Anda di halaman 1dari 20

1

Lampiran Keputusan Komisaris PT. Sari Husada Santoso


Nomor : 1/SK/SHS/I/2015
Tanggal : 1 Januari 2015

PERATURAN INTERNAL
RUMAH SAKIT UMUM BAKTI MULIA BANYUWANGI
(HOSPITAL BYLAWS)

BAGIAN PERTAMA : UMUM

BAB I
MUKADIMAH

Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Bhakti Mulia Banyuwangi:


Semula lahir sebagai "Muncar Medical Centre" (Pusat Pelayanan Kesehatan di muncar).
Kemudian berganti nama menjadi Rumah Bersalin Bakti Mulia Pada tahun 2010, kemudian pada
tahun 2012 resmi menjadi rumah sakit khusus Ibu dan Anak Bakti Mulia, pada tahun 2014 telah
mendapat izin operasional Rumah Sakit Umum Bakti Mulia.Rumah sakit ini Didukung lebih dari 5
dokter spesialis yang handal dan profesional di bidangnya, serta memiliki beberapa pilihan ruang
rawat inap mulai dari VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Sesuai Visi dan Misinya RSU Bakti
Mulia telah membuktikan dengan pelayanan profesional yang menjunjung tinggi nilai etik profesi
kedokteran.

Perkembangan Rumah Sakit Umum Bhakti Mulia Banyuwangi:


- Rumah Sakit Umum Bakti Mulia hadir memberikan pelayanan kesehatan yang istimewa
sebagai tempat perawatan kesehatan. Perawatan medis yang berkualitas dari para dokter,
perawat dan petugas kesehatan.
- Rumah Sakit Umum Bakti Mulia bertekad untuk memberikan pelayanan dan perawatan
yang berkualitas. Ambulance, dokter, tenaga para medik, farmasi, staf UGD kami siaga 24
Jam.
- Tenaga dokter spesialis kandungan yang handal yang menolong Kelahiran buah hati baik
kelahiran normal ataupun operasi.
- Rumah Sakit Umum Bakti Mulia menangani pelayanan kesehatan bayi dan anak
mencakup pelayanan pencegahan berupa imunisasi. Penanganan penyakit pada anak
berada di tangan dokter spesialis yang berpengalaman.
- Rumah Sakit Umum Bakti Mulia memberikan pelayanan medis professional dengan
memperhatikan aspek psiko dan spiritual pasien secara menyeluruh, ditunjang dengan
kondisi ruangan yang nyaman, dan lingkungan yang sehat akan mempercepat proses
kesembuhan anda.

Fasilitas Rumah Sakit Umum Bakti Mulia Sakit Banyuwangi:


1. Rawat Inap : Tersedia 50 tempat tidur : VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III.
2. Kamar Operasi
3. Kamar bersalin
4. Ruang Poliklinik : Poli gigi,Poli Umum,Poli Orthopedi, Poli Penyakit Dalam, Poli kandungan,
poli THT, Poli anak
2

BAB II
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Definisi

Yang dimaksud dengan :


a. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Bakti Mulia Banyuwangi ;
b. Direktur adalah organ Rumah Sakit yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas
pengurusan Rumah Sakit untuk kepentingan Rumah Sakit, sesuai dengan maksud dan
tujuan Rumah Sakit serta mewakili Rumah Sakit, baik di dalam maupun diluar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
c. Komisaris (wakil pemilik) adalah organ Rumah Sakit yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan / atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasehat
kepada Direktur;
d. Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang berstatus sebagai pegawai tetap Rumah
Sakit yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dari pejabat
yang berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah sakit,
termasuk tindakan Medis diagnostik maupun terapeutik.
e. Staf Medis Mitra adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian dengan rumah
sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dari
pejabat yang berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di
rumah sakit, termasuk tindakan Medis diagnostik maupun terapeutik.
f. Staf Medis pengganti adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian dengan
rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah
sakit dari pejabat yang berwenang dan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan Medis di rumah sakit dalam rangka menggantikan tugas profesi seorang staf medis
yang berhalangan.
g. Staf Medis Konsultan Tamu adalah seorang dokter yang telah diketahui memiliki reputasi
tinggi dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan Medis
tertentu untuk jangka waktu tertentu.
h. Komite Medis adalah wadah professional staf medis di rumah sakit yang keanggotaannya
berasal dari Ketua Kelompok Staf Medis dan atau yang mewakili
i. Sub Komite adalah kelompok kerja dibawah komite medis yang dibentuk untuk
menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu

BAB III
JATIDIRI

Pasal 2
Identitas
3

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Bakti Mulia Banyuwangi.


