Anda di halaman 1dari 16

INTERAKSI OBAT DENGAN ALKOHOL

Oleh kelompok 12:

1. Afrimon Saputra
2. Dini wahdini
3. Rizki fatimah
4. Seprika prameswhari (19013012)

Dosen pengampu:
Apt.Sri Oktavia,M.Farm.
Pendahuluan mengenai
Klasifikasi Signifikansi
alkohol

Klasifikasi Fase
Outline: Interaksi berdasarkan
mekanisme
Interaksi obat-alkohol

Contoh kasus dan


Solusi
pembahasannya
Pendahuluan terkait alkohol

*Definisi alkohol

Alkohol berasal dari bahasa arab yang berarti “sesuatu


yang lemah adalah zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat
psikoatif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif,
terutama pada otak, yang dapat menimbulkan perubahan pada
perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran seseorang.
Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu keadaan kecanduan
atau ketergantungan terhadap jenis zat tertentu (Goodman &
Gilman,2012).
* Mekanisme interaksi alkohol-obat pada tingkatan
golongan bukan peminum alkohol, hanya peminum
ringan hingga peminum berat yang mabuk serta
terintoksikasi, yaitu (Angriani, 2013) :

1. Bukan peminum
2. Peminum ringan
3. Peminum berat
4. Peminum yang terintoksikasi
Farmakokinetik alkohol:
a. Absorbsi: Setelah diminum, alkohol kebanyakan diabsorpsi di
duodenum melalui difusi. Kecepatan absorpsi bervariasi,
tergantung beberapa faktor, antara lain seperti Volume, jenis, dan
konsentrasi alkohol yang dikonsumsi, Kecepatan minum,
semakin cepat seseorang meminumnya, semakin cepat absorpsi
terjadi, dan makanan (Wayan, 2008).

b. Distribusi: Alkohol didistribusikan melalui cairan tubuh. Terdapat


perbedaan komposisi tubuh antara pria dan wanita,
dimana wanita memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih rendah
dibandingkan pria, meskipun mereka memiliki berat badan yang
sama. Karena itu, meskipun seorang wanita dengan berat badan
yang sama, mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang sama
dengan pria, wanita tersebut akan memiliki kadar alkohol darah
yang lebih tinggi (Angriani, 2013).
Farmakokinetik alkohol:

c. Metabolisme: Metabolisme primer alkohol adalah di hati, dengan melalui


3 tahap. Pada tahap awal, alkohol dioksidasi menjadi
acetaldehyde oleh enzim alkohol dehydrogenase (ADH), Tahap kedua
reaksi metabolisme, acetaldehyde diubah menjadi acetate oleh enzim
aldehyde dehydrogenase, Tahap ketiga merupakan tahap akhir, terjadi
konversi gugus acetate dari koenzim A menjadi lemak, atau
karbondioksida dan air.

d. Ekresi: Alkohol yang diminum akan diekresikan melalui keringat,


urine, feses maupun air liur
Farmakodinamik alkohol:

Alkohol lebih banyak bekerja pada sistem saraf, terutama otak.


Pada otak, alkohol mengakibatkan depresi yang menyerupai depresi
akibat narkotik, kemungkinan melalui gangguan pada transmisi
sinaptik, dimana impuls saraf akan mengalami inhibisi. Terjadi
pembebasan pusat otak yang lebih rendah dari kontrol pusat yang
lebih tinggi dan inhibisi. Sedangkan pada kulit alkohol menyebabkan
penurunan temperatur akibat penguapan, sedangkan pada mukosa,
alkohol akan menyebabkan iritasi dan inflamasi (Sirossiris, 2011).
Signifikansi (Reyaan et al,2021)
Signifikansi interaksi obat terbagi Fase Interaksi obat berdasarkan
menjadi 3 yaitu: mekanisme (Reyaan et al,2021) :

1. Mayor 1.Fase farmakokinetik


Interaksi obat termasuk kategori mayor
Interaksi farmakokinetik melibatkan atau
apabila efek potensial membahayakan jiwa
mempengaruhi proses absorpsi,
dan membutuhkan intervensi medis untuk
distribusi, metabolisme, atau eksresi dari
meminimalisir atau mencegah efek yang
suatu obat.
tidak diinginkan.
2. Fase Farmakodinamik
2. Moderat
Interaksi obat termasuk kategori moderat interaksi farmakodinamik dapat
apabila efek yang ditimbulkan dapat mempengaruhi efek suatu obat dengan
menyebabkan perubahan dari kondisi klinis cara menyebabkan efek langsung pada
pasien dan dapat memerlukan perubahan fungsi reseptor, mempengaruhi kontrol
terapi. proses biologis atau fisiologis, dan
3. Minor memiliki efek yang aditif atau
efek yang ditimbulkan ringan dan tidak berlawanan dengan suatu obat
menyebabkan perubahan terapi.
Interaksi obat-alkohol

