SN-
8 DIKTI
PENGABDIAN
7 KEPADA
MASYARAKAT
2
BAGAIMANA PEMBELAJARAN BERORIENTASI KKNI
1
DAN SN-DIKTI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI
RI-1.0 RI-2.0 RI-3.0 RI-4.0
Pada 1780, Sekitar tahun 1900, Tahun 1970, Tahun 2000, Internet
penemuan Mesin produksi. Pekerja komputer telah membuat
Uap oleh James memiliki peran membuat sistem konektivitas antara
Watts mengubah parsial di lini Produksi kaku dalam produksi sistem membuka
tenaga kerja manual efisien, berkualitas menjadi fleksibel, dan peluang kerja jarak
ke mesin. murah kepada massa. komputasi cepat jauh dan kolaborasi
Lebih cepat dan lebih Khususnya, produksi tersebar di semua bisnis dalam
akurat. Urbanisasi, baja, motor listrik, bidang. perusahaan global.
kehidupan pertanian kereta api dsb Masyarakat menjadi
ke kehidupan lebih sosial, dan
industri. berpengetahuan.
https://www.intelitek.com/what-is-education-4-0/
KETERKAITAN KEBUTUHAN DUNIA INDUSTRI 4.0 DENGAN PENDIDIKAN 4.0
Pembelajaran
Fleksibilitas produksi
spesifik/idividual
8. SN-
STANDAR
5 SIKAP PENGETA- 3. PENDANA 2. STANDAR DIKTI
HUAN STANDAR AN DAN ISI
PROSES PEMBIAYA
AN PENGABDIAN
4 5.
KEPADA
4.
MASYARAKAT
KETERAM- KETERAM- STANDAR STANDAR
DOSEN DAN
3 PILAN PILAN
UMUM KHUSUS
PENILAIAN
TENDIK
2 Standar minimal
yang harus dipenuhi Standar minimal yang
untuk menghasilkan
1 lulusan sesuai
harus dipenuhi untuk
mencapai kompetensi
jenjang kualifikasi lulusan
tertentu
PERUMUSAN CPL PANDUAN KPT, 2018
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun 2017
tentang Standar Pendidikan Guru.
Pengembangan/Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Guru
KURIKULUM
GURU
PENDIDIKAN PROFESIONAL
PROFESI GURU
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
PENDIDIKAN GURU
KURIKULUM
SARJANA
SARJANA PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Pembelajaran yang
Capaian mendidik
Pembelajaran
Lulusan Program Penguasaan bidang
Sarjana Pendidikan keilmuan dan/atau
keahlian
7/25/2019 20
Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana Pendidikan
Pasal 12
(1) Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap mata kuliah dan
disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain.
(2) RPS atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
(3) RPS paling sedikit memuat:
a.nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
b.capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
c.kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
d.bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
e.metode pembelajaran;
f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
g.pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu
semester;
h.kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
i. daftar referensi yang digunakan.
(4) RPS wajib ditinjau dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik
mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan;
Tahapan dalam Penyusunan RPS
SN-Dikti
Karakteristik
Interaktif
CPL Holistik SN-Dikti
Integratif Prinsip
Saintifik Reliable
Kontekstual Valid Educatif
Tematik Simple Otentik
CPMK Efektif Cost-effective Objektif
Kolaboratif Transparan Akuntabel
Berpusat pada Beneficial Tranpasan
Mahasiswa
Kemampuan ASSESSMENT
Kriteria/ Bahan Metode Alokasi
Akhir Yang
Indikator Kajian Pembelajaran Waktu
Direncanakan Metode Instrumen Bobot
PENYESUAIAN
Pengalaman Belajar Mahasiswa
Rincian Waktu 1 sks Kegiatan Pembelajaran
(Permenristekdikti No.44 Tahun 2015: pasal 17)
Pengertian 1 sks dalam bentuk pembelajaran Jam
a Kuliah, Responsi, Tutorial
Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajara Mandiri
50 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 2,83
b Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis
Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/minggu/semester 70 menit/minggu/semester 2,83
c Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
170 menit/minggu/semester 2,83
Pasal 15:
(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran
satuan kredit semester (sks).
(2) Satu sks setara dengan 170 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester (setara dg
2,83 jam, atau dibulatkan 3 jam)
(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.
(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.
