Anda di halaman 1dari 2

Amfetamin adalah suatu senyawa sintetik yang tergolong perangsang susunan saraf pusat.

Ada 3 jenis amfetamin, yaitu:


1. Laevoamfetamin (benzedrin)
2. Dekstroamfetamin (deksedrin)
3. Metilamfetamin (metedrin)

Banyak macam derivat amfetamin dibuat dengan sengaja oleh laboratorium dengan tujuan
penggunaan rekreasional, misalnya yang banyak disalahgunakan di Indonesia saat ini
adalah 3,4 metilen-di-oksi met-amfetamin (MDMA) atau lebih dikenal sebagai ekstasi, dan
met-amfetamin (sabu-sabu). Metilfenidat (Ritalin) jarang disalahgunakan. Dalam bidang
Psikiatri, metilfenidat digunakan untuk terapi anak dengan GPPH (Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktif).
Pada umumnya, amfetamin dikonsumsi melalui suntikan intravena atau subkutan, inhalasi
uap, snorting, supositoria, atau secara oral.
Gambaran Klinis
Pengaruh amfetamin terhadap pengguna bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang
digunakan, dan cara menggunakannya. Dosis kecil semua jenis amfetamin akan
meningkatkan tekanan darah, mempercepat denyut nadi, melebarkan bronkus,
meningkatkan kewaspadaan, menimbulkan euforia, menghilangkan kantuk, mudah terpacu,
menghilangkan rasa lelah dan rasa lapar, meningkatkan aktivitas motorik, banyak bicara,
dan merasa kuat.
Dosis sedang amfetamin (20-50 mg) akan menstimulasi pernafasan, menimbulkan tromor
ringan, gelisah, meningkatkan aktivitas montorik, insomnia, agitasi, mencegah lelah,
menekan nafsu makan, menghilangkan kantuk, dan mengurangi tidur.
Penggunaan amfetamin berjangka waktu lama dengan dosis tinggi dapat menimbulkan
perilaku stereotipikal, yaitu perbuatan yang diulang terus-menerus tanpa mempunyai
tujuan, tiba-tiba agresif, melakukan tindakan kekerasan, waham curiga, dan anoneksia yang
berat.
lntoksikasi dan Putus Amfetamin
lntoksikasi amfetamin ditandai dengan:
a. Pamakaian amfetamin yang belum lama terjadi
b. Takikandia atau bradikardia
c. Perubahan perilaku maladaptif yang bermakna secara klinis
d. Dilatasi pupil
e. Peninggian atau penurunan tekanan darah
f. Berkeringat atau menggigil
g. Mual atau muntah
h. Tanda-tanda penurunan berat badan
i. Agitasi atau retardasi psikomotor
j. Kelemahan otot, depresi pernafasan, nyeri dada, atau aritmia jantung
k. Konvulsi, kejang, diskinesia, distonia, atau koma

Gejaia putus amfetamin ditandai dengan:


a. Penghentian (atau penurunan) amfetamin yang telah lama atau berat
b. Depresi
c. Keleiahan
d. Mimpi yang gamblang dan tidak menyenangkan
e. Insomnia atau hipersomnia
f. Peningkatan nafsu makan
g. Retardasi atau agitasi psikomotor

Banyak macam derivat amfetamin dibuat dengan sengaja oleh laboratorium dengan tujuan
penggunaan rekreasional, misalnya yang banyak disalahgunakan di Indonesia saat ini adalah 3,4
metilen-di-oksi met-amfetamin (MDMA) atau lebih dikenal sebagai ekstasi, dan met-amfetamin
(sabu-sabu). Metilfenidat (Ritalin) jarang disalahgunakan. Dalam bidang Psikiatri, metilfenidat
digunakan untuk terapi anak dengan GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif).
Pada umumnya, amfetamin dikonsumsi melalui suntikan intravena atau subkutan, inhalasi uap,
snorting, supositoria, atau secara oral.

Anda mungkin juga menyukai