Anda di halaman 1dari 93

Writed by: Putri Anggraini Sumarsono

SMA PGRI 12 Jakarta

i
LOMBA MENULIS ARTIKEL

BERTEMA : GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA

NAMA LENGKAP : PUTRI ANGGRAINI SUMARSONO

KELAS : X-MIPA

NOMOR ABSEN : 14

ASAL SEKOLAH : SMA PGRI 12 JAKARTA

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Artikel yang saya buat bertema “GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA”. Saya
membuat artikel ini atas bimbingan guru pembimbing saya yaitu Ibu Dian Lestari, S.Pd
beliau selaku guru bidang Mata Pelajaran Ekonomi, karena dengan bimbingan beliau
saya Alhamdulillah bisa mengerjakan artikel ini.

Artikel ini disetujui pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 19 April 2019

Disetujui oleh:

Guru Pembimbing Kepala Sekolah

Dian Lestari, S.Pd Siti Nurhayati, S.Pd

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Artikel ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang selalu mendukung, dan
mensupport saya dimana pun saya berada, guru wali kelas saya, yaitu Ibu Dewi Fitriyani, S.Pd
beliau selaku guru bidang Mata Pelajaran Kimia, dan guru pembimbing saya, yaitu Ibu Dian
Lestari, S.Pd. Serta teman-teman saya yang telah memberikan memotivasi, semangat, dukungan
dan support nya yang selama ini dalam pembuatan artikel ini… Saya Putri Anggraini Sumarsono
mengucapkan banyak berterimakasih kepada kedua orang tua, guru-guru, dan maupun kepada teman-
teman yang telah mempercayai saya selama ini..

Penulis

Putri Anggraini Sumarsono

iv
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga dengan kehadirannya saya di sini bisa mengerjakan Artikel ini yang bertema
“GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA”. Dan saya juga berterimakasih kepada Ibu Dian Lestari,
S.Pd beliau selaku guru bidang Mata Pelajaran Ekonomi, karena dengan bimbingan beliau saya
alhamdullilah bisa mengerjakan artikel ini.
Saya berharap semoga pembaca menyukai artikel yang saya buat, dan saya juga berharap
semoga artikel yang saya buat ini banyak di minati dan juga dapat memberikan wawasan, dan manfaat
bagi semua orang, supaya pembaca atau semua orang lebih memahami apa penting nya itu
“GERAKAN PEMUDA ANTI NARKOBA”.
Keterlibatan orangtua dalam mendidik anak sejak usia dini sangat penting, agar anak-anak
telah ditanamkan berbagai pengetahuan tentang bahaya narkoba, sehingga anak-anak menjadi lebih
waspada dan mampu menolak penyalahgunaan narkoba dalam proses menuju dewasa. Buku ini berisi
tentang situasi penyalahgunaan narkoba di Indonesia serta permasalahan yang dihadapi, pengenalan
jenis-jenis narkoba serta dampak buruk penyalahgunaannya, bagaimana peran orang tua melakukan
pencegahan penyalahgunaan narkoba, berbagai macam pola pengasuhan, konsep pola hidup sehat
dan tips menjadi anak sukses. Beberapa pengalaman dalam mengaplikasikan pengetahuan terhadap
bahaya penyalahgunaan narkoba dari komunitas terkecil, yaitu keluarga, terutama peran penting
orang tua saat mendidik dan sebagai panutan keluarga sejak anak di usia dini juga digambarkan dalam
buku ini, sehingga diharapkan orang tua dapat membimbing anak menjadi anak yang sehat dan sukses
tanpa penyalahgunaan narkoba sejak usia dini.
Saya meminta maaf apa bila jika ada salah - salah kata dalam penulisan artikel ini yang saya buat…
Sekian dari saya , ^TERIMAKASIHHH^

^^Selamat Membaca nya^^


Jakarta, 19 April 2019

Penulis

v
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… iii
LEMBAR PERSEMBAHAN………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………. 1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………… 2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………… 3
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………………… 3
1.5 Situasi penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika di Indonesia……………….. 4
1.6 Permasalahan yang dihadapi……………………………………………………............. 4
1.7 Batasan “Usia Dini”……………………………………… ……………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………… 6
2.1 Pengertian Narkotika dan Psikotropika…………………………………………………. 7
2.2 Jenis-jenis Narkotika dan Psikotropika………………………………………………… 7
a. Jenis Narkotika……………………………………………………………………… 9
b. Jenis Psikotropika……………………………………………………………........... 19
2.3 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika………………………… 36
2.4 Dampak Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika…………………………………. 38
2.5 Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika……………………………… 42
2.6 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika…………………………. 43

BAB III Peran Orang Tua yang sangat penting dalam Pencegahan Penyalahgunaan 46
Narkotika dan Prekursor Narkotika…………………………………….
3.1 Orangtua sebagai Panutan……………………………………………………………….. 47
3.2 Orangtua sebagai Pembimbing dan Pendidik……………………………………………. 47
3.3 Orangtua sebagai Tempat Bertanya dan Teman Diskusi………………………………... 48
3.4 Melibatkan Diri dalam Kegiatan Anak…………………………………………………. 48
3.5 Membuat Aturan Keluarga yang Jelas dan Tegas………………………………………. 48
3.6 Mengembangkan Tradisi Keluarga dalam Nilai-nilai Agama………………………. 48
3.7 Menanamkan disiplin pada anak……………………………………………………. 48

vi
BAB IV Pola Pengasuhan………………………………………………………………..... 52
4.1 Komunikasi……………………………………………………………………………... 53
4.2 Kasih sayang……………………………………………………………………………. 53
4.3 Spiritual…………………………………………………………………………………. 54
4.4 Pemupukan Percaya Diri……………………………………………………………….. 55
4.5 Kemampuan Menolak Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika…………. 55

BAB V Pola Hidup Sehat……………………………………………………………………. 56

5.1 Percaya Pada Diri Sendiri dan Meningkatkan Harga Diri…………………………….. 57


5.2 Kegiatan-kegiatan yang Positif………………………………………………………… 57
5.3 Hidup Sehat……………………………………………………………………………. 57
BAB VI Tips Menjadikan Anak Sukses…………………………………………………… 58
BAB VII Penutup……………………………………………………………………………. 60
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 61
6.2 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 61

Lampiran: Kutipan Pasal-pasal Undang-undang No. 35/2009 tentang Narkotika……… 70


Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. 84

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
Narkoba singkatan dari “Narkotika, Psikotropika” dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya, adalah
bahan atau zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral atau di minum, dihirup,
maupun di suntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh di gerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia
pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba
sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Sementara nafza merupakan
singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang
mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah
tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka. Ketergantungan
obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat
terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia merasa
ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat
pada tubuh (Yusuf, 2004: 34).
Narkotika sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dunia pada umumnya, bahkan khususnya
masyarakat Indonesia. Narkoba namanya sangat dikenal baik kalangan masyarakat karena pengguna
narkoba tersebut mengatakan bahwa benda tersebut merupakan benda yang dapat menolong mereka
yang sedang mengalami masalah dalam kehidupannya, menurut mereka narkoba merupakan
pahlawan dalam kehidupannya.
Narkoba sudah meresahkan masyarakat kita di Indonesia karena efek dari benda tersebut bila
dikonsumsi secara salah dan berlebihan oleh penggunanya maka akan berakibat fatal, bisa juga
mengakibatkan kematian bagi para penggunanya. Dampak negative selain kematian, narkoba juga
akan merusak sistem saraf bagi para penggunanya sehingga tak jarang para pencandu sering
terganggu sistem sarafnya.

2
Namun dengan ancaman yang akan di rasakan oleh pecandu narkoba, para pecandu kebanyakan
tidak menghiraukan hal tersebut yang akan membahayakan keselamatan hidupnya. Mereka malah
senang bersahabat dengan benda terlarang tersebut, bagi mereka narkoba merupakan sahabat tanpa
jiwa yang memilki kekuatan dalam menolong mereka ketika mereka membutuhkannya.
Kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat, kebanyakan para penggunanya,
yaitu orang-orang yang memiliki banyak uang sehingga mereka mendapatkan narkoba merupakan
hal yang tak susah. Namun, yang lebih parah lagi kasus pecandu narkoba dari kalangan remaja pun
sudah ada. Hal tersebut menjadi ke khawatiran para orang tua, guru dan maupun pihak lainnya,
mereka khawatir dengan hal tersebut karena jika para penerus pemuda bangsa ini kebanyakan para
pecandu narkoba maka masa depan bangsa ini akan suram. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi
yang benar mengenai narkoba dan upaya pencegahan pengguna narkoba yang efektif agar hal tersebut
tidak merajalela.
Pendidikan karakter sekarang ini menjadi isu utama dalam pendidikan yang selain menjadi isu
utama dalam proses pendidikan yang selain menjadi bagian proses pembentukan akhlak anak bangsa,
pendidikan karakter yang diharapkan dapat menjadi modal dan fondasi dalam meningkatkan derajat
manusia yang mempunyai berjati diri, dan berperilaku dimasyarakat. Adapun proses dalam
pembentukannya yang sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Pengertian atau definisi Narkoba?
b. Apa saja jenis-jenis narkoba itu?
c. Apa dampak atau bahaya narkoba terhadap remaja?
d. Bagaimana pencegahan penyebaran narkoba dikalangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Memahami pengertian narkoba.
b. Lebih mengatahui jenis-jenis narkoba.
c. Mencari tahu apa dampak atau bahaya narkoba terhadap remaja.
d. Lebih mengetahui cara pencegahan penyebaran narkoba dikalangan remaja.

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memberikan informasi tentang narkoba dan bahaya nya agar kita tidak terjerumus di
dalamnya serta kita bisa menjadi penerus generasi pemuda bangsa yang bersih dari narkotika.

3
1.5 Situasi penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika di Indonesia
Penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika dewasa ini dirasakan sudah sangat
mengkhawatirkan sehingga para orang tua harus ekstra ketat menjaga putra putrinya dari
penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika ini. Para pengedar narkotika tidak kekurangan
akal dalam mencari mangsanya melalui berbagai cara untuk mempengaruhi anak-anak, dengan
memberikan sesuatu yang digemarinya misalnya “permen, pulpen dan sebagainya”. Orang tidak akan
tahu bahwa di dalam permen atau pulpen tersebut terdapat zat-zat adiktif yang sangat membahayakan
bagi anak.

1.6 Permasalahan Yang Dihadapi


Dari faktor sosial budaya, yang menyebabkan penyalahgunaan narkotika dan precursor narkotika
adanya hubungan yang kurang dekat atau kurang komunikasi menyebabkan anak mencari pengganti
substitusi dan kompensasi ke dalam teman kelompok sebaya dimana anak mulai “berkenalan” dengan
narkotika dan perkursor narkotika.
Dari faktor lain di lingkungan, adanya pengaruh iklan atau promosi melalaui media massa yaitu
dengan promosi atau iklan obat yang berlebihan akan membentuk drug – oriented society, yaitu
beranggapan rasa sakit dapat segera disembuhkan dengan cara menggunakan obat obatan, dan
menjadi salah satu faktor penyebab masalah narkotika dan prekursor narkotika.
Dari faktor modernisasi, kondisi ini meningkatkan kecemasan dalam diri individu. Tuntutan akan
prestasi dan perubahan-perubahan sosial budaya dan ekonomi sebagai konsekwensi modernisasi
dianggap sebagai faktor penting menyebabkan faktor stress, sehingga menyalahgunakan narkotika
dan prekursor narkotika. Semuanya itu pada akhirnya melemahkan ketahanan nasional khususnya
anak-anak sebagai generasi penerus harapan bangsa.
Fakta yang sangat memprihatinkan adalah bahwa lebih dari 90% penyalahguna narkotika dan
prekursor narkotika pada kelompok usia produktif, yaitu umur 15 – 34 tahun dan 90% dari kelompok
“mencoba memakai” narkotika dan prekursor narkotika adalah kelompok pelajar.
Saat ini sekitar 15.000 penyalahguna narkotika dan prekursor narkotika, usia muda meninggal
dunia setiap tahun akibat over dosis, AIDS, dan penyakit ikutan lainnya seperti penyakit jantung,
paru-paru, hati dan ginjal.
Dengan semakin maraknya peredaran narkotika dan prekursor narkotika diperkirakan jumlah
penyalahguna akan meningkat dari 3,3 juta pada tahun 2008 menjadi sekitar 4,58 juta orang di tahun
2013, apabila upaya pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan narkotika dan prekursor
narkotika tidak berjalan seefektif mungkin.

4
Penyalahgunaan narkotika adalah
masalah perilaku sosial, sehingga perlu
pemberian informasi atau pengetahuan Usia dini menurut UNESCO berumur 0-8
yang harus didukung oleh upaya tahun. Usia dini menurut Kementerian
pendidikan kepada anak-anak sejak Pemberdayaan Perempuan dan
usia dini sehingga dapat mengubah Perlindungan Anak adalah individu
perilaku dan pola pikir anak, selain berusia 0-5 tahun.
membimbing anak agar tumbuh
menjadi lebih dewasa.