Jenis dan kelas : Rumah Sakit Umum - Type D.
Lokasi : Jl. Brawijaya No. 46 Muncar Banyuwangi Jawa Timur Indonesia 68472
Telp : 0815234846101/ 0333 590001
Email : rsbaktimulia@yahoo.com
Tanggal didirikan : 13 Desember 2010.
Pemilik : PT. Sari Husada Santoso
Akte pendirian : Akte Notaris V.Ratna Handayani, SH. No. 51 Tanggal 17 Maret 2011
tentang Pendirian Perseroan Terbatas Sari Husada Santoso.
Bentuk badan hukum : Perseroan Terbatas.
Izin : Surat Izin UPT Pelayanan Perizinan Terpadu Propinsi Jawa Timur
Nomor P2T/4/03.25/02/III/2014 tanggal 17 maret 2014 tentang izin
operasional sementara Rumah Sakit Umum Bakti Mulia.

Logo :

BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT
(HOSPITAL BYLAWS)

Pasal 3
Maksud & Tujuan

Maksud & tujuan :


1. Acuan bagi pemilik untuk pengawasan Rumah Sakit.
2. Acuan bagi Direktur Rumah Sakit dalam pengelolaan Rumah Sakit & penyusunan kebijakan
teknis operasional.
3. Sarana untuk menjamin efektifitas, efisiensi dan mutu
4. Perlindungan hukum bagi stake holder Rumah Sakit.
5. Acuan penyelesaian konflik antara pemilik, Direktur dan staff medis.

BAB V
LANDASAN HUKUM

Pasal 4
4

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor : 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor : 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
3. Undang-Undang Nomor : 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
4. Undang-Undang Nomor : 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 631/MENKES/SK/IV/2005 tentang
Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) Di Rumah Sakit.

BAB VI
TUJUAN

Pasal 5
Tujuan Rumah Sakit

Tujuan Rumah Sakit Bakti Mulia Banyuwangi:


Terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui peningkatan kesehatan secara
promotif, preventif dan kuratif serta rehabilitatif secara terpadu di Rumah Sakit Bakti Mulia
Banyuwangi

BAB VII
VISI, MISI, DAN MOTTO

Pasal 6
Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit

(1) Visi, Misi dan Motto rumah sakit adalah sebagai berikut :

Visi : Menjadikan Rumah Sakit Umum Bakti Mulia sebagai Unit Pelayanan Kesehatan
Profesional, Terjangkau dan menjadi pusat rujukan rumah sakit di Kabupaten
Banyuwangi.

Misi : 1. Mewujudkan pelayanan public yang berpenampilan, professional dan beretik


di Rumah Sakit Umum Bakti Mulia Muncar dan berorientasi kepada
pelanggan.
2. Mewujudkan pelayanan unggulan sesuai keinginan dan kebutuhan
pelanggan yang berdampak pada peningkatan pendapatan Rumah Sakit
dan kesejahteraan karyawan.
3. Mewujudkan suasana kondusif dan akomodatif terhadap pengembangan
profesionalisme yang ada di Rumah Sakit Umum Bakti Mulia Muncar.
4. Mewujudkan pelayanan yang bernuansa seperti di rumah sendiri/beautique
5

hospital

Motto : Melayani dengan hati/care with love

(2) Visi, Misi dan Motto rumah sakit beserta perubahannya dari waktu ke waktu ditetapkan oleh
wakil pemilik (Komisaris)

