PROPOSAL KUALITATIF
Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmengikuti
191804001
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang
selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh
umat manusia, oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan tugas Metodologi Penelitian
Kualitatif ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan proposal
ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Kualitatif sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir semester.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan proposal ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan proposal ini.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
a. Kognitif ……………………………………………………………….. 14
b. Emosi …………………………………………………………………. 15
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena
kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas dan
mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan
suatu ikatan.
Pernikahan sebagai salah satu proses pembentukan suatu keluarga, merupakan perjanjian
yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri. Perjanjian sakral ini, merupakan
prinsip universal yang terdapat dalam semua tradisi keagamaan. Dengan ini pula pernikahan
dapat menuju terbentuknya rumah tangga yang sakinah. Keluarga merupakan organisasi
sosial paling penting dalam kelompok sosial. Keluarga lembaga paling utama dan paling
pertama bertanggung jawab di tengah masyarakat dalam menjamin kesejahteraan sosial dan
kelestarian biologis anak manusia. Karena ditengah keluarga lah anak manusia dilahirkan
Dahulu keluarga (keluarga inti) merupakan struktur organisasi yang terkecil dalam
masyarakat meliputi ayah, ibu dan anak.Fenomena yang marak terjadi akhir-akhir ini adalah
kondisi keluarga yang tidak memiliki struktur keluarga sebagaimana mestinya.Dalam artian
sudah ada pergeseran dalam struktur keluarga, yaitu adanya keluarga yang hanya orangtua
tunggal dan anak seperti ibu dan anak ataupun ayah dananak.
hubungan yang harmonis dan serasi antara suami-istri dan anaknya.Untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan, maka suasana harmonis, saling menghormati dan saling
ketergantungan serta membutuhkan harus dipelihara.Menjadi suami-istri yang baik berarti
harus sopan santun, tahu membawa diri, pandai mengatur rumah tangga dan saling
Problematika kehidupan keluarga kian lama kian kompleks seiring spirit perubahan
zaman dan paradigma berpikir individu maupun komunitas tertentu terhadap hakikat atau
Simpul-simpul permasalahan sebuah rumah tangga yang tidak dapat diurai secara jelas
dapat membawa dampak buruk pada keadaan emosi, psikologis maupun kesehatan fisik pada
pasangan yang berpisah (Shackelford & Buss , 1997). Perceraian juga memberikan dampak
pada fungsi keluarga dan sosialisasi pada anak dimana efeknya terasa pada tanggung jawab
yang lebih berat pada orang tua yang mengurus anak tersebut. Orang tua tunggal bertanggung
jawab terhadap fungsi keuangan, pengurusan anak dan perawatan rumah. Perceraian
kemudian melahirkan babak kehidupan baru seperti terjadinya peran baru yang disebut single
parent.
Single parent adalah orang tua tunggal yang menjadi tumpuan keluarga, di mana orang
tua tersebut juga menjadi bagian daripada dinamika sosial masyarakat, di Indonesia banyak
sekali fenomena itu terjadi yang mana seorang istri ditinggal oleh suaminya entah sebab cerai
atau mati, saat sang suami tiada tentunya menjadi tuntutan tersendiri baginya untuk
membentuk proses pendewasaan keluarga. Meluasnya fenomena menjadi orang tua tunggal,
maka semakin banyak pula lah deskripsi definisi dari single parent itu sendiri. Menurut
Gunawan (2006) single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah
atau ibu) seorang diri, karena kehilangan /terpisah dengan pasangannya. Sementara menurut
Sager (dalam Duval & Miller,1985) single parent adalah orang tua yang memelihara dan
membesarkan anak- anaknya tanpa kehadiran dan dukungan dari pasangannya.
