Anda di halaman 1dari 44

BAB I : Pendahuluan

I. Latar Belakang
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan merubah
cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya. Karena
perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari
lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.

Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima
dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk
mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimilikiindividu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.

Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik
yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik
yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan holistik
memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan
sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling
mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan memanfaatkan
teknologi perawatan modern maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi
juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan.

II. Tujuan
Tujuannya adalah agar perawat mampu berpikir secara kritis dalam pengelolaan klien
(pasien dan keluarga) dengan proses keperawatan holistik care sehingga dapat mencapai kondisi
keseimbangan dan harmoni dalam meningkatkan kualitas hidup klien secara keseluruhan.

1
BAB II : Pembahasan

Proses Keperawatan Holistik

Teoritis

 Mendifinisikan istilah ‘proses keperawatan dan proses keperawatan holistik’,


 Menguraikan langkah-langkah proses keperawatan holistik.
 Mengeksplorasi cara yang menginformasikan konsep model keperawatan dan
membimbing proses keperawatan holistik.
 Diskusikan cara-cara di mana standar praktik keperawatan holistik digabungkan ke dalam
proses keperawatan holistik.

Klinis

 Menganalisis alat pengkajian yang digunakan dalam praktek klinis untuk menentukan
apakah alat ini sesuai dengan perspektif keperawatan holistik.
 Mencari cara yang mungkin untuk menggabungkan diagnosa keperawatan, Klasifikasi
intervensi keperawatan dan Klasifikasi hasil keperawatan dalam praktek keperawatan
holistik.
 Mengidentifikasi diagnosa keperawatan dan intervensi yang paling relevan untuk pasien
anda.
 Mengintegrasikan pencegahan, promosi kesehatan dan diagnosa kesehatan dalam
praktek.
 Gunakan model Trifocal keperawatan diagnosis sebagai struktur pengorganisasian untuk
gabungan visual dari tiga tingkat pola kesehatan seseorang dalam prioritas dan
perencanaan intervensi keperawatan dan hasil dari interaksi perawat dengan pasien.
 Menerapkan Standar Praktik Keperawatan Holistik dari Asosiasi Keperawatan Holistik
Amerika (AHNA) dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Pribadi

 Amati pola penilaian identifikasi proses dalam kehidupan sehari-hari Anda saat Anda
berjalan ke dalam sebuah situasi yang baru.
 Mengidentifikasi empat pola pengetahuan (empiris, etika, estetika, dan pribadi
pengetahuan) karena mereka membiming Anda dalam berinteraksi antara perawat
dengan pasien.

2
 Mengembangkan dan percaya pemikiran intuitif Anda proses ketika klien menilai
'kondisi.
 Mengevaluasi dampak dari pemikiran intuitif baik profesional dan pribadi hidup.
 Jelajahi keyakinan dan nilai-nilai Anda sendiri mengenai konsep holistik keperawatan.
 Tuliskan contoh spesifik keperawatan holistik pada setiap langkah dari proses peduli
holistik.

DEFINISI
Proses pengobatan holistik : proses melingkar yang melibatkan enam langkah yang
mungkin terjadi secara bersamaan. Langkah-langkah ini adalah penilaian, pola / tantangan /
kebutuhan, hasil, rencana perawatan terapi, pelaksanaan dan evaluasi.

Keperawatan Holistik

Intuisi : dirasakan mengetahui hal-hal dan acara tanpa menggunakan sadar proses rasional;
menggunakan semua indra untuk menerima informasi.

NANDA : Asosiasi Diagnosa Keperawatan Amerika Utara.

Diagnosa Keperawatan : Menilai secara klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat
dan tanggapan yang bersifat aktual maupun potensial tentang masalah kesehatan / proses
kehidupan. Sebuah diagnosa keperawatan adalah dasar untuk memilih intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

Klasifikasi Intervensi Keperawatan (NIC) : Klasifikasi yang komprehensif standar atau


taksonomi (konsep kerangka kerja dalam menentukan sebuah diagnose keperawatan) yang
perawat lakukan, termasuk yang independen dan kolaboratif, serta langsung dan tidak langsung.

Keperawatan Hasil Klasifikasi (NOC) : Taksonomi komprehensif pasien yang hasilnya


dipengaruhi oleh asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.

Proses Keperawatan : Model asli menggambarkan "kerja" keperawatan, didefinisikan sebagai


langkah yang digunakan untuk memenuhi tujuan keperawatan, seperti penilaian, diagnosis, hasil
klien, rencana, intervensi dan evaluasi.

Paradigma : Sebuah model yang dilakukan untuk mengkonsep informasi.

Pola / Tantangan / Kebutuhan : Seseorang yang mengalami proses kehidupan yang bersifat
aktual dan potensial yang berkaitan dengan kesehatan, kekuatan, gejala, kelemahan, yang
mungkin atau tidak mungkin memfasilitasi kesejahteraan.

3
Orang : Individu, klien, pasien, anggota keluarga, dukungan orang atau anggota kemasyarakatan
yang memiliki kesempatan untuk terlibat dalam interaksi dengan perawat holistik.

Standar Praktek : Sekelompok pernyataan menggambarkan tingkat yang diharapkan dari


keperawatan holistik.

Taksonomi I : Klasifikasi yang diterima diagnosa keperawatan NANDA berdasarkan sembilan


pola respon manusia, antara lain :

 Exchanging (Perubahan)
 Communicating (Komunikasi)
 Relating (Hubungan)
 Valuing (Menilai)
 Choosing (Memilih)
 Moving (Pindah)
 Perceiving (Memiliki Pemikiran yang Tajam)
 Knowing (Mengetahui)
 Feeling (Merasakan)

Taksonomi II : Klasifikasi multiaksial untuk organisasi yang diterima daftar diagnosa


keperawatan NANDA berdasarkan domain fungsional dan kelas.

Taksonomi Praktik Keperawatan - NANDA /NIC / NOC (NNN) : Sebuah kerangka kerja
yang menggambarkan praktik keperawatan dengan menghubungkan diagnosa keperawatan
dengan intervensi keperawatan dan hasil keperawatan. The NNN Taksonomi Praktik
Keperawatan merupakan Struktur taksonomi untuk praktek keperawatan yang menggabungkan
klasifikasi NANDA / NIC / NOC.

Teori dan Penelitian


Proses keperawatan holistik adalah adaptasi dan perluasan dari proses keperawatan yang
menggabungkan filosopi keperawatan holistik. Tersusun secara sistematis, dinamis, menemukan
kerangka hidup, mendeskripsikan dan mendokumentasikan pola kesehatan yang unik dari
seseorang. Pola ini, mengidentifikasikan hubungan perawat dengan memberikan dasar tujuan dan
tanggapan terhadap tindakan yang dimulai oleh perawat dan pasien dalam proses keperawatan.

Definisi kontemporer keperawatan dari Asosiasi Perawat Amerika menggabungkan


konsep keperawatan untuk seluruh orang. Definisi keperawatan mengakui empat hal penting
dalam praktek :

4
 Perhatian terhadap seluruh orang yang berpengalaman dan tanggapan terhadap kesehatan
dan penyakit tanpa pembatasan untuk masalah – focus orientasi.
 Integrasi data yang obyektif dengan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman dari
seseorang atau kelompok yang memiliki pengalaman subyektif.
 Penerapan pengetahuan ilmiah untuk proses diagnosis dan pengobatan.
 Penyediaan hubungan yang peduli memfasilitasi kesehatan dan pengobatan.
Berfokus pada pembentukan kesehatan dan kesejahteraan pada seseorang, proses
keperawatan meliputi enam langkah, antara lain : pengkajian, pola / tantangan /kebutuhan, hasil,
rencana keperawatan terapeutik, implementasi, dan evaluasi. Konsep nyata dari "proses
keperawatan" dapat ditelusuri ke akhir 1950-an dan awal 1960-an, ketika keperawatan di
Amerika Serikat dicari untuk mengidentifikasi dirinya sebagai yang berbeda, otonom profesi
dalam pelayanan kesehatan. Kreuter pertama resmi mengidentifikasi konsep dari proses
keperawatan sebagai pendekatan untuk pelaksanaan independen kegiatan keperawatan pada
tahun 1957. Pendukung proses keperawatan melihatnya sebagai alat untuk pemersatu bahasa
keperawatan, sistematisasi praktek keperawatan dan pendidikan, dan meningkatkan praktek
mandiri.

Frisch dan Frisch mencatat bahwa ada dua definisi untuk proses keperawatan. Yang
pertama mendefinisikan sebagai langkah-demi-langkah linear proses untuk memecahkan
masalah. Yang kedua, lebih kompatibel dengan keperawatan holistik, mendefinisikan proses
keperawatan sebagai "sarana merefleksikan seluruh proses interaksi perawat dengan pasien.
Intervensi dimulai dengan interaksi perawat dengan pasien, sedangkan evaluasi dilakukan terus
menerus dan tidak hanya datang pada akhir proses. Dalam pandangan melingkar dari proses
keperawatan, langkah-langkah prinsip organisasi digunakan untuk mendokumentasikan dan
menggambarkan proses keperawatan.

Secara bertahap, pandangan terhadap proses keperawatan memudar ketika definisi


pertama dari proses keperawatan sebagai pemecahan masalah berdasarkan metode ilmiah. Model
ini diterima tanpa pertanyaan sebagai dasar untuk praktek keperawatan dan pendidikan sampai
awal 1980-an, ketika sarjana keperawatan mulai fokus pada filosopi dan teori dalam
keperawatan. Menekankan keperawatan holistik dalam teori mereka tentang Modeling dan Role
Modeling, Erickson dan rekan-rekannya mendeskripsikan proses keperawatan "sedang
berlangsung, pertukaran informasi interaktif, perasaan, dan perilaku antara perawat dan pasien,
dimana tujuan perawat adalah untuk memelihara dan mendukung perawatan diri pasien.

Kritik terhadap proses keperawatan mengatakan itu adalah reduksionis, yaitu terlalu
mendalami positivisme dan rasionalitas ilmiah yang menekankan ilmu pengetahuan sebagai
sumber pengetahuan sementara melarang cara lain untuk mengetahui, seperti pengalaman. Proses
dalam praktek keperawatan menegaskan bahwa melayani kepentingan profesi keperawatan atas
kepentingan pribadi dan hasil yang memberatkan dan memakan waktu. Masalah mungkin tidak

5
terletak pada proses keperawatannya saja, melainkan dalam hal yang berbeda-beda perspektif
filosofis yang digunakan untuk menggambarkan hal tersebut. Varcoe menyarankan bahwa
"Proses keperawatan merupakan hal yang kompatibel dengan berbagai macam filosofis, dan
orientasi yang tidak logis diidentifikasi dengan proses itu sendiri.

Asal-usul proses keperawatan berada dalam konsep pengenalan pola, kecenderungan


bawaan ditemukan di antara manusia. Pengenalan pola mungkin diamati bahkan pada bayi muda
yang pada tahap awal mengenali dan bereaksi terhadap keluarga serta pola asing (wajah, vokal,
dan penampilan) di pengasuh mereka. Ketika perawat bertemu pasien untuk pertama kali,
mereka mengobservasi status kesehatan pasien. Mereka melihat warna pasien (Pucat atau tidak),
kontak mata, kedalaman respirasi dan laju, kecepatan dan volume berbicara, bau badan, bekas
luka dan banyak lagi. Dalam waktu 60 detik, mereka melihat jika ada sesuatu yang berbeda dari
yang diharapkan dan apa tindakan keperawatan yang diperlukan. Ini adalah pola penilaian dan
pola perkenalan. Perawat menggunakan semua pengetahuan keperawatan mereka, perawat
menerapkan pola yang dikenal, membuat keputusan tentang pola-pola, dan kemudian bertindak
atas keputusan tersebut. Setelah melakukannya, mereka mengenal dan bereaksi berdasarkan
respon dari orang tersebut.

