Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENERBITAN DAN PENJUALAN SURAT UTANG NEGARA

(suN) BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA


lrma Setyawati
STIMA KOSGORO

AESTRACT
The edition and the sale of the country's obligation letter (SUN) give the impact to the banking sector, monetary, and
fiscal, as well as the monitory authority. The objective of the study is to verify the impact of the edition and the sa/e of the SUN
for lndonesian economy. The methods used are descriptive analysis of the collected data from library research and other
resources retatedtothetopic.Theresearch foundthat (1)theimpactto theCapitalAdequacyRatio (SAR)is gettingbetter.
(2) the impact to the monetary is the increase of the money quantity as much as lhe interest payment given by the
government conserving lhe SUN propefty, (3) the impact to the monetary authority is the decrease of liquidity support and
the increase of lndonesian Bank outstanding to the government. The sa/e of SUN gives fresh fund to the government which
can be invested, to the productlvity assef, to supporl the process of economy recovery.

PENDAHULUAN menerbitkan Surat Utang Negara (SUN), secara bertahap


Dalam sejarah dunia perbankan di lndonesia, tahun mulai bulan September 1998 sampai dengan Oktober
1997 merupakan saat dan kondisi yang terburuk karena 2000. Untuk memperkuat legalitas atas penerbitan SUN,
pada pertengahan tahun tersebut terjadi penurunan nilai pada tahun 2002 pemenntah telah menerbttkan Undang-
rupiah terhadap mata uang asing yang membawa Undang No. 24 tahun 2002 tentang SUN.
pengaruh secara signifikan terhadap perkembangan Selaih itu, untuk mengembangkan pasar SUN tidak
kondisiperekonomian di lndonesia dan perbankan secara hanya berdasarkan kebijakan yang diterapkan tetapijuga
keseluruhan. Berbagai fenomena terjadi antar lain: (1) tidak terlepas dari sarana infrastruktur yang digunakan
timbulnya krisis kepercayaan masyarakat terhadap bank, baik untuk transaksi perdagangan maupun sarana setf/e-
(2) dilikuidasinya beberapa bank karena tingginya tingkat ment.Hal inidilakukan baik untuk mengurangi risiko yang
suku bunga simpanan bank pada saat itu yaitu mencapai timbul karena terjadinya kegagalan sistem (settlement
65 -70o/o pertahun yang tentunya tidak diperlakukan sama risk) tetapijuga untuk lebih mengefisienkan waktu dan
dalam pemberian kredit sehingga mengakibatkan biaya dalam rangka pelaksanaan transaksi tersebut.
terjadinya negative spreads, dan tingginya jumlah pinjaman Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka
dalam valuta asing yang dimilikioleh perbankan nasional dibutuhkan suatu strategi yang yang tepat untuk
karena akses yang cukup tinggi ke pasar internasional. mendukung pengembangan pasar sekunder SUN, Strategi
Peristiwa buruk yang menimpa dunia perbankan inidisusun berdasarkan beberapa aspek yaitu pemerintah
tersebut berimbas hingga saat ini, Dalam kondisi selaku penerbit, kemudian Bank lndonesia selaku otoritas
perekonomian yang bergejolak, hanya bank-bank yang kebijakan moneter dan pelaku pasar sebagai pihak yang
sehat saja yang mampu bertahan sementara bank-bank terlibat langsung dalam aktivitas transaksiSUN dipasar
yang rapuh dipastikan akan jatuh. Menanggapi hal ini sekunder, sehingga penerbitan dan penjualan SUN
pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan berdampak positif bagiperekonomian lndonesia, dan pada
dunia perbankan yang sebagian besarsudah berada pada hal-hal lainnya seperti pada sektor perbankan, otoritas
kondisi yang mengkhawatirkan. Hal ini karena perbankan moneter dsan fiskal.
bagaikan jantung perekonomian nasional. Apabila Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui
perbankan hancur, maka kondisi perekonomian dapat impak penerbitan dan penjualan SUN tersebut terhadap
dipastikan akan semakin bergejolak. sektor perbankan, moneter dan fiskal.
'Salah satu dari program yang ditetapkan oleh
pemerintah tersebut adalah program rekapitalisasi PEMBATIASAN
perbankan yang bertujuan untuk m.empertahankan SUN merupakan surat berharga berupa surat
keberadaan bank-bank yang mempunyai prospek untuk pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta
hidup dan terus berkembang, Untuk itu pemerintah asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokok oleh

WIDYA Tahun 26 Nomor 283April2009


EKONOMI
negara Republik lndonesia, sesuai dengan masa kebijakan fiskal termasuk manajemen utang pemerintah
berlakunya (sebagaimana dimaksr-rd dalam UU Rl No.24 dan kebijakan moneter dapat tercapai.
Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara Pasal 1 Ayat 1). d. Departemen Keuangan, tugas dan fungsinya
Pada awalnya SUN diterbitkan untuk menyelamatkan disesuaikan dengan bagian yang terkait, karena di
sistem perlrankan pada saat terjadinya krisis ekonomi Departemen Keuangan terdapat 2 (dua) bagian, yaitu (1)
lndonesia pada pertengahan tahun 1997. SUN sebagai Direktorat Pengelolaan SLIN (DPSUN), mempunyai
pengganti SBI (Sertifikat Bank lndonesia)yang selama kewenangan dalam penerbitan dan pengelolaan SUN,
ini dipakai oleh Bank lndonesia dalam pengendalian (2) Bapepam, mempunyai kewenangan untuk mengatur
moneter menunjukkan prospek yang cukup baik. Halini dan mengawasi transaksi perdagangan SUN di pasar
disebabkan oleh beberapa keunggulan yang dimilikioleh sekunder.
SUN di antaranya adalah : Dari berbagai surat utang yang diterbitkan oleh
1. SUN merupakan surat utang yang diterbitkan clah pemerintah tersebut, SUN yang dapat diperdagangkan di
pemerintah, sehingga beban bunga atau kupon yang pasar sekunder terdiri dari seri seri Fixed Rale (FR) dan
ditimbulkan akibat penerbitan SUN seluruhnya menjadi VariabelRate (VR), serta seri Hedge Bond (HB) yang
tanggungan pemerintah, bukan merupakan beban Bank yang sebagian besar pelunasannya dilakukan refinanc'
lndonesia. Hal ini dapat mengurangi tekanan pada sisi ing dengan melalui reopening seriVR yang sudah ada.
pengeluaran yanE selama iniditanggung oleh Bank lndo- FR diterbitkan untuk meningkatkan Capital Adequancy
nesia atau akan terjadi shifting pembiayaan instrumen Rafio (CAR) bank dari 0% menjadi 4o/o,lanQ terdiri dari 5
kebijakan moneter dari Bank lndonesia ke pemerintah (lima)seriFR, antara lain FR0001 - FR0005 dengan jangka
melaluipembayaran bunga SUN oleh pemerintah. waktu 5 - 10 tahun. Dalarn rangka mendorong transaksi
2, Pada situasi perekonomian yang normal, tingkat suku pasar sekunder pada bulan Desember 2000 dilakukan
bunga SUN diupayakan untuk lebih kecil dibandingkan periukaran sebagian seri FR0001 dan FR0003 dengan
dengan tingkat suku bunga pasar. Dana yang ditanamkan tingkat kupon masing-masing 12,0o/o dengan seri FR0006
dalam bentuk SUN dengan kondisi ini merupakan - FR0009 dengan tingkat kupon 10,0% - 16,5% yang
kelebihan dana yang tidak dapat diserap oleh pasar' dikenal dengan program bonds exchange offer alau
sehingga dana yang masuk benar-benar merupakan stappted bonds.
kelebihan yang jika tidak ditanamkan dalam bentuk SUN Selanjutnya, dalam rangka reprofilling, pada bulan No-
akan merupakan idle money. (Budilaksono .2004) vember 2002 pemerintah merierbitkan seri FR0010 -
Dengan pilihan jangka waktu maturity yang lebih FR0020 yang berjangka waktu B - 11 tahun untuk
panjang, setelah SUN jatuh tempo dapat dilakukan refr- menggantikan seri-seri dengan sisa jangka waktu 2 - 7
nancing atau mengeluarkan SUN dengan jangka waktu tahun.
yang lebih panjang, hingga jangka waktu maksimum. Hal VR diterbitkan untuk mengembalikan CAR perbankan
ini sejalan bahwa pembiayaan jangka pendek atau jangka yang negatif menjadi0%, yang terdiridari 16 seri, antara
panjang akan lebih aman jika dibiayai oleh pinjaman lain VR001 - VR0016 dengan jangka waktu 3 - 10 tahun.
jangka panjang. VR0001 - VR0003 telah jatuh tempo masing-masing pada
Pihak-pihak yang memiliki otoritas atau kewenangan tanggal 25 Juli 2002,25 Februari 2003, 25 Juni 2003.
atas SUN, adalah: Pada tahun 2004, seri yang jatuii tempo adalah VR0004
1. Bank Indonesia, memiliki beberapa tugas atau fungsi, - VR0006 masing-masing pada 25 Januari2004, 25 Mei
antara lain : 2004 , dan 25 Desember 2004. Seri VR001 7 dan VR0018
a. Sebagaiagen lelang SUN, Bank lndonesia membantu diterbitkan keniudian dalam rangka konversi atau
pemerintah melakukan seleksi peserta lelang SUN di pelunasan seri HB. Dalam rangka reprofilling pemerintah
pasar perdana, sesuai kriteria dan persyaratan yang menerbitkan seriVR0019 - VR0031 yang berjangka waktu
ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 12 - 18 tahun untuk menggantikan seri-seri dengan sisa
b. Sebagai penatausaha SUN, Bank lndonesia melaku- jangkawaktul-7tahun.
kan kegiatan yang mencakup kliring, sett/ement, dan HB diterbitkan untuk menjaga NetOpen Position (NOP)
pencatatan kepemilikan, serta agen pembayaran bunga bank. Nilai nominal obligasi dikaitkan (diindeks) terhadap
dan pokok SUN saat jatuh waktu. nilaitukar rupiah. Apabila nilaitukar rupiah terhadap USD
c. Sebagai pemberi masukan pada Menteri Keuangan, melemah, nilai nominal HB setelah indeksasi akan
mdsukan ini bertujuan untuk nlengevaluasi implikasi meningkat, vice versa. Seri HB diterbitkan dengan jangka
moneter dalam penerbitan SUN agar keselarasan dalam waktu 1 - 2 tahun, dengan tingkat bunga kupon

