bentuk energi yang digunakan pada pengilangan minyak adalah
energi panas. Energi panas ini diperlukan dalam proses dan didapatkan dari hasil
pembakaran bahan bakar. Proses pembakarannya memerlukan udara yang
disupply dari luar, sebagian besar dari udara ini merupakan nitrogen, yang tidak
turut terbakar, tetapi keluar dari ruang pembakaran bersama sama gas hasil
pembakaran.
Sistem proses pembakaran yang menghasilkan panas dan selanjutnya
mentransfer panas tersebut ke media service terjadi didalam ruangan yang disebut
Fired Heater atau Heater atau furnace. Pada semua Heater, oksigen yg berasal dari
udara diperoleh secara natural draft atau forced draft. Pemanasan langsung
terhadap pipa-pipa yang berisi aliran minyak didalam Heater adalah merupakan
faktor utama dalam suatu kilang minyak untuk menunjang terjadinya proses
distilasi atmospheric, distilasi vaccum, thermal cracking dan reforming, dan
semua proses temperatur tinggi. Beberapa tipe Heater digunakan untuk
memanaskan minyak pada suhu sampai 1500 oF (815 oC) dan tekanan sampai
1600 psi (105 kg/cm2). Pembakaran didalam heater pada umumnya menggunakan
bahan bakar minyak atau gas hidrokarbon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari heater?
2. Bagaimana prinsip kerja heater?
3. Apa saja komponen-komponen penyusun heater?
4. Apa saja jenis-jenis dari heater?
1.3 Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perpindahan Panas.
2. Memperoleh pengetahuan mengenai alat Heater.

1
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian dari Heater.
2. Dapat mengetahui prinsip kerja dari Heater.
3. Dapat mengetahui komponen-komponen penyusun heater.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis heater.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Heater


Heater merupakan salah satu jenis dari Heat Exchanger yang berfungsi untuk
memanaskan. Heater adalah objek yang dapat memancarkan panas atau dapat
menyebabkan benda lainnya mengalami kenaikan suhu dari suhu yang rendah
untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Dalam bidang rumah tangga atau
domestic, heater biasanya merupakan peralatan yang digunakan untuk tujuan
menghangatkan ruangan. Jenis lain dari heater adalah oven dan tungku (furnace).
Pemanas atau heater dapat memanaskan semua materi baik berupa padat, cair
ataupun gas. Ada 3 jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi didalamnya
yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Heater atau terkadang disebut furnace adalah peralatan proses yang berguna
untuk menaikan temperature suatu material. Energi panas yang digunakan dapat
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar (fuel) sehingga disebut juga
dengan fire heater. Secara garis besar, peralatan ini terbuat dari metal (metal
housing) yang dilapisi refractory pada bagian dalamnya yang berfungsi sebagai
isolasi panas sehingga panas tidak terbuang keluar. Bahan konstruksi yang
digunakan untuk pembuatan heater ini adalah material yang memiliki titik leleh
yang tinggi, agar saat pembakaran bahan bakar yang memiliki temperature
pembakaran yang tinggi peralatan tidak ikut meleleh atau rusak karena tingginya
temperature. Material yang dipanaskan atau charge bisa berbentuk padat, cair atau
gas.

2.2 Prinsip Kerja Heater


Pada alat elektronik, bagian yang seperti filamen di dalam vacuum tube yang
memanaskan katoda untuk membantu emisi thermionik dari elektron. Elemen
katoda harus mencapai temperatur yang dibutuhkan supaya tube berfungsi
sebagaimana mestinya. Hal ini mengapa alat-alat elektronik lama sering
memerlukan waktu untuk pemanasan setelah dihidupkan.

