Cara sitasi: Pratama RI, Rostini I, Rochima E. 2018. Profil asam amino, asam lemak dan komponen volatil
ikan gurame segar (Osphronemus gouramy) dan kukus. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 21(2):
218-231.
Abstrak
Komponen volatil merupakan kelompok senyawa-senyawa volatil yang berpengaruh terhadap
karakteristik flavor komoditas dan penerimaannya secara keseluruhan oleh konsumen karena pengaruhnya
terhadap karakteristik aroma. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi komposisi senyawa-
senyawa volatil, profil asam amino dan asam lemak salah satu jenis ikan budidaya air tawar khas Jawa
Barat yaitu ikan gurame dalam kondisi segar dan kukus. Metode ekstraksi sampel Solid Phase Micro
Extraction dilakukan dengan suhu ekstraksi 40oC untuk sampel segar dan 80oC untuk sampel kukus selama
45 menit kemudian senyawa volatil dideteksi dan diidentifikasi menggunakan Gas Chromatography/Mass
Spectrometry. Analisis pendukung lain yang dilakukan ialah analisis profil asam amino dan profil asam
lemak menggunakan High Performance Liquid Chromatography. Senyawa volatil pada sampel ikan gurame
segar yang terdeteksi ialah 17 senyawa sedangkan pada hasil pengukusannya sebanyak 38 senyawa. Asam
amino yang terkandung lebih tinggi untuk sampel ikan gurame segar dan kukus ialah asam glutamat
(3,12%, 4,09%). Hasil analisis profil asam lemak menunjukkan bahwa sampel ikan gurame segar dan kukus
mengandung asam palmitat (21,87%, 21,93%), asam oleat (27,04%, 27,41%), asam linoleat (14,88%, 13,43%)
yang terukur lebih tinggi dibandingkan asam lemak lainnya. Golongan senyawa volatil yang terdeteksi pada
kedua sampel sebagian besar berasal dari gugus hidrokarbon, aldehid, keton dan alkohol. Kebanyakan dari
senyawa-senyawa ini diketahui berasal dari hasil reaksi enzimatis, oksidasi lemak dan berbagai pengaruh
lingkungan.
Kata kunci: flavor, identifikasi, ikan air tawar, pengolahan, senyawa volatil
Abstract
Volatile components are groups of compounds affecting overall product’s flavor and consumers
acceptance due to their effect on the aroma characteristic. The objective of this research was to identify volatile
component composition, amino acids and fatty acids profile of gourami (Osphronemus gouramy) in fresh
and steamed condition. Solid Phase Micro Extraction method was carried out to extract the components
on 40oC extraction temperature for fresh samples and 80oC for the steamed one for 45 minutes. The volatile
compounds were detected and identified using Gas Chromatography/Mass Spectrometry. Amino acids
and fatty acids profiles were also analyzed using High Performance Liquid Chromatography. Seventeen
volatile components were detected from the fresh gourami sample, whereas as much as 38 compounds
were detected from the steamed samples. Glutamic acid was found to be the highest amino acid component
in the fresh and steamed gourami amounted of 3.12% and 4.09% of the total protein, respectively. The
fatty acid profile analysis results showed that the fresh and the steamed gourami contained palmitic acid
(21.87%, 21.93%, respectively), oleic acid (27.04%, 27.41%, respectively), and linoleic acid (14.88%, 13.43%,
respectively)which were considered higher as compared to the other fatty acids. Most of the volatile groups
detected in both samples were belong to hydrocarbon, aldehyde, ketone, and alcohol groups. Furthermore,
most of these compounds were derived from enzymatic reaction, lipid oxidation and various environmental
impacts.