Kematian salah seorang dari kedua orang tua adalah salah satu kondisi yang sangat
mungkin terjadi pada kehidupan setiap manusia. Hal tersebut merupakan penyebab seseorang
terpaksa harus menjalani kehidupan sebagai seorang single parent dan masih terdapat alasan
lain yaitu perbedaan pandangan, hal prinsip atau pengalaman buruk yang dialami selama
berpisah dari pasangannya, atau dikarenakan hadirnya pihak ketiga yang memaksa
perpisahan harus terjadi. Dan jika memang pasangan yang berpisah karena perceraian atau
kematian ini memiliki anak dari perkawinan tersebut, maka mau tidak mau akan terjadi pola
asuh single parentbaik dalam kurun waktu permanen atau sementara waktu. Tidak sedikit
dari ibu yang memilih menjadi single parent karena mereka merasa cukup mampu
mendirikan suatu keluarga meski tanpa didampingi pasangan. Hidup sebagai single parent ini
pada dasarnya tidak pernah diharapkan. Keluarga yang utuh dengan figur seorang ayah yang
menjadi pelindung atau seorang ibu yang memberikan sentuhan kelembutan kasih diakui
Bagi seorang ibu, menjadi single parent merupakan pengalaman yang luar biasa berat.
Terlebih lagi di saat-saat lingkungan tidak berpihak, terkadang seorang ibu takut jika hal
dan tegar tehadap setiap tantangan hidupnya sebagai teladan bagi anak-anaknya. Seperti yang
dialami oleh wanita yang bercerai, bagi mereka masalah sosial lebih sulit diatasi
dibandingkan pada seorang pria yang menduda. Wanita yang diceraikan bukan hanya
dikucilkan dari kegiatan sosial tetapi lebih buruk lagi, wanita seringkali kehilangan teman
lamanya.
Keluarga dengan single parent selalu terfokus pada kelemahan dan masalah yang
dihadapi. Sebuah keluarga dengan single parent sebenarnya bisa menjadi sebuah keluarga
yang efektif, layaknya keluarga dengan orang tua utuh, yakni dengan tidak larut dalam
kelemahan dan masalah yang dihadapinya, melainkan harus secara sadar membangun
kembali kekuatan yang dimilikinya. Jika keluarga dengan single parent memiliki kemauan
untuk bekerja membangun kekuatan yang dimilikinya, hal tersebut bisa membangun mereka
Permasalahan ini akan lebih berat jika dialami oleh wanita yang sebelumnya
menggantungkan hidup pada seorang suami dan memilih tidak bekerja. Banyak wanita yang
setelah menikah dilarang bekerja oleh suaminya untuk mengurus keluarga. Pada saat
ditinggalkan oleh suaminya (meninggal atau bercerai), tidak ada kestabilan secara ekonomi.
Saat mencoba mencari pekerjaan, tingkat penghasilan tidak terlalu besar karena faktor
pengalaman kerja yang masih minim. Belum lagi belum terbiasa dalam mengurus keluarga
Pada umumnya dinamika psikologis wanita single parent ini yaitu dimana seorang
wanita mampu hidup dengan sendiri tanpa bantuan orang lain untuk menafkahkan anaknya,
mendidik dan merawatnya dengan baik. Kebutuhan hidup sekarang semakin meningkat.
Bahkan kebutuhan sekunder dimasukkan dalam kebutuhan premier. Orang tua selalu
menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dukungan sosial bisa berupa dukungan
Dukungan emosional, ditandai dengan perhatian yang simpatik terhadap orang lain yang
mengalami stres. Tujuannya adalah untuk mengurangi emosi negatif dan ketegangan yang
dihasilkan. Dukungan instrumental ditandai dengan bantuan yang lebih nyata atau berwujud.
Misalnya, nasehat-nasehat dapat membantu individu yang stres secara aktual dan mengubah
Fenomena tersebut terjadi juga di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung.
Berdasarkan keterangan dari Kepling, wanita single parent yang berada di Kelurahan Indra
Kasih terdiri dari 8 orang yang berumur dari empat puluh tahun ke bawah, 3 orang yang
menjadi single parent karena ditinggal meninggal suaminya, dan 5 orang karena bercerai.
Contoh kasus yang dialami wanita single parent akibat pasangannya meninggal yang
bernama Sr. Sr mengatakan bahwa dirinya merasa sangat sedih dan terpukul semenjak
ditinggal suami. Kehilangan semangat untuk membesarkan anak-anak, karena merasa harus
sendiri banting tulang bekerja untuk menghidupi keluarga. Sementara contoh lain untuk
wanita single parent dengan kasus perceraian, bernama Wt, mengatakan bahwa dirinya
merasa sedih namun sedikit puas. Karena selama ini selalu tertekan dengan tuntutan suami,
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kondisi
psikologis wanita single parentakibat perceraian dan akibat pasangannya meninggal dan
bagaimana mereka dapat mengatasi problema dari kondisi psikologis wanita single parent.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas sebagai latar belakang, maka
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika psikologis pada
wanita dengan single parent sebagai kepala keluarga, faktor yang mempengaruhi dan dampak
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi dalam kajian
dengan single parent sebagai kepala keluarga, faktor yang mempengaruhi dan
2. Manfaat Praktis
psikologis dan dinamika wanita dengan single parent agar dapat mengantisipasi atau
LANDASAN TEORI
A. Dinamika Psikologis
Sebelum mengurai masalah tentang dinamika psikologis, terlebih dahulu akan diuraikan tentang
pengertian dinamika dan pengertian psikologis itu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, dinamika
diartikan sebagai gerak atau kekuatan secara terus menerus yang dimiliki sekumpulan orang dalam
masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat tersebut.
Menurut Refia Juniarti Hendrastin dan Budi Purwoko menyebutkan, dinamika adalah adanya
interaksi dan interdependensi (saling ketergantungan) antara anggota kelompok yang satu dengan anggota
kelompok secara keseluruhan. Hurclok menjelaskan dinamika adalah suatu tenaga kekuatan, selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan yang terjadi dan
merupakan suatu faktor yang berkaitan dengan pematangan dan faktor belajar, pematangan merupakan
suatukemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya yang tidak mengerti terhadap objek kejadian.
Melalui uraian di atas dapat dipahami bahwa dinamika merupakan tenaga kekuatan yang selalu
berkembang dan berubah. Bagi sesorang yang mengalami dinamika maka mereka harus siap dengan
keadaan apapun yang terjadi. Sedangkan psikologis berasal bahasa Yunani terdiri dari kata Psyche atau
psikis yang artinya jiwa dan logos yang berarti ilmu, jadi secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa atau
ilmu yang mempelajari tentang ilmu-ilmu kejiwaan. Namun karena jiwa itu abstrak dan tidak dapat dikaji
secara empiris, maka kajiannya bergeser pada gejala-gejala jiwa atau tingkah laku manusia, oleh karena itu
Menurut Walgito, psikologis adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas individu. Perilaku
atau aktivitas-aktivitas tersebut dalam pengertian luas yaitu perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak
tampak, demikian juga dengan aktivitas-aktivitas tersebut di samping aktivitas motorik juga termasuk
aktivitas emosional.
Dinamika psikologis dijelaskan oleh beberapa ahli sebagai keterkaitan antara berbagai aspek
psikologis dalam menjelaskan suatu fenomena ataukonteks tertentu.Walgito menjelasakan bahwa dinamika
psikologis merupakan suatu tenaga kekuatan yang terjadi pada diri manusia yang mempengaruhi mental
atau psikisnya untuk mengalami perkembangan dan perubahan dalam tingkah lakunya sehari-hari baik itu
keterkaitan antara berbagai aspek psikologis yang ada dalam diri seseorang dengan faktor-faktor dari luar
untuk menjelaskan secara lebih lanjut hubungan prosedur objektif dengan penilaian keadilan.