3
Katoda heater adalah coil atau filamen digunakan untuk memanaskan katoda
di vacuum tube atau cathode ray tube. sebelum transistor dan di sekelilingnya
yang terintegrasi dihubungkan, peralatan elektronik menggunakan vacumm tube
untuk menghidupkan elemen-elemennya.
Tipe sederhana dari vacuum tube beroperasi sebagai dioda, yang hanya
memberikan aliran ke satu arah saja. Katoda heater digunakan untuk menaikkan
temperature dari katoda filamen mengizinkan terjadinya emisi thermionik dari
elektron ke dalam tube yang terevaluasi. Elemen lain selain tube adalah “plate”
atau “anoda”. Jika anoda bermuatan positif berhubungan dengan katoda, elektron
yang terpancar akan menariknya.dan arus akan mengalir. Ini menunjukkan bahwa
karakteristik dari anoda sebagai arus yang mengalir dengan arah yang berlawanan
adalah tidak mungkin (anoda tidak dipanasi,mencegah emisi thermionik). Vacuum
tube yang lebih kompleks beroperasi sebagai trioda (the predecessor to the
modern transistor).
Heater menambahkan energi panas ke aliran fluida yang melewatinya. Hal ini
bisa menyebabkan fluida berubah fase. Heater bisa diartikan boiler, superheater,
reheater, ruang pembakaran, atau suatu reaktor nuklir.
Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan
konveksi pada permukaan pipa pipanya. Dengan cara radiasi, pada Heater
kapasitas rendah dapat menyerap panas 5.000.000 BTU/jam. Dengan pemakaian
pemanas udara (air preheater) biasanya memperoleh effisiensi lebih tinggi, karena
udara yang diperlukan untuk pembakaran mempunyai suhu lebih tinggi. Dalam
proses pembakaran, oksigen akan bereaksi dengan hidrogen dan karbon, yang
berbentuk molekul hidrokarbon. Produksi pembakaran ini dibuang melalui
cerobong (stack) setelah panas yang dihasilkan dimanfaatkan. Pada pembakaran
sempurna, hidrogen dan oksigen akan terbakar membentuk senyawa air (H2O),
sedangkan karbon dengan oksigen akan terbakar membentuk karbon dioksida
(CO2). Nitrogen tidak terbakar pada proses ini dan keluar melalui stack bersama
sama H2O dan CO2 tadi. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna,
umumnya proses pembakaran menggunakan kelebihan udara (excess air),
maksudnya agar semua hidrokarbon dapat terbakar. Kelebihan udara ini biasanya
berkisar antara 15 – 25% atau sama dengan 3 – 5% oksigen. Ketentuan ini harus

4
diperhatikan untuk mendapatkan effisiensi maksimum, sebab kelebihan udara dan
nitrogen akan menyerap sebagian panas yg dihasilkan. Panas flue gas keluar stack
harus dijaga pada temperatur tertentu untuk menghindari proses korosi.

2.3 Komponen Penyusun Heater


A. Cerobong/Stack
Berfungsi untuk menyalurkan gas hasil pembakaran ke atmosfer. Tinggi
cerobong ditentukan berdasarkan perhitungan draft diruang pembakaran,
keselamatan dan peraturan tentang polusi udara. Bahan yang dipakai biasanya
terbuat dari pelat baja karbon yang dibagian dalamnya dilapisi insulation
refractory (Fire Brick atau castable).
B. Soot Blower
Fungsinya untuk menghilangkan atau meniup jelaga atau senyawa logam
teroksidasi lainnya yang menempel dipermukaan tube diruang konveksi.
Dengan cara ini diharapkan jelaga terbuang melalui stack bersama dengan gas
buang, permukaan luar tube selalu bersih sehingga heat transfernya sempurna.
C. Dinding Heater dan Insulation
Umumnya dinding heater dibuat berlapis lapis, lapis terluar adalah pelat
baja, lapis bagian dalam berupa refractory yang merupakan insulation, tahan
panas maupun tahan api. Lapisan refractory bisa terbuat dari Fire Brick atau
castable. Dan dilekatkan kedinding dengan anchor.
D. Tubes
Rangkaian tube merupakan bagian yang paling penting dan paling mahal
dari suatu heater. Umumnya terdiri atas deretan tubes yang dihubungkan
secara seri satu sama lain dengan sambungan U.
Minyak yang dipanaskan mengalir didalam tubes, masuk ke heater
melalui seksi konveksi, dan terus menuju ruang pembakaran pada seksi
radiasi, kemudian keluar. Heater yang beroperasi pada temperatur tinggi
dengan memanaskan minyak berat, mudah terbentuk cokes dibagian dalam
tubes
Pada periode tertentu cokes ini harus dibersihkan, bila tidak akan
menghambat heat transfer dan bisa mengakibatkan overheating, bulging dan