perubahan pada komponen volatil dan identifikasi senyawa volatil pada berbagai
komposisi kimianya jika dibandingkan dengan komoditas perikanan seperti ikan sea bream,
ikan gurame yang masih dalam keadaan segar. black bream, rainbow trout, carp, pond smelt,
Senyawa-senyawa flavor non-volatil loach, silver carp dan cumi-cumi (Morita
memberikan pengaruh pada karakteristik et al. 2003; Guillen dan Errecalde 2002;
rasa suatu produk dan biasanya berasal dari Alasalvar et al. 2005; Liu et al. 2009; Deng
senyawa-senyawa dari golongan asam amino et al. 2014). Pengidentifikasian senyawa volatil
bebas, peptida, dan nukleotida (Chen dan komoditas perikanan di Indonesia masih
Zang 2006; Pratama 2011; Pratama et al. 2013). belum banyak diteliti, beberapa di antaranya
Setiap komoditas secara umum memiliki yang telah dilakukan ialah pengidentifikasian
komposisi senyawa flavor yang berbeda. Ikan senyawa volatil pada ikan mas dan perubahan
gurame merupakan sumber protein hewani komposisinya pada kondisi segar dan kukus
yang baik dan seringkali dikonsumsi oleh (Pratama et al. 2013), identifikasi komponen
masyarakat luas. Analisis mengenai profil volatil udang vaname (Pratama et al. 2017),
asam amino dapat memberikan informasi identifikasi komponen volatil ikan patin dan
penting mengenai komposisi asam amino tenggiri (Pratama et al. 2018), perubahan
esensial dan non esensial selain itu juga senyawa volatil pada terasi ikan teri (Majid
untuk menunjukkan komposisi asam amino et al. 2014) dan identifikasi senyawa volatil
secara keseluruhan yang dapat berpengaruh minyak ikan hoki (Irianto et al. 2014).
terhadap karakteristik rasa pada sampel yang Hasil penelitian mengenai komposisi
dianalisis (Pratama et al. 2017). Menurut komponen volatil ini bermanfaat dalam
Deng et al. (2014), asam amino dan peptida menyediakan informasi yang berkaitan
berperan secara langsung terhadap flavor dengan karakteristik aroma salah satu
produk-produk olahan hasil perairan. komoditas lokal hasil perairan di Jawa Barat
Ikan secara umum juga diketahui yang pada akhirnya dapat memengaruhi
memiliki kandungan asam lemak esensial karakteristik flavor komoditas secara
dan non esensial yang cukup tinggi dan umum. Data sejenis ini dapat digunakan
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia untuk berbagai penerapan di antaranya
dan dapat dilihat dari profil asam lemaknya. untuk menentukan tingkat kesegaran, mutu
Asam lemak tak jenuh jamak omega-3 seperti penyimpanan produk dan produksi ekstrak
asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam flavor. Hal ini menjadi penting karena riset
dokosaheksaenoat (DHA) telah diketahui dasar yang berkaitan dengan karakteristik
dapat menurunkan kolesterol darah dan flavor khususnya komponen volatil dari
menurunkan risiko beberapa penyakit komoditas perairan segar dan olahannya
(Peinado et al. 2016). Lemak dan asam lemak masih belum banyak dilakukan di Indonesia,
merupakan sumber dari senyawa-senyawa oleh karena itu identifikasi komposisi senyawa
volatil yang terbentuk dan dapat memengaruhi flavor volatil ikan gurame perlu untuk
aroma produk secara keseluruhan. Senyawa dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
volatil dari golongan aldehid, keton dan untuk mengidentifikasi komposisi senyawa-
alkohol telah diketahui berasal dari berbagai senyawa volatil ikan gurame segar dan
reaksi yang melibatkan asam lemak kukus serta komposisi kimia lainnya sebagai
(Peinado et al. 2016; Lazo et al. 2017). pendukung yaitu profil asam amino dan profil
Riset yang berkenaan dengan identifikasi asam lemak.
komposisi senyawa volatil dan perubahannya
di Indonesia sebagian besar dilakukan pada BAHAN DAN METODE
komoditas pertanian sebagai objek utamanya Bahan dan Alat
sedangkan untuk komoditas segar dan olahan Bahan utama yang digunakan ialah
hasil perikanan masih sulit untuk ditemukan. ikan gurame (rata-rata ukuran 400 g) yang
Hal sebaliknya terjadi di negara-negara lain berasal dari Waduk Cirata, Purwakarta,
misalnya Cina dan negara-negara Skandinavia Jawa Barat. Bahan lain yang digunakan
yang telah banyak melakukan riset mengenai ialah bahan-bahan kimia untuk analisis
Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada ekstraktif larut air yang menjadi unsur utama
penelitian mengenai analisis komposisi rasa dari makanan berbahan baku perikanan
senyawa volatil dan asam amino komoditas (Pratama 2011). Asam amino secara langsung
segar dan kukus dari ikan mas (Pratama et al. berperan bagi flavor dan rasa dan dapat
2013), udang vaname (Pratama et al. 2017), menjadi prekursor bagi komponen aromatik
ikan patin dan tenggiri (Pratama et al. 2018), (Ozden 2005).