BAB VIII
FUNGSI

Pasal 7
Fungsi Rumah Sakit

Fungsi Rumah Sakit Umum Bakti Mulia Banyuwangiuncar adalah :


1. Penyelenggara pelayanan medis.
2. Penyelenggara pelayanan penunjang medis.
3. Penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan.
4. Penyelenggara pelayanan apotik

BAB IX
PENGORGANISASIAN

Pasal 8
Uraian singkat tentang Wakil Pemilik / Komisaris, Direktur dan Staf Klinik

(1) Komisaris adalah pengurus organisasi rumah sakit yang mewakili pemilik (pemegang
saham) dalam mengawasi pengelolaan rumah sakit, serta memberikan keputusan dan
penetapan-penetapan yang diperlukan

(2) Direktur adalah pengurus organisasi rumah sakit yang bertugas mengelola rumah sakit
serta bertanggung jawab atas pengelolaan tersebut kepada pemilik dalam Rapat Umum
dengan Pemilik didahului dengan laporan-laporan kepada wakil pemilik (komisaris)

(3) Staf klinik adalah tenaga medis yang melaksanakan aktivitas pelayanan medis
berdasarkan standar profesi dan etik medis dan bertanggung jawab atas mutu pelayanan
medis
6

BAB X
MANAJEMEN

Pasal 9
Struktur Organisasi Rumah Sakit

(1) Struktur Organisasi rumah berbentuk struktur departemental sebagaimana tersebut


dalam lampiran Hospital By Laws ini

(2) Struktur organisasi rumah sakit ditetapkan oleh wakil pemilik (Komisaris).

(3) Perubahan struktur organisasi sampai dengan tingkat kepala bagian ditetapkan oleh
wakil pemilik (Komisaris)

(4) Perubahan struktur organisasi mulai 1 (satu) tingkat dibawah kepala bagian ditetapkan
oleh Direktur rumah sakit.

Pasal 10
Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen rumah sakit melalui Direktur, bertanggung jawab (accountable) atas pengelolaan
mutu pelayanan Rumah Sakit yang sistematis dan efisien kepada pemilik pada Rapat Umum
Pemilik (Pemegang Saham) yang didahului dengan rapat dan laporan kepada wakil pemilik
(Komisasis)

BAGIAN KEDUA : STATUTA KORPORAT

BAB XI
ORGAN WAKIL PEMILIK (KOMISARIS)

Pasal 11
Syarat pengangkatan komisaris
Yang dapat diangkat sebagai Komisasris adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 12
Jumlah anggota komisaris
Komisaris terdiri dari 3 (tiga) orang, dengan susunan sebagai berikut :
a. 1 orang Ketua Komisaris
7

b. 2 orang anggota Komisaris.


Pasal 13
Prosedur pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian
(1) Pengurus Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham) dalam jangka
waktu 3 tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham)
untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
(2) Setelah masa jabatannya berakhir pengurus komisaris dapat diangkat kembali oleh Rapat
Umum Pemilik (Pemegang Saham)
(3) Seorang pengurus komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Rumah Sakit
sekurang-kurangnya 30 hari sebelum tanggal pengunduran dirinya dan kepada pengurus
komisaris yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan pertanggungjawaban sejak
pengangkatannya sampai tanggal penetapan pengunduran dirinya dalam Rapat Umum
Pemilik (Pemegang Saham) berikutnya.
(4) Jabatan pengurua komisaris berakhir apabila :
a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia
b. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (5) pasal ini
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
d. Meninggal dunia
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham)
(5) Jika oleh suatu sebab jabatan Pengurus Komisaris lowong maka dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan harus diselenggarakan Rapat Umum Pemilik
(Pemegang Saham) untuk mengisi lowongan itu.