5
bahkan tube split. Cleaning bisa dengan cara SAD atau bila konstruksinya
memakai “Plug type header” dengan cara mechanical (turbine cleaning).
E. Burner
Fungsi burner untuk melaksanakan pembakaran bahan bakar yang
berfase gas dengan udara, yang keduanya harus bercampur dengan baik
(homogeen) pada jumlah tertentu; sehingga reaksi pembakaran terjadi dengan
baik. Bila bahan bakar berbentuk cair, maka terlebih dulu harus dikabutkan
dan dipanaskan sehingga dapat terjadi kontak permukaan maksimal dengan
udara dan mudah terbakar.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih burner:
- Kemampuan menangani semua macam grade fuel (liquid)
- Keamanan penyalaan dan kemudahan perawatan.
- Kemudahan dan kesinambungan pengaturan laju pengapian diantara laju
minimum dan maksimum (turndown ratio)
- Pattern nyala api untuk semua bahan bakar dan laju pengapian dapat
diperkirakan dengan baik.

Sesuai dengan bahan bakarnya, ada 3 jenis burner, yaitu : Burner untuk
bahan bakar gas, burner untuk bahan bakar minyak dan untuk kombinasi
(dual system).
F. Peep Hole (Lubang Pengintai)
Terdapat pada dinding ruang pembakaran untuk mengamati keadaan
diruang pembakaran, seperti : nyala api, warna pipa pemanas, dan warna batu
tahan api. Peep hole dilengkapi dengan penutup dari baja, dan harus selalu
tertutup setelah digunakan. Jumlah peep hole tergantung dari ukuran dan tipe
heaternya, yang penting semua titik bisa diamati dari peep hole ini.
G. Explosion Doors
Terletak pada dinding heater; fungsinya adalah apabila terjadi tekanan
tinggi diruang pembakaran (akibat dari pembakaran yang tidak normal),
jendela ini akan membuka dengan sendirinya oleh tekanan tersebut.

6
H. Koneksi Steam
Heater dilengkapi dengan koneksi steam hampir pada seluruh bagian
bagiannya yang berfungsi untuk keselamatan. Steam untuk mencegah
terjadinya kebakaran bila terjadi kebocoran di header box atau mematikan api
bila sudah terjadi kebocoran ditempat tersebut. Snffing steam, yaitu koneksi
steam diruang pembakaran untuk purging sebelum memulai start-up.
Maksudnya untuk menghilangkan gas agar tak terjadi explode saat penyalaan
api pertama kali.

2.4 Jenis-Jenis Heater


Jenis Heater Berdasarkan Fungsinya:
A. Heater untuk memanaskan dan/atau menguapkan charge (misalnya heater
untuk distillation charge atau reboiler)
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran zat berdasarkan
perbedaan titik didih. Proses pemisahan berdasarkan titik didih ini
memerlukan panas untuk menguapkan salahsatu komponen dari campuran
senyawa yang akan dipisahkan. Reboiler merupakan upaya untuk
memanaskan kembali uap yang telah terkondensasi menjadi cairan agar
kembali menguap dan berubahfase menjadi gas. Untuk menguapkan kembali
gas yang telah terkondensasi tersebut, diperlukan alat pemanas untuk
meningkatkan temperature dari gas yang terkondensasi seingga kembali
menguap .

