Anda di halaman 1dari 73

PERANCANGAN

RUMAH SAKIT
KHUSUS PARU-PARU
DI BANDA ACEH

PERANCANGAN
ARSITEKTUR V
MUHAMMAD

PRODI ARSITEKTUR FARIHIN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA 1604104010055

DOSEN PENGAMPU: Ir. DYAH ERTY IDAWATI, M.T., Ph.D. | DOSEN KOORDINATOR: Ir. BUSTARI, M.T.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Persoalan paru dan pernapasan termasuk penyakit yang menyebabkan kematian
paling tinggi di dunia. Diperkirakan, di tahun 2030, penyakit ini akan menjadi penyebab
kematian ketiga tertinggi di dunia. Di Indonesia ada 4,8 juta penderita penyakit ini.
Aceh termasuk daerah penyumbang pasien terbanyak.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif menyebutkan, mengenai penyakit TBC,
Indonesia berada pada peringkat ketiga di dunia. Sedangkan pada tahun 2013, Aceh
peringkat ke-12 penyakit TBC. Kemudian di Indonesia terdapat sekitar 842 ribu
penderita TBC dan yang terdeteksi hanya sekitar 514 ribu orang.

Di Kota Banda Aceh, jumlah penderita penyakit paru-paru telah mencapai angka ribuan menurut data pasien yang diperoleh
dari Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, dengan rincian 250 pasien yang berobat pada setiap triwulan (tiga bulan berturut-turut).

Masyarakat Banda Aceh yang menderita penyakit paru-paru juga melakukan pengobatan di luar negeri. Penyebab utama penderita
penyakit paru melakukan pengobatan ke luar negeri adalah kurangnya fasilitas pengobatan penyakit paru di dalam negeri,
khususnya di daerah ibu kota Aceh sendiri. Selain itu, jumlah tenaga medis spesialis paru-paru
yang masih sangat terbatas juga menjadi kendala pengobatan.

Dengan adanya perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Khusus Paru-paru ini, diharapkan selain dapat
memaksimalkan penyembuhan pasien penderita penyakit paru-paru, juga diharapkan dapat menjadi
tempat pembelajaran ilmu penyakit paru-paru bagi pelajar maupun mahasiswa medis.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


PENDAHULUAN
TUJUAN
Menghadirkan sebuah fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar,
khususnya yang berada di Kota Banda Aceh.

Menyediakan sarana pelayanan kesehatan, berupa gedung rawat inap, instalasi gawat
darurat, beserta fasilitas penunjang seperti penginapan keluarga pasien, apotek, toko
alat kesehatan, kafe, kantin, ATM center, dan fasilitas fisioterapi untuk pemulihan
kesehatan, juga ruang terbuka hijau yang dapat berfungsi sebagai area menunggu
bagi keluarga pasien serta sarana untuk outdoor fisioterapi.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana merancang Rumah Sakit Khusus Paru-paru
yang sesuai standar dan merespon kebutuhan publik?

Bagaimana menyeimbangkan rancangan


dengan keadaan lingkungan sekitar?

Bagaimana mengatur sistem utilitas,


pengamanan dan pelayanan, serta pola sirkulasi
dan tata ruang Rumah Sakit Khusus Paru-paru yang tepat?

RUANG LINGKUP
Perencanaan dan perancangan bangunan Rumah Sakit Khusus
serta Tempat Penginapan dengan tinggi bangunan minimal 15 lantai

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
APA ITU RUMAH SAKIT?
Menurut WHO (World Health Organization).
Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.

Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

(American Hospital Association; 1974 dalam Azwar, 1996).


Rumah Sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir
serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang APA ITU
diderita oleh pasien. RUMAH SAKIT
APA ITU PARU-PARU? KHUSUS?
Paru-paru merupakan organ vital pernapasan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
manusia yang sangat penting dan rentan terhadap Nomor 340/menkes/per/iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
serangan penyakit, seperti: TBC, ISPA, bronkitis, asma, Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
bahkan kanker dan tumor. Selain mudah terserang utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan
penyakit, paru-paru juga rawan terhadap komplikasi disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit.
penyakit, karena paru-paru berfungsi sebagai tempat
proses oksigen.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
FUNGSI RUMAH SAKIT
Menurut Sistem Kesehatan Nasional dalam Djojodibroto (1997)

1. Memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan


subspesialistik

2. Menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan


yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien

3. Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan di bidang


kedokteran Sedangkan menurut UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
fungsi Rumah Sakit adalah:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui


pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia


dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan


teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
PERAN, TUJUAN DAN TUGAS RUMAH SAKIT KHUSUS PARU-PARU
a. Peran Rumah Sakit Paru berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No 756/MenKes/SK/VI/2007
Tentang Penetapan Rumah Sakit Paru, antara lain:

- Sebagai media tempat berobat bagi orang yang menderita gangguan terhadap fungsi paru.
- Sebagai tempat orang mencari informasi tentang bahaya dan penanganan kelainan paru.
- Sebagai wadah untuk mengkoordinir kegiatan sosial yakni penyuluhan kesehatan paru.
- Untuk menambah kelengkapan fasilitas kesehatan khusus yang ada di Banda Aceh.
- Sebagai wadah untuk melakukan kegiatan penelitian.

b. Tujuan dan Tugas Rumah Sakit Paru:

Penyelenggaraan Rumah Sakit Paru bertujuan menyediakan sarana untuk


meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan, penelitian di bidang kesehatan
paru dari tingkat dasar sampai spesialistik sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan IPTEK Kedokteran dan Spesialis Paru, serta
menjadi sarana upaya rujukan.