Sedangkan menurut Halloway, dkk istilah dinamika psikologis digunakan untuk menerangkan
keterkaitan berbagai aspek psikologis yang ada dalam diri responden dalam hubungannya dengan kondisi
masyarakat.Selanjutnya Widiasari mengatakan bahwa dinamika psikologis merupakan aspek motivasi dan
dorongan yang bersumber dari dalam maupun luar individu, yang mempengaruhi mental serta membantu
individumenyesuaikan diri dengan keadaan dan perubahan.Lebih lanjut, Chaplin mengatakan bahwa
dinamika psikologis merupakan sebuah sistem psikologi yang menekankan penelitian terhadap hubungan
sebab akibat dalam motif dan dorongan hingga munculnya sebuah perilaku.
Walgito menjelaskan ada beberapa komponen di diri manusia yang mempengaruhi dan membentuk
perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan dinamika psikologis.
Merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan, yang mana
berhubungan dengan seseorang mempersepsi terhadap objek perilaku atau kejadian yang sedang dialami.
Merupakan komponen ini berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
perilaku.
Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek.Komponen ini
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku dan komponen ini juga
menunjukkan bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan sekitar.Saat intensionalitas atau proses
kehidupan psikis atau psikologis manusia selalu terdapat tiga aspek di atas. Ketiga aspek di atas selalu
berlangsung bersama-sama atau beruntutan. Ketiga fungsi kognisi, emosi, dan konasi itu bisa berlangsung
lancar dan harmonis. Namun tidak jarang disertai banyak konflik seperti konflik diantara pikiran (aspek
kognitif), perasaan (aspek emosi, afeksi), kemauan (aspek volutif, konatif) yang saling berbenturan atau
berlawanan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa manusia berperilaku selalu mengalami ketiga
aspek psikologis yaitu emosi, kognitif dan sosial. Sebab pijakan kepribadian manusia berdasarkan pada
Psikoanalisis hampir diidentikan dengan sosok seorang Freud. Sigmund Freud (1856-1939) lahir pada
tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia yang pada masa itu merupakan provinsi di bagian utara. Freud
mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut
diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun. Struktur ini dapat ditampilkan secara
diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id
merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang
dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini. Ego merupakan sebuah
pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam lingkungan sosial. Sistem kerjanya pada lingkungan
adalah menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego.
Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-
buruk, salah-benar, boleh-tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.
Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar
dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema. kepribadian bermula
dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu
merupakan konsekuensi logisnya. Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari
keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan
laut. Dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah
juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun
2) Kecemasan
Bagian yang tidak kalah penting dari teon Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini
menurutnya berkembang dari konflik antara sistem id. ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi
psikis yang ada. Menurut Freud, kecemasan itu ada tiga yaitu : kecemasan realita, neurotik dan masalah.
a) Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat
b) Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan
c) Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup
berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma
moral.
Untuk menghadapi tekanan kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan
ekstrim untuk menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu. disebut mekanisme pertahanan,
sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan kecemasan. Dalam teori Freud.
a) Represi: ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang
b) Memungkiri: ini adalah cara mengacaukan apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang
c) Pembentukan reaksi: ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan
dengan melawannya dalam kesadaran.
d) Proyeksi: ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita sendiri ke dunia
luar.
e) Penggeseran: merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau
impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke "sasaran yang lebih aman".
f) Rasionalisasi: ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang "masuk akal" untuk menjelaskan
g) Sublimasi: ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara sosial
h) Regresi: yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami.
i) Introjeksi: yaitu mekanisme untuk mengundang serta "menelaah" sistem nilai atau standar orang lain.
j) Konpensasi
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari
proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud
setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-
tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud,
kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Humanistik adalah aliran
dalam psikologi yang muncul tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran
ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam
pengembangan teori psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari
c. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
e. Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-
Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin.
Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan han ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut:
Kritik terhadap teori piramida kebutuhan. Tapi ada sebuah loncatan pada piramida kebutuhan
Maslow yang paling tinggi, yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan itu sama sekali berbeda
dengan keempat kebutuhan lainnya, yang secara logika mudah dimengerti. Seakan-akan ada missing link
antara piramida ke-4 dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi lompatan logika.
Menurut Kartono proses kehidupan psikis manusia selalu diikuti oleh ketiga aspek psikologis yaitu
aspek kognitif, aspek emosional atau perasaan dan aspek kemauan atau hubungan interpersonal. Aspek
kognitif berkaitan dengan persepsi, ingatan, belajar, berpikir dan problem solving dan aspek afektif
berkaitan dengan emosi atau perasaan dan motif. Sedangkan aspek konatif berkaitan dengan perilaku
Dapat dipahami bahwa dalam proses kehidupan manusia selalu berkaitan dengan yang dipikirkan
(kognitif), yang dirasakan (emosional) dan yang diperbuat (hubungan interpersonal). Ketiga aspek di atas
a. Kognitif
Dalam kehidupan manusia proses kognitif sangat berperan dalam pengambilan keputusan bagi setiap
individu, sejalan dengan proses kognitif menjadi dasar akan timbulnya prasangka. Apabila seseorang
mempersepsi orang lain atau apabila suatu kelompok mempersepsi orang lain dan memasukkan apa yang
1) Prasangka
Prasangka merupakan evaluasi seseorang atau kelompok yang mendasarkan diri pada lingkungan agar
nantinya diterima dilingkungan kelompoknya. Prasangka mengarah pada evaluasi yang negatif,
walaupun dalam stereotype merupakan hal yang dapat bersifat positif disamping dapat negatif.
2) Belajar sosial
Belajar sosial merupakan salah satu teori dalam hal belajar, dalam setiap pembelajaran yang
dilakukan yang perlu diperhatikan setiap pembelajaran itu terjadi melalui model atau contoh. Seperti
3) Motivasi
Motivasi memandang prasangka sebagai suatu yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang atau
kelompok untuk mencapai kesejahteraan. Untuk hal ini ada beberapa komponen yang harus kita
perhatikan agar nantinya kesejahteraan itu memang sesuai dengan apa yang diharapkan.
4) Pengamatan
Pengamatan adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
perangsang. Dalam pengamatan dengan sadar orang dapat memisahkan unsur-unsur dari suatu
objek. Jadi, objek pengamatan adalah dunia yang real dan bersifat obyektif. Sifat-sifat dari dunia
b) Sifat-sifat khusus bagi masing-masing indera tersendiri, diantara sifat-sifat terdapat berbagai
kelompok yang khusus bagi indera- indera tertentu. Merah dan kuning termasuk dalam kelompok
5) Ingatan
Ingatan merupakan kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan
b. Emosi
1) Pengertian Emosi
Crow dan Crow mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang
berfungsi sebagai inneradjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai
kesejahteraan dan keselamatan individu. King mengatakan bahwa emosi adalah perasaan atau afeksi yang
dapat melibatkan rangsangan fisiologis seperti denyut jantung yang cepat, pengalaman sadar seperti
memikirkan keadaan jatuh cinta dengan seseorang dan ekspresi perilaku seperti sebuah raut muka cemberut.
Menurut Hude emosi adalah suatu gejala psikofisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi,
sikap, dan tingkah laku. Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai
situasi yang berbeda. Emosi juga merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka
sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Emosi memberi warna dalam kehidupan manusia.
Perasaan atau emosi merupakan gejala afektif pada kejiwaan manusia yang dihayati secara subjektif,
yang pada umumnya bersentuhan secara langsung dengan gejala pengenalan. Berdasarkan realitas terdalam,
perasaan atau emosi jiwa tidak bersifat tetap, baik dalam bentuknya maupun kadarnya. Sakit dengan pedih,
cinta dengan sayang adalah bentuk perasaan yang berbeda dan memiliki ukuran kedalaman emosi yang
berbeda. Menurut Coleman dan Hammen ada empat fungsi emosi dalam kehidupan manusia.
