Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG Amfetamin adalah suatu stimulan dan menekan nafsu makan. Amfetamin menstimulasi sistem saraf pusat melalui peningkatan zat-zat kimia tertentu di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan heart rate dan tekanan darah, menekan nafsu makan serta berbagai efek yang lain. Penggunaan amfetamin dengan suatu kelainan psikiatri berhubungan dengan ketergantungan dan penyalahgunaannya.1,5 Amfetamin adalah kelompok narkoba yang dibuat secara sintetis dan akhirakhir ini menjadi populer di Asia enggara. Amfetamin biasanya berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat dan kristal kecil ber!arna putih. "ara memakai amfetamin yang paling umum adalah dengan menghirup asapnya.1,5 ermasuk dalam kelainan yang disebabkan oleh amfetamin atau zat yang mirip amfetamin antara lain intoksikasi amfetamin, gangguan akibat penghentian penggunaan amfetamin, kelainan psikosis dengan delusi dan halusinasinyang disebabkan oleh amfetamin, delirium karena intoksikasi amfetamin, kelainan mood yang disebabkan oleh amfetamin, gangguan cemas karena penggunaan amfetamin, gangguan tidur, dan disfungsi seksual.1,#,5 Amfetamin sulfat adalah sejenis tablet amfetamin yang pada sekitar tahun 1$%& dan 1$'& disalahgunakan oleh sis!a atau mahasis!a (tahan tidak tidur untuk belajar) dan untuk diet agar badan tetap langsing (diet pil). etapi juga pada masa itu beredar amfetamin sulfat dalam bentuk suntikan yang disebut dengan istilah *amfet+. ,e!asa ini oleh sindikat prikotropik ilegal, deri-at amfetamin dipasarkan di indonesia dalam bentuk. ecstasy (/,/A, 0,1 methilenedioxymethamphetamine) dan shabu (methamphetamine). 2cstasy dalam bentuk pil, tablet atau kapsul dan shabu dalam bentuk bubuk kristal putih (mirip bumbu masak). 3edua zat digunakan sebagai alasan klasik. * for fun, recreational use, meningkatkan libido dan memperkuat sex performance.11

BAB II GANGGUAN PENYALAHGUNAAN AMFETAMIN


I. DEFINISI AMFETAMIN Amfetamin adalah suatu stimulan dan menekan nafsu makan. Amfetamin menstimulasi sistem saraf pusat melalui peningkatan zat-zat kimia tertentu di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan heart rate dan tekanan darah, menekan nafsu makan serta berbagai efek yang lain. Penggunaan amfetamin dengan suatu kelainan psikiatri berhubungan dengan ketergantungan dan penyalahgunaannya.1,5 II. EPIDEMIOLOGI Pada banyak 4egara, penggunaan obat terlarang lebih sering terjadai pada orang yang berusia muda, laki-laki lebih sering dari pada perempuan, dan pada orang dengan social ekonomi yang rendah, pada daerah dengan rata-rata masalah social yang lebih tinggi. ,ilaporkan pada masa anak usia 5/A ( senior high school) penggunaan stimulan lebih tinggi dari pada penggunaan kokain.1,5 National Household Survey and Drug A use (4H5,A) melporkan pada tahun 1$$' terdapat 1,56 dari orang yang berusia 1# tahun atau lebih menggunakan stimulan bukan atas indikasi medis, hal ini menunjukkan peningkatan yang drastic dari pada tahun sebelumnya. Persentasi yang paling tinggi setelah penggunaan dalam 1 tahun (1,56) antara umur 17-#5 tahun, kemudian diikuti oleh umur 1#-1' tahun. 5ample ini tidak cukup luas untuk mendeteksi peningkatan dalam penggunaan amfetamin ini disesuaikan dengan data dari ruang emergensi untuk keracunan yang berkaitan dengan amfetamin atau program tes panghentian obat. 1,5 5ur-ei dua populasi digunakan sebagai kriteria dianostik yang dapat diterima untuk mengukur besernya penyalahgunaan dan ketergantungan yaitu