Tugas Rumah Sakit Paru adalah melaksanakan pelayanan kesehatan paru


dengan mengutamakan kegiatan pengobatan dan pemulihan pasien yang
dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan
kepemilikan, jenis pelayanan, dan kelas.

Berdasarkan Kepemilikan. Rumah sakit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah
rumah sakit pemerintah (pusat, provinsi, dan kabupaten), rumah sakit BUMN
(ABRI), dan rumah sakit yang modalnya dimiliki oleh swasta (BUMS) ataupun
Rumah Sakit milik luar negeri (PMA).

Berdasarkan Jenis Pelayanan. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah rumah
sakit umum, rumah sakit jiwa, dan rumah sakit khusus (misalnya rumah sakit
jantung, ibu dan anak, rumah sakit mata, dan lain-lain).

Berdasarkan Kelas. Rumah sakit berdasarkan kelasnya dibedakan atas rumah


sakit kelas A, B (pendidikan dan non-pendidikan), kelas C, kelas D.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56


Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada:
a. pelayanan;
b. sumber daya manusia;
c. peralatan; dan
d. bangunan dan prasarana.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

Bangunan dan prasarana Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan tata


bangunan dan lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan dan
prasarana Rumah Sakit.

Persyaratan tata bangunan dan lingkungan meliputi:

a. Peruntukan lokasi dan intensitas bangunan sesuai ketentuan peraturan daerah setempat.

b. Desain bangunan Rumah Sakit, yang meliputi:


Ÿ Bentuk denah bangunan Rumah Sakit simetris dan sederhana untuk mengantisipasi kerusakan apabila terjadi gempa.
Ÿ Massa bangunan harus mempertimbangkan sirkulasi udara dan pencahayaan.
Ÿ Tata letak bangunan-bangunan (siteplan) dan tata ruang dalam bangunan harus mempertimbangkan zonasi
berdasarkan tingkat resiko penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi berdasarkan kedekatan
hubungan fungsi antar ruang pelayanan.
Ÿ Tinggi rendah bangunan harus dibuat tetap menjaga keserasian lingkungan dan peil banjir.
Ÿ Aksesibilitas di luar dan di dalam bangunan harus mempertimbangkan kemudahan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat dan lansia.
Ÿ Bangunan Rumah Sakit harus menyediakan area parkir kendaraan dengan jumlah area yang proporsional disesuaikan
dengan peraturan daerah setempat.
Ÿ Perancangan pemanfaatan tata ruang dalam bangunan harus efektif sesuai dengan fungsi-fungsi pelayanan.

c. Pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

Bangunan dan prasarana Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan tata


bangunan dan lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan dan
prasarana Rumah Sakit.

Persyaratan keandalan bangunan dan prasarana Rumah Sakit meliputi:

a. Persyaratan keselamatan struktur bangunan, kemampuan bangunan menanggulangi bahaya kebakaran,


bahaya petir, bahaya kelistrikan, persyaratan instalasi gas medik, instalasi uapdan instalasi bahan bakar gas.

b. Persyaratan sistem ventilasi, pencahayaan, instalasi air, instalasipengolahan limbah, dan bahan bangunan.

c. Persyaratan kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kenyamanan termal, kenyamanan
terhadap tingkat getaran dan kebisingan.

d. Persyaratan tanda arah (signage), koridor, tangga, ram, lift, toilet dan sarana evakuasi yang aman bagi
semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STUDI LITERATUR
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Khusus


diklasifikasikan menjadi 3 bagian, diantaranya yaitu:

A. Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A


Rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas (Demetrius, 2013). Rumah
sakit khusus paru kelas A minimal memiliki fasilitas tempat tidur sebanyak 100 buah.

B. Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B


Rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas (Demetrius, 2013). Rumah
sakit khusus paru kelas B memiliki fasilitas tempat tidur sebanyak 50 hingga 100 tempat tidur.

C. Rumah Sakit Khusus Paru Kelas C


Rumah sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal (Demetrius, 2013). Rumah
sakit khusus paru kelas C memiliki fasilitas tempat tidur sebanyak 25 hingga 50 tempat tidur.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


CHRIS O'BRIEN LIFEHOUSE BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS
The Chris O'Brien Lifehouse adalah pusat perawatan kanker terintegrasi pertama di
Australia, menawarkan segala yang dibutuhkan pasien di satu tempat, termasuk
perawatan rawat jalan, kesehatan sekutu, uji klinis, penelitian, pendidikan, terapi
pelengkap dan dukungan psiko-sosial. Lifehouse adalah fasilitas swasta, nirlaba yang
melayani pasien swasta dan umum. Lifehouse adalah struktur vertikal sembilan lantai.
Karena pengaturan vertikal, tim desain menghabiskan banyak waktu membuat
perjalanan pasien sealami dan senyaman mungkin. Parkir tertutup, concierge seperti
hotel, ruang tunggu yang luas, desain modern selesai, banyak cahaya alami, dan
pencarian cara intuitif mendukung pengalaman positif saat pasien masuk dan
menavigasi gedung.

Lift kaca menghubungkan lantai, menawarkan pandangan halus ke dalam pengoperasian fasilitas dan
Architects pemandangan dramatis lantai di bawahnya. Logam berlubang adalah elemen desain berulang di atrium, serta
HDR Rice Daubney di ruang tunggu dan di panel eksterior; polanya didasarkan pada teks braille untuk kata “Lifehouse.”

Location
Camperdown NSW 2050, Urutan vertikal fasilitas mencerminkan fungsionalitas — fasilitas rawat jalan
Australia ada di tingkat bawah, zona akut dan pendukung ada di bagian tengah, dan
dua rumah rawat inap tingkat teratas; 96 kamar pribadi sengaja direncanakan
Area di "real estat utama" ini untuk mendapatkan keuntungan dari pemandangan
luas. Banyak kamar juga memiliki akses ke halaman luar pribadi dan taman
430000.0 ft2 penyembuhan. Komponen penelitian dari fasilitas ini terletak di lantai di
bawah area rawat inap, mendorong kolaborasi antara dokter dan peneliti dan
Project Year mempercepat perawatan dari penemuan ke aplikasi.
2013

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


CHRIS O'BRIEN LIFEHOUSE BANGUNAN

STUDI KASUS
Memberikan SEJENIS
keragaman di
Mengambil inspirasi dari Pusat Maggie di Inggris — jaringan pusat yang dibuat untuk antara massa
memberikan dukungan, informasi, dan saran praktis kepada mereka yang terkena kanker dan menciptakan
— Lifehouse mencakup ruang yang disebut Ruang Kehidupan Lifehouse untuk desain yang
menampung layanan, pendidikan, dan perawatan pendukung yang dapat digunakan hidup.
dalam kemitraan dengan perawatan klinis untuk membantu mengelola efek samping
pengobatan. Terletak di lantai dasar, ruang ini menyediakan terapi seperti pijat, yoga,
akupunktur, Reiki dan Qi Gong. Juga terletak di lantai dasar adalah "ruang refleksi," non-
denominasi, menawarkan tempat pribadi dan terpisah untuk pasien dan keluarga
mereka untuk menanggapi diagnosis.

Pelapisan fasad eksterior, louvres, kaca berpola, dan layar berlubang memungkinkan
cahaya alami yang berlimpah menembus bangunan sambil memberi pasien privasi dari
orang-orang di luar.

Memungkinkan Perpaduan unik dari


cahaya alami yang fasad bata Victoria
berlimpah masuk ke dan bangunan art
dalam bangunan. deco.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


CHRIS O'BRIEN LIFEHOUSE BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS

Potongan Perspektif

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


CHRIS O'BRIEN LIFEHOUSE BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS

Denah Lantai 2

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


NORTHERN BEACHES HOSPITAL BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS
Arsitektur rumah sakit harus menyeimbangkan kebutuhan lingkungan yang terus
berubah didorong oleh pengembangan teknologi, alur kerja yang kompleks,
pengendalian infeksi, pasien dengan penyakit yang semakin kompleks dan sistem
rekayasa canggih, sementara juga menavigasi dan menggabungkan keberlanjutan
sosial dan lingkungan, ekonomi, dan yang paling penting - manusia makhluk. NBH
luas dan kompleks dengan 70000m2 ruang yang terkandung di dalam dindingnya

Fokus utama dari proyek ini adalah menciptakan rasa selamat datang bagi pasien,
keluarga mereka, dan ratusan staf yang menghuninya setiap hari. Bagian penting
dari penyambutan adalah untuk mengatasi stres dan kecemasan yang sering
dirasakan di rumah sakit, dan untuk menghilangkan rasa dari institusi anonim. Ini
telah dicapai melalui pertimbangan skala, bahan, warna, tekstur dan yang
terpenting, kejelasan dalam navigasi.

Architects NBH, disampaikan dengan model pengadaan yang tidak mendukung desain yang baik dengan menempatkan
BVN 'pemberi kerja' arsitek sebagai kontraktor bangunan, menavigasi persyaratan pemberian layanan klinis yang
canggih sambil memberikan lingkungan yang menumbuhkan ketergantungan, keamanan, dan optimisme
bagi pasien, yang positif tempat kerja untuk staf, dan bangunan sipil baru yang bermakna dan terhubung untuk
Location masyarakat. Inovasi disampaikan melalui pembuatan bangunan yang rumit dan sangat rekayasa yang dapat
Frenchs Forest NSW 2086, dibaca dan disambut.
Australia

Area
70000.0 m2

Project Year
2018

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


NORTHERN BEACHES HOSPITAL BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS
Kunci desain pintu masuk utama rumah sakit ini menghadirkan rasa nyaman, bersahabat, Fokus utama rumah sakit ini
dan terarah. Rumah sakit ini menyediakan ruang untuk pasien, pengunjung, keluarga, ialah menghadirkan rasa
dan staf yang menghuni dan mengontrol gedung setiap hari. Karya seni dan grafis nyaman dan rileks bagi
digunakan untuk menghadirkan suasana fun dan penuh warna di seluruh fasilitas - pasien, keluarga pasien, staf
diaplikasikan pada skala ruang melalui penggunaan seniman lokal, mengambil referensi dan pengunjung lainnya.
flora dan fauna lokal. Ini adalah rumah sakit hijau pertama di NSW yang mencapai
peringkat bintang 4 (desain, bangunan dan operasional).

