Anda di halaman 1dari 23

JURNAL

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

SILVIA NANDA
091

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI S1 GIZI

YAYASAN PERINTIS PADANG

2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini, di masyarakat terdapat berbagai macam image terkait cara minum obat. Jika
kita ingin meluruskan image yang salah tentang pemakaian obat, mau tak mau kita harus
menilik ilmu farmakokinetika, yakni ilmu tentang nasib obat di dalam badan. Obat masuk ke
tubuh kita akan mengalami berbagai peristiwa yakni: ADME = absorpsi atau penyerapan,
distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Peristiwa yang terkait dengan cara minum obat adalah absorpsi yakni penyerapan obat
dari tempat pemberiannya menembus membran biologis, masuk ke sirkulasi darah sistemik.
Proses ini merupakan pintu pertama yang harus dilewati obat agar obat memberikan efeknya
ke tubuh. Cara pemberian obat yang berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya obat
terabsorpsi, dengan kata lain juga akan mempengaruhi cepat lambatnya obat berefek.
Begitupun makanan dan minuman, sangat mempengaruhi proses absorpsi obat. Tergantung di
mana obat diabsorpsi atau tempat absorpsi obat, maka dengan menganalisis makanan atau
minuman yang masuk bersama obat, maka kita akan mudah memprediksi pengaruh keduanya
kepada cepat lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Gangguan akibat meminum obat dapat terjadi apabila kita tidak mengetahui obat itu dapat
berinteraksi dengan apa saja bisa dengan obat bisa pula dengan makanan. Apabila kita
mengkonsumsi makanan yang dapat berinteraksi dengan obat akibatnya bisa baik bagi tubuh
dan juga bisa berakibat buruk.
Apabila obat berinteraksi dengan makanan bisa saja makanan tersebut mempercepat kerja
obat begitu juga sebaliknya makanan juga dapat memperlambat atau menghambat kerja obat.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian budaya.
2. Pengertian makanan.
3. Pengertian obat.
4. Interaksi obat dengan obat.
5. Interaksi obat dengan makanan.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian makanan.
2. Untuk mengetahui pengertian obat.
3. Untuk mengetahui interaksi obat dengan obat.
4. Untuk mengetahui interaksi obat dengan makanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makanan
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh
makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini sering
disebut minuman, tetapi kata „makanan‟ juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai
dengan kiasan, seperti “makanan untuk pemikiran”. Kecukupan makanan dapat dinilai
dengan status gizi secara antropometri.
Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun ataupun
beternak yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk
memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka
memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan
sayuran sebagai makanan pokok mereka.

Makanan yang biasa dikonsumsi oleh Manusia:


1. Sumber Tumbuhan:
a. Buah.
b. Sayuran.
c. Biji Padi-padian.
d. Biji.
e. Tumbuhan Polong. (Buncis, Kacang Ijo, Miju-miju, Dan lain-lain)
f. Tumbuhan-tumbuhan Bumbu. (Rempah-rempah)
2. Sumber Hewan
a. Daging.
b. Telur.
c. Produk-produk Perusahaan Susu.

Setiap makhluk hidup sudah tentu membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk
hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita
dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan
yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan
mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah
salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat
merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang
mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu
pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai
cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh
kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna
bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.

