i
LOMBA MENULIS ARTIKEL
KELAS : X-MIPA
NOMOR ABSEN : 14
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Artikel yang saya buat bertema “GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA”. Saya
membuat artikel ini atas bimbingan guru pembimbing saya yaitu Ibu Dian Lestari, S.Pd
beliau selaku guru bidang Mata Pelajaran Ekonomi, karena dengan bimbingan beliau
saya Alhamdulillah bisa mengerjakan artikel ini.
Hari : Jumat
Disetujui oleh:
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Artikel ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang selalu mendukung, dan
mensupport saya dimana pun saya berada, guru wali kelas saya, yaitu Ibu Dewi Fitriyani, S.Pd
beliau selaku guru bidang Mata Pelajaran Kimia, dan guru pembimbing saya, yaitu Ibu Dian
Lestari, S.Pd. Serta teman-teman saya yang telah memberikan memotivasi, semangat, dukungan
dan support nya yang selama ini dalam pembuatan artikel ini… Saya Putri Anggraini Sumarsono
mengucapkan banyak berterimakasih kepada kedua orang tua, guru-guru, dan maupun kepada teman-
teman yang telah mempercayai saya selama ini..
Penulis
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dengan kehadirannya saya di sini bisa mengerjakan Artikel ini yang bertema
“GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA”. Dan saya juga berterimakasih kepada Ibu Dian Lestari,
S.Pd beliau selaku guru bidang Mata Pelajaran Ekonomi, karena dengan bimbingan beliau saya
alhamdullilah bisa mengerjakan artikel ini.
Saya berharap semoga pembaca menyukai artikel yang saya buat, dan saya juga berharap
semoga artikel yang saya buat ini banyak di minati dan juga dapat memberikan wawasan, dan manfaat
bagi semua orang, supaya pembaca atau semua orang lebih memahami apa penting nya itu
“GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA”.
Keterlibatan orangtua dalam mendidik anak sejak usia dini sangat penting, agar anak-anak
telah ditanamkan berbagai pengetahuan tentang bahaya narkoba, sehingga anak-anak menjadi lebih
waspada dan mampu menolak penyalahgunaan narkoba dalam proses menuju dewasa. Buku ini berisi
tentang situasi penyalahgunaan narkoba di Indonesia serta permasalahan yang dihadapi, pengenalan
jenis-jenis narkoba serta dampak buruk penyalahgunaannya, bagaimana peran orang tua melakukan
pencegahan penyalahgunaan narkoba, berbagai macam pola pengasuhan, konsep pola hidup sehat
dan tips menjadi anak sukses. Beberapa pengalaman dalam mengaplikasikan pengetahuan terhadap
bahaya penyalahgunaan narkoba dari komunitas terkecil, yaitu keluarga, terutama peran penting
orang tua saat mendidik dan sebagai panutan keluarga sejak anak di usia dini juga digambarkan dalam
buku ini, sehingga diharapkan orang tua dapat membimbing anak menjadi anak yang sehat dan sukses
tanpa penyalahgunaan narkoba sejak usia dini.
Saya meminta maaf apa bila jika ada salah - salah kata dalam penulisan artikel ini yang saya buat…
Sekian dari saya , ^TERIMAKASIHHH^
Penulis
v
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… iii
LEMBAR PERSEMBAHAN………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………… 2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………… 3
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………………… 3
1.5 Situasi penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika di Indonesia……………….. 4
1.6 Permasalahan yang dihadapi……………………………………………………............. 4
1.7 Batasan “Usia Dini”……………………………………… ……………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………… 6
2.1 Pengertian Narkotika dan Psikotropika…………………………………………………. 7
2.2 Jenis-jenis Narkotika dan Psikotropika………………………………………………… 7
a. Jenis Narkotika……………………………………………………………………… 9
b. Jenis Psikotropika……………………………………………………………........... 19
2.3 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika………………………… 36
2.4 Dampak Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika…………………………………. 38
2.5 Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika……………………………… 42
2.6 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika…………………………. 43
BAB III Peran Orang Tua yang sangat penting dalam Pencegahan Penyalahgunaan 46
Narkotika dan Prekursor Narkotika…………………………………….
3.1 Orangtua sebagai Panutan……………………………………………………………….. 47
3.2 Orangtua sebagai Pembimbing dan Pendidik……………………………………………. 47
3.3 Orangtua sebagai Tempat Bertanya dan Teman Diskusi………………………………... 48
3.4 Melibatkan Diri dalam Kegiatan Anak…………………………………………………. 48
3.5 Membuat Aturan Keluarga yang Jelas dan Tegas………………………………………. 48
3.6 Mengembangkan Tradisi Keluarga dalam Nilai-nilai Agama………………………. 48
3.7 Menanamkan disiplin pada anak……………………………………………………. 48
vi
BAB IV Pola Pengasuhan………………………………………………………………..... 52
4.1 Komunikasi……………………………………………………………………………... 53
4.2 Kasih sayang……………………………………………………………………………. 53
4.3 Spiritual…………………………………………………………………………………. 54
4.4 Pemupukan Percaya Diri……………………………………………………………….. 55
4.5 Kemampuan Menolak Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika…………. 55
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Narkoba singkatan dari “Narkotika, Psikotropika” dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya, adalah
bahan atau zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral atau di minum, dihirup,
maupun di suntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh di gerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia
pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba
sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sementara nafza merupakan
singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang
mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah
tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka. Ketergantungan
obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat
terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa
ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat
pada tubuh (Yusuf, 2004: 34).
Narkotika sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dunia pada umumnya, bahkan khususnya
masyarakat Indonesia. Narkoba namanya sangat dikenal baik kalangan masyarakat karena pengguna
narkoba tersebut mengatakan bahwa benda tersebut merupakan benda yang dapat menolong mereka
yang sedang mengalami masalah dalam kehidupannya, menurut mereka narkoba merupakan
pahlawan dalam kehidupannya.
Narkoba sudah meresahkan masyarakat kita di Indonesia karena efek dari benda tersebut bila
dikonsumsi secara salah dan berlebihan oleh penggunanya maka akan berakibat fatal, bisa juga
mengakibatkan kematian bagi para penggunanya. Dampak negative selain kematian, narkoba juga
akan merusak sistem saraf bagi para penggunanya sehingga tak jarang para pencandu sering
terganggu sistem sarafnya.
2
Namun dengan ancaman yang akan di rasakan oleh pecandu narkoba, para pecandu kebanyakan
tidak menghiraukan hal tersebut yang akan membahayakan keselamatan hidupnya. Mereka malah
senang bersahabat dengan benda terlarang tersebut, bagi mereka narkoba merupakan sahabat tanpa
jiwa yang memilki kekuatan dalam menolong mereka ketika mereka membutuhkannya.
Kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat, kebanyakan para penggunanya,
yaitu orang-orang yang memiliki banyak uang sehingga mereka mendapatkan narkoba merupakan
hal yang tak susah. Namun, yang lebih parah lagi kasus pecandu narkoba dari kalangan remaja pun
sudah ada. Hal tersebut menjadi ke khawatiran para orang tua, guru dan maupun pihak lainnya,
mereka khawatir dengan hal tersebut karena jika para penerus pemuda bangsa ini kebanyakan para
pecandu narkoba maka masa depan bangsa ini akan suram. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi
yang benar mengenai narkoba dan upaya pencegahan pengguna narkoba yang efektif agar hal tersebut
tidak merajalela.
Pendidikan karakter sekarang ini menjadi isu utama dalam pendidikan yang selain menjadi isu
utama dalam proses pendidikan yang selain menjadi bagian proses pembentukan akhlak anak bangsa,
pendidikan karakter yang diharapkan dapat menjadi modal dan fondasi dalam meningkatkan derajat
manusia yang mempunyai berjati diri, dan berperilaku dimasyarakat. Adapun proses dalam
pembentukannya yang sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
3
1.5 Situasi penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika di Indonesia
Penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika dewasa ini dirasakan sudah sangat
mengkhawatirkan sehingga para orang tua harus ekstra ketat menjaga putra putrinya dari
penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika ini. Para pengedar narkotika tidak kekurangan
akal dalam mencari mangsanya melalui berbagai cara untuk mempengaruhi anak-anak, dengan
memberikan sesuatu yang digemarinya misalnya “permen, pulpen dan sebagainya”. Orang tidak akan
tahu bahwa di dalam permen atau pulpen tersebut terdapat zat-zat adiktif yang sangat membahayakan
bagi anak.