Selanjutnya, proses keperawatan ini secara alami terbentuk, tidak dapat dipisahkan dari
budaya di mana yang dipraktekkan. Engebretson dan Littleton menggambarkan proses
keperawatan dari perspektif ekologis sebagai salah satu negosiasi budaya dimana perawat dan
pasien masuk ke dalam tahap kemitraan di mana mereka bertukar pengetahuan, berkolaborasi
pada analisis dan interpretasi informasi, terlibat dalam pengambilan keputusan bersama,
melaksanakan rencana tindakan, dan melakukan penilaian yang analitis baik proses dan hasil
yang diharapkan. kunci untuk proses keperawatan adalah pengakuan bahwa realitas kesehatan
dan kesehatan lingkungan perawatan "dibangun dari pengamatan selektif dan interpretasi "oleh
budaya di mana mereka berada. Suatu pendekatan ekologi untuk proses keperawatan "didasarkan
pada pemahaman pengetahuan budaya pengalaman, dan faktor individu yang unik diantara
pasien dan perawat membawanya ke dalam interaksi ini. "

Karena keperawatan konseptual tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya di mana ia
dipraktekkan, perawat holistik harus mempertimbangkan konteks ini ketika menerapkan praktik
berbasis teori. Sebagai contoh, meskipun teoretis untuk dapat mendefinisikan keperawatan
sebagai "praktek hubungan" dalam hubungan perawat-pasien, budaya dan pasien dapat
mendefinisikan keperawatan dengan kegiatan yang dilakukan oleh perawat atas nama pasien.
Perawat holistik yang bekerja dalam budaya kontemporer perawatan kesehatan harus
menyeimbangkan pengetahuan formal dan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan praktik
keperawatan dengan filosofi kesehatan yang mungkin belum sepenuhnya dianut oleh budaya
pada umumnya.

6
Tampilan Linear Tampilan Melingkar

Pengkajian
Evaluasi Pengkajian

Diagnosa Keperawatan

Interaksi antara
Rencana/
Hasil Perawat-Pasien Diganosa
Intervensi Keperawatan

Rencana/Intervensi
Hasil

Evaluasi

Dua tampilan dari Proses Keperawatan. Sumber: Dicetak ulang dengan izin. Psychiatric
Perawatan Kesehatan Mental: Memahami Pasien Dengan Kondisinya oleh Frisch, Delmar
Publishers, Albany, New York, Copyright 1998

7
Praktek Reflektif
Proses keperawatan holistik didirikan pada praktek reflektif. Berasal dari Wawasan
empat pola yang diidentifikasi oleh Carper yang memandu proses keperawaan oleh perawat
dengan pasien. Pengetahuan empiris atau ilmiah didasarkan pada informasi yang obyektif terukur
oleh indera dan dengan semua hal yang ilmiah. Pengetahuan yang etis mengalir dari "konsep
yang mendasari dasar kesatuan dan tak terpisahkan oleeh semua orang dan semua alam “
Pengetahuan Estetika mengacu pada rasa bentuk dan struktur, keindahan dan kreativitas, pola
cerdas dan perubahan. Pengetahuan pribadi menggabungkan kesadaran diri dan pengetahuan
perawat, serta berdasarkan pengalaman pribadi, dan ini ditunjukkan oleh penggunaan terapi diri.

Model praktek The Johns reflektif dalam cara dasar Carper yang mengetahui dalam
keperawatan memungkinkan "praktisi untuk mengakses, memahami dan belajar melalui,
pengalaman hidup nya dan, sebagai konsekuensinya, untuk mengambil tindakan menuju
pengembangan serta meningkatkan efektifitas dalam konteks sebagai praktek yang diinginkan.
"Dalam refleksi terstruktur ini satu set pertanyaan isyarat menantang norma-norma diperiksa
perawat dan praktik kebiasaan, memungkinkan untuk menafsirkan pengalaman subyektif
perawat, dan memfasilitasi proyeksi efek dari tindakan keperawatan pada hasil yang diamati.

Aplikasi Keperawatan Holistik


Teori

Seperti proses keperawatan itu sendiri, diagnosa keperawatan, intervensi, dan hasil yang
diharapkan harus dipandu oleh teori dalam aplikasi perawatan. Tentu saja, konteks teoritis
perawat, serta lembaga keperawatan, dapat menghambat proses keperawatan sebagai kerangka
untuk praktek keperawatan. Perawat yang berpendapat bahwa mereka bekerja "tanpa teori"
sangat mungkin mendasarkan praktek mereka tanpa bertanya pada biokimia, mekanik, model
medis rasional. Penerapan holistik filosofi keperawatan untuk proses keperawatan menekankan
perspektif holistik dan belum tetap tidak lengkap tanpa kerangka teori keperawatan kompatibel
dengan holisme. Ada banyak model konseptual keperawatan, seperti Teori Nightingale Adaptasi
Lingkungan, Roy Adaptasi Model, Teori Erickson dari Modeling dan Role Modeling Rogers
'Kesatuan Teori Manusia, Raja Sistem Model, Teori Leininger tentang Perawatan Budaya, Orem
Model Perawatan diri, Perawatan Manusia Model Watson, Parse Teori Menjadi Manusia, dan
Model Newman Memperluas Kesadaran Kesehatan. Itulah teori-teori sebagai panduan proses
keperawatan.

Adaptasi dan perluasan proses keperawatan didasarkan pada filosofi keperawatan


holistic, termasuk pasien sebagai peserta bersama dalam asuhan keperawatan. Proses keperaatan
holistik menambah penekanan kepada pemahaman bahwa orang tersebut adalah yang utama
dalam hubungan perawat-pasien. Ini tidak selalu terjadi. Secara historis, penyakit atau masalah

8
terdepan. Dalam lingkungan perawatan yang dikelola saat ini, kadang-kadang persyaratan dari
asuransi "pembayar" tampaknya lebih diutamakan daripada pasien dalam hubungan perawatan
kesehatan.

Proses keperawatan holistik menggabungkan kedua komponen pemecahan masalah


metodologi ilmu pengetahuan alam dan dimensi kepedulian dari pendekatan ilmu pengetahuan
manusia, yang menekankan sisi manusiawi terukur dari seni tradisional keperawatan. Ini
mengakomodasi manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual dalam konteks lingkungan.
Dengan demikian, keuntungan dari proses peduli holistik paralel yang digambarkan untuk proses
keperawatan secara umum-dengan penambahan perspektif pribadi utuh. Kerangka holistik adalah
proses orang-berpusat. Pendekatan ini mengkaji kehidupan seseorang, persepsi, dan makna hidup
bagi wawasan tentang pengalaman hidup kesehatan dan kesejahteraan. Proses peduli holistik
adalah proses relasional. Melalui hubungan timbal balik, perawat bekerja sama dengan pasien
untuk mengidentifikasi dan menetapkan tujuan untuk peningkatan kesehatan. Sebagai sintesis
ilmu alam dan manusia, proses keperawatan holistik mencerminkan nilai yang sama antara
dimensi kualitatif dan kuantitatif dari pola kesehatan seseorang.

Sebuah proses sistematik untuk praktek keperawatan holistik bertindak sebagai struktur
pembimbing untuk pemula. Hal itu "menetapkan standarisasi, dan mengarahkan praktik
keperawatan." Standardisasi bahasa tentang kegiatan dan tanggung jawab perawat memberi
struktur terpadu untuk penerapan teori keperawatan dan penelitian keperawatan berikutnya.
Proses peduli holistik cocok untuk teori aplikasi. Dalam proses keperawatan holistik, informasi
yang relevan dengan perawatan seseorang dikumpulkan dan diproses sesuai dengan model yang
teoritis. Perawat harus memilih model praktek teoritis yang realistis, berguna, konsisten dengan
profesional mereka, nilai-nilai dan filosofi, Pola dan hasil yang diinginkan, dan tindakan
keperawatan yang diidentifikasi melalui sintesis dasar teori dan informasi yang dikumpulkan dari
pasien kedalam proses yang saling menguntungkan dengan perawat. Lalu perawatan dievaluasi
dan didokumentasikan.

Taksonomi (Konsep Kerangka Kerja) Praktek Keperawatan


Dalam upaya untuk membangun keperawatan sebagai berbeda, dikenali profesi kesehatan
dengan berbeda, layanan ditagih, pendidik dan praktisi telah bekerja ke arah standardisasi
bahasa, praktek, dan hasil. Perawatan diagnosis, seperti yang digambarkan oleh Keperawatan
Amerika Utara Diagnosis Association (NANDA), adalah pola yang sering dinilai oleh perawat
dalam memberikan perawatan. Kasifikasi Intervensi Keperawatan (NIC) adalah daftar kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk tujuan mencapai tujuan perawatan perawat-pasien. Tujuan
sering diidentifikasi, diamati sepanjang perjalanan perawatan, terdaftar sebagai Klasifikasi Hasil
Keperawatan (NOC).

9
Karena NANDA / NIC / NOC (NNN) taksonomi adalah atheoretical mereka
menghasilkan perspektif holistik. Yang memungkinkan untuk penagihan kegiatan keperawatan
dan evaluasi sistematis sebagai indikator perawat- pasien untuk manajemen mutu, serta untuk
membimbing pertanyaan penelitian keperawatan. Dalam proses keperwatan holistik diagnosis
keperawatan, intervensi keperawatan, dan hasil keperawatan yang disajikan sebagai sarana untuk
mengatur, menggambarkan, dan mengevaluasi data yang dihasilkan dalam terapi hubungan
perawat-pasien. Sebuah proses formal sedang berlangsung oleh perwakilan dari sistem
klasifikasi ini untuk mengembangkan struktur umum menghubungkan mereka melalui NNN
Taksonomi Praktek Keperawatan.

Proses Keperawatan Holistik


Perawat yang mematuhi keperawatan holistik peduli pada perawatan dari keseluruhan
pasien, menghormati hak-hak seseorang. Berdasarkan pada penilaian holistik dan identifikasi
pola kesehatan seseorang, keputusan tentang perawatan dari kerjasama dengan pasien, penyedia
perawatan kesehatan lainnya, dan lain-lain yang signifikan. Orang mengasumsikan peran aktif
dalam perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan dengan mencari keahlian profesional
perawat melalui berbagai interaksi perawat-pasien. Difasilitasi oleh perawat dalam hubungan
penyembuhan, pasien tersebut mengungkapkan masalah kesehatan dan kekuatan-pola- kesehatan
yang unik untuk mengidentifikasi perawat dan dokumen dalam catatan perawatan kesehatan.
Pasien didorong untuk berpartisipasi secara aktif, mengambil tanggung jawab untuk pilihan
kesehatan pribadi dan keputusan untuk perawatan diri. Perawat harus ingat bahwa proses
keperawatan holistik hanyalah alat; kerangka kerja, mendokumentasikan, dan membahas
interaksi perawat-pasien.

Pengkajian

Perawat holistik menilai setiap orang secara holistic(menyeluruh) menggunakan sesuai


dengan metode holistik sedangkan keunikan orang tersebut dihormati.

Pengkajian adalah tahap pengumpulan informasi di mana perawat mengidentifikasi pola-


pola kesehatan dan memprioritaskan masalah kesehatan pasien. Sebuah proses yang
berkesinambungan, penilaian menyediakan data yang sedang berlangsung untuk perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu. Setiap pertemuan perawat-orang memberikan informasi baru yang
membantu menjelaskan hubungan timbal balik dan memvalidasi data yang dikumpulkan
sebelumnya dan kesimpulan. Kunci penilaian holistik untuk menilai pola keseluruhan tanggapan.
Perawat memberikan informasi tentang pola pasien melalui interaksi, observasi, dan pengukuran.
Setiap identifikasi pola menyentuh hologram orang tersebut, berkontribusi terhadap wahyu dari
keseluruhan. Interaksi interpersonal mengungkapkan persepsi, perasaan, dan pemikiran tentang

10
pola kesehatan / tantangan / kebutuhan seperti yang diidentifikasi oleh orang tersebut. Observasi
keperawatan bergantung pada informasi yang dirasakan oleh panca indera, sedangkan
pengukuran memberikan informasi kuantitatif yang diperoleh dari instrumen. Pasien adalah
sumber utama dan penafsir arti informasi yang diperoleh oleh proses penilaian. Keluarga, orang
lain yang signifikan, profesional perawatan kesehatan lainnya, dan data terukur memberikan
informasi tambahan. Dalam konteks budaya, tahap penilaian dapat dilihat sebagai "pertukaran
pengetahuan ahli" dimana kedua perawat dan orang membawa keahlian untuk pertukaran.

Selama pengkajian pola biopsycho-sosial-spiritual seseorang, perawat holistic mencari


pola keseluruhan hubungan timbal balik, menggunakan pendekatan ilmiah yang tepat, menilai
keadaan medan energi, dan mengidentifikasi tahapan perubahan dan kesiapan untuk belajar.
Perawat juga mengumpulkan data terkait dari catatan klien sebelumnya dan anggota lain dari tim
perawatan kesehatan, jika sesuai. Semua data yang bersangkutan didokumentasikan dalam
catatan pasien.