Obat A-B Interaksi Signifikansi Fase Interaksi

Alkohol- Paracetamol Menginduksi enzim Mayor Farmakokinetik


mikrosom hepar yang (Metabolisme)
kemudian mengakselerasi
metabolisme paracetamol
dan memproduksi toksik
metabolit.
Alkohol-Cisapride Meningkatkan Mayor (Kontraindikasi) Farmakokinetik
pengosongan lambung (Absorbsi)
dan meningkatkan level
alkohol dalam serum.
Alkohol-Warfarin Penggunaan secara Moderate Farmakokinetik
bersamaan dapat (Distribusi)
meningkatkan waktu
protrombin.
Alkohol-Benzodiazepin Alkohol meningkatkan Moderate Farmakokinetik
efek absorbsi (Absorbsi)
benzodiazepin sekaligus
biotransformasi dari
benzodiazepin.
Interaksi obat-alkohol

Obat A-B Interaksi Signifikansi Fase Interaksi

Alkohol- Isoniazid Mengkomsumsi alkohol Mayor Farmakokinetik


dan isoniazid secara (Absorbsi)
bersmaan dapat
mengakibatkan penurunan
konsentrasi isoniazid.
Alkohol- Metformin Alkohol dapat Moderate Farmakokinetik
meningkatkan efek (Metabolisme)
hipoglikemi antidiabetes,
meningkatkan resiko
asidosis laktat jika
digunakan secara
bersamaan.
Alkohol - Pioglitazone Alkohol dapat Moderate Farmakokinetik
menghambat kerja insulin. (Distribusi)
Alkohol- Ramipril Alkohol dapat Mayor Farmakokinetik
menghambat kerja ginjal (Distribusi)
dan menimbulkan
kerusakan pada ginjal jika
digunakan secara
bersamaan.
Interaksi obat-alkohol

Obat A-B Interaksi Signifikansi Fase Interaksi

Alkohol- Nitidine Penggunaan secara Moderate Farmakokinetik


bersamaan dapat (Absorbsi)
meningkatkan
bioavalabilitas alkohol.
Alkohol- Fluoxetine Alkohol dapat Moderate Farmakodinamik
meningkatkan stress
sehingga berlawanan
dengan kerja fluoxetin
Solusi

Hentikan mengomsumsi alkohol mengingat penggunaan alkohol dapat


berinteraksi dengan banyak obat-obatan (Gunasekara,2012)

NOTE: Kadar alkohol yang dapat menstimulasi atau merangsang


euforia adalah 0,05 % saja.
Sedangkan kadar produk mengandung alkohol yang beredar
melebihi kadar yang diatas.
Solusi

Informasi golongan beserta kadar alkohol yang beredar:


Contoh Kasus dan Penyelesaian
Seorang pria berumur 66 tahun mengeluh lemas, pusing, dan tremor. Selain
itu dia juga mengeluhkan bahwa tulang belakangnya pegal linu. Pasien
adalah penderita DM tipe 2 dan aktif merokok. Satu minggu ini ia mulai
mengkomsumsi alkohol (500 ml/hari) untuk mengurangi stres karna sedang
banyak fikiran.

Hasil pemeriksaan lab:


• TD: 200/100 mmHg PERKENI (<140/90 mmHg) Buruk
• Trigliserida: 300 mg/dL PERKENI (≥130 mg/dL) Buruk
• GD puasa: 135 mg/dL Terkendali
• GD 2 jpp: 60 mg/dL Rendah
Terapi yang didapatkan:
• Metformin 500 mg 2x1
• Ramipril 5 mg 3x1
• Simvastatin 10 mg 1x1
• Neo Rheumacyl tab 3x1
Contoh Kasus
Interaksi obat yang terjadi berdasarkan kasus:
Obat A-B Interaksi Signifikansi Fase Interaksi
Alkohol- Metformin Alkohol dapat Moderate Farmakokinetik
meningkatkan efek (Distribusi)
hipoglikemi antidiabetes,
meningkatkan resiko
asidosis laktat jika
digunakan secara
bersamaan.

Alkohol- Ramipril Alkohol dapat Mayor Farmakokinetik


menghambat kerja ginjal (Metabolisme)
dan menimbulkan
kerusakan pada ginjal jika
digunakan secara
bersamaan.

Alkohol- Simvastatin Penggunaan bersamaan Mayor Farmakokinetik


dapat meningkatkan (Distribusi)
bioavalabilitas simvastatin
yang mengakibatkan
peningkatan resiko miopati
atau rhabdomyolisis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai