Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PROFIL RSTS

Sejarah

Rumah Sakit Tiara Sella pada awalnya adalah sebuah rumah sakit bersalin yang
didirikan pada tanggal 31 Juli 1989 dibawah naungan Yayasan Tiara Dita dan berlokasi
di Jalan S. Parman No 52 Padang Jati Kota Bengkulu dengan status menyewa sebuah
rumah.
Pada tahun 1996 rumah bersalin ini mendirikan bangunan sendiri yang berlokasi
di Jalan S. Parman No 61 Padang Jati, Kelurahan Kebun Kenanga, Kota Bengkulu
dengan bangunan 4 lantai. Luas tanah tahap pertama 1200 m 2, kapasitas 11 tempat tidur
dan berstatus Rumah Bersalin Tiara Sella dibawah naungan Yayasan Graha Bernoza.
Kemudian pada tahun 2004 rumah bersalin ini berubah menjadi Klinik Bersalin Tiara
Sella
Pada tahun 2005, mengacu pada Undang-Undang Perusahaan tahun 2003 yang
menyatakan bahwa yayasan tidak dapat diwariskan kepada keluarga, maka seluruh aset
yayasan Graha Bernoza yang merupakan aset keluarga (pribadi) pada akhirnya dialihkan
menjadi perusahaan dengan nama PT Graha Bernoza.
Pengajuan pengalihan Klinik Bersalin Tiara Sella menjadi rumah sakit umum
dengan nama Rumah Sakit Tiara Sella di lakukan pada tahun 2008 dengan kapasitas 54
tempat tidur setara dengan Rumah Sakit Tipe C. Rumah sakit ini dibawah naungan
perusahaan berbadan hokum PT. Graha Bernoza dengan pemilik dr. H. M. Zayadi
Hoesein, Sp. OG dan Hj. Betty Yunara. Rumah sakit ini didirikan diatas lahan seluar
2610 m2, dengan bangunan berlantai 4 seluas 2705 m2.
Rumah Sakit Tiara Sella mulai beroperasi sejak 1 Januari 2010 dan diresmikan
pada tanggal 24 Februari 2010 oleh Gubernur Bengkulu H. Agusrin M. Najamudin dan
Walikota Bengkulu H. Ahmad Kenedi, SH.MH. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.03.05/I/1463/11, Rumah Sakit Tiara Sella ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D.
Dari tahun ketahun Rumah Sakit Tiara Sella terus berupaya melakukan
perkembangan pembangunan dan meningkatkan sistem Pelayanan kesehatan yang
optimal sehingga dapat berkembang pesat. Pada tanggal 29 Februari 2016 RS Tiara Sella
telah lulus akreditasi perdana versi 2012 pertama di Propinsi Bengkulu.

1
Pada Tahun 2016, mengacu pada keputusan kepala badan Pelayanan perizinan
terpadu dan penanaman modal kota Bengkulu Nomor 017 Tahun 2016. Rumah Sakit
Umum Tiara Sella resmi mendapatkan Izin Operasional Rumah Sakit Tipe C pada
tanggal 30 Desember 2016.

VISI
Visi Rumah Sakit Tiara Sella adalah menjadi rumah sakit pilihan dengan kualitas
pelayanan dan fasilitas terbaik di Provinsi Bengkulu

MISI
Untuk mewujudkan visi, Rumah Sakit Tiara Sella memiliki misi :
1. Menyediakan pelayanan dan fasilitas kesehatan dengan mengutamakan kendali
mutu dan keselamatan pasien
2. Menekan angka kematian dan meningkatkan harapan hidup masyarakat
3. Menciptakan kesejahteraan social dan pengembangan karir bagi karyawan
4. Mengaplikasikan tata kelola perusahaan yang baik, serta mencapai pertumbuhan
perusahaan yang stabil

MOTTO
Motto dari Rumah Sakit Tiara Sella adalah “MEMBERIKAN PELAYANAN YANG
TERBAIK DENGAN SEPENUH HATI”

TUJUAN
Tujuan Rumah Sakit Tiara Sella adalah :
1. Memperoleh sertifikasi standar mutu rumah sakit nasional yang terakreditasi
2. Menjadi rumah sakit pilihan pertama bagi masyarakat, perusahaan swasta,
maupun asuransi di Provinsi Bengkulu
3. Mencapai rata-rata Bed Occupancy Rate diatas 75 %
4. Memiliki sumber daya masnusia yang kompeten melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan

Identifikasi Perusahaan

2
Nama Perusahaan : Rumah Sakit Tiara Sella
Status Kepemilikan : Perseroan Terbatas
Nama Pemeraksa : dr. H.Zayadi Hoesein
Jabatan : Komisaris Utama RS.Tiara
Sella
Nama Direktur : dr. Ragil Diky Laksmana
Jumlah Tempat Tidur : 68 Tempat Tidur

Orientasi Lokasi

Secara geografi lokasi rumah sakit tiara sella terletak dijalan S.parman No.61
kecamatan gading cempaka kota Bengkulu. Rumah sakit ini dilewati jalur angkutan kota
dari berbagai jurusan dan terletak di pusat kota Bengkulu dengan batasan-batasan sebagai
berikut:

ƒ Batas Utara : Jalan Raya

ƒ Batas Selatan : Perumahan


Masyarakat
ƒ Batas Timur : Apotik Sakti

ƒ Batas Barat : Bank


Mandiri

Bangunan dilengkapi dengan ramp seluas 172 m2 dengan kemiringan 7,5 lebar 2

meter serta dilengkapi juga dengan lift berkapasitas 630 kg/8 orang. Luas bangunan

untuk 68 tempat tidur (TT), dengan rasio luas pertempat tidur adalah 50,09 m2

3
Rumah Sakit Tiara Sella berdiri diatas lahan seluas 2610 m2, dengan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) nomor : 725/IMB/1995 untuk mendirikan rumah sakit

dengan total luas bangunan 2705,5 m2 terdiri dari 4 (empat) lantai.

Pemanfaatan bangunan Rumah Sakit Tiara Sella :

A. Lantai Dasar, dipergunakan untuk :

1. Ruang Radiologi, dengan luas 88 m2


2. Ruang CT-SCAN
3. Ruang Fisiotherapy dengan luas 24 m2
4. Laboratorium
5. Ruang Tredmill
6. Ruang EEG dan EKG
7. Ruang Audiometri dan Spirometri
8. Mushola dengan luas 24 m2
9. Gudang
10. Kamar Jenazah
11. Toilet Umum
a. Toilet untuk wanita memiliki 2 closet jongkok dan 2 closet duduk
b. Toilet untuk laki – laki memiliki 1 closet jongkok dan 1 closet duduk
dan 3 urinator
12. Ruang Workshop Sarana
13. Cleaning Service
14. IPAL
15. Genset
B. Lantai 1, dipergunakan untuk :

1. Unit Gawat Darurat, ruang Triase seluas 20 m2 dan ruang tindakan 20 M2


2. Apotek dengan luas 40 M2
3. Tempat Praktek ; Kebidanan, Bedah, Anak, Internis, Syaraf, Jantung, Jiwa,
bedah tulang, Gigi, masing – masing luas ruangan 16 sampai dengan 24 M2
4. Ruang perawatan kelas 3 dengan 14 tidur
5. Ruang Kelas II (dua) anak – anak 1 – 24 bulan sebanyak 4 (empat) tempat
tidur
6. Dapur

4
7. Ruang Administrasi
8. Ruang Office
9. Loket Pembayaran
10. Ruang Medical Record
C. Lantai 2, dipergunakan untuk ruang Rawat Inap