WIDYA 10 Tahun 26 Nomor 283April2009


EKONOMI
mengambang SIBOR 3 bulan +2%,yang pada akhirtahun Sedangkan pengagunan kepada Bank lndonesia
2003 adalah sebesar 3,17o/o. Berbeda dengan seri FR maksimal berjumlah 7Soh dari nilai nominal SUN
dan VR, seri HB tidak dapat diperdagangkan di pasar rekapitalisasi dan hal tersebut berdampak pada
sekunder. Saat inisudah tidak ada lagiseri HB yang masih peningkatan uang primer sebesar maksimal 75% nilai
beredar, karena semua serinya sudah dilunasi. nominal SUN rekapitalisasi dikurangi tingkat diskonto.
Seperti SBI dan SBPU (Surat Berharga Pasar Uang), Secara umum, pengagunan tersebut memang hanya
SUN dapat diperdagangkan pada 2 (dua) pasar, yaitu: ditujukan untuk membantu pengelolaan likuiditas bank
1. Primary market (pasar perdana) dalam jangka waktu pendek. Hal tersebut dapat dilihat
a. Perdagangan saat pertama kali SUN diterbitkan, darimasa berlakunya pengagunan kepada pihak ketiga
b. Public Expose (tanggal penawaran, penjatahan, adalah 3 Desember 1999 sampai dengan 31 Januari 2000
pembayaran, penyerahan SU N), dan pengagunan kepada Bank lndonesia adalah 22
c. Harga '. discount/par, Desember 1999 sampai dengan 17 Januari 2000 dalam
d. lnvestor hanya membayar sebesar harga beli. rangka MKT 2000. Untuk mengetahui efektivitas SUN
2. Secondary market (pasar sekunder) sebagaisalah satu pirantikebijakan moneter, maka harus
a. Pasar yang memperdagangkan SUN yang telah diketahui dampak positif dan negatif dari penerbitan dan
diperdagangkan di pasar primer, penjualan SUN.
b. Harga : discounUpar/premium,
c. lnvestor membayar : Harga beli + accrued inferesf (bila Dampak Penerbitan SUN
pembelian secara outrig ht), SUN pertama kaliditerbitkan pemerintah pada tahun
d. lnvestor menerima : Harga jual + accrued inferest(bila 2000. Penerbitan SUN mempunyai dampak terhadap
pembelian secara outrig ht). sektor perbankan, moneter dan fiskal serta otoritas
Sebelum lock up SUN pemerintah dibuka tanggal 1 moneter.
Februari 2000, bank diperbolehkan untuk mengagunkan 1. Sektor Perbankan
maksimal 10% dari SUN pemerintah yang dimilikinya Dampak terhadap perbankan bahwa penerbitan SUN
kepada pihak ketiga baik bank, non-bank, domestik, asing telah membuat permodalan (CAR) bank membaik,
maupun kepada Bank lndonesia, dengan tujuan sebagai sehingga diharapkan bank dapat melakukan penyaluran
berikut: kredit ke sektor riil. Seperti terlihat pada tabel 1, CAR 5
1. Untuk mengatasi kesulitan likuiditas, sesuai dengan (lima) bank di lndonesia, yang terdiri dari 2 (dua) bank
PBI No.1/10lPBll1999 Pasal 9 SUN dapat diagunkan milik pemerintah dan 3 (tiga) bank swasta nasional,
kepada pihak ketiga. menunjukkan modal kelima bank tersebut di atas dari
2. Untuk mengatasi pendanaan jangka pendek dalam permodalan yang ditetapkan Bank lndonesia, yaitu B%
menghadapi MKT 2000, sesuai dengan PBI No.1/11/PBl/ dariATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Terlihat
1999 Pasal B: SUN dapatdiagunkan kepada Bl dengan pada tabel 1 sebagai berikut:
nilai 75% dari nilai nominal SUN dan tingkat diskonto Nama 2000 2001 2902 2003 2004 2005
sebesar 125% suku bunga SBI 1 bulan pada lelang Bank 31Yo 26Yo 23o/a 27% 25ok 23o/o
Mandiri
terakhir. 33% 32o/u 32% 27% 23Yo 21%
Adapun akibat-akibat pengagunan kepada pihak ketiga
13Yo 14% 15o/o 1Bo 17o/o 16%
adalah sebagai berikut:
1. Pengagunan kepada bank domestik tidak akan Bank 13% 10% 10% 11% 9Yo
Permata
berdampak moneter, Bank 21Yo 16% 12Yo 11% 10% 17%
2. Pengagunan kepada pihak non-bank domestik akan Niaga
berakibat berkurangnya Net Claim to GovernmentdanM2
sebesar maksimal 10% SUN rekapitalisasi, Sumber : Bank lndonesia (2005) data diolah