Pengaplikasian karya seni dan grafis Perpaduan warna


digunakan untuk menghadirkan yang kontras dan
suasana fun dan penuh warna di bersih.
seluruh fasilitas

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


NORTHERN BEACHES HOSPITAL BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS

Denah Lantai Dasar

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


NORTHERN BEACHES HOSPITAL BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS

Denah Lantai 1

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


NORTHERN BEACHES HOSPITAL BANGUNAN

STUDI KASUS
SEJENIS

Denah Lantai 5

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


PERANCANGAN
HEALING ENVIRONMENT
Berdasarkan konsep perencanaan dan
perancangan, rumah sakit paru yang
direncanakan menerapkan pendekatan
konsep healing environment dalam aspek
kebisingan, bentuk ruang, warna, skala,
tekstur, penghawaan, pencahayaan, dan
healing garden.

Konsep healing environment yang diterapkan


pada kebisingan adalah penggunaan vegetasi
sebagai buffer kebisingan dan penempatan
bangunan sesuai dengan zona.

TEMA
Konsep healing environment yang diterapkan
Konsep healing environment yang digunakan pada pencahayaan dan penghawaan adalah
pada warna dan tekstur yaitu menyesuaikan penambahan vegetasi, pengolahan bukaan,
psikologis pasien sehingga menghasilkan shading, orientasi bangunan, dan desain yang
tata ruang yang nyaman. menggunakan sistem cross ventilation.
Penerapan konsep tersebut bertujuan untuk
mendapatkan pencahayaan dan penghawaan
alami dengan dasar pertimbangan garis edar
matahari dan arah pergerakan angin.

Konsep healing environment pada rumah sakit


paru yaitu penerapan healing garden yang
menjadi upaya untuk membantu proses
pemulihan pasien. Beberapa elemen yang
terdapat pada healing garden adalah elemen
vegetasi, elemen air (kolam), dan elemen keras
(bangku, lampu, dan lain-lain).

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT PONDOK INDAH BINTARO JAYA T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN
Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya adalah rumah sakit swasta greenfield
dengan 230 tempat tidur di Jakarta.

Konsep Arsitektur terinspirasi dari sawah bertingkat (terasering) di Asia Tenggara,


seperti halnya alam tropis Indonesia. Ruang rawat inap bertengger di atas podium
dengan deretan rak hijau, kotak penanam, dan overhang panel logam. Melindungi
pasien dari paparan sinar matahari yang intens dan membantu mengurangi
kenaikan panas. Efeknya adalah bentuk pahatan yang dimodulasi oleh cahaya
menawarkan pemandangan perkotaan di luar. Bangunan teras adalah fenomena
budaya khas Asia Tenggara. Teras terdiri dari bangunan stonewall di sepanjang
lereng dan kontur dataran tinggi yang dikonversi untuk lahan budidaya. Efeknya
adalah seluruh lereng gunung bertingkat ke atas, sistem pahatan bidang yang
ditutupi dengan tanaman. Gunung-scape dibuat dalam skala manusia yang
mendalam.

Desain ini dimaksudkan untuk mewakili layanan kesehatan kelas satu untuk pasien lokal dan internasional dan
Architects pendekatan yang berpusat pada pasien yang merangkum layanan klien dan keunggulan kualitas, untuk
Silver Thomas Hanley memberikan layanan dengan inovasi berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Good
Government Clinical Government. Desain dan keberlanjutan berbasis bukti dimasukkan ke dalam desain,
Location dengan akses ke cahaya alami dimaksimalkan, jarak perjalanan staf diminimalkan, dan jendela kaca besar
Jakarta, Indonesia membingkai pandangan pasien dari kamar tidur.

Area Rumah sakit ini menggabungkan berbagai atribut hijau, seperti inisiatif situs
38549.0 m2 berkelanjutan (SITES), efisiensi air dan energi, serta Analisis Dampak
Lingkungan (AMDAL) yang didukung oleh teknologi tinggi untuk mengurangi
Project Year polutan. Rumah sakit ini mencerminkan solusi desain perkotaan holistik yang
mengintegrasikan kesehatan, kesejahteraan, dan masyarakat.
2018

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT PONDOK INDAH BINTARO JAYA T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN
Bangunan 10 tingkat mencakup 4 tingkat unit rawat inap, 3 tingkat diagnostik dan
perawatan, 1 tingkat staf departemen dan 2 tingkat di belakang rumah dan parkir mobil
bawah tanah. Fasilitas termasuk ritel, farmasi, pencitraan medis, gawat darurat, klinik
rawat jalan, unit rawat inap, layanan gigi dan rehabilitasi, ruang operasi, auditorium
pendidikan, unit bersalin dan anak, pembibitan perawatan khusus, ruang konsultasi, area
administrasi, ruang makan, ruang tunggu, dan area lounge. Ruang Rawat Inap

Area retret staf dan pengunjung memberikan suasana keleluasaan, dan material alami
serta warna-warna lembut membantu menciptakan lingkungan yang santai. Koneksi ke
biofilia paling jelas di pohon dewasa di atrium. Rumah sakit ini juga menawarkan inovasi
dalam memberikan pemanfaatan teknologi medis canggih dan sistem informasi tanpa
kertas digital.