1.7 Batasan “Usia Dini”


Tumbuh kembang Anak Usia Dini adalah suatu proses biopsikososial yang terjadi pada manusia
sejak dalam kandungan hingga usia 5 tahun. Pada usia tersebut pertumbuhan sel-sel otak manusia
berlangsung cepat hingga mencapai 75%, periode ini disebut periode emas yang harus dimanfaatkan
secara optimal. Pada periode ini terjadi perkembangan fungsi otak dan tumbuhnya struktur badan
untuk membangun kemampuan berinteraksi secara sosial dengan lingkungannya. Pertumbuhan yang
dimaksud adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan sehingga menyebabkan
bertambahnya volume fisik tubuh keseluruhan yang dapat diukur dengan satuan panjang maupun
berat. Sedangkan perkembangan adalah meningkatnya struktur dan fungsi panca indera yang semakin
kompleks mulai dari kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, berbahasa hingga mampu
bersosialisasi dan hidup mandiri.
Dalam UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, tumbuh kembang merupakan hak
asasi anak sehingga harus dipenuhi, dihargai dan dilindungi, baik oleh keluarga, masyarakat,
pemerintah, Kabupaten/Kota, pemerintah maupun negara. Selain merupakan pemenuhan hak asasi
anak, upaya tumbuh kembang anak merupakan investasi yang sangat menguntungkan bagi
pengembangan sumber daya manusia (SDM), termasuk SDM di Kabupaten/Kota. Anak mendapatkan
“intervensi” tumbuh kembang yang optimal akan menjadi manusia yang berkualitas secara fisik,
mental, emosional maupun spiritual. Anak akan mendapatkan perbaikan kesehatan dan gizi,
penggunaan NAPZA akan berkurang, angka kelulusan sekolah akan lebih tinggi, tidak kawin muda,
ketergantungan pada bantuan sosial berkurang, keterlibatan pada kejahatan berkurang dan anak akan
mendapatkan pekerjaan lebih baik sehingga antara lain dapat menjadi pembayar pajak bagi negara.
Sebaliknya bila upaya tersebut diabaikan, 15-20 tahun mendatang akan terbentuk generasi yang tidak
berkualitas baik intelektual, moral maupun emosionalnya yang tentu saja akan merugikan dirinya
maupun bangsa. Oleh karena itu pencapaian pemenuhan hak tumbuh kembang anak tidak hanya
menjadi perhatian nasional, tetapi juga merupakan komitmen regional maupun global.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1 Pengertian Narkotika dan Psikotropika

 Pengertian Narkotika :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan Undang-Undang No. 35 tahun 2009. Narkotika digolongkan menjadi
tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis
narkotika adalah : Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

 Pengertian Psikotropika :
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkan nya UU No. 35
tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997.

2.2 Jenis-jenis Narkotika dan Psikotropika

 Jenis-jenis Narkotika :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.

a. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah : (Heroin, Papaver Somniferum, Opium, Heroin, Kokain, dan Ganja, ).

7
 Tanaman Papaver Somniferum

Tanaman papaver somniferum adalah tanaman yang sering disebut sebagai tanaman poppy.
Tanaman ini dapat diperoleh dengan teknik kultur jaringan. Efek samping apabila mengkonsumsi
tanaman papaver somniferum adalah memabukkan, menghilangkan rasa nyeri dan menghasilkan
kodein. Bagian tanaman papaver somniferum yang dilaran g dipergunakan secara bebas berdasarkan
peraturan undang-undang no 35 tahun 2009 adalah semua bagian termasuk buah dan jeraminya
kecuali bagian biji.
Papaver somniferum, ditemukan oleh Carl Vonlinne di Swedia. Papaver somniferum
memiliki nama lain nya yaitu opium popy atau papaver album atau papaver ningrum dengan
famili Papaveraceae. Papaver somniferum merupakan tanaman annual, memiliki tinggi 30-100 cm
dan berbunga pada bulan Maret-Mei.. Tanaman ini biasanya hidup di daerah dengan ketinggian 1000-
1500 diatas permukaan laut.
Tanaman papaver somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak
masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada
permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan
yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar
mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya
coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai
macam cap, antara lain ular, tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
Pemakaiannya dengan cara dihisap.

8
Dampak efek samping dari tanaman papaver somniferum adalah :
 Penurunan kesadaran.
 Euforia.
 Rasa Ngantuk.
 Lesu.
 Penglihatan kabur.
 Mengurangi rasa lapar.
 Merangsang batuk. dan
 Menyebabkan konstipasi.

 Opium :

Opium adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama papaver
somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
Opium adalah getah yang berasal dari tanaman yang menyebabkan candu yaitu tanaman papaver
somniferum. Jenis opium sendiri yang tergolong dalam narkotika golongan I adalah opium mentah
dan masak. Opium mentah adalah opium ditujukan untuk pengankutan atau pengemasan sehingga
tidak memperhatikan kadar morfinnya. Adapun opium mentah dibagi menjadi 3 (tiga) tipe yaitu :
 Candu : opium mentah yang berasal dari proses pelarutan, pemanasan dan peragian dengan
atau tanpa penambahan bahan-bahan lain. Tujuannya untuk mengubah opium mentak menjadi
ekstrak yang cocok untuk pemadatan.

9
 Jicing : hasil sisa-sisa dari candu setelah dihisap dengan tidak memperhatikan apakah apakah
candu itu dicampur dengan daun atau bahan lain.
 Jicingko : opium yang diperoleh dari pengolahan jicing.

Adapun efek atau gejala dari opium antara lain :


 Memiliki semangat yang tinggi.
 Sering merasa waktu berjalan begitu lambat.
 Merasa pusing atau mabuk.
 Birahi meningkat.
 Timbul masalah kulit di bagian mulut dan leher.

 Heroin :

Nama lainnya dari heroin adalah putauw, bedak, dan etep. Heroin yang belum dicampuri apa pun
rasanya pahit. Beberapa pengguna mencampurnya dengan gula, susu bubuk, dan kina agar tidak
terlalu pahit.
Heroin adalah Opiat semi-sintetis melalui sejumlah tahapan pemurnian dari morfin hingga
menjadi bubuk putih atau butiran halus yang dapat disuntikan. Heroin itu berupa serbuk putih dengan
rasa pahit yang merupakan jenis obat-obatan yang kuat dan membuat seseorang sangat ketagihan.
Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin menyebabkan nyeri yang hebat.

10
Heroin dikonsumsi dengan dihisap atau memasukkan bubuk tersebut pada rokok. Cara lainnya
dengan menyuntikkan ke tubuh. Bubuk heroin dicairkan lalu dimasukkan ke alat suntik. Biasanya,
pengguna menyuntikkan di pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Setelah heroin masuk ke otak, akan berubah menjadi morfin yang menyebabkan sensasi
kegembiraan. Di sisi yang lain, tubuh akan merasakan demam, mulut kering, mual, gatal, dan denyut
jantung lambat.
Seperti jenis jenis narkoba lainnya, heroin juga memberikan efek kerusakan otak permanen.
Beberapa penelitian mengatakan, heroin memberikan efek kerusakan struktur fisik dan fisiologis
otak. Hal itu memengaruhi tanggapan terhadap stres serta perilaku pengguna. Kerusakan lainnya
terjadi pada kurangnya asupan oksigen pada otak dan infeksi katup jantung.
Heroin adalah senyawa semi sintesis yang memiliki bentuk fisik serbuk putih yang memiliki
rasa pahit. Penggunaan heroin dapat mengalami hilangnya rasa nyeri, lesu, rasa kantuk, halusinasi
dan rasa bahagia terlalu berlebihan. Heroin dihasilkan dari sintesis morfin yaitu senyawa alkaloid
analgesik yang memiliki reaksi kuat sehingga berpengaruh langsung pada sistem saraf pusat. Apabila
seseorang sudah mengalami kecanduan dan tiba-tiba tidak mengkonsumsi heroin, maka pecandu akan
mengalami kejang, muntah, diare, insomnia dan berkeringat.

Gejala atau efek yang ditemukan pada pengguna hampir sama dengan pengguna morfin, yaitu:
 Ketergantungan.
 Badan kurus, pucat, kurang gizi.
 Impotensi.
 Infertilitas pada wanita.
 Pemakaian dengan alat suntik dapat menyebabkan HIV atau AIDS, hepatitis B dan C.
 Sakaw terjadi bila si pecandu putus menggunakan putaw.
 Melambatnya denyut nadi.
 Tekanan darah menurun.
 Otot menjadi lemas.
 Pupil mengecil.
 Hilang kepercayaan diri.
 Suka menyendiri.
 Seringkali berdampak kriminal, misalnya berbohong, menipu.
 Kesulitan saat buang air besar.
 Sering tidur.
 Kemerahan dan rasa gatal pada hidung.
11
 Gangguan bicara (cadel).

 Kokain

Kokaina atau kokain adalah senyawa sintetis alkaloid sehingga komsumsi kokain dapat
memicu atau mengahancurkan metabolisme sel menjadi berkali-kali lipat lebih cepat. Serbuk kristal
putih ini berasal dari tumbuhan koka (Erythroxylon coca) yang banyak tumbuh di wilayah Amerika
Selatan. Seperti Bolivia, Peru, Kolombia dan Brazilia).
Kemudian, hasil dari tumbuhan tersebut dicampur dan diolah dengan zat kimia tertentu
sehingga menjadi kokain yang memiliki daya adiktif kuat. Kokain sebetulnya dipergunakan untuk
anestetik lokal, Khususnya untuk pembedahan, tenggorokan mada dan hidung. Karena ia mempunyai
efek Vasokonstriksif atau penyempitan pembuluh darah yang akan mengurangi darah mengalir ke
suatu bagian tubuh.
Kokain terdiri dari 2 bentuk, yakni: kokain free base dan kokain hidroklorid dan
diklasifikasikan ke dalam jenis narkotika, sama seperti heroin dan morfin karena efek adiktif barang
tersebut.
Nama jalanan dari kokain adalah coke, koka, charlie, srepet, happy dust, snow dll. dan biasa
digunakan dengan cara dibagi setumpuk kokain tersebut kedalam beberapa bagian secara lurus diatas

12
permukaan datar. Kemudian dihirup menggunakan alat seperti sedotan atau dibakar bersama
tembakau.
Kokain merupakan alkaloid yang di dapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasa nya dikunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halunisinasi serta berkurang rasa
percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak, selain memperburuk sistem pernafasaan,
penggunaan yang berlebihan sangat membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang
turunannya “putaw” sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Efek penggunaan dari Kokain (bubuk kristal putih) :


 Euphoria (Rasa gembira, senang, dan nikmat yang sangat berlebihan).
 Jangka panjang akan mengurangi jumlah dopamin atau reseptor dopamin dalam otak.
 Penggunaan yang terus menerus menyebabkan sel otak akan tergantung pada kokain untuk dapat
berfungsi normal.
 Pengguna kokain yang kronis apabila berhenti akan ketagihan karena tidak dapat merasakan
kenikmatan apa pun.
 Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental).
 Keluar ingus, pusing-pusing dan muntah-muntah.
 Dapat memberikan efek kegembiraan yang berlebihan bagi si pengguna.
 Sering merasa gelisah.
 Menurunnya berat badan.
 Timbul masalah pada kulit.
 Mengalami gangguan pernafasan.
 Sering kejang-kejang.
 Sering mengeluarkan dahak.
 Mengalami emfisema ( kerusakan pada paru-paru).
 Turunnya selera makan
 Mengalami paranoid.
 Mengalami gangguan penglihatan.

13
 Ganja

Ganja juga yang dikenal dengan sebutan nama cannabis sativa pada mulanya daun ganja
banyak digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi ( keracunan ringan ). Bahan ini
yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun kemudian disalah gunakan pemakaiannya.
Ganja juga dapat membuat seseorang ketagihan secara mental, berfikir menjadi lamban dan
seseorang yang kecanduan nya nampak bodoh karena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi
dan ingatan seseorang serta kemampuan berfikir menjadi menurun.

Efek atau gejala pecandu ganja adalah :


 Denyut nadi dan jantung lebih cepat.
 Mulut dan tenggorokan terasa kering.
 Sulit dalam mengingat.
 Sulit diajak berkomunikasi.
 Kadang-kadang terlihat agresif.
 Mengalami gangguan tidur.
 Sering merasa gelisah.
 Berkeringat.
 Nafsu makan bertambah.
 Sering berfantasi.
 Euforia.

14
b. Golongan II
Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan;Contoh nya adalah : Morfin, dan pethidin.

 Morfin :

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit.
Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan
penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan
konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin
juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata “morfin” berasal dari Morpheus, dewa
mimpi dalam mitologi Yunani.
Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil pencampuran getah poppy ( papever
sormary ferum ) dengan bahan kimia lain, sifatnya jadi semi sintetik. Morfin merupakan zat aktif dari
opium. Di dalam dunia kedokteran, zat ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu
dilakukannya pembedahan atau operasi. Ketika pecah perang saudara di Amerika Serikat pada tahun
1856, zat ini digunakan untuk serdadu yang luka, yang mengurangi rasa sakit. Akan tetapi efeknya
yang negative maka penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainya.

