Anda di halaman 1dari 80

DIREKTORAT PEMBELAJARAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
9 PENDIDIKAN PENELITIAN

SN-
8 DIKTI

PENGABDIAN
7 KEPADA
MASYARAKAT

2
BAGAIMANA PEMBELAJARAN BERORIENTASI KKNI
1
DAN SN-DIKTI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI
RI-1.0 RI-2.0 RI-3.0 RI-4.0
Pada 1780, Sekitar tahun 1900, Tahun 1970, Tahun 2000, Internet
penemuan Mesin produksi. Pekerja komputer telah membuat
Uap oleh James memiliki peran membuat sistem konektivitas antara
Watts mengubah parsial di lini Produksi kaku dalam produksi sistem membuka
tenaga kerja manual efisien, berkualitas menjadi fleksibel, dan peluang kerja jarak
ke mesin. murah kepada massa. komputasi cepat jauh dan kolaborasi
Lebih cepat dan lebih Khususnya, produksi tersebar di semua bisnis dalam
akurat. Urbanisasi, baja, motor listrik, bidang. perusahaan global.
kehidupan pertanian kereta api dsb Masyarakat menjadi
ke kehidupan lebih sosial, dan
industri. berpengetahuan.

mechanization massification digitalization smartization

https://www.intelitek.com/what-is-education-4-0/
KETERKAITAN KEBUTUHAN DUNIA INDUSTRI 4.0 DENGAN PENDIDIKAN 4.0

Pembelajaran
Fleksibilitas produksi
spesifik/idividual

Kontrol kualitas daring Penilaian Formatif

Otomasi pengawasan Peran guru menjadi


pekerja mentor

Produk untuk Perbedaan dan


pelanggan pluralisme
Pendidikan sebagai
Rekayasa sistem
tujuan

Belajar sepanjang Pendidikan guru


hayat berkelanjutan
Tim KKNI Direktorat Pembelajaran
Tim KKNI Direktorat Pembelajaran
KETERKAITAN
9 CPL mengacu pada 1. KKNI DENGAN SN-DIKTI
deskriptor CPL dan STANDAR
kesetaraan jenjang KOMPETENSI Standar Kompetensi
8 kualifikasi KKNI LULUSAN Lulusan menjadi acuan
pengembangan standar
(Ps.5.3)
pendidikan yang lain
7 LAMP FORUM/PENGELOLA
(Ps.5.2)
7.
PERMENRISTEKDIKTI PROGRAM STUDI 6.
STANDAR
NO 44/2015 STANDAR PENGELO-
SARPRAS PENDIDIKAN PENELITIAN
6 LAAN

8. SN-
STANDAR
5 SIKAP PENGETA- 3. PENDANA 2. STANDAR DIKTI
HUAN STANDAR AN DAN ISI
PROSES PEMBIAYA
AN PENGABDIAN
4 5.
KEPADA
4.
MASYARAKAT
KETERAM- KETERAM- STANDAR STANDAR
DOSEN DAN
3 PILAN PILAN
UMUM KHUSUS
PENILAIAN
TENDIK

2 Standar minimal
yang harus dipenuhi Standar minimal yang
untuk menghasilkan
1 lulusan sesuai
harus dipenuhi untuk
mencapai kompetensi
jenjang kualifikasi lulusan
tertentu
PERUMUSAN CPL PANDUAN KPT, 2018

CPL sekurangnya mengandung kemampuan


yang harus dimiliki dan bahan kajian yang
harus dipelajari oleh mahasiswa. literasi data
o analisis kebutuhan stake holders literasi teknologi
o body of knowledge untuk literasi manusia
menentukan bahan kajian
7/25/2019 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi 9
Capaian Pembelajaran Sikap
(Lampiran SN-Dikti)
Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi harus memiliki sikap sebagai
berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan
etika;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta
rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat
atau temuan orisinal orang lain;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dan
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

