Makalah Binter Kelompok 7 PDF
Makalah Binter Kelompok 7 PDF
MAKALAH
PENGEKSPORAN, PENGIMPORAN, IMBAL DAGANG, DAN
PRODUKSI GLOBAL, PENGALIHDAYAAN, DAN LOGISTIK
Dosen Pengampu:
Lalu Supardin, S.E., M.M.
Disusun Oleh :
Arip Santoso (2016008253)
Dwi Suryani (2016008257)
Alvianto Nuryadi (2016008270)
Nur Halimah B A A (2017008355)
Kelompok 7
Kelas Manajemen 6A7
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, tugas mata kuliah Bisnis Internasional ini
dapat diselesaikan dengan baik yang berjudul “Pengeksporan, Pengimporan, Imbal
Dagang, Produksi Global, Pengalihdayaan, Dan Logistik”.
Dalam pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak,
baik dari teman-teman, keluarga, maupun dosen yang dengan setia memberi
masukan yang sangat berharga bagi terciptanya makalah ini. Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan karena sebagai manusia biasa kita tidak lepas dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari berbagai pihak supaya
dalam pembuatan tugas untuk ke depannya, kami dapat menyelesaikannya dengan
lebih baik lagi. Demikianlah makalah ini kami buat, atas perhatian dan
kesempatannya untuk membaca, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................5
C. Tujuan Perumusan Masalah ...............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengeksporan, Pengimporan, dan Imbal Dagang ..............................................7
1. Harapan dan Kesalahan Pengeksporan ........................................................7
2. Meningkatkan Kinerja Ekspor .....................................................................8
3. Pembiayaan Ekspor dan Impor ..................................................................11
4. Imbal Dagang .............................................................................................16
B. Produksi Global, Pengalihdayaan, dan Logistik ..............................................19
1. Strategi, Produksi, dan Logistik .................................................................19
2. Menentukan Lokasi Produksi.....................................................................21
3. Peran Strategis Pabrik Asing......................................................................26
4. Produksi Pengalihdayaan: Keputusan Membuat atau Membeli.................27
5. Mengelola Sebuah Rantai Pasokan Global ................................................32
C. Contoh Kasus ...................................................................................................35
D. Analisis Kasus ..................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring besarnya manfaat besar yang didapatkan dari kegiatan ekspor,
beberapa usaha kecil juga melakukan hal serupa. Penurunan hambatan
perdagangan di bawah paying GATT dan WTO, bersama dengan perjanjian
ekonomi regional seperti Uni Eropa dan North American Free Trade Area
(NAFTA) membuat kegiatan ekspor lebih mudah dan meningkatkan peluang
ekspor secara signifikan. Komunikasi modern dan teknologi transportasi telah
meringankan masalah logistik yang terkait dengan pengeksporan. Oleh karena
itu, adanya perusahaan-perusahaan kecil yang berkembang sebagai eksportir
tidak lagi menjadi suatu hal yang luar biasa.
Meskipun ada berbagai kemudahan untuk mendukung kegiatan ekspor,
perusahaan tetap menganggap ekspor adalah suatu tantangan dan proses ekspor
masih terkesan menakutkan. Perusahaan yang mengekspor harus
mengidentifikasi peluang pasar asing, menghindari sejumlah masalah tak
terduga yang sering dikaitkan dengan melakukan bisnis di pasar asing,
membiasakan diri dengan mekanisme pembiayaan ekspor dan impor, belajar di
mana bisa mendapatkan pembiayaan dan asuransi kredit ekspor, dan belajar
bagaimana harus berurusan dengan risiko nilai tukar.
Pada bab selanjutnya, kita akan membahas mengenai produksi global,
pengalihdayaan, dan logistik yang terjadi dalam perdagangan internasional.
Seiring dengan berkurangnya hambatan perdagangan dan berkembangnya pasar
global, semakin banyak perusahaan menghadapi berbagai macam masalah yang
saling berkaitan. Dalam kegiatan produksi sendiri, terdapat banyak masalah
yang dihadapi oleh perusahaan dalam menghadapi perkembangan pasar global
tersebut. Pertama, di bagian dunia mana seharusnya kegiatan produksi
dilokasikan? Apakah produksi harus terkonsentrasi di satu negara atau harus
tersebar di seluruh dunia? Kedua, apa yang seharusnya menjadi peran strategus
jangka panjang lokasi produksi di luar negeri jika terdapat faktor yang berubah?
