Anda di halaman 1dari 40

1

MAKALAH
PENGEKSPORAN, PENGIMPORAN, IMBAL DAGANG, DAN
PRODUKSI GLOBAL, PENGALIHDAYAAN, DAN LOGISTIK

Dosen Pengampu:
Lalu Supardin, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
Arip Santoso (2016008253)
Dwi Suryani (2016008257)
Alvianto Nuryadi (2016008270)
Nur Halimah B A A (2017008355)

Kelompok 7
Kelas Manajemen 6A7

PROGAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, tugas mata kuliah Bisnis Internasional ini
dapat diselesaikan dengan baik yang berjudul “Pengeksporan, Pengimporan, Imbal
Dagang, Produksi Global, Pengalihdayaan, Dan Logistik”.
Dalam pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak,
baik dari teman-teman, keluarga, maupun dosen yang dengan setia memberi
masukan yang sangat berharga bagi terciptanya makalah ini. Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan karena sebagai manusia biasa kita tidak lepas dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari berbagai pihak supaya
dalam pembuatan tugas untuk ke depannya, kami dapat menyelesaikannya dengan
lebih baik lagi. Demikianlah makalah ini kami buat, atas perhatian dan
kesempatannya untuk membaca, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 7 April 2019

Penulis
3

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ..............................................................................................1


KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................5
C. Tujuan Perumusan Masalah ...............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengeksporan, Pengimporan, dan Imbal Dagang ..............................................7
1. Harapan dan Kesalahan Pengeksporan ........................................................7
2. Meningkatkan Kinerja Ekspor .....................................................................8
3. Pembiayaan Ekspor dan Impor ..................................................................11
4. Imbal Dagang .............................................................................................16
B. Produksi Global, Pengalihdayaan, dan Logistik ..............................................19
1. Strategi, Produksi, dan Logistik .................................................................19
2. Menentukan Lokasi Produksi.....................................................................21
3. Peran Strategis Pabrik Asing......................................................................26
4. Produksi Pengalihdayaan: Keputusan Membuat atau Membeli.................27
5. Mengelola Sebuah Rantai Pasokan Global ................................................32
C. Contoh Kasus ...................................................................................................35
D. Analisis Kasus ..................................................................................................36

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................38
B. Saran .................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................40


4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring besarnya manfaat besar yang didapatkan dari kegiatan ekspor,
beberapa usaha kecil juga melakukan hal serupa. Penurunan hambatan
perdagangan di bawah paying GATT dan WTO, bersama dengan perjanjian
ekonomi regional seperti Uni Eropa dan North American Free Trade Area
(NAFTA) membuat kegiatan ekspor lebih mudah dan meningkatkan peluang
ekspor secara signifikan. Komunikasi modern dan teknologi transportasi telah
meringankan masalah logistik yang terkait dengan pengeksporan. Oleh karena
itu, adanya perusahaan-perusahaan kecil yang berkembang sebagai eksportir
tidak lagi menjadi suatu hal yang luar biasa.
Meskipun ada berbagai kemudahan untuk mendukung kegiatan ekspor,
perusahaan tetap menganggap ekspor adalah suatu tantangan dan proses ekspor
masih terkesan menakutkan. Perusahaan yang mengekspor harus
mengidentifikasi peluang pasar asing, menghindari sejumlah masalah tak
terduga yang sering dikaitkan dengan melakukan bisnis di pasar asing,
membiasakan diri dengan mekanisme pembiayaan ekspor dan impor, belajar di
mana bisa mendapatkan pembiayaan dan asuransi kredit ekspor, dan belajar
bagaimana harus berurusan dengan risiko nilai tukar.
Pada bab selanjutnya, kita akan membahas mengenai produksi global,
pengalihdayaan, dan logistik yang terjadi dalam perdagangan internasional.
Seiring dengan berkurangnya hambatan perdagangan dan berkembangnya pasar
global, semakin banyak perusahaan menghadapi berbagai macam masalah yang
saling berkaitan. Dalam kegiatan produksi sendiri, terdapat banyak masalah
yang dihadapi oleh perusahaan dalam menghadapi perkembangan pasar global
tersebut. Pertama, di bagian dunia mana seharusnya kegiatan produksi
dilokasikan? Apakah produksi harus terkonsentrasi di satu negara atau harus
tersebar di seluruh dunia? Kedua, apa yang seharusnya menjadi peran strategus
jangka panjang lokasi produksi di luar negeri jika terdapat faktor yang berubah?
5