Pasal 14
Pengorganisasian / Pembagian kerja
Pembagian kerja diantara para pengurus komisaris diatur oleh para pengurus komisaris sendiri

Pasal 15
Uraian tugas komisaris

Komisaris bertugas :
a. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurusan Rumah Sakit yang dilakukan
Direktur serta memberi nasehat kepada Direktur termasuk mengenai rencana
pengembangan Rumah Sakit, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Rumah Sakit,
pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemilik
(Pemegang Saham) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Anggaran Dasar Rumah Sakit dan keputusan Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham).
8

c. Untuk melaksanakan kepentingan Rumah Sakit dengan memperhatikan kepentingan para


Pemegang Saham.

d. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direktur serta menandatangani
laporan tersebut

Pasal 16
Hak dan kewajiban komisaris

(1) Komisaris berhak :


a. Memperoleh gaji dan / atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum
Pemilik (Pemegang Saham).
b. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat lain yang
dipergunakan atau dikuasai oleh Rumah Sakit
c. Memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat
berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direktur.
d. Meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu
terbatas atas beban Rumah Sakit.
e. Memberhentikan untuk sementara Direktur apabila Direktur tersebut bertindak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemeritahuan sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan
disertai alasannya.

(2) Komisaris berkewajiban :


a. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham)
mengenai rencana pengembangan Rumah Sakit, Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan Rumah Sakit, perubahan dan tambahannya, serta memberikan saran dan
pendapat kepada pemegang saham mengenai laporan berkala dan laporan-laporan
lainnya dari Direktur.
b. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Rumah Sakit serta
menyampaikan hasil penilaian, serta pendapatnya kepada Rapat Umum Pemilik
(Pemegang Saham).
c. Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit, dalam hal Rumah Sakit menunjukkan
gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemilik (Pemegang
Saham) dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.
d. Memberikan pendapat dan saran kepada pemegang saham mengenai setiap
persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Rumah Sakit.
e. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan Rapat Umum Pemilik
(Pemegang Saham).
9

f. Memberikan tanggapan atas laporan berkala dari Direktur mengenai perkembangan


Rumah Sakit kepada pemegang saham tepat pada waktunya.
Pasal 17
Rapat Komisaris

(1) Komisaris mengadakan rapat sekurang-kurangnya tiap bulan, dalam rapat tersebut
Komisaris dapat mengundang Direktur.
(2) Komisaris dapat juga mengadakan rapat sewaktu-waktu bilamana dianggap perlu oleh
Ketua Komisaris dan dihadiri oleh anggota komisaris.
(3) Rapat Komisaris dilakukan di tempat kedudukan rumah sakit atau tempat kegiatan usaha
Rumah Sakit atau di tempat lain di luar wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh
Komisaris.
(4) Semua rapat Komisaris dipimpin oleh Ketua Komisaris, dalam hal Ketua Komisaris tidak
dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Komisaris akan dipimpin oleh oleh anggota
Komisris yang ditunjuk oleh Ketua Komisaris.
(5) Rapat Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila
lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah pengurus komisaris yang hadir.
(6) Keputusan Rapat Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dalam
hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan suara terbanyak.
(7) Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Komisaris, harus dibuat
suatu risalah yang ditanda tangani oleh Ketua Rapat dan oleh salah seorang anggota
komisaris yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir.

BAB XII
DIREKTUR RUMAH SAKIT

Pasal 18
Syarat Pengangkatan Direktur
Yang dapat diangkat sebagai Direktur adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 19
Jumlah Anggota Dewan Direktur
Direktur Rumah Sakit Umum Bakti Mulia terdiri dari :1 orang Direktur
10

Pasal 20
Prosedur pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian
(1) Direktur diangkat oleh Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham) untuk jangka waktu 5
(lima) tahun
(2) Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham) sebagaimana dimaksud diatas harus dihadiri
oleh pemilik (pemegang saham) atau wakilnya yang sah dan keputusan rapat harus
disetujui oleh pemegang saham atau wakilnya yang sah.
(3) Direktur dapat diberi gaji dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum
Pemilik (Pemegang Saham).
(4) Apabila oleh suatu sebab jabatan Direktur lowong, maka dapat digantikan langsung oleh
Kepala Bagian Pelayanan Medis dfan Penunjang Medis dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan.
(5) Apabila jabatan Direktur lowong lebih dari jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS
(6) Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan Direktur lowong, untuk sementara
Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris.
(7) Seorang Direktur berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan sekurang-kurangnya 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya
(8) Jabatan Direktur berakhir apabila :
a. Mengundurkan diri
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang undangan
c. Meninggal dunia

Pasal 21
Uraian Tugas Direktur

(1) Direktur wajib melaksanakan pengurusan Rumah Sakit untuk kepentingan dan tujuan
rumah sakit dan bertindak selaku pimpinan dalam pengurusan tersebut serta senantiasa
berusaha meningkatkan efisiensi Rumah Sakit.