5
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa harapan dari kegiatan pengeksporan?
2. Apa saja kesalahan dari kegiatan pengeksporan?
3. Bagaimana cara meningkatkan kinerja ekspor?
4. Bagaimana mekanisme dari pembiayaan ekspor dan impor?
5. Apa yang dimaksud dengan imbal dagang?
6. Apa tujuan strategi dari kegiatan produksi dan logistik?
7. Bagaimana cara menentukan lokasi produksi?
8. Apa peran strategis dari pabrik asing?
9. Apa yang dimaksud dengan produksi pengalihdayaan dalam hal keputusan
membuat atau membeli produk?
10. Bagaimana cara mengelola rantai pasokan global?
BAB II
PEMBAHASAN
b. Sumber Informasi
Tujuan dari banyak negara tetap aktif di organisasi pemerintah
atau komisi perdagangan adalah untuk mempromosikan ekspor.
Sebagian besar memberikan konseling bisnis, pengumpulan informasi,
bantuan teknis dan pembiayaan. Selain itu, konfederasi bisnis dan
koalisi industri mendirikan pusat dan organisasi yang membantu
anggota mereka mengekspor barang dan jasa mereka.
d. Strategi Ekspor
Kemungkinan kesuksesan ekspor dapat meningkat secara dramatis
dengan mengambil beberapa langkah strategis yang sederhana, yaitu:
1) Untuk eksportir pemula menyewa EMC merupakan hal yang
membantu atau setidaknya menyewa konsultan ekspor
berpengalaman untuk membantu mengidentifikasi peluang dan
menavigasi dokumen dan peraturan yang sering terlibat dalam
kegiatan ekspor.
2) Pelajari apa yang diperlukan untuk sukses di suatu pasar sebelum
pindah ke pasar lainnya. Perusahaan yang masuk ke banyak pasar
sekaligus mempunyai risiko menyebarkan sumber daya manajemen
mereka yang terbatas.
3) Memberikan waktu dan kesempatan untuk belajar tentang negara
asing sebelum membuat komitmen modal yang signifikan ke pasar
supaya dapat mengurangi biaya kegagalan berikutnya saat
memasuki pasar asing.
4) Eksportir perlu mengenali waktu dan komitmen manajerial yang
terlibat dalam membangun penjualan ekspor dan harus
mempekerjakan personil tambahan untuk mengawasi kegiatan ini.
5) Mencurahkan banyak perhatian demi membangun hubungan yang
kuat dan abadi dengan distributor lokal dan/atau pelanggan.
6) Pentingnya menyewa tenaga lokal untuk membantu perusahaan
membangun dirinya di pasar asing. Masyarakat lokal cenderung
memiliki selera yang lebih baik tentang bagaimana melakukan
11
b. Letter of Credit
Sebuah letter of credit, disingkat L/C, berada di tengah transaksi
komersial internasional. Diterbitkan oleh bank atas permintaan importir,
letter of credit menyatakan bahwa bank akan membayar sejumlah uang
tertentu kepada penerima, biasanya eksportir, dalam pemberian
dokumen yang khusus dan terspesifikasi.
Contoh dari eksportir AS dan importir Prancis. Importir Prancis
mengajukan ke bank lokalnya, sebut saja Bank of Paris, untuk
penerbitan letter of credit. Bank of Paris kemudian melakukan
pemeriksaan kredit importir. Jika Bank of Paris puas dengan kreditnya,
mereka akan mengeluarkan letter of credit. Namun, bank of Paris
mungkin memerlukan setoran tunai atau bentuk lain sebagai jaminan
pertamanya. Selain itu, Bank of Paris akan menagih importir atas biaya
untuk layanan ini. Biasanya biaya yang diperlukan berjumlah antara 0,5
persen dan 2 persen dari nilai letter of credit , bergantung pada kredit
importir dan ukuran transaksi (semakin besar transaksi, semakin rendah
presentase).