1. Jenis Makanan
Setiap makanan pasti berasal dari hewan dan tumbuhan. Untuk makanan yang berasal
dari hewan disebut makanan hewani. Sedangkan, yang berasal dari tumbuhan disebut
makanan nabati.
2. Keunikan Makanan
Makanan pasti dimakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Kebutuhan makanan setiap
orang di dunia ini berbeda disesuaikan dengan lingkungan tempat tinggalnya. Misalnya,
orang yang tinggal di Kutub Utara dan Kutub Selatan yang berada pada lingkungan bersuhu
sangat dingin, membutuhkan banyak makanan untuk membantu menghangatkan dirinya agar
suhu tubuhnya tetap normal. Sedangkan, bagi orang yang tinggal di daerah tropis, mereka
justru membutuhkan banyak minuman dibandingkan dengan makanan. Selera makanan orang
di setiap negara pasti berbeda, sehingga setiap negara mempunyai makanan khas sendiri.
Di Amerika Serikat, rata-rata penduduknya memakan pizza, hamburger dan hot dog sebagai
makanan pokok mereka. Di Indonesia, rata-rata penduduknya memakan nasi sebagai
makanan pokok mereka. Begitupun, dengan Eropa dan negara-negara lainnya. Jadi, dapat
dipastikan, bahwa setiap negara mempunyai makanan khas masing-masing disesuaikan
dengan lingkungan tempat tinggalnya dan budaya kehidupannya.

B. Pengertian Obat
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang
dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
C. Efek samping
Menurut definisi WHO (World Health Organization), efek samping suatu obat adalah
segala sesuatu khasiat obat tersebut yang tidak diinginkan, untuk tujuan terapi yang dimaksud
pada dosis yang dianjurkan.
Di dalam menggunakan obat, terdapat kerja utama, efek samping dan kerja tambahan
(kerja sekunder). Obat-obatan kerja utama dan efek samping obat adalah pengertian yang
sebetulnya tidak mutlak, karena kebanyakan obat memiliki lebih dari satu khasiat
farmakologi.

