Makalah Heater
Makalah Heater
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian dari Heater.
2. Dapat mengetahui prinsip kerja dari Heater.
3. Dapat mengetahui komponen-komponen penyusun heater.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis heater.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Katoda heater adalah coil atau filamen digunakan untuk memanaskan katoda
di vacuum tube atau cathode ray tube. sebelum transistor dan di sekelilingnya
yang terintegrasi dihubungkan, peralatan elektronik menggunakan vacumm tube
untuk menghidupkan elemen-elemennya.
Tipe sederhana dari vacuum tube beroperasi sebagai dioda, yang hanya
memberikan aliran ke satu arah saja. Katoda heater digunakan untuk menaikkan
temperature dari katoda filamen mengizinkan terjadinya emisi thermionik dari
elektron ke dalam tube yang terevaluasi. Elemen lain selain tube adalah “plate”
atau “anoda”. Jika anoda bermuatan positif berhubungan dengan katoda, elektron
yang terpancar akan menariknya.dan arus akan mengalir. Ini menunjukkan bahwa
karakteristik dari anoda sebagai arus yang mengalir dengan arah yang berlawanan
adalah tidak mungkin (anoda tidak dipanasi,mencegah emisi thermionik). Vacuum
tube yang lebih kompleks beroperasi sebagai trioda (the predecessor to the
modern transistor).
Heater menambahkan energi panas ke aliran fluida yang melewatinya. Hal ini
bisa menyebabkan fluida berubah fase. Heater bisa diartikan boiler, superheater,
reheater, ruang pembakaran, atau suatu reaktor nuklir.
Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan
konveksi pada permukaan pipa pipanya. Dengan cara radiasi, pada Heater
kapasitas rendah dapat menyerap panas 5.000.000 BTU/jam. Dengan pemakaian
pemanas udara (air preheater) biasanya memperoleh effisiensi lebih tinggi, karena
udara yang diperlukan untuk pembakaran mempunyai suhu lebih tinggi. Dalam
proses pembakaran, oksigen akan bereaksi dengan hidrogen dan karbon, yang
berbentuk molekul hidrokarbon. Produksi pembakaran ini dibuang melalui
cerobong (stack) setelah panas yang dihasilkan dimanfaatkan. Pada pembakaran
sempurna, hidrogen dan oksigen akan terbakar membentuk senyawa air (H2O),
sedangkan karbon dengan oksigen akan terbakar membentuk karbon dioksida
(CO2). Nitrogen tidak terbakar pada proses ini dan keluar melalui stack bersama
sama H2O dan CO2 tadi. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna,
umumnya proses pembakaran menggunakan kelebihan udara (excess air),
maksudnya agar semua hidrokarbon dapat terbakar. Kelebihan udara ini biasanya
berkisar antara 15 – 25% atau sama dengan 3 – 5% oksigen. Ketentuan ini harus
4
diperhatikan untuk mendapatkan effisiensi maksimum, sebab kelebihan udara dan
nitrogen akan menyerap sebagian panas yg dihasilkan. Panas flue gas keluar stack
harus dijaga pada temperatur tertentu untuk menghindari proses korosi.
5
bahkan tube split. Cleaning bisa dengan cara SAD atau bila konstruksinya
memakai “Plug type header” dengan cara mechanical (turbine cleaning).
E. Burner
Fungsi burner untuk melaksanakan pembakaran bahan bakar yang
berfase gas dengan udara, yang keduanya harus bercampur dengan baik
(homogeen) pada jumlah tertentu; sehingga reaksi pembakaran terjadi dengan
baik. Bila bahan bakar berbentuk cair, maka terlebih dulu harus dikabutkan
dan dipanaskan sehingga dapat terjadi kontak permukaan maksimal dengan
udara dan mudah terbakar.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih burner:
- Kemampuan menangani semua macam grade fuel (liquid)
- Keamanan penyalaan dan kemudahan perawatan.
