PROFIL RSTS
Sejarah
Rumah Sakit Tiara Sella pada awalnya adalah sebuah rumah sakit bersalin yang
didirikan pada tanggal 31 Juli 1989 dibawah naungan Yayasan Tiara Dita dan berlokasi
di Jalan S. Parman No 52 Padang Jati Kota Bengkulu dengan status menyewa sebuah
rumah.
Pada tahun 1996 rumah bersalin ini mendirikan bangunan sendiri yang berlokasi
di Jalan S. Parman No 61 Padang Jati, Kelurahan Kebun Kenanga, Kota Bengkulu
dengan bangunan 4 lantai. Luas tanah tahap pertama 1200 m 2, kapasitas 11 tempat tidur
dan berstatus Rumah Bersalin Tiara Sella dibawah naungan Yayasan Graha Bernoza.
Kemudian pada tahun 2004 rumah bersalin ini berubah menjadi Klinik Bersalin Tiara
Sella
Pada tahun 2005, mengacu pada Undang-Undang Perusahaan tahun 2003 yang
menyatakan bahwa yayasan tidak dapat diwariskan kepada keluarga, maka seluruh aset
yayasan Graha Bernoza yang merupakan aset keluarga (pribadi) pada akhirnya dialihkan
menjadi perusahaan dengan nama PT Graha Bernoza.
Pengajuan pengalihan Klinik Bersalin Tiara Sella menjadi rumah sakit umum
dengan nama Rumah Sakit Tiara Sella di lakukan pada tahun 2008 dengan kapasitas 54
tempat tidur setara dengan Rumah Sakit Tipe C. Rumah sakit ini dibawah naungan
perusahaan berbadan hokum PT. Graha Bernoza dengan pemilik dr. H. M. Zayadi
Hoesein, Sp. OG dan Hj. Betty Yunara. Rumah sakit ini didirikan diatas lahan seluar
2610 m2, dengan bangunan berlantai 4 seluas 2705 m2.
Rumah Sakit Tiara Sella mulai beroperasi sejak 1 Januari 2010 dan diresmikan
pada tanggal 24 Februari 2010 oleh Gubernur Bengkulu H. Agusrin M. Najamudin dan
Walikota Bengkulu H. Ahmad Kenedi, SH.MH. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.03.05/I/1463/11, Rumah Sakit Tiara Sella ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D.
Dari tahun ketahun Rumah Sakit Tiara Sella terus berupaya melakukan
perkembangan pembangunan dan meningkatkan sistem Pelayanan kesehatan yang
optimal sehingga dapat berkembang pesat. Pada tanggal 29 Februari 2016 RS Tiara Sella
telah lulus akreditasi perdana versi 2012 pertama di Propinsi Bengkulu.
1
Pada Tahun 2016, mengacu pada keputusan kepala badan Pelayanan perizinan
terpadu dan penanaman modal kota Bengkulu Nomor 017 Tahun 2016. Rumah Sakit
Umum Tiara Sella resmi mendapatkan Izin Operasional Rumah Sakit Tipe C pada
tanggal 30 Desember 2016.