7/25/2019 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi 10


DIPLOMA EMPAT / SARJANA TERAPAN DAN SARJANA
DIPLOMA EMPAT / SARJANA TERAPAN SARJANA
Lulusan Program Diploma Empat/ Sarjana Terapan wajib Lulusan Program Sarjana wajib memiliki keterampilan umum
memiliki keterampilan umum sebagai berikut: sebagai berikut:
a. mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif, a. mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,
bermutu, dan terukur dalam melakukan pekerjaan yang dan inovatif dalam konteks pengembangan atau
spesifik di bidang keahliannya serta sesuai dengan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan; memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang
b. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan sesuai dengan bidang keahliannya;
terukur; b. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan
c. mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan terukur;
dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan c. mampu mengkaji implikasi pengembangan atau
nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya dalam implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang
rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai
atau karya seni, menyusun hasil kajiannya dalam bentuk dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan
kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai seni, dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan,
mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil
d. mampu menyusun hasil kajian tersebut di atas dalam kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir,
bentuk kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; d. menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas
dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan
DIPLOMA EMPAT / SARJANA TERAPAN dan SARJANA
DIPLOMA EMPAT / SARJANA TERAPAN SARJANA
e. mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan e. mampu mengambil keputusan secara tepat dalam
prosedur baku, spesifikasi desain, persyaratan konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya,
keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
supervisi dan evaluasi pada pekerjaann, f. mampu memelihara dan mengembang-kan jaringan kerja
f. mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam
sama dan hasil kerja sama di dalam maupun di luar maupun di luar lembaganya;
lembaganya; g. mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja
g. mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi
kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan
terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah
kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
tanggungjawabnya; h. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap
h. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung
kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dan
mandiri; dan i. mampu mendokumentasikan, menyimpan,
i. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk
mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum (Lampiran SN-Dikti)
MAGISTER DOKTOR
Lulusan Program Magister wajib memiliki keterampilan-umum Lulusan Program Doktor wajib memiliki keterampilan umum
sebagai berikut sebagai berikut:
a. mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, a. mampu menemukan atau mengembangkan teori/
dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau konsepsi/gagasan ilmiah baru, memberikan kontribusi pada
karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangan serta pengamalan ilmu pengetahuan dan/atau
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan humaniora di bidang keahliannya, dengan menghasilkan
hasil kajian berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah penelitian ilmiah berdasarkan metodologi ilmiah, pemikiran
dalam bentuk tesis atau bentuk lain yang setara, dan logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
diunggah dalam laman perguruan tinggi, serta makalah yang b. mampu menyusun penelitian interdisiplin, multidisiplin atau
telah diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi atau diterima transdisiplin, termasuk kajian teoritis dan/atau eksperimen
di jurnal internasional; pada bidang keilmuan, teknologi, seni dan inovasi yang
b. mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai dituangkan dalam bentuk disertasi, dan makalah yang telah
bidang keahliannya dalam menyelesaikan masalah di diterbitkan di jurnal internasional bereputasi;
masyarakat atau industri yang relevan melalui pengembangan c. mampu memilih penelitian yang tepat guna, terkini, termaju,
pengetahuan dan keahliannya; dan memberikan kemaslahatan pada umat manusia melalui
c. mampu menyusun ide, hasil pemikiran, dan argumen saintifik pendekatan interdisiplin, multidisiplin, atau transdisiplin,
secara bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, dalam rangka mengembangkan dan/atau menghasilkan
serta mengkomunikasikannya melalui media kepada penyelesaian masalah di bidang keilmuan, teknologi, seni,
masyarakat akademik dan masyarakat luas; atau kemasyarakatan, berdasarkan hasil kajian tentang
ketersediaan sumberdaya internal maupun eksternal;
7/25/2019 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi 13
Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum (Lampiran SN-Dikti)
MAGISTER DOKTOR
d. mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang d. mampu mengembangkan peta jalan penelitian dengan
menjadi obyek penelitiannya dan memposisikan ke pendekatan interdisiplin, multidisiplin, atau transdisiplin,
dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan berdasarkan kajian tentang sasaran pokok penelitian dan
melalui pendekatan interdisiplin atau multidisiplin; konstelasinya pada sasaran yang lebih luas;
e. mampu mengambil keputusan dalam konteks e. mampu menyusun argumen dan solusi keilmuan,
menyelesaikan masalah pengembangan ilmu teknologi atau seni berdasarkan pandangan kritis atas
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan fakta, konsep, prinsip, atau teori yang dapat
menerapkan nilai humaniora berdasarkan kajian dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika akademik,
analisis atau eksperimental terhadap informasi dan serta mengkomunikasikannya melalui media massa atau
data; langsung kepada masyarakat;
f. mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara f. mampu menunjukkan kepemimpinan akademik dalam
jaringan kerja dengan kolega, sejawat di dalam pengelolaan, pengembangan dan pembinaan sumberdaya
lembaga dan komunitas penelitian yang lebih luas; serta organisasi yang berada dibawah tanggung jawabnya;
g. mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara g. mampu mengelola, termasuk menyimpan, mengaudit,
mandiri; dan mengaman-kan, dan menemukan kembali data dan
h. mampu mendokumentasikan, menyimpan, informasi hasil penelitian yang berada dibawah tanggung
mengamankan, dan menemukan kembali data hasil jawabnya; dan
penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan h. mampu mengembangkan dan memelihara hubungan
mencegah plagiasi. kolegial dan kesejawatan di dalam lingkungan sendiri atau
melalui jaringan kerjasama dengan komunitas peneliti
diluar lembaga.
REGULASI SISTIM PENDIDIKAN GURU
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005
tentang Sistem Pendidikan Nasional tentang Guru dan Dosen

Undang-undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi


Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Peraturan pemerintah Nomopr 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Standar Nasional Pendidikan tentang Guru.

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia (KKNI).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
dan Kompetensi Guru PendidikanTinggi

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun 2017
tentang Standar Pendidikan Guru.
Pengembangan/Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Guru
KURIKULUM
GURU
PENDIDIKAN PROFESIONAL
PROFESI GURU
PENGEMBANGAN
KURIKULUM
PENDIDIKAN GURU
KURIKULUM
SARJANA
SARJANA PENDIDIKAN
PENDIDIKAN

bekal kompetensi kependidikan


KOMPONEN POKOK
PENDIDIKAN GURU bekal kompetensi substansi
sepanjang sejarah kpg materi yang akan diajarkan
7/25/2019 16
Tantangan Pendidikan Tinggi pada Era Revolusi Industri 4.0
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN (S-1)

Pemahaman peserta didik

Pembelajaran yang
Capaian mendidik
Pembelajaran
Lulusan Program Penguasaan bidang
Sarjana Pendidikan keilmuan dan/atau
keahlian

Sikap dan Kepribadian


Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana Pendidikan
No. Kompetensi Subkompetensi
a. menguasai secara mendalam karakteristik peserta didik dari aspek fisik, psikologis,
Pemahaman sosial, dan kultural untuk kepentingan pembelajaran;
1 peserta b.memberikan layanan pembelajaran yang mendidik kepada peserta didik sesuai dengan
didik karakteristiknya; dan
c. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik secara optimal.

a. menguasai landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, kultural, psikologis, dan


empiris pendidikan;
b. menguasai konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan dan bimbingan;
c. menguasai teori belajar dan pembelajaran; d. memilih secara adekuat pendekatan dan
model pembelajaran, bahan ajar, dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran;
Pembelajaran
2
yang mendidik e. menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam perencanaan pembelajaran,
penyelenggaraan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran;
f. memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran berdasarkan penilaian
proses dan penilaian hasil belajar; dan
g. menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman menyenangkan, menantang, dan
mengembangkan peserta didik untuk berkreasi.
7/25/2019 19
Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana Pendidikan
No. Kompetensi Subkompetensi

a. menguasai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian dalam kurikulum


satuan pendidikan;
b. menguasai konsep dan metode keilmuan yang menaungi substansi bidang
kajian;
c. melakukan pendalaman bidang kajian sesuai dengan lingkungan dan
perkembangan jaman;
Penguasaan bidang d. menguasai integrasi teknologi, pedagogi, muatan keilmuan dana/atau
3 keilmuan dan/atau keahlian, serta komunikasi;
keahlian
e. mengembangkan kurikulum sesuai dengan bidang tugas;
f. mengelola kurikulum tingkat satuan pendidikan;
g. mendiseminasikan karya akademik dalam bentuk publikasi yang diunggah
dalam laman perguruan tinggi dan/atau jurnal bereputasi; dan
h. menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi informasi dalam
konteks pengembangan keilmuan dan implementasi bidang keahlian.

7/25/2019 20
Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana Pendidikan

No. Kompetensi Subkompetensi


a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etika;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
4 Kepribadian h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri;
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
k. memahami dirinya secara utuh sebagai Sarjana Pendidikan;
l. mampu beradaptasi, bekerja sama, berkreasi,
m. berkontribusi, dan berinovasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada
kehidupan bermasyarakat serta memiliki wawasan global dalam perannya
sebagai warga dunia; dan
n. memiliki integritas akademik, antara lain kemampuan memahami arti
plagiarisme, jenis-jenisnya, dan upaya pencegahannya, serta konsekuensinya
apabila melakukan plagiarisme. menguasai konsep dan metode keilmuan yang
menaungi substansi bidang kajian;
7/25/2019 21
International Conference On Artificial Intelligence, Robotics and Automation on September 28-30, Osaka, Japan.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Alignment dengan Visi, Misi, dan University Value

Visi & Profil Capaian Capaian


Pembelajaran
Capaian
Univ Value Pembelajaran Pembel Tahap
Lulusan
Misi Lulusan Mata Kuliah Pembelajaran

7/25/2019 edy cahyono-Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi 22


Model ADDIE adalah salah satu model rancangan pembelajaran yangdikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (1990). Model
ADDIE disusun secarasistematis dengan menggunakan tahap pengembangan, yaitu analysis, design,development,
implementation, dan evaluation yang disingkat dengan ADDIE.