4
Penyalahgunaan narkotika adalah
masalah perilaku sosial, sehingga perlu
pemberian informasi atau pengetahuan Usia dini menurut UNESCO berumur 0-8
yang harus didukung oleh upaya tahun. Usia dini menurut Kementerian
pendidikan kepada anak-anak sejak Pemberdayaan Perempuan dan
usia dini sehingga dapat mengubah Perlindungan Anak adalah individu
perilaku dan pola pikir anak, selain berusia 0-5 tahun.
membimbing anak agar tumbuh
menjadi lebih dewasa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Pengertian Narkotika dan Psikotropika
Pengertian Narkotika :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan Undang-Undang No. 35 tahun 2009. Narkotika digolongkan menjadi
tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis
narkotika adalah : Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Pengertian Psikotropika :
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkan nya UU No. 35
tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997.
Jenis-jenis Narkotika :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
a. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah : (Heroin, Papaver Somniferum, Opium, Heroin, Kokain, dan Ganja, ).
7
Tanaman Papaver Somniferum
Tanaman papaver somniferum adalah tanaman yang sering disebut sebagai tanaman poppy.
Tanaman ini dapat diperoleh dengan teknik kultur jaringan. Efek samping apabila mengkonsumsi
tanaman papaver somniferum adalah memabukkan, menghilangkan rasa nyeri dan menghasilkan
kodein. Bagian tanaman papaver somniferum yang dilaran g dipergunakan secara bebas berdasarkan
peraturan undang-undang no 35 tahun 2009 adalah semua bagian termasuk buah dan jeraminya
kecuali bagian biji.
Papaver somniferum, ditemukan oleh Carl Vonlinne di Swedia. Papaver somniferum
memiliki nama lain nya yaitu opium popy atau papaver album atau papaver ningrum dengan
famili Papaveraceae. Papaver somniferum merupakan tanaman annual, memiliki tinggi 30-100 cm
dan berbunga pada bulan Maret-Mei.. Tanaman ini biasanya hidup di daerah dengan ketinggian 1000-
1500 diatas permukaan laut.
Tanaman papaver somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak
masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada
permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan
yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar
mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya
coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai
macam cap, antara lain ular, tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
Pemakaiannya dengan cara dihisap.
8
Dampak efek samping dari tanaman papaver somniferum adalah :
Penurunan kesadaran.
Euforia.
Rasa Ngantuk.
Lesu.
Penglihatan kabur.
Mengurangi rasa lapar.
Merangsang batuk. dan
Menyebabkan konstipasi.
Opium :
Opium adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama papaver
somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
Opium adalah getah yang berasal dari tanaman yang menyebabkan candu yaitu tanaman papaver
somniferum. Jenis opium sendiri yang tergolong dalam narkotika golongan I adalah opium mentah
dan masak. Opium mentah adalah opium ditujukan untuk pengankutan atau pengemasan sehingga
tidak memperhatikan kadar morfinnya. Adapun opium mentah dibagi menjadi 3 (tiga) tipe yaitu :
Candu : opium mentah yang berasal dari proses pelarutan, pemanasan dan peragian dengan
atau tanpa penambahan bahan-bahan lain. Tujuannya untuk mengubah opium mentak menjadi
ekstrak yang cocok untuk pemadatan.
9
Jicing : hasil sisa-sisa dari candu setelah dihisap dengan tidak memperhatikan apakah apakah
candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.
Jicingko : opium yang diperoleh dari pengolahan jicing.
Heroin :
Nama lainnya dari heroin adalah putauw, bedak, dan etep. Heroin yang belum dicampuri apa pun
rasanya pahit. Beberapa pengguna mencampurnya dengan gula, susu bubuk, dan kina agar tidak
terlalu pahit.
Heroin adalah Opiat semi-sintetis melalui sejumlah tahapan pemurnian dari morfin hingga
menjadi bubuk putih atau butiran halus yang dapat disuntikan. Heroin itu berupa serbuk putih dengan
rasa pahit yang merupakan jenis obat-obatan yang kuat dan membuat seseorang sangat ketagihan.
Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin menyebabkan nyeri yang hebat.
10
Heroin dikonsumsi dengan dihisap atau memasukkan bubuk tersebut pada rokok. Cara lainnya
dengan menyuntikkan ke tubuh. Bubuk heroin dicairkan lalu dimasukkan ke alat suntik. Biasanya,
pengguna menyuntikkan di pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Setelah heroin masuk ke otak, akan berubah menjadi morfin yang menyebabkan sensasi
kegembiraan. Di sisi yang lain, tubuh akan merasakan demam, mulut kering, mual, gatal, dan denyut
jantung lambat.
Seperti jenis jenis narkoba lainnya, heroin juga memberikan efek kerusakan otak permanen.
Beberapa penelitian mengatakan, heroin memberikan efek kerusakan struktur fisik dan fisiologis
otak. Hal itu memengaruhi tanggapan terhadap stres serta perilaku pengguna. Kerusakan lainnya
terjadi pada kurangnya asupan oksigen pada otak dan infeksi katup jantung.
Heroin adalah senyawa semi sintesis yang memiliki bentuk fisik serbuk putih yang memiliki
rasa pahit. Penggunaan heroin dapat mengalami hilangnya rasa nyeri, lesu, rasa kantuk, halusinasi
dan rasa bahagia terlalu berlebihan. Heroin dihasilkan dari sintesis morfin yaitu senyawa alkaloid
analgesik yang memiliki reaksi kuat sehingga berpengaruh langsung pada sistem saraf pusat. Apabila
seseorang sudah mengalami kecanduan dan tiba-tiba tidak mengkonsumsi heroin, maka pecandu akan
mengalami kejang, muntah, diare, insomnia dan berkeringat.
Gejala atau efek yang ditemukan pada pengguna hampir sama dengan pengguna morfin, yaitu:
Ketergantungan.
Badan kurus, pucat, kurang gizi.
Impotensi.
Infertilitas pada wanita.
Pemakaian dengan alat suntik dapat menyebabkan HIV atau AIDS, hepatitis B dan C.
Sakaw terjadi bila si pecandu putus menggunakan putaw.
Melambatnya denyut nadi.
Tekanan darah menurun.
Otot menjadi lemas.
Pupil mengecil.
Hilang kepercayaan diri.
Suka menyendiri.
Seringkali berdampak kriminal, misalnya berbohong, menipu.
Kesulitan saat buang air besar.
Sering tidur.
Kemerahan dan rasa gatal pada hidung.
11
Gangguan bicara (cadel).
Kokain
Kokaina atau kokain adalah senyawa sintetis alkaloid sehingga komsumsi kokain dapat
memicu atau mengahancurkan metabolisme sel menjadi berkali-kali lipat lebih cepat. Serbuk kristal
putih ini berasal dari tumbuhan koka (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di wilayah Amerika
Selatan. Seperti Bolivia, Peru, Kolombia dan Brazilia).
Kemudian, hasil dari tumbuhan tersebut dicampur dan diolah dengan zat kimia tertentu
sehingga menjadi kokain yang memiliki daya adiktif kuat. Kokain sebetulnya dipergunakan untuk
anestetik lokal, Khususnya untuk pembedahan, tenggorokan mada dan hidung. Karena ia mempunyai
efek Vasokonstriksif atau penyempitan pembuluh darah yang akan mengurangi darah mengalir ke
suatu bagian tubuh.
Kokain terdiri dari 2 bentuk, yakni: kokain free base dan kokain hidroklorid dan
diklasifikasikan ke dalam jenis narkotika, sama seperti heroin dan morfin karena efek adiktif barang
tersebut.
Nama jalanan dari kokain adalah coke, koka, charlie, srepet, happy dust, snow dll. dan biasa
digunakan dengan cara dibagi setumpuk kokain tersebut kedalam beberapa bagian secara lurus diatas
12
permukaan datar. Kemudian dihirup menggunakan alat seperti sedotan atau dibakar bersama
tembakau.