studi !pidemiologic "atchment Area (2"A). 2"A melaporkan kombinasi kategori antara ketergantungan dan penyalahgunaan amfetamin dan obat yang mirip amfetamin, yaitu. pre-alensi 1 bulan, % bulan, dan seumur hidup berturutturut &,18 &,#8 dan 1,' persen. 9ata-rata ketergantungan seumur hidup untuk umur 15-51 tahun yaitu 1,'68 156 responden memiliki kebiasaan penggunaan stimulant tanpa indikasi medis. ,iantara yang dilaporkan tanpa indikasi medis 116 ditemukan criteria ketergantungan.1,5 III. ETIOLOGI 3etergantungan obat, termasuk amfetamin dan zat yang mirip amfetamin dipandang sebagai suatu hasil dari sebuah proses interaksi dari banyak faktor (social, psikologi, kultural, dan biologi) yang mempengaruhi kebiasaan penggunaan obat. Proses ini pada beberapa kasus, kehilangan fleksibilitas yang berkaitan dengan penggunaan obat merupakan tanda ketergantungan obat. etapi, tidak semua orang sama tergantung bagaimana biasanya efek dari obat yang diberikan apakah sama atau dari kesamaan faktor yang dipengaruhi. :aktor farmakologi diyakini sangat penting dalam kelanjutan penggunaan dan menuju ke arah ketergantungan dari obat tersebut. Amfetamin memiliki potensi untuk meningkatkan mood dan efek euforigenik pada manusia dan efek menguatkan pada he!an percobaan. :aktor sosial, kultural, dan ekonomi merupakan faktor penentu yang sangat berpengaruh terhadap alasan pemakaian, pemakaian yang berkelanjutan, dan relaps. Pemakaian yang berlebihan lebih jauh berkaitan dengan ketersediaan amfetamin atau obat yang mirip amfetamin.#,0,5 /etabolisme amfetamin dan metamfetamin terutama oleh hati, tapi banyak yang dihirup diekskresikan tanpa diubah dahulu melalui urin. ;aktu paruh amfetamin dan metamfetamin akan sangat dipersingkat jika urin dalam keadaan asam. ;aktu paruh amfetamin pada dosis terapi berkisar antara '-1$ jam dan untuk metamfetamin sedikit lebih panjang. 5etelah dosis toksik, perbaikan dari gejala mungkin akan lebih lama (sampai beberapa hari) dengan amfetamin dibandingkan kokain, tergantung pada pH urine. oleransi dan sensitisasi dari

kebanyakan pengguna amfetamin untuk terapi memerlukan dosis yang semakin tinggi untuk memperoleh efek euforik yamg sama, pada mereka terjadi peningkatan toleransi. 5ebagian toleransi meningkatkan efek kardio-askular amfetamin.0,5 Penggunaan amfetamin yang kronik yang memiliki status paranoid dan psikosis toksik biasanya meningkat yang diyakini sebagai fenomena akibat peningkatan sentisisasi. <agi yang memiliki ri!ayat psikosis mugkin akan sangat cepat untuk mendapatkan serangan berikutnya. /ekanisme perubahan kronik 55P terhadap pengaruh amfetamin terlihat dalam beberapa perubahan adaptif dari otak. 5ebagai contoh, stimulasi reseptor dopamine mengaktifkan cA/P pada neuron di dalam nucleus dan striatum. Akti-asi ini menginisiasi suatu rantai intraseluler menghasilkan perubahan ekspresi dari gen, sebagian dimediasi oleh fosforilasi dari faktor transkripsi cA/P #esponse !lement $inding %rotein ("92<). 5alah satu kerja dari "92< adalah meningkatkan tarnskripsi dari dynorphin dalam 94A. :ungsi ini sangat penting karena dynorphin adalah suatu agonis selektif &opioid, agonis &-resetor menghambat pelepasan dopamine. Akson kolateral dari neuron pada nucleus melepaskan dynorphin pada k-reseptor yang berada pada dopaminergik terminal, dengan begitu menghambat akti-itas dopaminergik. etapi apabila penggunaan amfetamin dihentikan dan pelepasan dopamine belebihan terhenti, kompensasinya le-el yang tinggi dari dynorphin menetap dan kemudian akan menghilangkan efek dopaminergik, ini menyebabkan terjadinya anhedonia dan disforia akibat !ithdra!al amfetamin. Apalagi neuron dari nukleus memperlihatkan penurunan konsentrasi dari protein =i (dengan menghambat adenil siklase) dan peningkatan dari cA/P-dependent protein kinase. 3edua perubahan ini dapat bertahan beberapa minggu dan akan terjadi peningkatan regulasi jalur cA/P. Perubahan yang menetap dari jalur cA/P tampak untuk menyajikan suatu mekanisme untuk efek pertahanan dari stimulant. Pemberian berulang amfetamin menyebabkan induksi dan akumulasi protein mirip :os, antigen kronik yang terkat pada :os (:9As)(dimediasi oleh fosforilasi dari "92<). 3ronik :9As ini dapa bertahan lama dan berbeda dari protein yang mirip dengan :os yang tampak setelah pemakaian obat sekali. 5elain itu perubahan