D. Macam-Macam Obat dan Tujuan Penggunaannya


Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam
sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut
dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek
terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu
diperhatikan benar etiket obat yang dibuat. Misalnya, tablet dengan kaplet itu berbeda, atau
tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket
obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi
bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita semua untuk
mengetahui bentuk sediaan obat.
1. Pulvis (Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Contohnya adalah
puyer.
3. Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet Kempa
Paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya
tergantung desain cetakan.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang
cetakan.
c. Tablet Trikurat
Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan.
d. Tablet Hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk
membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet Sublingual
Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet
di bawah lidah.
f. Tablet Bukal
Digunakan dengan meletakan di antara pipi dan gusi.
g. Tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan
tahan lembab. Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan."
h. Tablet Kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut,
mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (Pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil yang mengandung bahan obat
dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini, sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (Capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Keuntungan atau tujuan sediaan kapsul adalah:
a. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak.
b. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari.
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan).
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil, kemudian
dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan.
6. Kaplet (Kapsul Tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval
seperti kapsul.
7. Larutan (Solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat
larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan,
atau penggunaannya, tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga
dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang
saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topikal (kulit).
8. Suspensi (Suspensiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi
dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu atau
magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga
bagian luar), suspensi optalmik, dan suspensi sirup kering.
9. Emulsi (Elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya,
umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
11. Ekstrak (Extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.
Kemudian, semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
13. Imunoserum (Immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari
serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular dan
mengikut kuman atau virus atau antigen.
14. Salep (Unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada
suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah:
a. Penggunaan lokal: memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik: aminofilin dan teofilin untuk asma, klorpromazin untuk
anti muntah, kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif, aspirin untuk analgesik
antipiretik.
16. Obat Tetes (Guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk
obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan dengan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes
baku yang disebutkan farmakope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara
lain: guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga),
guttae nasales (tetes hidung), dan guttae opthalmicae (tetes mata).
17. Injeksi (Injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien
yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
E. Istilah Medis tentang Obat
Istilah medis untuk jenis obat tersebut pun bermacam-macam, seperti analgesik,
antibiotik, antihistamin, dan antasid. Berikut beberapa penjelasan mengenai istilah dalam
obat-obatan tersebut.
1. Analgesik
Analgesik adalah obat pereda nyeri. Digunakan juga untuk mengurangi peradangan
dan demam. Obat yang termasuk analgesik adalah parasetamol atau aspirin untuk orang
dewasa dan parasetamol cair untuk anak-anak.
2. Antasid
Antasid adalah obat penetral asam lambung. Mengandung bahan kimia sederhana
seperti sodium karbonat, kalsium karbonat, alumunium hidroksida, dan magnesium
trisilikat.
3. Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat yang mampu membunuh atau mencegah tumbuhnya
bakteri di dalam tubuh. Setiap jenis antibiotik akan efektif hanya terhadap bakteri
tertentu saja, walaupun ada jenis antibiotik yang bisa melawan infeksi bakteri cukup
beragam. Terkadang ada bakteri yang menjadi kebal terhadap bakteri tertentu dan
penggantinya harus dipilih berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
4. Antihistamin
Antihistamin adalah obat pelawan gejala alergi akibat pelepasan histamin, sejenis