- Kemudahan dan kesinambungan pengaturan laju pengapian diantara laju
minimum dan maksimum (turndown ratio)
- Pattern nyala api untuk semua bahan bakar dan laju pengapian dapat
diperkirakan dengan baik.
Sesuai dengan bahan bakarnya, ada 3 jenis burner, yaitu : Burner untuk
bahan bakar gas, burner untuk bahan bakar minyak dan untuk kombinasi
(dual system).
F. Peep Hole (Lubang Pengintai)
Terdapat pada dinding ruang pembakaran untuk mengamati keadaan
diruang pembakaran, seperti : nyala api, warna pipa pemanas, dan warna batu
tahan api. Peep hole dilengkapi dengan penutup dari baja, dan harus selalu
tertutup setelah digunakan. Jumlah peep hole tergantung dari ukuran dan tipe
heaternya, yang penting semua titik bisa diamati dari peep hole ini.
G. Explosion Doors
Terletak pada dinding heater; fungsinya adalah apabila terjadi tekanan
tinggi diruang pembakaran (akibat dari pembakaran yang tidak normal),
jendela ini akan membuka dengan sendirinya oleh tekanan tersebut.
6
H. Koneksi Steam
Heater dilengkapi dengan koneksi steam hampir pada seluruh bagian
bagiannya yang berfungsi untuk keselamatan. Steam untuk mencegah
terjadinya kebakaran bila terjadi kebocoran di header box atau mematikan api
bila sudah terjadi kebocoran ditempat tersebut. Snffing steam, yaitu koneksi
steam diruang pembakaran untuk purging sebelum memulai start-up.
Maksudnya untuk menghilangkan gas agar tak terjadi explode saat penyalaan
api pertama kali.
7
Jenis Heater Berdasarkan Bentuknya:
A. Vertical Heater
Terdiri dari cylindrical vertical steel box yang ditempatkan diatas
pondasi. Bagian dalam dibuat tahan api dengan concrete, bagian luarnya
dibuat setinggi 7 ft dari lantai, untuk memberikan ruang bekerja bagi
operator. Bagian dalam cylindrical steel box dilapisi refractories. Pada Fire
Box terdapat Radiant tube yang satu dengan lainnya disambungkan dengan
o
180 short return bend pada bagian atas dan bawah tube, deretan tube
disupport dengan high alloy tube support. Burner dan castable muffle blocks
terletak pada lantai heater. Snuffing atau purge steam heater terpasang
dibagian bawah heater. Saluran outlet pipa proses ke luar melalui bottom
heater dan inlet dari atap heater. Roof juga berfungsi sebagai support seksi
konveksi yang biasanya dalam bentuk horizontal tube. Daerah konveksi dan
stack juga diinsulasi dengan concrete. (Lihat gambar 5, 6 dan 7) Pada stack
dipasang stack damper, termokople, sambungan pengambilan contoh flue gas
dan draft gauge connection yg gunanya utk mengukur tekanan didalam stack.
8
Tekanan didalam stack harus negatif, agar supaya Flue gas dapat keluar
dengan baik. Vertical Heater banyak digunakan karena ukurannya memang
tidak terlalu besar. Dapat berupa single pass, dimana aliran fluida masuk dari
satu inlet, mengalir melalui fire box, turun naik pada vertical tube dan keluar
melalui bottom. Dapat juga berupa multi pass dengan beberapa inlet masuk
ke seksi konveksi dan cross over ke seksi radiant dengan beberapa outlet ke
bottom. Aliran proses masuk dari bagian atas heater dari seksi konveksi dan
dipanasi mula mula oleh flue gas sebelum keluar melalui stack, kemudian
dialirkan keseksi radiasi dan dipanasi sesuai dengan temperatur yang
diperlukan oleh proses kemudian keluar meninggalkan heater. Bentuk bahan
bakar yang digunakan dapat berupa gas maupun liquid. Convection section
digunakan untuk memanfaatkan panas flue gas sebelum dibuang keluar
melalui stack. Baris pertama deretan tube diseksi konveksi disebut juga shock
tube, karena tubes ini langsung kena panas nyala api burner; bentuk tube nya
dapat berupa extended tube, yaitu studded tube atau finned tube, tergantung
dari jenis bahan bakar yang digunakan.