Penginapan untuk keluarga pasien

Area indoor dibiarkan


terbuka dengan bukaan
jendela yang besar untuk
menerima pasien.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT PONDOK INDAH BINTARO JAYA T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN

Diagram Zonasi Vertikal

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT PONDOK INDAH BINTARO JAYA T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN

Potongan D

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT PONDOK INDAH BINTARO JAYA T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN

Denah Lantai 1

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT PONDOK INDAH BINTARO JAYA T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN

Site Plan

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT ANAK LYONS CONRAD T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN
Rumah Sakit Anak Lyons Conrad adalah rumah sakit swasta greenfield dengan 230
tempat tidur di Jakarta.

Rumah sakit anak ini menerapkan konsep green architecture, dengan penerapan
pada atap hijau dan pengendalian matahari. Bentuk massa pada rumah sakit anak ini
memiliki orientasi ke berbagai arah disebabkan adanya massa overhang yang dapat
diarahkan kemanapun sesuai keinginan sang arsitek. Hal yang paling mencolok dari
bangunan rumah sakit anak ini ialah adanya shading atau sirip-sirip pada jendela dan
juga sebagian sisi bangunan dibuat overhang atau menggantung dari atas
permukaan tanah.

Struktur bangunan rumah sakit anak ini disokong oleh kolom-kolom diagonal besar
berbentuk silinder panjang. Menggunakan struktur tiang pancang atau bore pile.

Architects
Silver Thomas Hanley

Location
Jakarta, Indonesia

Area
38549.0 m2

Project Year
2018

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUMAH SAKIT ANAK LYONS CONRAD T E M A

STUDI KASUS
PERANCANGAN
Rumah sakit anak Lyons Conrad memiliki bentuk massa bangunan yang berorientasi ke Vegetasi dan
berbagai arah karena adanya massa yang overhang. shading pada
ruang jalan
Ruang-ruang pada rumah sakit ini mempunyai warna yang cerah dan beragam, guna
menghadirkan suasana nyaman dan rasa tenang pada pasien. Ruang penerimaan dibuat Ruang-ruang
lebih mencolok dibanding ruang-ruang yang lain. berwarna cerah

Pada ruang luar rumah sakit, terdapat area khusus pejalan kaki yang terbuka dan
terproteksi dari paparan sinar matahari oleh vegetasi serta atap berbahan aluminium
composite panel. Terdapat juga area outdoor hijau di sekitar bangunan rumah sakit.

Void pada
bangunan

Yang paling mencolok dari bangunan Rumah sakit anak ini


ini ialah adanya shading atau sirip- menerapkan konsep atap
sirip pada jendela, juga sebagian sisi hijau dan pengendalian
bangunan dibuat overhang. matahari.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


LOKASI TAPAK
PEMILIHAN TAPAK

Karakteristik pemilihan lokasi tapak, yaitu:

- Lokasi dengan karakter dan panorama alam yang indah, masih alami dan
belum tercemar, untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang terbaik, serta
Syiah Kuala
lingkungan yang masih hijau (banyak pepohonan) sebagai penyedia oksigen
alami dan jauh dari sumber polusi dan sumber kebisingan. Kuta Kuta
Raja Alam
- Aksesibilitas yang mudah (transportasi umum maupun pribadi) dan
merupakan wilayah pengembang (prosepek masa yang akan datang). Meuraksa Ulee Kareng

- Dekat dengan permukiman penduduk untuk memudahkan pelayanannya.


Baiturrahman

- Dekat dengan jalan nasional maupun provinsi, bandara dan pelabuhan, Lueng
untuk memudahkan pencapaian pasien dari kota sekitar maupun provinsi lain Jaya Baru Bata
dengan infrastruktur kota yang lengkap.
Banda Raya
Berdasarkan karakteristik pemilihan lokasi, tapak untuk perancangan yang ideal
berada di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KDB KLB TAPAK
RTRW KOTA BANDA ACEH

/Sumber: RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KDB KLB TAPAK
TAPAK ALTERNATIF 1
KOEFISIEN KETINGGIAN BANGUNAN
Pengembangan ketinggian bangunan di Kota Banda Aceh dapat dilakukan untuk
beberapa lantai, disesuaikan dengan kondisi kekuatan tanah pada lokasi yang akan
dibangun. Pengecualian pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman dan sekitarnya
dengan radius +- 100 m dari pagar masjid yang tidak dibolehkan mendirikan
bangunan melebihi ketinggian menara masjid.

KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)


Koefisien Dasar Bangunan (KDB) memiliki pengertian sebagai angka
perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas lahan di mana bangunan
yang bersangkutan dibangun. Besarnya koefisien dasar bangunan ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, peruntukan
lahan, jenis penggunaan bangunan dan beberapa faktor lainnya.

KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB)


Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan angka perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan dengan luas lahan atau luas kapling di mana bangunan
tersebut berada. Konsep koefisien lantai bangunan memiliki kaitan dengan
koefisien dasar bangunan dan ketinggian bangunan.