Dampak efek samping dari penggunan atau pemakaian dari Morfin :


 Uphoria dalam dosis tinggi.
 Menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
15
 Menimbulkan gejala putus zat yaitu rasa nyeri tubuh deman, berkeringat, dan menggigil.
 Kematian karena overdosis akibat terhambatnya pernafasan.
 Efek samping yang ringan atau efek awal yang terjadi yakni rasa mengantuk yang sangat berat.
Dengan menggunakan obat morfin ini, pengguna akan merasakan rasa ngantuk yang amat berat.
 Rasa mual pada tubuh yang terus terusan dan tidak berhenti.
 Setelah merasakan mual yang terus-terusan, pengguna akan berkeringat secara berlebihan.
 Merasakan sakit kepala yang sangat. Ini di sebabkan karena morfin langsung menyerang saraf
otak.
 Mulut pengguna akan kering dan warna pada muka akan berubah.
 Perubahan suasana hati yang tidak nyaman.
 Rasa euphoria (rasa gembira yang luar biasa). Inilah tujuan yang biasa di cari para pengguna
morfin sendiri.
 Mudah tersinggung dan mudah pula merasakan marah terhadap sekelilingnya sebab perbedaan
suasana hati di dalam pengguna morfin.
 Timbulnya insomia dan mimpi buruk pada saat tidur.
 Otot-otot akan melemah, sehingga menimbulkan rasa malas bergerak terhadap pengguna morfin.
Selain malas bergerak, pengguna akan berbicara cadel.
 Meningkatkan rasa nyeri yang meningkat oleh pengguna yang mempunyai penyakit sebelumnya.

 Pethidin :

Efek samping yang paling sering timbul pada penggunaan petidin sama seperti efek samping
yang terjadi pada penggunaan narkotika jenis lainnya antara lain: depresi napas, depresi fungsi
sirkular, henti napas, syok dan henti jantung. Efek samping ini biasanya terjadi pada penggunaan

16
petidin dalam dosis besar melalui intravena. Untuk itu, penggunaannya sebaiknya tidak dilakukan
jika antidotumnya tidak tersedia.
Penggunaan jangka panjang dan dosis besar berhubungan dengan neurotoksisitas dan kejang.
Efek samping ini berkaitan dengan konsentrasi metabolit aktif norpetidin.
Efek samping ringan yang mungkin terjadi pada penggunaan petidin oleh pasien rawat jalan
dapat berupa nyeri kepala ringan, pusing, efek sedasi yang meningkat, mual, muntah dan keringat
berlebihan. Untuk mengatasi efek samping ini dapat dilakukan dengan menurunkan dosis petidin.

Dampak efek samping pneggunaan atau pemakaian dari pethidin terhadap system saraf :
 Euforia atau disforia.
 Kelemahan.
 Nyeri kepala.
 Agitasi.
 Tremor.
 Pergerakan otot involunter.
 Halusinasi.
 Disorientasi.
 Gangguan penglihatan.

c. Golongan III
Narkotika golongan III, adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh nya adalah : Codeine

 Codeine

17
Codeine adalah obat golongan analgesik opioid (kadang disebut opiat) yang digunakan untuk
mengobati meredakan rasa nyeri ringan hinggs sedang sampai berat, mengobati batuk, dan diare. Obat
ini bekerja secara langsung pada system saraf pusat untuk mengurangi rasa sakit yang dialami. Dalam
kasus tertentu, codeine juga dapat digunakan untuk meringankan gejala batuk dan mengobati kondisi
diare akut. Obat Ini termasuk golongan obat narkotika sehingga penggunaannya tidak sembarangan,
alias harus berdasarkan resep dokter.
Obat Codeine ini dapat memicu ketergantungan jika tidak dikonsumsi sesuai dengan anjuran
dokter. Pastikan Anda tidak menambah dosis atau menghentikan pengobatan secara mendadak agar
terhindar dari gejala putus obat atau efek samping berbahaya lainnya, seperti napas pendek, overdosis,
atau kematian.
Biasanya codeine digunakan ketika obat pereda nyeri biasa seperti parasetamol atau ibuprofen
sudah tidak efektif lagi mengatasi rasa sakit. Ketika batuk kering begitu mengganggu, dan ketika
diare parah. Ketahui lebih lanjut mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, dan hal-hal
penting lainnya.

Dampak atau efek penggunaan atau pemakaian dari codeine :


 Pusing.
 Lambung.
 Mulut kering.
 Mual dan muntah.
 Kehilangan nafsu makan.
 Mudah merasa lelah.
 Konstipasi.
 Merasa nyeri pada perut.
 Muncul ruam ringan pada kulit.
 Demam.
 Meriang atau gemetar.
 Sulit tidur.
 Denyut jantung tidak beraturan.
 Napas pendek atau tidak beraturan.
 Berkeringat secara tidak wajar.
 Kulit atau mata menguning.
 Penglihatan buram atau ganda.
 Perubahan pada perilaku.

18
 Kejang-kejang.
 Gangguan pada sirklus menstruasi.
 Impotensi atau kemandulan.
 Pingsan.
 Batuk.

 Jenis-jenis Psikotropika :
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun sintetis, yang bersifat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan sistam saraf pusat, serta dapat menimbulkan
ketergantungan atau ketagihan. Zat yang termasuk golongan psikotropika dibedakan menjadi 4
golongan.

a. Golongan I
Psikotropika adalah yang hanya dapat digunakan bertujuan untuk ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contoh nya adalah : Ekstasi

 Ekstasi (Designed Substance)

Ekstasi adalah narkoba sintetik (buatan manusia) yang dibuat di dalam laboratorium. Para pembuat
dapat menambah apa saja pada narkoba ini, seperti kafein, amfetamin dan bahkan kokain. Ekstasi
adalah ilegal dan memiliki efek-efek yang serupa dengan halusinogen dan stimulan. Pil-pil itu
berbeda warna dan terkadang ditandai dengan gambar-gambar kartun. Mencampur ekstasi dengan
alkohol sangat berbahaya dan dapat mematikan.

19
Ekstasi biasanya dikonsumsi secara oral (melalui mulut) dalam bentuk pil, tablet atau kapsul.
Memakai lebih dari satu sekaligus dinamakan "bumping”.
Efek-efek stimulatif dari narkoba seperti Ekstasi membuat pengguna dapat berdansa untuk waktu
yang lama, dan ketika dikombinasikan dengan kondisi yang ramai dan panas seperti di pesta-pesta,
dapat menyebabkan dehidrasi yang berlebihan dan kegagalan fungsi ginjal atau jantung.
Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi mungil inilah yang paling banyak
diproduksi di dalam negeri. Selain dari bahan bakunya mudah di dapat harga jualnya pun bervariasi
mulai dari harga golongan “high class eksekutif” selebritis, diatas Rp. 100.000 hingga harga banting
di warung café Rp. 10.000 per butir.
Inex nama lain ekstasi ini masih keturunan kandung psikotropika banyak di perjual-belikan bagai
kacang goring. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul dengan berukuran sebesar kancing
kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis, diantaranya : Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi,
Mike Tyson, Playboy, Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain.

Dampak Negatif pada ekstasi :


Gejala Intoksikasi:
 Rasa senang dan euphoria.
 Nafsu makan berkurang.
 Banyak berkeringat dan mual.
 Gerak badan tak terkendali.
 Tekanan darah naik.
 Denyut jantung dan nadi bertambah cepat.

Bila dosis lebih banyak:


 Halusinasi (Tripping) sebagian menyenangkan, perasaan melayang, kejang, muntah, panik,
mudah tersinggung, melakukan tindak kekerasan yang tidak masuk akal.

b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya adala
: Amphetamine.

20
 Amphetamine

Amphetamine adalah stimulan kuat yang bekerja memengaruhi sistem saraf pusat untuk
meningkatkan kadar dopamin dalam otak. Dopamin adalah zat kimia yang dikaitkan dengan rasa
senang, tenang, dan bahagia.
Amphetamine adalah salah satu obat yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan
obat ini dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar
mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang
berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan menyiram
obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk
ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada
apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang
produk Anda.

Dampak atau efek penggunaan dari amphetamine :


 Mulut kering.
 Mual dan muntah.
 Diare.
 Sembelit.
 Kram perut.
 Kehilangan nafsu makan.
 Penurunan berat badan.
 Mimisan.
 Sakit kepala.

21
 Gugup.
 Gelisah.
 Perubahan pada kemampuan seksual.
 Nyeri haid.
 Terasa sakit atau terbakar ketika buang air kecil.
 Pusing hingga pingsan.
 Jantung berdebar.
 Melakukan gerakan atau mengucapkan sesuatu secara berulang dan di luar kendali.
 Mengalami delusi atau waham, dan halusinasi.
 Gemetaran.
 Otot terasa kaku.
 Hilang kendali gerak.
 Kejang.
 Penglihatan kabur.
 Ruam.
 Gatal-gatal.
 Bengkak pada wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata.
 Mengalami kesulitan bernapas dan menelan.
 Mati rasa.
 Warna kulit jari tangan atau kaki berganti dari pucat, ke biru, lalu merah.
 Terdapat luka pada jari tangan atau kaki.

c. Golongan III
Psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif. Contoh nya
adalah : Phenobarbital

 Phenobarbital

22
Phenobarbital adalah obat dengan fungsi untuk mengendalikan kejang-kejang. Mengendalikan
dan mengurangi kejang akan memungkinkan anda melakukan lebih banyak kegiatan sehari-hari,
mengurangi risiko bahaya ketika Anda kehilangan kesadaran, dan mengurangi risiko anda untuk
kondisi yang mungkin mengancam jiwa anda akibat kejang-kejang yang sering berulang.
Phenobarbital berada di klasifikasi barbiturat antikonvulsan atau hipnotik. Obat ini bekerja dengan
mengontrol aktivitas listrik yang tidak normal dalam otak yang terjadi saat kejang. Obat ini juga
digunakan untuk waktu yang singkat (biasanya tidak lebih dari 2 minggu) untuk membantu
menenangkan Anda atau membantu Anda tidur saat Anda diserang kecemasan. Obat ini bekerja
dengan mempengaruhi bagian-bagian tertentu dari otak dengan tujuan menenangkan.
Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat penenang dan membantu untuk tidur, yang
biasanya digunakan untuk waktu singkat, yaitu tidak lebih dari 2 minggu. Phenobarbital bekerja
dengan cara mengendalikan aktivitas listrik abnormal di sistem saraf dan bagian otak tertentu, yang
menjadi penyebab kejang.
Phenobarbatial merupakan antikonvulsan turunan barbiturat yang efektif dalam mengatasi
epilepsy. Phenobarbital menekan korteks sensor, menurunkan aktivitas motorik, menyebabkan
kantuk, efek sedasi, dan hipnotik.

Dampak atau efek penggunaan atau pemakaian dari phenobarbatial :


 Gerakan otot gelisah di mata Anda, lidah, rahang, atau leher.
 Detak jantung melambat, pernapasan dangkal.
 Pusing, pingsan.
 Demam atau sakit tenggorokan.
 Luka di mulut Anda.
 Mudah memar atau perdarahan; atau.
 Pecah pembuluh darah di bawah kulit Anda.

d. Golongan IV
Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan. Contoh nya : Diazepam

23
 Diazepam

Diazepam pertama kali dibuat oleh Leo Sternbach dan dijual oleh Hoffmann-La Roche dengan
nama Valium. Valium telah menjadi salah satu obat yang paling laris di dunia sejak diluncurkan pada
tahun 1963. Di Amerika Serikat Diazepam adalah obat dengan penjualan terlaris di antara tahun 1968
dan 1982, perusahaan Diazepam menjual lebih dari dua miliar tablet pada tahun 1978 saja. Pada tahun
1985, paten akan obat Diazepam yang hanya boleh dijual di bawah nama Valium berakhir, dan
sekarang ada lebih dari 500 merek yang tersedia di pasaran. Diazepam masuk dalam Daftar Obat
Esensial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai obat yang paling efektif dan aman yang
dibutuhkan dalam dunia kesehatan
Diazepam adalah obat golongan Benzodiazepine yang biasanya menghasilkan efek sedasi ( obat
penenang ). Diazepam biasanya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi termasuk kecemasan,
sindrom akibat berhenti dari kecanduan alkohol, sindrom “sakau” akibat kecanduan benzodiazepine,
kejang otot, kejang, kesulitan tidur, dan sindrom kaki gelisah. Diazepam juga dapat digunakan untuk
menyebabkan kehilangan ingatan selama prosedur medis tertentu. Diazepam dapat digunakan dengan
cara diminum, dimasukkan ke dalam anus, disuntikkan ke otot, atau disuntikkan ke pembuluh darah.
Ketika diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, efek Diazepam dimulai dalam satu hingga lima
menit dan bertahan hingga satu jam. Ketika dikonsumsi dengan cara diminum, mungkin
membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk bekerja.

Dampak atau efek penggunaan atau pemakaian dari diazepam :


 Mengantuk atau pusing.
 Lemas.
 Gangguan fungsi koordinasi atau keseimbangan.
24
 Penglihatan kabur.
 Sakit kepala.
 Mudah lupa dan merasa bingung.
 Bersikap agresif.