Umumnya tube ini tersusun secara horizontal dan disupport oleh tube
sheet pada masing masing ujung tube, sekeliling tube dibungkus oleh header
box. Temperatur dari Convection section pada umumnya dibatasi tidak lebih
9
dari 1450 oF atau 787 oC Temperatur stack dioperasikan diatas 260 oC agar
tidak terbentuk kondensat, karena bila flue gas mengandung sulfur dan terjadi
kondensat maka sifatnya akan korosip. Bila dilihat dari atas, potongan radiant
section pada gambar, terlihat short radius bend, sambungan antara tube satu
dengan lainnya. Inlet tube proses line langsung masuk atau melalui seksi
konveksi dulu baru keseksi radiasi dan keluarb dari bagian bottom heater.
Dapat dilihat arah aliran yang turun naik dari satu tube ke tube yang lainnya
sampai keluar dari bottom heater. Dapat juga dilihat access door, bentuk
simetris burner dan juga lokasi dari peep hole.
Lihat gambar di atas Bentuknya berupa box, sering juga disebut tipe
Kabin, umumnya digunakan untuk Crude Distilation Unit dan Vaccuum Unit.
Tube pada daerah seksi radiasi tersusun horisontal sepanjang vertikal wall,
burner terletak pada kedua sisi heater. Kadang kadang ditengah fire box juga
terdapat center wall yang terbuat dari fire brick. Pada heater jenis ini sangat
kecil kemugkinannya terjadi jilatan api (flame impingement) Tube tube yang
horisontal disupport dibagian bawahnya dan sewaktu tube berekspansi, akan
ber-gerak diatas support ini. Tube support akan menerima panas yang sangat
tinggi, karena itu dibuat lah dari material yang tahan temperatur tinggi yaitu
High Chrome content alloy dengan 25% Cr.
10
C. Visbreaker Charge Heater
Merupakan Box type, hanya saja burnernya terletak pada lantai heater.
Biasanya terdiri dari satu pass.; tapi ada juga yang terdiri dari beberapa pass.
Lihat gambar 10 & 11. Seksi radiasi terdiri dari Hip section dan Wall Tube
section. Shock tube ditempatkan dekat dengan breeching stack dan biasanya
heater ini tidak mempunyai seksi konveksi. Heater ini dilengkapi juga dengan
snuffing steam, stack damper, draft gauge, temperatur indikator dan
thermocouple. Karena burner berada dibawah heater maka lantai heater
didesain setinggi lebih kurang 7 feet dari lantai dasar. Visbreaker biasanya
dioperasikan untuk temperatur tinggi dan digunakan untuk thermally crack
heavy oil, biasanya temperatur operasi sekitar 930 oF.
11
B. Bahan Bakar Gas
Berasal dari produk refinery atau dapat juga dari gas alam. BBG pada
umumnya dengan mudah dapat bercampur dengan udara sehingga mudah
terbakar dengan sempurna. Selain itu BBG mempunyai density dan BTU
yang tetap sehingga dapat memberikan panas yg tetap pada media proses.
BBG yg cukup baik adalah LPG, campuran butana dengan propana, tetapi
relatip mahal.
BBG umumnya tidak menimbulkan nyala terang, sedangkan bahan bakar
cair yg terbakar menimbulkan nyala beberapa tingkat lebih terang; tergantung
desain dari burner yang berfungsi memperbaiki atomisasi dan pencampuran
udara yg digunakan. Serbuk batu bara yg dibakar dapat menghasilkan tingkat
nyala api yg lebih terang.