Perawat holistik memandang pasien secara keseluruhan dan mendengarkan kesehatan


pasien saat ini ke dalam lingkungan. Meskipun mengakui pola sendiri dan pengaruh potensial
mereka pada hubungan penyembuhan, perawat mencerminkan pola seseorang diakui dari
penilaian. Sebagai tanggapan, pasien memvalidasi makna pola kesehatan ini diidentifikasi.
Penilaian dan dokumentasi yang terus menerus dalam interaksi perawat-pasien, perubahan dalam
satu pola selalu mempengaruhi dimensi lain. Kurangnya kesadaran tentang keyakinan pribadi
sendiri, mungkin mempengaruhi interaksi perawat-pasien (misalnya, hambatan komunikasi
relatif terhadap budaya, kelas, usia, jenis kelamin, orientasi seksual, pendidikan, atau
keterbatasan fisik) sehingga akan menghambat pengkajian holistik.

Berpikir intuitif

Secara holistik menilai status seseorang melibatkan evaluasi data tidak hanya dari
rasional, analitis, dan modus verbal (atau otak kiri), tetapi juga dari intuitif, nonverbal (otak
kanan). Sayangnya, dalam keperawatan belum menempatkan banyak nilai pada data "lunak"
yang tidak dapat diukur dan divalidasi melalui metode ilmiah. Persepsi intuitif telah dilihat
sebagai menentang basis pengetahuan empiris/nyata, bahwa hanya data kuantitatif yang penting
namun, Berpikir intuitif tidak bertentangan dengan penalaran analitik. Ada beberapa cara untuk
mengetahui dan menilai status pasien, dan intuisi merupakan komponen yang diinginkan dari
proses keperawatan. Selain analisis, eksplorasi ilmiah yang sekarang dikenal untuk melibatkan
kualitatif, namun proses yang ilmuwan gunakan untuk mengatur temuan terfragmentasi ke dalam
keutuhan bermakna. Proses ini disebut intuisi-the tacit dimensi-yang merupakan hal mendasar
untuk semua pengetahuan. Ini adalah proses di mana orang tahu lebih banyak dari yang mereka
bisa jelaskan.

11
Effkin proffers menjelaskan intuisi dari perspektif psikologi ekologi berdasarkan teori
Gibson dari perception. Perception adalah deteksi langsung dari informasi lingkungan. Intuisi,
dicirikan sebagai persepsi langsung, terjadi ketika perawat holistik merasakan di lingkungan
tingkat tinggi yang membutuhkan tindakan. Peluang untuk tindakan dapat pergi belum direalisasi
oleh perawat pemula yang melalui pengalaman harus belajar untuk mengenali dan membedakan
antara peluang untuk melakukan tindakan.

Persepsi intuitif memungkinkan seseorang untuk mengetahui sesuatu segera tanpa sadar
menggunakan pertimbangan intuisi. Telah digambarkan sebagai "proses dimana kita tahu sesuatu
tentang pasien yang tidak dapat diungkapkan dengan kata atau ucapan, atau yang sumber
pengetahuan tidak dapat tentukan. "Ini adalah sebuah " firasat " bahwa ada sesuatu yang salah
atau bahwa kita harus melakukan sesuatu, bahkan jika tidak ada bukti nyata untuk mendukung
perasaan itu. Para perawat mahir paling berpengalaman -Cally telah ditemukan untuk menjadi
pemikir intuitif. Dalam hubungan peduli antara perawat dan pasien, peristiwa intuitif muncul
sebagai perawat terbuka dan mau menerima isyarat halus seseorang, seperti warna, aktivitas,
gerakan, nada, dan postur.

Perawatan intuisi dapat dikonseptualisasikan sebagai "integrasi bentuk mengetahui dalam


realisasi tiba-tiba" yang kemudian endapan proses analitik dan memfasilitasi fungsi. Intuition
keperawatan baik sebagai proses dan intuitif product. Hal ini melibatkan pertemuan perawat-
pasien yang isyarat, perasaan, dengan masa lalu terintegrasi dengan peristiwa saat ini. Produk
intuitif adalah kesimpulan di untuk mengetahui sesuatu, melakukan sesuatu, atau keduanya.

Kondisi tertentu memfasilitasi intuitif, contohnyaa pemikiran. Selain itu, perawat harus
secara emosional mampu dan mau untuk menerima informasi. Masalah pribadi dan emosional
mengurangi penerimaan. Misalnya, tingkat energi perawat mempengaruhi kesiapan nya untuk
menerima, memahami, dan menginterpretasikan informasi. Seorang perawat yang tingkat energi
rendah, seperti pada saat sakit atau stres, kurang intuitif. Percaya diri juga memfasilitasi
pemikiran intuitif dengan memungkinkan perawat untuk percaya pada validitas nya intuisi.

Karya dari Benner sangat berguna dalam menjelaskan mengapa perawat pemula tidak
pernah dapat melihat dunia keperawatan dari perspektif yang sama sebagai ahli. Dia menjelaskan
hirarki pemikiran, penilaian, perilaku, dan pengalaman yang jelas membedakan pemula dari ahli:
perawat melekat pada aturan dan daftar periksa untuk memandu praktek dan sering kehilangan
gambaran besar. Karenakaya akan pengalaman, perawat ahli memiliki pemahaman intuitif
seperti situasi dan dapat fokus pada masalah yang sebenarnya. Mereka mampu mengenali pola,
memahami tantangan, dan tahu secara naluriah ketika situasi sangat mendesak dan segera
melakukan tindakan. Selain itu, mereka terampil dalam meyakinkan orang lain untuk mengubah
rencana perawatan jika diperlukan.

Penilaian intuitif tampaknya meningkat secara proporsional dengan adanya pengalaman


keperawatan. Meskipun pengalaman klinis adalah yang signifikan untuk aplikasi yang paling

12
mahir di keperawatan intuisi, intuisi tidak terbatas pada ahli dan dapat diamati dan
dibudidayakan di pemula juga. Penelitian ini menunjukkan bahwa intuisi dapat diajarkan melalui
mentoring dan peran pemodelan oleh ahli perawat. Dalam lingkungan pendidikan yang
menekankan pendekatan linier untuk perawatan, namun, budidaya intuisi dalam perawat pemula
merupakan keprihatinan yang berkelanjutan bagi pendidik yang menghargai pendekatan holistik
untuk pendidikan dan praktik keperawatan.

Penemuan penting lain yang berkaitan dengan keperawatan intuisi adalah bahwa perawat
ahli memberikan kepercayaan signifikan terhadap pasien intuisi. Perawat intuitif mengakui dan
menindaklanjuti gambaran jelas mengenai seseorang dan dapat memberikan gambaran tentang aa
yang dia rasakan; mereka menganggap bahwa pasien sering pertama tahu jika sesuatu yang tidak
benar. Berdasarkan deskripsi perawat, keperawatan intuisi dapat dikategorikan sebagai kognitif
atau precognitive. Kognitive inferensi berkembang dari proses yang cepat dari isyarat. Gestalt
intuisi merasakan pola situasional secara keseluruhan dan mengisi kekosongan. Fungsi intuisi
precognitively, sugestif dari interaksi medan energi, ketika perawat merasakan perubahan
sebelum hal itu terjadi.

Intuisi halus dalam wadah pengalaman. Karya Benner menjelaskan bahwa peristiwa
intuitif terjadi lebih sering pada ahli daripada di pemula. Perawat ahli harus menjadi mentor yang
membantu perawat pemula menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan intuitif mereka.
Dalam konteks pengaturan pendidikan, Beck mengembangkan strategi mengajar untuk memberi
penjelasan saat-saat intuitif dalam praktek keperawatan mahasiswa pascasarjana dan kemudian
membingkai mereka sebagai alat pengajaran. Sarjana keperawatan yang menghasilkan narasi dan
analisis konsep yang kemudian dipresentasikan kepada mahasiswa sarjana keperawatan untuk
menunjukkan langkah-langkah analisis konsep, memberikan contoh aktual intuitif, berpikir
dalam praktek keperawatan, dan untuk memvalidasi pengetahuan intuitif sebagai cara untuk
mengetahui dalam proses keperawatan. Kedua sarjana dan mahasiswa menanggapi dengan
antusias pengalaman belajar ini.

Perawat pemula dapat mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk mengenali data
subyektif dan untuk verbalisasi perasaan, isyarat, dan keputusan untuk meningkatkan persepsi
intuitif mereka. Berbagai latihan untuk meningkatkan intuisi dan membuka kesadaran pemula
untuk pengalaman intuitif dan spiritual termasuk mendengarkan musik, berpartisipasi dalam
latihan fisik, relaksasi otot progresif, menulis dalam sebuah jurnal, dan menggunakan teknik
untuk mengelompokkan ide-ide (misalnya, pendapat). Latihan untuk memperdalam proses
intuitif bagi pemikir intuitif lebih maju termasuk meditasi, kontemplasi simbol harmonik,
diarahkan gambar, citra dipandu, dan dialog dengan diri transpersonal. Pendidik dan dokter juga
dapat menumbuhkan proses intuitif dengan cara :

 Menekankan nilai pemikiran intuitif dikombinasikan dengan pemikiran analitik dalam


keperawatan dan pendidikan berkelanjutan (misalnya, dengan mengambil posisi ini
dalam artikel keperawatan, buku teks, dan konferensi).

13
 Mendorong perawat untuk menggunakan intuisi dan indera mereka dalam kombinasi
dengan analitis, berpikir obyektif ketika menilai status klinis pasien.
 Menyediakan perawat berpengalaman dengan halus, pola isyarat berulang yang akan
membantu mereka dalam mengenali informasi intuitif, sehingga meningkatkan
kepercayaan diri mereka tentang menafsirkan isyarat dan bertindak atas keputusan
mereka.
 Mendorong perawat untuk mempercayai intuisi mereka.
 Menggunakan strategi pendidikan yang mendorong pengenalan pola (misalnya, studi
kasus, bermain peran, video interaktif).
 Mengevluasi secara sistematis kegunaan isyarat dalam membuat keputusan yang benar.
 Berbagi pengalaman intuitif dengan siswa dan rekan.
 Mendukung perawat yang mengalami peristiwa intuitif dan mendorong mereka untuk
meninjau dan menganalisis proses.
 Menciptakan iklim keterbukaan, rasa ingin tahu.

Pendekatan holistik, intuitif, seperti yang disarankan oleh proses peduli holistik,
menggabungkan perspektif yang seimbang: penerapan bahasa umum dari diagnosa keperawatan,
intervensi, dan hasil dalam konteks kedua praktek intuitif dan analitik keperawatan. Pendekatan
seperti itu membutuhkan bahasa baru sebagai situasi yang menentukan, sehingga mendorong
hidup untuk menumbuhkan pengetahuan keperawatan.

Pola / Tantangan / Kebutuhan


Perawat holistik mengidentifikasi dan memprioritaskan aktual dan potensial pola /
tantangan / kebutuhan setiap orang dan proses kehidupan yang berkaitan dengan kesehatan,
kesehatan, penyakit atau sakit, yang mungkin atau mungkin tidak memfasilitasi kesejahteraan.

Dalam langkah kedua dari proses keperawatan holistik, perawat menggambarkan


seseorang yang pola / tantangan / kebutuhan berdasarkan bahasa standar yang dimengerti untuk
perawat, profesional kesehatan lainnya, penyediapelayanan kesehatan, dan orang yang menerima
perawatan. Perawatan diagnosa seperti digambarkan oleh NANDA menyediakan bahasa
deskripsi yang paling universal untuk pola umum yang diidentifikasi oleh perawat yang akan
memberikan perawatan. (Lihat Bagan 14-2 untuk Domain Keperawatan Diagnosis ditegakkan
berdasarkan Taksonomi II.)

Diagnosis keperawatan dapat didefinisikan sebagai "penilaian klinis tentang individu,


keluarga, atau tanggapan masyarakat terhadap proses masalah kesehatan / kehidupan yang aktual
dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan

14
untuk mencapai hasilnya, dan perawat yang akan bertanggung jawab. "Setelah diagnosa
keperawatan diidentifikasi dan diprioritaskan, mereka menjadi dasar bagi langkah-langkah yang
tersisa dari proses keperawatan.