 Zat Adiktif lainnya :

Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika dan
Psikotropika, meliputi :

a. Minuman Alkohol

Alkohol tergolong zat depresan, berarti ia memperlambat fungsi-fungsi tubuh yang vital—
mengakibatkan cadel, gerakan goyah, persepsi yang terganggu dan ketidakmampuan untuk cepat
bereaksi. Mengenai bagaimana alkohol mempengaruhi pikiran, alkohol sebaiknya dikenal sebagai
obat yang mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir rasional dan mengaburkan daya
pertimbangannya.
Meskipun tergolong zat depresan, jumlah yang diminum menentukan jenis efeknya. Kebanyakan
orang meminumnya untuk memperoleh efek stimulan, dengan segelas bir atau anggur untuk
"relaksasi". Tetapi jika seseorang mengonsumsi melebihi batas yang dapat diatasi oleh tubuh, maka
ia akan mengalami efek depresi alkohol. Mereka akan mulai merasa "bodoh" atau kehilangan
koordinasi dan kendali.
Alkohol berlebihan juga mengakibatkan efek pelambatan yang lebih nyata lagi (ketidakmampuan
untuk merasa sakit, keracunan yang membuat tubuh memuntahkan racunnya, dan berakhir dengan
25
ketidaksadaran, atau yang lebih buruk, koma atau meninggal karena overdosis racun). Reaksi-reaksi
ini tergantung pada jumlah dan kecepatan konsumsinya. Ada beberapa jenis alkohol. Etil alkohol
(etanol) satu-satunya zat alkohol yang digunakan dalam minuman, dihasilkan dari fermentasi padi-
padian dan buah-buahan. Fermentasi adalah proses kimia di mana ragi mengolah bahan-bahan
tertentu di dalam bahan makanan di atas dan memproduksi alkohol.
Minuman Alkohol adalah yang mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan
tertentu.

Dampak atau efek dari penggunaan dan pemakaian dari alkohol :


 Alkohol akan menekan kerja pada otak (depresan). Setelah diminum, alhokol akan diserap oleh
pada tubuh kita dan masuk kedalam pembuluh darah.
 Dapat menyebabkan seseorang mabuk, jalan nya sempoyongan, berbicara nya cadel, kekerasan,
kecelakaan karena mengendarai dalam keadaannya mabuk.
 Alkohol pemakaian nya juga mempunyai jangka panjang yang akan menyebabkan kerusakan
pada hati, kelenjar getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, kanker dan bayi lahir
dengan keadaan cacat dari seorang ibu yang pecandu atau pemakaian alkohol.

Jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau psikotropika akan memperkuat pengaruh obat atau
zat itu dalam tubuh manusia. Ada tiga golongan minuman beralkohol, yaitu :

1.) Golongan A dengan kadar alkohol 1-5% (Bir) :


Jenis minuman ini adalah yang paling banyak dijual di mini market atau super market. Aneka bir
adalah yang termasuk di jenis A ini. Biasanya, pada kadar 1—5% seseorang belum akan mengalami
mabuk, tetapi tetap memiliki efek kurang baik bagi tubuh.

2.) Golongan B dengan kadar etanol 5-20% (Berbagai minuman anggur), : dan
Jenis minuman yang termasuk di golongan ini adalah aneka jenis anggur atau wine. Alkohol pada
kadar ini sudah cukup tinggi dan dapat membuat mabuk terutama bila diminum dalam jumlah banyak
dan bagi yang tidak terbiasa.

26
3.) Golongan C dengan kadar etanol 20-45% (Whisky, Vodca, Manson House, dan Johny
Walker) :
Jenis minuman yang termasuk dalam golongan ini adalah seperti Whisky, Vodka, TKW, Johny
Walker, dll. Banyaknya minuman alkohol yang boleh dikonsumsi oleh tubuh setiap golongan juga
berbeda-beda. Untuk Bir, jumlah yang boleh dikonsumsi dalam satu hari adalah tidak lebih dari 285
ml, Wine tidak lebih dari 120 ml, dan golongan C seperti Whisky adalah 30 ml per hari.

b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan Solvent (Zat Pelarut)

Solvent (Zat Pelarut)

Inhalasi (gas yang dihirup) dan Solvent (Zat Pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik,
yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Beberapa yang disering disalah gunakan adalah Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.

27
Pengaruh Jangka Pendek :
 Lebih berani, rasa malu berkurang.
 Sering terjadi pusing, mengantuk, dan gembira.
 Sering terjadi sakit kepala, diare, gejala seperti flu.
 Hidung berdarah, perih sekitar mulu dan hidung.
 Perilaku tidak tenang.

Pengaruh Jangka Panjang :


 Kerusakan otak dan organ penting lainnya.
 Disorientasi dan tidak sadar.
 Distorsi penglihatan.
 Kematian.

c. Tembakau

Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana.
Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat
digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau
kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan
bangsa Eropa ke Amerika Utara mempopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat
penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan.
Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja
menyebabkan perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi
perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-20.

28
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol
“tabaco” dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di
Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de
Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata “tabago”, sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap
tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It.
tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal
dari Bahasa Arab “tabbaq”, yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis
tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan
untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Tembakau adalah merupakan pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA.

Dampak atau efek penggunaan atau pemakaian dari tembakau :


 Tembakau mengandung zat nikotin, tar dan carbon monoksida yang sangat berbahaya serta zat
lain nya, seluruhnya tak kurang dari 4.000 bahan kimia dan sebanyak 43 di antaranya bersifat
karsinogenik.
 Tembakau merupakan bahan yang sangat paling adiktif yang dimana seseorang ketergantungan
tembakau dapat terjadi setelah seseorang mengisap 3-20 batang rokok.
 Dapat menyebabkan kanker paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung , dan
tekanan darah tinggi.
 Tembakau 2 tetes nikotin murni dapat membunuh seseorang secara instan.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi
tiga golongan, yaitu sebagai berikut :

1. Golongan Depresan (Downer)

29
Depresan adalah obat penenang yang tergolong pada kelompok obat yang disebut
'benzodiazepine'. Obat-obat ini diresepkan oleh para dokter untuk mengurangi stres, kecemasan,
untuk membantu orang tidur dan kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya obat-obat ini berbentuk
kapsul atau tablet. Beberapa orang menyalahgunakan obat penenang karena efeknya yang
memabukkan. Berbagai nama lainnya: Valium, Rohypnol, Mogadon, Librium, Lexotan, Ativan, BK,
Koplo, pil anjing dll. Di Indonesia beberapa obat penenang, khususnya yang dibeli di jalanan, dibuat
secara ilegal. Berarti bahwa bahan-bahan pembuat pil serta kemurniannya tidak dapat dikontrol. Hal
ini berbahaya karena meningkatkan kemungkinan bahwa si pemakai telah menelan bahan-bahan yang
akan menimbulkan pengaruh buruk.
Depresan adalah Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur dan tak sadarkan diri.
Contohnya : Opioda atau opiat (Morfin, Heroin, Kodein), Sedative (Penenang), Hipnotik (Obat
Tidur), alkohol inhanlansia dan Tranquilizer (Anti Cemas). :

Bentuk Morfin

Efek Morfin :
 Euphoria dalam dosis tinggi.
 Menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
 Menimbulkan gejala putus zat yaitu rasa nyeri tubuh deman, berkeringat, dan menggigil.
 Kematian karena overdosis akibat terhambatnya pernafasan.

30
Bentuk Heroin :

Heroin adalah Opiat semi-sintetis melalui sejumlah tahapan pemurnian dari morfin hingga
menjadi bubuk putih atau butiran halus yang dapat disuntikan. Heroin itu berupa serbuk putih dengan
rasa pahit yang merupakan jenis obat-obatan yang kuat dan membuat seseorang sangat ketagihan.
Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin menyebabkan nyeri yang hebat.

Akibat Jangka Panjang dari pemakaian heroin adalah :


 Ketergantungan.
 Badan kurus, pucat, kurang gizi;
 Impotensi.
 Infertilitas pada wanita.
 Pemakaian dengan alat suntik dapat menyebabkan HIV atau AIDS, hepatitis B dan C.
 Sakaw terjadi bila si pecandu putus menggunakan putaw.

Bentuk kodein :

31
Codeine adalah obat opioid (kadang disebut opiat) yang digunakan untuk mengobati rasa nyeri
sedang sampai berat, mengobati batuk, dan diare. Ini termasuk golongan obat narkotika sehingga
penggunaannya tidak sembarangan, alias harus berdasarkan resep dokter.
Biasanya codeine digunakan ketika obat pereda nyeri biasa seperti parasetamol atau ibuprofen
sudah tidak efektif lagi mengatasi rasa sakit. Ketika batuk kering begitu mengganggu, dan
ketika diare parah. Ketahui lebih lanjut mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, dan
hal-hal penting lainnya.

Efek Kodein :
 Merasa pusing atau mengantuk.
 Mual, muntah, sakit perut.
 Sembelit.
 Berkeringat.
 Gatal ringan atau ruam.

Sedative (Penenang) dan Hipnotik (obat tidur) :


Hipnotika-sedatifa telah digunakan sejak tahun 1903 yaitu Veronal sebagai obat pereda dan
obat tidur. Kemudian di tahun 1950 suatu kelompok obat-obat penenang jiwa (neuroleptika dan
tranquillizer). Banyak sedatifa, terutama golongan barbital digunakan sebagai obat pereda untuk siang
hari dalam dosis ½ – 1/6 kali lebih rendah dari dosis tidur. Sebagaimana hal nya dengan tranquillizer
dan obat-obat lain dengan sifat sedatif psikofarmaka dan antihistaminika selama pengobatan dengan
hipnotika sedatifa pasien sebaiknya jangan mengemudikan kendaraan bermotor karena obat-obat ini
dapat membuat ”suf” (butek ) serta mengurangi kecepatan reaksi dan daya timbang.

a. Benzodiazepin
Turunan benzodiazepin di klinik terutama digunakan untuk menghilangkan ketegangan, kegelisahan
dan insomnia. Turunan benzodiazepine 2 oksida (klordiazepoksid HCl) dan turunan 1, 4-
benzodiazepin -2-on. Turunan kedua ini dapat digunakan sebagai:
1. Sedatif, contoh: diazepam, oksazepam, medazepam dan lorazepam.
2. Hipnotik, contoh: flurazepam, nitraze pam dan flunitrazepam.
3. Anti kejang, contoh: klonazepam (Siswandono dan Soekardjo, 2000)

Golongan benzodiazepin: temazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam, yang karena ringan
toksisitasnya dan efek sampingnya kini dianggap sebagai obat-obat tidur pilihan pertama. Pada

32
hakekatnya semua benzodiazepin memiliki daya kerja tersebut diatas, yakni kerja anksiolitik, sedatif-
hipnotik dan antikonvulsif, serta daya relaksasi otot. Zat-zat dimana sifat sedatif-hipnotik adalah
relatif lebih kuat dari sifat-sifat lainnya, terutama digunakan sebagai obat tidur (Tjay dan Rahardja,
2002).

b. Diazepam
Diazepam (Valium®, Diazepin®, Stesolid® , Mentalium®) sebagai sedatif dan hipnotik untuk
mengontrol kecemasan dan ketegangan. Kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam 0,5-1,5 jam
setelah pemberian oral, waktu paro metabolit aktif nordazepam? 27-37 jam. Dosis tunggal: 4-40
mg/hari.

2. Golongan Stimulan (Upper

Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang waktu
singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan berbagai
jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau dipakai tanpa resep
dokter. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat (CNS), atau kedua-
duanya sekaligus. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan, khususnya
jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap CNS. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk
menaikkan atau memelihara kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang
menyulitkan tidur (misalnya saat otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal
yang mengurangi kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalam narkolepsi), untuk menurunkan
bobot tubuh (phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang
yang didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD).

33
Dalam peristiwa yang jarang terjadi, stimulan juga dipakai untuk merawat orang yang
mengalami depresi. Stimulan kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas,
juga untuk menahan nafsu makan. Eforia yang dihasilkan oleh beberapa stimulan mengarah kepada
penggunaan rekreasionalnya, meskipun hal ini tidaklah legal di dalam sebagian besar sistem hukum.
Kafeina, ditemui di dalam minuman seperti kopi dan minuman ringan, seperti halnya nikotin, yang
dijumpai pada tembakau, adalah salah satu di antara stimulan yang paling biasa dipakai di dunia.
Contoh lain dari stimulan yang dikenal adalah efedrin, amfetamin, kokain, metilfenidat, MDMA, dan
modafinil. Stimulan biasa disebutkan di dalam bahasa gaul Amerika sebagai "upper".
Stimulan yang berpotensi disalahgunakan diawasi secara ketat di Amerika dan sistem hukum
lainnya. Beberapa di antaranya bisa saja tersedia secara sah hanya melalui resep dokter (misalnya
metamfetamin, nama dagang Desoxyn, campuran garam amfetamin, nama dagang Adderall,
deksamfetamin, nama dagang Dexedrine) atau dilarang sama sekali (misalnya metkatinon).
Stimulan adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini membuat pemakaiannya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Contohnya : Amphetamine
Shabu, Ekstasi, dan Kokain.

EFEK-EFEK JANGKA PENDEK :


 Kehilangan nafsu makan.
 Peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh.
 Pupil mata yang membesar.
 Pola tidur yang terganggu.
 Rasa mual.
 Bersikap aneh, tidak terduga, terkadang bertindak keras atau kejam.
 Halusinasi, gembira yang berlebihan, sifat lekas marah.
 Panik dan psikosis.
 Dosis yang berlebihan dapat berakibat kejang-kejang dan kematian.