zat tubuh. Gejalanya meliputi ingus mengalir dan mata berair, gatal-gatal, serta
uticaria. Atihistamin dapat diberikan secara oral atau dalam bentuk salep dan spray
yang disapukan pada ruam di kulit.
5. Antihipertensi
Antihipertensi adalah obat penurun tekanan darah. Obat yang dipakai adalah jenis-
jenis beta-blocker dan diuretika. Obat yang lebih mutakhir adalah inhibitor enzim atau
blocker receptor (yang mempengaruhi kerja hormon pengatur tekanan darah).
6. Bronkhodilator
Bronkhodilator adalah obat pembuka saluran bronki yang menyempit oleh
denyutan otot. Bronkhodilator memudahkan bernapas pada para pengidap penyakit
sejenis asma, umumnya tersedia dalam bentuk semprotan aerosol. Selain itu, ada juga
yang berbentuk tablet, cairan, dan obat sisip (suppositoria).
7. Kortikosteroid
Kelompok obat anti-radang yang secara kimiawi sama dengan hormon-hormon
yang secara alami diproduksi oleh kelenjar-kelenjar adrenalin pada saat tubuh
bereaksi terhadap stres. Bisa diberikan secara oral, disuntikkan, dioleskan ke kulit
dalam bentuk krim, ataupun dihirup langsung ke paru-paru.
8. Sitotoksik
Sitotoksik adalah obat yang membunuh ataupun merusakkan sel-sel pengganda.
Sitotoksik dipakai sebagai obat kanker serta sebagai penekan kekebalan. Obat jenis ini
diberikan secara oral dalam bentuk tablet atau disuntikkan.
9. Dekongestan
Dekongestan adalah obat yang bereaksi pada selaput dinding hidung untuk
mengurangi produksi ingus sehingga meredakan hidung ”ngocor” atau tersumbat
akibat pilek atau alergi. Obat jenis ini bisa dalam bentuk tetes hidung, seprotan, atau
tablet.
10. Hipoglikemi
Hipoglikemi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Obat hipoglikomi oral digunakan untuk mengatasi diabetes yang tidak bisa diatasi
dengan sekedar pengaturan makanan dan tidak bisa dirawat dengan suntikan insulin.
11. Imunosupresives
Imunosupresives atau penekan kekebalan adalah obat yang mencegah atau
mengurangi reaksi tubuh terhadap penyakit atau jaringan asing. Obat ini digunakan
untuk mengatasi penyakit-penyakit yang bersumber dari perusakan jaringan sendiri
oleh organ-organ tubuh atau untuk memudahkan tubuh menerima organ-organ
cangkokan.
12. Laksatif
Laksatif adalah obat untuk mempersering dan memudahkan buang air besar.
Bekerja dengan merangsang dinding usus, dengan menambah isi usus atau dengan
menambah kadar air tinja.
F. Interaksi Obat dengan Obat
Bilamana dua atau lebih obat yang diambil secara bersamaan, ada kemungkinan akan
ada sebuah interaksi di antara obat-obatan tersebut. Interaksi dapat meningkatkan atau
menurunkan efektivitas dan efek samping dari obat. Hal ini, juga dapat mengakibatkan
efek samping yang baru, yaitu efek samping yang tidak terlihat dengan menggunakan
salah satu obat itu sendiri. Kemungkinan interaksi obat meningkat sebagai jumlah obat
yang diambil oleh pasien meningkat. Oleh karena itu, orang-orang yang mengambil
beberapa jenis obat untuk pengobatan merupakan resiko besar untuk interaksi. Interaksi
obat berkontribusi pada biaya kesehatan yang disebabkan oleh biaya perawatan medis
yang diperlukan untuk merawat mereka. Interaksi juga dapat mengakibatkan rasa sakit
dan penderitaan yang dapat dihindarkan.
1. Apa itu interaksi obat?
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya yang
mencegah obat bekerja atau melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku
untuk interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat–interaksi obat), serta obat-
obatan dengan makanan (interaksi obat-makanan) dan zat lainnya.
2. Bagaimana interaksi obat terjadi?
Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-obatan lain,
makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau
penurunan dalam:
a. Penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh.
b. Distribusi obat dalam tubuh.
c. Perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme).
d. Penghapusan obat dari badan.
Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan,
metabolisme, atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua
obat yang sama (tambahan) efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak
bersama pada tubuh. Sumber lain dari interaksi obat terjadi ketika obat mengubah satu
konsentrasi dari bahan yang biasanya hadir di dalam tubuh. Perubahan yang substansi
ini mengurangi atau meningkatkan efek obat lain yang sedang diambil. Interaksi obat
antara warfarin (Coumadin) dan vitamin K yang mengandung produk adalah contoh
yang baik dari jenis interaksi. Warfarin bertindak dengan mengurangi konsentrasi
bentuk aktif vitamin K di dalam tubuh. Karena itu, bila vitamin K diambil, ia akan
mengurangi efek warfarin.
3. Perubahan dalam Penyerapan
Kebanyakan obat-obatan yang diserap ke dalam darah dan kemudian pergi ke
tempat tindakan mereka. Kebanyakan obat yang berinteraksi diubah karena
penyerapan terjadi di usus. Terdapat berbagai potensi mekanisme melalui
penyerapan obat-obatan dapat dikurangi. Mekanisme ini termasuk perubahan dalam
aliran darah ke usus, metabolisme (perubahan dari obat) oleh usus, peningkatan atau
penurunan pemindahan usus secara cepat (gerakan) di dalam usus, perubahan
keasaman di dalam perut, dan perubahan dari bakteri usus. Penyerapan obat juga
dapat dipengaruhi jika kemampuan obat untuk larut (solubility) diubah oleh obat lain,