B. Heater untuk memberikan panas reaksi pada feed reactor


Heater jenis ini digunakan untuk pemanasan pada bahan baku dari
sebuah reactor yang akan diolah. Terkadang sebuah reactor memiliki
temperature yang tinggi karena reaksi dari feed hanya dapat berlangsung pada
temperature yang tinggi, sehingga feed perlu dipanaskan sebelum masuk
reactor.
C. Heater untuk memanaskan material yang akan diubah bentuk fisiknya.
Heater jenis ini digunakan untuk memanaskan material dengan tujuan
untuk mengubah bentuk fisik dari material tersebut. Seperti untuk penguapan
air pada evaporator.

7
Jenis Heater Berdasarkan Bentuknya:
A. Vertical Heater
Terdiri dari cylindrical vertical steel box yang ditempatkan diatas
pondasi. Bagian dalam dibuat tahan api dengan concrete, bagian luarnya
dibuat setinggi 7 ft dari lantai, untuk memberikan ruang bekerja bagi
operator. Bagian dalam cylindrical steel box dilapisi refractories. Pada Fire
Box terdapat Radiant tube yang satu dengan lainnya disambungkan dengan
o
180 short return bend pada bagian atas dan bawah tube, deretan tube
disupport dengan high alloy tube support. Burner dan castable muffle blocks
terletak pada lantai heater. Snuffing atau purge steam heater terpasang
dibagian bawah heater. Saluran outlet pipa proses ke luar melalui bottom
heater dan inlet dari atap heater. Roof juga berfungsi sebagai support seksi
konveksi yang biasanya dalam bentuk horizontal tube. Daerah konveksi dan
stack juga diinsulasi dengan concrete. (Lihat gambar 5, 6 dan 7) Pada stack
dipasang stack damper, termokople, sambungan pengambilan contoh flue gas
dan draft gauge connection yg gunanya utk mengukur tekanan didalam stack.

8
Tekanan didalam stack harus negatif, agar supaya Flue gas dapat keluar
dengan baik. Vertical Heater banyak digunakan karena ukurannya memang
tidak terlalu besar. Dapat berupa single pass, dimana aliran fluida masuk dari
satu inlet, mengalir melalui fire box, turun naik pada vertical tube dan keluar
melalui bottom. Dapat juga berupa multi pass dengan beberapa inlet masuk
ke seksi konveksi dan cross over ke seksi radiant dengan beberapa outlet ke
bottom. Aliran proses masuk dari bagian atas heater dari seksi konveksi dan
dipanasi mula mula oleh flue gas sebelum keluar melalui stack, kemudian
dialirkan keseksi radiasi dan dipanasi sesuai dengan temperatur yang
diperlukan oleh proses kemudian keluar meninggalkan heater. Bentuk bahan
bakar yang digunakan dapat berupa gas maupun liquid. Convection section
digunakan untuk memanfaatkan panas flue gas sebelum dibuang keluar
melalui stack. Baris pertama deretan tube diseksi konveksi disebut juga shock
tube, karena tubes ini langsung kena panas nyala api burner; bentuk tube nya
dapat berupa extended tube, yaitu studded tube atau finned tube, tergantung
dari jenis bahan bakar yang digunakan.
Umumnya tube ini tersusun secara horizontal dan disupport oleh tube
sheet pada masing masing ujung tube, sekeliling tube dibungkus oleh header
box. Temperatur dari Convection section pada umumnya dibatasi tidak lebih

9
dari 1450 oF atau 787 oC Temperatur stack dioperasikan diatas 260 oC agar
tidak terbentuk kondensat, karena bila flue gas mengandung sulfur dan terjadi
kondensat maka sifatnya akan korosip. Bila dilihat dari atas, potongan radiant
section pada gambar, terlihat short radius bend, sambungan antara tube satu
dengan lainnya. Inlet tube proses line langsung masuk atau melalui seksi
konveksi dulu baru keseksi radiasi dan keluarb dari bagian bottom heater.
Dapat dilihat arah aliran yang turun naik dari satu tube ke tube yang lainnya
sampai keluar dari bottom heater. Dapat juga dilihat access door, bentuk
simetris burner dan juga lokasi dari peep hole.