sotong segar dan kering (Deng et al. 2014), Jumlah asam amino tertinggi pada
horse mackerel segar, rebus dan panggang sampel ikan gurame segar dan kukus ialah
(Oluwaniyi et al. 2010), ikan nila dan ikan asam glutamat (3,12% dan 4,09%). Jika
kembung segar, rebus dan goreng (Ismail dan kandungan asam glutamat yang terdapat pada
Ikram 2004), horse mackerel segar dan masak daging ikan rendah maka rasa daging ikan
(Erkan et al. 2010). akan berkurang kegurihannya (Suryaningrum
Perlakuan lamanya waktu dan metode et al. 2010). Masing-masing asam amino telah
pemanasan juga berperan pada perubahan diketahui berperan pada rasa dasar suatu
kandungan asam amino dari sampel ikan produk, terdapatnya glisina, alanina, valina,
(Oluwaniyi et al. 2010). Proses pemanasan leusina, tirosina dan fenilalanina dalam suatu
akan menurunkan kadar air dan dengan peptida akan memberikan rasa pahit. Asam
demikian kandungan asam amino yang secara glutamat berkontribusi pada rasa umami jika
signifikan lebih tinggi akan terukur (Lopes konsentrasi dalam produk makanan di atas
et al. 2015). Reaksi proteolitik yang terjadi ambang rasa (Wongso dan Yamanaka 1998;
selama proses pemanasan dapat menyebabkan Kawai et al. 2009; Zhao et al. 2016; Kato et al.
meningkatnya pembentukan asam amino 1989). Arginina diketahui pada konsentrasi
bebas (Toth dan Potthast 1984; Liu et al. 2009). di bawah ambang secara signifikan
Asam amino bebas ialah salah satu komponen meningkatkan rasa asin (Zhao et al. 2016)
dan memberikan rasa umami pada bulu babi kukus 21,93%) setelah asam oleat. Dua jenis
(Kawai et al. 2009), pada jumlah yang besar asam lemak tidak jenuh yang sangat penting
pada kepiting dan scallop dapat memperkaya bagi kondisi kesehatan manusia ialah asam
rasa manis dan memberikan flavor khas eikosapentaenoat atau lebih dikenal dengan
seafood (Wongso dan Yamanaka 1998). singkatan EPA dan asam dokosaheksaenoat
Glisina dan alanina merupakan komponen atau DHA. Keduanya juga terkandung pada
rasa aktif dan diketahui memberikan ikan gurame baik dalam keadaan segar dan
karakteristik manis pada berbagai makanan kukus. Ikan gurame segar dan kukus memiliki
hasil perairan (Wongso dan Yamanaka EPA sebesar 0,22% dan 0,17%, dan DHA
1998; Kawai et al. 2009). Valina, leusina dan sebesar 2,04% dan 1,62%.
histidina diketahui memberikan rasa pahit Ikan secara umum mengandung asam
tetapi tidak sepahit fenilalanina (Kato et al. lemak tak jenuh jamak yang baik terutama
1989). Kandungan arginina bebas yang tinggi ikan yang berasal dari laut. Asam lemak jenuh
pada krustasea dapat memperkaya rasa manis jamak yang dimaksud ialah very long chain
dan menghasilkan flavor seperti seafood. polyunsaturated fatty acids (VLC-PUFA)
Glisina, alanina, serina dan treonina memiliki yaitu eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5)
rasa manis, sementara arginina, leusina, dan docosahexaenoic acid (DHA, C22:6).
valina, metionina, fenilalanina, histidina dan Sintesis awalnya dilakukan oleh alga pada
isoleusina memberikan rasa pahit (Sriket et al. dasar rantai makanan, bahkan ikan, udang,
2007). Histidina juga diketahui memberikan kepiting yang memiliki kandungan lemak
rasa asam dan umami pada katsuobushi rendah pun mengandung asam lemak-asam
(Kubota et al. 2002). Asam amino yang lemak omega-3 ini sekalipun dalam jumlah
terkandung pada suatu produk berperan yang lebih rendah daripada ikan dengan
penting dalam rasa sebagian besar makanan kandungan lemak tinggi. Kandungan asam
hasil perairan (Kawai et al. 2009). Proses lemak suatu ikan cenderung mencerminkan
pemanasan akan menyebabkan perubahan konsumsi asupan ikan tersebut. DHA sangat
kimiawi pada residu asam amino, yang berhubungan dengan fungsi kognitif manusia
dapat menimbulkan perubahan pada struktur, sementara EPA dan stearidonic acid efektif
nilai cerna dan sifat fungsional dari protein. dalam mengatasi kondisi pembengkakan
Hal ini bergantung pada perlakuan panas tertentu (Lund 2013).