atau jika substansi (misalnya makanan) mengikati obat dan mencegah penyerapannya.
4. Perubahan dalam Metabolisme Obat dan Penghapusan
Kebanyakan obat dihapuskan melalui ginjal baik dalam bentuk yang tidak berubah
atau sebagai produk yang dihasilkan dari metabolisme (perubahan) dari obat oleh hati.
Oleh karena itu, hati dan ginjal adalah tempat yang sangat penting yang berpotensi
berinteraksinya obat. Beberapa obat dapat mengurangi atau meningkatkan
metabolisme obat lain oleh hati atau penghapusan mereka oleh ginjal.
Metabolisme obat-obatan adalah proses yang melalui konversi tubuh (mengubah
atau memodifikasi) obat ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk tubuh
menghilangkannya melalui ginjal. (Proses ini juga mengubah obat yang diberikan
dalam bentuk yang tidak aktif menjadi bentuk yang aktif yang sebenarnya
menghasilkan efek yang dikehendaki) Kebanyakan metabolisme obat berlangsung di
hati, tetapi organ-organ lainnya juga dapat berperan (misalnya, ginjal). The
cytochrome P450 enzymes adalah sekelompok enzim dalam hati yang bertanggung
jawab atas sebagian besar metabolisme obat. Oleh karena itu, sering terlibat dalam
interaksi obat. Obat-obatan dan beberapa jenis makanan dapat meningkatkan atau
menurunkan kegiatan enzim ini, dan oleh karena itu akan mempengaruhi konsentrasi
obat-obatan yang dimetabolis oleh enzim ini. Peningkatan dalam kegiatan enzim ini
mengarah ke penurunan konsentrasi dan efek pada tindakan obat. Sebaliknya,
penurunan dalam aktivitas enzim mengarah ke peningkatan konsentrasi obat dan efek.
5. Apa konsekuensi dari interaksi obat?
Interaksi obat dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan yang bermanfaat
atau efek merugikan yang diberikan obat-obatan. Bila interaksi obat meningkatkan
manfaat dari administratif obat tanpa meningkatkan efek samping, kedua obat dapat
digabungkan untuk meningkatkan kontrol terhadap kondisi yang sedang dirawat.
Misalnya, obat-obatan yang mengurangi tekanan darah oleh berbagai mekanisme
yang berbeda dapat digabungkan karena efek menurunkan tekanan darah dicapai oleh
kedua obat-obatan mungkin akan lebih baik dibandingkan dengan obat itu sendiri.
Penyerapan beberapa jenis obat meningkat oleh makanan. Oleh karena itu, obat ini
diambil dengan makanan dalam rangka untuk meningkatkan konsentrasi mereka di
dalam tubuh dan pada akhirnya mereka berpengaruh. Sebaliknya, bila penyerapan
obat-obatan berkurang oleh makanan, maka obat diambil pada waktu perut kosong.
Interaksi obat yang paling banyak dikuatirkan adalah yang mengurangi dari efek
yang diinginkan atau meningkatkan efek merugikan dari obat itu sendiri. Obat yang
mengurangi penyerapan atau meningkatkan metabolisme atau penghapusan obat
lainnya cenderung mengurangi efek dari obat yang lain. Hal ini, dapat mengakibatkan
kegagalan terapi atau memerlukan peningkatan dosis obat agar berpengaruh.
Sebaliknya, obat-obatan yang meningkatkan penyerapan atau mengurangi eliminasi
atau metabolisme obat lain yang meningkatkan konsentrasi obat-obatan lain di dalam
tubuh dan menyebabkan lebih banyak efek samping. Terkadang, obat berinteraksi
karena mereka menghasilkan efek samping yang serupa. Oleh karena itu, bila kedua
obat yang menghasilkan efek samping yang sama digabungkan, frekuensi dan
kerasnya dari efek samping yang meningkat.
6. Seberapa sering terjadi interaksi obat?
Interaksi obat adalah kompleks dan terutama yang tidak terduga. interaksi yang
dikenal mungkin tidak terjadi di setiap individu. Hal ini, dapat dijelaskan karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kemungkinan bahwa terdapat interaksi yang
dikenal yang akan terjadi. Faktor-faktor tersebut termasuk perbedaan antara individu
dalam fisiologi, usia, gaya hidup (diet, latihan), yang berpenyakit, dosis obat, lamanya
terapi gabungan, dan waktu relatif dari administrasi dua zat. (Terkadang, interaksi
dapat dihindari jika dua obat yang diambil pada waktu yang berbeda) Namun
demikian, interaksi obat yang signifikan sering terjadi dan mereka menambahkan
jutaan dolar untuk biaya kesehatan. Selain itu, banyak obat telah ditarik dari pasar
karena potensi untuk berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan masalah
kesehatan serius.
7. Bagaimana interaksi obat dapat dihindari?
1. Memberi penyedia layanan kesehatan daftar yang lengkap dari seluruh obat-obatan
yang anda gunakan atau telah digunakan dalam beberapa hari lalu. Ini harus
mencakup pengobatan over-the-counter, vitamin, makanan suplemen, dan herbal
remedies.
2. Memberitahu penyedia layanan kesehatan bila ada obat tambahan atau yang
dihentikan.
3. Memberitahu penyedia layanan kesehatan tentang perubahan gaya hidup.
4. Bertanya kepada penyedia layanan kesehatan anda tentang hal yang paling serius
atau seringnya interaksi obat dengan obat yang anda gunakan.
5. Sejak frekuensi interaksi obat meningkat dengan sejumlah obat, bekerja sama
dengan penyedia layanan kesehatan anda untuk menghilangkan obat yang tidak
diperlukan.
6. Laporan singkat mengenai interaksi obat ini tidak menutup kemungkinan setiap
skenario. Pembaca tidak boleh takut untuk menggunakan obat karena potensi
terjadinya interaksi obat. Sebaliknya, mereka harus menggunakan informasi yang
tersedia bagi mereka untuk meminimalkan resiko interaksi seperti ini dan untuk
meningkatkan keberhasilan terapi mereka.