Ketiga, haruskah perusahaan memiliki aktivitas produksi asing sendiri, atau


lebih baik untuk mengalihdayakan aktivitas tersebut kepada vendor
independen? Keempat, bagaimana seharusnya sebuah rantai pasokan global
dikelola? Kelima, haruskah perussahaan mengelola logistic globalnya sendiri,
atau harus mengalihdayakan manajemen kepada perusahaan yang
mengkhususkan diri dalam kegiatan ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih
menjadi masalah yang dihadapi oleh fungsi produksi dan logistik perusahaan-
perusahaan dalam menghadapi pasar global. Atas dasar tersebut, kami akan
membahasnya lebih mendetail dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa harapan dari kegiatan pengeksporan?
2. Apa saja kesalahan dari kegiatan pengeksporan?
3. Bagaimana cara meningkatkan kinerja ekspor?
4. Bagaimana mekanisme dari pembiayaan ekspor dan impor?
5. Apa yang dimaksud dengan imbal dagang?
6. Apa tujuan strategi dari kegiatan produksi dan logistik?
7. Bagaimana cara menentukan lokasi produksi?
8. Apa peran strategis dari pabrik asing?
9. Apa yang dimaksud dengan produksi pengalihdayaan dalam hal keputusan
membuat atau membeli produk?
10. Bagaimana cara mengelola rantai pasokan global?

C. Tujuan Perumusan Masalah


Tujuan dari perumusan masalah makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui harapan dari kegiatan pengeksporan?
2. Untuk mengetahui apa saja kesalahan dari kegiatan pengeksporan?
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan kinerja ekspor?
4. Untuk mengetahui mekanisme dari pembiayaan ekspor dan impor?
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan imbal dagang?
6

6. Untuk mengetahui tujuan strategi dari kegiatan produksi dan logistik?


7. Untuk mengetahui cara menentukan lokasi produksi?
8. Untuk mengetahui peran strategis dari pabrik asing?
9. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan produksi pengalihdayaan
dalam hal keputusan membuat atau membeli produk?
10. Untuk mengetahui cara mengelola rantai pasokan global?
7

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengeksporan, Pengimporan, dan Imbal Dagang


1. Harapan dan Kesalahan Pengeksporan
Harapan besar dari pengeksporan adalah peluang pendapatan besar
dan keuntungan dapat ditemukan di pasar asing untuk kebanyakan
perusahaan di sebagian besar industri. Pasar internasional biasanya jauh
lebih besar daripada pasar domestik perusahaan-perusahaan tersebut
sehingga pengeksporan hampir selalu menjadi cara untuk meningkatkan
pendapatan dan basis keuntungan perusahaan. Dengan memperluas ukuran
pasar, pengeksporan dapat memungkinkan perusahaan untuk mencapai
ekonomi skala sehingga menguntungkan biaya per unitnya. Perusahaan
yang tidak melakukan ekspor sering kalah dalam menangkap peluangyang
signifikan bagi pertumbuhan dan pengurangan biaya.
Banyak perusahaan besar cenderung proaktif untuk mencari peluang
menguntungkan dalam pengeksporan, memindai pasar asing secara
sistematis untuk melihat di mana terhampar peluang untuk memanfaatkan
teknologi, produk dan keterampilan pemasaran asing mereka, banyak
perusahaan menengah dan kecil yang sangat reaktif. Biasanya perusahaan
reaktif semacam itu bahkan tidak mempertimbangkan untuk pengeksporan
sampai pasar domestik mereka jenuh dan munculnya kelebihan kapasitas
produksi di dalam negeri yang memaksa mereka untuk mencari peluang
pertumbuhan di pasar asing. Selain itu, banyak perusahaan kecil dan
menengah cenderung menunggu dunia untuk datang kepada mereka,
daripada pergi ke luar dunia untuk mencari peluang. Bahkan ketika dunia
tidak datang kepada mereka, mereka mungkin tidak merespon.
Salah satu alasan bagi perusahaan tidak proaktif adalah bahwa
mereka tidak terbiasa dengan peluang pasar asing, mereka hanya tidak tahu
seberapa besar peluang sebenarnya atau di mana terdapatnya peluang itu.
Ketidaktahuan sederhana dari peluang potensial adalah hambatan
8