persisten dari transkripsi gen merubah morfologi neuron.

ransmisi glutamate,

yang berfungsi penting untuksiklus modulasi dan efek sensitisasi sikap terhadap kokain, tidak tampak untuk menolak amfetamin pada keadaan ini. Perbedaan ini mungkin penting, pembeda perubahan adaptif diinduksi oleh dua kelas stimulant. >bat yang mirip amfetamin melepaskan norepinefrin dan serotonin. <eberapa diantara efeknyanya yang sama dengan toksisitas amfetamin, khususnya toksisitas kardio-askular.0,5 IV. MEKANISME KERJA Amfetamin bekerja merangsang susunan saraf pusat melepaskan

katekolamin (epineprin, norepineprin, dan dopamin) dalam sinaps pusat dan menghambat dengan meningkatkan rilis neurotransmiter entecholamin, termasuk dopamin. 5ehingga neurotransmiter tetap berada dalam sinaps dengan konsentrasi lebih tinggi dalam jangka !aktu yang lebih lama dari biasanya. 5emua sistem saraf akan berpengaruh terhadap perangsangan yang diberikan.7,11 2fek klinis amfetamin akan muncul dalam !aktu #-1 jam setelah penggunaan. 5enya!a ini memiliki !aktu paruh 1-#1 jam dan dieksresikan melalui urin sebanyak 0&6 dalam bentuk metabolit. /etabolit amfetamin terdiri dari p-hidroksiamfetamin, p-hidroksinorepedrin, dan penilaseton.7,11 3arena !aktu paruhnya yang pendek menyebabkan efek dari obat ini relatif cepat dan dapat segera terekskresikan, hal ini menjadi salah satu kesulitan tersendiri untuk pengujian terhadap pengguna, bila pengujian dilakukan lebih dari #1 jam jumlah metabolit sekunder yang terdapat pada urin menjadi sangat sedikit dan tidak dapat lagi dideteksi dengan 3? .7,11 V. GAMBARAN KLINIK Pengaruh amfetamin terhadap pengguna bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang digunakan, dan cara menggunakannya. ,osis kecil semua jenis amfetamin akan meningkatkan tekanan darah, mempercepat denyut nadi, melebarkan bronkus, meningkatkan ke!aspadaan, menimbulkan euforia, 5

menghilangkan kantuk, mudah terpacu, menghilangkan rasa lelah dan rasa lapar, meningkatkan akti-itas motorik, banyak bicara, dan merasa kuat.0,',11 ,osis sedang amfetamin (#&-5& mg) akan menstimulasi pernafasan, menimbulkan tromor ringan, gelisah, meningkatkan akti-itas montorik, insomnia, agitasi, mencegah lelah, menekan nafsu makan, menghilangkan kantuk, dan mengurangi tidur.0,',11 Penggunaan amfetamin berjangka !aktu lama dengan dosis tinggi dapat menimbulkan perilaku stereotipikal, yaitu perbuatan yang diulang terus-menerus tanpa mempunyai tujuan, tiba-tiba agresif, melakukan tindakan kekerasan, !aham curiga, dan anoneksia yang berat.0,',11 Efek Sampin Fi!ik. Penyalahgunaan amfetamin dapat menyebabkan efek samping, yang paling serius mencakup efek serebro-askular, kardiak, dan gastrointestinal. ,i antara kondisi spesifik yang mengancam nya!a adalah infark miokardium, hipertensi berat, penyakit serebro-askular, dan kolitis iskemia. =ejala neurologis yang berkepanjangan, dari kedutan, tetani, kejang, sampai koma dan kematian, dikaitkan dengan amfetamin dosis tinggi yang terus meningkat. Penggunaan amfetamin intra-ena dapat menularkan human immunodeficiency -irus dan hepatitis serta menyebabkan perkembangan abses paru, endokarditis, dan angiitis nekrotikans lebih lanjut. 5ejumlah studi menunjukkan bah!a penyalahguna amfetamin hanya mengetahui sedikit-atau tidak peduli-tentang praktik seks yang aman serta penggunaan kondom. 2fek simpang yang tidak mengancam nya!a mencakup semburat merah, pucat, sianosis, demam, sakit kepala, takikardia, palpitasi, mual, muntah, bruksisme (gigi gemeretuk), sesak nafas, tremor, dan ataksia. ;anita hamil yang menggunakan amfetamin sering melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, lingkar kepala kecil, usia kehamilan dini, dan retardasi pertumbuhan.$,11 P!ik"#" i!. 2fek samping psikologis yang disebabkan oleh penggunaan amfetamin mencakup kegelisahan, disforia, insomnia, iritabilitas, sikap bermusuhan, dan kebingungan 3onsumsi amfetamin juga dapat menginduksi