Panduan KPT, 2018


7/25/2019 Edy Cahyono 23
MERUMUSKAN CPMK

7/25/2019 Panduan KPT, 2017 24


The failure in designing curriculum is mostly to overemphasis on declarative
knowledge, and negligence of concept knowledge.
Standar Isi: Kedalaman dan Keluasan
Selanjutnya pasal 9 menyebutkan :
(1) tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (1) untuk setiap program
pendidikan, dirumuskan dengan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan dari KKNI.
(2) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. lulusan program diploma tiga paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilan
tertentu secara umum;
b. lulusan program diploma empat dan sarjana paling sedikit menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan
keterampilan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan
keterampilan tersebut secara mendalam;
c. lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu;
d. lulusan program magister, magister terapan, dan spesialis paling sedikit menguasai teori dan teori aplikasi bidang
pengetahuan tertentu; dan
e. lulusan program doktor, paling sedikit menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu.
(3) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat kumulatif
dan/atau integratif.
(4) Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam bahan
kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah.
KETERAMPILAN UMUM (LAMPIRAN SN-DIKTI)
DIPLOMA EMPAT/SARJANA TERAPAN SARJANA
mampu mengkaji kasus penerapan ilmu mampu mengkaji implikasi pengembangan
pengetahuan dan teknologi yang atau implementasi ilmu pengetahuan
memperhatikan dan menerapkan nilai teknologi yang memperhatikan dan
humaniora sesuai dengan bidang keahliannya menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
dalam rangka menghasilkan prototype, keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan
prosedur baku, desain atau karya seni, etika ilmiah dalam rangka menghasilkan
menyusun hasil kajiannya dalam bentuk solusi, gagasan, desain atau kritik seni,
kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya
seni, dan mengunggahnya dalam laman dalam bentuk skripsi atau laporan tugas
perguruan tinggi akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
DIREKTORAT PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


KAITAN SN-DIKTI DENGAN KURIKULUM

Panduan KPT, 2018


KURIKULUM – RPS – PROSES PEMBELAJARAN

• Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian
yang dijadikan pedoman penyelenggaraan program studi.

• Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah seperangkat rencana


dan pengaturan tentang cara pemenuhan capaian pembelajaran
mata kuliah menggunakan ragam bahan kajian yang relevan,
RPS dengan strategi/metode pembelajaran yang tepat dan melalui
assessment yang benar sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran mata kuliah.

• Proses Pembelajaran adalah ragam aktivitas yang dikembangkan


sebagai pengalaman belajar didukung oleh perangkat
AKTIVITAS
pembelajaran dan akademik atmosfer memadai untuk
PEMBELAJARAN
mewujudkan dan menginternalisasi capaian pembelajaran pada
diri mahasiswa secara terukur melalui assessment yang benar.
PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 44 TAHUN 2015
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
Bagian Keempat
Standar Proses Pembelajaran

Pasal 12
(1) Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b disusun untuk setiap mata kuliah dan
disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain.
(2) RPS atau istilah lain ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
(3) RPS paling sedikit memuat:
a.nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
b.capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
c.kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
d.bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
e.metode pembelajaran;
f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
g.pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu
semester;
h.kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
i. daftar referensi yang digunakan.
(4) RPS wajib ditinjau dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(5) Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik
mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan;
Tahapan dalam Penyusunan RPS

SN-Dikti
Karakteristik
Interaktif
CPL Holistik SN-Dikti
Integratif Prinsip
Saintifik Reliable
Kontekstual Valid Educatif
Tematik Simple Otentik
CPMK Efektif Cost-effective Objektif
Kolaboratif Transparan Akuntabel
Berpusat pada Beneficial Tranpasan
Mahasiswa

Kemampuan ASSESSMENT
Kriteria/ Bahan Metode Alokasi
Akhir Yang
Indikator Kajian Pembelajaran Waktu
Direncanakan Metode Instrumen Bobot

PENYESUAIAN
Pengalaman Belajar Mahasiswa
Rincian Waktu 1 sks Kegiatan Pembelajaran
(Permenristekdikti No.44 Tahun 2015: pasal 17)
Pengertian 1 sks dalam bentuk pembelajaran Jam
a Kuliah, Responsi, Tutorial
Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajara Mandiri
50 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 2,83
b Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis
Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/minggu/semester 70 menit/minggu/semester 2,83
c Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
170 menit/minggu/semester 2,83

Pasal 15:
(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran
satuan kredit semester (sks).
(2) Satu sks setara dengan 170 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester (setara dg
2,83 jam, atau dibulatkan 3 jam)
(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.
(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.
MK Menghitung BesaranMK
Capaian Pembelajaran sks Mata Kuliah(MK) Pengantar
BAHAN KAJIAN TIK S1
Jam Belajar Mhs sks
(CP-MK) (MATERI PEMBELAJARAN) T P
❖ Menguasai prinsip-prinsip dasar klasifikasi, Waktu90belajar
Teori (Kuliah) :
tatanama, identifikasi, strutur dan sifat- 1. Struktur dan kereaktifan yang
190
sifatjm/16mg = 9,25
fisika dan kimia jam xorganik
senyawa 60menit/1jam=senyawa
555 menit
organik diperlukan Mhs
belajar untuk
Mampusks
❖Besar melakukan identifikasi dan
= 555 menit/170 menguji 2.
menit=4,12 4 skshidrokarbon dan
sksSenyawa mencapai CP- 48
kereaktifan gugus fungsional senyawa derivatnya
MK pada setiap
organik tahapan belajar
Praktek :
❖ Memahami klasifikasi, struktur, identifikasi (ditentukan
Kimia 96 oleh100
6
danjam/16mg
kereaktifan =senyawa
6 jam aromatis,
x 60 menit/1jam = 360 menit dosen/tim
Organik polisiklis,
Besar sks= heterosiklis, dan makromolekul
360 menit/170 sks Aromatis, polisiklis, dosen
menit=2,1181. 2Senyawa berdasarkan
organik dan heterosijklis,
pengalaman
❖ Mampu melakukan identifikasi dan menguji 2. Makromolekul organik, mengampu MK 48
Total besarnya sks : 2 sks (kuliah) + 1 sks (praktek) =
kereaktifan senyawa aromatis, polisiklis, tsb.)
6heterosiklis,
sks dan makromolekul organik