Kokain merupakan alkaloid yang di dapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasa nya dikunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halunisinasi serta berkurang rasa
percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak, selain memperburuk sistem pernafasaan,
penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang
turunannya “putaw” sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
13
Ganja
Ganja juga yang dikenal dengan sebutan nama cannabis sativa pada mulanya daun ganja
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi ( keracunan ringan ). Bahan ini
yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun kemudian disalah gunakan pemakaiannya.
Ganja juga dapat membuat seseorang ketagihan secara mental, berfikir menjadi lamban dan
seseorang yang kecanduan nya nampak bodoh karena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi
dan ingatan seseorang serta kemampuan berfikir menjadi menurun.
14
b. Golongan II
Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan;Contoh nya adalah : Morfin, dan pethidin.
Morfin :
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit.
Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan
penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan
konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin
juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata “morfin” berasal dari Morpheus, dewa
mimpi dalam mitologi Yunani.
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy ( papever
sormary ferum ) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari
opium. Di dalam dunia kedokteran, zat ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan atau operasi. Ketika pecah perang saudara di Amerika Serikat pada tahun
1856, zat ini digunakan untuk serdadu yang luka, yang mengurangi rasa sakit. Akan tetapi efeknya
yang negative maka penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainya.
Pethidin :
Efek samping yang paling sering timbul pada penggunaan petidin sama seperti efek samping
yang terjadi pada penggunaan narkotika jenis lainnya antara lain: depresi napas, depresi fungsi
sirkular, henti napas, syok dan henti jantung. Efek samping ini biasanya terjadi pada penggunaan
16
petidin dalam dosis besar melalui intravena. Untuk itu, penggunaannya sebaiknya tidak dilakukan
jika antidotumnya tidak tersedia.
Penggunaan jangka panjang dan dosis besar berhubungan dengan neurotoksisitas dan kejang.
Efek samping ini berkaitan dengan konsentrasi metabolit aktif norpetidin.
Efek samping ringan yang mungkin terjadi pada penggunaan petidin oleh pasien rawat jalan
dapat berupa nyeri kepala ringan, pusing, efek sedasi yang meningkat, mual, muntah dan keringat
berlebihan. Untuk mengatasi efek samping ini dapat dilakukan dengan menurunkan dosis petidin.
Dampak efek samping pneggunaan atau pemakaian dari pethidin terhadap system saraf :
Euforia atau disforia.
Kelemahan.
Nyeri kepala.
Agitasi.
Tremor.
Pergerakan otot involunter.
Halusinasi.
Disorientasi.
Gangguan penglihatan.
c. Golongan III
Narkotika golongan III, adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh nya adalah : Codeine
Codeine
17
Codeine adalah obat golongan analgesik opioid (kadang disebut opiat) yang digunakan untuk
mengobati meredakan rasa nyeri ringan hinggs sedang sampai berat, mengobati batuk, dan diare. Obat
ini bekerja secara langsung pada system saraf pusat untuk mengurangi rasa sakit yang dialami. Dalam
kasus tertentu, codeine juga dapat digunakan untuk meringankan gejala batuk dan mengobati kondisi
diare akut. Obat Ini termasuk golongan obat narkotika sehingga penggunaannya tidak sembarangan,
alias harus berdasarkan resep dokter.
Obat Codeine ini dapat memicu ketergantungan jika tidak dikonsumsi sesuai dengan anjuran
dokter. Pastikan Anda tidak menambah dosis atau menghentikan pengobatan secara mendadak agar
terhindar dari gejala putus obat atau efek samping berbahaya lainnya, seperti napas pendek, overdosis,
atau kematian.
Biasanya codeine digunakan ketika obat pereda nyeri biasa seperti parasetamol atau ibuprofen
sudah tidak efektif lagi mengatasi rasa sakit. Ketika batuk kering begitu mengganggu, dan ketika
diare parah. Ketahui lebih lanjut mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, dan hal-hal
penting lainnya.
18
Kejang-kejang.
Gangguan pada sirklus menstruasi.
Impotensi atau kemandulan.
Pingsan.
Batuk.
Jenis-jenis Psikotropika :
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun sintetis, yang bersifat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan sistam saraf pusat, serta dapat menimbulkan
ketergantungan atau ketagihan. Zat yang termasuk golongan psikotropika dibedakan menjadi 4
golongan.
a. Golongan I
Psikotropika adalah yang hanya dapat digunakan bertujuan untuk ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contoh nya adalah : Ekstasi
Ekstasi adalah narkoba sintetik (buatan manusia) yang dibuat di dalam laboratorium. Para pembuat
dapat menambah apa saja pada narkoba ini, seperti kafein, amfetamin dan bahkan kokain. Ekstasi
adalah ilegal dan memiliki efek-efek yang serupa dengan halusinogen dan stimulan. Pil-pil itu
berbeda warna dan terkadang ditandai dengan gambar-gambar kartun. Mencampur ekstasi dengan
alkohol sangat berbahaya dan dapat mematikan.
19
Ekstasi biasanya dikonsumsi secara oral (melalui mulut) dalam bentuk pil, tablet atau kapsul.
Memakai lebih dari satu sekaligus dinamakan "bumping”.
Efek-efek stimulatif dari narkoba seperti Ekstasi membuat pengguna dapat berdansa untuk waktu
yang lama, dan ketika dikombinasikan dengan kondisi yang ramai dan panas seperti di pesta-pesta,
dapat menyebabkan dehidrasi yang berlebihan dan kegagalan fungsi ginjal atau jantung.
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling banyak
diproduksi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah di dapat harga jualnya pun bervariasi
mulai dari harga golongan “high class eksekutif” selebritis, diatas Rp. 100.000 hingga harga banting
di warung café Rp. 10.000 per butir.
Inex nama lain ekstasi ini masih keturunan kandung psikotropika banyak di perjual-belikan bagai
kacang goring. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul dengan berukuran sebesar kancing
kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya : Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi,
Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain.
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya adala
: Amphetamine.
20
Amphetamine
Amphetamine adalah stimulan kuat yang bekerja memengaruhi sistem saraf pusat untuk
meningkatkan kadar dopamin dalam otak. Dopamin adalah zat kimia yang dikaitkan dengan rasa
senang, tenang, dan bahagia.
Amphetamine adalah salah satu obat yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan
obat ini dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar
mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang
berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan menyiram
obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk
ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada
apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang
produk Anda.
21
Gugup.
Gelisah.
Perubahan pada kemampuan seksual.
Nyeri haid.
Terasa sakit atau terbakar ketika buang air kecil.
Pusing hingga pingsan.
Jantung berdebar.
Melakukan gerakan atau mengucapkan sesuatu secara berulang dan di luar kendali.
Mengalami delusi atau waham, dan halusinasi.
Gemetaran.
Otot terasa kaku.
Hilang kendali gerak.
Kejang.
Penglihatan kabur.
Ruam.
Gatal-gatal.
Bengkak pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata.
Mengalami kesulitan bernapas dan menelan.
Mati rasa.
Warna kulit jari tangan atau kaki berganti dari pucat, ke biru, lalu merah.
Terdapat luka pada jari tangan atau kaki.
c. Golongan III
Psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif. Contoh nya
adalah : Phenobarbital
Phenobarbital
22
Phenobarbital adalah obat dengan fungsi untuk mengendalikan kejang-kejang. Mengendalikan
dan mengurangi kejang akan memungkinkan anda melakukan lebih banyak kegiatan sehari-hari,
mengurangi risiko bahaya ketika Anda kehilangan kesadaran, dan mengurangi risiko anda untuk
kondisi yang mungkin mengancam jiwa anda akibat kejang-kejang yang sering berulang.
Phenobarbital berada di klasifikasi barbiturat antikonvulsan atau hipnotik. Obat ini bekerja dengan
mengontrol aktivitas listrik yang tidak normal dalam otak yang terjadi saat kejang. Obat ini juga
digunakan untuk waktu yang singkat (biasanya tidak lebih dari 2 minggu) untuk membantu
menenangkan Anda atau membantu Anda tidur saat Anda diserang kecemasan. Obat ini bekerja
dengan mempengaruhi bagian-bagian tertentu dari otak dengan tujuan menenangkan.
Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat penenang dan membantu untuk tidur, yang
biasanya digunakan untuk waktu singkat, yaitu tidak lebih dari 2 minggu. Phenobarbital bekerja
dengan cara mengendalikan aktivitas listrik abnormal di sistem saraf dan bagian otak tertentu, yang
menjadi penyebab kejang.
Phenobarbatial merupakan antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalam mengatasi
epilepsy. Phenobarbital menekan korteks sensor, menurunkan aktivitas motorik, menyebabkan
kantuk, efek sedasi, dan hipnotik.
d. Golongan IV
Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan. Contoh nya : Diazepam
23
Diazepam
Diazepam pertama kali dibuat oleh Leo Sternbach dan dijual oleh Hoffmann-La Roche dengan
nama Valium. Valium telah menjadi salah satu obat yang paling laris di dunia sejak diluncurkan pada
tahun 1963. Di Amerika Serikat Diazepam adalah obat dengan penjualan terlaris di antara tahun 1968
dan 1982, perusahaan Diazepam menjual lebih dari dua miliar tablet pada tahun 1978 saja. Pada tahun
1985, paten akan obat Diazepam yang hanya boleh dijual di bawah nama Valium berakhir, dan
sekarang ada lebih dari 500 merek yang tersedia di pasaran. Diazepam masuk dalam Daftar Obat
Esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai obat yang paling efektif dan aman yang
dibutuhkan dalam dunia kesehatan
Diazepam adalah obat golongan Benzodiazepine yang biasanya menghasilkan efek sedasi ( obat
penenang ). Diazepam biasanya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi termasuk kecemasan,
sindrom akibat berhenti dari kecanduan alkohol, sindrom “sakau” akibat kecanduan benzodiazepine,
kejang otot, kejang, kesulitan tidur, dan sindrom kaki gelisah. Diazepam juga dapat digunakan untuk
menyebabkan kehilangan ingatan selama prosedur medis tertentu. Diazepam dapat digunakan dengan
cara diminum, dimasukkan ke dalam anus, disuntikkan ke otot, atau disuntikkan ke pembuluh darah.
Ketika diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, efek Diazepam dimulai dalam satu hingga lima
menit dan bertahan hingga satu jam. Ketika dikonsumsi dengan cara diminum, mungkin
membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk bekerja.
Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika dan
Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol
Alkohol tergolong zat depresan, berarti ia memperlambat fungsi-fungsi tubuh yang vital—
mengakibatkan cadel, gerakan goyah, persepsi yang terganggu dan ketidakmampuan untuk cepat
bereaksi. Mengenai bagaimana alkohol mempengaruhi pikiran, alkohol sebaiknya dikenal sebagai
obat yang mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir rasional dan mengaburkan daya
pertimbangannya.
Meskipun tergolong zat depresan, jumlah yang diminum menentukan jenis efeknya. Kebanyakan
orang meminumnya untuk memperoleh efek stimulan, dengan segelas bir atau anggur untuk
"relaksasi". Tetapi jika seseorang mengonsumsi melebihi batas yang dapat diatasi oleh tubuh, maka
ia akan mengalami efek depresi alkohol. Mereka akan mulai merasa "bodoh" atau kehilangan
koordinasi dan kendali.
Alkohol berlebihan juga mengakibatkan efek pelambatan yang lebih nyata lagi (ketidakmampuan
untuk merasa sakit, keracunan yang membuat tubuh memuntahkan racunnya, dan berakhir dengan
25
ketidaksadaran, atau yang lebih buruk, koma atau meninggal karena overdosis racun). Reaksi-reaksi
ini tergantung pada jumlah dan kecepatan konsumsinya. Ada beberapa jenis alkohol. Etil alkohol
(etanol) satu-satunya zat alkohol yang digunakan dalam minuman, dihasilkan dari fermentasi padi-
padian dan buah-buahan. Fermentasi adalah proses kimia di mana ragi mengolah bahan-bahan
tertentu di dalam bahan makanan di atas dan memproduksi alkohol.
Minuman Alkohol adalah yang mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan
tertentu.
Jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau
zat itu dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol, yaitu :
2.) Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur), : dan
Jenis minuman yang termasuk di golongan ini adalah aneka jenis anggur atau wine. Alkohol pada
kadar ini sudah cukup tinggi dan dapat membuat mabuk terutama bila diminum dalam jumlah banyak
dan bagi yang tidak terbiasa.
26
3.) Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House, dan Johny
Walker) :
Jenis minuman yang termasuk dalam golongan ini adalah seperti Whisky, Vodka, TKW, Johny
Walker, dll. Banyaknya minuman alkohol yang boleh dikonsumsi oleh tubuh setiap golongan juga
berbeda-beda. Untuk Bir, jumlah yang boleh dikonsumsi dalam satu hari adalah tidak lebih dari 285
ml, Wine tidak lebih dari 120 ml, dan golongan C seperti Whisky adalah 30 ml per hari.
Inhalasi (gas yang dihirup) dan Solvent (Zat Pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik,
yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Beberapa yang disering disalah gunakan adalah Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.
27
Pengaruh Jangka Pendek :
Lebih berani, rasa malu berkurang.
Sering terjadi pusing, mengantuk, dan gembira.
Sering terjadi sakit kepala, diare, gejala seperti flu.
Hidung berdarah, perih sekitar mulu dan hidung.
Perilaku tidak tenang.
c. Tembakau
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana.
Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat
digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau
kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan
bangsa Eropa ke Amerika Utara mempopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat
penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan.
Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja
menyebabkan perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi
perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-20.
28
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol
“tabaco” dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di
Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de
Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata “tabago”, sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap
tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It.
tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal
dari Bahasa Arab “tabbaq”, yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis
tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan
untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Tembakau adalah merupakan pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA.
29
Depresan adalah obat penenang yang tergolong pada kelompok obat yang disebut
'benzodiazepine'. Obat-obat ini diresepkan oleh para dokter untuk mengurangi stres, kecemasan,
untuk membantu orang tidur dan kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya obat-obat ini berbentuk
kapsul atau tablet. Beberapa orang menyalahgunakan obat penenang karena efeknya yang
memabukkan. Berbagai nama lainnya: Valium, Rohypnol, Mogadon, Librium, Lexotan, Ativan, BK,
Koplo, pil anjing dll. Di Indonesia beberapa obat penenang, khususnya yang dibeli di jalanan, dibuat
secara ilegal. Berarti bahwa bahan-bahan pembuat pil serta kemurniannya tidak dapat dikontrol. Hal
ini berbahaya karena meningkatkan kemungkinan bahwa si pemakai telah menelan bahan-bahan yang
akan menimbulkan pengaruh buruk.
Depresan adalah Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur dan tak sadarkan diri.
Contohnya : Opioda atau opiat (Morfin, Heroin, Kodein), Sedative (Penenang), Hipnotik (Obat
Tidur), alkohol inhanlansia dan Tranquilizer (Anti Cemas). :
Bentuk Morfin
Efek Morfin :
Euphoria dalam dosis tinggi.
Menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Menimbulkan gejala putus zat yaitu rasa nyeri tubuh deman, berkeringat, dan menggigil.
Kematian karena overdosis akibat terhambatnya pernafasan.
30
Bentuk Heroin :
Heroin adalah Opiat semi-sintetis melalui sejumlah tahapan pemurnian dari morfin hingga
menjadi bubuk putih atau butiran halus yang dapat disuntikan. Heroin itu berupa serbuk putih dengan
rasa pahit yang merupakan jenis obat-obatan yang kuat dan membuat seseorang sangat ketagihan.
Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin menyebabkan nyeri yang hebat.
Bentuk kodein :
31
Codeine adalah obat opioid (kadang disebut opiat) yang digunakan untuk mengobati rasa nyeri
sedang sampai berat, mengobati batuk, dan diare. Ini termasuk golongan obat narkotika sehingga
penggunaannya tidak sembarangan, alias harus berdasarkan resep dokter.
Biasanya codeine digunakan ketika obat pereda nyeri biasa seperti parasetamol atau ibuprofen
sudah tidak efektif lagi mengatasi rasa sakit. Ketika batuk kering begitu mengganggu, dan
ketika diare parah. Ketahui lebih lanjut mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, dan
hal-hal penting lainnya.
Efek Kodein :
Merasa pusing atau mengantuk.
Mual, muntah, sakit perut.
Sembelit.
Berkeringat.