VISI
Visi Rumah Sakit Tiara Sella adalah menjadi rumah sakit pilihan dengan kualitas
pelayanan dan fasilitas terbaik di Provinsi Bengkulu
MISI
Untuk mewujudkan visi, Rumah Sakit Tiara Sella memiliki misi :
1. Menyediakan pelayanan dan fasilitas kesehatan dengan mengutamakan kendali
mutu dan keselamatan pasien
2. Menekan angka kematian dan meningkatkan harapan hidup masyarakat
3. Menciptakan kesejahteraan social dan pengembangan karir bagi karyawan
4. Mengaplikasikan tata kelola perusahaan yang baik, serta mencapai pertumbuhan
perusahaan yang stabil
MOTTO
Motto dari Rumah Sakit Tiara Sella adalah “MEMBERIKAN PELAYANAN YANG
TERBAIK DENGAN SEPENUH HATI”
TUJUAN
Tujuan Rumah Sakit Tiara Sella adalah :
1. Memperoleh sertifikasi standar mutu rumah sakit nasional yang terakreditasi
2. Menjadi rumah sakit pilihan pertama bagi masyarakat, perusahaan swasta,
maupun asuransi di Provinsi Bengkulu
3. Mencapai rata-rata Bed Occupancy Rate diatas 75 %
4. Memiliki sumber daya masnusia yang kompeten melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan
Identifikasi Perusahaan
2
Nama Perusahaan : Rumah Sakit Tiara Sella
Status Kepemilikan : Perseroan Terbatas
Nama Pemeraksa : dr. H.Zayadi Hoesein
Jabatan : Komisaris Utama RS.Tiara
Sella
Nama Direktur : dr. Ragil Diky Laksmana
Jumlah Tempat Tidur : 68 Tempat Tidur
Orientasi Lokasi
Secara geografi lokasi rumah sakit tiara sella terletak dijalan S.parman No.61
kecamatan gading cempaka kota Bengkulu. Rumah sakit ini dilewati jalur angkutan kota
dari berbagai jurusan dan terletak di pusat kota Bengkulu dengan batasan-batasan sebagai
berikut:
Bangunan dilengkapi dengan ramp seluas 172 m2 dengan kemiringan 7,5 lebar 2
meter serta dilengkapi juga dengan lift berkapasitas 630 kg/8 orang. Luas bangunan
untuk 68 tempat tidur (TT), dengan rasio luas pertempat tidur adalah 50,09 m2
3
Rumah Sakit Tiara Sella berdiri diatas lahan seluas 2610 m2, dengan Izin
4
7. Ruang Administrasi
8. Ruang Office
9. Loket Pembayaran
10. Ruang Medical Record
C. Lantai 2, dipergunakan untuk ruang Rawat Inap
1. Ruang Kelas 1 (satu) untuk laki – laki berkapasitas 2 tempat tidur sebanyak
4 (empat) ruang mempunyai masing-masing 1 (satu) kamar mandi di setiap
ruang.
2. Ruang Kelas 1 (satu) untuk wanita berkapasitas 2 tempat tidur sebanyak 4
ruang dengan luas 30 m2 mempunyai masing-masing 1 (satu) kamar mandi
di setiap ruang.
3. Ruang kelas 1 (satu) untuk anak-anak berkapasitas 2 tempat tidur sebanyak 2
ruang mempunyai masing-masing 1 (satu) kamar mandi di setiap ruang.
4. Ruang Kelas II (dua) untuk laki – laki sebanyak 4 (empat) tempat tidur
mempunyai 1 (satu) kamar mandi
5. Ruang Kelas II (dua) untuk wanita sebanyak 4 (empat) tempat tidur
mempunyai 1 (satu) kamar mandi
6. Ruang Kelas VVIP sebanyak 8 (delapan) kamar dengan luas masing –
masing 24 M2
7. Ruang junior suite sebanyak 1 (satu) kamar
8. Ruang president suite sebanyak 1 (satu) dengan luas masing – masing 48 M2
5
E. Lantai 4, dipergunakan untuk :
1. Laundry
Total
Kelas kamar Bed Per Kamar Jumlah kamar
Bed
Kelas 3 7 2 14
Kelas 2 3-4 3 22
Kelas 1 2 8 16
VIP 1 1 3 3
VIP 2 2 3 6
VVIP 1 8 8
SUITE 1 2 2
ICU 3 1 3
NICU 4 1 4
Kamar Bayi (Box) - - 11
Isolasi 1 1 1
B. Fasilitas Penunjang
7
1) Pembangunan gedung sentral medis baru dilokasi yang sama dengan total
luas 7000 m2
8
9
BAB II
STRATEGI DAN PROGRAM KERJA 2018
A. Strategi Bisnis
Rumah Sakit Tiara Sella terus melakukan upaya memperluas target market. Selain Pasien
Jaminan Keshatan Nasional (JKN) atau BPJS akan mempertahankan dan pengembangan
strategi pemasaran dengan target market pasar pada perusahan, asuransi dan pasien umum
yang mencari pengobatan lengkap, modern, dan pelayanan yang prima di provinsi Sumatera
Barat dan sekitarnya. Dilain hal Rumah Sakit Tiara Sella pada tahun 2018 tetap kerjasama
dengan BPJS sehingga perlu berbagai strategi Cost Efficiency yang berkelanjutan. Service
Excellent dan patient safety tetap menjadi pilar yang diperkuat pada tahun 2018.