MK Menghitung BesaranMK
Capaian Pembelajaran sks Mata Kuliah(MK) Pengantar
BAHAN KAJIAN TIK S1
Jam Belajar Mhs sks
(CP-MK) (MATERI PEMBELAJARAN) T P
❖ Menguasai prinsip-prinsip dasar klasifikasi, Waktu90belajar
Teori (Kuliah) :
tatanama, identifikasi, strutur dan sifat- 1. Struktur dan kereaktifan yang
190
sifatjm/16mg = 9,25
fisika dan kimia jam xorganik
senyawa 60menit/1jam=senyawa
555 menit
organik diperlukan Mhs
belajar untuk
Mampusks
❖Besar melakukan identifikasi dan
= 555 menit/170 menguji 2.
menit=4,12 4 skshidrokarbon dan
sksSenyawa mencapai CP- 48
kereaktifan gugus fungsional senyawa derivatnya
MK pada setiap
organik tahapan belajar
Praktek :
❖ Memahami klasifikasi, struktur, identifikasi (ditentukan
Kimia 96 oleh100
6
danjam/16mg
kereaktifan =senyawa
6 jam aromatis,
x 60 menit/1jam = 360 menit dosen/tim
Organik polisiklis,
Besar sks= heterosiklis, dan makromolekul
360 menit/170 sks Aromatis, polisiklis, dosen
menit=2,1181. 2Senyawa berdasarkan
organik dan heterosijklis,
pengalaman
❖ Mampu melakukan identifikasi dan menguji 2. Makromolekul organik, mengampu MK 48
Total besarnya sks : 2 sks (kuliah) + 1 sks (praktek) =
kereaktifan senyawa aromatis, polisiklis, tsb.)
6heterosiklis,
sks dan makromolekul organik
(1sks=170menit/mg)
PB-Seri-1 T o t a l 190 96
PB-Seri-2
PB-Seri-3
PB-Seri-4
PB-Seri-5
PB-Seri-6
PB-Seri-7
PB-Seri-8
PB-Seri-9
PB-Seri-10
PB-Seri-11
PB-Seri-12
T=Teori
P=Praktek
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (BEBAN BELAJAR MAHASISWA)
No Program Beban Belajar Masa Studi Paling lama (tahun)
Minimum (sks)
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program, mahasiswa wajib menempuh Beban Belajar
Minimum dalam Masa Studi sbb.:
1 D1 36 2
2 D2 72 3
3 D3 108 5
4 D4/Sarjana 144 7
5 Profesi 24 3 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)
Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian
yang digunakan
Prinsip-prinsip penilaian: Edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan, dan tekniknya
perlu diperbaiki terus menerus
KURIKULUM – RPS – PROSES PEMBELAJARAN
Pasal 15:
(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran
satuan kredit semester (sks).
(2) Satu sks setara dengan 170 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester (setara dg
2,83 jam, atau dibulatkan 3 jam)
(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.
(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.
MERUMUSKAN CPMK
(1sks=170menit/mg)
PB-Seri-1 T o t a l 190 96
PB-Seri-2
PB-Seri-3
PB-Seri-4
PB-Seri-5
PB-Seri-6
PB-Seri-7
PB-Seri-8
PB-Seri-9
PB-Seri-10
PB-Seri-11
PB-Seri-12
T=Teori
P=Praktek
Beberapa teknik, instrumen, dan prinsip-
prinsip penilaian hasil belajar
Penilaian Teknik Instrumen
Sikap Observasi 1. Rubrik untuk penilaian
Keterampilan Umum Observasi, partisipasi, proses dan /atau
unjuk kerja, tes tertulis, 2. Portofolio atau karya desain
Keterampilan Khusus untuk penilaian hasil
tes lisan, dan angket
Penguasaan Pengetahuan
Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian
yang digunakan
Prinsip-prinsip penilaian: Edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan, dan tekniknya
perlu diperbaiki terus menerus
Orientasi/Arah Pembelajaran
Mengarahkan pada karakteristik pembelajaran Abad 21
(critical thinking and problem solving, communication,
collaboration, creativity and innovation)
Karakteristik Pembelajaran
▪ Integratif ▪ Tematik
▪ Holistik ▪ Efektif
▪ Saintifik ▪ Kolaboratif
▪ Kontekstual ▪ Berpusat pada siswa
7/25/2019 Edy Cahyono 45
supartha_utama@unud.ac.id
PROSES PEMBELAJARAN
Bentuk Pembelajaran Metode
(Pasal 14 (5)) (Pasal 14 (3))
Kuliah
1. diskusi kelompok,
Responsi dan 2. simulasi,
Tutorial 3. studi kasus,
4. pembelajaran kolaboratif,
Mata kuliah Seminar 5. pembelajaran kooperatif,
6. pembelajaran berbasis proyek,
Setiap matakuliah dapat praktikum, 7. pembelajaran berbasis
menggunakan satu atau praktik studio, masalah, atau metode
beberapa metode praktik bengkel, pembelajaran lain yang
pembelajaran yang
diwadahi dalam suatu
atau praktik efektif.