gejala gangguan ansietas seperti gangguan ansietas menyeluruh dan gangguan panik serta ide rujukan, !aham paranoid, dan halusinasi.$,11 VI. DIAGNOSIS ,5/-?@- 9 mencantumkan banyak gangguan terkait amfetamin (atau liramfetamin) ( abel $.0-l) namun hanya merinci kriteria diagnosis intoksikasi amfetamin ( abel $.0-#), keadaan putus amfetamin ( abel $.0-0), dan gangguan terkait amfetamin yang tak-tergolongkan ( abel $.0-1) pada bagian gangguan terkait amfetamin (atau lir-arnfetamin). 3riteria diagnosis gangguan terkait amfetamin (atau lir-amfetamin) lain tercantum dalam bagian ,5/-?@- 9 yang berhubungan dengan gejala fenomenologis primer (contohnya psikosis).$,10 Ke$e% an$&n an Amfe$amin 'an Pen(a#a) &naan Amfe$amin 3riteria ,5/-?@- 9 untuk ketergantungan dan penyalahgunaan dapat diterapkan pada amfetamin dan zat terkait. 3etergantungan amfetamin dapat mengakibatkan penurunan yang cepat dari kemampuan seseorang untuk menghadapi ke!ajiban dan stres yang berkaitan dengan keluarga dan pekerjaan. 5eseorang yang menyalahgunakan amfetamin membutuhkan dosis tinggi amfetamin yang semakin meningkat untuk memperoleh rasa tinggi (high) yang biasa, dan tanda fisik penyalahgunaan amfetamin (contohnya penurunan berat badan dan ide paranoid) hampir selalu timbul dengan diteruskannya penyalahgunaan.$,1#,10 #n$"k!ika!i Amfe$amin 5indrom intoksikasi kokain (menghalangi reuptake dopamin) dan amfetamin (menyebabkan pelepasan dopamin) sifatnya serupa. >leh karena penelitian tentang penyalahgunaan dan intoksikasi kokain dilakukan lebih teliti dan mendalam dibanding pada amfetamin, literatur klinis tentang amfetamin sangat dipengaruhi temuan klinis pada penyalahgunaan kokain. Pada ,5/-?@9, kriteria diagnosis intoksikasi amfetamin dan intoksikasi kokain terpisah