Gatal ringan atau ruam.
a. Benzodiazepin
Turunan benzodiazepin di klinik terutama digunakan untuk menghilangkan ketegangan, kegelisahan
dan insomnia. Turunan benzodiazepine 2 oksida (klordiazepoksid HCl) dan turunan 1, 4-
benzodiazepin -2-on. Turunan kedua ini dapat digunakan sebagai:
1. Sedatif, contoh: diazepam, oksazepam, medazepam dan lorazepam.
2. Hipnotik, contoh: flurazepam, nitraze pam dan flunitrazepam.
3. Anti kejang, contoh: klonazepam (Siswandono dan Soekardjo, 2000)
Golongan benzodiazepin: temazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam, yang karena ringan
toksisitasnya dan efek sampingnya kini dianggap sebagai obat-obat tidur pilihan pertama. Pada
32
hakekatnya semua benzodiazepin memiliki daya kerja tersebut diatas, yakni kerja anksiolitik, sedatif-
hipnotik dan antikonvulsif, serta daya relaksasi otot. Zat-zat dimana sifat sedatif-hipnotik adalah
relatif lebih kuat dari sifat-sifat lainnya, terutama digunakan sebagai obat tidur (Tjay dan Rahardja,
2002).
b. Diazepam
Diazepam (Valium®, Diazepin®, Stesolid® , Mentalium®) sebagai sedatif dan hipnotik untuk
mengontrol kecemasan dan ketegangan. Kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam 0,5-1,5 jam
setelah pemberian oral, waktu paro metabolit aktif nordazepam? 27-37 jam. Dosis tunggal: 4-40
mg/hari.
Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu
singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan berbagai
jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep
dokter. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-
duanya sekaligus. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan, khususnya
jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap CNS. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk
menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang
menyulitkan tidur (misalnya saat otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal
yang mengurangi kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan
bobot tubuh (phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang
yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD).
33
Dalam peristiwa yang jarang terjadi, stimulan juga dipakai untuk merawat orang yang
mengalami depresi. Stimulan kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas,
juga untuk menahan nafsu makan. Eforia yang dihasilkan oleh beberapa stimulan mengarah kepada
penggunaan rekreasionalnya, meskipun hal ini tidaklah legal di dalam sebagian besar sistem hukum.
Kafeina, ditemui di dalam minuman seperti kopi dan minuman ringan, seperti halnya nikotin, yang
dijumpai pada tembakau, adalah salah satu di antara stimulan yang paling biasa dipakai di dunia.
Contoh lain dari stimulan yang dikenal adalah efedrin, amfetamin, kokain, metilfenidat, MDMA, dan
modafinil. Stimulan biasa disebutkan di dalam bahasa gaul Amerika sebagai "upper".
Stimulan yang berpotensi disalahgunakan diawasi secara ketat di Amerika dan sistem hukum
lainnya. Beberapa di antaranya bisa saja tersedia secara sah hanya melalui resep dokter (misalnya
metamfetamin, nama dagang Desoxyn, campuran garam amfetamin, nama dagang Adderall,
deksamfetamin, nama dagang Dexedrine) atau dilarang sama sekali (misalnya metkatinon).
Stimulan adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini membuat pemakaiannya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Contohnya : Amphetamine
Shabu, Ekstasi, dan Kokain.
34
Kekurangan gizi, kehilangan berat badan.
Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan.
Ketergantungan psikologis yang besar.
Psikosis.
Depresi.
Kerusakan pada otak, termasuk stroke dan epilepsy.
3. Golongan Halusinogen
Halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
mengubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh perasaan dapat terganggu.
Halusinogen adalah zat alami dan buatan manusia yang sering menyebabkan orang untuk
percaya bahwa mereka melihat warna acak, pola, peristiwa, dan benda-benda yang tidak ada.
Pengalaman halusinasi baik bisa sangat menyenangkan atau sangat mengganggu. Banyak jenis
zat diklasifikasikan sebagai halusinogen karena kapasitas mereka untuk menghasilkan halusinasi
tersebut. Zat-zat ini datang dalam bentuk pil, bubuk, cairan, gas, dan tanaman yang dapat dimakan.
Di dalam tubuh, halusinogen merangsang sistem saraf. Efek termasuk pelebaran (pelebaran) dari
pupil mata, penyempitan arteri tertentu, dan meningkatnya tekanan darah.
Halusinogen telah lama menjadi bagian dari ritual keagamaan dari berbagai budaya sepanjang
sejarah. Dukun suku atau laki-laki obat menelan zat halusinogen atau dihirup asap atau asap dari zat
yang terbakar mengalami halusinasi.
35
Gejala yang timbul pada saat pemakaian halusinogen berupa:
1. Kapala terasa pening
2. Kondisi tubuh terasa lemah
3. Merasa mual dan muntah
4. Terjadi ilusi visual pada 2-3 jam pemakaian
5. Terjadi gejala panik pada jam 4-5
Faktor Internal :
Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan dan depresi serta kurangnya religusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai
atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologic, psikologik
maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obatan
terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
penyalahgunaan narkoba. Misalnya :
1.) Iman yang kurang baik.
2.) Rasa ingin coba-coba.
3.) Perlindungan dari keluarga yang kurang.
Faktor Eksternal :
Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan
zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi semakin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya atau pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa
saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi
penyalahgunaan narkoba. Misalnya :
1.) lingkungan pergaulan, karena seperti yang kita tahu lingkungan pergaulan itu sangat
mempengaruhi sifat dari seseorang secara tidak langsung.
36
2.) kondisi sosial ekonomi, mungkin itu beberapa faktor yg menyebabkan orang terjerumus
kedalaman hal itu.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya atau pergaulan tidak selalu sama
besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan,
bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif
menjadi penyalahgunaan narkoba.
Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang
menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :
Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan sempoyongan,
bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat atau berhenti, mata dan hidung berair, menguap terus
menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat
dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum
suntik).
Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai
melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah marah,
sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena takut
ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan
dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang,
sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk
37
minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya,
sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta,
bila ditanya sikapnya defensiveatau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.
Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada,
sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan
alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan
mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya
kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap
keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak
yang “tidak beres” di sekolah.
38
7. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan
antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat
ini belum ada obatnya.
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.
39
f. Kulit terdapat bekas suntikan bagi penggunaan yang menggunakan jarum suntik sehingga
mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
g. Sistem reproduksi sering terjadi kemandulan.
h. Komplikasi pada kehamilan meliputi : ibu mengalami anemia, infeksi vagina, hepatitis dan
AIDS. Kandungan mengalami abortus, keracunan kehamilan, bayi yang baru lahir akan
meninggal , dan janin mengalami pertumbuhan terhambat, premature, dan berat bayi rendah.
b. Lingkungan Sekolah.
1.) Merusak disiplinan dan motivasi belajar.
2.) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, dan tawuran pelajar.
3.) Memengaruhi peningkatan penyalahgunaan diantara sesama teman sebaya.
c. Lingkungan Masyarakat
1.) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari penggunanya.
2.) Pengedar atau bandar menggunakan perantara pemuda remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
3.) Meningkatnya kejahatan di masyarakat, seperti perampokan, pencurian, pemerkosaan dan
pembunuhan yang membuat masyarakat menjadi resah.
40
Gejala Perubahan sebagai Dampak Penyalahgunaan NAPZA.
a. Perubahan Fisik
1.) Saat menggunakan NAPZA, pengguna jalan sempoyongan, berbicara juga pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk dan agresif
2.) Bila terjadi kelebihan dosis, terjadi sesak napas, denyut jantung dan nadi lambat, kulit terasa
dingin, dan bahkan meninggal
3.) Saat sedang ketagihan, terjadi mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit
diseluruh tubuh, malas mandi, kejang-kejang, dan kesadaran mulai menurun.
4.) Pengaruh jangka panjang akan berakibat pada penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap
kesehatan dan juga kebersihan , gigi nya udah mulai keropos, dan bekas suntukan pada
lengan.
41
2.5 Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika
a. Pencegahan Terhadap Diri Sendiri
1.) Belajar untuk mengatakan tidak, baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain yang
menawarkan barang haram itu terhadap kita.
2.) Tidak usah terpancing karena cuma gara-gara dibilang kuper
3.) Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, bergaul, dan sebagainya.