Apabila Bank of Paris puas dengan kredit importir Prancis, maka
Bank of Paris akan setuju untuk mengeluarkan letter of credit. Surat ini
menyatakan bahwa Bank of Paris akan membayar eksportis AS untuk
barang dagangan asalkan dikirim sesuai dengan intruksi dan persyaratan
yang ditetapkan.
c. Draf
Sebuah draf (rancangan), terkadang disebut sebagai wesel (bill
of exchange), merupakan instrumen yang biasanya digunakan dalam
perdgangan internasional untuk melakukan pembayaran. Draf (draft)
hanyalah sebuah perintah tertulis oleh eksportir mengintruksikan
importir, atau agen importir, untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada waktu tertentu. Pada praktir internasional, draf digunakan untuk
menyelesaikan transaksi perdagangan.
13
Draf dibagi menjadi dua kategori, sight draft dan time draft.
Sebuah sight draft (wesel bank atas unjuk) dapat dicairkan ke penarik
saat sudah disampaikan. Sebuah time draft (wesel berjangka)
memungkinkan untuk keterlambatan pembayaran, biasanya 30; 60; 90;
atau 120 hari. Hal ini disampaikan kepada penarik, yang menandakan
penerimaan dengan menulis atau memberi stampel pada draf. Setelah
diterima, rancangan waktu menjadi janji untuk membayar bagi pihak
pertama. Ketika bank menerima dan mengatur konsep waktu, itu disebut
banker’s acceptance. Ketika sebuah perusahaan bisnis menerimanya
dan mengacu padanya, itu disebut trade acceptance (penerimaan
perdagangan). Time draft adalah surat berharga yang bisa
dinegosiasikan, yaitu setelah draf tersebut dicap oleh penerima, pembuat
dapat menjual draft ke investor dengan diskon dari nilai nominalnya.
d. Konosemen
Dokumen kunci ketiga untuk pembiayaan perdagangan
internasional adalah konosemen. Kurir umum mengangkut barang
dagangan yang disebutkan dalam konosemen (bill of lading) kepada
eksportir. Konosemen melayani tiga tujuan, yaitu sebuah tanda terima,
kontrak, dan dokumen kepemilikan. Sebagai tanda terima, konosemen
menunjukkan bahwa kurir telah menerima barang dagangan yang
dijelaskan dalam dokumen. Sebagai kontrak, konosemen menunjukkan
bahwa kurir wajib menyediakan layanan transportasi dengan imbalan
biaya tertentu. Sebagai dokumen kepemilikan, konosemen dapat
digunakan untuk memperoleh pembayaran atau janji tertulis
pembayaran sebelum barang tersebut dilepas ke importir. Konosemen
juga dapat berfungsi sebagai jaminan terhadap dana yang dapat diajukan
ke eksportir oleh bank lokal sebelum atau selama pengiriman, dan
sebelum pembayaran akhir oleh importir.
14
f. Bank Ekspor-Impor
Banyak negara memiliki beberapa bentuk dari bank Ekspor-
Impor, sering disebut sebagai Eximbank (Bank Exim). Bank tersebut
dapat berupa instansi pemerintah ataupun lembaga swasta. Biasanya
EXIM adalah untuk menyediakan pembiayaan yang akan memfasilitasi
ekspor, impor, dan bursa komoditas. Contoh bank tersebut termasuk
Korea EXIM Bank, EXIM Bank of India, dan Japan Bank for
International Cooperation.
4. Imbal Dagang
Imbal Dagang merupakan saran alternatif penataan penjualan
internasional ketika cara konvensional pembayaran menjadi sulit, mahal,
atau tidak tersedia. Imbal dagang (countertrade) adalah solusi umum.
Perdagangan imbal beli melambangkan keseluruhan rangkaian perjanjian
serupa barter, prinsipnya adalah memperdagangkan barang atau jasa untuk
barang dan jasa lain ketika mereka tidak dapat diperdagangkan untuk uang.