namun hampir sama. ,5/-?@- 9 merinci gangguan persepsi sebagai gejala intoksikasi amfetamin. <ila tidak ada uji realitas yang intak, dipikirkan diagnosis gangguan psikotik terinduksi amfetamin dengan a!itan saat intoksikasi. =ejala intoksikasi amfetamin sebagian besar pulih setelah #1 jam dan umumnya akan hilang sepenuhnya setelah 17 jam.$,1#,10 Kea'aan P&$&! Amfe$amin 5etelah intoksikasi amfetamin, terjadi uash dengan gejala ansietas, gemetar, mood disforik, letargi, kelelahan, mimpi buruk disertai tidur dengan rapid eye mo-entent yang berulang), sakit kepala, berkeringat hebat, kram otot, kram perut, dan rasa lapar yang tak terpuaskan. =ejala putus zat biasanya memuncak dalam # sampai 1 hari dan hilang dalam ? minggu. =ejala putus zat yang paling serius adalah depresii yang terutama dapat menjadi berat setelah penggunaan amfetamin dosis tinggi terus-menerus dan dapat dikaitkan dengan ide atau perilaku bunuh diri. 3riteria diagnosis ,5/-?@- 9 untuk keadaan putus amfetamin ( abel $.0-0) merinci bah!a mood disforik dan perubahan fisiologis diperlukan untuk diagnosis tersebut.$,1#,10 De#i%i&m pa'a #n$"k!ika!i Amfe$amin ,elirium yang disebabkan oleh penggunaan amfetamin biasanya muncul akibat amfetamin penggunaan dosis tinggi atau terus-menerus sehingga depri-asi tidur memengaruhi tampilan klinis. 3ombinasi amfetamin dengan zat lain serta penggunaan amfetamin oleh orang dengan kerusakan otak yang,telah ada sebelumnya juga dapat menyebabkan timbulnya de lirium. menghadapi uiian menunjukkan delirium jenis ini.$,1#,10 Gan &an P!ik"$ik Te%in'&k!i Amfe$amin 3emiripan klinis psikosis terinduksi amfetamin dengan skizofrenia paranoid telah memicu penelitian intensif tentang neurokimia!i psikosis terinduksi amfetamin untuk menguraikan patofisiologi skizofrenia paranoid. anda idak jarang mahasis!a uni-ersitas yang menggunakan amfetamin untuk belajar kilat

gangguan psikotik terinduksi amfetamin adalah adanya paranoia. =angguan psikotik terinduksi amfetamin dapat dibedakan dengan skizofrenia paranoid dengan sejumlah karakteristik pembeda yang ditemukan pada gangguan psikotik terinduksi amfetamin, yaitu adanya predominasi halusinasi -isual, afek yang secara umum serasi, hiperakti-itas, hiperseksualitas, kebingungan dan inkoherensi, serta sedikit bukti gangguan proses pikir (seperti asosiasi longgar). Pada beberapa studi, peneliti juga mencatat bah!a meski gejala positilgangguan psikotik terinduksi amfetamin dan skizofrenia mirip, gangguan psikotik terinduksi amfetamin biasanya tidak memiliki afAek mendatar dan alogia seperti pada skizofrenia. 4amun, secara klinis, gangguan psikotik terinduksi amfAetamin yang akut mungkin tidak dapat dibedakan dengan skizofrenia, dan hanya resolusi gejala.$,1#,10 dalam beberapa hari atau temuan positif pada uji tapis zat dalam urin yang akhirnya akan menunjukkan diagnosis yang tepat. erapi pilihan untuk gangguan psikotik terinduksi amfetamin adalah penggunaan .jangka pendek obat antipsikotik seperti haloperidol (Haldol).$,1#,10 Gan &an M""' Te%in'&k!i Amfe$amin A!itan gangguan mood terinduksi amfetarnin dapat terjadi saat intoksikasi atau putus zat. Bmumnya, intoksikasi menimbulkan gambaran manik atau mood campuran, sementara keadaan putus zat menimbulkan gambaran mood depresif.$,1#,10 Gan &an An!ie$a! Te%in'&k!i Amfe$amin Amfetamin, seperti kokain, dapat menginduksi gejala yang serupa dengan yang terlihat pada gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan panik. A!itan gangguan ansietas terinduksi amfetamin juga dapat terjadi saat inloksikasi atau putus zat.$,1#,10

Di!f&n !i Sek!&a# Te%in'&k!i Amfe$amin

Amfetamin sering digunakan untuk meningkatkan pengalaman seksual8 namun, dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dikaitkan dengan gangguan ereksi dan disfungsi seksual lain. ,isfungsi ini diklasifikasikan dalam ,5/-?@9 sebagai disfungsi seksual terinduksi amfetamin.$, 1#,10 Gan &an Ti'&% Te%in'&k!i Amfe$amin ?ntoksikasi amfetamin dapat menimbulkan insomnia dan depri-asi tidur, sementara orang yang sedang mengalami keadaan putus amfetamin dapat mengalami hipersomnolen dan mimpi buruk.$, 1#,10 Gan &an (an Tak*Te% "#"n kan Cika suatu gangguan terkait amfetamin, tidak memenuhi kriteria satu atau lebih kategori yang didiskusikan di atas, gangguan tersebut dapat didiagnosis sebagai gangguan terkait amfetamin yang tak-tergolongkan ( abel $.0-1).$, 1#,10

10

11

VII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 2lektrolit . akut bisa memberikan gambaran hipokalemi sedangkan pada intoksikasi amfetamin yang berat memberikan gambaran hiperkalemi.