yang digunakan dan kondisi pengolahan Asam lemak EPA dan DHA sangat
(Deng et al. 2014). penting bagi manusia sebagai pencegah
penyakit jantung koroner. DHA merupakan
Profil Asam Lemak komponen utama dari otak, retina mata dan
Asam lemak merupakan senyawa nutrisi otot jantung. Oleh karena itu DHA merupakan
penting yang dapat memengaruhi kesehatan komponen yang penting bagi perkembangan
orang yang mengonsumsinya. Hal ini otak, mata dan juga kesehatan jantung. EPA
tentu saja bergantung pada berbagai faktor diketahui bermanfaat dalam penanganan
seperti sumber dan jenis asam lemak yang gangguan otak dan penanganan penyakit
dikonsumsi. Hasil analisis komposisi asam kanker. Ikan air tawar jika dibandingkan
lemak dari ikan gurame dalam keadaan segar dengan ikan laut mengandung asam lemak tak
dan kukus disajikan pada Tabel 2. jenuh jamak C18 yang tinggi dan kandungan
Berdasarkan Tabel 2 beberapa asam lemak asam lemak EPA dan DHA yang rendah. Ikan
memiliki kuantitas lebih tinggi daripada asam air tawar biasanya mengandung asam lemak
lemak lainnya. Asam oleat pada sampel ikan tak jenuh jamak n-6 yang tinggi terutama asam
segar dan kukus memiliki kuantitas yang linoeat dan arakidonat. Komposisi asam lemak
lebih tinggi dibandingkan dengan asam lemak masing-masing ikan dapat beragam jumlahnya
lainnya, yaitu secara berurutan sebesar 27,04% bergantung pada pakan, lokasi, jenis kelamin
dan 27,41%. Asam palmitat juga merupakan dan kondisi lingkungan (Ozogul et al. 2007).
salah satu asam lemak yang memiliki kuantitas Asam lemak yang terkandung dalam
tinggi pada ikan gurame (segar 21,87%, komoditas perikanan merupakan salah satu
sumber utama dari timbulnya senyawa- hidrokarbon dapat berasal dari proses
senyawa volatil yang berpengaruh terhadap pemisahan rantai karbon asam lemak dan
aroma suatu komoditas. Senyawa-senyawa oksidasi termal dari asam lemak tidak jenuh.
volatil yang termasuk ke dalam gugus Senyawa yang termasuk ke dalam gugus
aldehid dapat berasal dari ikatan ganda 2009). Kelompok senyawa aldehid yang
karbon asam lemak yang teroksidasi baik itu terdeteksi pada sampel dapat berasal dari
yang dimiliki oleh asam lemak jenuh maupun oksidasi ikatan ganda karbon dari asam lemak
tidak jenuh. Begitu juga dengan senyawa- baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh
senyawa volatil yang termasuk ke dalam (Linder dan Ackman 2002; Guillen et al. 2006;
golongan gugus alkohol dan keton memiliki Liu et al. 2009; Guillen dan Errecalde 2002;
sumber yang sama yaitu asam lemak jenuh Sakakibara et al. 1988; Cha et al. 1992). Senyawa
dan tidak jenuh (Sakakibara et al. 1988; volatil serupa dengan kelompok aldehid,
Chung et al. 2002; Linder dan Ackman 2002; sebagian besar berasal dari gugus alkohol dan
Liu et al. 2009; Guillen et al. 2006). keton yang terdeteksi pada sampel juga dapat
terbentuk sebagai hasil dari oksidasi lemak,
Komponen Flavor Volatil asam lemak dan degradasi asam amino yang
Analisis senyawa volatil menunjukkan terjadi selama pengolahan (Yajima et al. 1983;
bahwa ikan gurame kukus memiliki jumlah Sakakibara et al. 1990; Ho dan Chen 1994).