bentuk pembelajaran lapangan
ACTIVE
Participating inaatalk
Giving discussion pating
Doing a Dramatic Presentation
Simullating the Real Experience
Doing the Real Thing Doing
90%
TINGKAT TINGKAT
PENGALAMAN BELAJAR KETERLIBATAN
MEMORISASI
Pengalaman belajar
No Bentuk Pembelajaran
1 Kuliah, Responsi, Tutorial
2 Seminar atau yang setara
3 Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik Lapangan, Penelitian, Pengabdian
Kepada Masyarakat dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
No Metode Pembelajaran
1 Small Group Discussion SGD
2 Role-Play & Simulation RPS
3 Discovery Learning DL
PENUGASAN 4 Self-Directed Learning SDL
MAHASISWA 5 Cooperative Learning CoL
6 Collaborative Learning CbL
7 Contextual Learning CtL
8 Project Based Learning PjBL
9 Problem Based Learning & Inquiry PBL
Sumber: Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
No Metoda Pembelajaran Orientasi
1 Small Group Discussion Berbagi pengetahuan dan pengalaman &
kemampuan komunikasi.
Kerjasama,, Komunikasi,,
Membentuk kelompok (3-5) Skill Presentasi,, Membuat rancangan bahan
mahasiswa, Memilih bahan Mengemukakan Pendapat,, diskusi dan aturan diskusi,
diskusi, Mempresentasikan paper Leadership,, Kemampuan Menjadi moderator dan
dan mendiskusikan di kelas, analisis, Saling menghargai, sekaligus mengulas pada
Berdiskusi, Memberi & menerima Berfikir kritis, Percaya diri, setiap akhir sesi diskusi
umpan balik, Berpendapat Inisiatif , Tanggung jawab, mahasiswa, Memberikan
disertai fakta dan argumentasi Mengambil keputusan, umpan balik bagi mahasiswa
yang baik, Mengemukakan ide-
ide, Menyimpulkan poin-poin Pemahaman materi lebih Melakukan evaluasi.
penting dalam diskusi, Menelaah cepat.
latihan, quis, tugas menulis,
Membandingkan tiori, konsep, isu
dan interpretasi, Menyelesaikan
masalah.
2. Role-Play & Simulation Learning (RPL)
Role-Play & Simulation Learning (RPL) adalah metode belajar dengan bermain peran
sebagai penyampaian materi pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang
ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi bagi mahasiswa untuk memberi penilaian
terhadap hasil belajar nya.
Merancang situasi /
Pengalaman & Trampil, kegiatan yang mirip
Mempelajari dan menjalankan suatu peran Imaginative, Kreative,
yang ditugaskan.Mempraktekan / mencoba sesungguhnya, bisa berupa;
berbagai model yang telah disiapkan(pantum,
Empaty , Apreasitif & Peka bermain peran, model,
komputer, prototipe, games dll), Mempraktekan thd situasi, Percaya diri, komputer,dll.
kemampuan generik (misal komunikasi verbal Jujur, Leadership, Ketepan Mendemontrasikan suatu
& non-verbal), Mempraktekan kemampuan analisis, Menirukan peran, peran atau pekerjaan
khusus (praktikim,dll), Mempraktekan Mandiri, Tanggung jawab, tertentu, Membahas kinerja
kemampuan dalam tim, Mengembangkan mahasiswa,Melakukan
kemampuan menyelesaikan masalah (problem-
solving), Mengembangkan kemampuan sintesis, evaluasi terhadap kinerja
Mengembangkan kemampuan empati. belajar mahasiswa.
3. Discovery Learning (DL)
Discovery Learning (DL) adalah metode belajar dimana mahasiswa tidak mempelajari sesuatu yg tersaji
secara final, namun mahasiwa mengorganisir materi belajarnya sendiri, menemukan konsep dan prinsip
melaui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Perbedaan nya dengan Inquiry
adalah, jika pada discovery masalah dipersiapkan dan direkayasa oleh dosen, sedangkan pada Inqury
masalah bukan dari hasil rekayasa-masalah apa adanya.