4.) Bergaul dengan teman yang baik, dan jauhilah teman yang berperilaku yang buruk
5.) Jangan pernah ingin coba-coba
6.) Harus berfikir bahwa narkoba akan mengakibatkan penderitaan, baik bagi diri sendiri
maupun bagi orang lain.
7.) Isilah hari-hari mu dengan kegiatan yang positif, entah itu disekolah maupun dirumah.
Seperti : berolahraga, mengikuti kegiatan karang taruna, dan ekstrakulikuler.
8.) Mendekatkan diri kepada Allah swt, menambah iman dan taqwa
42
3.) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang positif
untuk tetap menghindari diri dari pemakaian NAPZA dan merokok.
4.) Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa dan siswi (ekstrakulikuler).
5.) Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari-hari
6.) Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.
Preventif (Pencegahan)
Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik daripada pemberantasan. Pencegahan
penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan
dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian
oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan illegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi
atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan narkoba.
43
Kuratif (Pengobatan)
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para narkoba, baik secara medis maupun dengan medis
lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi
Narkoba.
Rehabilitatafi (Rehabilitasi)
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupa menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban
narkoba agar juga dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum,
yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau
masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak yang berwajib dan tidak boleh ada
main hakim sendiri.
44
Ingat bahwa…..
Dengan DORONGAN,
Akan tumbuh PERCAYA DIRI
Dengan KEADILAN,
Mereka akan menjadi BIJAKSANA
45
BAB III
PERAN ORANGTUA YANG
SANGAT PENTING DALAM
PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA DAN
PRECURSOR NARKOTIKA
46
3.1 Orangtua Sebagai Panutan
a. Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari secara baik dan tepat.
b. Berlaku jujur dan mau mengakui kelemahan dan kekurangan tanpa harus kehilangan wibawa.
c. Mengarahkan anak dalam menggali potensi diri. Membantu anak menemukan potensi yang
mendukung citra dirinya, Siasati kekurangan yang dimiliki anak dengan mengembangkan
keahlian atau keterampilan khusus. Jika citra anak berhasil dimunculkan, maka akan
memancar positif sehingga kekurangan yang dimilikinya tidak menjadi kendala bagi
kebanggaan dirinya.
d. Menyadarkan anak bahwa penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika tidak sesuai
dengan nilai, norma yang berlaku dalam agama dan masyarakat.
47
3.3 Orangtua sebagai tempat bertanya dan teman diskusi
a. Menjadikan diri anda sebagai teman yang pertama memberikan informasi.
b. Bekali diri anda dengan pengetahuan tentang narkotika dan prekursor narkotika dari media
yang ada.
c. Berikan jawaban yang jujur semua pertanyaan.
d. Jadilah pendengar yang baik.
e. Jangan bereaksi berlebihan apabila anak mengungkapkan pendapatnya tentang masalah
narkotika dan prekusor narkotika.
48
b. Konsisten
Orangtua harus berusaha untuk secara konsisten menjalankan hukuman.
c. Bersifat pribadi.
Jangan menegur anak dihadapan orang lain karena hal itu akan membuat anak malu.
d. Memperhatikan harga diri anak
Jangan mempersalahkan, membenci atau mengancam anak, sehingga merendahkan harga
dirinya.
e. Memberi hadiah pada tingkah laku yang positif
Hadiah berupa pujian, penghargaan, barang atau kegiatan diberikan apabila anak berbuat
sesuai yang diharapkan.
f. Keterlibatan anak Sebaiknya anak dilibatkan dalam mebuat setiap tata tertib.
g. Tidak ada hukuman ganda Jagalah supaya anak tidak mendapat dua kali penderitaan atau
hukuman dari orangtua atau pihak yang berlainan, karena pelanggaran yang serupa.
(Dari B Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Kamus Narkoba (Istilah-Istilah Narkoba dan
Bahaya Penyalahgunaannya). Jakarta, 2006.uku “Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak”
oleh Dr. Charles Schaefer dan Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, Departemen Kesehatan”Pola
Asuh yang Mendukung Perkembangan Anak”)
49
2. AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN KRISTEN PROTESTAN
1 Korintus 6 : 19 – 20 “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukuan milik
kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar : karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu” Ayat – ayat alkitab yang mengingatkan secara khusus
dalam pemeliharaan tubuh secara jasmani dan rohani dalam kaitan dengan penyalahgunaan dan
pemakaian obat-obat terlarang (narkoba). Demikian juga dengan firman Allah menyatakan
bahwa pemabuk tidak masuk dalam kerajaan surga.
1 Raja-raja 20 : 16 “Pikiran menjadi tumpul karena pengaruh obat sangat mengganggu susunan
syaraf sehingga setiap perbuatannya tidak lagi dapat dikontrol dengan pikiran yang jernih, hal
ini sangat berbahaya apanila orang-orang yang terkena mempunyai kedudukan penting karena
setiap keputusannya akan mencelakakan banyak orang”
3. AGAMA HINDU
Dalam Kitab Bhagawadgita III, 16, yaitu “ Evam pravartitam Chakram Na, nuvartayati, hayah
Aghayur indriyaramo Mogham partha Sajivati” Terjemahan : “Ia yang tidak ikut memutar roda
hidup ini selalu dalam dosa. Menikmati kehendak hawa nafsunya oh parta, Ia hidup sia-sia”
Seloka ini menjelaskan bahwa hidup yang tidak teratur dan memenuhi nafsu belaka tanpa
melakukan tugas hidup dan kehidupan dengan sebaik-baiknya, maka kehidupan akan sia-sia
dan merendahkan tingkatan kehidupan yang akan datang. Menuruti kehendak nafsu semata
berarti mereka menuju kebahagiaan dan kedamaian semu, dengan mencari kenikmatan yang
dilarang oleh ajaran agama seperti berfoya-foya, mengkonsumsi makanan terlarang, termasuk
obat-obatan yang mengandung zat adiktif (miras, narkoba, dan lain-lain sebagainya).
Slokantara, Sloka 16 menyebutkan : “ Braima wadah sulapanam Suwarna steyarnewa ca Kan
yawighnam gurarwadho Mohapalamucyate” Terjemahan : Membunuh brahmana, meminum
minuman keras, mencuri emas, memperkosa gadis perawan dan membunuh guru ini dinamai
dosa besar (mala petaka) Narkoba dan miras didalam kitab suci wedha disebut
“SURAPANAM” yaitu konsumsi yang memabukkan. Juga disebut “MADYA” yaitu minuman
beralkohol atau ber zat adiktif tinggi. Mereka yang mengkonsumsinya untuk pemuasan nafsu,
tergolong melakukan “dosa besar” yang setara dengan perbuatan mencuri emas, membunuh
pendeta maupun guru dan memperkosa gadis dibawah umur.
50
4. AGAMA BUDHA
Pancasila Buddhis terdiri dari 5 (lima) latihan moral yaitu:
1. Menghindari pembunuhan mahluk hidup.
2. Menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya.
3. Menghindari perbuatan asusila.
4. Menghindari ucapan yang tidak benar.
5. Menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan.
Dalam Maha Manggala Suta dikatakan “Arati Virati papa, majjapanacasannamo, appamado ca
dhammesu, etammanggalamuttamam” Artinya : “Menjauhi tak melakukan kejahatan,
menghindari, minuman keras, tekun melaksanakan dharma, itulah berkah utama” (Paritta Suci
30)
5. KONGHUCU
Xiao Jing I
1. Nabi bersabda “Sesungguhnya laku bhakti itu ialah pokok kebajikan; daripadanya ajaran
agama berkembang. Duduklah kembali, Aku akan bicara denganmu. Tubuh, anggota
badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan bunda; (maka), perbuatan tidak berani
membiarkannya rusak dan luka, itulah permulaan laku bakti.
2. “menegakkan diri hidup menempuh jalan suci, meninggalkan nama baik di jalan
kemudian sehingga memuliakan ayah-bunda, itulah Laku Bakti.
Mengzi Jilid IV B Li Lo
30.2. Mengzi menjawab, “Yang dianggap tidak berbakti pada jawab ini ada lima hal :
1. Malas ke-empat anggota tubuhnya dan tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap
orang tua.
2. Suka berjudi dan mabuk-mabukan serta tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap
orang tuanya.
3. Tamak akan harta benda, hanya tahu istri dan anak, sehingga tidak memperhatikan
pemeliharaan terhadap orang tuanya.