senyawa lebih tinggi dibandingkan senyawa Senyawa-senyawa volatil kelompok alkohol
yang teridentifikasi pada sampel ikan gurame juga dapat terbentuk oleh dekomposisi
segar dengan jenis yang beragam berasal sekunder dari hidroperoksida asam lemak
dari beberapa kelompok senyawa. Senyawa (Girard dan Durance 2000; Peinado et al. 2016).
volatil dari sampel ikan gurame segar berhasil Hampir seluruh reaksi yang dapat
diidentifikasi sebanyak 17 dan kukus sebanyak menimbulkan atau menghasilkan senyawa
38 senyawa volatil (Tabel 3). volatil akan melibatkan asam lemak jenuh
Senyawa-senyawa tersebut berasal dari dan tidak jenuh yang secara umum banyak
gugus atau kelompok senyawa utama yang terkandung pada komoditas perikanan
meliputi hidrokarbon (alifatik dan siklik), termasuk pada ikan gurame (Tabel 2).
aldehid, alkohol, keton, eter, ester dan golongan Perbedaan secara organoleptik yang terdapat
lainnya (furan dan beberapa senyawa yang antar spesies komoditas perikanan dapat
mengandung nitrogen). Sampel ikan gurame diperkirakan terjadi dan bergantung pada
segar memiliki jumlah senyawa golongan kandungan lemaknya karena sebagian
hidrokarbon (alifatik dan siklik) yang lebih besar senyawa volatil pada ikan berasal dari
tinggi (8 jenis senyawa) dibandingkan dengan penguraian oksidatif dari asam lemak tidak
keton (1 senyawa), alkohol (2 senyawa), ester jenuh (Lazo et al. 2017).
(2 senyawa), eter (1 senyawa) dan golongan Senyawa yang termasuk ke dalam
lainnya (3 senyawa). Senyawa dengan kelompok hidrokarbon, aldehid dan alkohol
proporsi tertinggi pada sampel segar ini ialah yang terdeteksi pada kedua sampel seperti
dari golongan hidrokarbon yaitu azulene limonene, hexadecane, toluene, nonanal,
(46,625%). Senyawa yang dominan pada ikan hexadecanal, pentanal, heptanal, 1-octen-3-
gurame kukus ialah golongan aldehid yang ol, 1-nonanol, dan 1-hexanol diketahui juga
memiliki jumlah senyawa yang lebih tinggi (15 terdeteksi pada ikan silver carp segar dan
jenis senyawa) dibandingkan dengan alkohol masak (Liu et al. 2009), ikan sea bream liar
(12 senyawa), hidrokarbon (6 senyawa), keton dan hasil budidaya (Alasalvar et al. 2005),
(4 senyawa), dan golongan senyawa lainnya ikan black bream segar (Guillen dan Errecalde
(1 senyawa). Senyawa yang memiliki proporsi 2002), ikan tenggiri dan ikan patin (Pratama
tertinggi dibandingkan senyawa lainnnya et al. 2018). Beberapa senyawa yang terdeteksi
pada sampel ikan kukus ialah dari golongan juga telah diketahui deskripsi aromanya,
aldehid yaitu pentanal (29,761%). seperti senyawa keton 2,3-pentanedione yang
Senyawa volatil yang berasal dari gugus terdeteksi pada sampel ikan gurame kukus
kelompok hidrokarbon dapat berasal dari diketahui juga terdeteksi pada ikan sardin
reaksi dekarboksilasi dan proses pemisahan segar, turbot, mussel dan clam. Senyawa ini
rantai karbon asam lemak dan oksidasi termal dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak
dari asam lemak tidak jenuh (Chung et al. jenuh jamak n-3 dan memiliki karakteristik
2002; Linder dan Ackman 2002; Liu et al. flavor seperti karamel (Ganeko et al. 2007;
Prost et al. 2004). Kelompok senyawa keton dan black bream asap (Liu et al. 2009;
yang terdeteksi diketahui berkontribusi Guillen dan Errecalde 2002). Senyawa ini dapat
pada aroma sweet berbagai jenis dihasilkan dari oksidasi asam lemak (Girard
krustasea (Morita et al. 2003). dan Durance 2000). Senyawa-senyawa yang
Senyawa aldehid misalnya hexanal yang tergolong kelompok furan termasuk ke dalam
terdeteksi pada ikan gurame kukus diketahui senyawa heterosiklik dan biasanya berasal dari
memiliki karakteristik flavor green-like, begitu dehidrasi glukosa (degradasi termal selulosa)
juga pentanal yang memiliki flavor green. (Maga 1987; Chung et al. 2002). Toluene yang
(E)-2-octenal memiliki flavor seperti kayu terdeteksi pada sampel dianggap sebagai
manis, octanal memiliki karakteristik flavor komponen yang tidak dikehendaki karena
seperti citrus dan diketahui terdeteksi pada perannya pada tubuh manusia tidak diketahui
ikan patin segar dan ikan tenggiri segar dan dan biasanya dihasilkan dari degradasi termal
kukus (Pratama et al. 2018). Senyawa volatil bahan-bahan kayu (Ganeko et al. 2006).