EFEK-EFEK JANGKA PANJANG :


 Kerusakan permanen pada pembuluh darah di jantung dan di otak, tekanan darah tinggi yang
berakibat serangan jantung, stroke dan kematian.
 Kerusakan pada lever (hati), ginjal dan paru-paru.
 Kerusakan jaringan dalam hidung, bila dihirup.
 Masalah pernapasan bila dihisap seperti rokok.
 Penyakit-penyakit menular dan peradangan, bila disuntikkan.

34
 Kekurangan gizi, kehilangan berat badan.
 Disorientasi, apatis, kebingungan dan kelelahan.
 Ketergantungan psikologis yang besar.
 Psikosis.
 Depresi.
 Kerusakan pada otak, termasuk stroke dan epilepsy.

3. Golongan Halusinogen

Halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
mengubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh perasaan dapat terganggu.
Halusinogen adalah zat alami dan buatan manusia yang sering menyebabkan orang untuk
percaya bahwa mereka melihat warna acak, pola, peristiwa, dan benda-benda yang tidak ada.
Pengalaman halusinasi baik bisa sangat menyenangkan atau sangat mengganggu. Banyak jenis
zat diklasifikasikan sebagai halusinogen karena kapasitas mereka untuk menghasilkan halusinasi
tersebut. Zat-zat ini datang dalam bentuk pil, bubuk, cairan, gas, dan tanaman yang dapat dimakan.
Di dalam tubuh, halusinogen merangsang sistem saraf. Efek termasuk pelebaran (pelebaran) dari
pupil mata, penyempitan arteri tertentu, dan meningkatnya tekanan darah.
Halusinogen telah lama menjadi bagian dari ritual keagamaan dari berbagai budaya sepanjang
sejarah. Dukun suku atau laki-laki obat menelan zat halusinogen atau dihirup asap atau asap dari zat
yang terbakar mengalami halusinasi.

35
Gejala yang timbul pada saat pemakaian halusinogen berupa:
1. Kapala terasa pening
2. Kondisi tubuh terasa lemah
3. Merasa mual dan muntah
4. Terjadi ilusi visual pada 2-3 jam pemakaian
5. Terjadi gejala panik pada jam 4-5

2.3 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dan psikotropika dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu
: Faktor Internal, dan faktor Eksternal.

 Faktor Internal :
Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan dan depresi serta kurangnya religusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai
atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologic, psikologik
maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obatan
terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
penyalahgunaan narkoba. Misalnya :
1.) Iman yang kurang baik.
2.) Rasa ingin coba-coba.
3.) Perlindungan dari keluarga yang kurang.

 Faktor Eksternal :
Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan
zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi semakin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya atau pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa
saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi
penyalahgunaan narkoba. Misalnya :
1.) lingkungan pergaulan, karena seperti yang kita tahu lingkungan pergaulan itu sangat
mempengaruhi sifat dari seseorang secara tidak langsung.

36
2.) kondisi sosial ekonomi, mungkin itu beberapa faktor yg menyebabkan orang terjerumus
kedalaman hal itu.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi kasus.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya atau pergaulan tidak selalu sama
besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan,
bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif
menjadi penyalahgunaan narkoba.

Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang
menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :

1. Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan Narkoba :

Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan sempoyongan,
bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat atau berhenti, mata dan hidung berair, menguap terus
menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran
menurun, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat
dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum
suntik).

2. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumah:

Membangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai
melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah marah,
sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena takut
ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan
dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang,
sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk

37
minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya,
sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta,
bila ditanya sikapnya defensiveatau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.

3. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolah :

Prestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada,
sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan
alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung dan
mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya
kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap
keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak
yang “tidak beres” di sekolah.

2.4 Dampak Penyalahgunaan narkotika dan Psikotropika


Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis
narkotika dan psikotropika secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial. Akibat dari penyalahgunaan yang
dilakukan terlalu sering akan menyebabkan ketergantungan.

 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap fisik :


1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan
hati dan sulit tidur
6. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual

38
7. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan
antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat
ini belum ada obatnya.
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.

 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis :


1. Kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

 Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan social :


1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

 Dampak pada tubuh manusia.


a. Otak dan susunan saraf pusat yang berakibat pada ganggguan daya ingat, gangguan perhatian
atau konsentrasi, gangguan bertindak rasional, gangguan persepsi sehingga menimbulkan
halusinasi gangguan motivasi sehingga malas sekolah atau bekerja, dan gangguan pengendalian
diri sehingga sulit membedakan baik atau buruk.
b. Saluran napas akan terjadi radang paru dan pembengkakan paru.
c. Jantung, terjadi peradangan oto jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati, terjadi Hepatitis B dan C yang menalur melalui jarum suntik, hubungan seksual.
e. Penyakit Menular dan Seksual dan HIV atau AIDS. Para pengguna NAPZA dikenal dengan
perilaku seks dan mendapatkan resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi
mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit yang terjadi adalah kencing nanah,
raja singa, dan lain-lainnya. Penggunaan NAPZA juga menggunakan jarum suntik bersama-
sama membuat angka penularan HIV atau AIDS semakin meningkat.

39
f. Kulit terdapat bekas suntikan bagi penggunaan yang menggunakan jarum suntik sehingga
mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
g. Sistem reproduksi sering terjadi kemandulan.
h. Komplikasi pada kehamilan meliputi : ibu mengalami anemia, infeksi vagina, hepatitis dan
AIDS. Kandungan mengalami abortus, keracunan kehamilan, bayi yang baru lahir akan
meninggal , dan janin mengalami pertumbuhan terhambat, premature, dan berat bayi rendah.

 Dampak pada di Sosial.


a. Lingkungan Sosial

1.) Sering terjadi pertengkaran dan mudah tersinggung.


2.) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
3.) Perilaku menyimpang anak (berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan menjadi
aib keluarga.
4.) Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga
merusak kehidupan keluarga, dan kesulitan keuangan.
5.) Orang tua akann menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk biaya
pengobatan dan rehabilitasi.

b. Lingkungan Sekolah.
1.) Merusak disiplinan dan motivasi belajar.
2.) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, dan tawuran pelajar.
3.) Memengaruhi peningkatan penyalahgunaan diantara sesama teman sebaya.

c. Lingkungan Masyarakat
1.) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari penggunanya.
2.) Pengedar atau bandar menggunakan perantara pemuda remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
3.) Meningkatnya kejahatan di masyarakat, seperti perampokan, pencurian, pemerkosaan dan
pembunuhan yang membuat masyarakat menjadi resah.

40
 Gejala Perubahan sebagai Dampak Penyalahgunaan NAPZA.
a. Perubahan Fisik
1.) Saat menggunakan NAPZA, pengguna jalan sempoyongan, berbicara juga pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk dan agresif
2.) Bila terjadi kelebihan dosis, terjadi sesak napas, denyut jantung dan nadi lambat, kulit terasa
dingin, dan bahkan meninggal
3.) Saat sedang ketagihan, terjadi mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit
diseluruh tubuh, malas mandi, kejang-kejang, dan kesadaran mulai menurun.
4.) Pengaruh jangka panjang akan berakibat pada penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap
kesehatan dan juga kebersihan , gigi nya udah mulai keropos, dan bekas suntukan pada
lengan.

b. Perubahan Sikap dan Perilaku.


1.) Prestasi di sekolah lama-kelamaan akan mulai menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah,
sering membolos, pemalas, dan kurang nya bertanggung jawab.
2.) Pola tidur akan mulai berubah, terlalu sering begadang yang kurang jelas, mulai sulit
dibangunkan pada pagi hari, dan sering mengantuk entah itu dikelas, maupun di tempat
kerja.
3.) Terlalu sering bepergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa izin.
4.) Terlalu sering mengurung diri, berlama-lama di dalam kamar mandi, dan menghindar
bertemu dengan anggota keluarga lainnya.
5.) Terlalu sering mendapatkan nelfon dan didatangi oleh orang yang tidak dikenal oleh
anggota keluarga yang lainnya.
6.) Terlalu sering berbohong kepada orang tua dengan berbagai alasan, tetapi tidak jelas tujuan
dan penggunaannya. Contohnya : Meminta banyak uang kepada orangtua, mengambil
tanpa izin, menjual barang berharga milik sendiri, maupun orangtua, mencuri, terlibat
kekerasan, dan sering berurusan dengan polisi.
7.) Terlalu sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan,
mencurigakan, tertutup, dan penuh rahasia.

41
2.5 Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika
a. Pencegahan Terhadap Diri Sendiri
1.) Belajar untuk mengatakan tidak, baik kepada diri sendiri ataupun kepada orang lain yang
menawarkan barang haram itu terhadap kita.
2.) Tidak usah terpancing karena cuma gara-gara dibilang kuper
3.) Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, bergaul, dan sebagainya.
4.) Bergaul dengan teman yang baik, dan jauhilah teman yang berperilaku yang buruk
5.) Jangan pernah ingin coba-coba
6.) Harus berfikir bahwa narkoba akan mengakibatkan penderitaan, baik bagi diri sendiri
maupun bagi orang lain.
7.) Isilah hari-hari mu dengan kegiatan yang positif, entah itu disekolah maupun dirumah.
Seperti : berolahraga, mengikuti kegiatan karang taruna, dan ekstrakulikuler.
8.) Mendekatkan diri kepada Allah swt, menambah iman dan taqwa

b. Pencegahan Terhadap Keluarga


1.) Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman disiplin yang baik,
mengajarkan yang perbedaan yang baik dan buruk, mengembangkan kemandirian,
memberi kebebasan bertanggung jawab, dan mengembangkan harga diri anak dengan
menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
2.) Menciptakan suasa yang hangat dan harmonis sehingga membuat anak rindu untuk
pulang kerumah.
3.) Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar sangat dapat berdiskusi
dengan baik.
4.) Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
5.) Kembangkan komunikasi yang baik.
6.) Orang tua menjadi contoh yang baik.
7.) Memperkuat kehidupan beragama.

c. Pencegahan terhadap Lingkungan Sekolah


a. Upaya terhadap siswa
1.) Memberikan materi kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan NAPZA
2.) Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA disekolah.

42
3.) Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan yang positif
untuk tetap menghindari diri dari pemakaian NAPZA dan merokok.
4.) Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa dan siswi (ekstrakulikuler).
5.) Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari-hari
6.) Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.

b. Upaya Mencegah Peredaran NAPZA disekolah.


1.) Melarang seseorang yang tidak berkepentingan dilarang untuk masuk lingkungan
sekolah.
2.) Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah
3.) Melarang siswa dan siswi keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa seizin guru piket
dan guru lainnya.
4.) Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak
5.) Razia dengan cara sidak

c. Upaya membina Lingkungan Sekolah


1.) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina hubungan
yang harmonis antara pendidik dan peserta didik.
2.) Sikap keteladanan guru yang sangat amat penting
3.) Mengupayakan kehadiran guru secara teratur disekolah.

2.6 Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika


Upaya untuk penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan
melalui beberapa cara berikut ini, yaitu :

 Preventif (Pencegahan)
Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik daripada pemberantasan. Pencegahan
penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan
dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian
oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan illegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi
atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan narkoba.

43
 Kuratif (Pengobatan)
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para narkoba, baik secara medis maupun dengan medis
lain. Seperti tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi
Narkoba.

 Rehabilitatafi (Rehabilitasi)
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” narkoba. Rehabilitasi berupa menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban
narkoba agar juga dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

 Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum,
yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau
masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak yang berwajib dan tidak boleh ada
main hakim sendiri.

44
Ingat bahwa…..

ANAK yang sering dikritik,


Akan belajar MENYALAHKAN orang lain

Bila sering DIMUSUHI,


Akan belajar MELAWAN

Bila sering DIEJEK,


Mereka akan menjadi PEMALU

Bila sering DIPERMALUKAN,


Akan tumbuh rasa BERSALAH

Bersikaplah penuh TOLERANSI


Untuk mengajar KESABARAN

Dengan DORONGAN,
Akan tumbuh PERCAYA DIRI

Dengan KEADILAN,
Mereka akan menjadi BIJAKSANA

Dengan memberikan RASA AMAN,


Akan memberi KEYAKINAN

Dan dengan memberikan CINTA KASIH


Akan mengenalkan TUHAN

45
BAB III
PERAN ORANGTUA YANG
SANGAT PENTING DALAM
PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA DAN
PRECURSOR NARKOTIKA

46
3.1 Orangtua Sebagai Panutan
a. Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari secara baik dan tepat.
b. Berlaku jujur dan mau mengakui kelemahan dan kekurangan tanpa harus kehilangan wibawa.

3.2 Orangtua Sebagai Pembimbing dan Pendidik


a. Membantu anak mengatasi masalah yang dihadapi, dengan cara :
 Jangan memberi ceramah, sebab akan menyebabkan anak menjauhi orang tua.
 Jangan menasehati anak seperti pengajaran formal. Sebaiknya pengajaran formal tersebut
diberikan setiap minggunya, ketika menonton televisi, pergi atau makan bersama. Saat-saat
itu adalah saat anak menerima pengajaran dengan baik.
 Gunakan gambar-gambar dari buku untuk menjelaskan berbagai jenis narkotika dan prekursor
narkotika yang berbahaya.

b. Memberikan alternatif penyelesaian masalah.


