1. Investasi saham
2. Entitas asosiasi
Menurut PSAK 15 par 10, investasi pada entitas asosiasi dicatat menggunakan
metode ekuitas, kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 8 adalah metode
akuntansi dimana investasi pada awalnya dicatat berdasarkan harga perolehan
nya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net aset investee
setelah pembelian saham, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui
dalam laporan laba atau rugi investor, penerimaan distribusi dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi.
Pada Tanggal 1 Januari tahun 2009, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar
saham S senilai $50/lembar, nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama.
S memperoleh net income 2009 $50,000 dan membayar dividend 1 Nopember
$20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:
5. Goodwill
Bila tedapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga perolehan) dengan
nilai aset neto yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan ke berbagai
akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda, dan bila masih terdapat
selisih, dialokasikan ke goodwill.
Sebaliknya bila nilai asset neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan,
maka terdapat goodwill negatif dan akan diakui sebagai keuntungan pada tahun
berjalan oleh investor. Goodwill dalam metode ekuitas tidak tampak dalam akun
tersendiri, melainkan ada di dalam akun Investment in S.
Selisih lebih atau kurang antara harga perolehan dengan nilai asset neto yang
diperoleh, akan diamortisasikan berdasarkan masa manfaat aset/liabilitas
investee. Selisih tersebut dieliminasi dengan cara mendebet atau mengkredit
Income from S dan mengkredit atau mendebet Investment in S dengan jumlah
yang sama. Dengan eliminasi ini, selisih tersebut suatu saat akan habis,
sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan %
kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Karena
goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak
diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian secara terpisah dengan
menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill sesuai PSAK 48.
Sebagai gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai
berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan
recoverable amount dengan nilai tercatatnya.
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto tersebut, dialokasikan kepada:
1 Jan 2009
Expenses 100,000
Additional paid-in capital 50,000
Cash 150,000
(Untuk mencatat pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham)
1 Juli 2009
Cash 300,000
Investment in S 300,000
(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 1,000,000)
31 Des 2009
Investment in S 900,000
Income from S 900,000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 3,000,000)
Investment in S 60,000
Income from S 60,000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current
asset)
Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui
dalam laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income
from S”. Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in S
akan menunjukkan saldo $5,303,000 dan akun Income from S $603,000
(Untuk mencatat bagian investor (A) atas profit investee (B) 35% x 80,000)
Income from B 7,000
Investment in B 7,000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap
70,000 : 10 th)
Investment in B 7,000
Income from B (sbg OCI) 7,000
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di B 35% x
20,000)
PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
antara investor dan investee (upstream/downstream atau hilir/hulu) diakui dalam
laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas
asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari
transaksi – transaksi ini dieliminasi.
Contoh:
Investor A memiliki 20% saham di Investee B. Sepanjang 2009 A menjual
inventory senilai $200,000 kepada B. Cost/harga perolehan barang tersebut
$140,000. Sepertiga dari barang dagangan tersebut belum terjual dan masih
ada di gudang B. Net income B untuk 2009 $1,000,000. Maka pada 31
Desember 2009 A akan membuat jurnal:
Investment in B 200,000
Income from B 200,000
(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x 1,000,000)
Laba antar perusahaan $60,000, yang sudah direalisir $40,000, yang belum
direalisir 20,000. Laba yang diakui bagian investor lain adalah $1,000,000 -
$20,000 = $ 980,000. Bagian A adalah 20% x 980,000 = $196,000. Jika tahun
berikutnya, inventory tersebut terjual ke pihak luar, maka A akan membuat jurnal:
Investment in B 4,000
Income from B 4,000
8. Interim Acquisition
Contoh:
1 Oktober 2009, P membeli 40% saham S dan diasumsikan mempunyai
pengaruh yang signifikan sebesar $80,000. Net asset S pada 1 Januari 2009
adalah $150,000. Untuk tahun 2009, S melaporkan net incomr $25,000 dan
mengumumkan dividend 1 September 2009 $15,000. Nilai buku asset dan
liabilitas S s pada 1 Oktober 2009 sama dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan
yang nilai bukunya $40,000, mempunyai nilai wajar $60,000. Masa manfaat
bangunan sejak 1 Oktober 2009 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net asset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 80,000
Dikurangi:
Ekuitas awal 150,000
Income s/d 30 Sept (9/12 x 25,000) 18,750
Less dividend (15,000)
153,750
kepemilikan 40 % x 153,750 61,500
Selisih lebih cost atas investasi 18,500
Selisih lebih cost atas investasi dialokasikan ke:
Bangunan (60,000 – 40,000) x 40% 8,000
Goodwill 10,500
18,500
Untuk transaksi ini P akan membuat jurnal sbb:
1 0kt 2009
Investment in S $80,000
Cash $80,000
31 Des 2009
Investment in S 2,500
Income from S 2,500
(Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 25,000 x 3/12)
Income from S 100
Investment in S 100
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan
8,000 : 20 th x 3/12)
Contoh:
P membeli 10% saham S pada awal 2009 senilai $70,000 dan mengelompokkan
nya sebagai trading securities.sockholder’s equity S saat itu $600,000. Selisih
sebesar $10,000 dialokasikan ke Bangunan yang masa manfaatnya 20 tahun
lagi, untuk tahun 2009 S melaporkan Net Income $100,000 dan membayar divi
dend %50,000,nilai wajar saham akhir tahun sama dengan nilai tercatatnya.