Tanpa emosi, seseorang tidak sadar atau mati. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi
seseorang, marah menggerakan seseorang untuk menyerang, takut menggerakan kita untuk berlari dan
Bagaimana keadaan diri seseorang dapat diketahui dari emosi kita. Jika marah, seseorang mengetahui
bahwa dihambat atau diserang orang lain, sedih berarti kehilangan sesuatu yang di senangi, bahagia
d) Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan seseorang, mendambakan kesehatan dan
mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat, mencari keindahan dan mengetahui bahwa
Kualitas emosi atau perasaan itu bergantung pada tiga faktor yaitu :
a) Kondisi fisik, oleh suatu penyakit, jadi terlalu emosi, peristiwa yang menyakitkan. Seperti kehilangan,
kematian.
b) Pembawaan, ada orang yang sangat perasa, dan ada juga yang tebal muka (tidak sensitife)
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa yang dikatakan emosi yaitu perasaan yang
sangat kuat dan tidak terkendalikan oleh seseorang yang mana diikuti dengan perubahan psikologis baik itu
luapan kemarahan, sedih, gembira, yang tidak bisa dikontrol oleh seseorang apabila datang dari dalam diri
sendiri maupun dari lingkungan. Emosi juga merupakan suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan
2) Pengendalian Emosi
Pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam mereduksi ketegangan
yang timbul akibat emosi yang memuncak. Emosi menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal di
dalam tubuh dan memunculkan ketegangan psikis, terutama pada emosi-emosi negatif.
c. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki pola
interaksi yang konsisten.31 Senada dengan kutipan di atas, Sears menyebutkan bahwa hubungan
interpersonal adalah bila dua orang individu menjalin hubungan, kehidupan individu akan terjalin dengan
orang lain, apa yang dilakukan oleh yang satu akan mempengaruhi yang lain.
Proses pemenuhan kebutuhannya, manusia membentuk hubungan dengan orang lain. Adapun
kebutuhan yang dimiliki oleh manusia seperti: kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan
diperhatikan, kebutuhan akan rasa percaya terhadap orang lain. Namun secara umum kebutuhan tersebut
dapat dikelompokkan seperti kebutuhan fisiologis (makan, minum), kebutuhan rasa aman dan perlindungan,
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan penghargan dari orang lain. Kebutuhan itu mempengaruhi hubungan,
karena kebutuhan kita tidak lepas dari orang lain, karena kodrat kita sebagai makhluk sosial di mana pola
interaksi sosial.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi.
Sementara itu, pendekatan etnografi dipilih karena penelitian yang dilakukan berbasis masyarakat.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini adalah di Kelurahan Sei Sikambing B Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan,
C. Subyek Penelitian
(Responden) Dalam penelitian ini, peneliti memilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Para single parent dalam hal ini orangtua tunggal perempuan atau janda . Muslim dipilih
karena alasan akademik, karena keterkaitan dengan konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam.
E. Analisis Data
Pengumpulan data, klasifikasi data, reduksi data dan trianggulasi data serta kesimpulan sementara.
DAFTAR PUSTAKA
Khairuddin, 1985 : 104, Keluarga dibentuk karena kebutuhan akan kasih dan saying;
Shackelford & Buss, 1997, Perceraian dapat membawa dampak buruk pada keadaan emosi;
Duval & Miller, 1985, Single Parent adalah orang tua yang memelihara dan membesarkan anak – anaknya
Sarason, 1990, Dukungan social bisa berupa dukungan emosional atau instrumental;
Refia Juniarti Hendriastin dan Budi Purwoko, dinamika adalah adanya interaksi dan
interdepedensi
(saling ketergantungan)
Walgito, Psikologi adalah ilmu tentang perilaku atau aktivitas – aktivitas individu