Asosiasi Diagnosa Keperawatan Amerika Utara

Meskipun pola / tantangan / kebutuhan identifikasi selalu memiliki fungsi yang penting
bagi praktik keperawatan, ada sedikit usaha untuk membakukan terminologi yang digunakan
sampai tahun 1973, ketika NANDA berevolusi dari Konferensi Nasional Pertama untuk
Klasifikasi Diagnosa Keperawatan Dengan mendefinisikan, menjelaskan, mengelompokkan dan
meneliti laporan ringkasan tentang masalah kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan,
NANDA telah bekerja untuk standarisasi label untuk mengidentifikasi pola / tantangan /
kebutuhan, memfasilitasi komunikasi, dan mendorong penelitian sehingga hasil potensial
spesifik dan intervensi keperawatan dapat dikembangkan untuk setiap diagnosis. Sebagai praktek
klinis dan penelitian ilmiah terus untuk memvalidasi itu, gerakan diagnosis keperawatan
memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dan mengidentifikasi
pola-pola / tantangan / kebutuhan dan kegiatan yang unik untuk keperawatan.

Apa yang dimulai dari kepedulian untuk mendefinisikan dan menjelaskan secara
sistematis keperawatan pengambilan keputusan dan proses telah berkembang menjadi bahasa
sesuai beradaptasi dengan catatan pasien berbasis komputer dan dimasukkan ke dalam kosakata
multidisiplin standar. NANDA telah menegaskan bahwa bahasa standar keperawatan tempat
diagnosis keperawatan dalam aliran tepat waktu dengan tren masa depan: "Ketika kita bergerak
ke multidisiplin yang benar, pasien-terfokus dengan lingkungan perawatan, kosakata standar dan
nomenklatur dari semua disiplin ilmu yang sedang diteliti untuk dimasukkan ke dalam kosakata
standar keseluruhan untuk CPR [catatan pasien berbasis komputer]. Selanjutnya, NANDA telah
membentuk hubungan dengan International Council of Nursing (ICN) dan Organisasi Kesehatan
Dunia untuk mengembangkan Klasifikasi Praktik Keperawatan Internasional, upaya global untuk
membakukan bahasa keperawatan.

Pernyataan Diagnostik
Diagnosa keperawatan menggambarkan respon manusia untuk menggambarkan proses
kondisi kesehatan / kehidupan individu, keluarga, atau masyarakat. Label diagnostik adalah
"frase singkat atau istilah yang mewakili pola isyarat terkait" yang mendefinisikan diagnosis
dalam praktek. Faktor yang berhubungan adalah mereka "faktor-faktor yang muncul untuk
menunjukkan beberapa jenis hubungan berpola dengan diagnosis keperawatan." Mereka
mungkin mendahului, terkait dengan, berhubungan dengan, atau bersekongkol dengn masalah.
Mereka membantu mengidentifikasi apa yang menjaga masalah dan apa yang mencegah
peningkatan. Faktor yang berhubungan memandu rencana perawatan, karena mereka
menunjukkan perubahan yang diperlukan untuk klien untuk mencapai keadaan kesehatan.

15
Diagnosis keperawatan dan faktor-faktor terkait yang dihubungkan dengan frase 'terkait dengan,'
membentuk pernyataan diagnostik dua bagian, seperti "pengetahuan tentang kekurangan infark
miokard akut terkait dengan pahaman dengan sumber daya informasi ditandai dengan verbalisasi
masalah. "(Ungkapan 'related to' adalah lebih baik untuk frase 'yang disebabkan oleh' karena
sebab dan akibat belum ditetapkan untuk sebagian diagnosa keperawatan). Pernyataan diagnostik
harus cukup spesifik untuk memandu langkah-langkah yang tersisa dari proses keperawatan.

Sebelum membuat diagnosis keperawatan tertentu, perawat menilai karakteristik


mendefinisikan diagnosis, perilaku-perilaku atau tanda-tanda dan gejala (diamati isyarat dan
kesimpulan) yang mengelompok bersama sebagai manifestasi dari diagnosis. Mereka diperlukan
untuk mengidentifikasi entitas diagnostik dan untuk membedakan antara berbagai diagnosa
keperawatan. Daftar diagnosis dengan mendefinisikan karakteristik dan faktor yang terkait atau
faktor risiko, tergantung pada jenis diagnosis, telah diterbitkan dan diperbaharui secara teratur
untuk membantu perawat dalam memverifikasi diagnosis keperawatan tertentu. Setelah menilai
suatu kondisi klien dan merumuskan kemungkinan diagnosa keperawatan, perawat mengacu
pada daftar mendefinisikan karakteristik untuk menentukan apakah ada indikator penting yang
cukup untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Meskipun diagnosis tertentu mungkin memiliki
cukup spesifik mendefinisikan karakteristik, perawat harus menggunakan pengetahuan mereka,
pendidikan, pengalaman, dan intuisi untuk menentukan apakah tanda-tanda dan gejala yang
diamati selama pengkajian keperawatan cukup untuk mengkonfirmasi keberadaan tertentu pola
kesehatan / tantangan / kebutuhan.

Bagi banyak diagnosis, penelitian belum divalidasi karakteristik yang menentukan.


NANDA telah membentuk proses formal untuk penelitian dan validasi diagnosa ini. Kadang-
kadang, ketika tidak ada diagnosa keperawatan yang tersedia tampaknya sesuai dengan keadaan
seseorang, perawat harus mengembangkan diagnosis. Jika diagnosis tersebut muncul berulang
dalam praktek perawat, dia atau dia dapat mempertimbangkan pengajuan resmi diagnosis untuk
NANDA. American Nurses 'Association Psychiatric Mental Kelompok Perawatan Kesehatan
mengajukan daftar panjang label untuk pengembangan sebagai spesialisasi keperawatan
diagnosa, semua yang kemudian tergabung dalam taksonomi. Meskipun banyak diagnosis belum
diidentifikasi, organisasi saat ini struktur, Taksonomi II, memfasilitasi identifikasi kesenjangan
yang harus diisi.

Struktur Multiaksial dari Diagnosa Keperawatan


Sejak awal, taksonomi NANDA telah berkembang ke struktur multiaksial dengan tujuh sumbu ..
Ini lebih sesuai dengan struktur organisasi sistem taksonomi medis lainnya, serta memfasilitasi
integrasi dalam kesehatan perawatan sistem penagihan. Setiap sumbu dimasukkan secara
eksplisit maupun implisit dalam setiap pernyataan diagnostik keperawatan.

16
AXIS 1: Konsep diagnostik, yang terdiri dari satu atau lebih kata benda (misalnya, kecemasan,
pengasuh peran strain), adalah "elemen pokok atau bagian mendasar dan penting, akar, dari
pernyataan diagnostik." Konsep diagnostik mudah diidentifikasi dalam masing-masing diagnosa
keperawatan yang tercantum dalam Exhibit 14-4.

AXIS 2: Time, "durasi periode atau interval" dapat digambarkan sebagai akut (kurang dari enam
bulan), kronis (lebih dari enam bulan), intermiten, atau terus-menerus.

AXIS 3: Unit perawatan, populasi disebut dengan konsep diagnostik, mungkin individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat.

AXIS 4: Umur, "lamanya waktu atau interval selama mana seorang individu telah ada," berkisar
dari janin melalui tua-tua dewasa.

AXIS 5: Status Kesehatan mencerminkan "posisi atau peringkat pada kontinum kesehatan
kesehatan untuk penyakit (atau kematian)," menampung aktual, risiko, dan diagnosis kesehatan.

Diagnosa Keperawatan yang sebenarnya ada dalam fakta atau realitas pada saat ini.
Sebuah deskripsi tantangan individu sebenarnya kesehatan dalam hal pola isyarat terkait
(misalnya, medan energi terganggu terkait dengan memperlambat atau memblokir energi arus
terkait dengan bedah prosedur) adalah diagnosis keperawatan yang sebenarnya. Sebenarnya
diagnosa keperawatan dapat mencerminkan tantangan akut untuk pasien yang memerlukan
intervensi lebih cepat atau tepat waktu oleh perawat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
(misalnya, nyeri akut seperti yang diamati oleh gerakan pelindung dan masker wajah yang
berhubungan dengan prosedur pembedahan), atau kondisi lebih kekal membutuhkan panjang
strategi intervensi jangka (misalnya, keputusasaan ditunjukkan oleh pasif, penurunan verbalisasi
dan mengangkat bahu dalam menanggapi pembicara, terkait dengan pembatasan kegiatan
berkepanjangan menciptakan isolasi). Sebenarnya diagnosa keperawatan dapat mencerminkan
paradigma biomedis atau mereka mungkin mencerminkan komplementer / alternatif paradigm
kesehatan.

Diagnosa Keperawatan Risiko mencerminkan "kerentanan, terutama sebagai akibat dari


paparan faktor yang meningkatkan kemungkinan cedera atau kerugian." Diagnosis keperawatan
resiko adalah diagnosis yang "menjelaskan tanggapan manusia terhadap proses kondisi
kesehatan / hidup yang dapat berkembang pada individu yang rentan , keluarga, atau masyarakat.
Hal ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap meningkatnya
kerentanan”.

Diagnosa keperawatan risiko yang terkait dengan faktor risiko: "faktor-faktor lingkungan
dan fisiologis, psikologis elemen, genetik, atau kimia yang meningkatkan kerentanan dari
individu, keluarga, atau masyarakat terhadap suatu peristiwa tidak sehat. "Faktor risiko
memandu intervensi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya masalah.
Diagnosis dan faktor risiko dihubungkan dengan frase 'berhubungan dengan' dan ditulis sebagai

17
pernyataan dua bagian; misalnya, "risiko infeksi yang berkaitan dengan prosedur bedah baru-
baru-baru ini; atau risiko gizi seimbang: lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola
makan disfungsional ".

Secara khusus menyatakan pasien yang beresiko untuk masalah tertentu sangat penting
untuk diberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Selain itu, keperawatan akan lebih mampu
untuk menunjukkan dan mendokumentasikan kontribusinya terhadap klien yang diinginkan hasil
ketika kualitas asuhan keperawatan mencegah atau mengurangi masalah pada pasien yang
beresiko. Juga, kategori risiko yang bermanfaat dalam membenarkan alokasi sumber daya dan
tenaga, serta memperoleh penggantian pihak ketiga.

Diagnosa Keperawatan Wellness menyampaikan "kualitas atau keadaan yang sehat,


terutama sebagai hasil dari upaya yang disengaja. "Diagnosis keperawatan kesehatan adalah
salah satu yang" menjelaskan tanggapan manusia terhadap tingkat kesehatan dalam individu,
keluarga, atau masyarakat yang memiliki potensi peningkatan ke keadaan yang lebih tinggi.
"diagnosa Wellness ditulis sebagai pernyataan relasional , seperti "kesiapan untuk meningkatkan
koping yang berhubungan dengan penggunaan berbagai strategi berorientasi pada emosi
berorientasi pada masalah dan" atau "kesiapan untuk ditingkatkan spiritual kesejahteraan terkait
dengan keinginan diungkapkan untuk perdamaian, ketenangan dan self-pengampunan. "

Wellness dan promosi kesehatan telah menjadi prioritas nasional; kesehatan diagnosa
keperawatan memperluas perspektif keperawatan dari kerangka penyakit yang orientasi
kesehatan. Diagnosa keperawatan kesehatan tercantum dalam Exhibit 14-4 dan diidentifikasi
dengan tanda bintang (*) harus digunakan bersama-sama dengan frase "kesiapan untuk
ditingkatkan." Selanjutnya, dua belas diagnosa diusulkan untuk mempromosikan diagnosa
kesehatan.

AXIS 6 : Sang pendeskriptor atau pengubah menyampaikan "penghakiman yang


membatasi atau menspesifikasikan arti dari diagnosis keperawatan”. Deskriptor memodifikasi
diagnostik konsep dengan penilaian tentang respon kesehatan seseorang. Sebagai contoh,
berduka mungkin antisipatif atau mungkin disfungsional. Berduka antisipatif adalah tanggapan
terhadap "persepsi potensi kerugian" sementara berduka disfungsional adalah "diperpanjang,
berhasil" tanggapan terhadap "persepsi kehilangan."

AXIS 7 : Topologi mengacu pada bagian / daerah tubuh-semua jaringan, organ, anatomi
situs, atau struktur. Diagnosa yang berhubungan dengan eliminasi dapat mengatasi kencing,
pencernaan, yg menutupi, atau sistem paru. Diagnosa yang berhubungan dengan sensasi /
persepsi dapat mengatasi pemahaman data indera melalui sentuhan, rasa, bau, penglihatan,
mendengar, atau kinesthesia.