1. Ruang VIP sebanyak 9 (Sembilan) kamar, luas 24 M2


2. Ruang Kelas 1 (satu) sebanyak 3 (tiga) kamar dengan kapasitas 2 (dua)
tempat tidur dengan luas masing – masing 24 M2
3. Ruang kelas dua sebanyak 1 (satu) kamar berkapasitas 3 (tiga) tempat tidur
dengan luas ruangan masing – masing 28 M2
4. Kamar Operasi sebanyak 2 (dua) kamar seukuran 4x4x3 dan 6x6x3 m, ruang
Recovery Room (RR) dan persiapan 32 m2, Ruang steril seluas 24 M2.
5. Kamar Bersalin dengan luas ruangan 36 M2
6. Ruang ICU sebanyak 1 (satu) kamar untuk 3 tempat tidur dengan luas 41 M2
7. Ruang NICU dengan luas ruangan 12 M2
8. Kamar bayi luas ruangan 20 M2 dengan kapasitas 12 bayi

D. Lantai 3, dipergunakan untuk ruang rawat inap

1. Ruang Kelas 1 (satu) untuk laki – laki berkapasitas 2 tempat tidur sebanyak
4 (empat) ruang mempunyai masing-masing 1 (satu) kamar mandi di setiap
ruang.
2. Ruang Kelas 1 (satu) untuk wanita berkapasitas 2 tempat tidur sebanyak 4
ruang dengan luas 30 m2 mempunyai masing-masing 1 (satu) kamar mandi
di setiap ruang.
3. Ruang kelas 1 (satu) untuk anak-anak berkapasitas 2 tempat tidur sebanyak 2
ruang mempunyai masing-masing 1 (satu) kamar mandi di setiap ruang.
4. Ruang Kelas II (dua) untuk laki – laki sebanyak 4 (empat) tempat tidur
mempunyai 1 (satu) kamar mandi
5. Ruang Kelas II (dua) untuk wanita sebanyak 4 (empat) tempat tidur
mempunyai 1 (satu) kamar mandi
6. Ruang Kelas VVIP sebanyak 8 (delapan) kamar dengan luas masing –
masing 24 M2
7. Ruang junior suite sebanyak 1 (satu) kamar
8. Ruang president suite sebanyak 1 (satu) dengan luas masing – masing 48 M2
5
E. Lantai 4, dipergunakan untuk :

1. Laundry

2. Ruang Mesin Lift dan Tandon Air

Fasilitas – fasilitas di Rumah Sakit Tiara Sella

A. Fasilitas Instalasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Tiara Sella

Total
Kelas kamar Bed Per Kamar Jumlah kamar
Bed
Kelas 3 7 2 14

Kelas 2 3-4 3 22

Kelas 1 2 8 16

VIP 1 1 3 3

VIP 2 2 3 6

VVIP 1 8 8

SUITE 1 2 2

ICU 3 1 3

NICU 4 1 4
Kamar Bayi (Box) - - 11
Isolasi 1 1 1

B. Fasilitas Penunjang

1) Instalasi gawat darurat (IGD) 24 jam


2) Instalasi Apotek
3) Instalasi Laboratorium
4) Instalasi Radiologi
5) Instalasi Fisioterapi
6) Instalasi Kamar bedah ( 2 kamar)
7) Ruang Gizi
6
8) Instalasi Pra sarana rumah Sakit
9) MCU
C. Instalasi Rawat Jalan Terdiri Dari Praktek

1) Dokter Spesialis Penyakit Dalam


2) Dokter Spesialis kebidanan dan kandungan
3) Dokter Spesialis Anak
4) Dokter Spesialis Bedah
5) Dokter Spesialis Syaraf
6) Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
7) Dokter Spesialis Mata
8) Dokter Spesialis Urologi
9) Dokter Spesialis THT
10) Dokter Spesialis Jantung
11) Dokter Gigi

D. Fasilitas penunjang Lainnya

1) Menggunakan system informasi manajemen rumah sakit


2) Semua pelayanan sudah terkomputerisasi
3) Pelayanan oksigen secara sentral
4) Sarana pengelolaan air limbah (IPAL)
5) Generator 350 KVA, aktif secara otomatis bila terjadi gangguan PLN
6) Seluruh ruangan di RS Tiara Sella Full AC
7) Fasilitas rumah singgah untuk keluarga pasien yang disediakan secara gratis
8) Fasilitas LIFT
9) Perparkiran dilayani outsourcing PT. Central Park Jakarta
10) Kebersihan dilayani outsourcing PT. Sinergi Jakarta
11) Keamanan dikelola sendiri oleh Rumah Sakit

E. Rencana Penambahan fasilitas penunjang

7
1) Pembangunan gedung sentral medis baru dilokasi yang sama dengan total

luas 7000 m2

8
9
BAB II
STRATEGI DAN PROGRAM KERJA 2018

A. Strategi Bisnis
Rumah Sakit Tiara Sella terus melakukan upaya memperluas target market. Selain Pasien
Jaminan Keshatan Nasional (JKN) atau BPJS akan mempertahankan dan pengembangan
strategi pemasaran dengan target market pasar pada perusahan, asuransi dan pasien umum
yang mencari pengobatan lengkap, modern, dan pelayanan yang prima di provinsi Sumatera
Barat dan sekitarnya. Dilain hal Rumah Sakit Tiara Sella pada tahun 2018 tetap kerjasama
dengan BPJS sehingga perlu berbagai strategi Cost Efficiency yang berkelanjutan. Service
Excellent dan patient safety tetap menjadi pilar yang diperkuat pada tahun 2018.
Strategi Bisnis 2018 Rumah Sakit Tiara Sella melakukan hal-hal berikut:
1. Mengembangkan layanan untuk memperluas dan meningkatkan fasilitas yang ada, seperti;
a. Menambah kamar rawatan pada menjadi 100 bed
b. Pembukaan layanan Hemodialisa sebanyak 26 Unit
c. Pembukaan Layanan Cathlab
d. Optimalisasi unit Kamar Operasi dengan penambahan menjadi 4 kamar operasi dan
penambahan SDM menjadi 3 tim atau 3 shif
e. Optimalisasi Layanan Phaecoemulsifikasi
f. Optimalisasi kamar rawatan dengan target BOR 75%
2. Memberikan layanan spesialis dan mengembalikan tren perjalanan medis ke luar Provinsi
agar tetap di Provinsi Bengkulu.
3. Perbaikan kualitas berkesinambungan, dengan cara
a. Tetap melakukan service excellent dan patient safety
b. Menyediakan dan melatih tenaga medis
c. Memberikan layanan kesehatan yang inovatif, komprehensif dan terpadu dengan
standar kualitas yang tinggi
4. Pembuatan Kartu Prioritas RSTS yang bekerjasama dengan provider Asuransi dengan
pelayanan eksekutif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
B. Resume RKA 2018
1. Pada tahun 2018 ini, direncanakan ada tiga layanan yang dioptimalkan. Ketiga layanan
tersebut adalah :
a. Layanan Kamar Operasi
b. Layanan Phaecoemulsifikasi
c. Layanan Medical Check UP
2. Fasilitas layanan baru yang dibuka pada tahun 2018 adalah Bedah Syaraf, Hemodialisa, dan
Cathlab.
3. Pembuatan Kartu Prioritas RSTS yang bekerjasama dengan provider Asuransi dengan
pelayanan eksekutif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
4. Rencana Anggaran tahun 2018 :
a. Pendapatan sebesar Rp. 70 Miliar
b. Beban Pokok Pendapatan sebesar Rp. 43 Miliar
c. Beban Operasional sebesar Rp 18.5 Miliar

10
d. Laba Usaha sebelum pajak dan beban bunga sebesar Rp. 7 Miliar
e. Beban Bunga: Rp 2.5 Miliar
f. Laba Sebelum Pajak dan setelah biaya bunga sebesar Rp. 4.5 Miliar
g. Total Investasi sebesar Rp 37,1 Milyar.