Strategi Bisnis 2018 Rumah Sakit Tiara Sella melakukan hal-hal berikut:
1. Mengembangkan layanan untuk memperluas dan meningkatkan fasilitas yang ada, seperti;
a. Menambah kamar rawatan pada menjadi 100 bed
b. Pembukaan layanan Hemodialisa sebanyak 26 Unit
c. Pembukaan Layanan Cathlab
d. Optimalisasi unit Kamar Operasi dengan penambahan menjadi 4 kamar operasi dan
penambahan SDM menjadi 3 tim atau 3 shif
e. Optimalisasi Layanan Phaecoemulsifikasi
f. Optimalisasi kamar rawatan dengan target BOR 75%
2. Memberikan layanan spesialis dan mengembalikan tren perjalanan medis ke luar Provinsi
agar tetap di Provinsi Bengkulu.
3. Perbaikan kualitas berkesinambungan, dengan cara
a. Tetap melakukan service excellent dan patient safety
b. Menyediakan dan melatih tenaga medis
c. Memberikan layanan kesehatan yang inovatif, komprehensif dan terpadu dengan
standar kualitas yang tinggi
4. Pembuatan Kartu Prioritas RSTS yang bekerjasama dengan provider Asuransi dengan
pelayanan eksekutif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
B. Resume RKA 2018
1. Pada tahun 2018 ini, direncanakan ada tiga layanan yang dioptimalkan. Ketiga layanan
tersebut adalah :
a. Layanan Kamar Operasi
b. Layanan Phaecoemulsifikasi
c. Layanan Medical Check UP
2. Fasilitas layanan baru yang dibuka pada tahun 2018 adalah Bedah Syaraf, Hemodialisa, dan
Cathlab.
3. Pembuatan Kartu Prioritas RSTS yang bekerjasama dengan provider Asuransi dengan
pelayanan eksekutif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
4. Rencana Anggaran tahun 2018 :
a. Pendapatan sebesar Rp. 70 Miliar
b. Beban Pokok Pendapatan sebesar Rp. 43 Miliar
c. Beban Operasional sebesar Rp 18.5 Miliar
10
d. Laba Usaha sebelum pajak dan beban bunga sebesar Rp. 7 Miliar
e. Beban Bunga: Rp 2.5 Miliar
f. Laba Sebelum Pajak dan setelah biaya bunga sebesar Rp. 4.5 Miliar
g. Total Investasi sebesar Rp 37,1 Milyar.
A KUNJUNGAN
3 IGD 14,129
5 MCU 240
1 Pendapatan
Laboratorium 5,459
Radiologi 4,151
IGD 2,396
Lain-lain 5,053
11
3 Biaya Operasional
4 Biaya Lain-lain
EBITDA 7,183
5 Interest
12
BAB III
ASUMSI-ASUMSI
1. ASUMSI MAKRO :
a. Tingkat inflasi 2018 menjadi 3.8% dari 2017 4%
b. Nilai tukar rupiah 2018 menjadi Rp. 13.400,- dari 2017 Rp.13.500,-
c. Kenaikan UMR 2018 sebesar 10%
d. Kenaikan Tarif Dasar Listrik 15%
f. Suku bunga kredit investasi 10.5%
13
BAB IV
KINERJA 2017
Farmasi
Sudah dilakukan revisi formularium pada September 2017. Namun masih
terdapat obat-obat non formularium karena secara keseluruhan jumlah zat aktif
masih belum lengkap. Masih terjadi kekosongan obat, terutama obat generik
karena tingginya permintaan kebutuhan BPJS pada rumah sakit – rumah sakit
pemerintah. Akibatnya rumah sakit swasta menjadi prioritas kedua karena tidak
bisa melakukan e-purchasing.
Pengendalian perbekalan farmasi masih belum bisa mencapai posisi stabil,
yaitu mengikuti jumlah kunjungan. Selain itu juga masih tingginya permintaan
obat yang tidak tersedia di Farmasi karena formularium yang belum sempurna,
sehingga sebagai salah satu faktor keterlambatan pelayanan obat kepada pasien
dan penyebab lainnya adalah peresepan dokter diluar formularium.