(1sks=170menit/mg)
PB-Seri-1 T o t a l 190 96
PB-Seri-2
PB-Seri-3

PB-Seri-4
PB-Seri-5
PB-Seri-6

PB-Seri-7

PB-Seri-8
PB-Seri-9

PB-Seri-10

PB-Seri-11

PB-Seri-12
T=Teori
P=Praktek
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (BEBAN BELAJAR MAHASISWA)
No Program Beban Belajar Masa Studi Paling lama (tahun)
Minimum (sks)
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program, mahasiswa wajib menempuh Beban Belajar
Minimum dalam Masa Studi sbb.:
1 D1 36 2
2 D2 72 3
3 D3 108 5
4 D4/Sarjana 144 7
5 Profesi 24 3 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)

6 Magister, Magister terapan, 36 4 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)


dan Sp
7 S-3, S-3 Terapan, & Sub- Sp 42 7 (setelah menyelesaikan program magister,
magister terapan, Sp)
Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi (IPS > 3,00)dan etika baik setelah dua semester tahun pertama dapat
mengambil maksimum dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester. Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi
(IPS >3,5) dan etika baik, dapat melanjutkan program doktor bersamaan dengan penyelesaian program magister paling
sedikit setelah menempuh program magister 2 semester, ttp hrs menyelesaikan program Magister/Magister terapan
sebelum menyelesaikan programdoctor.
3
7
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
a. Prinsip : Edukatif, Otentik, Obyektif, e. Pelaporan Penilaian : A = 4
Akuntabel, transparan, dan terintegrasi Sangat baik, B=3 Baik, C=2
Cukup, D=1 kurang, E =0
sangat kurang
menyusun, menyampaikan,
menyepakati tahap, teknik, memberikan umpan
instrumen, kriteria, indikator, dan melaksanakan
bobot penilaian antara penilai balik dan konfirmasi
proses penilaian
dan yang c.dinilai sesuaiPenilaian
Mekanisme dengan---- Prosedur Penilaian hasil penilaian
rencana pembelajaran
f. Kelulusan Mahasiswa:
d. Pelaksana Penilaian: Dosen atau
b. Teknik Penilaian: Observasi, Diploma & Sarjana: ≥ 2.00,
Tim Dosen Pengampu tanpa atau
partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, Selain itu: ≥ 3.00
dengan menyertakan pihak lain.
tes lisan, dan angket 2,76 -3,0 memuaskan,
U/ Doktor wajib ada penilai
Instrumen : proses -rubrik, dan/ atau 3,01-3,5 sgt memuaskan,
external
penilaian hasil portofolio/karya >3,50 pujian
disain, observasi
Beberapa teknik, instrumen, dan prinsip-
prinsip penilaian hasil belajar
Penilaian Teknik Instrumen
Sikap Observasi 1. Rubrik untuk penilaian
Keterampilan Umum Observasi, partisipasi, proses dan /atau
unjuk kerja, tes tertulis, 2. Portofolio atau karya desain
Keterampilan Khusus untuk penilaian hasil
tes lisan, dan angket
Penguasaan Pengetahuan

Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian
yang digunakan
Prinsip-prinsip penilaian: Edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan, dan tekniknya
perlu diperbaiki terus menerus
KURIKULUM – RPS – PROSES PEMBELAJARAN

• Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian
yang dijadikan pedoman penyelenggaraan program studi.

• Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah seperangkat rencana


dan pengaturan tentang cara pemenuhan capaian pembelajaran
mata kuliah menggunakan ragam bahan kajian yang relevan,
RPS dengan strategi/metode pembelajaran yang tepat dan melalui
assessment yang benar sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran mata kuliah.

• Proses Pembelajaran adalah ragam aktivitas yang dikembangkan


sebagai pengalaman belajar didukung oleh perangkat
AKTIVITAS
pembelajaran dan akademik atmosfer memadai untuk
PEMBELAJARAN
mewujudkan dan menginternalisasi capaian pembelajaran pada
diri mahasiswa secara terukur melalui assessment yang benar.
Rincian Waktu 1 sks Kegiatan Pembelajaran
(Permenristekdikti No.44 Tahun 2015: pasal 17)
Pengertian 1 sks dalam bentuk pembelajaran Jam
a Kuliah, Responsi, Tutorial
Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajara Mandiri
50 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 2,83
b Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis
Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/minggu/semester 70 menit/minggu/semester 2,83
c Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
170 menit/minggu/semester 2,83

Pasal 15:
(1) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d, dinyatakan dalam besaran
satuan kredit semester (sks).
(2) Satu sks setara dengan 170 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester (setara dg
2,83 jam, atau dibulatkan 3 jam)
(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.
(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam belas) minggu.
MERUMUSKAN CPMK

7/25/2019 Panduan KPT, 2017 42


MK Menghitung BesaranMK
Capaian Pembelajaran sks Mata Kuliah(MK) Pengantar
BAHAN KAJIAN TIK S1
Jam Belajar Mhs sks
(CP-MK) (MATERI PEMBELAJARAN) T P
❖ Menguasai prinsip-prinsip dasar klasifikasi, Waktu90belajar
Teori (Kuliah) :
tatanama, identifikasi, strutur dan sifat- 1. Struktur dan kereaktifan yang
190
sifatjm/16mg=9,25 jam x 60menit/1jam=
fisika dan kimia senyawa organik 555 menit
senyawa organik diperlukan Mhs
Mampusks
❖Besar melakukan identifikasimenit=4,12 2. 4
dan menguji sks belajar untuk
= 555mrnit/170 sks hidrokarbon dan
Senyawa
mencapai CP- 48
kereaktifan gugus fungsional senyawa derivatnya
MK pada setiap
organik tahapan belajar
Praktek :
❖ Memahami klasifikasi, struktur, identifikasi (ditentukan
Kimia 96 oleh100
6
danjam/16mg
kereaktifan =senyawa
6 jam aromatis,
x 60menit/1jam = 360 menit dosen/tim
Organik polisiklis,
Besar sks= heterosiklis, dan makromolekul
360 menit/170 sks Aromatis, polisiklis, dosen
menit=2,1181. 2Senyawa berdasarkan
organik dan heterosijklis,
pengalaman
❖ Mampu melakukan identifikasi dan menguji 2. Makromolekul organik, mengampu MK 48
Total besarnya sks : 2 sks (kuliah) + 1 sks (praktek) =
kereaktifan senyawa aromatis, polisiklis, tsb.)
6heterosiklis,
sks dan makromolekul organik

