Anda di halaman 1dari 3

Nama: Novia Fitri Zahroh

Volunteer Sobat Mengajar, SDN Padasauk 4

Peran Guru Pengganti Tiap Hari


Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam
meraih pendidikan. Wilayah Indonesia yang membentang
luas, membuat peluang dari tidak ratanya sistem pendidikan
di Indonesia semakin lebih besar. Jangkauan pemerintah
pusat untuk mengatur sistem pendidikan di daerah peloksok
juga sangat sulit. Sitem pendidikan, sarana pendidikan,
tenaga pendidik Sekolah Dasar di daerah Kampung Rahong
masih jauh dari kata baik. Bahkan jalanan menuju sekolah
yang ditempuh dengan waktu beberapa jam, juga ikut
menghambat jalannya kelancaran kegiatan pembelajaran.
Mungkin akan memiliki cerita lain, jika pendidik di SDN
Padasuka 4, adalah warga setempat di kampung tersebut.
Peran guru pengganti selalu ada setiap hari. Alasan yang
sangat sederhana, jalanan yang jauh ditempuh, membuat
para pendidik terlambat untuk datang ke sekolah. Hal itu
juga yang membuat pengetahuan peserta didik, tidak seperti
anak sebayanya di sekolah lain. Tak usah jauh melihat
kepedulian pemerintah pusat, tentunya pemerintah daerah
harus lebih peduli akan sistem pendidikan yang ada di
wilayahnya. Jika ini terus berkelanjutan, bagaimana dengan
hak warga negara dalam mendapatkan pendidikan yang
layak. Bagaimana pula jika tidak ada peran guru pengganti
setiap hari.
Guru pengganti hanya seorang diri, Pak Hendi tentunya
akan kesulitan untuk mengatur 40 peserta didik yang ada.
Peran guru pengganti membuat peserta didik lebih kondusif
untuk menunggu gurunya datang ke sekolah. Jika tidak ada
guru pengganti, maka peserta didik akan dibiarkan saja
entah sampai berapa lama. Seakan usaha peserta didik
menempuh jalanan yang jauh untuk sampai ke sekolahnya,
terlihat sia-sia. Guru pengganti itu juga sangat prihatin
dengan kondisi sekolahnya. Mungkin hal yang mudah bagi
guru pengganti untuk keluar dari kampung itu, tapi katanya
“hidupnya harus berguna di tempat ia dilahirkan, jika bukan
dia mau siapa lagi yang akan peduli” seakan luar biasa
niatnya.
Tidak baiknya sistem pendidikan yang ada, juga dapat
membuat kegiatan pembelajaran lebih terhambat. Anak-anak
jarang mendapatkan pembelajaran di kelas, dengan waktu
yang singkat tidak dapat membuat ilmu itu sampai ke otak.
Guru penganti ini adalah pribumi yaang peduli akan
pendidikan yang ada di kampungnya. Guru penganti ini
adalah guru olahraga di sekolahnya, di mana setiap hari
selasa diadakan senam bersama. Guru pengganti ini juga
melatih anak-anak untuk menjadi petugas upacara di hari
senin. Mungkin bisa saja guru pengganti ini melakukan hal
yang sama, telat datang ke sekolah seperti guru lainnya.
Tetapi kepeduliannya itu lebih besar dari pada keinginannya.
Tentunya kelancaran pembelajaran dinilai dari dua arah,
pendidik dan peserta didik. Bukan selalu salah peserta didik,
jika pembelajaran terhambat. Pendidik juga ikut salah, jika
tidak adanya kepedulian dalam mengajar. Bahkan
pemerintah juga harus disalahkan, banyaknya beban
administrasi bagi guru, membuat pendidik harus membagi
pikirannya. Dua pilihan yang memang harus dijalankan,
mengurus administrasi atau mengurus kewajiban mengajar.
Jika memilih kewajiban mengajar, seharusnya pendidik juga
harus mengatur waktu berangkat ke sekolah agar tidak
terlalu telat. Pendidik harus memperhatikan peserta didik
dalam belajar, agar tidak ada lagi peserta didik yang duduk
di bangku kelas 3,4, dan 6 yang masih belum bisa membaca
dan berhitung. Siapa lagi yang mau disalahkan dari
kegagalan itu, jika bukan pendidik. Karena pada dasarnya
terciptanya pembelajaran yang baik, itu kerja sama antara
peserta didik dan pendidik.

Anda mungkin juga menyukai