(sumber: Bruner, Lefancois)
Self-Directed Learning
(SDL)
Belajar atas inisiatif dan kebutuhan nya sendiri dengan objek belajar, perencanaan dan
metode belajar yang dipilih sendiri, dengan tujuan untuk peningkatan pengetahuan,
keahlian, prestasi, dan pengembangkan diri sendiri. Mahasiswa menyadari kebutuhan
belajar, tujuan belajar, membuat strategi belajar, menilai hasil belajar, serta
memiliki tanggung jawab sendiri menjadi agen perubahan dalam belajar
Pengertian
Cooperative
Peran
Learning Dosen Pendamping,
Metode pembelajaran dimana motivator dan
(CL) mahasiswa belajar dalam fasilitator bagi
interkasi sosial dan saling kelompok belajar
ketergantungan positif dalam mahasiswa.
kelompok kecil antara 4-6
orang dalam struktur
kelompok yang heterogen,
mahasiswa memperoleh
kemampuan yang sama.
Pengertian Collaborative Learning bertanggung jawab atas tindakan nya masing, saling menghargai
(CbL) dan memberikan dukungan pada kelompoknya. CbL
menekankan pd pembelajaran bermakna, pemecahan masalah,
dan pengembangan aspek sosial.
(Sumber: Gerlach,1994; Borich, 1996; Tinzmann,dkk.,1990)
Project Based
Peran Dosen
Learning (PjBL)
• Belajar dalam kelompok kecil (3-5) • Terlatih menyelesaikan masalah • Merancang tugas belajar dengan
atau belajar secara individual, (problem-solving), Kemampuan berbagai alternatif metode
• Menerima masalah sesuai dengan mencari informasi baru (inquiry), penyelesaian masalah.
kompetensi tujuan pembelajaran, Kepekaan melihat masalah,
Ketajaman analisis & identifikasi • Memberikan arahan dan
• Belajar dengan menggali / mencari bimbingan dalam proses belajar,
informasi (inquiry), serta varibel masalah, Kemampuan
memanfaatkan informasi tsb untuk interpretasi, • Sebagai fasilitator, motivator dan
memecahkan masalah faktual yang • Mengambil keputusan, Berfikir kritis, fasilitator,
sedang dihadapi. Prioritas & Selektif, Tanggung jawab, • Melakukan evaluasi terhadap
• Menganalisis strategi pemecahan Kreatif , Menggunakan metoda, kinerja Mhs
masalah. Kemampuan life long learning,
Kemandirian.
• Berdiskusi dalam kelompok,
• Mempresentasikan di kelas.
1. BLENDED LEARNING
Pembelajaran Bauran (blended learning)
Pembelajaran bauran (blended learning) adalah salah satu metoda pembelajaran yang
memadukan secara harmonis antara keunggulan-keunggulan pembelajaran tatap muka (offline)
dengan keunggulan-keunggulan pembelajaran daring (online) dalam rangka mencapai capaian
pembelajaran lulusan (tim KPT KemenristekDikti, 2018)
Prosentase Metode Penjelasan
materi belajar pembelajaran
dari akses daring
0% Tatap muka Materi pembelajaran diperoleh di kelas, dan pengajaran secara lisan.
1% - 29% Web Pada dasarnya pembelajaran masih terjadi secara tatap muka di kelas, namun dosen
sudah memulai menfasilitasi mahasiswa dengan meletakan RPS, tugas-tugas, dan materi
pembelajran di web atau sistem menajemen kuliah (CMS).
30% - 79% Bauran Pembelajaran terjadi secara bauran baik secara daring maupun tatap muka. Dosen
melaksanakan pembelajaran secara daring baik pada waktu yang sama, waktu yang
berbeda. Kuliah dosen, materi, tugas-tugas, contoh-contoh, dan ilustrasi dapat diakses
oleh mahasiswa setiap saat secara daring. Dosen dapat melaksanakan kuliah
menggunakan LMS-Moodle, Webax, Hangouts, FB, Edmudo, dll.
80% daring Pembelajaran sepenuhnya terjadi secara daring, sudah tidak terjadi lagi tatap muka.
Semua materi pembelajaran, contoh-contoh, dan tugas-tugas dilakukan secara daring.