14
B. PELAYANAN KEPERAWATAN
Pada tahun 2017, pelayanan rawat inap di RSTS mengalami peningkatan
jumlah pasien BPJS dan Umum baik di Ruang Rawat Inap maupun di Rawat
Jalan. Dengan didukung oleh perawat professional,disiplin dan tanggung jawab
yang di latih dengan di berikannya training internal maupun eksternal serta
Workshop untuk peningkatan pelayanan rawat inap. Dengan BOR yang
meningkat dengan jumlah tempat tidur 74 di pelayanan rawat inap RSTS yang di
dukung oleh jumlah tenaga perawat yang memadai .
2. Laboratorium
15
Pelayanan Laboratorium tahun 2017 telah dilengkapi dengan pengadaan alat
Hematologi, Kimia Klinik, Urin Analizer. imunoserologi serta pelayanan
Laboratorium Patologi Anatomi. Pelayanan dilaboratorium di dukung oleh 1
orang dokter Patologi Anatomi dan 1 orang dokter Patologi Klinik dengan status
part time dan siap on call untuk pelayanan cito serta 8 orang analis kesehatan.
3. Fisioterapi
Pelayanan Fisioterapi dengan total 2 orang Fisioterapis yang berpengalaman
dengan waktu pelayanan dari jam 8.00 – 21.00 selama 6 hari kerja dan on call
pada hari Minggu dan Libur untuk kasus Emergensi pasien rawat Inap
4. Rekam Medik
Pelaksanaan pelayanan Rekam Medis di RSTS sudah menerapkan SIMRS
dimana untuk Rawat Jalan sudah dilengkapi secara keseluruhan berupa Rekam
Medik Elektronik dan untuk Rawat Inap masih berupa Berkas Rekam Medik
manual. Didukung oleh 7 orang tenaga Rekam Medis. Sistem pelaporan
dilakukan dengan memanfaatkan SIMRS sehingga laporan bulanan dapat
dipenuhi rutin setiap bulan tepat pada waktunya yang bertugas harian.
5. Gizi
Instalansi Gizi bertanggung jawab dalam pemberian diet pasien agar tepat
sasaran serta melakukan asuhan Gizi kepada pasien agar mengetahui riwayat
penyakit dan kebiasaan makan pasien yang didukung oleh 3 orang petugas ahli
gizi dengan 1 orang Kepala Instalansi Gizi sebagai pengontrolan pelaksanaan
pelayanan gizi bertujuan untuk mengurangi komplen pasien terhadap pelayanan
gizi. Produksi makanan pasien oleh petugas juru masak dilakukan dalam
pengontrolan ahli gizi agar pengolahan makanan sesuai diet yang telah
ditetapkan. Produksi makanan pasien dan karyawan dilakukan oleh 9 orang juru
masak dan pramusaji dengan jobdesk dan tanggung jawab sesuai yang telah
ditetapkan. Proses produksi makanan (kitchen) dimulai dengan pembuatan menu,
pemesanan barang, penyimpanan, persiapan bahan dan pengolahan bahan
makanan serta pendistribusian secara sentralisasi. Proses pengadaan/pemesan
bahan makanan basah dan kering pasien maupun karyawan di kitchen dikontrol
oleh 1 orang petugas. Pemesan barang diterima sesuai spesifikasi yang telah
ditetapkan.
16
Pemeliharaan peralatan medis yang telah dilakukan adalah :, autoclave, USG
4 dimensi Kebidanan, pesawat X-Ray, dan CT Scan.. Untuk pemeliharaan non
medis yang telah dilakukan antara lain adalah : perbaikan mesin pompa air,
perbaikan Unit AC dibeberapa titik, , penggantian terpal trolly kitchen, perbaikan
plafon RS,dan pergantian wallpaper. Selanjutnya untuk pemeliharaan dan
perbaikan bangunan sudah dilakukan dibeberapa titik tetapi masih menyisakan
beberapa titik kebocoran di setiap lantai karena sumber kebocoran yang masih
belum ditemukan, selanjutnya untuk pemasangan wallpaper yang sudah rusak di
beberapa ruangan secara bertahap.
Pemeriksaan dan menjaga hasil pemeriksaan sesuai Baku Mutu IPAL dan
Kebisingan dikarenakan adanya proses pembangunan.