2.7 Interaksi Obat dan Makanan


Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien.
Ketika dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan
mempengaruhi makanan yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat
terjadi, makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan
(food-drug interaction).
Interaksi antara obat dan makanan disini dapat dibagi menjadi :
1. Obat-obatan yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan dan
mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan.
2. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zat gizi
2.7.1 Obat dan penurunan nafsu makan
Efek samping obat atau pengaruh obat secara langsung, dapat mempengaruhi
nafsu makan. Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping
obat yang berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan
keinginan untuk makan. Obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan
terjadinya penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan nutrisi.
2.7.2 Obat dan perubahan pengecapan/ penciuman
Banyak obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan
merasakan/ dysgeusia, menurunkan ketajaman rasa/ hypodysgeusia atau membaui.
Gejala-gejala tersebut dapat mempengaruhi intake makanan. Obat-obatan yang umum
digunakan dan diketahui menyabapkan hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi
(captopril), antriretroviral ampenavir, antineoplastik cisplastin, dan antikonvulsan
phenytoin.
2.7.3 Obat dan gangguan gastrointestinal
Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat
berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis seperti kodein
dan morfin dapat menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini
berdampak pada penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi.
2.7.4 Absorbsi
Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah
obat-obatan yang memiliki efek merusak terhadap mukosa usus. Antineoplastik,
antiretroviral, NSAID dan sejumlah antibiotik diketahui memiliki efek tersebut.
Mekanisme penghambatan absorbsi tersebut meliputi: pengikatan antara obat dan zat
gizi (drug-nutrient binding) contohnya Fe, Mg, Zn, dapat berikatan dengan beberapa
jenis antibiotik; mengubah keasaman lambung seperti pada antacid dan antiulcer
sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan besi; serta dengan cara
penghambatan langsung pada metabolisme atau perpindahan saat masuk ke dinding
usus.
2.7.5 Metabolisme
Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di usus
dan hati. Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang dibutuhkan
untuk memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan metotrexate pada
pengobatan kanker menggunakan enzim yang sama yang dipakai untuk mengaktifkan
folat. Sehingga efek samping dari penggunaan obat ini adalah defisiensi asam folat
2.7.6 Ekskresi
Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan
mengganggu reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah.
Sehingga jika dirangkum, efek samping pemberian obat-obatan yang
berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal) dapat berupa terjadinya mual,
muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan, mulut kering atau
inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut),
konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk konsumsi
makanan si pasien. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu
dampak signifikan yang memperngaruhi status gizi dapat terjadi.