Cash $5,000
Dividend Income $5,000
(Untuk mencatat penerimaan dividend dari S 10% x $50,000)
Awal 2010, P membeli kembali 15% saham S senilai $100,000, sehingga total
kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan P mempunyai pengaruh
yang signifikan. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal sbb:
Investment in S $170,000
Investment in Trading Securities $ 70,000
Cash 100,000
(Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari
Trading securities menjadi Investment in S)
Investment in S $9,500
Retained Earnings $9,500
(Untuk mencatat bagian keuntungan P dari net income S 2009 10% x 100,000
dikurangi amorisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh $10,000 : 20 th)
Contoh:
1 January 2007 P membeli 320,000 lembar saham S (40% kepemilikan) senilai
$580,000, Ekuitas S $1,200,000. Nilai tercatat aset dan liabilitas sama dengan
nilai wajarnya. P menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari 2007 sampai
dengan 31 Desember 2009. Per 31 Desember 2009, akun investasi tersebut
menunjukkan saldo $700,000 yaitu sama dengan 40% x $1.500.000 (ekuitas S +
$ 100,000 goodwill). 1 Januari 2010, P menjual 200,000 lembar saham tersebut
senilai $460,000. Sisa 120,000 lembar saham, nilai wajarnya $270,000 dan P
akan mengelompokkannya sebagai Trading securities.
11. Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan dari pemegang saham
(Stock purchases directly from the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau
pemegang saham, maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar
dan mempengaruhi % perolehan saham
Contoh:
Awal Januari 2010, P Corp. membeli 20,000 saham yang belum diterbitkan
sebelumnya langsung dari S senilai $450,000, pada saat itu stockholders’ equity
S terdiri dari $200,000 Common stock par $10 dan $150,000 Retained Earnings.
Setelah pembelian saham oleh P, jumlah saham S yang beredar menjadi 20,000
+ ($200,000:20,000) = 40,000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S
adalah 50% (20,000 : 40,000)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah penyesuaian atas
dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan
atau belum.
Contoh:
P membeli 40% saham Q pada awal 2009 senilai $2,500,000. Pada saat itu
stockholders’ equity Q terdiri dari 10% cumulative preferred stock, par $100,
$1,000,000; Common stock $3,000,000; Other paid-in capital $500,000; dan
Retained Earnings $1,500,000. Net income yang diperoleh dan dividend yang
dibayarkan oleh Q pada tahun 2009 masing-masing $700,000 dan $200,000.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net asset sbb:
RANGKUMAN
Book Fair
Value ($) Value ($)
Cash 100,000 100,000
Accounts receivable – net 200,000 200,000
Inventory (terjual di tahun 2010) 500,000 600,000
Land 100,000 300,000
Buildings–net (masa manfaat 10 tahun) 600,000 400,000
Equipment–net (masa manfaat 7 tahun) 400,000 500,000
Total Assets 1,900,000 2,100,000
Liabilities 900,000 900,000
Capital stock 700,000
Retained Earnings 300,000
Total Liabilities & Equities 1,900,000