5. IKHTISAR LABA (RUGI)

No Uraian RKA 2018

A KUNJUNGAN

1 Rawat jalan 105,968

2 Rawat Inap 10,136

3 IGD 14,129

4 Kamar Operasi 2,944

5 MCU 240

B Laba Rugi (dalam jutaan rupiah)

1 Pendapatan

Tindakan Medis 22,935

Instalasi Farmasi 17,660

Sewa Kamar 7,912

Laboratorium 5,459

Radiologi 4,151

IGD 2,396

Rawat Jalan 5,687

Registrasi/Biaya Administrasi 746

Lain-lain 5,053

Total Pendapatan 72,000

2 Beban Pokok Pendapatan

Total Beban Operasional 44,206

11
3 Biaya Operasional

Total Beban Usaha 19,123

4 Biaya Lain-lain

Total Beban Operasional 1,488

EBITDA 7,183

5 Interest

Bunga Pinjaman Bank 2,400

Total Bunga 2,400

Laba sebelum pajak 4,783

12
BAB III
ASUMSI-ASUMSI

Dalam penyusunan RKA tahun 2018 beberapa asumsi yang digunakan:

1. ASUMSI MAKRO :
a. Tingkat inflasi 2018 menjadi 3.8% dari 2017 4%
b. Nilai tukar rupiah 2018 menjadi Rp. 13.400,- dari 2017 Rp.13.500,-
c. Kenaikan UMR 2018 sebesar 10%
d. Kenaikan Tarif Dasar Listrik 15%
f. Suku bunga kredit investasi 10.5%

2. ASUMSI RUMAH SAKIT :


a. Tarif yang berlaku adalah tarif 2018
b. Rata – rata BOR Rawat Inap 75%.
c. Optimalisasi pola OK menjadi 3 shif OK ( rata-rata kunjungan per bulan 250 kunjungan).
d. Optimalisasi Operasi Phaecoemulsifikasi menjadi 100 kunjungan per bulan
e. Penambahan karyawan 89 orang
f. Kenaikan harga obat dan alkes 10%

13
BAB IV
KINERJA 2017

4.1 KINERJA KEUANGAN


PROGNOSA KEUANGAN DESEMBER 2017
1. Neraca 31 Desember 2017 ditutup dengan total Asset sebesar Rp.28.020.674.195
2. Pendapatan tahun 2017 sebesar Rp. 51.575.341.350
3. Laba Sebelum Pajak dan bunga 2017 Rp Rp. 5.145.063.532

4.2 KINERJA PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


A. PELAYANAN MEDIK
Trend kunjungan pasien RS Tiara Sella dari bulan Januari sampai Desember 2017
secara umum pasien asuransi dan umum mengalami penurunan, sedangkan untuk
pasien BPJS mengalami kenaikan terutama di kamar operasi dan Rawat Jalan. Hal ini
terjadi karena berdasarkan undang-Undang No 24 tahun 2011 mengenai kewajiban
perusahaan untuk mengikutsertakan pegawai mereka untuk program ini dan diperkuat
Peraturan Pemerintah (PP) No 86 tahun 2013, disebutkan dengan tegas bahwa badan
usaha yang tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam program BPJS diberi sanksi
tegas, sehingga sebagian besar pasien beralih jaminan menjadi BPJS. Upaya Kendali
Mutu dan kendali Biaya menjadi prioritas dalam layanan dalam era JKN yang
dihadapin saat ini
Adapun secara rinci, jumlah kunjungan pasien pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut:

Farmasi
Sudah dilakukan revisi formularium pada September 2017. Namun masih
terdapat obat-obat non formularium karena secara keseluruhan jumlah zat aktif
masih belum lengkap. Masih terjadi kekosongan obat, terutama obat generik
karena tingginya permintaan kebutuhan BPJS pada rumah sakit – rumah sakit
pemerintah. Akibatnya rumah sakit swasta menjadi prioritas kedua karena tidak
bisa melakukan e-purchasing.
Pengendalian perbekalan farmasi masih belum bisa mencapai posisi stabil,
yaitu mengikuti jumlah kunjungan. Selain itu juga masih tingginya permintaan
obat yang tidak tersedia di Farmasi karena formularium yang belum sempurna,
sehingga sebagai salah satu faktor keterlambatan pelayanan obat kepada pasien
dan penyebab lainnya adalah peresepan dokter diluar formularium.
14
B. PELAYANAN KEPERAWATAN
Pada tahun 2017, pelayanan rawat inap di RSTS mengalami peningkatan
jumlah pasien BPJS dan Umum baik di Ruang Rawat Inap maupun di Rawat
Jalan. Dengan didukung oleh perawat professional,disiplin dan tanggung jawab
yang di latih dengan di berikannya training internal maupun eksternal serta
Workshop untuk peningkatan pelayanan rawat inap. Dengan BOR yang
meningkat dengan jumlah tempat tidur 74 di pelayanan rawat inap RSTS yang di
dukung oleh jumlah tenaga perawat yang memadai .

C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK


Kinerja pelayanan penunjang medik tahun 2017 menunjukkan peningkatan
yang signifikan dari bulan Januari sampai Progmosa Desember 2017, layanan
laboratorium 20211 kunjungan, radiologi 6985kunjungan, dan fisioterapi 1485
kunjungan. Dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam RKA 2017
pencapaian kinerja penunjang medis 114.2% untuk pelayanan Laboratorium,
142.8% untuk pelayanan Radiologi, dan 195.9% untuk layanan fisioterapi.
1. Radiologi
Untuk meningkatkan utilisasi peralatan canggih radiologi yaitu Ct-Scan dan
USG dengan pelayanan radiologi 24 jam yang didukung oleh 2 orang dokter
spesialis Radiologi yang berpraktek part time setiap hari serta on call apabila
diperlukan pemeriksaan emergensi dan dilakukan penambahan alat Panoramik
serta menambah petugas radiografer sebanyak 6 orang yang onsite dalam 3 shift
serta dilakukan perjanjian kerjasama dengan RSUD Kota Bengkulu yang saat ini
belum memiliki CT Scan dan kerjasama dengan RSUD M Yunus bila layanan CT
Scan dalam masa maintance. Untuk izin pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion di
unit Radiologi RSTS sudah mendapatkan izin Bapeten radiologi untuk 2 alat dan
proses pengurusan izin operasional untuk alat Panoramic dan Rontgen CR. Dalam
upaya meningkatkan kompetensi tenaga radiologi dalam peningkatan
pemanfaatan penggunaan alat CT-Scan di radiologi dilakukan in house training
Mengingat investasi di unit radiologi yang sangat tinggi maka pemeliharaan
peralataan radiologi dilakukan rutin dengan berkoordinasi antara radiografer
RSTS, tenaga elektromedis RSTS dan teknisi peralatan Radiologi Toshiba dan
GE. Beberapa kali kendala dari alat radiologi yang membutuhkan penggantian
part yang di sebabkan karena listrik yang tidak stabil dan sering mati.

2. Laboratorium

15
Pelayanan Laboratorium tahun 2017 telah dilengkapi dengan pengadaan alat
Hematologi, Kimia Klinik, Urin Analizer. imunoserologi serta pelayanan
Laboratorium Patologi Anatomi. Pelayanan dilaboratorium di dukung oleh 1
orang dokter Patologi Anatomi dan 1 orang dokter Patologi Klinik dengan status
part time dan siap on call untuk pelayanan cito serta 8 orang analis kesehatan.