rantai pendek seperti E-2-nonenal yang Berbagai jenis senyawa volatil yang
terdeteksi pada sampel ikan gurame kukus telah terdeteksi pada sampel ikan gurame
juga diketahui terdeteksi pada ikan grey mullet segar dan kukus sebagian besar berasal dari
dan telah dihubungkan dengan rasa pahit dan komponen sampel itu sendiri, terutamanya
tengik pada ikan (Lazo et al. 2017). dari protein dan lemak sehigga jumlah dan
Senyawa alkohol 1-penten-3-ol yang jenis yang beragam dari senyawa volatil
terdeteksi pada sampel ikan gurame kukus berhubungan dengan variasi dari senyawa
dan diketahui berkontribusi pada flavor kimia yang terkandung dalam sampel
produk perikanan segar serta dihasilkan dari (Pratama et al. 2018), sebagian yang lain
asam lemak tidak jenuh jamak (Prost et al. berasal dari lingkungan perairan tempat hidup
2004; Peinado et al. 2016; Lazo et al. 2017). ikan (Peinado et al. 2016). Senyawa volatil
Senyawa alkohol volatil yang terdeteksi pada tersebut sebagian besar berperan terhadap
sampel ikan gurame kukus seperti 1-nonanol aroma komoditas dan berasal dari hasil
memiliki ambang yang tinggi dan karenanya reaksi enzimatis, aktivitas mikroorganisme,
hanya sedikit berpengaruh pada flavor auto oksidasi lemak, senyawa-senyawa yang
produk, kecuali senyawa-senyawa alkohol terbentuk sebagai hasil dari berbagai reaksi
volatil yang terkandung dalam konsentrasi termal dan pengaruh-pengaruh lingkungan
yang tinggi atau bentuk tidak jenuh (Alasalvar et al. 2005). Jenis dan komposisi
(Jin et al. 2015). Alkohol tidak jenuh di senyawa volatil akan bergantung pada
antaranya senyawa 1-octen-3-ol memiliki jenis sampel, komposisi kimia dan metode
ambang yang lebih rendah sehingga pengolahannya. Penjelasan serupa telah
kemungkinan memiliki pengaruh yang dijelaskan pada beberapa penelitian,
lebih besar pada aroma keseluruhan produk. diantaranya ialah Mansur et al. (2002),
Senyawa ini diketahui memiliki aroma Deng et al. (2014), Pratama et al. (2013),
seperti jamur (Peinado et al. 2016; Girard dan Pratama (2011), Guillen dan Errecalde (2002)
Durance 2000; Prost et al. 2004) dan Puwastien et al. (1999).
Senyawa ester pada sampel segar Mansur et al. (2002) menyatakan bahwa
teridentifikasi 2 yaitu oxalic acid, 2-ethylhexyl komponen flavor yang terdeteksi pada ikan
isohexyl ester dan oxalic acid, isobutyl nonyl horse mackerel yang dikeringkan, terbentuk
ester. Kelompok senyawa ester yang berada sebagai hasil dari oksidasi lemak dan juga
pada sampel ikan pada umumnya berasal hidrolisis yang melibatkan enzim dari
dari proses esterifikasi asam dan alkohol yang komponen asal ikan seperti lemak dan protein.
sebelumnya terbentuk dari hasil metabolisme Kondisi termal dapat meningkatkan degradasi
lemak (Chung et al. 2002; Guillen dan retro-aldol dari aldehid tidak jenuh yang dapat
Errecalde 2002; Pratama et al. 2018). Senyawa menyebabkan perubahan flavor pada produk.
furan, 2-pentyl-furan yang terdeteksi pada Hal lain yang dapat memengaruhi jumlah dan
sampel ikan gurame kukus sebelumnya jenis senyawa yang terdeteksi ialah metode
juga terdeteksi pada ikan silver carp kukus ekstraksi, jenis sampel, kolom GC/MS dan
parameter penggunaan alat (Pratama et al. Chung HY, Yung IKS, Ma WCJ, Kim J. 2002.