3. Pengagunan kepada bank yang ada di luar negeri akan


m en ga ki batkan m e n n g katnya Nef Forelgn Assets (N FA)
i
Di antara kelima bank tersebut, pada tahun 2005, Bank
dan giro bank (Mo) sebesar maksimal 10% SUN Mandiri memiliki CAR yang tertinggi. Di samping itu,
rekapitalisasi. Dampak selanjutnya terhadap pendapatan bunga SUN yang diterima perbankan telah
perekonomian dan moneter adalah peningkatan M2 akibat meningkatkan pendapatan perbankan (rentabilitas) dan
proses multiplier, menambah likuiditas karena menerima dana segar.
4. Pengagunan kepada pihak asing non-bank berdampak Dengan penerbitan SUN rekapitalisasineraca bank juga
sama dengan pengagunan bank yang ada di luar negeri. terlihat membaik, karena adanya tambahan modalpada

WIDYA 11 Tahun 26 Nomor 283 April 2009


EKONO
sisi pasiva dan SUN (tagihan bank pada pemerintah) pada berfungsi sebagai perantara di pasar, hanya sebesar Rp
sisi aktiva (Dewanti.2004). Namun, mengingat penyertaan 242,5miliar.Jumlah itu masih dibawah kepemilikan SUN
modal pemerintah hanya berupa penerbitan surat berharga oleh korporasi sebesar Rp 690,7 miliar.
(obligasi/SUN) dan bukan dana segar, maka tidak ada Secara keseluruhan, kepemilikan SUN kelompok in-
tambahan likuiditas yang berarti bagi bank untuk dapat vestor mengalami kenaikan posisi kepemilikan kecuali
disalurkan ke sektor riil. Selanjutya, tambahan likuiditas bank nonrekap. Jumlah kenaikan terbesar dipegang oleh
bagibank baru terjadipada saat menerima kupon SUN' nonresiden sebesar Rp 5,8 triliun, disusul oleh dana
Jumlah SUN yang dimiliki oleh sektor perbankan di lndo- pensiun sebesar Rp 1,9 triliun dan asuransi Rp 1,7 triliun'
nesia. 2. Sektor Moneter dan Fiskal
Kepemilikan SUN terdiri dari perbankan dan non Dari sisi moneter adanya pembayaran bunga SUN
perbankan. Sektor perbankan terdiri dari bank rekap dan berdampak pada penambahan uang primer (Mo)sebesar
bank non rekap, sedangkan sektor non perbankan terdiri nilai pembayaran bunga SUN tersebut. Semakin
dari penduduk (reksadana, asuransi, lembaga meningkatnya beban pembayaran SUN, akan
pembiayaan, dana pensiun, sekuritas, perusahaan dan menyebabkan ekspansi moneter (peningkatan Mo) yang
lain-lain)serta non penduduk (lembaga keuangan dan lain- semakin besar. Jika Bank lndonesia konsisten dengan
lain). Komposisi kepemilikan SUN secara lengkap target base money, maka meningkatnya ekspansi moneter
disajikan pada tabel 2. akibat pembayaran bunga SUN harus diimbangidengan
peningkatan target lelang SBI (kontraksi moneter). Hal
Tabel 2. Komposisi Kepemilikan SUN (miliar rupiah)
ini berarti akan
2005
semakin
menambah ouf-
Bcrdasarkan Kepemilikan 431.802,16 435.302.95 419,356 39 403,446.56 402.099-39 41O,124 32 standrngSBldan
A. Pcrbankan 429.978,30 421,403.38 373,701 69 334,494.64 290,359 22 248'352'48
pada akhirnya
Rekap 423.023,30 396,630.81 359.872.46 307,044.05 257,293.69 251,319.37
1. Barrk akan meningkat
2. Bank Nonrekap . 6.954,36 24,772.57 13,829.23 27,450,60 33.065.53 37.033.10
kan biaya opera-
e. suuregistery t.8z:.80 ta,o22.o2 44,782.15 68,951.92 111.74O.17 12',1,771.84
si pasar terbuka.
1. Residen n.a- n-a. $,A54 87 63.367.89 100 993.07 105.196'40