 Biasakan anak untuk selalu berterus terang dengan orang tua dalam mengemukakan
masalahnya.
 Perlakukan anak seperti layaknya teman sendiri.
 Membantu memecahkan masalah anak dengan bijaksana.

c. Mengarahkan anak dalam menggali potensi diri. Membantu anak menemukan potensi yang
mendukung citra dirinya, Siasati kekurangan yang dimiliki anak dengan mengembangkan
keahlian atau keterampilan khusus. Jika citra anak berhasil dimunculkan, maka akan
memancar positif sehingga kekurangan yang dimilikinya tidak menjadi kendala bagi
kebanggaan dirinya.

d. Menyadarkan anak bahwa penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika tidak sesuai
dengan nilai, norma yang berlaku dalam agama dan masyarakat.

e. Memberi pemahaman bahwa penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika dapat


mengakibatkan putus sekolah, tidak dapat bekerja dengan baik, terlibat tindak pidana,
mengganggu ketertiban umum dan terkena berbagai macam penyakit.

47
3.3 Orangtua sebagai tempat bertanya dan teman diskusi
a. Menjadikan diri anda sebagai teman yang pertama memberikan informasi.
b. Bekali diri anda dengan pengetahuan tentang narkotika dan prekursor narkotika dari media
yang ada.
c. Berikan jawaban yang jujur semua pertanyaan.
d. Jadilah pendengar yang baik.
e. Jangan bereaksi berlebihan apabila anak mengungkapkan pendapatnya tentang masalah
narkotika dan prekusor narkotika.

3.4 Melibatkan diri dalam kegiatan anak


a. Menciptakan situasi agar anak dapat dekat dengan anda.
b. Bina kebersamaan dengan menciptakan kegiatan rutin bersama anak.
c. Kerjakan kegiatan di rumah bersama seluruh keluarga di hari libur.
d. Ciptakan kesempatan untuk rekreasi bersama.

3.5 Membuat Aturan Keluarga yang jelas dan tegas


a. Aturan dibuat atas kesepakatan anggota keluarga.
b. Jelaskan konsekuensinya, apabila aturan dilanggar.
c. Mengontrol kegiatan anak.

3.6 Mengembangkan tradisi keluarga dalam nilai-nilai agama


a. Menunaikan ibadah atau berdoa bersama.
b. Budayakan untuk mengakui kesalahan baik anak kepada orangtua atau sebaliknya.
c. Libatkan anak-anak dalam mewujudkan harapan atau cita-cita keluarga.
d. Berikan semangat kepada anak dalam meraih cita-cita atau harapannya.
e. Cintailah anak apa adanya dan tanpa syarat tertentu.

3.7 Menanamkan disiplin pada anak


a. Jelas dan terang
Untuk mengindari kemungkingan salah dimengerti oleh anak mengapa dia dihukum harus
dilakukan 3 hal :
 Sebutkan kelakuan yang salah itu.
 Nyatakan aturan atau prinsip yang dilanggar.
 Terangkan aturan atau konsekuensi yang diterima anak karena pelanggaran itu.

48
b. Konsisten
Orangtua harus berusaha untuk secara konsisten menjalankan hukuman.
c. Bersifat pribadi.
Jangan menegur anak dihadapan orang lain karena hal itu akan membuat anak malu.
d. Memperhatikan harga diri anak
Jangan mempersalahkan, membenci atau mengancam anak, sehingga merendahkan harga
dirinya.
e. Memberi hadiah pada tingkah laku yang positif
Hadiah berupa pujian, penghargaan, barang atau kegiatan diberikan apabila anak berbuat
sesuai yang diharapkan.
f. Keterlibatan anak Sebaiknya anak dilibatkan dalam mebuat setiap tata tertib.
g. Tidak ada hukuman ganda Jagalah supaya anak tidak mendapat dua kali penderitaan atau
hukuman dari orangtua atau pihak yang berlainan, karena pelanggaran yang serupa.

(Dari B Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Kamus Narkoba (Istilah-Istilah Narkoba dan
Bahaya Penyalahgunaannya). Jakarta, 2006.uku “Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak”
oleh Dr. Charles Schaefer dan Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, Departemen Kesehatan”Pola
Asuh yang Mendukung Perkembangan Anak”)

PANDANGAN AGAMA DALAM AYAT-AYAT SUCI MENGENAI NARKOTIKA


1. AGAMA ISLAM
 Narkoba, Alkohol adalah Haram Yaa ayyuhal ladziina aamanuu innamal khomru wal maisiru
wal anshoobu wal azlaamu rijsum min’amalisy syaithon fajtanibuuhuu la-allakum tuflihun (90)
innama yuriidusy syaithoonu an yuuqi’a bainakumul ‘adaawata wal baghdhooa fil khomri wal
maisiri wa yashuddakum ‘an dzikrillaahi wa ‘anish sholaati fahal antum muntahuuna ”Hai
orang-orang yang beriman sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban untuk berhala dan
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syeitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan” (Q.S. Al-Ma’idah :91)
 Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati Yaa ayyuhal ladziina aamanu quu anfusakum wa
ahlikum naaro “Wahai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api
neraka” (Q.S. At-Tahriim : 6)

49
2. AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN KRISTEN PROTESTAN
 1 Korintus 6 : 19 – 20 “ Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukuan milik
kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar : karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu” Ayat – ayat alkitab yang mengingatkan secara khusus
dalam pemeliharaan tubuh secara jasmani dan rohani dalam kaitan dengan penyalahgunaan dan
pemakaian obat-obat terlarang (narkoba). Demikian juga dengan firman Allah menyatakan
bahwa pemabuk tidak masuk dalam kerajaan surga.
 1 Raja-raja 20 : 16 “Pikiran menjadi tumpul karena pengaruh obat sangat mengganggu susunan
syaraf sehingga setiap perbuatannya tidak lagi dapat dikontrol dengan pikiran yang jernih, hal
ini sangat berbahaya apanila orang-orang yang terkena mempunyai kedudukan penting karena
setiap keputusannya akan mencelakakan banyak orang”

3. AGAMA HINDU
 Dalam Kitab Bhagawadgita III, 16, yaitu “ Evam pravartitam Chakram Na, nuvartayati, hayah
Aghayur indriyaramo Mogham partha Sajivati” Terjemahan : “Ia yang tidak ikut memutar roda
hidup ini selalu dalam dosa. Menikmati kehendak hawa nafsunya oh parta, Ia hidup sia-sia”
Seloka ini menjelaskan bahwa hidup yang tidak teratur dan memenuhi nafsu belaka tanpa
melakukan tugas hidup dan kehidupan dengan sebaik-baiknya, maka kehidupan akan sia-sia
dan merendahkan tingkatan kehidupan yang akan datang. Menuruti kehendak nafsu semata
berarti mereka menuju kebahagiaan dan kedamaian semu, dengan mencari kenikmatan yang
dilarang oleh ajaran agama seperti berfoya-foya, mengkonsumsi makanan terlarang, termasuk
obat-obatan yang mengandung zat adiktif (miras, narkoba, dan lain-lain sebagainya).
 Slokantara, Sloka 16 menyebutkan : “ Braima wadah sulapanam Suwarna steyarnewa ca Kan
yawighnam gurarwadho Mohapalamucyate” Terjemahan : Membunuh brahmana, meminum
minuman keras, mencuri emas, memperkosa gadis perawan dan membunuh guru ini dinamai
dosa besar (mala petaka) Narkoba dan miras didalam kitab suci wedha disebut
“SURAPANAM” yaitu konsumsi yang memabukkan. Juga disebut “MADYA” yaitu minuman
beralkohol atau ber zat adiktif tinggi. Mereka yang mengkonsumsinya untuk pemuasan nafsu,
tergolong melakukan “dosa besar” yang setara dengan perbuatan mencuri emas, membunuh
pendeta maupun guru dan memperkosa gadis dibawah umur.

50
4. AGAMA BUDHA
 Pancasila Buddhis terdiri dari 5 (lima) latihan moral yaitu:
1. Menghindari pembunuhan mahluk hidup.
2. Menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya.
3. Menghindari perbuatan asusila.
4. Menghindari ucapan yang tidak benar.
5. Menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan.

 Dalam Maha Manggala Suta dikatakan “Arati Virati papa, majjapanacasannamo, appamado ca
dhammesu, etammanggalamuttamam” Artinya : “Menjauhi tak melakukan kejahatan,
menghindari, minuman keras, tekun melaksanakan dharma, itulah berkah utama” (Paritta Suci
30)

5. KONGHUCU
 Xiao Jing I
1. Nabi bersabda “Sesungguhnya laku bhakti itu ialah pokok kebajikan; daripadanya ajaran
agama berkembang. Duduklah kembali, Aku akan bicara denganmu. Tubuh, anggota
badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan bunda; (maka), perbuatan tidak berani
membiarkannya rusak dan luka, itulah permulaan laku bakti.
2. “menegakkan diri hidup menempuh jalan suci, meninggalkan nama baik di jalan
kemudian sehingga memuliakan ayah-bunda, itulah Laku Bakti.

 Mengzi Jilid IV B Li Lo
30.2. Mengzi menjawab, “Yang dianggap tidak berbakti pada jawab ini ada lima hal :
1. Malas ke-empat anggota tubuhnya dan tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap
orang tua.
2. Suka berjudi dan mabuk-mabukan serta tidak memperhatikan pemeliharaan terhadap
orang tuanya.
3. Tamak akan harta benda, hanya tahu istri dan anak, sehingga tidak memperhatikan
pemeliharaan terhadap orang tuanya.
4. Hanya menuruti keinginan mata dan telinga, sehingga memalukan orang tua; dan
5. Suka akan keberanian dan sering berkelahi, sehingga membahayakan orang tua.

51
BAB IV
POLA PENGASUHAN

52
Upaya pola mengasuh anak bukan pekerjaan yang gampang dan maupun merupakan
tantangan dalam keluarga, namun juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan.
Keberhasilan mengasuh anak membutuhkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesabaran
orang tua.
Sigmund Freud, bapak ilmu psikoanalisis menyebutkan bahwa lima tahun pertama dalam
kehidupan anak sejak lahir sangat menentukan perkembangan kepribadian pada umur selanjutnya.
Pada lima tahun pertama perkembangan Ego dan Super dari energi hidup yang sifatnya psikis
yang disebut “The Id”. The Id merupakan sumber energi psikis yang mencari jalan penyaluran untuk
memuaskan berdasarkan prinsip nikmat. Dalam lima tahun pertama anak mengalami perkembangan
mulai dari fase oral (0-1 tahun). Fase anak (1-3 tahun), dan fase falik (3-5 tahun). Pada fase ini peranan
ibu dan ayah sangat penting.
Oleh karena itu, orang tua perlu memahami beberapa prinsip dasar yang perlu diterapkan
dalam keluarga :

4.1 Komunikasi
Ada lima aturan emas dalam berkomunikasi :
a. Mendengarkan secara aktif. Anak merasa penting, dihormati dan dihargai apabila orangtua
benar- benar mendengarkan mereka.
b. Menghargai perasaan anak-anak anda. Bila kita penuh pengertian dan peka terhadap apa yang
dirasakan anak-anak, mereka akan menghadiahi kita dengan kepercayaan. Jangan mengkritik
anak anda dan jangan mencemooh. Kedua cara tersebut sangat merusak pembicaraan saat itu,
bahkan dapat merusak hubungan yang anda jalin selama ini.
c. Hormati hak pribadi anak-anak anda Jangan memaksa anak anda untuk menyatakan
perasaannya. Cara yang terbaik adalah mendengarkan apa pun yang ingin mereka sampaikan
dan secara perlahan-lahan memberi mereka keberanian untuk menceritakan permasalahannya.
Ingatkan anak anda bahwa anda siap setiap saat dia ingin berbicara.
d. Menggunakan kata “saya” lebih baik daripada ‘kamu”. Demi menjaga emosi anak anda dan
juga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, penting sekali untuk
mengajarkan anak anda agar terbiasa menggunakan kata “saya” sebagai pengganti “kamu”.
Mendorong anak anda untuk menggunakan kata “saya” dapat mengajar mereka untuk
bertanggung jawab atas apa yang mereka rasakan dalam situasi yang berbeda.
e. Tetaplah pada subjek pembicaraan. Jangan menyeret masalah atau kepedihan masa lalu di
dalam pembicaraan saat ini. Selesaikan konflik satu demi satu.

53
Orangtua yang sering mengkritik atau memberikan hukuman, akan gagal dalam
berkomunikasi

4.2 Kasih Sayang


Anak selalu ingin diperhatikan, diterima dan dihargai. Kasih sayang orang tua tanpa batas, tanpa
syarat, bahkan pada saat anak berbuat salah pun dia tetap merasakan bahwa ia disayangi. Rasa aman,
kasih sayang dan suasana mesra seharusnya dikembangkan waktu anak masih bayi, sejak lahir hingga
umur 1 ½ tahun. Rasa aman dan kasih sayang ini dapat diperolehnya melalui kesiapan ibu setiap saat
dibutuhkan oleh bayi dan melalui sentuhan fisik yang menyenangkan dan penuh kasih sayang
terutama dari ibu.