18
Taksonomi II : Domain, Kelas dan Diagnosa
Domain I : Promosi Kesehatan  Kesadaran akan kesejahteraan atau fungsi normalitas /
strategi yang digunakan untuk mempertahankan kontrol dan meningkatkan kesejahteraan atau
fungsi normalitas

Kelas 1 : Kesadaran akan Kesehatan : Rekognisi dari fungsi normal dan kesehatan

Kelas 2 : Managemen kesehatan : identifikasi, controlling, performing dan aktifitas yang


terintegrasi untuk memelihara sehat dan kesehatan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Manajemen regimen terapi efektif.
2. Manajemen regimen terapi tak efektif
3. Manajemen regimen terapi keluarga tak efektif
4. Manajemen regimen terapi komuniti tak efektif
5. Perilaku mencari bantuan kesehatan
6. Pemeliharan kesehatan tak efektif
7. Kerusakan pemeliharaan rumah
8. Kesiapan untuk meningkatkan Manajemen regimen terapi
9. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi

Domain 2 : Nutrisi  Aktifitas untuk mengambil, asimilasi dan menggunakan nutrient


untuk keseimbangan jaringan, perbaikan jaringan dan memproduksi energi
Kelas 1 : Ingesti : mengambil makanan atau nutrient kedalam tubuh

Diagnosa yang berhubungan :


1. Pola makan infant tak efektif
2. Kerusakan menelan
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
4. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
5. Risiko terhadap ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

Kelas 2 : Digesti : aktifitas fisik dan kimia yang mengubah bahan makanan menjadi
substansi yang memungkinkan diabsorpsi dan dicerna

Kelas 3 : Absorpsi: kegiatan mengambil nutrisi menuju jaringan tubuh

Kelas 4 : Metabolisme : Proses kimia dan fisik yang terjadi dalam organisme hidup dan
sel-sel untuk pengembangan dan penggunaan protoplasma, produksi limbah dan energi,
dengan pelepasan energi untuk semua proses yang penting

19
Kelas 5 : Hidrasi : pengambilan dan absorpsi cairan dan elektrolit

Diagnosa yang berhubungan :

1. Kurang volume cairan


2. Risiko untuk kurang volume cairan
3. Kelebihan volume cairan
4. Risiko untuk ketidakseimbangan volume cairan
5. Kesiapan untuk meningkatkan keseimbangan cairan

Domain 3: Eliminasi  Sekresi dan ekskresi terhadap produk akhir dari tubuh

Kelas 1 : Fungsi Urinari


Diagnosa yang berhubungan :

1. Kerusakan eliminasi urine


2. Retensi urine
3. Inkontinesia urine total
4. Inkontinensia urine fungsional
5. Inkontinensia urine stress
6. Inkontinensia urine tak tertahankan
7. Inkontinensia refleks urine
8. Risiko Inkontinensia urine tak tertahankan
9. Kesiapan meningkatkan eliminasi urine

Kelas 2 : Fungsi Gastrointestinal


Diagnosa yang berhubungan :
1. Inkontinensia usus
2. Diare
3. Konstipasi
4. Risiko untuk konstipasi
5. Konstipasi dirasakan

Kelas 3: Fungsi Integumen/Kulit

Kelas 4 : Fungsi Respirasi : proses pertukaran gas dan pengeluaran produk akhir
metabolisme
Diagnosa yang berhubungan :
1. Kerusakan pertukaran gas

Domain 4 : Aktifitas dan Istirahat  Produksi, konservasi, pengeluaran, dan keseimbangan


sumber daya energi

Kelas 1 : Tidur/istirahat

20
Diagnosa yang berhubungan :
1. Gangguan pola tidur
2. Kesulitan tidur
3. Kesiapan untuk meningkatkan tidur

Kelas 2 : Aktifitas/Kegiatan : pergerakan bagian dari tubuh (mobilitas), bekerja atau


menunjukkan suatu kegiatan melawan tahanan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Risiko untuk Sindrom disuse
2. Kerusakan mobilitas fisik
3. Kerusakan mobilitas di tempat tidur
4. Kerusakan mobilitas di kursi roda
5. Kerusakan kemampuan berpindah
6. Kerusakan berjalan
7. Kurang aktifitas diversional (Hiburan)
8. Kelambatan penyembuhan pembedahan
9. Perilaku tak berubah

Kelas 3 : Keseimbangan Energi : keadaan dinamis antara pemasukan dan kebutuhan


Diagnosa yang berhubungan :
1. Gangguan bidang energi
2. Kelemahan

Kelas 4 : Respon Kardiovaskuler/Pulmoner


Diagnosa yang berhubungan :
1. Penurunan Curah Jantung
2. Kerusakan Ventilasi Spontan
3. Pola Nafas Takefektif
4. Aktifitas intoleran
5. Rsiko terhadap aktifitas intoleran
6. Disfungsi respon penyapihan ventilator
7. Perfusi jaringan takefektif (Spesifik : renal, cerebral, kardiopulmoner, gastrointestinal,
perifer)

Kelas 5 : Perawatan Diri

Diagnosa yang berhubungan


1. Kurang perawatan diri : Berpakaian/berhias
2. Kurang perawatan diri : Mandi/hygiene
3. Kurang perawatan diri : Makan
4. Kurang perawatan diri : Toileting

21
Domain 5 : Persepsi/Kognisi  Sistem pengolahan informasi termasuk perhatian, orientasi,
sensasi, persepsi, kognisi, dan komunikasi

Kelas 1 : Perhatian
Diagnosa yang berhubungan :
1. Pengabaian unilateral
2.

Kelas 2 : Orientasi
Diagnosa yang berhubungan :
1. Sindrom kerusakan interpretasi lingkungan
2. Wandering

Kelas 3 : Sensasi/Persepsi

Diagnosa yang berhubungan :


1. Gangguan sensori persepsi (spesifikkan : visual, auditory, kinestetik, gustatori, taktil)

Kelas 4 : Kognisi

Diagnosa yang berhubungan :


1. Kurang pengetahuan (spesifikkan)
2. Kesiapan untuk meningkatkan pengetahuan (spesifikkan)
3. Kebingungan akut
4. Kebingungan kronik
5. Kerusakan memori
6. Gangguan proses fikir

Kelas 5 : Komunikasi

Diagnosa yang berhubungan


1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Kesiapan untuk meningkatkan komunikasi

Domain 6 : Persepsi – Diri  Kesadaran akan diri

Kelas 1 : Konsep Diri


Diagnosa yang berhubungan :
1. Gangguan identitas diri
2. Kelemahan
3. Risiko terhadap ketidakberdayaan
4. Ketidakberdayaan
5. Risiko terhadap kesepian
6. Kesiapan untuk meningkatkan konsep diri

22
Kelas 2 : Harga – Diri
Diagnosa yang berhubungan :
1. Harga diri rendah kronik
2. Harga diri rendah situasional
3. Risiko terhadap harga diri rendah situasional

Kelas 3 : Citra Tubuh : pencitraan diri sendiri secara mental


Diagnosa yang berhubungan :
1. Gangguan citra tubuh

Domain 7 : Hubungan Peran  Hubungan positif dan negatif antara individu dan kelompok

Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan

Diagnosa yang berhubungan :


1. Ketegangan pemberi asuhan
2. Risiko terhadap ketegangan pemberi asuhan
3. Kerusakan peran orang tua
4. Risiko Kerusakan peran sebagai orang tua
5. Kesiapan untuk meningkatkan peran sebagai orang tua

Kelas 2 : Hubungan Keluarga


Diagnosa yang berhubungan :
1. Hambatan proses keluarga
2. Kesiapan meningkatkan proses keluarga
3. Disfungsi proses keluarga : alkoholisme
4. Risiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/anak

Kelas 3 : Penampilan Peran


Diagnosa yang berhubungan :
1. Menyusui efektif
2. Menyusui tak efektif
3. Menyusui terganggu
4. Penampilan peran tak efektif
5. Konflik peran orang tua
6. Kerusakan interaksi sosial

Domain 8 : Seksualitas  Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi.

Kelas 1 : Identitas Seksual

Kelas 2 : Fungsi Seksual


Diagnosa yang berhubungan :

23
1. Disfungsi seksual
2. Pola seksualitas tak efektif

Kelas 3 : Reproduksi

Domain 9 : Koping/Toleransi Terhadap Stress  Bersaing dengan proses peristiwa


kehidupan

Kelas 1 : Respon Post-trauma


Diagnosa yang berhubungan :
1. Sindrom stres relokasi
2. Risiko terhadap Sindrom stres relokasi
3. Sindrom trauma perkosaan
4. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi diam
5. Sindrom trauma perkosaan : Reaksi gabungan
6. Sindrom post-trauma
7. Risiko Sindrom post-trauma

Kelas 2 : Respon Koping


Diagnosa yang berhubungan
1. Ketakutan
2. Kecemasan
3. Kecemasan akan kematian
4. Berduka kronik
5. Mengingkari tak efektif
6. Berduka antisipasi
7. Disfungsi berduka
8. Kerusakan penilaian
9. Koping tak efektif
10. Ketidakmampuan koping keluarga
11. Koping keluarga kompromi
12. Koping defensif
13. Koping komunitas tak efektif
14. Kesiapan untuk meningkatkan koping (individual)
15. Kesiapan untuk meningkatkan koping keluarga
16. Kesiapan untuk meningkatkan koping komuniti
17. Risiko terhadap disfungsi berduka

Kelas 3 : Neurhobehavioural Stress : respon perilaku yang melibatkan fungsi saraf dan
otak

Diagnosa yang berhubungan :


1. Disrefleksi otonom
2. Risiko untuk Disrefleksi otonom
3. Perilaku bayi takteratur

24
4. Risiko untuk Perilaku bayi takteratur
5. Kesiapan untuk meningkatkan Keteraturan perilaku bayi
6. Penurunan kapasitas adaptif intracranial

Domain 10 : Prinsip Hidup  Perilaku yang mendasari prinsip, pemikiran dan perilaku
tentang tindakan, kebiasaan, atau institusi dipandang benar atau memiliki nilai intrinsik

Kelas 1 : Nilai

Kelas 2 : Kepercayaan
Diagnosa yang berhubungan
1. Kesiapan untuk meningkatkan kesehatan spiritual

Kelas 3 : Nilai/Kepercayaan/Kesesuaian Tindakan


Diagnosa yang berhubungan :
1. Distress spiritual
2. Risiko untuk distress spiritual
3. Konflik memutuskan (Spesifikkan)
4. Tidak terpenuhinya (Spesifikkan)
5. Risiko untuk kerusakan beragama
6. Kerusakan Beragama
7. Kesiapan untuk meningkatkan beragama

Domain 11 : Keamanan/Proteksi  Terbebas dari bahaya, kecelakaan fisik atau kerusakan


sistem imun.

Kelas 1 : Infeksi

Diagnosa yang berhubungan :


1. Risiko terhadap infeksi

Kelas 2 : Cedera Fisik


Diagnosa yang berhubungan
1. Kerusakan membran mukosa oral
2. Risiko terhadap cedera
3. Risiko terhadap cedera posisi perioperasi
4. Risiko terjatuh
5. Risiko terhadap trauma
6. Kerusakan integritas kulit
7. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit
8. Kerusakan integritas jaringan
9. Kerusakan pertumbuhan gigi
10. Risiko kekurangan nafas
11. Risiko aspirasi

25
12. Bersihan jalan nafas tak efektif
13. Risiko terhadap disfungsi neurovaskular perifer
14. Proteksi tak efektif
15. Risiko terhadap sindrom kematian bayi

Kelas 3 : Kekerasan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Risiko untuk mutilasi diri
2. Mutilasi diri
3. Risiko untuk mencederai orang lain
4. Risiko untuk mencederai diri sendiri
5. Risiko bunuh diri

Kelas 4 : Bahaya Lingkungan

Diagnosa yang berhubungan :


1. Risiko keracunan

Kelas 5 : Proses Defensif

Diagnosa yang berhubungan :


1. Respon alergi getah
2. Risiko terhadap alergi getah

Kelas 6 : Thermoregulasi
Diagnosa yang berhubungan :
1. Risiko terhadap ketidakseimbangan suhu tubuh
2. Termoregulasi tak efektif
3. Hipotermi
4. Hipertermi

Domain 12 : Kenyamanan  Perasaan baik mental, fisik atau sosial yang baik atau merasa
sejahtera

Kelas 1 : Kenyamanan Fisik


Diagnosa yang berhubungan :
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronik
3. Mual

Kelas 2 : Kenyamanan Lingkungan

Kelas 3 : Kenyamanan Sosial

26
Diagnosa yang berhubungan :
1. Isolasi Sosial

Domain 13 : Pertumbuhan/Perkembangan  Peningkatan umur yang sesuai dalam dimensi


fisik, sistem organ dan atau pencapaian tahap perkembangan

Kelas 1 : Pertumbuhan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko terhadap pertumbuhan tidak proporsional
3. Kegagalan pertumbuhan dewasa

Kelas 2 : Perkembangan
Diagnosa yang berhubungan :
1. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
2. Risiko untuk perkembangan terhambat

27
Diagnosis Promosi Kesehatan yang Baru

Kesiapan untuk meningkatkan perawatan diri : Sebuah pola yang melakukan kegiatan untuk diri sendiri yang
cukup untuk memenuhi tujuan yang berhubungan dengan kesehatan dan dapat diperkuat.