(2) Direktur senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan Rumah Sakit

(3) Direktur bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan
Rumah Sakit dalam mencapai maksud dan tujuannya

(4) Direktur wajib dengan itikad baik dan tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Direktur berhak mewakili Rumah Sakit didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal
dan dalam segala kejadian, mengikat Rumah Sakit dan pihak lain dengan Rumah Sakit,
11

serta menjalankan segala tindakan baik yang mengenai kepengurusan maupun


kepemilikan , tetapi dengan pembatasan.

Pasal 22
Hak dan Kewajiban Direktur

Direktur berhak :
(1) Menetapkan kebijaksanaan dalam memimpin dan mengurus Rumah Sakit
(2) Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Rumah Sakit termasuk penetapan gaji,
pensiun dan jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi para pegawai Rumah Sakit
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlau dan keputusan rapat umum
pemegang saham.
(3) Mengangkat dan memberhentikan pegawai Rumah Sakit berdasarkan berdasarkan
peraturan kepegawaian Rumah Sakit dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Mengatur penyerahan kekuasaan Direktur untuk mewakili Rumah Sakit di dalam dan di luar
pengadilan kepada seorang atau beberapa orang pegawai-pegawai Rumah Sakit baik sendiri
maupun bersama-sama atau kepada orang atau badan lain.
(5) Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai pengurusan maupun pemilikan

Pasal 23
Rapat Direksi

(1) Rapat Direktur dapat diadakan sekurang-kurangnya tiap bulan atau setiap waktu bilamana
dipandang perlu.

(2) Rapat Direktur dilakukan di tempat kedudukan rumah sakit atau tempat kegiatan usaha
Rumah Sakit.

(3) Rapat Direktur dipimpin oleh Direktur rumah sakit, dalam hal Direktur rumah sakit tidak dapat
hadir atau berhalangan hal maka rapat akan dipimpin oleh Kepala Bagian Pelayanan Medis
dan Penunjang Medis.

(4) Keputusan Rapat harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

(5) Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Direktur, harus dibuat
suatu laporan yang ditanda tangani oleh Direktur.

Pasal 24
Hubungan Fungsional Direktur Dengan Wakil Pemilik (Komisaris)
12

(1) Direktur secara fungsional bertanggung jawab atas pengelolaan rumah sakit kepada wakil
pemilik (komisaris) melalui rapat-rapat dan laporan pertanggungjawaban yang akan
dilanjutkan dengan Rapat Umum Pemilik (Pemegang Saham)

(2) Direktur sebagai pengelola rumah sakit berkoordinasi dengan staf klinik atas pelaksanaan
kegiatan pelayanan medis oleh staf klinik dan mengawasi pelaksanaan kegiatan tersebut
dengan berpedoman pada standar pelayanan medis dan mutu pelayanan medis.

BAGIAN KETIGA : STATUTA STAF KLINIK

BAB XIII
KOMITE MEDIS

Pasal 25
Organisasi Komite Medis

(1) Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf dilingkungan Rumah
Sakit dibentuk suatu wadah yang disebut sebagai Komite Medis Rumah Sakit yang
bertanggung jawab kepada Direktur.

(2) Komite Medis Rumah Sakit terdiri dari ketua staf medis yang telah diberi kewenangan
untuk melakukan tindakan medis di Rumah Sakit Bakti Mulia Banyuwangi.

(3) Pemilihan ketua suatu kelompok staf medis dilakukan dengan surat suara dari anggota
kelompok staf medis tersebut.