Alat utama yang saat ini digunakan oleh sebagian besar manajer
untuk meningkatkan keandalan penawaran produk mereka adalah
metodologi peningkatan mutu Six Sigma. Metodologi Six Sigma adalah
turunan langsung dari falsafah manajemen kualitas total (Total Quality
Management – TQM) yang diadopsi secara luas, mulanya oleh perusahaan
Jepang dan kemudian perusahaan-perusahaan Amerika selama 1980an dan
awal 1990an. Falsafah TQM dikembangkan oleh sejumlah konsultan
Amerika, seperti W. Esward Deming, Joseph Juran, dan A.V. Feigenbaum.
Six Sigma, penerus modern TQM, adalah adalah falsafah berbasis
statistik yang bertujuan untuk mengurangi cacat, meningkatkan
produktivitas, menghilangkan pemborosan, dan memotong seluruh biaya
perusahaan. Sigma berasal dari huruf Yunani yang digunakan para ahli
statistik untuk mewakili standar deviasi dari rerata, semakin tinggi jumlah
“sigma” semakin kecil jumlah kesalahan. Kualitas Six Sigma adalah tujuan
yang berusaha dicapai untuk mencoba meningkatkan kualitas produk dan
produktivitas.
Selain menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas, dua tujuan
lain memiliki kepentingan tertentu dalam bisnis internasioanal. Pertama,
fungsi produksi dan logistik harus mampu mengakomodasi tuntutan untuk
tanggapan lokal. Tuntutan tanggapan lokal menciptakan tekanan untuk
mendesentralisasikan kegiatan produksi ke pasar nasional atau regional
utama di mana perusahaan melakukan bisnis atau untuk melaksanakan
proses manufakturing yang fleksibel yang memungkinkan perusahaan
untuk menyesuaikan produk yang keluar dari pabrik sesuai dengan pasar di
mana barang tersebut dijual.
Kedua, produksi dan logistik harus mampu merespons dengan cepat
terhadap perubahan permintaan pelanggan. Dalam beberapa tahun terakhir,
persaingan berbasis waktu telah berkembang menjadi semakin penting.
21
Ketika permintaan konsumen rentan terhadap pergeseran yang besar dan tak
terduga, perusahaan yang dapat beradaptasi paling cepat menanggapi
pergeseran ini akan mendapatkan keuntungan.
b. Faktor Teknologi
Jenis teknologi yang dapat digunakan perusahaan untuk
melakukan kegiatan manufakturing yang spesifik dapat menjadi faktor
penting dalam memutuskan lokasi produksi. Tiga karakteristik
teknologi manufakturing yang menarik di sini, yaitu:
22
1) Biaya Tetap
Biaya tetap mendirikan pabrik sangat tinggi sehingga
perusahaan harus melayani pasar dunia hanya dari satu lokasi atau
dari sedikit lokasi. Misalnya untuk mendirikan pabrik canggih yang
memproduksi cip semikonduktor saat ini membutuhkan biaya lebih
dari $1 miliar. Sebaliknya, tingkat biaya tetap yang relatif rendah
dapat membuat aktivitas produksi di beberapa lokasi sekaligus
menjadi ekonomis untuk dilakukan. Hal ini memungkinkan
perusahan untuk lebih mengakomodasi tuntutan untuk tanggapan
lokal. Berproduksi di beberapa likasi juga dapat membantu
perusahaan terhindar dari terlalu bergantung pada satu lokasi.
c. Faktor Produk
Dua fitur produk memengaruhi keputusan lokasi. Pertama
adalah rasio nilai terhadap berat (value to weight) produk karena
pengaruhnya terhadap biaya transportasi. Banyak komponen elektronik
dan obat-obatan memiliki rasio nilai terhadap berat yang tinggi, barang
tersebut mahal dan tidak berbobot terlalu banyak. Dengan demikian, jika
barang tersebut dikirimkan ke belahan dunia lain, besar biaya
transportasinya memiliki presentase yang sangat kecildari total biaya.