17
oleh kompetensi dan skill sesuai profesi. Jumlah SDM di RSTS tahun 2017
berjumlah 218 orang dengan berbagai kompetensi diantaranya S1, DIII, SPK,
SMA. Khusus untuk ketenagaan cleaning service dan security telah dialihdayakan
pengelolaannya kepada pihak III.
Sampai saat ini dokter spesialis yang telah berpraktek di RSTS sebanyak 33
orang dan telah memiliki SIP semuanya. Selama tahun 2017 terjadi penambahan
tenaga dibeberapa departemen seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan dan
layanan di RSTS.
18
c. Gudang Umum
- Belum optimalnya konsep penetapan level stock, sehingga masih terjadi
kekosongan stock beberapa barang.
- Metode entryan belum menggambarkan kebutuhan real user
d. Gizi
- Evaluasi terhadap pembelian bahan gizi masih dilakukan secara manual
- Belum adanya kontrak kerjasama dengan vendor-vendor terkait.
e. Pengadaan Farmasi
- Kontrak kerjasama belum dilakukan untuk 5 (lima) vendor terbnayk
dalam pengadaan Farmasi.
- Pola kedatangan barang belum stabil (maksimal 3 hari sejak PO
diterbitkan)
- Pola koordinasi atas perbekalan farmasi yang kosong PBF belum
optimal.
C. KEUANGAN
Akutansi dan Perpajakan
Secara kuartalan RSTS menerbitkan laporan keuangan dan diberikan kepada Direktur
utama dan komisaris PT Graha Bernoza. Program efisiensi dilakukan dengan
pengontrolan atas biaya dengan penambahan fungsi cost control pada unit akuntansi.
Pembayaran pajak sudah dilakukan oleh RSTS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Administrasi Ranap
Pencapain unit Administrasi ranap mengutamakan kejelasan informasi dan
kelengkapan Berkas Rekam Medis pasien Rawat Inap sesuai dengan jaminan.
Ketepatan penginputan tindakan Rawat Inap masih belum mencapai 100%, masih
didapatkan sekitar 5% kesalahan dalam penginputan Tindakan yang dilakukan di
Ruang Rawat Inap. Dalam hal ini ditunjukan pada bagian Pengembangan Mutu
Keperawatan sebagai tim verifikasi dan keakuratan dalam penginputkan data yang
dilakukan unit dan tim Administrasi Ranap.
Kasir
Pencapaian Kinerja unit Kasir adalah kecepatan dalam pelayanan proses pembayaran,
ketepatan dan kemudahan dalam pembayaran non tunai. Saat jam operasional sibuk,
RSTS membuka 3 layanan kasir yaitu di Rawat Jalan lantai Basement, Rawat Jalan
Lantai 1 dan Apotik. Di tahun 2017, pembayaran non tunai (EDC/Electronic Data
Capture) yang beroperasionaldari Bank Bengkulu, yang ditahun sebelumnya sudah
bergabung dari Bank Mandiri dan Bank BCA.
19
Piutang usaha RSTS per December 2016 adalah RP. 6.883.525.497. Banyaknya
piutang terbentuk terjadi akibat banyaknya transaksi atas piutang yang sejalan dengan
peningkatan Perjanjian Kerjasama Kesehatan (PKS) dengan perusahaan dan asuransi.
B Laba Rugi
1 Pendapatan
20
Pembelian Obat dan bahan medis 12,662,530,172 13,061,486,320 103%
3 Biaya Operasional
21
BAB V
PROGRAM KERJA & ANGGARAN 2018
C. Kesiapan Infrastruktur
Pada tahun 2018, RSTS akan melakukan renovasi seluruh ruangan rawat inap dan
kamar operasi. Pembangunan gedung baru RSTS sudah dilaksanakan sejak tanggal 29
September 2017 dan memerlukan sekitar 15 bulan untuk penyelesaian pembangunan
tersebut. Pengembangan pertama akan merenovasi ruangan digedung baru dan
penambahan ruangan Rawat inap menjadi 100 bed dari sebelumnya terdapat 74 bed.