(4) Komite Medis adalah satu-satunya organisasi formal yang menghimpun,


memformulasikan dan mengkomunikasikan pendapat dan kehendak seluruh staf yang
berkaitan dengan profesi medis di rumah sakit.

Pasal 26
Kepengurusan Komite Medik

(1) Komite Medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih setiap 3 tahun dari antara
anggota komite medis yang diselenggarakan oleh suatu panitia pemilihan dengan
ketentuan yang akan ditetapkan dari waktu kewaktu oleh komite medis untuk diajukan
dan disetujui oleh direktur.

(2) Dalam Komite Medis ditetapkan pengurus harian komite medis yang terdiri dari ketua
komite medis, sekretaris komite medis dan ketua sub komite medis.

(3) Pengurus harian komite medis melaksanakan fungsi dan tugas komite medis sehari-hari
13

Pasal 27
Ketua Komite Medis

(1) Ketua dipilih dari 3 calon pada pemilihan secara periodic yang diselenggarakan setiap 3
tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh Direktur

(2) Ketua komite medis adalah seorang staf medis tetap

(3) Tugas Ketua Komite Medis adalah :


a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat, kebijakan,
laporan, kebutuhan dan keluhan staf medis serta bertanggung jawab kepada
Direktur.
b. Menyelanggarakan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang
diselenggarakan Komite Medis
c. Menunjuk wakil dalam setiap kepanitiaan di rumah sakit yang memerlukan
perwakilan dari staf medis.
d. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan kepanitiaan lainnya.
e. Menentukan agenda setiap rapat komite medis

Pasal 28
Sekretaris Komite Medis

(1) Sekretaris komite medis ditetapkan oleh ketua komite medis

(2) Sekretaris komite medis adalah seorang staf medis tetap

(3) Sekretaris komite medis bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan tugas-tugas


kesekretariaan komite medis

(4) Pada sekretaris komite medis diperbantukan petugas sekretaris dan segala prasarana
lain yang disediakan oleh rumah sakit.

(5) Tugas Sekretaris Komite Medis adalah :


a. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri
rapat-rapat komite medis.
b. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin yang
berhak menghadiri rapat
c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh ketua komite medis.

Pasal 29
14

Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Medis

(1) Uraian Tugas Komite Medis :

a. Menyediakan wadah agar anggota staf Medis dapat berpartisipasi dalam memberi
masukan dalam masalah profesi Medis dan teknis Medis dan menghadiri rapat bersama
Direktur dan komite lainnya di Rumah Sakit.
b. Melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di Rumah Sakit dan memberikan
rekomendasi kepada Direktur.
c. Merencanakan dan mengatur pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan
spesialisasi yang disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit bagi setiap anggotanya.
d. Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan.
e. Memantau perilaku etik dan professional anggota staf Medis dan menyelenggarakan
proses pendisiplinan profesi medis serta mengusulkan tindak lanjut hasil kajian Komite
Medis kepada Direktur.
f. Bekerjasama dengan Direktur merencanakan suatu program untuk mengatur
kewenangan melakukan tindakan Medis sesuai master plan Rumah Sakit.
g. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medis akan disampaikan secara berkala pada
seluruh anggota Kelompok Staf Medis (KSM) sedikitnya setahun sekali.
h. Memberikan masukan pada Direktur perihal :
a) Pelayanan klinis yang adekuat bagi Rumah Sakit.
b) Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan klinik Rumah Sakit.
c) Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien Rumah Sakit dan pelayanan yang
layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

(2) Tanggung Jawab Komite Medis


a. Tanggung jawab komite medis adalah terkait dengan mutu pelayanan medis, pembinaan
etik kedokteran dan pengembangan profesi medis.
b. Komite medis bertanggung jawab kepada Direktur

Pasal 30
Rapat Komite Medis

(1) Rapat komite Medis terdiri atas Rapat rutin, Rapat khusus dan Rapat pleno

(2) Setiap rapat komite medis dinyatakan sah bila undangan telah disampaikan secara pantas
kecuali seluruh anggota komite medis yang berhak memberikan suara menolak undangan
tersebut

Pasal 31
Rapat Rutin Komite Medis

(1) Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh komite medis.
15

(2) Sekretaris komite medis menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat
kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja rapat tersebut
dilaksanakan.