Jalan Soekarno-Hatta, Ulee Lheue, Meuraxa, Banda Aceh

Luas lahan : 12.014 m2


GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB)
KDB 50% = 6.007 m2 Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah jarak antara batas luar daerah milik jalan
KLB = 2 x 12.014 m2 = 24.028 m2 (Damija) dengan dinding bangunan luar persil. Rencana besaran Garis Sempadan
Jumlah lantai : 24.028 = 4 lantai Bangunan (GSB) disamping ditentukan berdasarkan lebar ruang milik jalan
6.007 (Rumija), juga ditetapkan berdasarkan fungsi jaringan jalan dan fungsi kawasan
Lokasi tapak berada pada perkotaan dengan tata guna lahan yang dilaluinya.
(land use) sebagai pusat perdagangan dan jasa.
GSB jalan arteri primer = minimal 12 m /Sumber: RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


ANALISIS TAPAK
ANALISIS KEBISINGAN

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KDB KLB TAPAK
TAPAK ALTERNATIF 2
KOEFISIEN KETINGGIAN BANGUNAN
Pengembangan ketinggian bangunan di Kota Banda Aceh dapat dilakukan untuk
beberapa lantai, disesuaikan dengan kondisi kekuatan tanah pada lokasi yang akan
dibangun. Pengecualian pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman dan sekitarnya
dengan radius +- 100 m dari pagar masjid yang tidak dibolehkan mendirikan
bangunan melebihi ketinggian menara masjid.

KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)


Koefisien Dasar Bangunan (KDB) memiliki pengertian sebagai angka
perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas lahan di mana bangunan
yang bersangkutan dibangun. Besarnya koefisien dasar bangunan ditentukan oleh
beberapa faktor antara lain kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, peruntukan
lahan, jenis penggunaan bangunan dan beberapa faktor lainnya.

KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB)


Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan angka perbandingan antara luas
seluruh lantai bangunan dengan luas lahan atau luas kapling di mana bangunan
tersebut berada. Konsep koefisien lantai bangunan memiliki kaitan dengan
koefisien dasar bangunan dan ketinggian bangunan.

Jalan Rama Setia, Deah Glumpang, Meuraxa, Banda Aceh

Luas lahan : 10.644 m2


GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB)
KDB 50% = 5.322 m2 Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah jarak antara batas luar daerah milik jalan
KLB = 2 x 10.644 m2 = 21.288 m2 (Damija) dengan dinding bangunan luar persil. Rencana besaran Garis Sempadan
Jumlah lantai : 21.288 = 4 lantai Bangunan (GSB) disamping ditentukan berdasarkan lebar ruang milik jalan
5.322 (Rumija), juga ditetapkan berdasarkan fungsi jaringan jalan dan fungsi kawasan
Lokasi tapak berada pada perkotaan dengan tata guna lahan yang dilaluinya.
(land use) sebagai pusat perdagangan dan jasa.
GSB jalan arteri primer = minimal 12 m /Sumber: RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
STUDI PENGGUNA

Pengunjung Pengelola

Pasien rawat jalan Staf medis 1 Dokter

Pasien rawat inap Perawat

Apoteker
Pasien unit darurat
Staf teknisi apotek
Pendamping/pengantar/
keluarga pasien Teknisi laboratorium

Ahli gizi

KONSEP
Staf medis 2 Karyawan administrasi

Karyawan operasional

Staf pekerja Pekerja pemeliharaan

Pekerja kebersihan

Pekerja mekanikal elektrikal

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
STUDI AKTIVITAS, HIERARKI RUANG DAN SIRKULASI DALAM BANGUNAN

KONSEP
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
STUDI AKTIVITAS, HIERARKI RUANG DAN SIRKULASI DALAM BANGUNAN

KONSEP
Alur Kegiatan Pasien, Petugas dan Alat Pada Instalasi Rawat Inap.

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Rawat Inap/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
STUDI AKTIVITAS, HIERARKI RUANG DAN SIRKULASI DALAM BANGUNAN

KONSEP
Alur Sirkulasi Kegiatan di Ruang Operasi

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
HIERARKI RUANG DAN SIRKULASI HORIZONTAL

KONSEP
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
KEBUTUHAN RUANG
Rumah Sakit Khusus Paru
kelas A, kelas B, hingga kelas
C memiliki sarana dan
prasarana yang terdiri dari
ruang-ruang sebagai berikut:

KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
RUANG DALAM
KEBUTUHAN RUANG
Setiap ruang-ruang rumah sakit harus meminimalkan kebisingan yang ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan di rumah sakit
dan kegiatan di luar lingkungan rumah sakit. Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan dalam rumah sakit
adalah sebagai berikut:

KONSEP
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
BESARAN RUANG

KONSEP
/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Rawat Inap/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
BESARAN RUANG
Kebutuhan ruang minimal
untuk rumah sakit umum
non pendidikan.

KONSEP
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
BESARAN RUANG

KONSEP
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
ZONASI Zona
Pelayanan Zona Pelayanan
Zonasi rumah sakit harus direncanakan
Pasien Pasien Non-Infeksius
dengan baik demi terlaksananya setiap
kegiatan pada bangunan secara
maksimal. Zona-zona selain kebutuhan
pelayanan kesehatan pasien ditata
sehingga tidak mengganggu kegiatan
pasien. Zona Zona Zona
Penunjang Staf Umum
Pembagian zona secara garis besar
diambil dari jenis aktivitas di dalam
rumah yang terdiri dari Zona Umum
(Socialize), Zona Pelayanan Pasien

KONSEP
(Rest), dan Zona Staf (Productivity).
Ketiga zona ini memiliki koneksi satu
sama lain sehingga memudahkan
akses antar zona.