Ruangan Kamar operasi akan dipindahkan ke gedung baru RSTS menjadi 4
Kamar Operasi dari sebelumnya 2 kamar operasi serta adanya kamar operasi untuk
layanan Unggulan yaitu Kamar Operasi khusus Phaecoemulsifikasi.
Dalam perencanaan di gedung baru akan dibangun ruangan Poliklinik,
Hemodialisa dan Cathlab serta memindahkan area perkantoran dan Ruang Rapat.
23
D. Optimalisasi Layanan
Dalam rangka meningkatkan optimalisasi layanan medis, maka pada tahun 2018
direncanakan akan dilakukan:
a. Peningkatan Kualitas Layanan berupa pembangunan gedung sentral medis baru
dengan luas ±9.375,1 m2 yang akan menyediakan ruang rawat inap, ruang
parker,ruang hemodialisa, ruang operasi dan VK serta area rawat jalan.
b. Pemantapan Standar Nasional Akreditasi Rumah sakit Tahun 2018 dan persiapan
menuju Akreditasi Paripurna.
c. Operasi katarak dengan Phecoemulsification
24
11. Melaksanakan system dan prosedur kesekretariatan yang baik dan terstruktur,
pengelolaan pelaksanaan rapat, melaksanakan fungsi sebagai media penghubung
perusahaan dan pencatatan semua kegiatan manajemen.
12. Memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan
mengikut sertakan pada program Jamsostek, melaksanakan Medical Check Up
serta menyediakan kelengkapan kerja karyawan.
13. Melaksanakan kegiatan kesehatan jasmani dan rohani dengan pelaksanaan
senam dan wirid bagi karyawan.
25
- Akan di bentuk tim pengendalian infeksi nasokomial
- Memberikan penandaan dengan gelang pada pasien resiko jatuh dan alergi
f. Kelengkapan dokumen keperawatan di ranap 100% tercapai dengan
pengembalian ke MR dlm waktu 1x24 jam
4. Kamar Operasi
a. Optimalisasi Pelayanan Phaecoemulsifikasi
b. Penyiapan peralatan pendukung ruang pulih, seperti : patient monitor
khususnya untuk anak, bayi dan Recovery Room (RR)
c. Penyiapan tenaga perawat bedah menjadi 3 shift,sehingga optimalisasi
tindakan kamar operasi 24 jam dengan 4 kamar operasi
5. Farmasi
Sudah dilakukan revisi formularium pada November 2016. Namun masih
terdapat obat-obat non formularium karena secara keseluruhan jumlah zat aktif
masih belum lengkap. Masih terjadi kekosongan obat, terutama obat generik
karena tingginya permintaan kebutuhan BPJS pada rumah sakit – rumah sakit
pemerintah. Akibatnya rumah sakit swasta menjadi prioritas kedua karena tidak
bisa melakukan e-purchasing.
Pengendalian perbekalan farmasi masih belum bisa mencapai posisi stabil,
yaitu mengikuti jumlah kunjungan. Selain itu juga masih tingginya permintaan
obat yang tidak tersedia di Farmasi karena formularium yang belum sempurna,
sehingga memperlambat pelayanan obat kepada pasien. Salah satu faktor yang
menyebabkan adalah peresepan dokter diluar formularium.
Kondisi SDM Farmasi saat ini adalah jumlah apoteker sebanyak 6 (enam)
orang dan asisten apoteker sebanyak 11 (sebelas) orang, sehingga pelaksanaan
kefarmasian klinis belum berjalan dengan optimal terutama penerapan
kefarmasian Klini di Apotik pada shift malam karena Apoteker yang belum ada di
shift tersebut.
26
c. Kepastian hasil laboratorium : kualitas dan kepastian waktu , dengan
melakukan pemantauan guna memastikan tidak terjadi kesalahan jenis
pemeriksan dan kesalahan perkiraan waktu pemeriksaan
d. Pemeliharaan peralatan laboratorium berkoordinasi dengan tim IPSRS
e. Pemantapan mutu External dan Internal
f. Peningkatan skill plebotomi dan qualitas service analis kesehatan
3. Fisioterapi
a. Melakukan asuhan fisioterapi secara optimal dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan.