(1sks=170menit/mg)
PB-Seri-1 T o t a l 190 96
PB-Seri-2
PB-Seri-3

PB-Seri-4
PB-Seri-5
PB-Seri-6

PB-Seri-7

PB-Seri-8
PB-Seri-9

PB-Seri-10

PB-Seri-11

PB-Seri-12
T=Teori
P=Praktek
Beberapa teknik, instrumen, dan prinsip-
prinsip penilaian hasil belajar
Penilaian Teknik Instrumen
Sikap Observasi 1. Rubrik untuk penilaian
Keterampilan Umum Observasi, partisipasi, proses dan /atau
unjuk kerja, tes tertulis, 2. Portofolio atau karya desain
Keterampilan Khusus untuk penilaian hasil
tes lisan, dan angket
Penguasaan Pengetahuan

Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian
yang digunakan
Prinsip-prinsip penilaian: Edukatif, otentik, objektif, akuntabel, transparan, dan tekniknya
perlu diperbaiki terus menerus
Orientasi/Arah Pembelajaran
Mengarahkan pada karakteristik pembelajaran Abad 21
(critical thinking and problem solving, communication,
collaboration, creativity and innovation)
Karakteristik Pembelajaran
▪ Integratif ▪ Tematik
▪ Holistik ▪ Efektif
▪ Saintifik ▪ Kolaboratif
▪ Kontekstual ▪ Berpusat pada siswa
7/25/2019 Edy Cahyono 45
supartha_utama@unud.ac.id
PROSES PEMBELAJARAN
Bentuk Pembelajaran Metode
(Pasal 14 (5)) (Pasal 14 (3))

Kuliah
1. diskusi kelompok,
Responsi dan 2. simulasi,
Tutorial 3. studi kasus,
4. pembelajaran kolaboratif,
Mata kuliah Seminar 5. pembelajaran kooperatif,
6. pembelajaran berbasis proyek,
Setiap matakuliah dapat praktikum, 7. pembelajaran berbasis
menggunakan satu atau praktik studio, masalah, atau metode
beberapa metode praktik bengkel, pembelajaran lain yang
pembelajaran yang
diwadahi dalam suatu
atau praktik efektif.
bentuk pembelajaran lapangan

7/25/2019 Edy Cahyono 47


PASSIVE
10% Reading Verbal
reciving
Cone of Edger Dale

20% Hearing words


30%
Watching
Looking at video
picture Visual
50% reciving
Looking
Watchingat an exhibition
a demonstration
Seeing it done on location
Partici-
70%

ACTIVE
Participating inaatalk
Giving discussion pating
Doing a Dramatic Presentation
Simullating the Real Experience
Doing the Real Thing Doing
90%
TINGKAT TINGKAT
PENGALAMAN BELAJAR KETERLIBATAN
MEMORISASI
Pengalaman belajar
No Bentuk Pembelajaran
1 Kuliah, Responsi, Tutorial
2 Seminar atau yang setara
3 Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik Lapangan, Penelitian, Pengabdian
Kepada Masyarakat dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara

No Metode Pembelajaran
1 Small Group Discussion SGD
2 Role-Play & Simulation RPS
3 Discovery Learning DL
PENUGASAN 4 Self-Directed Learning SDL
MAHASISWA 5 Cooperative Learning CoL
6 Collaborative Learning CbL
7 Contextual Learning CtL
8 Project Based Learning PjBL
9 Problem Based Learning & Inquiry PBL
Sumber: Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015
No Metoda Pembelajaran Orientasi
1 Small Group Discussion Berbagi pengetahuan dan pengalaman &
kemampuan komunikasi.

2 Role-Play & Simulation Belajar dg bermain peran dan menirukan


gerak / model / pola / prosedur.

3 Discovery Learning Belajar melalui penelusuran, penelitian dan


pembuktian/penemuan
4 Self-Directed Learning Belajar berdasarkan pengalamannya
sendiri.
5 Cooperative Learning Belajar dalam tim dengan tugas yang sama
untuk mencapai tujuan bersama.

6 Collaborative Learning Belajar dalam tim dengan tugas yang


berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

7 Contextual Learning ”Doing the real thing”


8 Project Based Learning Belajar berdasarkan target dan
perencanaan
9 Problem Based Learning & Belajar berdasarkan pada masalah dengan
Inquiry solusi “open ended”, melalui penelusuran
dan penyelidikan/penelitian
1. Small Group Discussion (SGD)
Small Group Discussion (SGD) adalah metode
pembelajaran dimana mahasiswa belajar berbagi
ide dan pendapat dalam kelompok kecil antara 4-6
orang, mahasiswa memperoleh pengetahuan dan
pengalaman belajar yang sama

Peran Dosen sebagai pendamping,


motivator dan fasilitator bagi
kelompok belajar mahasiswa
Kemampuan
Aktivitas Belajar yang Diperoleh Aktivitas
MHS MHS Dosen

Kerjasama,, Komunikasi,,
Membentuk kelompok (3-5) Skill Presentasi,, Membuat rancangan bahan
mahasiswa, Memilih bahan Mengemukakan Pendapat,, diskusi dan aturan diskusi,
diskusi, Mempresentasikan paper Leadership,, Kemampuan Menjadi moderator dan
dan mendiskusikan di kelas, analisis, Saling menghargai, sekaligus mengulas pada
Berdiskusi, Memberi & menerima Berfikir kritis, Percaya diri, setiap akhir sesi diskusi
umpan balik, Berpendapat Inisiatif , Tanggung jawab, mahasiswa, Memberikan
disertai fakta dan argumentasi Mengambil keputusan, umpan balik bagi mahasiswa
yang baik, Mengemukakan ide-
ide, Menyimpulkan poin-poin Pemahaman materi lebih Melakukan evaluasi.
penting dalam diskusi, Menelaah cepat.
latihan, quis, tugas menulis,
Membandingkan tiori, konsep, isu
dan interpretasi, Menyelesaikan
masalah.
2. Role-Play & Simulation Learning (RPL)
Role-Play & Simulation Learning (RPL) adalah metode belajar dengan bermain peran
sebagai penyampaian materi pembelajaran dengan menghadirkan peran-peran yang
ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi bagi mahasiswa untuk memberi penilaian
terhadap hasil belajar nya.