Taxonomy Blended Learning
(KPT, 2018)
(a) Rotation Model, model dimana mahasiswa beraktivitas belajar dari satu tempat pusat belajar ke pusat
belajar lainnya sesuai dengan jadwal atau RPS yang telah ditetapkan oleh dosennya. Mahasiswa belajar
dalam siklus aktivitas belajar, misalnya mengikuti kuliah di kelas, diskusi kelompok kecil, belajar daring,
termasuk mengerjakan tugas bersama secara kolaboratif, lalu kembali lagi belajar di kelas bersama dosen.
(b) Flex Model, model dimana rencana pembelajaran dan materi pembelajaran telah dirancang secara daring
dan diletakkan di fasilitas eLearning. Aktivitas belajar mahasiswa terutama dilakukan secara daring. Dosen
akan memberikan dukungan belajar tatap muka di kelas secara fleksibel, saat memang diperlukan oleh
mahasiswa.
(c) Self-blend Model, model dimana mahasiswa secara mandiri berinisiatif mengambil kelas daring baik di
kampus maupun di luar kampus. Kelas daring yang diikuti oleh mahasiswa tersebut untuk melengkapi kelas
tatap muka di kampus. Mahasiswa menggabungkan sendiri kegiatan belajar daring dan kegiatan belajar
tatap muka di kelas.
(d) Enriched Virtual Model, model dimana mahasiswa satu kelas belajar bersama-sama di kelas dan di lain
waktu belajar jarak jauh dengan sajian materi pembelajaran dan tatap muka dengan dosen secara daring.
Pembelajaran daring dapat menggunakan beberapa macam perangkat video confarance, Webex, LMS, dll.
Model ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang tidak punya waktu cukup banyak untuk belajar di kelas,
karena dia bekerja.
2. FLIPPED LEARNING
Flipped Classroom is an instructional strategy and a type
of blended learning that reverses the traditional
learning environment by delivering instructional
content, often online, outside of the classroom. It
moves activities, including those that may have
traditionally been considered homework, into the
What is the classroom.
'Flipped
The flipped classroom describes a reversal of
Classroom'? traditional teaching where students gain first exposure
to new material outside of class, usually via reading or
lecture videos, and then class time is used to do the
harder work of assimilating that knowledge through
strategies such as problem-solving, discussion or
debates. (Vanderbilt University, Center for Teaching).
How to make lectures engaging and interactive
MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE
PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran
Pola atau struktur pembelajaran yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka
mencapai - tujuan pembelajaran. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Strategi Pembeajaran
Suatu Pola umum pembelajaran yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan,
psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (urutan langkah pembelajaran)
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu
yang diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pemeblajaran secara efektif dan efisien
Pendekatan pembelajaran
Suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis
dan ekologis) yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu
Metode Pembelajaran
Metode adalah jabaran dari pendekatan .Metode pembelajaran merupakan prosedur pembelajaran yang
difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran
Contoh Penerapan
MODEL
COOPERATIVE LEARNING
JIGSAW
PENDEKATAN
STUDENT CENTERED LEARNING
STRATEGI
PEMBENTUKAN KELOMPOK AHLI, PEMBENTUKAN
KELOMPOK ASAL, MERUMUSKAN METODE
PEMBALAJARAN, MENDESAIN PEMBELAJARAN
DENGAN METODE YANG TEPAT
METODE
PROJECT BASED LEARNING
TEKNIK
DISKUSI KELOMPOK,
PRESENTASI, SIMULASI
PENILAIAN:
BENTUK,
MATERI INDIKATOR
METODE, ALOKASI
PERT KE SUB CPMK PEMBELAJARAN/ KRITERIA
PENGALAMAN WAKTU
BAHAN KAJIAN BOBOT
BELAJAR
TEKNIK, INSTRUMEN
Mandiri:
Rujukan
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing. New York: Longman.
AUN-QA. (2015). Guide to AUN-QA Assessment at Programme Level Version 3.0. Bangkok:
ASEAN University Network.
Branch , R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2014). The Systematic Design of Instruction (8 ed.). New
York: Pearson.
Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. (1992). Principles of Instructional Design (4 ed.).
New York: Harcourt Brace College Publishers.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (8 ed.). New Jersey: Pearson
Education,Inc.
Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. (2015, Desember 28).
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44. Jakarta, DKI, Indonesia:
Kemenristekdikti.
Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (2016), Direktorat Pembelajaran -
KemenristekDikti