(3) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite medis

(4) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu

Pasal 31
Rapat Khusus Komite Medis

(1) Rapat khusus komite medis diselenggarakan dalam hal :


a. Diperintahkan oleh ketua
b. Permintaan Ketua Komite Medis untuk hal-hal yang memerlukan penetapan kebijakan
komite medis dengan segera

(2) Sekretaris komite medis menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda rapat
kepada para pengurus yang berhak hadir.

(3) Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan
dibicarakan dalam rapat tersebut.elenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh
delapan jam .

Pasal 32
Rapat Plenos Komite Medis

(1) Rapat pleno komite medis diselenggarakan sekali dalam setahun

(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf medis rumah sakit

(3) Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan komite
medis, rencana kegiatan yang akan dilakukan komite medis dan agenda lainnya yang
ditetapkan oleh komite medis

(4) Sekretaris komite medis menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara tertulis beserta
agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir.
16

Pasal 32
Kuorum

(1) Kuorum tercapai bila rapat dihadiri paling sedikit setengah dari pengurus komite medis.
(2) Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai

Pasal 33
Pengambilan Putusan Rapat

(1) Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat.

(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir.

(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah ketua berwenang membuat keputusan hasil
rapat.

Pasal 34
Tata Tertib Rapat

(1) Setiap rapat komite medis berhak dihadiri oleh seluruh pengurus komite medis.

(2) Rapat dipimpin oleh ketua komite medis atau yang ditunjuk oleh ketua komite medis

(3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah ketua

(4) Peserta rapat wajib mengikuti agenda rapat sampai selesai

(5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat.

(6) Setiap peserta rapat wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung

(7) Hal-hal lain yang menyangkut tekhnis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh ketua sebelum
rapat dimulai.

Pasal 35
Notulen Rapat

(1) Setiap rapat harus dibuat notulennya.


17

(2) Semua notulen rapat komite medis dicatat oleh sekretaris komite medis atau penggantinya
yang ditunjuk

(3) Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat
berikutnya.

(4) Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan keakuratan
notulen tersebut.

(5) Notulen rapat ditanda tangani oleh ketua komite medis dan sekretaris komite medis pada
rapat berikutnya dan notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.

(6) Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat satu minggu setelah ditanda
tangani oleh ketua dan sekretaris komite medis.

Pasal 36
Hubungan Fungsional dan Hubungan Akuntabilitas Dengan Direktur dan Wakil Pemilik

Komite Medis sebagai wadah staf klinik secara fungsional melaksanakan tugas kegiatan
pelayanan medis bertanggung jawab kepada Direktur dan wakil pemilik (komisaris) atas
pelayanan medis berdasarkan standar profesi dan etik.

Pasal 37
Organisasi Komite Medis

Susunan organisasi komite medis adalah sebagaimana tersebut dalam bagan lampiran Hospital
By Laws ini.

BAB XIV
STAF MEDIK FUNGSIONAL (SMF)

Pasal 30
Definisi

Staf Medik Fungsional (SMF) adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi dan atau
keahlian yang sejenis, atau hampir sejenis

Pasal 31
Klasifikasi

(1) Staf Medik Fungsional (SMF) dibagi dalam dua kelompok :


- Kelompok medik
- Kelompok bedah
18

(2) Setiap kelompok memilih sendiri di antara sejawat sekelompok sebagai wakilnya untuk
duduk sebagai anggota komite medik.