a Rekss f)ana n.a. n.a. 35,719.91 41,376.68 53,400-Ol 53,359.17 (Laksmono


b.Asuransin'a.n.a.6'512.7916,684,1627.006.5828.688.20 R.2004) Jumlah
c. Perbankan uang beredar
d. Dana Pensiun n.a. n.a. 36041 3,829'16 17'121 36 19'1 17 66 yang terdiri dari
e. Sekuritas n.a n.a. 133.60 254 OO 392.60 242.50 Mo, M, dan M'
n.a. n.a. 61.65 '169.75 518.36 690'64
f- Perusahaan
fi lrin-lein n.a. La. 2.OO
dari tahun 2000 -
2005, sebagai
Nonresiden n.a. n.a. 927'2a 5'5A4'O3 '1o
10'747 16'575 44
2.
a.Lembaga keuanqan n.a. n.a. 843'63 5,g9 OO 43
10'634 '16'448'94
terlihat pada
n.a. 83'66 03 112-67 126'50 tabel3 berikut.
I einnva
b Lainnya
b. n.a. 35

Sumber : Bank lndonesia (2005) data diolah Tabel 3. Jumlah Uang Beredar (miliar rupiah)

Bank rekap masih menjadi kelompok pemilik terbesar Mr Mz


SUN dengan jumlah Rp 289, 5 triliun pada tahun 2005
72.371 62.1 86 747.O28
atau sekitar 74,4% daritotal SUN. Seri SUN yang dimiliki
1

oleh Bank Rekap sebagian besar adalah seriVR dengan 2001 76.342 177.731 844.053

porsi 7 4%. Berdasarkan portofolionya, 70% SU N berada 2002 86.686 1 91 .939 883.908
di portofolio investasi dan sisanya di portofolio 94.542 223.799 955.692
perdagangan. 253.818 1.033.527
Setelah sektor perbankan, kepemilikan terbesar 2005 124.316 281.905 't.203.215
berikutnya pada tahun 2005 adalah reksa dana dengan
Sumber : Bank lndonesia, (2005) data diolah
posisi Rp 53,4 triliun (13%), disusul bank nonrekap Rp
Dengan adanya pembayaran bunga SUN
37,1 triliun (9%), asuransi Rp 28,7 triliun (7%), dan dana
mempengaruhi penambahan jumlah uang beredar sebesar
pensiun Rp 19,1 (4,7o/o) serta non residen Rp 16,8 triliun
(4%). Kepemilikan perusahaan sekuritas, yang memang
bunga yang dibayarkan tersebut, maka dapat