1. Daboratorium .%

=lukosa darah . pada pemeriksaan gula darah memberikan gambaran hipoglikemi :ungsi ginjal . gagal ginjal berhubungan dengan rhabdomyolisis dan trombosis arteri ginjal pernah dilaporkan pada penyalahgunaan amfetamin. Brinalisis untuk skrining amfetamin atau zat adiktif lain yang digunakan bersama-sama, es kehamilan . semua !anita yang berada dalam usia subur sbaiknya dilkukan tes kehamilan :ungsi hati . kerusakan hati mungkin terjadi pada intoksikasi akut. 5ebagai tambahan, pasien yang menggunakan amfetamin beresiko untuk terinfeksi hepatitis, yang pada akirnya bias menyebabkan perubahan mental.

Cumlah sel darah . anemia, lekositosis, dan leucopenia oksikologi . 'rine drug screens . <enzoylecogonine (bentuk metabolic kokain) bisa ditemukan pada urin %& jam setelah menggunakan amfetamin. Pada pengguna amfetamin yang berat bisa ditemukan sampai ## hari.

2nzim jantung . pada pengguna amfetamin terdapat angka pre-alensi yang tinggi untuk terjadinya myocardial infection, pasien yang dating dengan nyeri dada dan ri!ayat penggunaan amfetamin bisa dipikirkan untuk melakukan pemeriksaan enzim jantung.

#. =ambaran 9adiologi .

"hest E-9ay " -5can. es lain . Analisa gas darah, 2"=

0.

12

VIII. PENATALAKSANAAN Pena$a#ak!anaan in$"k!ika!i amfe$amin+' a. <ila suhu badan naik, berikan kompres dingin, minum air dingin, atau selimut hipotermik. b. <ila kejang, berikan diazepam 1&-0& mg per oral atau parenteral8 atau klordiazepoksid 1&-#5 mg per oral secara perlahan-lahan dan dapat diulang setiap 15-#& menit. c. d. e. f. a. b. c. <ila tekanan darah naik, berikan obat anti hipertensi. <ila terjadi takikardi, berikan eta- loc&er, seperti propanolol, yang sekaligus juga untuk menurunkan tekanan darah. Bntuk mempercepat ekskresi amfetamin, lakukan asidifikasi air seni dengan memberi amonium klorida 5&& mg per oral setiap 0-1 jam. <ila timbul gejala psikosis atau agitasi, beri haloperidol 0 kali #-5 mg. Pena$a#ak!anaan p&$&! amfe$amin+' 9a!at di tempat yang tenang dan biarkan pasien tidur dan makan sepuasnya. ;aspada terhadap kemungkinan timbulnya depresi dengan ide bunuh diri. ,apat diberikan anti depresi.

Te%api pa'a P!ik"!i!Aki,a$ Pen

&naan Amfe$amin

Psikosis akibat penggunaan amfetamin sangat mirip dengan skizofrenia paranoid. Pada psikosis akibat penggunaan amfetamin dapat diberikan klorpromazin tiga kali 5&-15& mg per oral atau #5-5& mg intra muskular yang dapat diulang setiap empat jam. ,apat juga dipakai haloperidol tiga kali 1-5 mg.' F

13

I-.

KOMPLIKASI Penyalahgunaan amfetamin dalam kurun !aktu yang cukup lama atau dengan dosis yang tinggi dapat mengakibatkan timbul banyak masalah diantaranya.1&

Psychosis (pikiran menjadi tidak nyata, jauh dari realitas) 3elainan psikologis dan tingkah laku Pusing-pusing Perubahan mood atau mental 3esulitan bernapas 3ekurangan nutrisi =angguan ji!a ,alam keadaan keracunan akut, pengguna amfetamin pada umumnya merasakan euforia, keresahan, agitasi, dan cemas berlebihan. 3ira-kira 5 G 1#6 pengguna mengalami halusinasi, keinginan untuk bunuh diri, dan kebingungan. 5ebanyak 06 pengguna amfetamin mengalami kejang-kejang.1&