b. Promosi fisioterapi berkoordinasi dengan unit Pemasaran dan Kerjasama
c. Pemeliharaan peralatan fisioterapi berkoordinasi dengan tim IPRS
d. Peningkatan skill dan qualitas service fisioterapis
4. Rekam Medik
a. Memantau Pengisian berkas rekam medik 100% terisi
b. Memantau Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medik dan
memastikan pengisian dalam waktu 1x24 jam, dan pengisian informed
consent 100%.
c. Mamantau pengembalian berkas rekam medik rawat inap dalam waktu 1x24
jam setelah pasien pulang.
d. Memastikan SIMRS dapat mengidentifikasi asal pasien dengan rujukan
layanan, pasien jaminan asuransi, pengkodean diagnose dengan ICD X dan
mendukung pelaporan yang dibutuhkan serta dapat memberikan laporan
tentangsumbangsih dokter terhadap rumah sakit (Hospital Related Income).
5. Laundry
a. Menjaga kebersihan linen
b. Melakukan pemeliharaan terhadap alat alat pencucian, pengeringan dan
penyetrikaan kain.
c. Penggunaan detergen ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran
terhadap lingkungan.
E. Program Umum
Program Kerja Pengadaan
Untuk tahun 2017 Pengadaan telah merencanakan program kerja sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa dengan spesifikasi yang tepat, harga
yang kompetitif dan kualitas barang yang baik pada saat dan setelah diterima.
2. Menerapkan Sistem pelaporan yang transparan, efektif dan terintegrasi.
3. Adanya sistem pengontrolan dalam beberapa hal :
a) Tingkat urgensi
28
b) Kelengkapan administrasi
c) Kecepatan dan ketepatan dalam proses evaluasi vendor
d) Memonitor dan mengevaluasi supplier secara berkala
4. Penerapan sistem Dynamic Formularium yang akan membantu pengontrolan
ratio antara kebutuhan dan pembelian secara lebih optimal.
5. Peningkatan kualifikasi personel di Departemen Pengadaan terhadap aspek mutu
di setiap tahapan pekerjaan.
6. Pengontrolan kualitas dan level stock di gudang pengadaan.
29
Melakukan roadshow bekerjasama dengan medis ke dokter internal RSTS dengan
harapan dapat merujuk pasien kerawat inap maupun tindakan penunjang,
melahirkan, tindakan operasi, MCU dengan pendekatan secara personal.
3. Peningkatan pasien di Rawat Inap
Upaya meningkatkan jumlah pasien rawat inap untuk meningkatkan BOR Rumah
Sakit dilakukan dengan penerbitan kartu Prioritas RSTS dan peningkatan
kunjungan dan kerjasama ke Perusahaan non Asuransi dan Asuransi, dan
memberikan informasi atau sosialisasi fasilitas dan layanan kepada karyawan
langsung disetiap perusahaan. Kegiatan ini diharapkan menjadi media yang efektif
mendekati calon customer untuk meningkatkan kunjungan rawat inap. Hal ini
juga dilakukan pada komunitas dan organisasi yang ada di Bengkulu. Semakin
meningkatnya masyarakat menggunakan fasilitas pembiayaan kesehatan baik
fasilitas perusahaan/pribadi dianggap peluang bagi pemasaran untuk memperluas
kerjasama. Pemberian voucher pada layanan tertentu dan kartu member untuk
pasien loyal dengan benefit layanan. Meningkatkan kerjasama dengan beberapa
tenant perbankkan dan operator seluler untuk barter promosi kepada nasabah atau
customernya.
4. Peningkatan Pasien di Kamar Operasi
Melakukan road show ke dokter internal RSTS dan eksternal (dokter umum /
Spesialis) dengan harapan dapat merujuk pasien untuk tindakan operasi di OK.
Membuat paket-paket tindakan seperti: paket Operasi Urologi, paket
appendictomy, paket Khitan, dll dan di informasikan melalui media promosi.
Selanjutnya dilakukan pemberian apresiasi rujukan dan pendekatan secara
personal kepada dokter / bidan perujuk.