Kesiapan kegiatan peningkatan hidup sehari-hari : Pola melaksanakan tugas hidup sehari-hari yang memadai
untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan kesehatan dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan eliminasi usus : Sebuah pola fungsi usus yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan kenyamanan: Sebuah pola kepuasan yang cukup untuk kesejahteraan dan dapat
diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan pengambilan keputusan : Sebuah pola memilih program tindakan yang cukup
untuk memenuhi tujuan jangka pendek dan panjang dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan latihan : Sebuah pola aktivitas fisik yang cukup untuk memenuhi tujuan yang
berhubungan dengan kesehatan dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan berduka : Sebuah pola perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan kerugian
yang cukup untuk pemulihan dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan harapan : Sebuah pola harapan dan keinginan yang cukup untuk memobilisasi
energi atas nama sendiri seseorang dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan status imunisasi: Sebuah pola sesuai dengan lokal, nasional, dan / atau standar
internasional imunisasi untuk mencegah penyakit menular yang cukup untuk melindungi seseorang, keluarga, atau
masyarakat dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan daya: Sebuah pola berpartisipasi secara sadar dalam perubahan yang cukup untuk
kesejahteraan dan dapat diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan rekreasi dan / atau olahraga: Sebuah pola kegiatan yang direncanakan dan
tanggapan terhadap peristiwa spontan yang cukup untuk kesenangan dan pertumbuhan dan dapat
diperkuat.

Kesiapan untuk meningkatkan nilai-nilai / keyakinan: Sebuah pola disposisi terhadap orang-orang, benda, atau
ide-ide yang cukup untuk memberikan arah dan arti hidup dan dapat diperkuat.

Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Amerika Utara Keperawatan Diagnosis Association (2003). Diagnosa
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2003-2004, Philadelphia: NANDA

28
Diagnosa Deskriptor

Kemampuan : Kapasitas untuk melakukan atau bertindak

Antisipatif : Untuk mewujudkan sebelumnya, meramalkan

Balance : Negara kesetimbangan

Dikompromikan : Untuk membuat rentan terhadap ancaman

Penurunan : berkurang; lebih rendah dalam ukuran, jumlah atau tingkatan

Kekurangan : tidak memadai dalam jumlah, kualitas atau derajat; tidak cukup; lengkap

Defensive : Untuk merasa terus-menerus diserang dan kebutuhan untuk membenarkan cepat
tindakan seseorang

Tertunda : Untuk menunda, menghambat, dan menghambat

Depleted : Dikosongkan seluruhnya atau sebagian, kelelahan dari

Proporsional : Tidak konsisten dengan standar

Menonaktifkan : Untuk membuat tidak mampu atau tidak layak, untuk melumpuhkan

Tidak teratur : Untuk menghancurkan susunan sistematis

Terganggu : Terganggu atau terputus; mengganggu

Disfungsional : abnormal, fungsi lengkap

Efektif : Memproduksi efek yang diinginkan atau diharapkan

Berlebihan : Ditandai dengan jumlah atau kuantitas yang lebih besar dari yang diperlukan,
diinginkan, atau berguna

Fungsional : Normal, fungsi lengkap

Seimbang : Negara disequilibrium

Gangguan : Membuat lebih buruk, lemah, rusak, berkurang, memburuk

Ketidakmampuan : Ketidakmampuan untuk melakukan atau bertindak

29
Peningkatan : lebih besar dalam ukuran, jumlah, atau gelar

Tidak efektif : Tidak menghasilkan efek yang diinginkan

Interrupted : Untuk mematahkan kontinuitas atau keseragaman

Low : Mengandung kurang dari jumlah normal dari beberapa elemen yang biasa

Diselenggarakan : Untuk membentuk seperti dalam pengaturan yang sistematis

Dirasakan : Untuk menjadi sadar melalui indra; penugasan makna

Kesiapan untuk meningkatkan (untuk digunakan dengan diagnosa kesehatan) : Untuk


membuat lebih besar, untuk meningkatkan kualitas, untuk mencapai yang lebih diinginkan.

Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Amerika Utara Keperawatan Diagnosis Association (2003).
Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2003-2004, Philadelphia: NANDA

30
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Definisi

Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan / atau mencari bantuan untuk menjaga
kesehatan

Mendefinisikan Karakteristik

Menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang praktek kesehatan dasar; kurangnya ditunjukkan


dari perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan internal / eksternal; dilaporkan atau diamati
ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab untuk memenuhi praktik kesehatan dasar di
salah satu atau semua fungsional daerah pola; sejarah kurangnya perilaku mencari kesehatan;
menyatakan minat dalam meningkatkan perilaku kesehatan; dilaporkan atau diamati kurangnya
peralatan, keuangan, dan / atau sumber daya lainnya; dilaporkan atau diamati gangguan sistem
dukungan pribadi.

Faktor-faktor terkait

Keluarga tidak efektif mengatasi; gangguan persepsi / kognitif (lengkap / kurangnya sebagian dan
/ atau keterampilan motorik halus); kurangnya, atau perubahan signifikan dalam, keterampilan
komunikasi (tertulis, lisan, dan / atau gestural); tugas perkembangan tidak tercapai; kurangnya
sumber daya material; berduka disfungsional; menonaktifkan penderitaan rohani; kurangnya
kemampuan untuk membuat penilaian yang disengaja dan bijaksana; koping individu tidak
efektif.

Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Amerika Utara Keperawatan Diagnosis Association
(2003). Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2003-2004, Philadelphia: NANDA.

31
Mencoba Perilaku Kesehatan (Spesifik)

Definisi

Pencarian aktif (oleh orang dalam kesehatan yang stabil) cara untuk mengubah kebiasaan kesehatan pribadi
dan / atau lingkungan dalam rangka untuk bergerak menuju tingkat yang lebih tinggi kesehatan.

Mendefinisikan Karakteristik

Disajikan atau mengamati keinginan untuk mencari tingkat yang lebih tinggi kesehatan; menunjukkan atau
mengamati kurangnya pengetahuan dalam perilaku promosi kesehatan; menyatakan atau diamati pahaman
dengan sumber daya kesehatan masyarakat; ekspresi kekhawatiran tentang kondisi lingkungan saat ini pada
status kesehatan; menyatakan atau mengamati keinginan untuk meningkatkan pengawasan praktik
kesehatan

Faktor-faktor terkait

Untuk dikembangkan

Catatan : Kesehatan Stabil didefinisikan sebagai pencapaian langkah-langkah pencegahan penyakit-yang


sesuai dengan usia; pasien melaporkan kesehatan yang baik atau sangat baik dan tanda-tanda atau gejala
penyakit, jika ada, dikendalikan.

Sumber: Dicetak ulang dengan izin dari Amerika Utara Keperawatan Diagnosis Association (2003).
Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2003-2004, Philadelphia: NANDA.

32
Piramida Wellness
Ada perbedaan antara konsep pencegahan penyakit (atau pengurangan risiko),
pemeliharaan kesehatan, dan promosi kesehatan. Pencegahan penyakit atau pengurangan risiko
melibatkan perilaku yang ditujukan secara aktif melindungi terhadap atau mengurangi
kemungkinan menghadapi penyakit atau kecelakaan. Diagnosis keperawatan risiko diarahkan
kepada pencegahan. Intervensi keperawatan yang terkait dengan diagnosa ini secara aktif dipilih
untuk mengurangi atau mencegah masalah tertentu. Pemeliharaan kesehatan berfokus pada
mempertahankan keadaan netral kesehatan. Misalnya, diagnosis keperawatan bagi orang-orang
yang tidak mampu untuk mengidentifikasi, mengelola, atau minta bantuan untuk menjaga
kesehatan akan perawatan kesehatan yang tidak efektif. Untuk pasien ini, intervensi keperawatan
akan mencakup kegiatan tidak hanya untuk mencegah penyakit, tetapi juga untuk melindungi
kesehatan (misalnya, makan diet seimbang, berhenti merokok, memiliki pemeriksaan medis yang
teratur, tidur enam sampai delapan jam per malam).

Promosi kesehatan melampaui pencegahan penyakit atau pemeliharaan kesehatan.


Karena melibatkan tanggung jawab pribadi untuk kesehatan mereka, individu berusaha secara
aktif untuk meningkatkan gaya hidup mereka untuk mencapai tingkat tinggi kesehatan.
Diagnosis perilaku mencari kesehatan (yaitu, perilaku kesehatan-mempromosikan) konsisten
dengan konsep promosi kesehatan. Perilaku mencari kesehatan dapat mencakup kegiatan seperti
meminta informasi tambahan dan resep untuk meningkatkan kolesterol rendah, rendah lemak,
rendah garam, rendah gula, dan diet tinggi serat; berlatih teknik relaksasi sehari-hari; dan
berpartisipasi dalam latihan aerobik tiga hingga lima kali per minggu. Kategori diagnosis
keperawatan kesehatan menggunakan Taksonomi II dengan kualifikasi kesiapan untuk
ditingkatkan juga membahas kegiatan promosi kesehatan dan memungkinkan perawat untuk
fokus pada kesehatan, memfasilitasi perawatan diri, dan mempromosikan perilaku sehat.

Sebuah model Trifocal untuk diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Kelley dan
rekan Mengorganisir seseorang pola / tantangan / kebutuhan dalam piramida kesehatan. Dasar
piramida, dimodifikasi untuk mengakomodasi Taksonomi II, merupakan masalah kesehatan
aktual / tantangan untuk masing-masing 13 domain NANDA. Tingkat berikutnya, yang mewakili
tingkat yang lebih tinggi daripada masalah kesehatan yang nyata, mengidentifikasi daerah di
mana orang tersebut beresiko terkena masalah. Puncak piramida merupakan pola / kebutuhan
yang mungkin berpotensi ditingkatkan, sehingga memfasilitasi keadaan harmoni dan
keseimbangan. Frisch dan Frisch mengamati bahwa model ini "memberikan perawat kerangka
kerja untuk menggunakan bahasa diagnostik dalam semua aspek perawatan." Fleksibilitas dari
model Trifocal memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi dan memetakan gambaran
multidimensi orang yang selalu memiliki kekuatan yang mungkin secara substansial ditingkatkan
di tengah-tengah bergerak melalui potensial atau nyata penyakit. Model Trifocal juga dapat
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk digunakan dengan pasien dalam menciptakan rencana
keperawatan.

33
Sebuah Alat Deskriptif
Penting untuk proses keperawatan holistik adalah pemahaman bahwa diagnosis
keperawatan adalah sarana untuk menggambarkan manifestasi pola kesehatan seseorang;
diagnosa keperawatan bukan pola. Mereka hanyalah alat deskriptif untuk mengartikulasikan pola
diidentifikasi dalam hubungan perawat-pasien, bukan yang kaku, membatasi label diagnostik
yang mungkin membatasi dan perawatan stereotip. Sistem nilai seseorang, bukan perawat, adalah
dasar untuk keputusan keperawatan holistik dan label diagnostik. Menyisihkan praduga tentang
peningkatan kesehatan bagiasien, perawat memilih diagnosis yang paling akurat mencerminkan
persepsi seseorang tentang pola kesehatan nya. Bila mungkin, perawat bekerja sama dengan
pasien untuk memvalidasi dan memprioritaskan diagnosis keperawatan. Hambatan untuk hasil
diagnosis keperawatan holistik dari mengabaikan untuk membuat orang fokus proses dan gagal
untuk memiliki terus-menerus, fokus kesadaran pasien secara keseluruhan.