3. Fisioterapi
Pelayanan Fisioterapi dengan total 2 orang Fisioterapis yang berpengalaman
dengan waktu pelayanan dari jam 8.00 – 21.00 selama 6 hari kerja dan on call
pada hari Minggu dan Libur untuk kasus Emergensi pasien rawat Inap

4. Rekam Medik
Pelaksanaan pelayanan Rekam Medis di RSTS sudah menerapkan SIMRS
dimana untuk Rawat Jalan sudah dilengkapi secara keseluruhan berupa Rekam
Medik Elektronik dan untuk Rawat Inap masih berupa Berkas Rekam Medik
manual. Didukung oleh 7 orang tenaga Rekam Medis. Sistem pelaporan
dilakukan dengan memanfaatkan SIMRS sehingga laporan bulanan dapat
dipenuhi rutin setiap bulan tepat pada waktunya yang bertugas harian.
5. Gizi
Instalansi Gizi bertanggung jawab dalam pemberian diet pasien agar tepat
sasaran serta melakukan asuhan Gizi kepada pasien agar mengetahui riwayat
penyakit dan kebiasaan makan pasien yang didukung oleh 3 orang petugas ahli
gizi dengan 1 orang Kepala Instalansi Gizi sebagai pengontrolan pelaksanaan
pelayanan gizi bertujuan untuk mengurangi komplen pasien terhadap pelayanan
gizi. Produksi makanan pasien oleh petugas juru masak dilakukan dalam
pengontrolan ahli gizi agar pengolahan makanan sesuai diet yang telah
ditetapkan. Produksi makanan pasien dan karyawan dilakukan oleh 9 orang juru
masak dan pramusaji dengan jobdesk dan tanggung jawab sesuai yang telah
ditetapkan. Proses produksi makanan (kitchen) dimulai dengan pembuatan menu,
pemesanan barang, penyimpanan, persiapan bahan dan pengolahan bahan
makanan serta pendistribusian secara sentralisasi. Proses pengadaan/pemesan
bahan makanan basah dan kering pasien maupun karyawan di kitchen dikontrol
oleh 1 orang petugas. Pemesan barang diterima sesuai spesifikasi yang telah
ditetapkan.

4.3 KINERJA UMUM DAN KEUANGAN


A. PENUNJANG NON MEDIS

16
Pemeliharaan peralatan medis yang telah dilakukan adalah :, autoclave, USG
4 dimensi Kebidanan, pesawat X-Ray, dan CT Scan.. Untuk pemeliharaan non
medis yang telah dilakukan antara lain adalah : perbaikan mesin pompa air,
perbaikan Unit AC dibeberapa titik, , penggantian terpal trolly kitchen, perbaikan
plafon RS,dan pergantian wallpaper. Selanjutnya untuk pemeliharaan dan
perbaikan bangunan sudah dilakukan dibeberapa titik tetapi masih menyisakan
beberapa titik kebocoran di setiap lantai karena sumber kebocoran yang masih
belum ditemukan, selanjutnya untuk pemasangan wallpaper yang sudah rusak di
beberapa ruangan secara bertahap.
Pemeriksaan dan menjaga hasil pemeriksaan sesuai Baku Mutu IPAL dan
Kebisingan dikarenakan adanya proses pembangunan.

1. Pemeliharaan sarana dan prasarana (IPSRS)


Pemeliharaan sarana dan prasarana bertugas memelihara dan
memperbaiki setiap alat kesehatan dan umum yang ada di seluruh rumah
sakit dan juga dalam pengelolaan gas medis. Bagian pemeliharaan sarana dan
prasarana bertugas 24 jam, jadi diharapkan semua permasalahan yang ada
dapat selesai secepat mungkin dan tidak terlalu mengganggu kepada
pelayanan
2. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan bertanggung jawab
dengan Keselamatan Kerja bagi karyawan dan Konsumen serta pengelolaan
Limbah Cair dan Limbah Padat Medis dan Non Medis, dimana Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) telah mempunyai izin pembuangan air limbah
dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Bengkulu, Sampah medis
telah bekerja sama dengan Artama Sentosa dan sampah non medis telah
bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup..

3. Security dan Cleaning Service


Security dan Cleaning Service bagian outsourcing Rumah Sakit dimana
Security dari Perusahaan PT. Narendra Dewa Yoga dan Cleaning Service dari
Perusahaan PT.Sinergi.
B. UMUM
1. Kepegawaian
Dalam operasional RSTS, SDM mempunyai peranan penting dalam kegiatan
pemenuhan kebutuhan tenaga, baik secara kuantitas dan kualitas yang ditunjang

17
oleh kompetensi dan skill sesuai profesi. Jumlah SDM di RSTS tahun 2017
berjumlah 218 orang dengan berbagai kompetensi diantaranya S1, DIII, SPK,
SMA. Khusus untuk ketenagaan cleaning service dan security telah dialihdayakan
pengelolaannya kepada pihak III.
Sampai saat ini dokter spesialis yang telah berpraktek di RSTS sebanyak 33
orang dan telah memiliki SIP semuanya. Selama tahun 2017 terjadi penambahan
tenaga dibeberapa departemen seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan dan
layanan di RSTS.

2. Pemasaran dan Kerjasama


Pencapaian target Unit Pemasaran dan Kerjasama pada tahun 2017 menunjukkan
peningkatan yang signifikan yaitu diawali pada bulan Januari sampai Desember
2017, adapun upaya – upaya yang telah dilakukan oleh Unit Pemasaran dan
Kerjasama dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan pasien umum yang
datang ke IGD, Rawat Jalan dan Medical Check UP (MCU) RSTS adalah dengan
melakukan maintenance dengan beberapa provider yaitu perusahaan non asuransi,
perpanjangankerjasama serta kerjasama baru. Pola yang digunakan oleh Unit
Pemasaran dan Kerjasama adalah dengan melakukan kunjungan keperusahan –
perusahaan, gathering dengan tim SDM perusahaan non asuransi, Komunitas serta
Rumah Sakit, Dokter, Klinik, Bidan Praktek Swasta (BPS) yang ada dikota
Bengkulu dalam rangka menerima feedback masukan terkait dengan pelayanan
yang sudah mereka rasakan di RSTS sekaligus pemberitahuan tentang product
knowledge RSTS serta layanan unggulan RSTS sedangkan untuk perusahaan
asuransi RSTS melakukan komunikasi intens melalui media telepon dan mail
terkait hal tersebut.
Kegiatan sosial lainnya adalah RSTS bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan
non asuransi maupun komunitas yang telah menjadi mitra RSTS berupa Tim
Medis, Penyuluhan Medis, dan lain-lain.
3. Pengadaan
a. Pengadaan Investasi
Dalam pengadaan investasi RKA 2017 belum dilakukan sepenuhnya disebabkan
ada penyusunan kembali atas prioritas kebutuhan berjalan.
b. Pengadaan Barang Umum
-Seleksi dan evaluasi supplier belum dilakukan maksimal
-Masih ada kedatangan barang yang tidak tepat waktu karena adanya
reschedule pembayaran
-Kontrak kerjasama belum dilakukan untuk keseluruhan vendor

18
c. Gudang Umum
- Belum optimalnya konsep penetapan level stock, sehingga masih terjadi
kekosongan stock beberapa barang.
- Metode entryan belum menggambarkan kebutuhan real user
d. Gizi
- Evaluasi terhadap pembelian bahan gizi masih dilakukan secara manual
- Belum adanya kontrak kerjasama dengan vendor-vendor terkait.
e. Pengadaan Farmasi
- Kontrak kerjasama belum dilakukan untuk 5 (lima) vendor terbnayk
dalam pengadaan Farmasi.
- Pola kedatangan barang belum stabil (maksimal 3 hari sejak PO
diterbitkan)
- Pola koordinasi atas perbekalan farmasi yang kosong PBF belum
optimal.

C. KEUANGAN
Akutansi dan Perpajakan
Secara kuartalan RSTS menerbitkan laporan keuangan dan diberikan kepada Direktur
utama dan komisaris PT Graha Bernoza. Program efisiensi dilakukan dengan
pengontrolan atas biaya dengan penambahan fungsi cost control pada unit akuntansi.
Pembayaran pajak sudah dilakukan oleh RSTS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Administrasi Ranap
Pencapain unit Administrasi ranap mengutamakan kejelasan informasi dan
kelengkapan Berkas Rekam Medis pasien Rawat Inap sesuai dengan jaminan.
Ketepatan penginputan tindakan Rawat Inap masih belum mencapai 100%, masih
didapatkan sekitar 5% kesalahan dalam penginputan Tindakan yang dilakukan di
Ruang Rawat Inap. Dalam hal ini ditunjukan pada bagian Pengembangan Mutu
Keperawatan sebagai tim verifikasi dan keakuratan dalam penginputkan data yang
dilakukan unit dan tim Administrasi Ranap.