2013). Deskripsi aroma ikan segar secara Analysis of volatile components in
umum, dikarakterisasikan oleh aroma-aroma frozen and dried scallops (Patinopecten
sebagai berikut: sweet, mild, green, plant- yesseonensis) by gas chromatography/
like, metallic dan fishy. Senyawa volatil yang mass spectrometry. Food Research
berperan terhadap aroma-aroma ini terutama Intenational. 35: 43-53.
berasal dari hasil reaksi enzimatis yang Deng Y, Luo Y, Wang Y, Zhao Y. 2014.
bersifat oksidatif dan auto oksidasi lemak Effect of different drying methods
(Morita et al. 2003). on the myosinstructure, amino acid
composition, protein digestibility and
KESIMPULAN volatile profile of squid fillets. Food
Hasil analisis senyawa volatil Chemistry. 171: 168-176.
menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok Erkan N, Selcuk A, Ozden O. 2010. Amino
senyawa yang terdeteksi dan teridentifikasi acid and vitamin composition of raw and
pada sampel ikan gurame segar (17 senyawa) cooked horse mackerel. Food Analytical
dan kukus (38 senyawa) berasal dari golongan Methods. 3: 269-275.
hidrokarbon (alifatik dan siklik), aldehid, Fellows P. 2000. Food Processing Technology:
keton, alkohol, eter, ester, dan golongan Principles and Practice. Woodhead Publ.
lainnya (senyawa yang mengandung nitrogen Ltd. Cambridge
dan furan). Jenis asam lemak yang terukur Ganeko N, Shoda MM, Hirohara I, Bhadra
lebih tinggi pada kedua sampel ialah asam A, Ishida T, Matsuda H, Takamura H,
oleat dan asam palmitat. Hasil dari reaksi- Matoba T. 2007. Analysis of volatile
reaksi yang melibatkan asam lemak akan flavor compounds of sardine (Sardinops
berpengaruh pada pembentukan sebagian melanostica) by solid phasemicro
senyawa-senyawa volatil sampel ikan gurame. extraction. Journal of Food Science. 73:
Jenis asam amino yang terukur lebih tinggi 83-8.
pada kedua sampel adalah asam glutamat yang Girard B, Durance T. 2000. Headspace volatiles
berperan pada karakteristik rasa umami. of sockeye and pink salmon as affected by
retort process. Journal of Food Science. 65:
DAFTAR PUSTAKA 34-39.
Alasalvar C, Taylor K DA, Shahidi F. 2005. Guillen M, Errecalde M. 2002. Volatile
Comparison of volatiles of cultured and components of raw and smoked black
wild seabream (Sparus aurata) during bream (Brama raii) and rainbow trout
storage in ice by dynamic headspace (Onchorhynchus mykiss) studied by
analysis/gas chromatography-mass means of solid phase microextraction and
spectrometry. Journal of Agricultural and gas chromatography/mass spectrometry.
Food Chemistry. 53: 2616-2622. Journal of the Science of Food and
[AOAC] Association of Official Analytical Agriculture. 82: 945-952.
Chemist. 2005. Official Methods of Guillen MD, Errecalde MC, Salmeron J, Casas
Analysis of AOAC International 18th C. 2006. Headspace volatile components
Edition. Gaithersburg (USA): AOAC of smoked swordfish (Xiphias gladius)
International. and cod (Gadus morhua) detected by
Cha Y J, Baek HH, Hsieh TCY. 1992. Volatile means of solid phase microextraction and
Components in flavour concentrates gas chromatography–mass spectrometry.
from crayfish processing waste. Journal Food Chemistry. 94: 151-156.
of the Science of food and agriculture. 58: Ho CT, Chen Q. 1994. Lipids in food flavors: an
239-248. overview. Di dalam: Ho CT, Hartman TG,
Chen DW, Zhang M. 2006. Non-volatile taste editor. Lipids in Food Flavors. American
active compounds in the meat of Chinese Chemical Society. Washington DC.
mittencrab (Eriocheir sinensis). Food Irianto HE, Fernandez CC, Shaw GJ.