WIDYA 12 Tahun 26 Nomor 283APril2009


EKONOM
dibandingkan kontribusi pem bayaran bunga SU l{ terhadap 1. Penjualan SUN pemerintah oleh bank umum akan
jumlah uang beredar. Dilihat dari sisi fiskal, jumlah memberikan dana segar, sehingga tersedia dana untuk
anggaran pembayaran bunga pada 2000 sebesar Rp 37,46 ditanamkan dalam aktiva produktif guna mendukung proses
triliun atau 2,7o/o dari Produk Domestik Bruto yang pemulihan ekonomi.
diterima lndonesia. Pembayaran bunga SUN dialokasikan 2. Dalam pasar keuangan, SUN pemerintah dapat
dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Hal ini berfungsi sebagai acuan suku bunga (benchmark),
berarti pemerintah harus menyisihkan sebagian meningkatkan ketersedian instrumen jangka panjang,
pendapatan yang diterima untuk membayar bunga SU.N. meningkatkan likuiditas pasar sekunder, meningkatkan
Pembayaran bunga atas SUN tersebut tidak akan kredibilitas pasar SUN, karena hal ini merupakan SUN
memberikan dampak terhadap besaran base money, pemerintah yang pertama dan selanjutnya priclng SUN
karena hanya akan terjadi perpindahan dana dari rekening inidapat menjadiacuan kinerja bagi manajer investasi.
pemerintah ke sisipendapatan Bank lndonesia, sehingga 3. SUN pemerintah dapat digunakan sebagaisalah satu
tidak terjadi aliran dana ke luar dari otoritas moneter. alternatif instrument moneter dalam pasar terbuka selain
Pembayaran bunga SUN, hanya akan memberikan SBl, sehingga diharapkan nantinya obligasi iniakan dapat
dampak terhadap sisifiskal, yaitu meningkatnya tagihan menggantikan peran SBl, selain akan mengurangibeban
Bank lndonesia kepada pemerintah (kewajiban pemerintah Bank lndonesia juga diharapkan dapat membantu
kepada Bank lndonesia). pemerintah dalam mengelola manajemen utang domestik
3. Otoritas Moneter untuk memenuhi defisit fiskalnya.
Pada neraca otoritas moneter, penerbitan SUN hanya Sedangkan dampak negatif daripenjualan SUN adalah
berdampak terhadap berkurangnya liquidity support dan sebagai berikut:
bertambahnya tagihan Bank lndonesia terhadap 1. Terhadap bank umum, penjualan SUN apabila tidak
pemerintah. Sedangkan pembayaran bunga kepada Bl dilakukan dengan hati-hatidan tidak dengan perencanaan
menyebabkan berkurangnya rekening pemerintah atau penggunaan yang tepat dapat menurunkan CAR, sehingga
meningkatnya Nef Claim to Government (NCG) dan menimbulka n moral hazard.
berkurangnya Net Other /fems (NOl). 2. Terhadap pasar keuangan, dalam jangka waktu pendek
Di lain pihak, SUN yang lidak markefable tersebut penjualan SUN akan mengganggu keseimbangan pasar,
berakibat berkurangnya potensi SUN untuk dapat sehingga likuiditas pasar keuangan sementara akan
digunakan sebagai alternatif instrumen pengendali terganggu sampai terbentuknya equillibrum baru.
moneter. Baru pada bulan Agustus 2000, pembayaran Penjualan SUN pemerintah yang bebas resiko dapat
bunga SUN dihitung berdasarkan besarnya inflasi (in- menyebabkan terjadinya perpindahan investor dari SUN
dexed). Walaupun halinibelum ada kesepakatan antara perusahaan yang selama initelah ada, apabila terdapat
Depatemen Keuangan dengan Bank lndonesia, namun retumyang seimbang. Selain itu, kernungkinan lain adalah
tetap dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Badan terjadinya perpindahan dana-dana jangka panjang yang
Pemeriksa Keuangan. Sebelumnya, pembayaran bunga selama ini tertanam di pasar uang atau dalam bentuk
SUN masih dihitung atas dasar pokok yang belum diindeks simpanan perbankan.
dengan inflasi (belum terdapat kesepakatan antara Bldan 3. Dampak penjualan SUN terhadap besaran moneter
Depkeu mengenai besarnya inflasidan waktu pokok SUN sama dengan dampak penggunaan SUN tersebut kepada
diindeks). Jika kupon SUN tersebut dianggap sebagai pihak ketiga, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
penerimaan bunga dan bunga SBI (kurang lebih 12%) Jika yang melakukan pembelian adalah Bl dan pihak
dianggap sebagai biaya bunga, maka hal tersebut asing, maka akan terjadiekspansi moneter. Hal ini perlu
merupakan negative spread yang dapat menimbulkan disesuaikan dengan target indikatif base money yang
kerugian pada neraca Bank lndonesia. disepakatidengan lMF.
4. Peranan Bl dalam pasar skunder SUN pemerintah
Dampak Penjualan SUN adalah sebagai registrasi sentral, agen pembayar,
Dengan dikeluarkannya PBI No.1/10/PBl/1999 tanggal pengembangan pasar, penunjukan market maker, dan
3 Desember 1999, maka mulai 1 Februari 2000 bank beberapa peran lainnya. Dalam pasar sekunder Bl tidak
dimungkinkan menjual SUN maksimal sebesar 10o/o dari berperan sebagai underwriter, yang berarti tidak ada
jumlah SUN yang dimiliki. Penjualan tersebut mempunyai kewajiban bagi Bl untuk membeli SUN tersebut di pasar
dampak positif dan negatif terhadap bank, pasar sekunder.
keuangan, dan pengendalian inoneter. Dampak positif dari SUN dapat dibeli oleh domestik maupun asing, baik
penjualan SUN adalah sebagai berikut: bank maupun non-bank, sehingga tidak terdapat batasan-