Pemberian cinta dan kasih sayang kepada anak ditunjukkan secara wajar sejak kecil
supaya anak dapat merasakan bahwa ia disayangi, disenangi, diperhatikan, diterima dan
dihargai

4.3 Spiritual
Orang tua perlu menanamkan pendidikan agama sejak usia dini. Pendidikan agama saja tidak
cukup tapi disertai pula dengan moral dan bimbingan orang tua. Dalam pandangan agama tahapan
pencegahan dalam upaya penanggulangan bahaya narkotika dan prekursor narkotika, sebagai
berikut:
a. Perlu penanaman sejak dini bahwa narkotika dan prekursor narkotika haram hukumnya dan
dilarang menurut agama apapun maupun negara.
b. Menanamkan kehidupan beragama di lingkungan keluarga dan sekolah.
c. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap aktifitas.
d. Taat beribadah.
e. Bersyukur atas pemberian Tuhan yang Maha Kuasa.

54
4.4 Pemupukan Percaya Diri
a. Berfokus pada kelebihan dan kemampuan anak, bukan pada kesalahan atau kekurangannya.
b. Berfokus pada usahanya, bukan hasilnya.
c. Menahan diri untuk tidak mengkritik, menghina, mengejek dan mempersalahkan, yang
semuanya ini adalah bentuk penolakan.
d. Memberi pengalaman yang membesarkan hati.
e. Pemberian tugas dan tanggung jawab yang membangun kepercayaan diri.

4.5 Kemampuan menolak penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika


Orang memakai narkotika dan prekursor narkotika karena bermacam-macam alasan.
Apapun alasannya, semula seseorang memakai narkoba karena ada kesempatan. Orang tua harus
selalu mengajarkan kepada putra putrinya untuk berani menolak apapun yang diberikan orang
lain yang tidak dikenalnya.

55
BAB V
POLA HIDUP SEHAT

56
5.1 Percaya pada diri sendiri dan meningkatkan harga diri
a. Meningkatkan percaya diri pada anak.
1. Tidak membanding-bandingkan hasil belajar anak dengan temannya.
2. Berfokus pada kelebihan, kemampuan, kekuatan anak dari pada kekurangannya.
3. Menyadari bahwa anak itu berharga, unik dan istimewa.
4. Jangan mengkritik, menghina, mengejek, mempersalahkan dan mengoreksi perilaku anak
yang tidak semestinya.
5. Hargailah anak sendiri.
6. Lakukan pendekatan kasih sayang pada anak.
7. Tanamkan sikap optimisme pada anak.
b. Meningkatkan Harga Diri pada Anak
1. Bangga dengan hasil karyanya.
2. Mampu bertindak mandiri.
3. Mudah menerima tanggung jawab.
4. Dapat mengatasi frustasi dengan baik.
5. Menanggapi tantangan baru dengan semangat.
6. Sanggup membantu orang lain.
7. Berhasil dengan karyanya.
8. Dapat menunjukkan jangkauan perasaan secara luas.

5.2 Kegiatan-kegiatan yang Positif


a. Lebih mandiri.
b. Lebih dapat mengembangkan jati diri.
c. Membuat hidup lebih menarik dan bahagia.

5.3 Hidup Sehat


Kebiasaan hidup yang sehat seperti makan-makanan yang bergizi, olahraga yang teratur
dengan lingkungan yang sehat mempengaruhi kesehatan yang baik. Kurang gizi atau pola makanan
yang salah seperti makanan tinggi lemak dan kadar garam yang tinggi atau makanan yang kurang
bersih disertai lingkungan yang tidak sehat menimbulkan penyakit kronis yang biasanya
memerlukan obat-obatan untuk sembuh. Orang yang sehat tidak memerlukan obat. Sebaliknya
orang yang sering sakit lama-lama bisa menimbulkan ketergantungan obat. Hidup sehat serta
keterampilan untuk hidup tanpa menyalahgunakan narkotika dan prekursor narkotika jauh lebih
murah daripada tindakan pengobatan dan rehabilitasi.

57
BAB VI
TIPS MENJADI ANAK SUKSES

58
Tips Mengajari Anak Tentang bahaya Narkotika dan Prekursor Narkotika
Mengajari anak tentang bahaya narkotika dan prekursor narkotika, harus sesuai dengan usianya:

 Untuk Play Group


Ajari untuk menghargai tubuh sendiri dengan memberi tahu tentang bahan-bahan racun atau
kimia yang ada di rumah dan ajari tentang obat-obat yang aman bagi anak, komunikasi
pengambilan keputusan dan percaya diri akan membantu mencegah penyalahgunaan narkotika
dan prekursor narkotika setelah ia dewasa.

 Untuk Usia 4 – 6 Tahun


 Usia ini adalah sangat penting bagi orang tua dimana orang tua harus bersatu dan mengetahui
siapa kawankawannya.
 Perbanyak kegiatannya, komunikasi dan cinta kasih sayang yang tulus.
 Buat skenario tentang masalah-masalah narkotika dan prekursor narkotika yang dapat
membantu anak untuk mengatasi masalah tersebut.

 Untuk usia 7 – 8 Tahun


1. Anak-anak tersebut sudah dapat menggabungkan antara fantasi dan kenyataan.
2. Terangkan perbedaan antara obat-obatan yang baik dan yang buruk untuk tubuhnya, karena
anak usia ini sangat percaya terhadap orang yang lebih tua dan tetap harus diingatkan bahwa
hal yang diberitahu oleh seseorang tidak selalu baik.

59
BAB VII
PENUTUP

60
Melalui informasi bahaya penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika sejak usia dini,
diharapkan orangtua dapat mengkomunikasikan secara benar, sekaligus mengedukasi anakanak
tentang bahaya penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika, sehingga anak-anak dapat benar-
benar memahami bahaya narkotika dan prekursor narkotika serta mempunyai daya cegah atau daya
tangkal terhadap bahayanya.
Selain itu, orang tua mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pemahaman
tentang bahaya dari penggunaan narkotika dan prekursor narkotika untuk anak-anak usia dini,
sehingga anak-anak tersebut tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, berkualitas dan bertaqwa
serta menjadi kebanggaan orang tua, serta berguna bagi bangsa dan negara.

6.1 Kesimpulan
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi
seseorang ( pikiran, perasaan, dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik
dan psikologi. Sedangkan Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor
internal yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta
kurang nya religiusitas, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar individu atau lingkungan
seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti preventif seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, kuratif seperti
penyembuhan dengan medis atau dengan medis lain. Rehabilitative agar korban tidak kembali
ketagihan dengan narkoba dan represif melalui jalur hukum.

6.2 Saran
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. Orang tua harus lebih memperhatikan anak nya agar tidak terjerumus kedalam jurang narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas peredaran
narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada penyalahgunaan
narkoba.

61
LAMPIRAN

KUTIPAN PASAL – PASAL UNDANG – UNDANG NOMOR 35


TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

KETENTUAN PIDANA MENURUT


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

Pasal 111 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana:
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar

Pasal 111 (2)


Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi
1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana :
PENJARA :
Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 112 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana:

62
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Maksimum : Rp. 8 Miliar

Pasal 112 (2)


Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I
bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram pelaku
dipidana:
PENJARA :
Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 113 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana :
PENJARA :
Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar

Pasal 113 (2)


Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan
I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram

63
atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima)
gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 10 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 114 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I,
dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar

Pasal 114 (2)


Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, menyerahkan atau menerima Narkotika Golongan I, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon
atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 6 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 10 Miliar
+1/3 (sepertiga)

64
Pasal 115 (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau
mentransito Narkotika Golongan I, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar

Pasal 115 (2)


Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku pidana :
PENJARA :
Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 116 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan I terhadap
orang lain atau memberikan Narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar

65
Pasal 116 (2)
Dalam hal penggunaan narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan I untuk
digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat
permanen, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Maksimal : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 10 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 117 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan II, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar

Pasal 117 (2)


Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Golongan II
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 5 Miliar
+1/3 (sepertiga)

66
Pasal 118 (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan II, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar

Pasal 118 (2)


Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan
II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 119 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II,
dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar

67
Pasal 119 (2)
Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 120 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau
mentransito Narkotika Golongan II, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar

Pasal 120 (2)


Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan II
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram maka pelaku pidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 5 Miliar
+1/3 (sepertiga)

68
Pasal 121 (1)
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan II terhadap
orang lain atau memberikan Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain, dipidana:
PENJARA :
Paling Singkat : 4 Tahun
Paling Lama : 12 Tahun

DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 800 Juta
Paling Banyak : Rp. 8 Miliar

Pasal 121 (2)


Dalam hal penggunaan Narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan II untuk
digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat
permanen, pelaku dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA:
Maksimum : Rp. 8 Miliar
+1/3(sepertiga)

Pasal 122 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan III, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 2 Tahun
Paling Lama : 7 Tahun
DENDA:
Paling Sedikit : Rp. 400 Juta
Paling Banyak : Rp. 3 Miliar

69
Pasal 122 (2)
Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Golongan III
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 3 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 123 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan III, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar

Pasal 123 (2)


Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan
III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA : Maksimum : Rp. 5 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 124 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III,
dipidana :

70
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : 5 Miliar

Pasal 124 (2)


Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 5 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 125 (1)


Setiap orang yang tanpa haka tau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau
mentransito Narkotika Golongan III, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 2 Tahun
Paling Lama : 7 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 400 Juta
Paling Banyak : Rp. 3 Miliar

Pasal 125 (2)


Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan III
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram maka pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun

71
DENDA : Maksimum : Rp. 3 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 126 (1)


Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan III terhadap
orang lain atau memberikan Narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun

DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 600 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar

Pasal 126 (2)


Dalam hal penggunaan Narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan III untuk
digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat
permanen, pelaku dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Maksimum : Rp. 5 Miliar
+1/3 (sepertiga)

Pasal 127 (1)


Setiap Penyalahgunaan :
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun ;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan.
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun.

72
Pasal 127 (2)
Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103.

Pasal 127 (3)


Dalam hal Penyalahgunaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau terbukti
sebagai korban penyalahgunaan Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehablitasi sosial.

Pasal 128 (1)


Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

Pasal 128 (2)


Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua atau walinya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) tidak dituntut pidana.

Pasal 128 (3)


Pecandu Narkotika yang telah cukup umur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) yang
sedang menjalani rehabilitasi medis 2 (dua) kali masa perawatan dokter dirumah sakit dan/atau
lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk oleh pemerintah tidak dituntut pidana.

Pasal 128 (4)


Rumah sakit dan atau lembaga rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
memenuhi standard kesehatan yang ditetapkan oleh menteri.
Pasal 129
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) setiap orang yang tanpa hak atau
melawan hukum :
a. Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Prekursor Narkotika untuk pembuatan
Narkotika;

73
b. Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Prekursor Narkotika untuk
pembuatan Narkotika;
c. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, atau menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika;
d. Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Prekursor Narkotika untuk pembuatan
Narkotika.

Pasal 130 (1)


1. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal
114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal
123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129 dilakukan oleh korporasi, selain pidana
penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa
pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal-Pasal tersebut.

2. Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana
tambahan berupa :
a. Pencabutan izin usaha; dan atau
b. Pencabutan status badan hukum

Pasal 131
Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal
119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1),
Pasal 128 ayat (1) dan Pasal 129 dipidana :
PENJARA :
Paling Lama : 1 Tahun
DENDA :
Paling Banyak : Rp. 50 Juta

Pasal 132 (1)


1. Percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan prekursor
narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, pasal 115,

74
pasal 116, pasal 117, pasal 118, pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal
124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang
sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal-Pasal tersebut.
2. Dalam hal pembuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal
114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122,
Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129 dilakukan secara terorganisasi,
pidana penjara dan pidana denda maksimumnya ditambah 1/3 (sepertiga).
3. Pemberatan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi tindak pidana
yang diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara 20 (dua
puluh) tahun.

Pasal 133 (1)


Setiap orang yang menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu, memberikan kesempatan,
mengajurkan, memberikan kemudahan, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan kekerasan,
melakukan tipu muslihat, atau membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal
116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal
125, Pasal 126, dan Pasal 129 dipidana :
PENJARA :
Mati atau Seumur Hidup
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 20 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 2 Miliar
Paling Banyak : Rp. 20 Miliar

Pasal 133 (2)


Setiap orang yang menyuruh, member atau menjanjikan sesuatu, memberikan kesempatan,
menganjurkan, memberikan kemudahan, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan kekerasan,
melakukan tipu muslihat atau membujuk anak yang belum cukup umur untuk menggunakan
Narkotika, dipidana dengan :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun

75
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar

Pasal 134 (1)


Pecandu narkotika yang sudah cukup umur dan dengan sengaja tidak melaporkan diri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) dipidana :
PENJARA :
Paling Lama : 6 Bulan
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 2 Juta

Pasal 134 (2)


Keluarga dari pecandu Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dengan sengaja tidak
melaporkan pecandu Narkotika tersebut dipidana :
PENJARA :
Paling Lama : 3 Bulan
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Juta

Pasal 135
Pengurus Industri Farmasi yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45 (mencantumkan label pada kemasan Narkotika dalam bentuk obat atau bahan baku narkotika)
dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 7 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 40 Juta
Paling Banyak : Rp. 400 Juta

Pasal 136
Narkotika dan Prekursor Narkotika serta hasil-hasil yang diperoleh dari tindak pidana Narkotika dan
atau prekursor Narkotika, baik berupa aset dalam bentuk benda bergerak maupun yang tidak bergerak,

76
berwujud atau tidak berwujud serta barang-barang atau peralatan yang digunakan untuk melakukan
tindak pidana Narkotika dan tindak pidana Prekursor Narkotika dirampas untuk negara.