5. Peningkatan layanan Medical Chek Up
Melakukan kerja sama dengan Perusahaan Non Asuransi/Asuransi dan komunitas
untuk melakukan MCU di RSTS, terutama untuk tes kesehatan calon karyawan
dan karyawan. Pendekatan kepada dokter internal/Polilinik untuk merujuk pasien
melakukan MCU. Meningkatkan informasi melalui media promosi untuk layanan
MCU di lingkungan RSTS dan luar RSTS (melalui rilis, iklan media cetak, poster,
spanduk, baliho), melakukan penyuluhan–penyuluhan kesehatan tentang manfaat
Medical Check UP melalui perusahaan–perusahaan non asuransi baik yang telah
bekerjasama dengan RSTS maupun yang belum.
30
Memberikan layanan yang cepat kepada pasien dan memfasilitasi pasien di poli
untuk mendapat pelayanan segera di poliklinik eksekutif. Optimalisasi sosialisasi
fasilitas dan layanan Poliklinik Eksekutif ke Sasaran customer seperti Pejabat
Negara, Propinsi, Kabupaten, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Rektor
Universitas, Nasabah Prioritas Perbankkan yang sudah kerjasama dengan RSTS
dengan memberikan layanan terpadu.
31
3.2. RENCANA ANGGARAN
RKA
No Uraian 2018 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
A KUNJUNGAN
107,20
1 Rawat jalan 9,000 8,200 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000
0
2 Rawat Inap 10,136 861 777 861 833 861 833 861 861 833 861 833 861
3 IGD 14,129 1,200 1,084 1,200 1,161 1,200 1,161 1,200 1,200 1,161 1,200 1,161 1,200
4 Kamar Operasi 2,944 250 226 250 242 250 242 250 250 242 250 242 250
5 MCU 240 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
1 Pendapatan
1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91
Tindakan Medis 22,935
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47
Instalasi Farmasi 17,660
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Sewa Kamar 7,912 659 659 659 659 659 659 659 659 659 659 659 659
Laboratorium 5,459 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455
Radiologi 4,151 346 346 346 346 346 346 346 346 346 346 346 346
32
IGD 2,396 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
Rawat Jalan 5,687 474 474 474 474 474 474 474 474 474 474 474 474
Lain-lain 5,053 421 421 421 421 421 421 421 421 421 421 421 421
6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
Total Pendapatan 72,000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Obat dan bahan 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52
18,234
medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44
Jasa Dokter dan anastesi 17,334
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Instalasi Gizi 1,320 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68
Total Beban Operasional 44,206
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Biaya Operasional
Biaya Gaji dan tunjangan 8,806 734 734 734 734 734 734 734 734 734 734 734 734
33
lainnya (Ops)
Biaya telepon,Listrik dan PAM 1,655 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138
Pelatihan 470 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39
Pemeliharaan 1,134 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94
Lain-lain Operasional 5,443 454 454 454 454 454 454 454 454 454 454 454 454
1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59
Total Beban Usaha 19,123
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Biaya Lain-lain
Pajak 687 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
Lain-lain 283 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Administrasi bank 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Total Beban Operasional 1,488 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124
4 EBITDA 7,183 599 599 599 599 599 599 599 599 599 599 599 599
34
5 Interest
Bunga Pinjaman Bank 2,400 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
Total Bunga 2,400 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200
Laba sebelum pajak 4,783 399 399 399 399 399 399 399 399 399 399 399 399
35
3.2.1. Anggaran Investasi
No Keterangan Harga Qty Total Merk
Endoskopi
(gastroskopi, FUJINON
1 colonoskopi) 1.500.000.000 1 1.500.000.000 FUJIFILM
Flexible Video Cysto- KARL
2 Urethroscope 600.000.000 1 600.000.000 STORZ
Pembangunan gedung
medis sentral dan
3 peralatan medis 35,000,000,000 1 35,000,000,000
36
BAB IV.
POTENSI PERMASALAHAN 2017 DAN INISIATIF
1 Cash Flow
37
BAB V
LAMPIRAN
Tabel 1. Strategy Map RSTS
38
Tabel 2. Struktur Organisasi RSTS
39
Tabel 3. Distribusi Karyawn RSTS per Departemen
Kelas 2 3-4 5 22
Kelas 1 2 8 16
VIP 1 1 3 3
VIP 2 2 3 6
VVIP 1 8 8
SUITE 1 2 2
ICU 3 1 3
NICU 4 1 4
Kamar Bayi (Box) - - 11
Isolasi 1 1 1
40