2.8 Macam-macam proses Interaksi Obat dengan makanan


Berikut merupakan macam-macam proses interaksi obat dan makanan dan efek
yang ditimbulkan dalam tubuh kita.
a. Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat
Obat yang efeknya apat ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus
digunakan bersama dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.
b. Obat jantung β bloker
Digunakan untuk mencegah angina, untuk menormalakan kembali denyut
jantung yang tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama
paten pemblok beta : Tenormin, Inderal,lopresor. Karbamazapin (tagretol) anti
konvulsan yang digunakan untuk mencegah serangan Diazepam (Valium) – suatu
transkuliansia. Diuretika digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu
jantung. Nama paten diuretika yang berinterakasi : Anhydron, Aquatag, aquetnsin,
diucardin, diulo, diuril, enduron, hydromox.
Hidralazine (apresoline) digunakan untuk menanggulangi tekanan arah tinggi.
Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk
mengobati infeksi saluran kemih. Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann digunakan
untuk mencegah serangan. Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika
digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.
c. Makanan yang menurunkan efek beberapa obat
Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk
mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efek obat :
Kaptoril (capoten) digunakan untuk menanggulangi takanan darah tinggi dan layu
jantung Antibiotika. Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan
Amoksisilin (amoksil, larotid, polymox)
Bakampisilin (spectrobid)
Doksisilin (doxcychel)
Hetasalin (Versapen)
Eritromisin estolat (liosone)
Eritromisin salut enteric (E-mycin, Ery-Tab)
Minosiklin (minocin)
d. Makanan Beralkali Metenamin (hiprex, Mandelamine, Urex)
Efek metanamine dapat berkurang. Metanamine digunakan untuk mengobati
infeksi saluran kemih (kandung kemih Dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak
terobati dengan baik. Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega,
kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry. Prem yang
dikeringkan), susu, sayuran (kecuali Jagung)
e. Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, duraquin, quinaglute dura tabs, Quinora)
Efek kinidin dapat meningkat, kinidin digunakan untuk menormalkan denyut
jantung yang tidak beraturan. Akibatnya mungkin menjadi efek samping merugikan
karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak
teratur, pusing sakit kepala, telinga berdaging, dan gangguan penglihatan. Hindari
makan seperti : Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye,
sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
f. Makanan beralkali Kinin (coco Quinine, Quinamm, Quinine)
Efek Quinine dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk
mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari. Akibatnya mungkin dapat
menjadii efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan
sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan penglihatan. Hindari makan beralkali
seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-
buahan, sayuran (kecuali Jagung)
g. Makanan Berkofein Obat asma gol teofilin
Efek obat asama dapat meningkat . obat asama melebarkan jalan udara dan
memeudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin menjdai efek samping
merugikan karena terlalu banyak teofilin disertai gejala mual, pisong, sakit kepala,
mudah tersinggung, tremor, insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan
teofilin
Sumber kafein adalah : Kopi teh kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil
pelangsing yang dijual bebeas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang
menggangu akibat haid
h. Makanan berkarbohidrat asetaminofen
Asetaminofen dapat berkurang asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan
demam yang masyhur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana
mestinya. Sumber karbohidrat : roti biscuit aroma jeli, dll. Nama paten asetaminofen :
Anacin-3, Datril, liquprin.
i. Sate sapi atau hamburger obat asma turunan teofilin
Efek obat asama dapat berkurang obat asama membuka jalan udara di paru-paru
dan mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma mungkin tidak terkendali
dengan baik.
j. Makanan berlemak – Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V,
Grisactin, Gris PEG)
Efek griseofulvin dapat meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk
mengobati infeksi jamur pada rambut, kulit, kuku tangan, dan kuku kaki. Interaksi yang
terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya ditelan pada
saat makan makanan berlemak seperti : Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kelapa
susu, selada ayam, kentang goring, ayam goreng.
k. Makanan berserat banyak digoksin
Efek digoksin berkurang digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan
untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang
diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Gunakan digoksin satu jam sebelum atau
sesudah makan yang berserat seperti : Sari buah prem, seralia beras, makanan dari
gandum, biji-bijian, sayuran mentah, sayuran berdaun.
l. Makanan berprotein tinggi (daging, produk susu) – levodopa
Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan
tremor pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali
dengan baik. Hindari atau makanlah sedikit makanan berprotein tinggi.
m. Sayuran berdaun hijau Tiroid (Amour Thyroid)
Efek tiroid mungkin dilawan. Tiroid diberikan untuk memperbaiki
hipotiroidisme (kelenjar tiroid tidak berfungsi sempurna) dan gondok (pembesaran
kelenjar tiroid)
Hindari makan sayuran berdaun hijau seperti asparagus, brokoli, bunga kol, kol,
kangkung, buncis.
n. Kayu manis (licorice) obat tekanan darah tinggi
Efek obat tekanaan darah mungkin dilawan. Akibatnya tekanan darah mungkin
tidak terkendali dengan baik. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh
saja.
o. Kayu manis (licorice) obat jantung digitalis
Efek digitalis dapat meningkat. Digitalis digunakan pada layu jantung dan untuk
menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya mungkin terjadi efek
samping merugikan karena terlalu banyak digitalis disertai gejala mual bingung
gangguan penglihatan, sakit kepala tak bertenaga jangasn makan kayu manis alam
p. Sausu dan produk susu – antibiotika tetrasiklin
Efek tetrasiklin dapat berkurang. Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan
untuk melawan infeksi akibatnya infeksi yang diobati mungkin tak terkendali dengan
baik. Untuk mencegah interaksi, gunakan tetrasiklin satu atau dua jam dedudah minum
susu atau produk susu lain.Kekecualian :doksisiklin , monosiklin.
q. Garam lithium (eskalith, lithane, lithobid)
Makanan berkadar garam rendah meningkatkan efek litium sedangkan yang
berkadar garam tinggi menurunkan refek litium. Litium digunakan untuk
menanggulangi beberapa gangguan jiwa yang berat.
i. Makanan yang mengandung terlalu sedikit garam dapt menimbulkan keracunan
lithium dengan gejala pusing, mulut kering, lemah, bingung, tak bertenaga,
kehilangan selera makan, mual nyeri perut, nanar, dan bicara tidak jelas.\
ii. Jika makanan mengandung garam terlalu banyak, kondisi yang diobati mungkin tidak
terlalu baik. NaCl terdapat didalam bermacam-macam makanan
r. Makanan yang mengandung tiramin – antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan,
Nardil, Parnete)
Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan nyata, akibatya sakit
kepala berat, demam, gangguan penglihatan, bingung yang mungkin,diikuti oleh
perdarahan otak. Tiramin adalah stimulant syaraf pusat,anti depresan digunakan untuk
meningkatkan tekanan jiwa dan memeperbaiki suasana hati. Depresan jenis IMAO ini
sudah tidakk begitu banyak digunakan lagi sejak ditemukanya antidepresan yang lebih
aman seperti Elavil, Sinequan, dan Desyrel. Hindari makan mengandung tiramin
seperti : Alpukat, kentang bakar, pisang buncis, bir, sosis, keju, hati ayam, ciklat, kopi
minuman kola, korma, (dalam kaleng), pengepuk daging, kacang sup kemas, cabe acar
ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis, kecap, anggur, ragi.
s. Makanan yang mengandung vitamin B6 piridoksin
Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan
tremor pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali
dengan baik.
Hindari makanan yang kaya vitamin B6 : alpukat, ragi roti, Ragi beras.
t. Makanan yang kaya vitamin K antikoagulan ( athrombin K, Caufarin, Caumadin,
dikumarol.
Efek anti koagulan dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk
mengencerkan darah dan mencgah pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap
membeku meski penderita sedang berobat dengan antikoagulan. Untuk mengurangi
interaksi ini, jangan makan terlalu banyak makanan vitamin K : Hati, sayuran berdaun
(asparagus, brokoli, kol, kembang kol, kangkung, kapri, bayam, lobak)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya
yang mencegah obat bekerja/melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku
untuk interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat – interaksi obat), serta obat-
obatan dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.
Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien.
Ketika dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan
mempengaruhi makanan yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat
terjadi, makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan
(food-drug interaction).
3.2 Saran
Baca komposisi obat
Baca label kontra indikasi
Makanlah makanan yang membantu kerja obat agar obat dapat lebih cepat terabsorbsi
Daftar Pustaka

http://www.anneahira.com/istilah-medis.html
http://www.dechacare.com/Macam-Macam-Obat-dan-Tujuan-Penggunaannya-I461.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090605063918AA0tZDt
http://www.ahliwasir.com/products/162/0/Interaksi-Obat
http://berita.agenbola.com/search/interaksi-obat-bersama-makanan-%C2%AB-tryawanaguss-
blog.php

Anda mungkin juga menyukai