Pasal 42
Kelompok Staf Medik Fungsional (SMF)

(1) SMF Medik terdiri atas kelompok :


a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
b. Dokter Spesialis Penyakit Anak
c. Dokter Gigi
d. Dokter Umum

(2) SMF Bedah terdiri atas kelompok :


a.Dokter spesialis THT
f. Dokter Spesialis Bedah Umum
g. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
h. Dokter Spesialis Anestesi

Pasal 43
Tugas Staf Medik Fungsional (SMF)

(1) Tugas-tugas Staf Medik Fungsional (SMF) :


a. Mengatur dan mengawasi kegiatan profesi mengenai pelayanan medik.
b. Menjaga mutu pelayanan agar sesuai dengan standar profesi.
c. Membuat usulan standar pelayanan atau standar prosedur dan diserahkan kepada
komite medik.
d. Komite medik akan membahas dalam rapat dan hasil keputusannya akan diserahkan
kepada Direktur.
e. Rapat direktur akan membahasnya untuk dituangkan ke dalam peraturan Rumah Sakit
bidang medik.

Pasal 44
Kewenangan Melakukan Tindakan Medis
(1). Staf Medis hanya dapat melakukan tindakan Medis sesuai dengan spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat, di Rumah Sakit setelah
mendapatkan penugasan klinis ( clinical privilege) dari Direktur yang ditetapkan dengan
suatu surat keputusan.
(2). Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) terdiri dari:
a.Penugasan klinis biasa sebagai staf Medis di Rumah Sakit
b.Penugasan klinis sementara sebagai konsultan tamu
19

(3). Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada dokter
yang telah terikat perjanjian dengan Rumah Sakit yang ditetapkan setelah memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini, sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh komite Medis dengan merujuk pada organisasi profesinya.
(4). Penilaian persyaratan dan jenis tindakan Medis untuk setiap staf Medis sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan oleh Komite Medis melalui Sub-Komite Kredensial.
(5). Hasil Penilaian oleh Sub-Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
diserahkan kepada Komite Medis untuk memperoleh pengesahannya.
(6). Komite Medis menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial kepada Direksi.

Pasal 45
Pemberian Kewenangan Staf Medis
(1) Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan Medis didasarkan pada pendidikan,
pelatihan, pendidikan berkelanjutan, pengalaman, unjuk kemampuan termasuk
pengambilan keputusan, sebagaimana tercantum dalam berkas kredensial, dan didasarkan
pada pengamatan kinerja klinis serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang
bersangkutan.
(2) Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah Kelompok Staf Medis (KSM) akan
tergantung pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di Kelompok Staf Medis (KSM)
masing-masing.

Pasal 46
Berakhirnya Kewenangan Melakukan Tindakan Medis
(1) Kewenangan untuk melakukan tindakan Medis seorang staf medis di rumah sakit berakhir
bila hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir atau penugasan
klinis (clinical privilege) dokter yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan
usulan Komite Medis .
(2) Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka Direktur
memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang bersangkutan dengan
tembusan kepada Komite Medis .
(3) Dalam hal seorang Staf Medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat khusus
Komite Medis, Ketua Komite Medis memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu
kepada Direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.
Pasal 47
Penjagaan Mutu Pelayanan Medis
(1) Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara berkala dan
pendidikan kedokteran yang berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang ditentukan
oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis.
(2) Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis ditetapkan oleh Sub-Komite Peningkatan
Mutu Profesi Medis.
20

(3) Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan melaporkan hasil audit medis dan analisisnya
secara berkala kepada komite medis untuk ditindak lanjuti.
(4) Komite medis wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk menindak
lanjuti hasil audit medis sebagaimana diatur dalam ayat (3).
(5) Setiap anggota staf Medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan yang
substansi dan tata caranya diatur oleh sub komite Peningkatan Mutu Profesi Medis.
(6) Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis memberikan laporan kepada Komite Medis
mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh staf
medis yang bekerja dirumah sakit.
PASAL 48
KOMITE KEPERAWATAN

BAB XV
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 48
Lain-lain

(1) Hal-hal lain yang dipandang perlu dan belum cukup diatur dalam Keputusan ini akan
ditetapkan kemudian.

(2) Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan

DITETAPKAN DI : BANYUWANGI
PADA TANGGAL : 1 JANUARI 2015

KOMISARIS RUMAH SAKIT UMUM BAKTI MULIA


BANYUWANGI
KETUA KOMISARIS

( HARI SANTOSO)

Anda mungkin juga menyukai