WIDYA 13 Tahun 26 Nomor 283April2009


EKONOMI
batasan yang akan mengnambat para investor asing untuk
(lima) bank di atas B% dari ATMR (Aktiva Tertimbang
membelinya. [4enurut Risiko), yang merupakan ketentuan dari Bank
Apabila SUN dibeli oleh domestik tidak akan lndonesta,
mempengaruhi neraca sistem moneter, maupun neraca 3. Dampak terhadap moneter adalah penambahan jumlah

otoritas moneter, yang terjadi adalah perpindahan dana uang beredar sebesar pembayaran bunga yang diberikan
pemerintah atas kepemilikan SUN. Haltersebut didukung
atau likuiditas dari bank penjual kepada bank pembeli'
Apabila animo permintaan pembelian asing pada SUN kepemilikan SUN sebagian besar terdapat di sektor
perbankan. Sedang dampak terhadap fiskal adalah beban
pemerintah cukup tinggi, maka kepemilikan SUN oleh
bunga yang ditanggung oleh pemerintah yang dibebankan
asing akan berdampak positif, tetapijuga tidak terlepas
pada APBN,
daiidampak negatif.
Dampak positifnya adalah sebagai berikut: 4. Pada neraca otoritas moneter, penerbitan SUN hanya
1. Capital inflow pada saat asing membeli, berdasarkan berdam pak terhadap berkurangnya liquid ity suppotl dan
informasi dari bank umum, pada saat investor asing bertambahnya tagihan Bank lndonesia terhadap
pemerintah. Sedangkan pembayaran bunga kepada Bl
membeli SBI dilakukan dengan cara mentransfer dana
valas ke lndonesia, kemudian menukarkannya ke rupiah menyebabkan berkurangnya rekening pemerintah atau
guna membeliSBl. meningkatnya Net Claim to Government (NCG) dan
2. Memperkuat kurs ruPiah. berkurangnya Net Other /fems (NOl),
3. Membuat pasar lebih likuid karena memperbanyak 5. Penjualan SUN memberikan dampak memberikan dana
peserta pasar. segar bagi pemerintah, sehingga tersedia dana untuk
4. Harga yang lebih baik, karena permintaan bertambah ditianamkan dalam aktiva produktif guna mendukung proses
(discounf kemungkinan menjadi lebih kecil). pemulihan ekonomi,
5. Dapat menciptakan harga alau benchmark terhadap 6. Dalam pasar keuangan, SUN pemerintah dapat
suku bunga jangka Panjang. berfungsi sebagai acuan suku bunga (benchmark),
Sedangkan dampak negatifnya adalah sebagai berikut: meningkatkan ketersedian instrumen jangka panjang,
1. Capital outflow pada saat asing menjual SUN dan meningkatkan likuiditas pasar sekunder, meningkatkan
membawa dananYa keluar negeri kredibilitas pasar SUN, karena hal ini merupakan SUN
2. Ketidakstabilan kurs rupiah apabila investor asing pemerintah yang pertama dan selanjutnya prlclng SUN
melakukan hit and run, karena UU No.24l1999 tentang ini dapat menjadi acuan kinerja bagi manajer investasi'
Lalu-Lintas Devisa dan Sistem NilaiTukar yang ada tidak
membatasi perpindahan devisa dan hanya bersifat moni- Saran-saran
toring, sehingga votalitas pada capitalflow dan kurs belum 1. Bank lndonesia harus lebih berperan dalam pengem-