4. Hanya menuruti keinginan mata dan telinga, sehingga memalukan orang tua; dan
5. Suka akan keberanian dan sering berkelahi, sehingga membahayakan orang tua.
51
BAB IV
POLA PENGASUHAN
52
Upaya pola mengasuh anak bukan pekerjaan yang gampang dan maupun merupakan
tantangan dalam keluarga, namun juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan.
Keberhasilan mengasuh anak membutuhkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesabaran
orang tua.
Sigmund Freud, bapak ilmu psikoanalisis menyebutkan bahwa lima tahun pertama dalam
kehidupan anak sejak lahir sangat menentukan perkembangan kepribadian pada umur selanjutnya.
Pada lima tahun pertama perkembangan Ego dan Super dari energi hidup yang sifatnya psikis
yang disebut “The Id”. The Id merupakan sumber energi psikis yang mencari jalan penyaluran untuk
memuaskan berdasarkan prinsip nikmat. Dalam lima tahun pertama anak mengalami perkembangan
mulai dari fase oral (0-1 tahun). Fase anak (1-3 tahun), dan fase falik (3-5 tahun). Pada fase ini peranan
ibu dan ayah sangat penting.
Oleh karena itu, orang tua perlu memahami beberapa prinsip dasar yang perlu diterapkan
dalam keluarga :
4.1 Komunikasi
Ada lima aturan emas dalam berkomunikasi :
a. Mendengarkan secara aktif. Anak merasa penting, dihormati dan dihargai apabila orangtua
benar- benar mendengarkan mereka.
b. Menghargai perasaan anak-anak anda. Bila kita penuh pengertian dan peka terhadap apa yang
dirasakan anak-anak, mereka akan menghadiahi kita dengan kepercayaan. Jangan mengkritik
anak anda dan jangan mencemooh. Kedua cara tersebut sangat merusak pembicaraan saat itu,
bahkan dapat merusak hubungan yang anda jalin selama ini.
c. Hormati hak pribadi anak-anak anda Jangan memaksa anak anda untuk menyatakan
perasaannya. Cara yang terbaik adalah mendengarkan apa pun yang ingin mereka sampaikan
dan secara perlahan-lahan memberi mereka keberanian untuk menceritakan permasalahannya.
Ingatkan anak anda bahwa anda siap setiap saat dia ingin berbicara.
d. Menggunakan kata “saya” lebih baik daripada ‘kamu”. Demi menjaga emosi anak anda dan
juga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, penting sekali untuk
mengajarkan anak anda agar terbiasa menggunakan kata “saya” sebagai pengganti “kamu”.
Mendorong anak anda untuk menggunakan kata “saya” dapat mengajar mereka untuk
bertanggung jawab atas apa yang mereka rasakan dalam situasi yang berbeda.
e. Tetaplah pada subjek pembicaraan. Jangan menyeret masalah atau kepedihan masa lalu di
dalam pembicaraan saat ini. Selesaikan konflik satu demi satu.
53
Orangtua yang sering mengkritik atau memberikan hukuman, akan gagal dalam
berkomunikasi
Pemberian cinta dan kasih sayang kepada anak ditunjukkan secara wajar sejak kecil
supaya anak dapat merasakan bahwa ia disayangi, disenangi, diperhatikan, diterima dan
dihargai
4.3 Spiritual
Orang tua perlu menanamkan pendidikan agama sejak usia dini. Pendidikan agama saja tidak
cukup tapi disertai pula dengan moral dan bimbingan orang tua. Dalam pandangan agama tahapan
pencegahan dalam upaya penanggulangan bahaya narkotika dan prekursor narkotika, sebagai
berikut:
a. Perlu penanaman sejak dini bahwa narkotika dan prekursor narkotika haram hukumnya dan
dilarang menurut agama apapun maupun negara.
b. Menanamkan kehidupan beragama di lingkungan keluarga dan sekolah.
c. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap aktifitas.
d. Taat beribadah.
e. Bersyukur atas pemberian Tuhan yang Maha Kuasa.
54
4.4 Pemupukan Percaya Diri
a. Berfokus pada kelebihan dan kemampuan anak, bukan pada kesalahan atau kekurangannya.
b. Berfokus pada usahanya, bukan hasilnya.
c. Menahan diri untuk tidak mengkritik, menghina, mengejek dan mempersalahkan, yang
semuanya ini adalah bentuk penolakan.
d. Memberi pengalaman yang membesarkan hati.
e. Pemberian tugas dan tanggung jawab yang membangun kepercayaan diri.
55
BAB V
POLA HIDUP SEHAT
56
5.1 Percaya pada diri sendiri dan meningkatkan harga diri
a. Meningkatkan percaya diri pada anak.
1. Tidak membanding-bandingkan hasil belajar anak dengan temannya.
2. Berfokus pada kelebihan, kemampuan, kekuatan anak dari pada kekurangannya.
3. Menyadari bahwa anak itu berharga, unik dan istimewa.
4. Jangan mengkritik, menghina, mengejek, mempersalahkan dan mengoreksi perilaku anak
yang tidak semestinya.
5. Hargailah anak sendiri.
6. Lakukan pendekatan kasih sayang pada anak.
7. Tanamkan sikap optimisme pada anak.
b. Meningkatkan Harga Diri pada Anak
1. Bangga dengan hasil karyanya.
2. Mampu bertindak mandiri.
3. Mudah menerima tanggung jawab.
4. Dapat mengatasi frustasi dengan baik.
5. Menanggapi tantangan baru dengan semangat.
6. Sanggup membantu orang lain.
7. Berhasil dengan karyanya.
8. Dapat menunjukkan jangkauan perasaan secara luas.
57
BAB VI
TIPS MENJADI ANAK SUKSES
58
Tips Mengajari Anak Tentang bahaya Narkotika dan Prekursor Narkotika
Mengajari anak tentang bahaya narkotika dan prekursor narkotika, harus sesuai dengan usianya:
59
BAB VII
PENUTUP
60
Melalui informasi bahaya penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika sejak usia dini,
diharapkan orangtua dapat mengkomunikasikan secara benar, sekaligus mengedukasi anakanak
tentang bahaya penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika, sehingga anak-anak dapat benar-
benar memahami bahaya narkotika dan prekursor narkotika serta mempunyai daya cegah atau daya
tangkal terhadap bahayanya.
Selain itu, orang tua mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pemahaman
tentang bahaya dari penggunaan narkotika dan prekursor narkotika untuk anak-anak usia dini,
sehingga anak-anak tersebut tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, berkualitas dan bertaqwa
serta menjadi kebanggaan orang tua, serta berguna bagi bangsa dan negara.
6.1 Kesimpulan
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi
seseorang ( pikiran, perasaan, dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik
dan psikologi. Sedangkan Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor
internal yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta
kurang nya religiusitas, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar individu atau lingkungan
seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti preventif seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, kuratif seperti
penyembuhan dengan medis atau dengan medis lain. Rehabilitative agar korban tidak kembali
ketagihan dengan narkoba dan represif melalui jalur hukum.
6.2 Saran
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anak nya agar tidak terjerumus kedalam jurang narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas peredaran
narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan
narkoba.
61
LAMPIRAN
62
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Maksimum : Rp. 8 Miliar
63
atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima)
gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 10 Miliar
+1/3 (sepertiga)
64
Pasal 115 (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau
mentransito Narkotika Golongan I, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar
65
Pasal 116 (2)
Dalam hal penggunaan narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan I untuk
digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat
permanen, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Maksimal : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 10 Miliar
+1/3 (sepertiga)
66
Pasal 118 (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan II, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar
67
Pasal 119 (2)
Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3 (sepertiga)
68
Pasal 121 (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan II terhadap
orang lain atau memberikan Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain, dipidana:
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar
69
Pasal 122 (2)
Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Golongan III
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 3 Miliar
+1/3 (sepertiga)
70
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : 5 Miliar
71
DENDA : Maksimum : Rp. 3 Miliar
+1/3 (sepertiga)
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar
72
Pasal 127 (2)
Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103.
73
b. Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Prekursor Narkotika untuk
pembuatan Narkotika;
c. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, atau menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika;
d. Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Prekursor Narkotika untuk pembuatan
Narkotika.
2. Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana
tambahan berupa :
a. Pencabutan izin usaha; dan atau
b. Pencabutan status badan hukum
Pasal 131
Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal
119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1),
Pasal 128 ayat (1) dan Pasal 129 dipidana :
PENJARA :
Paling Lama : 1 Tahun
DENDA :
Paling Banyak : Rp. 50 Juta
74
pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang
sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal-Pasal tersebut.
2. Dalam hal pembuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal
114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122,
Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129 dilakukan secara terorganisasi,
pidana penjara dan pidana denda maksimumnya ditambah 1/3 (sepertiga).
3. Pemberatan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi tindak pidana
yang diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara 20 (dua
puluh) tahun.
75
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar
Pasal 135
Pengurus Industri Farmasi yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 (mencantumkan label pada kemasan Narkotika dalam bentuk obat atau bahan baku narkotika)
dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 7 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 40 Juta
Paling Banyak : Rp. 400 Juta
Pasal 136
Narkotika dan Prekursor Narkotika serta hasil-hasil yang diperoleh dari tindak pidana Narkotika dan
atau prekursor Narkotika, baik berupa aset dalam bentuk benda bergerak maupun yang tidak bergerak,
76
berwujud atau tidak berwujud serta barang-barang atau peralatan yang digunakan untuk melakukan
tindak pidana Narkotika dan tindak pidana Prekursor Narkotika dirampas untuk negara.
Pasal 137a
Setiap orang yang menempatkan, membayarkan atau membelanjakan, menitipkan, menukarkan,
menyembunyikan atau menyamarkan, menginvestasikan, menyimpan, menghibahkan, mewariskan,
dan atau mentransfer uang, harga, dan benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang berasal dari tindak pidana Narkotika dan atau
tindak pidana Prekursor Narkotika, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar
Pasal 137b
Setiap orang yang menerima penempatan, pembayaran atau pembelanjaan, penitipan, penukaran,
penyembunyian atau penyamaran invetasi, simpanan atau transfer, hibah, waris, harta, atau uang,
benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud yang diketahuinya berasal dari tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor
Narkotika, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 500 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar
Pasal 138
Setiap orang yang menghalang-halangi atau mempersulit penyidikan serta penuntutan dan
pemeriksaan perkara tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika di muka
sidang pengadilan, dipidana :
77
PENJARA :
Paling lama : 7 tahun
DENDA :
Paling Banyak : Rp. 500 Juta
Pasal 139
Nahkoda atau kapten penerbang yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 atau Pasal 28 dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 100 Juta
Paling Banyak : Rp. 1 Miliar
Pasal 141
Kepala kejaksaan negeri yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1), dipidana :
78
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 100 Juta
Paling Banyak : Rp. 1 Miliar
Pasal 142
Petugas laboratorium yang memalsukan hasil pengujian atau secara melawan hukum tidak
melaksanakan kewajiban melaporkan hasil pengujiannya kepada penyidik atau penuntut umum,
dipidana :
PENJARA :
Paling Lama : 7 Tahun
DENDA :
Paling Banyak : Rp. 500 Juta
Pasal 143
Saksi yang harus memberi keterangan yang tidak benar dalam pemeriksaan perkara tindak pidana
Narkotika dan Prekursor Narkotika di muka siding pengadilan, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 60 Juta
Paling Banyak : Rp. 600 Juta
79
Pasal 144 (2)
Ancaman dengan tambahan 1/3 (sepertiga) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
pelaku tindak pidana yang dijatuhi dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana
penjara 20 (dua puluh) tahun.
Pasal 145
Setiap orang yang melakukan tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal
117, Pasal 118, Pasal 119, pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal
126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 di luar wilayah Negara Republik Indonesia
diberlakukan juga ketentuan Undang-Undang ini.
80
c. Pimpinan industri farmasi tertentu yang memproduksi narkotika Golongan I bukan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan; atau
d. Pimpinan pedagang besar farmasi yang mengedarkan Narkotika Golongan I yang bukan untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan atau mengedarkan Narkotika Golongan II dan
III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau bukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Pasal 148
Apabila putusan pidana denda sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini tidak dapat dibayar oleh
pelaku tindak pidana Narkotika dan tindak pidana Prekursor Narkotika, pelaku dijatuhi pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun sebagai pengganti pidana denda yang tidak dapat dibayar.
Pasal 153
Dengan berlakunya Undang-undang ini :
a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698); dan
b. Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-undang ini,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
81
Kami marah mendengarnya
Kami tidak bisa diam
Kami geram melihatnya
Geram keseluruhan bangsa
82
(KAHLIL GIBRAN, DALAM SANG NABI)
83
Daftar Pustaka
Tanjung, Ain.2004.Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti
Narkoba
Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba.diakses tanggal 24 April
2016
BNK Samarinda 2007. “faktor dan Akibat Narkoba” (online)
http://bnk.samarinda.go.id//index.php?q=faktor-akibat-narkoba. Diakses tanggal 24 April 2016
Azella Syarra, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah, Jakarta,
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Buah Hati, Jakarta, 2008/2009.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia Modul Pelatihan Keluarga dan Orangtua Sebagai
Fasilitator Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta 2005.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Kamus Narkoba (Istilah-Istilah Narkoba dan Bahaya
Penyalahgunaannya). Jakarta, 2006.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati (Modul
Untuk Orang Tua), Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat Sebagai
Fasilitator Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta, 2005.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Modul Pelatihan Tokoh Agama Sebagai Fasilitator
Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia
Dini. Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan P4GN Melalui Peran sera
Kepala desa atau Lurah Babinkamtibmas dan PLKB di Tingkat Desa atau Kelurahan, Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Survey Nasional Penyalahgunaan Narkoba pada
Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia. Jakarta, 2009.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Leaflet, Peran Orang Tua Dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkotika. Jakarta, ----.
Balson, Maurice. 1992. Menjadi Orangtua Yang Lebih Baik. Binarupa Aksara,Jakarta Indonesia
Colombo Plan Drug Advisory Programme. Life Skills for Youth (A Drug Abuse Prevention Training
Manual). 2004.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, Departemen kesehatan R.I. 2001. Pola Asuh Yang
Mendukung Perkembangan Anak.
Hartati Kurniadi, Budi Riyanto. Napza dan Tubuh Kita. Jendela, Jakarta. 2000.
84
Hauck, Paul Dr. Mendidik Anak Dengan Berhasil (Psikologi Populer). 1991. Penerbit Arcan. Jakarta,
Indonesia.
Irwanto; Danny Yatim 1986. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika (Tinjauan Sosial-Psikologis).
Penerbit Arcan, Jakarta.
Joewana, Satya, Lusi Margiyani, Padmohoedojo, Lina. Narkoba: Petunjuk Praktis Bagi Keluarga
Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Media Pressindo, Yogyakarta. 2001
Martono, L. Harlina dan Satya Joewana, 2006. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan
Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Office for Substance Abuse Prevention. 1989. Prevention Plus II, Tools for Creating Drug Free
Communities. OSAP Prevention Monograph 3. Rockville, MD, USA: National Clearing House for
Alcohol and Drug Information.
Padmohoedojo, Paulina G. 2003. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba : Apa Yang Bisa Anda
Lakukan. Jakarta.
Rotary International D-3400 R.I. Drug Abuse Committee. Cegah Sejak Dini. Semarang.2004.
Templar, Richard. 2008. The Rules of Parenting. Pearson Education Limited, London.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Alternatives: Strategies for Developing Life
Skills: Prevention that Works. Publication No. 11. 2007
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). 2007. “An Introduction to Key Concepts
Prevention That Works! A Comprehensive Approach for Anti-Drug Programmes. Publication No. 6,
2007
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Demand Reduction (A Glossary of Terms).
2000
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Early Interventions: At- Risk Groups and
Communities: Prevention That Works! A Comprehensive Approach for Anti-Drug Programmes.
Publication No. 9, 2007.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Prevention for Effective School-Based
Prevention. Prevention that Works. A Comprehensive Approach for Anti Drug Programmes.
Publication No. 11. 2007
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Terminology and Information on Drugs
(Second edition), 2003.
Yayasan Recon-Indo (Research Consultants Indonesia) 2002. Mobilizing Families and Communities
for Drug Prevention at the Grassroots Level, lessons Learned in Drug Abuse Prevention. The Mentor
Foundation, Geneva, Switzerland, 2002.
85
Biodata Penulis
86