Kasir
Pencapaian Kinerja unit Kasir adalah kecepatan dalam pelayanan proses pembayaran,
ketepatan dan kemudahan dalam pembayaran non tunai. Saat jam operasional sibuk,
RSTS membuka 3 layanan kasir yaitu di Rawat Jalan lantai Basement, Rawat Jalan
Lantai 1 dan Apotik. Di tahun 2017, pembayaran non tunai (EDC/Electronic Data
Capture) yang beroperasionaldari Bank Bengkulu, yang ditahun sebelumnya sudah
bergabung dari Bank Mandiri dan Bank BCA.

Penagihan dan Biling

19
Piutang usaha RSTS per December 2016 adalah RP. 6.883.525.497. Banyaknya
piutang terbentuk terjadi akibat banyaknya transaksi atas piutang yang sejalan dengan
peningkatan Perjanjian Kerjasama Kesehatan (PKS) dengan perusahaan dan asuransi.

KINERJA KEUANGAN 2016

No Uraian RKA 2016 Aktual 2016 Pencapaian


1 2 3 4 6= 4:3
A KUNJUNGAN

1 Rawat jalan 80,000 80,623 101%

2 Rawat Inap 6,000 6,112 102%

B Laba Rugi

1 Pendapatan

Tindakan Medis 15,927,026,786 16,428,836,864 103%

Instalasi Farmasi 12,263,808,422 12,650,202,112 103%

Sewa Kamar 5,494,364,923 5,667,474,928 103%

Laboratorium 3,791,196,422 3,910,644,992 103%

Radiologi 2,882,830,052 2,973,658,880 103%

IGD 1,663,967,023 1,716,393,344 103%

Poliklinik 3,949,525,583 4,073,962,602 103%

Registrasi 518,127,456 534,452,008 103%

Lain-lain 3,509,153,333 3,619,715,620 103%

Total Pendapatan 50,000,000,000 51,575,341,350 103%

2 Beban Pokok Pendapatan

20
Pembelian Obat dan bahan medis 12,662,530,172 13,061,486,320 103%

Jasa Dokter dan anastesi 12,037,388,935 12,416,648,866 103%

Biaya Gaji dan tunjangan lainnya


5,082,681,536 5,242,820,704 103%
(BPP)

Instalasi Gizi 916,355,428 945,226,880 103%

Total Beban Operasional 30,698,956,072 31,666,182,770 103%

3 Biaya Operasional

Biaya Gaji dan tunjangan lainnya


6,115,050,493 6,307,716,331 103%
(Ops)

Biaya Rumah Tangga Kantor 383,392,495 395,471,976 103%

Biaya telepon,Listrik dan PAM 1,149,255,273 1,185,464,660 103%

Pelatihan 326,348,684 336,630,896 103%

Perjalanan Dinas Dan Sarana 738,285,277 761,546,304 103%

Pemeliharaan 787,206,788 812,009,176 103%

Lain-lain Operasional 3,779,991,961 3,899,087,514 103%

Total Beban Usaha 13,279,530,972 13,697,926,857 103%

Total Biaya Lain-lain 1,000,000,000 1,066,169,191 107%

4 EBITDA 5,021,512,956 5,145,062,532 102%

21
BAB V
PROGRAM KERJA & ANGGARAN 2018

5.1 RENCANA KERJA


5.1.1OPERASIONAL RUMAH SAKIT
A. Sistem Manajemen
Untuk memberikan pelayanan yang baik di RSTS, telah disiapkan proses inti
sebagai berikut :
a. Pelayanan Rawat Jalan
 Pemantauan waktu kedatangan dokter spesialis guna meningkatkan kualitas
mutu pelayanan dan mengurangi komplain pasien.
 Penambahan ruangan Rawat Jalan dan penambahan jumlah slot praktek
dokter.
b. Pelayanan Medical Check Up
 Mengupayakan peningkatan kunjungan dengan melakukan kerja sama dengan
perusahaan , instansi pemerintah dan umum lainnya
 Pemeliharaan peralatan MCU berkoordinasi dengan departemen umum
 Memuat paket MCU khusus terkait hari besar nasional, premarital dan lansia.
 Pemantauan layanan MCU dengan kecepatan waktu pemeriksaan, efisiensi
waktu layanan, ketepatan hasil dan waktu penyelesaian hasil.
 Peningkatan skill dan qualitas pelayanan MCU
c. Pelayanan Gawat Darurat ( DATA LAMA )
 Emergency call dan ambulance 24 jam. Direncanakan untuk diadakan
kendaraan ambulance berstandar lengkap dan saluran telepon khusus untuk
pasien gawat darurat.
 Pemeriksaan oleh dokter spesialis on site pada jam poliklinik.
 Pemeriksaan dokter spesialis on call diluar jam praktek dokter.
d. Pelayanan Rawat Inap
 Asuhan Pasien
Semua pasien setiap hari telah di visite oleh dokter spesialis,dokter umum
ruangan, asuhan Keperawatan, Asuhan Gizi, Asuhan Farmasi dan atau
Asuhan Fisioterapi.
 Kunjungan perawat.
Untuk seluruh pasien telah dikunjungi oleh perawat minimal 4 kali dalam
setiap shift jaga perawat.
 Pemantauan mutu pelayanan dan penerapan patient safety.
B. Kesiapan SDM
Untuk tahun 2018, direncanakan akan di buka layanan hemodialisa dan
Laytanan Cathlab. Kualifikasi Perawat yang diutamakan adalah perawat yang
berpengalaman dan bersertifikasi antara lain bersertifikasi kamar bedah, sertifikasi
BCLS, dan PPGD.
Dan untuk menunjang pelayanan dan operasional RSTS selama 24 jam
dibutuhkan juga kualifikasi tenaga lainnya seperti Apoteker dan Asisten Apoteker ,
22
Radiologi dan laboratorium , dokter umum dan tenaga dari S1/DIII/SMA untuk unit
penunjang lainnya

C. Kesiapan Infrastruktur
Pada tahun 2018, RSTS akan melakukan renovasi seluruh ruangan rawat inap dan
kamar operasi. Pembangunan gedung baru RSTS sudah dilaksanakan sejak tanggal 29
September 2017 dan memerlukan sekitar 15 bulan untuk penyelesaian pembangunan
tersebut. Pengembangan pertama akan merenovasi ruangan digedung baru dan
penambahan ruangan Rawat inap menjadi 100 bed dari sebelumnya terdapat 74 bed.
Ruangan Kamar operasi akan dipindahkan ke gedung baru RSTS menjadi 4
Kamar Operasi dari sebelumnya 2 kamar operasi serta adanya kamar operasi untuk
layanan Unggulan yaitu Kamar Operasi khusus Phaecoemulsifikasi.
Dalam perencanaan di gedung baru akan dibangun ruangan Poliklinik,
Hemodialisa dan Cathlab serta memindahkan area perkantoran dan Ruang Rapat.

23
D. Optimalisasi Layanan
Dalam rangka meningkatkan optimalisasi layanan medis, maka pada tahun 2018
direncanakan akan dilakukan:
a. Peningkatan Kualitas Layanan berupa pembangunan gedung sentral medis baru
dengan luas ±9.375,1 m2 yang akan menyediakan ruang rawat inap, ruang
parker,ruang hemodialisa, ruang operasi dan VK serta area rawat jalan.
b. Pemantapan Standar Nasional Akreditasi Rumah sakit Tahun 2018 dan persiapan
menuju Akreditasi Paripurna.
c. Operasi katarak dengan Phecoemulsification

3.1.1. STRATEGI & PROGRAM KERJA


A. Program Kerja Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan kegiatan dan operasional RSTS tahun 2018 Unit Kepegawaian
telah menyusun rencana atau program kerja sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan SDM disetiap unit sesuai kompetensi dengan
penempatan dan pengembangan karyawan berdasarkan perkembangan organisasi
dengan penugasan yang jelas sesuai dengan Jobdesc dan SOP yang berlaku.
2. Pengembangan budaya yang berorientasi pada service excellence.
3. Memberikan kesempatan kepada semua karyawan untuk mengembangkan dirinya
melalui pelatihan-pelatihan untuk dengan melaksanakan program diklat secara
beresinambungan dan melakukan evaluasi dari semua training yang telah
dilakukan.
4. Meningkatkan produktifitas dan kinerja karyawan dengan merencanakan system
penggajian yang kompetitif dan adil termasuk pada pemberian reward and
punishment, pengembangan program kesejahteraan dan pola karir karyawan
5. Mengembangkan program evaluasi kompetensi karyawan dan tindak lanjut
terhadap yang tidak kompetence.
6. Mengelola dan menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang positif
dengan meningkatkan sosialisasi peraturan perusahaan, mengikuti perkembangan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Menerbitkan laporan yang up to date dan tepat waktu dengan mengembangkan
Sistem HRIS
8. Melengkapi sarana dan prasarana kantor dengan mengevaluasi dan
mengidentifikasi semua sarana dan prasarana yang akan menunjang pelaksanaan
pekerjaan Unit Kepegawaian.
9. Legalisasi semua aspek terkait dengan rumah sakit dengan memperhatikan
perundang-undangan yang berlaku.
10. Efektifitas dan efisiensi biaya SDM dengan mengoptimalkan jam kerja untuk
mengurangi pelaksanaan lembur.

24
11. Melaksanakan system dan prosedur kesekretariatan yang baik dan terstruktur,
pengelolaan pelaksanaan rapat, melaksanakan fungsi sebagai media penghubung
perusahaan dan pencatatan semua kegiatan manajemen.
12. Memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan
mengikut sertakan pada program Jamsostek, melaksanakan Medical Check Up
serta menyediakan kelengkapan kerja karyawan.
13. Melaksanakan kegiatan kesehatan jasmani dan rohani dengan pelaksanaan
senam dan wirid bagi karyawan.

B. Program Kerja Pelayanan Medis dan Keperawatan


Fokus program kerja layanan medis adalah upaya peningkatan kualitas layanan
dalam rangka terutama untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien umum.
1. Instalasi Gawat Darurat
a. Training peningkatan skill dan performance dokter IGD
b. Pembinaan loyalitas dokter IGD
c. Monitoring alur layanan dan kecepatan pemindahan pasien IGD ke rawat inap
setelah pasien stabil
d. Evaluasi dan monitoring respon time IGD
e. Evaluasi dan monitoring respon time pasien proses ke rawat inap
f. Monitoring jumlah pasien umum yang dirawat dari IGD
g. Monitoring jumlah pasien false emergency
2. Unit Rawat Jalan dan Medical Check Up
a. Optimalisasi slot pada jam layanan
b. Penyusunan kembali slot dokter sesuai dengan keadaan real, dan evaluasi
komitmen dokter untuk tepat waktu praktek sesuai jadwal
c. Pendekatan dengan dokter spesialis
d. Pemasaran paket dan kerjasama Medical Check Up untuk perusahan
pemerintah dan swasta.
3. Unit Rawat Inap (DATA LAMA)
a. Meningkatkan kepercayaan dokter spesialis untuk merawat pasien di RSTS,
dengan cara gathering manajemen dengan dokter spesialis
b. Meningkatkan kepastian dan ketepatan waktu visite dokter, dengan cara :
telepon/sms pengingat visite kepada dokter yang merawat pasien
c. Peningkatan performance dokter jaga ruangan menjadi Case Manager
d. Optimalisasi asuhan Keperawatan, Asuhan Gizi, Asuhan Kefarmasian dan
atau Asuhan Fisioterapi
e. Pelaksanakan program pasien Safety
- Identifikasi pasien
- Pemberian obat 8 B 1W
( Benar pasien, Benar obat, Benar dosis, Benar cara pemberian, Benar
waktu pemberian, Benar lokasi pemberian, Benar pendokumentasian,
Benar informasi,Waspada efek samping obat )
- Penandaan daerah operasi dengan spidol marker

25
- Akan di bentuk tim pengendalian infeksi nasokomial
- Memberikan penandaan dengan gelang pada pasien resiko jatuh dan alergi
f. Kelengkapan dokumen keperawatan di ranap 100% tercapai dengan
pengembalian ke MR dlm waktu 1x24 jam
4. Kamar Operasi
a. Optimalisasi Pelayanan Phaecoemulsifikasi
b. Penyiapan peralatan pendukung ruang pulih, seperti : patient monitor
khususnya untuk anak, bayi dan Recovery Room (RR)
c. Penyiapan tenaga perawat bedah menjadi 3 shift,sehingga optimalisasi
tindakan kamar operasi 24 jam dengan 4 kamar operasi
5. Farmasi
Sudah dilakukan revisi formularium pada November 2016. Namun masih
terdapat obat-obat non formularium karena secara keseluruhan jumlah zat aktif
masih belum lengkap. Masih terjadi kekosongan obat, terutama obat generik
karena tingginya permintaan kebutuhan BPJS pada rumah sakit – rumah sakit
pemerintah. Akibatnya rumah sakit swasta menjadi prioritas kedua karena tidak
bisa melakukan e-purchasing.
Pengendalian perbekalan farmasi masih belum bisa mencapai posisi stabil,
yaitu mengikuti jumlah kunjungan. Selain itu juga masih tingginya permintaan
obat yang tidak tersedia di Farmasi karena formularium yang belum sempurna,
sehingga memperlambat pelayanan obat kepada pasien. Salah satu faktor yang
menyebabkan adalah peresepan dokter diluar formularium.
Kondisi SDM Farmasi saat ini adalah jumlah apoteker sebanyak 6 (enam)
orang dan asisten apoteker sebanyak 11 (sebelas) orang, sehingga pelaksanaan
kefarmasian klinis belum berjalan dengan optimal terutama penerapan
kefarmasian Klini di Apotik pada shift malam karena Apoteker yang belum ada di
shift tersebut.

C. Program Kerja Penunjang Medis


1. Radiologi
a. Peningkatan kunjungan radiologi dari rujukan RS lain dan dokter spesialis
luar
b. Pemantauan layanan radiologi dengan kecepatan waktu pemeriksaan
radiologi, ketepatan hasil dan kepastian hasil.
c. Pemeliharaan peralatan radiologi berkoordinasi dengan tim IPSRS
d. Peningkatan skill dan qualitas service radiographer.
2. Laboratorium
a. Peningkatan permintaan pemeriksaan laboratorium terutama untuk pasien
umum dan Praktek Dokter Spesialis Pribadi .
b. Pemantauan kualitas layanan laboratorium dengan kecepatan waktu
pemeriksaan laboratorium, ketepatan hasil,dan kepastian hasil.