Pemanfaatan kerangka teori keperawatan dalam konsep dengan bahasa standar yang
menggambarkan kepedulian perawat untuk memenuhi persyaratan-persyaratan perawatan
kesehatan dan mendokumentasikan nilai asuhan keperawatan berdasarkan logika dan hasil
prediksi. Hal ini penting untuk memberikan kualitas perawatan pasien serta diperlukan untuk
remunerasi pelayanan keperawatan. Frisch dan Kelley menyarankan strategi berorientasi teori
yang meliputi: "penggunaan teori-spesifik bahasa dalam 'relatedto' klausul diagnosis, menulis
catatan narasi bersama dengan standar klasifikasi, dan mendokumentasikan dampak dari
kegiatan keperawatan pada kondisi pasien. "Pendekatan seperti memenuhi persyaratan sistem
dan menambahkan kemungkinan mengevaluasi hasil praktik berbasis teori. Selanjutnya, secara
teoritis berasal diagnosa keperawatan dan hasil dapat diperkenalkan dengan sistem standar.
Misalnya diagnosis baru yang diusulkan, "Kesiapan untuk meningkatkan kekuasaan," dimana
kekuasaan didefinisikan sebagai "pola berpartisipasi secara sadar dalam perubahan yang cukup
untuk kesejahteraan dan dapat diperkuat, "tampaknya memanfaatkan teori Barrett yaitu
Mengetahui Kekuatan Partisipasi dalam Perubahan. Keperawatan holistik adalah baik praktek
kehadiran dan pelaksanaan proses. Membedakan peran keperawatan dari peran pengasuh lainnya
adalah penting untuk profesi; ". Soal kepunahan atau perbedaan" Frisch dan Kelley mengamati:
"kapasitas untuk mengelola perawatan teknis ahli dalam hubungannya dengan perawatan
manusia ahli merupakan kontribusi unik dari keperawatan."

Hasil
Perawat holistik menentukan hasil sesuai dengan potensi aktual setiap pasien menggunakan pola
/ tantangan / kebutuhan.

34
Hasil adalah pernyataan langsung dari tujuan perawat-orang yang diidentifikasi untuk
dicapai dalam jangka waktu tertentu; orang lain yang signifikan seseorang dan praktisi kesehatan
lainnya dapat berpartisipasi dalam penetapan tujuan. Sebuah hasil yang menunjukkan tingkat
maksimum kesehatan yang cukup dicapai untuk pasien dalam melihat kondisi obyektif dan
persepsi pasien tersebut.

Setelah orang itu pola / tantangan / kebutuhan telah diidentifikasi, satu atau lebih spesifik
dan hasil singkat menyatakan ditulis untuk masing-masing. Kriteria Hasil harus dapat diukur dan
dapat jatuh ke dalam kategori berikut:

 Keadaan yang seharusnya atau tidak seharusnya terjadi dalam status pasien.
 Tingkat di mana beberapa perubahan harus terjadi
 Bahasa verbal pasien tentang apa yang dia tahu, mengerti, atau tentang situasi .
 Perilaku pasien tertentu atau tanda-tanda / gejala yang diharapkan terjadi sebagai akibat
dari intervensi.
 Perilaku pasien tertentu yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari manajemen
yang memadai dari lingkungan.

Kriteria Hasil berdasarkan garis besar, tes, observasi, atau pernyataan pribadi yang
menentukan apakah hasil pasien telah dicapai. Mereka mencerminkan tujuan dari intervensi
perawat-pasien. Perawat holistik memilih intervensi atas dasar hasil yang diinginkan, berdiskusi
dengan cara yang mungkin untuk mencapai hasil yang diinginkan tersebut. Pasien membantu
untuk membangun tonggak dan diamati untuk mengetahui apakah perubahan yang diinginkan
telah terjadi dan membuat komitmen untuk bergerak ke arah perubahan yang diinginkan. Hasil
pasien mengarahkan rencana perawatan. Serupa dengan upaya untuk mengklasifikasikan dan
menyusun diagnosa keperawatan, telah ada upaya besar untuk membakukan ukuran hasil.
Klasifikasi Hasil Keperawatan (NOC) yang dikembangkan oleh Iowa Hasil Proyek di University
of Iowa menyediakan taksonomi komprehensif 330 hasil disusun dalam tujuh domain dan 29
kelas. Hasil menggambarkan efek yang diharapkan atau pengaruh intervensi terhadap orang
tersebut. Dalam sistem klasifikasi ini hasil pasien keperawatan-sensitif adalah: "Seorang
individu, keluarga, atau komunitas negara, perilaku atau persepsi yang diukur sepanjang
kontinum dan responsif terhadap intervensi keperawatan, "Menggunakan konsep variabel
memungkinkan untuk pengukuran perubahan positif, negatif, atau tidak ada perubahan dalam
keadaan seseorang, perilaku, atau persepsi nya. Setiap hasil dikaitkan dengan label, definisi,
seperangkat indikator, skala pengukuran, dan literatur yang mendukung. Ukuran hasil dapat
dimanfaatkan sebagai indikator perubahan individu maupun untuk perbandingan kuantitatif
dengan populasi yang lebih besar.

Tujuh domain NOC adalah :

1. Fungsional Kesehatan.
2. Fisiologis Kesehatan.

35
3. Psikososial Kesehatan
4. Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan
5. Persepsi Kesehatan
6. Kesehatan Keluarga, dan
7. Kesehatan Masyarakat.

untuk contoh kelas untuk domain Psikososial Kesehatan dan pameran 14-10 untuk diukur
indikator untuk hasil keperawatan Self-Esteem. Seperti diagnosa keperawatan NANDA, NOC
menyediakan umum bahasa keperawatan untuk berkomunikasi tentang efektivitas tindakan
keperawatan, bahasa yang bisa dikenali oleh penyedia, pembayar, dan profesional kesehatan
lainnya.

Jika hasil ingin dicapai, perawat harus menetapkan bantuan dari pasien dan keluarganya.
Pasien harus termotivasi untuk membentuk perilaku sehat. Asumsi yang dibuat oleh perawat
mengenai hasil yang diinginkan tanpa kolaborasi, akan menghambat pencapaian hasil.

Rencana Keperawatan Terapeutik


Perawat holistik melibatkan setiap orang untuk membuat rencana perawatan yang tepat
yang berfokus pada promosi kesehatan, pemulihan sehingga menjadikan merek sebagi pasien
yang mandiri.

Selama tahap perencanaan, perawat yang menggunakan proses keperawatan holistic dan
membantu orang mengidentifikasi perilaku nya untuk mencapai keadaan sehat. Proses
perencanaan dilanjutkan dengan intervensi sampai akan mencapai hasil.

Intervensi keperawatan telah didefinisikan sebagai " pengobatan perawatan langsung


seorang perawat yang melakukannya atas nama pasien. Termasuk perawatan yang diprakarsai
dan dihasilkan dari diagnosa keperawatan, perawatan dokter juga diprakarsai dan menghasilkan
diagnosis frommedical, dan kinerja fungsi penting harian untuk pasien yang tidak bisa
melakukan ini. "Selama fase perencanaan, perawat umumnya memilih intervensi, dengan :

 Menentukan apakah intervensi akan berguna dalam membantu pasien mencapai hasil
yang diinginkan.
 Mengidentifikasi karakteristik pola / tantangan / kebutuhan (yaitu, apakah intervensi
ditujukan untuk etiologi, pada tanda-tanda / gejala, atau masalah potensial)
 Mengevaluasi basis penelitian yang memvalidasi efektivitas intervensi, signifikansi
klinis, dan kontrol keperawatan terkait dengan intervensi
 Menentukan kelayakan penerapan intervensi dalam hal apapun diagnosis lain dan
prioritas masing-masing, dan biaya dan waktu yang terlibat dengan intervensi

36
 engevaluasi penerimaan intervensi kepada klien dalam hal tujuan sendiri dan prioritas
yang berkaitan dengan rencana perawatan.
 Memastikan kompetensi keperawatan yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi
sehingga akan berhasil

Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan klasifikasi intervensi keperawatan yang


sejalan dengan klasifikasi diagnosis keperawatan. The Iowa Proyek Intervensi mengembangkan
Keperawatan Intervensi Klasifikasi (NIC), yang berisi daftar abjad dari 486 intervensi. Setiap
intervensi terdaftar dengan label, definisi, serangkaian kegiatan terkait yang menggambarkan
perilaku perawat yang menerapkan intervensi, dan daftar singkat bacaan latar belakang. NIC
mencakup semua intervensi perawatan langsung, baik independen dan kolaboratif, bahwa
perawat melakukan untuk pasien.

Perawat holistik sering memilih modalitas alternatif komplementer dan intervensi


keperawatan umumnya non-invasif untuk melengkapi perawatan standar. Perawat holistik
menggabungkan modalitas pelengkap dalam praktek mereka sebagai intervensi untuk mengobati
tubuh (biofeedback, terapi pijat), menghilangkan pikiran (humor, citra, meditasi), menghibur
jiwa (doa), dan mendukung interaksi interpersonal yang signifikan (penyembuhan kehadiran).
Terapi seperti akupresur dan meditasi yang benar-benar terdaftar sebagai intervensi keperawatan
dalam taksonomi. Lainnya yang tidak terdaftar, seperti Reiki atau aromaterapi, dapat
dipertimbangkan dalam lingkup praktik keperawatan dalam beberapa wilayah yurisdiksi, asalkan
perawat terlatih pada modalitas dan menggunakannya secara tepat. Perawat harus mengacu pada
aturan / peraturan dalam negara lisensi mereka.

Tautan Alternatif *, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam produk


informasi untuk perawatan kesehatan praktisi, mengembangkan kode ABC, yang merupakan
representasi alfanumerik pengobatan alternatif, keperawatan, dan integratif pelayanan kesehatan
andproducts lainnya. Kode-kode ini melengkapi kode medis konvensional dan dapat digunakan
untuk mengajukan penggantian pihak ketiga. Kode khusus dikembangkan untuk menggabungkan
keperawatan.

Organisasi dari rencana perawatan holistik mencerminkan prioritas peluang yang


diidentifikasi untuk meningkatkan kesehatan seseorang. Prioritas intervensi didasarkan pada
penilaian terhadap urgensi ancaman terhadap kehidupan dan keselamatan orang tersebut.
Perawat holistik memilih intervensi yang didasarkan pada utilitas, hubungan dengan pola /
tantangan / kebutuhan seseorang, efektivitas, kelayakan, penerimaan kepada orang tersebut, dan
kompetensi keperawatan. Intervensi keperawatan holistik mencerminkan penerimaan nilai-nilai
seseorang, keyakinan, budaya, agama, dan latar belakang sosial ekonomi. Setiap revisi rencana
perawatan mencerminkan status, atau perubahan yang sedang berlangsung orang saat ini.
Rencana ini didokumentasikan dalam catatan seseorang.

37
Implementasi
Perawat holistik memprioritaskan rencana dari masing-masing pasien, perawatan holistik
dan intervensi keperawatan holistik dilaksanakan sesuai kebutuhan masing-masing pasien.

Perawat yang dipandu oleh kerangka holistik mendekati tahap pelaksanaan perawatan
dengan kesadaran bahwa pasien adalah peserta aktif dalam perawatan mereka; asuhan
keperawatan harus dilakukan dengan tujuan, niat terfokus; kemanusiaan nama dan Kembali
pasien merupakan faktor penting dalam pelaksanaan. Perawat, keluarga, atau orang lain atau
lembaga yang menerapkan strategi yang direncanakan dalam kerangka holistik, apa pun yang
menghasilkan perubahan fisiologis menyebabkan perubahan psiko-sosial-spiritual yang sesuai.
Sebaliknya, apapun yang menghasilkan perubahan psikologis menyebabkan perubahan fisio-
sosial-spiritual yang sesuai. Dengan demikian, pertemuan perawat dengan seseorang, baik itu
untuk tujuan berbicara dengan orang tersebut, menyentuh orang itu, atau mengambil tekanan
darah, menghasilkan hasil psychophysiologic. Pertemuan itu mengubah kesadaran dan fisiologi
baik perawat dan orang. Karena emosi manusia dapat diterjemahkan ke dalam respon fisiologis,
terbesar alat / intervensi untuk membantu dan menyembuhkan pasien adalah penggunaan terapi
diri.

Evaluasi
Perawat holistik mengevaluasi respon setiap orang untuk perawatan holistik secara teratur
dan sistematis dan sifat holistik melanjutkan proses penyembuhan diakui dan dihormati. Evaluasi
adalah review dari hasil yang direncanakan lewat interaksi perawat-pasien untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memfasilitasi atau menghambat hasil yang diharapkan dalam
proses keperawatan holistic.

Evaluasi adalah proses timbal balik antara perawat dan perawatan orang yang menerima.
Data mengenai status bio-psiko-socialspiritual pasien dan tanggapan dikumpulkan dan dicatat
selama proses peduli holistik. Informasi ini berkaitan dengan pola / tantangan / kebutuhan
seseorang, kriteria hasil, dan hasil intervensi keperawatan. Perawat, bekerja sama dengan orang
selama perawatan, dapat menggunakan langkah-langkah dari NOC untuk mendokumentasikan
efektivitas keperawatan dan intervensi yang diterima.

Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan apakah hasil telah berhasil dan, jika
demikian, sampai sejauh mana. Perawat, pasien, keluarga, dan anggota lain dari tim perawatan
kesehatan semua berpartisipasi dalam proses evaluasi. Bersama-sama, mereka mensintesis data
dari evaluasi untuk mengidentifikasi perilaku yang sukses terhadap kesehatan. Selama evaluasi,
orang menjadi lebih sadar akan pola sebelumnya, mengembangkan wawasan interkoneksi dari
semua dimensi kehidupan nya, dan melihat manfaat dari perilakunya. Misalnya, apakah orang

38
tersebut memahami bahwa pekerjaannya saat ini dan tingkat stres memiliki dampak langsung
terhadap penyakit saat ini?

Hasil evaluasi hasil harus kontinu karena sifat manusia yang dinamis dan sering terjadi
perubahan. Mungkin perlu untuk mengembangkan hasil baru dan merevisi rencana perawatan.
Faktor memfasilitasi hasil yang efektif atau mencegah solusi untuk masalah juga harus
dieksplorasi. Kegagalan untuk mengakui bahwa semua hasil yang terukur mungkin tidak segera,
tetapi dalam proses, ini merupakan hambatan untuk evaluasi.

Evaluasi proses keperawatn holistik datang lingkaran penuh dengan penilaian sadar diri
dari seluruh proses keperawatan oleh perawat. Model John praktek reflektif menyediakan script
mungkin. Dari perspektif ekologi evaluasi proses keperawatan holistik melampaui tingkat orang
untuk menyertakan dampak jangka pendek dan panjang pada sistem perawatan kesehatan
pengiriman, lingkungan fisik, serta konteks sosial yang lebih besar. Perawat holistik juga harus
merenungkan implikasi yang lebih besar dari proses keperawatan holistik untuk standar praktek
profesional untuk kesehatan dan kebijakan lingkungan.

Petunjuk Untuk Penelitian Masa Depan


1. Mengevaluasi setiap diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, dan hasil
keperawatan untuk kompatibilitas dengan standar praktek keperawatan holistik.
2. Jelajahi apakah menulis diagnosis keperawatan yang berhubungan dengan standar
keperawatan holistic (Misalnya, kesiapan untuk meningkatkan gizi) meningkatkan hasil.
3. Mengevaluasi efektivitas dan sifat penilaian intuitif yang digunakan oleh perawat
holistik.
4. Menyelidiki apakah menggabungkan proses peduli holistik dalam praktek positif
mempengaruhi subyektif dan obyektif hasil klien.
5. Tentukan efek menggabungkan proses peduli holistik dalam praktek pada kepuasan kerja
perawat dan omset.

Refleksi Untuk Perawat


Setelah membaca bab ini, perawat akan mampu menjawab atau akan memulai proses
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

 Bagaimana saya dipandu dalam kehidupan sehari-hari dan bekerja dengan proses
keperawatan holistik?

39
 Bagaimana cara mendamaikan apa yang saya tahu tentang kesehatan dan penyembuhan
dengan keyakinan apa pun dan realitas yang mungkin dipegang oleh orang-orang kepada
siapa saya memberikan perawatan dan oleh rekan kerja saya?
 Bagaimana saya bisa secara sistematis mulai menerapkan proses keperawatan holistik
dalam hal taksonomi keperawatan standar untuk diagnosis, intervensi, dan hasil?
 Bagaimana saya bisa mengolah proses intuitif ?
 Bagaimana saya bereaksi ketika pasien menunjukkan bahwa mereka tidak termotivasi
untuk mengubah pola kesehatan dan perilaku?
 Bagaimana saya rasakan ketika saya memasukkan prinsip-prinsip keperawatan holistik
dalam praktek keperawatan saya?

40
BAB III : Kesimpulan
Proses Keperawatan Holistic adalah, Proses Keperawatan dengan menggunakan konsep
Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method alamiah yang ilmiah, serta
ilahiah, yang mana tubuh manusia merupakan keterpaduan system yang sangat kompleks, dan
saling berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomati terganggunya satu
fungsi/ elemen / unsure tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya. Keterkaitan
antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal bahwa : Didalam raga yang sehat
terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya jiwa yang sehat dapat membentuk raga yang sehat
Dan Pembentukan Jiwa yang sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada
Sang Pencipta dan Penguasa Jagat Raya, yang memiliki segala sesuatu, dan penentu segala
sesuatu, Allah SWT.

41
BAB IV : Daftar Pustaka

1. North American Nursing Diagnosis Association, The NANDA definition of nursing


diagnosis, in Classifications of Nursing Diagnosis: Proceedings of the Ninth Conference,
ed., R.M. Carroll-Johnson (Philadelphia: Lippincott, 1991), 65–71.
2. J.C. McCloskey and G.M. Bulechek, Nursing Interventions Classification (NIC), 3rd ed.
(St. Louis: Mosby, 2000).
3. M. Johnson and M. Maas, The Nursing Outcomes Classification, Journal of Nursing
Care Quality 12, no. 5 (1998):9–20.
4. North American Nursing Diagnosis Association, Nursing Diagnoses: Definitions and
Classification, 2003–2004 (Philadelphia: NANDA, 2003).
5. Ibid.
6. American Nurses’ Association, Nursing’s Social Policy Statement (Washington, DC:
ANA, 1995), 6.
7. F.R. Kreuter, What Is Good Nursing Care? Nursing Outlook 5 (1957):302–304.
8. N.C. Frisch and L.E. Frisch, Psychiatric Mental Health Nursing: Understanding the
Client As Well As the Condition, ed. L. Keegan (Albany, NY: Delmar Publishers, 1998),
97.
9. C. Varcoe, Disparagement of the Nursing Process: The New Dogma? Journal of
Advanced Nursing 23 (1996):120–125.
10. H.C. Erickson et al., Modeling and Role-Modeling: A Theory and Paradigm for Nursing
(Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1983), 103.
11. Varcoe, Disparagement of the Nursing Process, 123.
12. J. Engebretson and L. Y. Littleton, Cultural Negotiation: A Constructivist-Based Model
for Nursing Practice, Nursing Outlook 49 (2001):223–230.
13. Ibid., 224.
14. Ibid., 230.
15. B.A. Carper, Fundamental Patterns of Knowing in Nursing, Advances in Nursing Science
1, no. 1 (1978):13–23.
16. American Holistic Nurses’ Association, Position Statement on Holistic Nursing, in Code
of Ethics for Holistic Nurses (Raleigh, NC).
17. C. Johns, Framing Learning Through Reflection within Carper’s Fundamental Ways of
Knowing in Nursing, Journal of Advanced Nursing 22, (2001):226–234.
18. L.C. Selanders, The Power of Environmental Adaptation: Florence Nightingale’s
Original.
19. C. Roy, Introduction to Nursing: An Adaptation Model (Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall, 1976).
20. Erickson et al., Modeling and Role-Modeling: A Theory and Paradigm for Nursing.

42
21. M. Rogers, Introduction to the Theoretical Basis of Nursing (Philadelphia: F.A. Davis,
1969).
22. I. King, Toward a Theory of Nursing (Boston: Little, Brown and Company, 1981).
23. M. Leininger, Cultural Care Diversity and Universality: A Theory of Nursing (New York:
National League for Nursing, 1991).
24. D. Orem, Nursing Concepts of Practice (New York: McGraw-Hill, 1980).
25. J. Watson, Nursing: Human Science and Human Care (Norwalk, CT: Appleton-Century
Crofts, 1985).
26. R.R. Parse, Human Becoming: Parse’s Theory of Nursing, Nursing Science Quarterly 5
(1992):35–42.
27. M. Newman, Health As Expanding Consciousness (St. Louis: C.V. Mosby, 1986).
28. Watson, Nursing: Human Science and Human Care.
29. J.W. Kenney, Relevance of Theory-Based Nursing Practice, in Nursing Process:
Applications of Conceptual Models, eds. P.J. Christensen and J.W. Kenney (St. Louis:
Mosby, 1995), 9.
30. North American Nursing Diagnosis Association, Nursing Diagnoses: Definitions and
Classification, 2003–2004.
31. J.C. McCloskey and G. M. Bulechek, Nursing Interventions Classification (NIC).
32. S. Moorhead, M. Johnson and M. Maas, eds., Nursing Outcomes Classification (NOC),
3rd ed. (St. Louis: Mosby, 2004, in press).
33. N.C. Frisch and J.H. Kelley, Nursing Diagnosis and Nursing Theory: Exploration of
Factors Inhibiting and Supporting Simultaneous Use, Nursing Diagnosis 13, no. 2
(2002):53–61.
34. North American Nursing Diagnosis Association, Nursing Diagnoses: Definitions and
Classification, 2003–2004.
35. M. Leininger, Care: The Essence of Nursing and Health (Thorofare, NJ: Charles B.
Stack, 1984).
36. American Holistic Nurses’ Association, AHNA Standards of Holistic Nursing Practice
(Flagstaff, AZ: AHNA, 2003).
37. B. Dossey et al., Nursing Diagnoses Use and Issues: American Holistic Nurses’
Association, in Classification of Nursing Diagnoses: Proceedings of the Tenth
Conference, eds. R.M. Carroll-Johnson and M. Paquette (Philadelphia: J.B. Lippincott,
1994), 160–166.
38. Engebretson and Littleton, Cultural Negotiation.
39. C.E. Young, Intuition and Nursing Process, Holistic Nursing Practice 1, no. 3 (1987):54.
40. C. Jung, Psychological Types (New York: Harcourt Brace, 1959).
41. P. Benner, Novice to Expert: Excellence and Power in Clinical Nursing Practice
(Reading, MA: Addison-Wesley, 1985).
42. M. Polanyi, Personal Knowledge (New York: Harper & Row, 1958).
43. Ibid.

43
44. E.J. Gibson, Principles of Perceptual Learning and Development (New York: Appleton-
Century-Crofts, 1969).
45. J.J. Gibson, The Ecological Approach to Visual Perception (Hillsdale, NJ: Lawrence
Erlbaum, Inc., 1986) (First published 1979).
46. J.A. Effken, Information Basis for Expert Intuition, Journal of Advanced Nursing 34,
no.2 (2001):246–254.
47. Ibid., 252.
48. B.D. Schraeder and D.K. Fisher, Using Intuitive Knowledge in the Neonatal Intensive
Care Nursery, Holistic Nursing Practice 1, no. 3 (1987):47.
49. Young, Intuition and Nursing Process, 52.
50. L. King and J.V. Appleton, Intuition: A Critical Review of the Research and Rhetoric,
Journal of Advanced Nursing 26 (1997):195.
51. Young, Intuition and Nursing Process.
52. Ibid.
53. Schraeder and Fisher, Using Intuitive Knowledge in the Neonatal Intensive Care Nursery.
Benner, Novice to Expert.
54. P. Benner et al., Expertise in Nursing Practice: Caring, Clinical Judgment and Ethics
(New York: Springer, 1996). King and Appleton, Intuition: A Critical Review of the
Research and Rhetoric.
55. P. Benner et al., From Beginner to Expert: Gaining a Differentiated Clinical World in
Critical Care Nursing, Advances in Nursing Science 14 (1992):13–28.
56. King and Appleton, Intuition: A Critical Review of the Research and Rhetoric.
57. P. Benner et al., From Beginner to Expert : Gaining a Differentiated Clinical World in
Critical Care Nursing, Advances in Nursing Science 14 (1992):13-28.
58. King and Appleton, Intuition : A Critical Review of the Research and Rhetoric.
59. L. Rew, Intuition in Decision-Making, Image 20, no.3 (1988):150-154.
60. L.A. Ruth-Sahd, A Modification of Benner’s Hierarchy of Clinical Practice:
Development of Clinical Intuition in the Novice Trauma Nurse, Holistic Nursing Practice
7, no. 3 (1993):10.
61. V.E. Slater, Modern Physics, Synchronicity, and Intuitin, Holistic Nursing Practice 6, no.
4 (1992):20-25
62. L. Rew, Intuition : Nursing Knowledge and The Spiritual Dimension of Persons, Holistic
Nursing Practice 3, no. 3 (1989):60.
63. C.T. Beck, Intuition in Nursing Practice: Sharing Graduate Students Exemplars with
Undergraduate Students, Jurnal of Nursing Education 37, no.4 (1988):169-172.

44

Anda mungkin juga menyukai