Pasal 137a
Setiap orang yang menempatkan, membayarkan atau membelanjakan, menitipkan, menukarkan,
menyembunyikan atau menyamarkan, menginvestasikan, menyimpan, menghibahkan, mewariskan,
dan atau mentransfer uang, harga, dan benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun
tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang berasal dari tindak pidana Narkotika dan atau
tindak pidana Prekursor Narkotika, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 5 Tahun
Paling Lama : 15 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 1 Miliar
Paling Banyak : Rp. 10 Miliar

Pasal 137b
Setiap orang yang menerima penempatan, pembayaran atau pembelanjaan, penitipan, penukaran,
penyembunyian atau penyamaran invetasi, simpanan atau transfer, hibah, waris, harta, atau uang,
benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud yang diketahuinya berasal dari tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor
Narkotika, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 3 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 500 Juta
Paling Banyak : Rp. 5 Miliar

Pasal 138
Setiap orang yang menghalang-halangi atau mempersulit penyidikan serta penuntutan dan
pemeriksaan perkara tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika di muka
sidang pengadilan, dipidana :

77
PENJARA :
Paling lama : 7 tahun
DENDA :
Paling Banyak : Rp. 500 Juta

Pasal 139
Nahkoda atau kapten penerbang yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 atau Pasal 28 dipidana :

PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 100 Juta
Paling Banyak : Rp. 1 Miliar

Pasal 140 (1)


Penyidik pegawai negeri sipil yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 dan Pasal 89 dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 100 Juta
Paling Banyak : Rp. 1 Miliar

Pasal 140 (2)


Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Penyidik BNN yang tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87, Pasal 89, Pasal 90, Pasal 91 ayat (2) dan (3), dan
Pasal 92 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dikenai pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 141
Kepala kejaksaan negeri yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1), dipidana :

78
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 100 Juta
Paling Banyak : Rp. 1 Miliar

Pasal 142
Petugas laboratorium yang memalsukan hasil pengujian atau secara melawan hukum tidak
melaksanakan kewajiban melaporkan hasil pengujiannya kepada penyidik atau penuntut umum,
dipidana :
PENJARA :
Paling Lama : 7 Tahun
DENDA :
Paling Banyak : Rp. 500 Juta

Pasal 143
Saksi yang harus memberi keterangan yang tidak benar dalam pemeriksaan perkara tindak pidana
Narkotika dan Prekursor Narkotika di muka siding pengadilan, dipidana :
PENJARA :
Paling Singkat : 1 Tahun
Paling Lama : 10 Tahun
DENDA :
Paling Sedikit : Rp. 60 Juta
Paling Banyak : Rp. 600 Juta

Pasal 144 (1)


Setiap orang yang dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun melakukan pengulangan tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal
117, Pasal 118, Pasal 119, pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal
126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 pidana maksimumnya ditambah dengan
1/3 (sepertiga).

79
Pasal 144 (2)
Ancaman dengan tambahan 1/3 (sepertiga) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi
pelaku tindak pidana yang dijatuhi dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana
penjara 20 (dua puluh) tahun.

Pasal 145
Setiap orang yang melakukan tindak pidana Narkotika dan atau tindak pidana Prekursor Narkotika
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal
117, Pasal 118, Pasal 119, pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal
126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 di luar wilayah Negara Republik Indonesia
diberlakukan juga ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 146 (1)


Terhadap warga negara asing yang melakukan tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana
Prekursor Narkotika dan telah menjalani pidananya sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini,
dilakukan pengusiran keluar wilayah Negara Republik Indonesia.

Pasal 146 (2)


Warga negara asing yang telah diusir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang masuk kembali
ke wilayah Negara Republik Indonesia.

Pasal 146 (3)


Warga negara asing yang pernah melakukan tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana
Prekursor Narkotika di luar negeri, dilarang memasuki wilayah Negara Republik Indonesia.
Pasal 147 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), bagi :
a. Pimpinan rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, sarana penyimpanan
sediaan farmasi milik pemerintah, dan apotek yang mengedarkan Narkotika Golongan II dan
III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan ;
b. Pimpinan lembaga ilmu pengetahuan yang menanam, membeli, menyimpan, atau menguasai
tanaman Narkotika bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.

80
c. Pimpinan industri farmasi tertentu yang memproduksi narkotika Golongan I bukan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan; atau
d. Pimpinan pedagang besar farmasi yang mengedarkan Narkotika Golongan I yang bukan untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan atau mengedarkan Narkotika Golongan II dan
III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau bukan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.

Pasal 148
Apabila putusan pidana denda sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini tidak dapat dibayar oleh
pelaku tindak pidana Narkotika dan tindak pidana Prekursor Narkotika, pelaku dijatuhi pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun sebagai pengganti pidana denda yang tidak dapat dibayar.

Pasal 153
Dengan berlakunya Undang-undang ini :
a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698); dan
b. Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-undang ini,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

GENDERANG PERANG NARKOBA


LIRIK TAUFIQ ISMAIL
LAGU IAN ANTONO

Setiap hari anak – anak bangsa


Mati karena narkoba
Di jalanan, di sekolah, dimana – mana
Setiap hari ribuan anak bangsa
Dicengkeram kuku narkoba
Di jalanan, di sekolah, di mana- mana

Kami tidak bisa terima

81
Kami marah mendengarnya
Kami tidak bisa diam
Kami geram melihatnya
Geram keseluruhan bangsa

Ganja, putaw, ekstasi, shabu–shabu


Gampang dibeli semua Di jalanan, di sekolah, di mana-mana
Habisalah uang dan harta
orang tua Pil setan masuk dalam badan
Di jalanan, di sekolah, di mana- mana

Kami tidak bisa terima


Kami marah mendengarnya
Kami tidak bisa diam
Kami geram melihatnya
Geram keseluruhan bangsa
Wahai yang pegang senjata
Berhenti jadi beking mereka
Para hakim dan jaksa
Sogokan jangan di terima
Wahai yang di DPR sana
Bikin hukuman mati
Apa susahnya

Kini sudah tiba saatnya


Kita menabuh genderang perang
Perang!
Lawan jaringan narkoba
Pemodal dan bekingnya
Perang! Perang melawan setan
Setan asli
Setan berbaju manusia

82
(KAHLIL GIBRAN, DALAM SANG NABI)

Datanglah seorang ibu


Dengan bayinya dalam dekapannya
Bertanya tentang anak keturunan Maka dijawabnya :

Anakku bukanlah anakmu


Mereka adalah putra kerinduan diri hidup Sang Hidup

Melaluimu mereka tiba,


Namun bukan darimu asalnya.
Meskipun mereka bersamamu,
Tetapi mereka bukan milikmu.
Berikan kasih sayangmu, Tapi jangan paksakan pikiranmu,
Sebab mereka berbekal alam pikiran sendiri.
Berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya.
Sebab jiwa mereka adalah penghuni masa depan
Yang tiada dapat kau gapai, sekalipun dalam Impian.

Kau boleh berusaha menyerupai mereka.


Namun jangan membuat mereka menyerupaimu.
Sebab hidup ini tidak pernah mundur berjalan,
Tiada juga terbenam di masa silam.

Kaulah busur anakmulah panah meluncur.


Sang pemanah maha tahu bidikan keabdian
Dia menantangmu dengan kuat kuasa-Nya.
Melepas anak panahmu melesat cepat.
Berlengkung dirilah dengan suka cita.
Dalam rentang tangan Sang Permanah.
Dia mengasihi anak panah yang melesat kilat,
seperti kasih-Nya pada busur yang mantap.

83
Daftar Pustaka
Tanjung, Ain.2004.Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti
Narkoba
Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba.diakses tanggal 24 April
2016
BNK Samarinda 2007. “faktor dan Akibat Narkoba” (online)
http://bnk.samarinda.go.id//index.php?q=faktor-akibat-narkoba. Diakses tanggal 24 April 2016
Azella Syarra, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah, Jakarta,
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Buah Hati, Jakarta, 2008/2009.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia Modul Pelatihan Keluarga dan Orangtua Sebagai
Fasilitator Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta 2005.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Kamus Narkoba (Istilah-Istilah Narkoba dan Bahaya
Penyalahgunaannya). Jakarta, 2006.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati (Modul
Untuk Orang Tua), Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat Sebagai
Fasilitator Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta, 2005.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Modul Pelatihan Tokoh Agama Sebagai Fasilitator
Penyuluh Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia
Dini. Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan P4GN Melalui Peran sera
Kepala desa atau Lurah Babinkamtibmas dan PLKB di Tingkat Desa atau Kelurahan, Jakarta, 2007.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Survey Nasional Penyalahgunaan Narkoba pada
Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia. Jakarta, 2009.
Badan Narkotika Nasional, Republik Indonesia. Leaflet, Peran Orang Tua Dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkotika. Jakarta, ----.
Balson, Maurice. 1992. Menjadi Orangtua Yang Lebih Baik. Binarupa Aksara,Jakarta Indonesia
Colombo Plan Drug Advisory Programme. Life Skills for Youth (A Drug Abuse Prevention Training
Manual). 2004.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat, Departemen kesehatan R.I. 2001. Pola Asuh Yang
Mendukung Perkembangan Anak.
Hartati Kurniadi, Budi Riyanto. Napza dan Tubuh Kita. Jendela, Jakarta. 2000.

84
Hauck, Paul Dr. Mendidik Anak Dengan Berhasil (Psikologi Populer). 1991. Penerbit Arcan. Jakarta,
Indonesia.
Irwanto; Danny Yatim 1986. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika (Tinjauan Sosial-Psikologis).
Penerbit Arcan, Jakarta.
Joewana, Satya, Lusi Margiyani, Padmohoedojo, Lina. Narkoba: Petunjuk Praktis Bagi Keluarga
Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Media Pressindo, Yogyakarta. 2001
Martono, L. Harlina dan Satya Joewana, 2006. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan
Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Office for Substance Abuse Prevention. 1989. Prevention Plus II, Tools for Creating Drug Free
Communities. OSAP Prevention Monograph 3. Rockville, MD, USA: National Clearing House for
Alcohol and Drug Information.
Padmohoedojo, Paulina G. 2003. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba : Apa Yang Bisa Anda
Lakukan. Jakarta.
Rotary International D-3400 R.I. Drug Abuse Committee. Cegah Sejak Dini. Semarang.2004.
Templar, Richard. 2008. The Rules of Parenting. Pearson Education Limited, London.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Alternatives: Strategies for Developing Life
Skills: Prevention that Works. Publication No. 11. 2007
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). 2007. “An Introduction to Key Concepts
Prevention That Works! A Comprehensive Approach for Anti-Drug Programmes. Publication No. 6,
2007
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Demand Reduction (A Glossary of Terms).
2000
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Early Interventions: At- Risk Groups and
Communities: Prevention That Works! A Comprehensive Approach for Anti-Drug Programmes.
Publication No. 9, 2007.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Prevention for Effective School-Based
Prevention. Prevention that Works. A Comprehensive Approach for Anti Drug Programmes.
Publication No. 11. 2007
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). Terminology and Information on Drugs
(Second edition), 2003.
Yayasan Recon-Indo (Research Consultants Indonesia) 2002. Mobilizing Families and Communities
for Drug Prevention at the Grassroots Level, lessons Learned in Drug Abuse Prevention. The Mentor
Foundation, Geneva, Switzerland, 2002.

85
Biodata Penulis

NAMA : PUTRI ANGGRAINI SUMARSONO


KELAS : X-MIPA
NO.ABSEN : 14
ASAL SEKOLAH : SMA PGRI 12 JAKARTA
HOBBY : BERMAIN GITAR dan MENULIS
CITA-CITA : PENULIS ATAU PENGARANG
TUJUAN : Tujuan saya membuat Artikel ini untuk mengikuti lomba dari sekolah. Alasan
saya untuk membuat Artikel Ini agar saya bisa menambah pengalaman lebih banyak lagi
bagi saya yang belum pernah saya lakukan sebelumnya adalah membuat Artikel ini, jujur
saya rasa nya senang di berikan amanah dari guru-guru saya untuk mengikuti lomba
membuat Artikel ini. Tidak hanya itu, Judul atau bertema Artikel ini berdasarkan Niat dan
kemauan saya sendiri..
Harapan saya bagi Kelas X-MIPA dan X-IPS semuanya mudah-mudah-an LULUS dengan
100% dan tidak hanya itu saja, semoga mudah-mudah-an Anak SMA PGRI JAKARTA bisa
masuk ke UNIVERSITAS NEGERI semua yang diinginkan nya…. Ammiinn Yaroball
alamiinn ^-^

86

Anda mungkin juga menyukai