Zona Pelayanan
Pasien Infeksius

Zona Zona Zona Blok


Umum Staf Pelayanan Plan
Pasien

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN MASSA BANGUNAN

Ruang Penginapan
Keluarga Pasien
Ruang Pelayanan
Pasien Non-Infeksius

Ruang
Dokter
Apotek
Ruang
Insenerator Perawat ICU Ruang
Administrasi

KONSEP
IPAL

Rumah
Septic
Genset
Tank IGD

Ruang Pelayanan Healing Garden


Pasien Infeksius

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
SIRKULASI VERTIKAL

KONSEP
Tipikal tangga

Tipikal ramp

Pintu
di ujung
ramp

/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
SIRKULASI VERTIKAL

KONSEP
Kemiringan ramp

Pegangan rambat pada ramp

Bentuk-bentuk ramp
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
SIRKULASI VERTIKAL

KONSEP
Detail pegangan rambat pada dinding

Detail pegangan rambat pada tangga


Detail pegangan rambat tangga
/Sumber: Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C, 2007/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR

KONSEP
Contoh denah
ruang rawat inap

Contoh penataan
furnitur di dalam
kamar yang baik

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR

KONSEP
Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel.

Contoh detail ruang rawat inap

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Rawat Inap/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR
Antropometrik Kamar Rumah Sakit

KONSEP
/Sumber: Panero dan Martin, 2003/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien
khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek terdiri dari:
Sloop Sink dan Service Sink

KONSEP
Sloop Sink Service Sink

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR

KONSEP
Contoh Ruang Operasi Minor

Contoh Denah Ruang Operasi Minor

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR

KONSEP
Contoh Ruang Operasi Umum (general) (42 m2)

Contoh denah (layout) Ruang Operasi Umum

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
PENATAAN FURNITUR

KONSEP
Contoh Ruang Operasi Besar (50 m2)

Contoh denah (layout) Ruang Operasi Besar

/Sumber: Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Operasi/

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


RUANG DALAM
MATERIAL DALAM BANGUNAN
Lantai Vinyl
Material vinyl digunakan karena mudah dibersihkan.
Lantai Ramp
Rumah sakit merupakan tempat yang sangat rentan
Lantai Ramp menggunakan material karet terkena berbagai macam kotoran. Dan di tengah-tengah
untuk mengurangi gesekan ban dari kursi kesibukan, tentu tidak mungkin membersihkannya
roda maupun ranjang pasien. Material setiap kali ada kotoran. Yang diperlukan untuk
keramik bertekstur kasar saja kurang cukup menghilangkan kotoran sehari-hari hanya pel basah dan
karena masih terbilang licin. seka seluruh permukaan lantai.

Material Silver Pencahayaan


Material silver disaranakan banyak digunakan karena material Jenis pencahayaan yang akan digunakan adalah
silver/perak dibuktikan dapat membunuh bakteri. Material silver pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami
berasal dari matahari dan pencahayaan buatan

KONSEP
direkomendasikan digunakan pada tempat-tempat yang sering
disentuh seperti gagang pintu, railing tangga dan lain-lain. berasal dari lampu. Pencahayaan alami didapatkan
melalui bukaan seperti jendela pada sisi bangunan
maupun skylight pada ruang yang memungkinkan.
Dinding Mengingat perancangan ini merupakan perancangan
rumah sakit, maka dibutuhkan cahaya alami dan
Penggunaan dinding bata yang diplester. Beberapa bagian dinding
buatan yang lebih baik pada ruang-ruang teertentu.
menggunakan material kaca sebagai pilihan material, mengingat
bangunan rumah sakit paru memerlukan cahaya matahari yang cukup.
Plafon
Pelapis Dinding Plafon harus mudah dibersihkan, tahan terhadap
segala cuaca, tahan terhadap air, tidak mengandung
Material dinding menggunakan bahan yang PLAFOND
unsur yang dapat membahayakan pasien, tidak
kuat dan dilapisi dengan cat yang anti lembab
berjamur serta anti bakteri. Memiliki lapisan
untuk menghindari timbulnya baketri. Warna
penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori)
disarankan berwarna cerah agar dapat
sehingga tidak menyimpan debu. Berwarna cerah,
menambah penerangan di rumah sakit.
tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KONSEP TATA HIJAU

RUANG LUAR
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit

a) Rumah sakit harus menyediakan ruang terbuka di luar


bangunan rumah sakit yang diperuntukan untuk taman.

b) Taman disediakan sebagai area preservasi yang


berfungsi untuk taman penyembuhan dan penghijauan.

c) Luas taman sesuai dengan rencana tata ruang serta


rencana tata bangunan dan lingkungan daerah setempat.

KONSEP
d) Dalam hal belum terdapat rencana tata ruang serta
rencana tata bangunan dan lingkungan pada daerah
setempat, luas taman paling kecil 15% (lima belas persen)
dari luas lahan.

Ruang sehat (Healing Garden) merupakan ruang


yang dapat membantu proses penyembuhan
pasien. Ruang ini berupa ruang terbuka hijau di
tengah bangunan yang berisi tanaman-tanaman.
Ruang ini akan dimanfaatkan bagi pasien yang
sedang menunggu dan pasien yang sedang
menjalani rehabilitasi medik.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KONSEP TATA HIJAU

RUANG LUAR
Terdapat beberapa jenis vegetasi yang akan
diletakkan pada tapak.

Vegetasi peneduh akan diletakkan di sepanjang


jalur pedestrian dan tempat parkir yang terdiri dar
pohon ketapang dan pohon mahoni.

Vegetasi pengarah dan pembatas ruang akan


disusun ditepi jalan tapak dan taman, yaitu berupa
pohon palem, pucuk merah, dan pohon glodogan
tiang.