B. Box Type Heater

Lihat gambar di atas Bentuknya berupa box, sering juga disebut tipe
Kabin, umumnya digunakan untuk Crude Distilation Unit dan Vaccuum Unit.
Tube pada daerah seksi radiasi tersusun horisontal sepanjang vertikal wall,
burner terletak pada kedua sisi heater. Kadang kadang ditengah fire box juga
terdapat center wall yang terbuat dari fire brick. Pada heater jenis ini sangat
kecil kemugkinannya terjadi jilatan api (flame impingement) Tube tube yang
horisontal disupport dibagian bawahnya dan sewaktu tube berekspansi, akan
ber-gerak diatas support ini. Tube support akan menerima panas yang sangat
tinggi, karena itu dibuat lah dari material yang tahan temperatur tinggi yaitu
High Chrome content alloy dengan 25% Cr.

10
C. Visbreaker Charge Heater
Merupakan Box type, hanya saja burnernya terletak pada lantai heater.
Biasanya terdiri dari satu pass.; tapi ada juga yang terdiri dari beberapa pass.
Lihat gambar 10 & 11. Seksi radiasi terdiri dari Hip section dan Wall Tube
section. Shock tube ditempatkan dekat dengan breeching stack dan biasanya
heater ini tidak mempunyai seksi konveksi. Heater ini dilengkapi juga dengan
snuffing steam, stack damper, draft gauge, temperatur indikator dan
thermocouple. Karena burner berada dibawah heater maka lantai heater
didesain setinggi lebih kurang 7 feet dari lantai dasar. Visbreaker biasanya
dioperasikan untuk temperatur tinggi dan digunakan untuk thermally crack
heavy oil, biasanya temperatur operasi sekitar 930 oF.

D. High Pressure Box Heater


Digunakan sebagai Reformer charge heater dan Hydrocracking unit
Reactor Charge Heater, beroperasi pada tekanan dan temperatur tinggi yaitu
2200 psig dan 700 oF. Tube tergantung pada atap heater, vertikal ke lantai.
Burner terletak dilantai heater, yang besar ditengah dan yang kecil dipinggir.
Heater jenis ini, insulating refractoriesnya menggunakan high duty fire brick.

2.5 Jenis Bahan Bakar yang Digunakan untuk Heater


A. Bahan Bakar Cair
Biasanya adalah jenis minyak berat (heavy oil) yang didapatkan dari
produk refinery itu sendiri. Oleh karena berupa minyak berat, maka sangat
kental sehingga sebelum proses pembakaran dilakukan bahan bakar cair tsb.
Perlu dipanasi dan diatomisasi terlebih dahulu agar dapat bercampur secara
baik dengan oksigen dan terbakar sempurna. Untuk atomizing bahan bakar
cair ini biasanya digunakan steam.
Semburan steam dan panas dari steam akan mengkabutkan bahan bakar
cair yang kental tsb. Dan dengan mudah akan bercampur oksigen dari udara
dan dibakar oleh api dari pilot. Kejelekan bahan bakar cair yaitu bila tidak
terbakar dengan sempurna, sisanya akan melekat pada dinding, lantai dan
tube dalam bentuk jelaga, akan menghambat proses heat transfer.

11
B. Bahan Bakar Gas
Berasal dari produk refinery atau dapat juga dari gas alam. BBG pada
umumnya dengan mudah dapat bercampur dengan udara sehingga mudah
terbakar dengan sempurna. Selain itu BBG mempunyai density dan BTU
yang tetap sehingga dapat memberikan panas yg tetap pada media proses.
BBG yg cukup baik adalah LPG, campuran butana dengan propana, tetapi
relatip mahal.
BBG umumnya tidak menimbulkan nyala terang, sedangkan bahan bakar
cair yg terbakar menimbulkan nyala beberapa tingkat lebih terang; tergantung
desain dari burner yang berfungsi memperbaiki atomisasi dan pencampuran
udara yg digunakan. Serbuk batu bara yg dibakar dapat menghasilkan tingkat
nyala api yg lebih terang.
Perbedaaan sifat pada bentuk nyala api atau panas yg dihasilkan dari
pembakaran yg konvensional dari beberapa macam bahan bakar membedakan
beberapa macam bahan bakar minyak, gas atau batu bara. Pemanasan dari
pembakaran gas yg tidak menimbulkan nyala api yg terang menghasilkan
panas yg merata atau tidak banyak menimbulkan variasi temperatur didalam
heater.
Tidak ada nyala api yang terang meradiasi kearah pipa pipa dan dinding
refractory, satu satunya sumber panasnya adalah dari produk combustion
sendiri yang diperkirakan menghasilkan temperatur yg merata. Panas yg
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar, dipindahkan dengan 3 cara, yaitu:
- Radiation
- Convection
- Conduction.