Peran Dosen sebagai pendamping, memberikan contoh terhadap peran tertentu,


motivator dan fasilitator bagi mahasiswa
Kemampuan
Aktivitas yang Diperoleh Aktivitas
Belajar MHS MHS Dosen

Merancang situasi /
Pengalaman & Trampil, kegiatan yang mirip
Mempelajari dan menjalankan suatu peran Imaginative, Kreative,
yang ditugaskan.Mempraktekan / mencoba sesungguhnya, bisa berupa;
berbagai model yang telah disiapkan(pantum,
Empaty , Apreasitif & Peka bermain peran, model,
komputer, prototipe, games dll), Mempraktekan thd situasi, Percaya diri, komputer,dll.
kemampuan generik (misal komunikasi verbal Jujur, Leadership, Ketepan Mendemontrasikan suatu
& non-verbal), Mempraktekan kemampuan analisis, Menirukan peran, peran atau pekerjaan
khusus (praktikim,dll), Mempraktekan Mandiri, Tanggung jawab, tertentu, Membahas kinerja
kemampuan dalam tim, Mengembangkan mahasiswa,Melakukan
kemampuan menyelesaikan masalah (problem-
solving), Mengembangkan kemampuan sintesis, evaluasi terhadap kinerja
Mengembangkan kemampuan empati. belajar mahasiswa.
3. Discovery Learning (DL)
Discovery Learning (DL) adalah metode belajar dimana mahasiswa tidak mempelajari sesuatu yg tersaji
secara final, namun mahasiwa mengorganisir materi belajarnya sendiri, menemukan konsep dan prinsip
melaui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Perbedaan nya dengan Inquiry
adalah, jika pada discovery masalah dipersiapkan dan direkayasa oleh dosen, sedangkan pada Inqury
masalah bukan dari hasil rekayasa-masalah apa adanya.
(sumber: Bruner, Lefancois)

Peran Dosen sebagai pendamping, merancang dan menginisiasi materi


awal dapat berupa soal atau kasus, motivator dan fasilitator bagi
mahasiswa.
Aktivitas Belajar Kemampuan Aktivitas
MHS yang Diperoleh Dosen
MHS

Mencari, mengumpulkan, dan Kemampuan Menyediakan data/ metode


menyusun informasi yang ada untuk menelusuri
untuk mendeskripsikan suatu
penelusuran &
identifikasi masalah, pengetahuan yang akan
pengetahuan yang sedang dipelajari mahasiswa,
dipelajari, Mendiskusikan dalam Kreatif, Inovatif,
kelompoknya, Membuat Inisiatif, Kemandirian, Memberikan bimbingan,
kesimpulan-kesimpulan penting Kemampuan sintesis, & Memeriksa dan memberi
dengan sintesis dan analisis, analisis, Berani & Ulet, ulasan terhadap hasil
Membuat tulisan dan slide untuk Berfikir kritis, belajar mahasiswa,
dipresentasikan, Pengamatan, Problem Melakukan evaluasi
Mempresentasikan secara verbal &
non-verbal, Membuat resume dari
solving, terhadap hasil belajar.
hasil presentasi dan diskusi,
4. Self-Directed Learning (SDL)

Self-Directed Learning
(SDL)
Belajar atas inisiatif dan kebutuhan nya sendiri dengan objek belajar, perencanaan dan
metode belajar yang dipilih sendiri, dengan tujuan untuk peningkatan pengetahuan,
keahlian, prestasi, dan pengembangkan diri sendiri. Mahasiswa menyadari kebutuhan
belajar, tujuan belajar, membuat strategi belajar, menilai hasil belajar, serta
memiliki tanggung jawab sendiri menjadi agen perubahan dalam belajar

Peran Dosen sebagai pendamping, motivator dan fasilitator bagi


mahasiswa
Aktivitas Belajar Kemampuan yang Aktivitas
MHS Diperoleh MHS Dosen

Mandiri & percaya


diri,menumbuhkan rasa Memotivasi dan Memfasilitasi
tanjung jawab, time Mahasiswa Memberikan arahan,
Inisiatif belajar dari mahasiswa sendiri, management, evaluasi diri, bimbingan dan umpanbalik
Belajar dalam bentuk kelompok atau kreative, inovative, kemajuan belajar mahasiswa,
individual, Merencanakan kegiatan pengembangan diri, Memberikan pengakuan,
belajar, melaksanakan, dan menilai menyusun strategy plan, penghargaan, atau penguatan
pengalaman belajarnya sendiri, ketekunan, disiplin. terhadap hasil belajar mahasiswa,
Membangun pengetahuannya sendiri Melakukan evaluasi terhadap hasil
berdasarkan pengelaman belajar, belajar mahasiswa.
Mempresentasikan hasil belajar di kelas
atau dihadapan dosen.
5. Cooperative Learning (CL)

Pengertian
Cooperative
Peran
Learning Dosen Pendamping,
Metode pembelajaran dimana motivator dan
(CL) mahasiswa belajar dalam fasilitator bagi
interkasi sosial dan saling kelompok belajar
ketergantungan positif dalam mahasiswa.
kelompok kecil antara 4-6
orang dalam struktur
kelompok yang heterogen,
mahasiswa memperoleh
kemampuan yang sama.

(Sumber: Slavin, Johnson & Johnson, 2006)


Aktivitas Belajar Kemampuan yang Aktivitas
MHS Diperoleh MHS Dosen

• Kemampuan kerjasama dalam tim,


Rasa tanggung jawab dalam tim,
• Kelompok Terdiri dari 3-7 Komunikasi, Leadership, • Merancang dan memonitor
Mhs. dari kemampuan yang Kebersamaan, proses belajar mahasiswa.
beragam, • Toleransi, Saling menghargai, • Menyiapkan kasus /
• Melakukan koordinasi dlm Penyelesaian masalah bersama, masalah untuk diselesaikan
kelompok, Ketrampilan sosial. mahasiswa secara
• Membahas & berkelompok.
menyimpulkan masalah / • Menentukan tujuan akhir
tugas yang diberikan dosen pembelajaran,
secara berkelompok. • Memberikan arahan dan
• Menjalankan tugas bimbingan,
pembelajaran yang telah • Melakukan evaluasi
diberikan oleh dosen, terhadap kinerja masing-
• Mempresentasikan hasil masing Mhs. dalam tim
belajar di kelas atau
dihadapan dosen.
6. Collaborative Learning (CbL)
Metode pembelajaran dimana mahasiswa belajar dalam
interkasi sosial dalam kelompok kecil dalam struktur kelompok
yang hiterogen, mahasiswa saling bertukar pikiran dan perasaan,
Collaborative Learning (CbL)