dapat dihindari.
bangan pasar sekunder dengan cara menggunakan
obligasi pemerintah sebagai instrumen moneter, sehingga
3. Apabila akan diterapkan pembatasan terhadap lalu-
obligasi pemerintah semakin likuid,
lintas devisa akan men-discourage investor asing dan
2. Proses kepemilikan clan penggantian SBI dengan
bertentangan dengan sistem devisa sesuai UU No'24
obligasi pemerintah dalam pelaksanaannya tetap harus
tahun 1999 dan peraturan pasar modal. Pembatasan
mempertimbangkan dampak terhadap suku bunga di
tersebut misalnya, kepemilikan oleh asing minimal 6 pasar uang dan pencapaian target base money,
(enam)bulan dan kepemilikan oleh asing dibatasisampai
3. Untuk penggantian SBI sebagai alat instrumen moneter
dengan presentase tertentu. dengan dengan SUN ON diharapkan dilakukan secara
bertahap sehingga dapat meredanr gejolak kenaikan suku
PENUTUP bunga bila dibandingkan dengan penggantian secara
sekaligus,
Kesimpulan 4. Timbulnya kewajiban bagipernerintah untuk membayar
1, Penggunaan SUN pemerintah sebagai pengganti SBI bunga, sebaiknya dapat dilakukan dengan menerbitkan
yang selama ini dipakai oleh Bank lndonesia dalam surat berharga atau obligasijangka pendek, mengingat
pengendalian moneter menunjukkan prospek yang cukup pasar uang di lndonesia masih mengacu pada instrumen
baik, jangka pendek,
2. Penerbitan SUN berdampak terhadap perbankan, 5. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk membayar
moneterdan fiskalserta neraca otoritas moneter. Dampak bunga kepada Bl, sehingga mempengaruhi perhitungan
terhadap perbankan adalah semakin baiknya CapitalAd' anggaran. Oleh karena itu diperlukan adanya kesepakatan
equacy Ratlo (CAR), terbukti dari CAR yang dimiliki 5 yang tidak merugikan otoritas moneter dan fiskal.

WIDYA 14 Tahun 26 Nomor 283APril2009


EKONOMI
Daftar Pustaka
Herbudiningsih, Sinta Dewi, Laporan Tahunan Surat tJtang
Negara 2005, Direktorat Pengelolaan Moneter Bank
Bank lndonesia. Kajian Terhadap penggunaan Obligasi
lndonesia. 2005.
Pemerintah sebagai Sa/ah Safu Alternatif lnstrumen
Laksmono R, Didy, dkk, Penggunaan Obligasi sebagal
Kebijakan Moneter. 1999.
Alternatif lnstrumen Kebijaksanaan Moneter dan
Laporan Tahunan Sistem pembayaran
Dampaknya terhadap Perkembangan Agregat
2005.
Moneter dan Suku Bunga, Direktorat Riset dan
Budilaksono, Agung. Kajian penggunaan Surat tJtang
Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank lndonesia.
Negara (SUN) sebagai lnstrumen Moneter yang Efektif
2004.
dan Efisien, Direktorat Riset dan Ekonomi dan
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan,
Kebijakan Moneter Bank lndonesia. 2004.
Kebijakan Moneter dan Perbankan, Lembaga Penerbit
Dewanti, Wahyu. Surat utang Negarq (SUN) sebagai
Fakultas Ekonomi Universitas lndonesia.
lnstrumen Moneter lmplementasi tJIJ perbendaharaan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang
Negara, Direktorat Riset dan Ekonomi dan Kebijakan
Negara2005.
Moneter Bank lndonesia. 2004.
http://www.bankofeng lan. co. uk

TJCAPAN B E LAS TII\ GKAWA


Innalillahi Wainna Illaihi Roji' un

Segenap Pengelola

Maj alah Ilmiah WIDYA Kopertis Wilayah III


Menyampaikan Ucapan Belasun gkawa
Atas meninggalnya

Drs. H. SjukriAchadijalsjah bin Tjukup Datuk Sinarosati

(Suami dari Ibu Dra. Netty Herawaty, MM.


Sekretaris Kopertis Wilayah III/
Pembina M aj alah Ilmiah WIDYA)

Meninggal pada tanggal 1April2009


Di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakartapukul18.51
Dikebumikan pada tanggal2 April 2009
Di TPU Pondok Kelapa Jakarta Timur

SemogaAllah menerima semua amal ibadahnya dan Almarhum


ditempatkan di sisiNya sebaik-baiknya.

Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan


kesabaran dan kekuatan iman

AminYa RabbalAlamin.

Pengelola Widya

WIDYA 15 Tahun 26 Nomor283 April2009

Anda mungkin juga menyukai