Hal yang sebaliknya berlaku untuk produk dengan rasio nilai
terhadap berat yang rendah. Gula halus, bahan kimia tertentu, cat, dan
produk minyak bumi semua memiliki rasio nilai terhadap berat yang
rendah, mereka adalah produk yang relatif murah dengan bobot yang
berat. Oleh karena itu, ketika mereka dikirim menempuh jarak yang
jauh, nilai biaya transportasi memiliki biaya presentase yang besar dari
total biaya. Dengan demikian, jika hal lain dianggap sama, ada tekanan
besar untuk membuat produksi ini di beberapa lokasi dekat dengan pasar
utama untuk mengurangi biaya transportasi.
Fitur produk lain yang dapat memengaruhi keputusan lokasi
adalah apakah produk melayani kebutuhan yang universal, kebutuhan
yang sama di seluruh dunia. Contohnya termasuk banyak produk
industri (misalnya, industri elektronik, baja, dan bahan kimia) dan
produk konsumen (misalnya, kalkulator genggap, komputer pribadi, dan
25
a. Keuntungan Membuat
1) Menurunkan Biaya
Perusahaan akan menuai hasil jika terus memproduksi
keseluruhan produk atau komponen bagiannya sendiri jika
perusahaan lebih efisien dalam kegiatan produksi dalam kegiatan
produksi daripada perusahaan lainnya. Misalnya, Boeing meninjau
keputusan membuat atau membeli yang berkenan dengan pesawat
jet komersial. Mereka memutuskan untuk melakukan alih daya
produksi beberapa bagian komponen, tetapi tetap mendesain dan
menyusun integrasi akhir pesawat. Alasan Boeing adalah bahwa ia
memiliki kompetensi inti dalam integrasi sistem yang besar, dan
lebih efisien dalam kegiatan ini daripada perusahaan sebanding lain
di dunia. Oleh karena itu, masuk akal bagi Boeing hanya melakukan
pengalihdayaan pada sebagian kegiatan produksinya.
4) Meningkatkan penjadwalan
Argumen lain untuk memproduksi semua atau sebagian dari
produk secara mandiri adalah adanya penghematan biaya produksi
karena perencanaan, koordinasi, dan penjadwalan proses yang
berdekatan menjadi lebih mudah. Hal ini sangat penting bagi
perusahaan dengan sistem persediaan tepat waktu (just in time)
30
b. Keuntungan Membeli
1) Fleksibilitas Strategis
Keuntungan besar membeli komponen atau bahkan seluruh
produk, dari pemasok independen adalah bahwa perusahaan dapat
mempertahankan fleksibilitas dengan mengalihkan pesanan
pemasok lain apabila keadaan memaksa. Hal ini sangat penting
secara internasional, di mana perubahan nilai tukar dan hambatan
perdagangan dapat mengubah daya tarik sumber pasokan.
Memasok produk dari pemasok independen juga dapat
menguntungkan bila lokasi yang optimal untuk pembuatan suatu
produk dilanda risiko politik. Dalam keadaan seperti itu, investasi
langsung luar negeri untuk mendirikan operasi manufakturing
komponen di negara itu akan membuat perusahaan dapat terkena
risiko tersebut. Perusahaan dapat menghindari banyak risiko ini
dengan membelidari pemasok independen di negara itu, dengan ini
mempertahankan fleksibilitas untuk beralih sumber ke negara lain
jika terjadi perang, revolusi, atau perubahan politik lainnya yang
mengubah daya tarik negara sumber pasokan tersebut.
Namun, mempertahankan fleksibilitas strategis memiliki sisi
negatif. Jika pemasok merasakan bahwa perusahaan akan berganti
pemasok dalam menanggapi perubahan nilai tukar, hambatan
perdagangan, atau keadaan politik umum, pemasok tidak mungkin
31
3) Offset
Alasan lain dari melakukan pengalihdayaan beberapa produk
manufakturing kepada pemasok independen yang berbasis di
negara-negara lain adalah bahwa hal itu dapat membantu perusahaan
menangkap lebih banyak pesanan dari negara itu. Misalnya,
perwakilan dari pemerintah AS telah berulang kali mendesak
perusahaan mobil Jepang untuk lebih banyak membeli bagian-
bagian komponen dari pemasok AS untuk mengimbangi sebagian
volume impor mobil Jepang ke AS.