Pengertian Collaborative Learning bertanggung jawab atas tindakan nya masing, saling menghargai
(CbL) dan memberikan dukungan pada kelompoknya. CbL
menekankan pd pembelajaran bermakna, pemecahan masalah,
dan pengembangan aspek sosial.
(Sumber: Gerlach,1994; Borich, 1996; Tinzmann,dkk.,1990)

pendamping, motivator dan fasilitator bagi kelompok belajar


Peran Dosen mahasiswa.
Kemampuan
Aktivitas Aktivitas
yang Diperoleh
Belajar MHS Dosen
MHS
Apresiasi & Penghargaan
terhadap pendapat yg berbeda,
Share vision, Group decision
• Kelompok Terdiri dari 3-7 Mhs. dari making, Time management, • Merancang tugas yang
kemampuan yang beragam, Percaya diri, Kerelaan Berbagi bersifat open ended.
• Membagi peran dalam mengorganisasi pengalaman/pengetahuan, • Sebagai fasilitator,
pekerjaan tertentu, Kemampuan komunikasi. motivator dan fasilitator,
Disiplin & bertanggung jawab.
• Melakukan koordinasi dlm kelompok, • Melakukan evaluasi
Menyamakan persepsi
• Membuat rancangan kerja kelompok, Kemampuan berfikir kritis. terhadap kinerja masing-
penjadwalan, prosedur kerja dan bentuk Open mindedness, Kemampuan masing Mhs. dalam tim
penilaian berdasarkan konsensus bernegoisasi. strategy plan,
kelompok sendiri. Teamwork , Kreatif & Inovatif ,
• Bekerja sama dengan anggota Inisiatif.
kelompoknya dalam mengerjakan tugas.
• Mempresentasikan hasil belajar di kelas.
7. Contextual Learning (CtL)
Contextual Learning (CtL) adalah metode pembelajaran yang berupaya mengaitkan
konsep-konsep atau teori-teori dengan dunia nyata, pembelajaran yang merangsang
otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna
(Bruffee,1984; Elaine B. Johnson, 2002)

Peran Dosen sebagai pendamping, motivator dan fasilitator bagi mahasiswa


Kemampuan
Aktivitas Belajar Aktivitas
yang Diperoleh
MHS Dosen
MHS

Adaptif terhadap dunia


• Mhs. belajar dalam kelompok nyata, Kepekaan pada • Menyusun tugas untuk studi
kecil atau secara individual, kebutuhan lingkungan, mahasiswa terjun di lapangan.
• Menjalaskan bahan kajian yang
• Melakukan studi lapangan / berfikir kritis & aktual, bersifat teori & mengkaitkannya dg
terjun di dunia nyata untuk Memperoleh pengalaman, situasi nyata atau kerja profesional.
mempelajari kesesuaian teori
dan kenyataan. Kemampuan aplikasi, • Menghargai setiap
pengalaman/pengetahuan yang
• Membahas konsep / teori yang Sintesis, responsif, dimiliki Mhs.,
berkaitan dengan situasi nyata. Apresiasi, berempati, • Mengevaluasi hasil belajar Mhs.
• Memcari korelasi antara tiori Kemampuan analisis,
dan kenyatan, Komunikasi.
• Membuat kesimpulan-
kesimpulan tentang kesesuaian
antara tiori dan kenyataan,
• Membuat tulisan dan
mempresentasikan dikelas atau
dihadapan dosen.
8. Project Based Learning (PjBL)

Project Based
Peran Dosen
Learning (PjBL)

metode pembelajaran yang menggunakan


proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik pendamping, motivator dan
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan fasilitator bagi mahasiswa
berbagai bentuk hasil belajar.

metode belajar yang menggunakan masalah


sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata
Kemampuan
Aktivitas Belajar Aktivitas
yang Diperoleh
MHS Dosen
MHS
Bertanggung jawab, Terlatih
membuat rancangan projek,
Belajar dalam kelompok kecil (3-5) Bekerja secara sistematik Merumuskan tugas dan
atau belajar secara individual, menghasilkan projek yang e
fisien,Percaya diri, Taat pada melakukan proses
Mengerjakan tugas (berupa proyek)
yang telah dirancang secara assas,Kreatif & Inovatif pembimbingan,
sistimatis. Belajar pengetahuan dan ,Kemampuan berkomunikasi, Sebagai fasilitator,
ketrampilan melalui proses Aktualisasi, Kemampuan motivator dan fasilitator,
pencarian dan penggalian (inquiry), menjelaskan,Perencanaan & Melakukan evaluasi
Menunjukan kinerja dan Pengelolaan, Kemampuan terhadap kinerja Mhs.
mempertanggung jawabkan hasil untuk memprediksi,
kerjanya di forum. Membuat Kemampuan menjalankan
proposal projek yang akan metoda,Ketepatan.
dikerjakan, serta
mempresentasikannya di kelas.
9. Problem Based Learning & Inquiry (PBL)
Problem Based Learning (PBL) adalah metode
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus
belajar untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan
masalah, penguasaan materi dan pengaturan diri.
(Sumber: Hmelo-Silver, 2004; Serafino & Cicchelli, 2005)

Peran Dosen sebagai pendamping, motivator dan


fasilitator bagi mahasiswa dalam belajar
menyelasikan masalah-masalah
Kemampuan
Aktivitas Belajar Aktivitas
yang Diperoleh
MHS Dosen
MHS