KONSEP
Vegetasi penyaring kebisingan dan polusi akan
diletakkan di sepanjang pedestrian yang
berbatasan langsung dengan jalan raya yang
terdiri dari pohon tanjung dan pohon kiara
payung.

Vegetasi estetika akan disusun dengan


menggunakan pola tertentu demi memperindah
tapak, tanaman ini terdiri dari pohon flamboyan
dan tanaman bungur.

Ve g e t a s i s e b a g a i m e d i a p e m b a n t u
p e n y e m b u h a n p a s i e n b e r u pa t a n a m a n
aromaterapi akan diletakkan di dalam bangunan.

Vegetasi penutup tanah akan menggunakan


rumput ataupun grass block.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


PENATAAN AREA PARKIR

RUANG LUAR
Penataan parkir dengan sudut 45º
satu arah baik untuk keluar masuk
kendaraan, dan merupakan susunan
parkir yang biasa digunakan di area
atau lahan parkir yang relatif sempit.
Penataan ini juga sebagai cara efisien
dalam memanfaatkan lahan.
Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi Pasien

KONSEP
Bentuk penataan parkir untuk truk, dengan
menggunakan susunan parkiran di bawah 45º.
Vegetasi Penataan parkiran ini mempermudah keluar
masuk truk, dan lebih menghemat lahan.

Sebagian area parkir diletakkan pada


basement bangunan utama, dengan
tujuan agar tetap adanya ruang hijau
pada lahan yang terbatas.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KONSEP PENCAPAIAN, ENTRANCE DAN SIRKULASI

RUANG LUAR
KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
KONSEP DESAIN ATAP - PENEDUH

SELUBUNG
Penggunaan peneduh eksternal
(fasad, sirip vertikal, sirip horizontal)
pada selubung bangunan sangat
efektif mengurangi beban dalam
penggunaan pendingin ruangan, dan
juga mengurangi kapasitas panas
yang masuk melalui jendela.

KONSEP
Penggunaan green roof bisa diterapkan untuk
mengurangi transmisi panas melalui atap. Atap
hijau juga mengurangi fenomena urban heat
island karena sebagian besar radiasi matahari
yang jatuh ke atap akan diserap oleh tanaman
untuk penguapan dan transpirasi.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KONSEP DESAIN FASAD

SELUBUNG
Fasad
Bangunan direncanakan
dapat menerima cahaya
matahari dari segala sisi
untuk pencahayaan alami.

KONSEP
Sistem fasad ganda
diterapkan untuk dapat
Lantai
mengatur dan membatasi
cahaya yang masuk.

Penambahan fasad ganda di seluruh permukaan Fasad ganda diaplikasikan


bangunan. Hal ini dikarenakan dinding luar di seluruh permukaan
bangunan menggunakan material kaca, sehingga bangunan.
Tanah
fasad ganda dapat mengatur jumlah intensitas
cahaya yang masuk.

Fasad diteruskan melebihi


ketinggian bangunan untuk
menutupi sistem yang
terdapat di atas (rooftop).

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KONSEP STRUKTUR LIFT

STRUKTUR
KONSEP
KOMPONEN LIFT

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


STRUKTUR PONDASI STRUKTUR

STRUKTUR
UTAMA

KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
KONSEP TATA AIR

UTILITAS
KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
KONSEP TATA CAHAYA DAN INSTALASI ELEKTRIKAL

UTILITAS
KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
SKEMA LISTRIK DAN PLUMBING

UTILITAS
KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
KONSEP TATA UDARA DAN PENGHAWAAN

UTILITAS
Pada perancangan rumah sakit paru, jenis penghawaan
yang akan digunakan adalah penghawaan alami dan
buatan. Penghawaan alami didapat melalui bukaan
jendela dan ventilasi yang cukup. Penghawaan buatan
didapat melalui penggunaan AC dengan HEPA filter
atau alternatif lainnya menggunakan exhaust fan.
Contoh Penggunaan AC Split
Penggunaan sistem penghawaan buatan tersebut, dengan HEPA filter
dimaksudkan agar tidak adanya bakteri/virus yang
tersebar melalui udara, mengingat pada perancangan
rumah sakit paru ini sangat rentan dan erat kaitannya
dengan hal pernapasan. Contoh Penggunaan

KONSEP
AC Split Duct dengan
HEPA filter

Konsep double skin (kulit ganda) adalah membuat


Detail kulit luar gedung menjadi dua lapis, di mana lapisan
Komponen pertama terbuat dari lembaran aluminium yang diberi
HEPA filter lubang-lubang berdiameter 5 cm sebanyak 50%.

Detail Lubang-lubang aluminium pada double skin tersebut


Exhaust Fan juga berfungsi sebagai sirkulasi udara sehingga
koridor gedung tidak perlu menggunakan pendingin
dan tetap cukup nyaman.

Sistem void juga dapat membantu penghawaan alami


pada bangunan. Udara mengalir dari tiap ruang
menuju ke satu sirkulasi utama yang berada di void
utama.

PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055


KONSEP KEAMANAN PADA BANGUNAN

UTILITAS
SISTEM DETEKSI AWAL KEBAKARAN

KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
KONSEP PENATAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

UTILITAS
KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055
SKEMA PENATAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

UTILITAS
KONSEP
PERANCANGAN ARSITEKTUR V | MUHAMMAD FARIHIN 1604104010055

Anda mungkin juga menyukai