Chemistry. 104: 1200-1205. 2014. Identification of volatile flavour
Ozogul Y, Ozogul F, Alagoz, S. 2007. Fatty acid compounds of powdered dried bonito
profiles and fat contents of commercially (katsuobushi) during storage. Agricultural
important seawater and freshwater fish and Biological Chemistry. 52: 2731-2739.
species of Turkey: A comparative study. Sakakibara H, Ide J, Yanai T, Yajima I, Hayashi
Food Chemistry. 103: 217-223. K. 1990. Volatile flavor compounds of
Peinado I, Miles W, Koutsidis G. 2016. some kinds of dried and smoked fish.
Odour characteristics of seafood flavour Agricultural and Biological Chemistry.
formulationsproduced with fish by- 54:9-16.
products incorporating EPA, DHA and Sriket P, Benjakul S, Visessanguan
fish oil. Food Chemistry. 212: 612-619. W, Kijroongrojana K. 2007.
Pratama RI. 2011. Karakteristik flavor Comparativestudies on chemical
beberapa ikan asap di Indonesia. [Tesis] composition and thermal properties of
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. black tiger shrimp (Penaeus monodon)
Pratama RI, Rostini I, Awaluddin MY. 2013. and white shrimp (Penaeus vannamei)
Komposisi kandungan senyawa flavor meats. Food Chemistry. 103: 1199-1207.
ikan mas (Cyprinus carpio) segar dan Suryaningrum DT, Muljanah I, Tahapari E.
hasil pengukusannya. Jurnal Akuatika. 2010. Profil sensori dan nilai gizi beberapa
4(1): 55-67. jenis ikan patin dan hibrid nasutu. Jurnal
Pratama RI, Rostini I., Rochima E. 2017. Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan
Amino Acid Profile and Volatile dan Perikanan. 5: 153-164.
Components of Fresh and Steamed Toth L, Potthast K. 1984. Chemical aspects of
Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei). the smoking of meat and meat products.
Prosiding 1st International Conference on Di dalam: Chichester CO (editor).
Food Security Innovation (ICFSI), Le Dian Advances in Food Research. Academic
Hotel, October 18 – 20. Serang: 57-68 Press Inc. New York.
Pratama RI, Rostini I, Rochima E. 2018. Amino Vijayan DK, Jayarani R, Singh DK, Chatterjee
acid profile and volatile flavour compounds NS, Mathew S, Mohanty BP, Sankar
of raw and steamed patin catfish TV, Anandan R. 2016. Comparative
(Pangasius hypophthalmus) and narrow- studies on nutrient profiling of two
barred spanish mackerel (Scomberomorus deep sea fish (Noepinnula orientalis) and
commerson). IOP Conference Series: Earth (Chlorophthalmus corniger) and brackish
and Environmental Science. 116: 1-17. water fish (Scatophagus argus). The
Prost C, Hallier A, Cardinal M, Serot T, Journal of Basic and Applied Zoology. 77:
Courcoux P. 2004. Effect of storage time 41-48.
on rawsardine (Sardina pilchardus) Wongso S, Yamanaka H. 1998. Extractive
flavor and aroma quality. Journal of Food components of the adductor muscle of
Science. 69: 198-204. Japanesebaking scallop and changes
Pusat Data Statistik dan Informasi. 2015. during refrigerated storage. Journal of
Kelautan dan Perikanan dalam Angka Food Science. 63(5): 772-776.
Tahun 2015. Pusat Data Statistik dan Yajima I, Nakamura M, Sakakibara H. 1983.
Informasi. Jakarta (ID): Kementerian Volatile flavor components of dried bonito
Kelautan dan Perikanan. (katsuobushi) II. from neutral fraction.
Puwastien P, Judprasong K, Kettwan E, Agricultural and Biological Chemistry. 47:
Vasanachitt K, Nakngamanong Y, 1755-1760.
Bhattacharjee L. 1999. Proximate Zhao CJ, Scheber A, Ganzle MG. 2016.
composition of raw and cooked Thai Formation of taste-active amino acids,
freshwater and marine fish. Journal of amino acidderivatives and peptides
Food Composition and Analysis. 12: 9-16. in food fermentations. Food Research
Sakakibara H, Yanai T, Yajima I, Hayashi International. 89: 39-47.
K. 1988. Changes in volatile flavor