• Belajar dalam kelompok kecil (3-5) • Terlatih menyelesaikan masalah • Merancang tugas belajar dengan
atau belajar secara individual, (problem-solving), Kemampuan berbagai alternatif metode
• Menerima masalah sesuai dengan mencari informasi baru (inquiry), penyelesaian masalah.
kompetensi tujuan pembelajaran, Kepekaan melihat masalah,
Ketajaman analisis & identifikasi • Memberikan arahan dan
• Belajar dengan menggali / mencari bimbingan dalam proses belajar,
informasi (inquiry), serta varibel masalah, Kemampuan
memanfaatkan informasi tsb untuk interpretasi, • Sebagai fasilitator, motivator dan
memecahkan masalah faktual yang • Mengambil keputusan, Berfikir kritis, fasilitator,
sedang dihadapi. Prioritas & Selektif, Tanggung jawab, • Melakukan evaluasi terhadap
• Menganalisis strategi pemecahan Kreatif , Menggunakan metoda, kinerja Mhs
masalah. Kemampuan life long learning,
Kemandirian.
• Berdiskusi dalam kelompok,
• Mempresentasikan di kelas.
1. BLENDED LEARNING
Pembelajaran Bauran (blended learning)
Pembelajaran bauran (blended learning) adalah salah satu metoda pembelajaran yang
memadukan secara harmonis antara keunggulan-keunggulan pembelajaran tatap muka (offline)
dengan keunggulan-keunggulan pembelajaran daring (online) dalam rangka mencapai capaian
pembelajaran lulusan (tim KPT KemenristekDikti, 2018)
Prosentase Metode Penjelasan
materi belajar pembelajaran
dari akses daring
0% Tatap muka Materi pembelajaran diperoleh di kelas, dan pengajaran secara lisan.
1% - 29% Web Pada dasarnya pembelajaran masih terjadi secara tatap muka di kelas, namun dosen
sudah memulai menfasilitasi mahasiswa dengan meletakan RPS, tugas-tugas, dan materi
pembelajran di web atau sistem menajemen kuliah (CMS).
30% - 79% Bauran Pembelajaran terjadi secara bauran baik secara daring maupun tatap muka. Dosen
melaksanakan pembelajaran secara daring baik pada waktu yang sama, waktu yang
berbeda. Kuliah dosen, materi, tugas-tugas, contoh-contoh, dan ilustrasi dapat diakses
oleh mahasiswa setiap saat secara daring. Dosen dapat melaksanakan kuliah
menggunakan LMS-Moodle, Webax, Hangouts, FB, Edmudo, dll.
 80% daring Pembelajaran sepenuhnya terjadi secara daring, sudah tidak terjadi lagi tatap muka.
Semua materi pembelajaran, contoh-contoh, dan tugas-tugas dilakukan secara daring.
Taxonomy Blended Learning
(KPT, 2018)
(a) Rotation Model, model dimana mahasiswa beraktivitas belajar dari satu tempat pusat belajar ke pusat
belajar lainnya sesuai dengan jadwal atau RPS yang telah ditetapkan oleh dosennya. Mahasiswa belajar
dalam siklus aktivitas belajar, misalnya mengikuti kuliah di kelas, diskusi kelompok kecil, belajar daring,
termasuk mengerjakan tugas bersama secara kolaboratif, lalu kembali lagi belajar di kelas bersama dosen.
(b) Flex Model, model dimana rencana pembelajaran dan materi pembelajaran telah dirancang secara daring
dan diletakkan di fasilitas eLearning. Aktivitas belajar mahasiswa terutama dilakukan secara daring. Dosen
akan memberikan dukungan belajar tatap muka di kelas secara fleksibel, saat memang diperlukan oleh
mahasiswa.
(c) Self-blend Model, model dimana mahasiswa secara mandiri berinisiatif mengambil kelas daring baik di
kampus maupun di luar kampus. Kelas daring yang diikuti oleh mahasiswa tersebut untuk melengkapi kelas
tatap muka di kampus. Mahasiswa menggabungkan sendiri kegiatan belajar daring dan kegiatan belajar
tatap muka di kelas.
(d) Enriched Virtual Model, model dimana mahasiswa satu kelas belajar bersama-sama di kelas dan di lain
waktu belajar jarak jauh dengan sajian materi pembelajaran dan tatap muka dengan dosen secara daring.
Pembelajaran daring dapat menggunakan beberapa macam perangkat video confarance, Webex, LMS, dll.
Model ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa yang tidak punya waktu cukup banyak untuk belajar di kelas,
karena dia bekerja.
2. FLIPPED LEARNING
Flipped Classroom is an instructional strategy and a type
of blended learning that reverses the traditional
learning environment by delivering instructional
content, often online, outside of the classroom. It
moves activities, including those that may have
traditionally been considered homework, into the
What is the classroom.

'Flipped
The flipped classroom describes a reversal of
Classroom'? traditional teaching where students gain first exposure
to new material outside of class, usually via reading or
lecture videos, and then class time is used to do the
harder work of assimilating that knowledge through
strategies such as problem-solving, discussion or
debates. (Vanderbilt University, Center for Teaching).
How to make lectures engaging and interactive
MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE
PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran
Pola atau struktur pembelajaran yang didesain, diterapkan, dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka
mencapai - tujuan pembelajaran. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Strategi Pembeajaran
Suatu Pola umum pembelajaran yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan,
psikologi, didaktik, dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur (urutan langkah pembelajaran)
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi, dan waktu
yang diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pemeblajaran secara efektif dan efisien

Pendekatan pembelajaran
Suatu rangkaian tindakan pembelajaran yang dilandasi oleh prinsip dasar tertentu (filosofis, psikologis, didaktis
dan ekologis) yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran tertentu

Metode Pembelajaran
Metode adalah jabaran dari pendekatan .Metode pembelajaran merupakan prosedur pembelajaran yang
difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran
Contoh Penerapan
MODEL
COOPERATIVE LEARNING
JIGSAW
PENDEKATAN
STUDENT CENTERED LEARNING
STRATEGI
PEMBENTUKAN KELOMPOK AHLI, PEMBENTUKAN
KELOMPOK ASAL, MERUMUSKAN METODE
PEMBALAJARAN, MENDESAIN PEMBELAJARAN
DENGAN METODE YANG TEPAT
METODE
PROJECT BASED LEARNING

TEKNIK
DISKUSI KELOMPOK,
PRESENTASI, SIMULASI

7/25/2019 Edy Cahyono 77


Desain Workshop dengan Model Jigsaw
1. Pembentukan Kelompok
Ahli (Expert) Peserta
berkelompok
SGD DL PjBL CbL CtL PBL mendiskusikan tentang
Pengertian, kelebihan,
kelemahan dan tahap
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 pembelajaran dengan
metode SGD, DL, PjBL,
EXP EXP EXP EXP EXP CbL, CtL, dan PBL. Hasil
5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 EXP
2 diskusi kel expert ditulis
1
dalam PPT ringkas.
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2. Kelompok ahli menyebar
ke kelompok asal
sehingga dalam satu
kelompok terdiri dari
anggota kelompok ahli
yang berbeda
3. Kelompok asal
merumuskan suatu
contoh rancangan
pembelajaran yang
paling tepat untuk satu
bahan kajian/Materi
Pembelajaran,
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 menuangkan dalam RPS,
dan merancang simulasi
5 A 2 5 pembelajarannya.
5 B 2 C 2 5 D 2 5 E 2 5 F 2 4. Presentasi dan simulasi
pembelajaran
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
LATIHAN
MATA KULIAH CPL CPMK

PENILAIAN:
BENTUK,
MATERI INDIKATOR
METODE, ALOKASI
PERT KE SUB CPMK PEMBELAJARAN/ KRITERIA
PENGALAMAN WAKTU
BAHAN KAJIAN BOBOT
BELAJAR
TEKNIK, INSTRUMEN

TUGAS WAKTU PENILAIAN


Terstruktur:

Mandiri:
Rujukan
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing. New York: Longman.
AUN-QA. (2015). Guide to AUN-QA Assessment at Programme Level Version 3.0. Bangkok:
ASEAN University Network.
Branch , R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2014). The Systematic Design of Instruction (8 ed.). New
York: Pearson.
Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. (1992). Principles of Instructional Design (4 ed.).
New York: Harcourt Brace College Publishers.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (8 ed.). New Jersey: Pearson
Education,Inc.
Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. (2015, Desember 28).
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44. Jakarta, DKI, Indonesia:
Kemenristekdikti.
Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (2016), Direktorat Pembelajaran -
KemenristekDikti

Anda mungkin juga menyukai