Perbedaaan sifat pada bentuk nyala api atau panas yg dihasilkan dari
pembakaran yg konvensional dari beberapa macam bahan bakar membedakan
beberapa macam bahan bakar minyak, gas atau batu bara. Pemanasan dari
pembakaran gas yg tidak menimbulkan nyala api yg terang menghasilkan
panas yg merata atau tidak banyak menimbulkan variasi temperatur didalam
heater.
Tidak ada nyala api yang terang meradiasi kearah pipa pipa dan dinding
refractory, satu satunya sumber panasnya adalah dari produk combustion
sendiri yang diperkirakan menghasilkan temperatur yg merata. Panas yg
dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar, dipindahkan dengan 3 cara, yaitu:
- Radiation
- Convection
- Conduction.
Radiasi:
Adalah perpindahan panas cahaya api . Bila tube menerima panas dari
nyala api burner, maka panas tsb dinyatakan ditransfer dengan radiasi dan
tubenya disebut radiation tube. Panas yang ditransfer didalam fire box
radiation section adalah sebesar 60% - 70%.
12
Konveksi:
Panas yang ditransfer secara konveksi didapatkan dari panas yang
dikandung oleh flue gas, yang dialirkan dari fire box sebelum keluar dari
stack. Persinggungan antara flue gas dan dinding tube akan menyebabkan
terjadinya perpindahan panas. Tube yang menerima panas secara konveksi ini
disebut convection tube.
Konduksi:
Perpindahan panas secara konduksi merupakan proses perpindahan panas
antara tube dengan aliran fluida yang ada didalamnya.
Dalam Waktu 3.9 Jam Heat Pump mampu memanaskan sebanyak 2000 Liter
yang akan mensuply untuk 96 tamu (Occupancy100%) dari air baku 26 – 55
Derajat. Dalam hal ini Penggunaan air panas dalam waktu yang bersamaan
adalah 32 Orang, Ketika air panas dikeluarkan maka akan ada air dingin yang
masuk ke dalam tangki, namun tidak langsung bercampur dengan air panas,
karena inlet air dingin berada dibawah sedangkan air panas berada diatas dan
air dingin yang masuk tadi langsung mengalami pemanasan ke unit Heat
Pump. Sehingga Air Panas Selalu Terjaga.
13
COMPARATIVE STUDY Penggunaan Masing-Masing Energy
14
COMPARATIVE STUDY Perhitungan Biaya Operational
15
COMPARATIVE STUDY Grafik Operational Cost Per Tahun
16
Dari Grafik tersebut dapat dilihat perbedaan biaya operational yang cukup
signifikan terhadap penggunaan beberapa energi alternatif, diantaranya Unit Heat
Pump yang dalam hal ini memiliki operational cost paling rendah.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Heater merupakan salah satu jenis dari Heat Exchanger yang berfungsi
untuk memanaskan.
Heater adalah objek yang dapat memancarkan panas atau dapat
menyebabkan benda lainnya mengalami kenaikan suhu dari suhu yang
rendah untuk mencapai suhu yang lebih tinggi.
Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan
konveksi pada permukaan pipa pipanya.
Komponen penyusun heater terdiri dari Cerobong/Stack, Soot Blower,
Dinding Heater dan Insulation, Tubes, Burner, Peep Hole (Lubang
Pengintai), Explosion Doors, dan Koneksi Steam.
Jenis heater dapat dibagi berdasarkan fungsi dan bentuknya.
3.2 Saran
Sebaiknya dilakukan penambahan materi mengenai Gasifikasi agar lebih
lengkap dan mudah untuk dipahami.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://wegedengineer.blogspot.co.id/search?q=heater
https://www.scribd.com/document/239615817/HEATER
https://id.scribd.com/doc/212672121/Perbedaan-Heater-Dan-Heat-Exchanger
https://id.scribd.com/doc/139115205/Heater
http://foxtankcompany.com/emulsion-heater-treaters-vertical-heater-treater-
schematic/
http://www.area4.info/Area4%20Informations/HEATER-4.htm
19