LP Gastritis Erosiva
LP Gastritis Erosiva
GASTRITIS EROSIVA
2. Fisiologi Lambung
Pendarahan lambung
Penarikan
cairan dari jaringan
di luar pembuluh darah
Anemia
Ketidakefektifan perfusi
Kadar Hb turun jaringan perifer
Intoleransi aktivitas
Proses keperawatan adalah merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pada klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan
dan saling berhubungan. (Nursalam, 2011).
Tahap-tahap dalam proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2011). Tipe data pada
pengkajian keperawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data subjektif dan data
objektif. Proses pengkajian keperawatan terdiri dari beberapa tahap yaitu :
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa meliputi : Nama, Usia, Jenis kelamin, Jenis
pekerjaan, Alamat, Suku/bangsa,Agama, status perkawinan dll.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama : lemah, letih, lelah, lesu, dan lunglai (5L)
b) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala
yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau
bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
Klien riwayat penyakit atritis rematoid dan gastritis. Klien selalu
mengkonsumsi obat NSAID.
d) Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
(1) Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat
nyeri tekan di kuadran epigastrik.
(2) B1 (Breath) : Takhipnea
(3) B2 (blood) : Takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat, konjungtiva anemis.
(4) B3 (brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
(5) B4 (bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
(6) B5 (bowel) : Anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
(7) B6 (bone) : Kelelahan, kelemahan
e) Fokus Pengkajian (NANDA)
(1) Promosi Kesehatan
Data Subjektif:
Kesehatan umum klien biasanya tampak sakit sedang hingga berat.
Penyakit yang lalu seperti atritis rematoid, gastritis, perdarahan
Data Objektif :
Keadaan umum tampak sakit sedang hingga berat
Tanda-tanda vital : Tekanan darah terkadang turun dari normal, Nadi
Biasanya normal atau takikardi, Respirasi dapat naik, suhu biasanya
normal.
(2) Nutrisi
Data Subjektif :
Perubahan selera makan seperti anoreksia, mual dan muntah
Data Objektif :
Berat badan biasanya juga dapat menurun, porsi makan kurang dari ¼
porsi makan
(3) Eliminasi
Sistem gastrointestinal
Data Subjektif :
Riwayat penyakit pencernaan, gastritis erosive dan melena.
Data Objektif :
Konsistensi dan karakteristik BAB biasanya disertai darah
Pengkajian abdomen:
Inspeksi perut tampak normal
Palpasi perut lembut
Perkusi abdomen peka
Auskultasi bising usus biasanya normal
(4) Aktivitas dan Istirahat
Aktivitas
Data Subjektif :
Badan lemas, cepat lelah dan terasa ngantuk
Data Objektif :
Penampilan umum selama beraktivitas tampak lesu
(5) Keamanan dan Perlindungan
Data Subjektif :
Badan terasa dingin, lemas
Data Objektif :
Suhu biasanya normal dan turun
Keringat dingin
f. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
2) Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh
urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).
CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam
udara ekspirasi.
3) Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan
juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan
adanya pendarahan dalam lambung.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertanyaan yang menjelaskan respons
manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (Nursalam, 2011).
Dengan demikian cara membuat diagnosa keperawatan adalah dengan
menentukan masalah keperawatan yang terjadi, kemudian mencari penyebab dari
masalah yang ada.
Diagnosa yang biasa muncul pada pasien dengan anemia akibat gastritis
erosive menurut Nurarif & Kusuma (2013), meliputi :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Pola napas tidak efektif
4. Keletihan
2.2.3 Perencanaan
Perencanaan keperawatan diartikan sebagai sebagai dokumen tulisan
tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi
tentang asuhan keperawatan kepada klien (Nursalam, 2011).
Untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan, maka ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan, diantaranya menentukan prioritas,
menentukan kriteria hasil, menentukan rencana tindakan dan dokumentasi.
Menurut Maslow dalam menentukan prioritas masalah klien memerlukan
suatu tahapan kebutuhan manusia yang terdiri dari fisiologis, rasa aman dan
nyaman, social, harga diri dan aktualisasi. Jika klien menghendaki suatu tindakan
yang memuaskan dan dengan kata lain bahwa kebutuhan fisiologis biasanya
sebagai prioritas utama bagi klien dari pada kebutuhan lainnya (Nursalam, 2011).
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan itu
adalah menentukan prioritas masalah keperawatan, menetapkan tujuan dan kriteria
hasil, merumuskan rencana tindakan keperawatan, dan menetapkan rasional
rencana tindakan keperawatan.
Fokus Intervensi
1. Peningkatan perfusi jaringan
2. Memberikan kebutuhan nutrisi/cairan
3. Mencegah komplikasi
Nutritional Monitoring