26
c. Kepastian hasil laboratorium : kualitas dan kepastian waktu , dengan
melakukan pemantauan guna memastikan tidak terjadi kesalahan jenis
pemeriksan dan kesalahan perkiraan waktu pemeriksaan
d. Pemeliharaan peralatan laboratorium berkoordinasi dengan tim IPSRS
e. Pemantapan mutu External dan Internal
f. Peningkatan skill plebotomi dan qualitas service analis kesehatan
3. Fisioterapi
a. Melakukan asuhan fisioterapi secara optimal dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan.
b. Promosi fisioterapi berkoordinasi dengan unit Pemasaran dan Kerjasama
c. Pemeliharaan peralatan fisioterapi berkoordinasi dengan tim IPRS
d. Peningkatan skill dan qualitas service fisioterapis
4. Rekam Medik
a. Memantau Pengisian berkas rekam medik 100% terisi
b. Memantau Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medik dan
memastikan pengisian dalam waktu 1x24 jam, dan pengisian informed
consent 100%.
c. Mamantau pengembalian berkas rekam medik rawat inap dalam waktu 1x24
jam setelah pasien pulang.
d. Memastikan SIMRS dapat mengidentifikasi asal pasien dengan rujukan
layanan, pasien jaminan asuransi, pengkodean diagnose dengan ICD X dan
mendukung pelaporan yang dibutuhkan serta dapat memberikan laporan
tentangsumbangsih dokter terhadap rumah sakit (Hospital Related Income).
5. Laundry
a. Menjaga kebersihan linen
b. Melakukan pemeliharaan terhadap alat alat pencucian, pengeringan dan
penyetrikaan kain.
c. Penggunaan detergen ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran
terhadap lingkungan.

D. Program Non Penunjang


Untuk mendukung Operasional di RSTS, Bagian Non Penunjang mempunyai
program kerja tahun 2018, program kerja tersebut terdiri dari pemenuhan tenaga kerja,
perencanaan pembelian alat dan pemeliharaan sarana, prasarana rumah sakit dan
meningkatkan kualitas pelayanan gizi pasien serta meningkatkan skill dan
pengetahuan petugas.
1. Pemenuhan Kebutuhan SDM
Total kebutuhan sdm di Bagian Non Penunjang membutuhkan Penambahan
tenaga di bagian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS sebanyak 1 orang
tamatan teknik lingkungan, 1 orang tamatan Teknik Elektromedis dan Porter 2
orang. Selain melengkapi kebutuhan tenaga, Bagian Non Penunjang
27
merencanakan pelatihan dan peningkatan skill terhadap petugas sesuai profesi
serta pelatihan mengenai pemakaian peralatan baru dan maintenance peralatan
yang ada di RSTS.
2. Pekerjaan Rekanan Outsourcing
Pekerjaan seperti kebersihan ( cleaning service ), keamanan ( security ), parkir
dikelola oleh pihak ketiga. Pekerjaan rekanan terbesar ada di bagian
Kebersihan ( Cleaning Service ), Keamanan ( Security ) dan Parkir.
Pekerjaan ini diberikan agar RSTS bekerja fokus pada pelayanan inti pada
pasien, tapi rumah sakit juga tidak mengabaikan kualitas dari pekerjaan itu
sehingga dapat menunjang pelayanan dengan menyediakan tempat pelayanan
yang bersih, rapi, aman dan tertib. Untuk rekanan pengelolaan parkir
diharapkan menjadi salah satu sumber pemasukan untuk RSTS.

3. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan


Target pekerjaan di bagian Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan
adalah terpenuhinya baku mutu sesuai standar peraturan. Dengan
pemeliharaan peralatan/ ME IPAL secara berkala, serta pelatihan bagi tenaga
maintenance, untuk pengolahan limbah padat medis dilakukan kerjasama
dengan PT Artama Sentosa dan sedangkan untuk limbah padat non medis
bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan pertamanan Kota Padang.
4. Gizi
a. Memenuhi kebutuhan gizi pasien rawat inap untuk mempercepat proses
penyembuhan pasien
b. Meningkatkkan kualitas pelayanan gizi serta meningkatan kualitas makanan
pasien
c. Melakukan variasi menu per 2 minggu
d. Mengurangi porsi makanan sisa dibawah 20%
e. Menjaga hygienis dan sanitasi makanan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap diet pasien
g. Meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai pengolahan Indonesian food,
western food dan chines food.
h. Melakukan asuhan gizi terhadap pasien serta dokumentasinya

E. Program Umum
Program Kerja Pengadaan
Untuk tahun 2017 Pengadaan telah merencanakan program kerja sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa dengan spesifikasi yang tepat, harga
yang kompetitif dan kualitas barang yang baik pada saat dan setelah diterima.
2. Menerapkan Sistem pelaporan yang transparan, efektif dan terintegrasi.
3. Adanya sistem pengontrolan dalam beberapa hal :
a) Tingkat urgensi

28
b) Kelengkapan administrasi
c) Kecepatan dan ketepatan dalam proses evaluasi vendor
d) Memonitor dan mengevaluasi supplier secara berkala
4. Penerapan sistem Dynamic Formularium yang akan membantu pengontrolan
ratio antara kebutuhan dan pembelian secara lebih optimal.
5. Peningkatan kualifikasi personel di Departemen Pengadaan terhadap aspek mutu
di setiap tahapan pekerjaan.
6. Pengontrolan kualitas dan level stock di gudang pengadaan.

Program Kerja Pemasaran dan Kerjasama


Pada tahun 2018 yang akan menjadi target prioritas layanan di Pemasaran dan
Kerjasama adalah Pembuatan Kartu Prioritas RSTS yang dimanfaatkan untuk pasien
eksekutif dengan pelayanan eksekutif. Untuk program Pemasaran dan Kerjasama
dalam layanan adalah melakukan sosialisasi Program Center Hemodialisa, Operasi
Katarak Phecoemulsification dan Cathlab. Sedangkan target untuk pencapaian pasien
umum maupun coorporate terkait perusahaan non asuransi yang akan bekerjasama
dengan RSTS adalah melakukan maintenance dimana Pemasaran dan
Kerjasamabekerja sama dengan seluruh unit layanan. sedangkan khusus untuk
perusahaan asuransi Unit Pemesaran dan Kerjasama bersama unit Keuangan akan
melakukan gathering ke beberapa perusahaan asuransi yag telah dikategorikan dalam
hal pemegang jumlah kunjungan terbanyak maupun sedikit namun memiliki
komitmen yang tinggi dalam hal percepatan penyelsesain biaya berobat nasabahnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan feedback dari mereka terkait pelayanan
yang telah mereka terima.Berikut beberapa unit yang menjadi target Pemasaran dan
Kerjasamadalam meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke RSTS, yaitu :
1. Peningkatan pasien di IGD
Dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan pasien IGD direncanakan kerjasama
dengan polisi dan Ditlantas untuk rujukan pasien kecelakaan di jalan raya.
Adapun program lain yang dilakukan adalah berupa roadshow ke rumah sakit dan
klinik, sosialisasi brand/penyuluhan, acaragathering, apresiasi rujukan, pelatihan
ATLS, ACLS, seminar kegawat daruratan dan workshop PPGD, serta
meningkatkan informasi layanan dan fasilitas melalui kegiatan above the line dan
bellow the line.
2. Peningkatan pasien di Poliklinik
Meningkatkan promosi Kartu Prioritas untuk fasilitas layanan eksekutif di
poliklinik. Meningkatkan kerjasama dengan Perusahaan non Asuransi dan
Asuransi terutama maintenance