32
c. Trade-Off
Manfaat terbesar dari membuat semua atau sebagian dari produk
secara mandiri muncul ketika diperlukan aset yang sangat khusus,ketika
integrasi vertikal diperlukanuntuk melindungi teknologi eksklusif, atau
ketika suatu perusahaan akan lebihefisien daripada pemasok eksternal
dalam melakukan proses produksi tertentu. Bila kondisi ini tidak ada,
risiko ketidakfleksibilitasan strategi dan masalah organisasi mendorong
keputusan perusahaan untuk lebih condong pada mengontrakkan
sebagian atau seluruh produksi kepada pemasok independen.
C. Contoh Kasus
D. Analisis Kasus
Imbal dagang atau Counter Trade adalah suatu skema perdagangan atau
praktek perdagangan dimana pemasok barang atau jasa menyetujui suatu
kondisi dalam perjanjian jual-beli untuk membalas dan menyanggupi suatu
persyaratan khusus tertentu sebagai kompensasi yang memberikan manfaat bagi
pembeli. Imbal dagang berfungsi untuk mengatasi berbagai masalah yang
ditemui dalam perdagangan biasa, misalnya kesulitan devisa atau mata uang,
akses pasar dan sebagainya.
Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan akan melaksanakan kerjasama
perdagangan untuk memperlancar realisasi ekspor. Melalui pemanfaatkan
skema imbal dagang bagi produk yang pengelolaannya masih melibatkan peran
antar pemerintah, seperti produk energi (minyak dan gas) dari Afrika yang dapat
dibarter dengan produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit. Dengan adanya
kerjasama tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak,
baik bagi Indonesia maupun Afrika Selatan karena hal tersebut dapat
menguntungkan. Namun ada hal yang harus diperhatikan yaitu bagaimana cara
mengimplementasikan kerjasama tersebut dengan baik agar tercapai tujuan
bersama.
37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melakukan perdagangan internasional, salah satu halangan besar
yang dihadapi oleh eksportir adalah minimnya informasi mengenai adanya
peluang pasar asing. Selain itu, eksportir pemula juga menghadapi rintangan
lain seperti penundaan dan perangkap dalam perdagangan. Kurangnya
kepercayaan antara eksportir dan importir dapat diatasi dengan menggunakan
pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah pihak, biasanya sebuah bank
terkemuka. Hal ini terkait dengan penerbitan letter of credit, yang menyatakan
bahwa bank menjanjikan untuk membayar penerima manfaat, biasanya
eksportir, pada presentasi dokumen yang ditentukan dalam surat dokumen
tersebut. Sedangkan terkait dengan pembayarannya, dikenal instrumen yang
biasa disebut draf. Draf berisi perintah tertulis oleh eksportir yang
menginstruksikan importir, atau agen importir, untuk membayar jumlah tertentu
pada waktu tertentu. Imbal dagang merupakan salah satu alternatif pembayaran
dalam perdagangan internasional ketika cara konvensional pembayaran
menjadi sulit, mahal, atau tidak tersedia.
Imbal dagang (countertrade) mencakup berbagai kesepakatan yang
menyerupai barter. Biasanya, imbal dagang dilakukan oleh suatu negara untuk
menjaga cadangan devisanya. Dengan demikian, volume imbal dagang yang
meningkat pesat dapat mengindikasikan bahwa negara tersebut tengah
mengalami krisis.
Produksi dan fungsi logistik yang efisien dapat meningkatkan posisi
kompetitif sebuah bisnis internasional dengan menurunkan biaya penciptaan
nilai dan dengan melakukan kegiatan penciptaan nilai sehingga dapat
meningkatkan layanan pelanggan dan memaksimalkan nilai tambah. Pemilihan
lokasi produksi yang optimal harus mempertimbangkan faktor negara, faktor
teknologi, dan faktor produk.
39
B. Saran
Semoga dengan makalah ini, pembaca dapat memahami bagaimana
menghadapi permasalahan pengeksporan, pengimporan, imbal dagang, dan
menyusun strategi terkait kegiatan produksi perusahaan dalam menghadapi
perkembangan pasar global saat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca guna penyusunan makalah yang lebih baik.
40
DAFTAR PUSTAKA