14

BAB III KESIMPULAN


Amfetamin adalah zat adiktif yang tergolong stimulansia terhadap susunan saraf pusat di samping kokain, kafein dan efedrin. Pengaruh amfetamin pada fisik dan perilaku akibat intoksikasi amfetamin memerlukan tindakan segera. ?ntoksikasi amfetamin adalah sindrom mental organik yang terjadi beberapa menit sampai jam setelah menggunakan amfetamin. Pengobatan psikofarmaka pasien pengguna amfetamin tergantung dari gejala-gejala yang timbul, intoksikasi ataupun putus amfetamin, juga dibutuhkan pengobatan lain seperti terapi kelompok, terapi keluarga atau rujuk ke kelompok-kelompok bantuan yang mendukung upaya penyembuhan.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. (aplan, Sadoc&. )*+*. Sinopsis psi&iatri. ,lmu pengetahuan perila&u psi&itri

&linis edisi +*. Alih ahasa- .id/a/a &usuma. 0a1a arat- $inarupa a&sara #. ,epartemen 3esehatan 9 ?. 1$$0. %edoman %enggolongan dan Diagnosis 2angguan 0i1a di ,ndonesia (PP,=C). 2disi ke ???. Cakarta. 0. 3usminarno, 3etut. #&&#. %enanggulangan penyalahgunaan nar&oti&a, psi&otropi&a dan 3at adi&tif lainnya 4NA%5A6 . "ermin dunia kedokteran no. 105 hal 1'-#&. Cakarta.
4. <adan 4arkotika Pro-insi 3alimantan timur. #&&7. Pengenalan Cenis-Cenis

4arkoba. A-ailable at . http://bnpkaltim.blogspot.com/. ,iakses tanggal 1$ Culi #&1#.


5. AdamHs. #&&$. =angguan /ental dan Perilaku akibat penggunaan Amfetamin

(atau

mirip

Amfetamin).

A-ailable

at

http://adamelsoin.blogspot.com/2009/04/gangguan-mentaldanpe ilakuakibat.html! ,iakses tanggal 1$ Culi #&1#. 6. Arikel 3edokteran. #&1&. =angguan /ental dan Perilaku akibat penggunaan

3okein. A-ailable at . http://""".a tikelkedokte an.com/273/gangguan-mentaldan-pe ilaku-akibat-penggunaan-kokain.html.! ,iakses tanggal 1$ Culi #&1#. 7. /eme 5adudulur. #&11. =A4==BA4 /24 AD ,A4 P29?DA3B A3?<A

P24==B4AA4
8. Hamdani.

IA #&1#.

P5?3>A3 ?:. Amfetamin.

A-ailable A-ailable at

at

. .

http://amalia#udha.blogspot.com/2011/12/$i"a.html.!,iakses tanggal 1$ Culi #&1#.

http://catatankimia.com/catatan/am%etamin.html.!!!,iakses tanggal 1$ Culi #&1#. $. ;ahyuni, Amilia. #&11. =angguan /ental dan Perilaku akibat Penggunaan

5timulansia (Amfetamin). /ula!arman.


10. /adihah,

5amarinda. :akultas 3edokteran Bni-ersitas <ahaya Amfetamin. A-ailable at .

,iha.

#&11.

http://apoteke be ce ita."o dp ess.com/2011/06/27/baha#a-am%etamin. ! !,iakses

tanggal 1$ Culi #&1#.

16

11. 2l-ira, 5yl-ia ,. dan Hadisukanto, =itayanti. #&&'. $u&u A/ar %S,(,A7#,. 2disi ke ???. Cakarta . <adan Penerbit :akultas 3edokteran Bni-ersitas ?ndonesia 1#. homb, ,a-id A. #&&%. $u&u Sa&u %S,(,A7#,. 2disi ke %. Cakarta . Penerbit <uku 3edokteran 2=" 10. Amphetamine Bse ,isorders in . Diagnostic and Statitical 8anual of 8ental Disorders. 2disi ke ?@. ;ashington ," . Penerbit American Psychiatric Association 11. 2l-ira 5, Hadisukanto =. #&1&. <uku Ajar Psikiatri :3B? 2disi 1. Cakarta.:3B?.

17

Anda mungkin juga menyukai