Radiasi:
Adalah perpindahan panas cahaya api . Bila tube menerima panas dari
nyala api burner, maka panas tsb dinyatakan ditransfer dengan radiasi dan
tubenya disebut radiation tube. Panas yang ditransfer didalam fire box
radiation section adalah sebesar 60% - 70%.

12
Konveksi:
Panas yang ditransfer secara konveksi didapatkan dari panas yang
dikandung oleh flue gas, yang dialirkan dari fire box sebelum keluar dari
stack. Persinggungan antara flue gas dan dinding tube akan menyebabkan
terjadinya perpindahan panas. Tube yang menerima panas secara konveksi ini
disebut convection tube.
Konduksi:
Perpindahan panas secara konduksi merupakan proses perpindahan panas
antara tube dengan aliran fluida yang ada didalamnya.

2.6 Contoh Soal

Dalam Waktu 3.9 Jam Heat Pump mampu memanaskan sebanyak 2000 Liter
yang akan mensuply untuk 96 tamu (Occupancy100%) dari air baku 26 – 55
Derajat. Dalam hal ini Penggunaan air panas dalam waktu yang bersamaan
adalah 32 Orang, Ketika air panas dikeluarkan maka akan ada air dingin yang
masuk ke dalam tangki, namun tidak langsung bercampur dengan air panas,
karena inlet air dingin berada dibawah sedangkan air panas berada diatas dan
air dingin yang masuk tadi langsung mengalami pemanasan ke unit Heat
Pump. Sehingga Air Panas Selalu Terjaga.

13
COMPARATIVE STUDY Penggunaan Masing-Masing Energy

14
COMPARATIVE STUDY Perhitungan Biaya Operational

15
COMPARATIVE STUDY Grafik Operational Cost Per Tahun

16
Dari Grafik tersebut dapat dilihat perbedaan biaya operational yang cukup
signifikan terhadap penggunaan beberapa energi alternatif, diantaranya Unit Heat
Pump yang dalam hal ini memiliki operational cost paling rendah.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Heater merupakan salah satu jenis dari Heat Exchanger yang berfungsi
untuk memanaskan.
 Heater adalah objek yang dapat memancarkan panas atau dapat
menyebabkan benda lainnya mengalami kenaikan suhu dari suhu yang
rendah untuk mencapai suhu yang lebih tinggi.
 Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan
konveksi pada permukaan pipa pipanya.
 Komponen penyusun heater terdiri dari Cerobong/Stack, Soot Blower,
Dinding Heater dan Insulation, Tubes, Burner, Peep Hole (Lubang
Pengintai), Explosion Doors, dan Koneksi Steam.
 Jenis heater dapat dibagi berdasarkan fungsi dan bentuknya.

3.2 Saran
Sebaiknya dilakukan penambahan materi mengenai Gasifikasi agar lebih
lengkap dan mudah untuk dipahami.

18
DAFTAR PUSTAKA

 http://wegedengineer.blogspot.co.id/search?q=heater
 https://www.scribd.com/document/239615817/HEATER
 https://id.scribd.com/doc/212672121/Perbedaan-Heater-Dan-Heat-Exchanger
 https://id.scribd.com/doc/139115205/Heater
 http://foxtankcompany.com/emulsion-heater-treaters-vertical-heater-treater-
schematic/
 http://www.area4.info/Area4%20Informations/HEATER-4.htm

19

Anda mungkin juga menyukai