29
Melakukan roadshow bekerjasama dengan medis ke dokter internal RSTS dengan
harapan dapat merujuk pasien kerawat inap maupun tindakan penunjang,
melahirkan, tindakan operasi, MCU dengan pendekatan secara personal.
3. Peningkatan pasien di Rawat Inap
Upaya meningkatkan jumlah pasien rawat inap untuk meningkatkan BOR Rumah
Sakit dilakukan dengan penerbitan kartu Prioritas RSTS dan peningkatan
kunjungan dan kerjasama ke Perusahaan non Asuransi dan Asuransi, dan
memberikan informasi atau sosialisasi fasilitas dan layanan kepada karyawan
langsung disetiap perusahaan. Kegiatan ini diharapkan menjadi media yang efektif
mendekati calon customer untuk meningkatkan kunjungan rawat inap. Hal ini
juga dilakukan pada komunitas dan organisasi yang ada di Bengkulu. Semakin
meningkatnya masyarakat menggunakan fasilitas pembiayaan kesehatan baik
fasilitas perusahaan/pribadi dianggap peluang bagi pemasaran untuk memperluas
kerjasama. Pemberian voucher pada layanan tertentu dan kartu member untuk
pasien loyal dengan benefit layanan. Meningkatkan kerjasama dengan beberapa
tenant perbankkan dan operator seluler untuk barter promosi kepada nasabah atau
customernya.
4. Peningkatan Pasien di Kamar Operasi
Melakukan road show ke dokter internal RSTS dan eksternal (dokter umum /
Spesialis) dengan harapan dapat merujuk pasien untuk tindakan operasi di OK.
Membuat paket-paket tindakan seperti: paket Operasi Urologi, paket
appendictomy, paket Khitan, dll dan di informasikan melalui media promosi.
Selanjutnya dilakukan pemberian apresiasi rujukan dan pendekatan secara
personal kepada dokter / bidan perujuk.
5. Peningkatan layanan Medical Chek Up
Melakukan kerja sama dengan Perusahaan Non Asuransi/Asuransi dan komunitas
untuk melakukan MCU di RSTS, terutama untuk tes kesehatan calon karyawan
dan karyawan. Pendekatan kepada dokter internal/Polilinik untuk merujuk pasien
melakukan MCU. Meningkatkan informasi melalui media promosi untuk layanan
MCU di lingkungan RSTS dan luar RSTS (melalui rilis, iklan media cetak, poster,
spanduk, baliho), melakukan penyuluhan–penyuluhan kesehatan tentang manfaat
Medical Check UP melalui perusahaan–perusahaan non asuransi baik yang telah
bekerjasama dengan RSTS maupun yang belum.

6. Layanan Poliklinik Eksekutif/Prioritas/Preferred Customer

30
Memberikan layanan yang cepat kepada pasien dan memfasilitasi pasien di poli
untuk mendapat pelayanan segera di poliklinik eksekutif. Optimalisasi sosialisasi
fasilitas dan layanan Poliklinik Eksekutif ke Sasaran customer seperti Pejabat
Negara, Propinsi, Kabupaten, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Rektor
Universitas, Nasabah Prioritas Perbankkan yang sudah kerjasama dengan RSTS
dengan memberikan layanan terpadu.

F. Program Kerja Keuangan


1. Mengatur dan mengelola cash flow
2. Melakukan control atas biaya dengan adanya review anggaran pada setiap
pembelian selain obat
3. Mempercepat penagihan dengan review PKS dan tindak lanjut sampai dengan
pembayaran
4. Menurunkan angka piutang tidak tertagih.
5. Menerbitkan Laporan Keuangan Perusahaan sebelum tanggal 15 setiap bulannya
6. Penagihan BPJS
Pelaksanaan penagihan dan verifikasi akan dipertajam dengan adanya standar
operasional prosedur dan clinical pathway. Sehingga bisa mempercepat penagihan
dan verifikasi sehingga membantu cahflow rumah sakit dan untuk kemajuan
semen padang hospital. Diharapkan kerjasama dari seluruh pihak terkait untuk
percepatan klaim tersebut.

31
3.2. RENCANA ANGGARAN
RKA
No Uraian 2018 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
A KUNJUNGAN
107,20
1 Rawat jalan 9,000 8,200 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000
0

2 Rawat Inap 10,136 861 777 861 833 861 833 861 861 833 861 833 861

3 IGD 14,129 1,200 1,084 1,200 1,161 1,200 1,161 1,200 1,200 1,161 1,200 1,161 1,200

4 Kamar Operasi 2,944 250 226 250 242 250 242 250 250 242 250 242 250

5 MCU 240 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Laba Rugi (dalam jutaan


B
rupiah)

1 Pendapatan

1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91 1,91
Tindakan Medis 22,935
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47
Instalasi Farmasi 17,660
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Sewa Kamar 7,912 659 659 659 659 659 659 659 659 659 659 659 659

Laboratorium 5,459 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455 455

Radiologi 4,151 346 346 346 346 346 346 346 346 346 346 346 346

32
IGD 2,396 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

Rawat Jalan 5,687 474 474 474 474 474 474 474 474 474 474 474 474

Registrasi/Biaya Administrasi 746 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62

Lain-lain 5,053 421 421 421 421 421 421 421 421 421 421 421 421

6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
Total Pendapatan 72,000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Beban Pokok Pendapatan

Pembelian Obat dan bahan 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52 1,52
18,234
medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44 1,44
Jasa Dokter dan anastesi 17,334
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Biaya Gaji dan tunjangan


7,319 610 610 610 610 610 610 610 610 610 610 610 610
lainnya (BPP)

Instalasi Gizi 1,320 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110

3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68 3,68
Total Beban Operasional 44,206
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Biaya Operasional

Biaya Gaji dan tunjangan 8,806 734 734 734 734 734 734 734 734 734 734 734 734

33
lainnya (Ops)

Biaya Rumah Tangga Kantor 552 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Biaya telepon,Listrik dan PAM 1,655 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138

Pelatihan 470 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Perjalanan Dinas Dan Sarana 1,063 89 89 89 89 89 89 89 89 89 89 89 89

Pemeliharaan 1,134 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94 94

Lain-lain Operasional 5,443 454 454 454 454 454 454 454 454 454 454 454 454

1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59
Total Beban Usaha 19,123
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 Biaya Lain-lain

Pajak 687 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

Lain-lain 283 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24

Administrasi bank 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Biaya Bunga 466 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39 39

Total Beban Operasional 1,488 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124 124

4 EBITDA 7,183 599 599 599 599 599 599 599 599 599 599 599 599

34
5 Interest

Bunga Pinjaman Bank 2,400 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

Total Bunga 2,400 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

Laba sebelum pajak 4,783 399 399 399 399 399 399 399 399 399 399 399 399

35
3.2.1. Anggaran Investasi
No Keterangan Harga Qty Total Merk
Endoskopi
(gastroskopi, FUJINON
1 colonoskopi) 1.500.000.000 1 1.500.000.000 FUJIFILM
Flexible Video Cysto- KARL
2 Urethroscope 600.000.000 1 600.000.000 STORZ

Pembangunan gedung
medis sentral dan
3 peralatan medis 35,000,000,000 1 35,000,000,000

36
BAB IV.
POTENSI PERMASALAHAN 2017 DAN INISIATIF

NO POTENSI PERMASALAHAN INISIATIF PENYELESAIAN

1 Cash Flow

1. Keterlambatan pencairan 1. Optimalisasi tim Casemix untuk


claim BPJS percepat proses claim

2 Layanan BPJS belum terpusat

1. Alur proses yang panjang Pelaksaan untuk jaminan BPJS


dilakukan terpusat

2. Complain atas layanan Pemisahan schedule dokter dan


pengaturan antrian

3 Tingginya biaya pemeliharaan sarana dan prasarana

1. Tingginya biaya perbaikan Perbaikan dan pemeliharaan rutin


gedung dan fasilitasnya

2. Tingginya biaya untuk Kontrak pemeliharaan peralatan medis


perbaikan peralatan medis

37
BAB V
LAMPIRAN
Tabel 1. Strategy Map RSTS

38
Tabel 2. Struktur Organisasi RSTS

39
Tabel 3. Distribusi Karyawn RSTS per Departemen

Tabel 4. Jumlah Tempat tidur ruang perawatan


Total
Kelas kamar Bed Per Kamar Jumlah kamar
Bed
Kelas 3 7 2 14

Kelas 2 3-4 5 22

Kelas 1 2 8 16

VIP 1 1 3 3

VIP 2 2 3 6

VVIP 1 8 8

SUITE 1 2 2

ICU 3 1 3

NICU 4 1 4
Kamar Bayi (Box) - - 11
Isolasi 1 1 1

40

Anda mungkin juga menyukai