pengeksporan yang besar. Selain itu, banyak calon eksportir, terutama


perusahaan-perusahaan kecil, sering terintimidasi oleh kompleksitas dan
mekanisme ekspor ke negara-negara di mana praktik bisnis, bahasa, budaya,
sistem hukum, dan mata uang sangat berbeda dari pasar domestik mereka.
Hal yang memperburuk keadaan, banyak eksportir pemula
mengalami masalah yang signifikan ketika pertama kali mencoba untuk
melakukan bisnis di luar negeri, dan hal ini menyurutkan mereka dalam
usaha pengeksporan pada masa depan. Perangkap umum meliputi lemahnya
analisis pasar, pemahaman yang buruk tentang kondisi kompetitif di pasar
asing, kegagalan untuk menyesuaikan penawaran produk dengan kebutuhan
pelanggan asing, kurangnya program distribusi yang efektif, kampanye
promosi yang buruk, dan masalah mengamankan pembiayaan. Eksportir
sering menghadapi dokumen yang melimpah, formalitas yang kompleks,
dan banyaknya potensi keterlambatan dan kesalahan.

2. Meningkatkan Kinerja Ekspor


a. Perbandingan Internasional
Salah satu hambatan besar untuk pengeksporan adalah
kurangnya pengetahuan tentang peluang yang tersedia. Sering kali ada
banyak pasar untuk produk perusahaan, tetapi karena mereka berada di
negara-negara terpisah dari kantor pusat perusahaan oleh budaya,
bahasa, jarak, dan waktu, perusahaan tidak mengetahuinya.
Mengidentifikasi peluang ekspor menjadi lebih kompleks karena lebih
dari 200 negara dengan budaya yang sangat berbeda membentuk
potensial dunia. Dihadapkan dengan kompleksitas dan keragaman,
perusahaan terkadang ragu-ragu untuk mencari peluang ekspor.
Cara untuk mengatasi ketidaktahuan adalah dengan
mengumpulkan informasi. Di Jerman, salah satu negara yang paling
sukses mengekspor di dunia, asosiasi perdagangan, lembaga
pemerintah, dan bank komersial mengumpulkan informasi, membantu
perusahaan kecil mengidentifikasi peluang ekspor. Kementrian Jepang
9

untuk Perdagangan Internasional dan Industri, yang selalu mencari


peluang ekspor, menyediakan layanan serupa. Selain itu, banyak
perusahaan Jepang yang berafiliasi dalam beberapa cara dengan sogo
shosa, rumah-rumah perdagangan besar di Jepang. Sogo Shosa memiliki
kantor di seluruh dunia, dan mereka secara proaktif dan terus-menerus
mencari peluang ekspor bagi perusahaan afiliasi mereka, baik yang
besar maupun kecil.

b. Sumber Informasi
Tujuan dari banyak negara tetap aktif di organisasi pemerintah
atau komisi perdagangan adalah untuk mempromosikan ekspor.
Sebagian besar memberikan konseling bisnis, pengumpulan informasi,
bantuan teknis dan pembiayaan. Selain itu, konfederasi bisnis dan
koalisi industri mendirikan pusat dan organisasi yang membantu
anggota mereka mengekspor barang dan jasa mereka.

c. Memanfaatkan Perusahaan Manajemen Ekspor


Salah satu cara bagi eksportir untuk mengidentifikasi peluang
yang terkait dengan ekspor dan untuk menghindari banyak perangkap
adalah dengan menyewa sebuah perusahaan manajemen ekspor (export
management company – EMC). EMC adalah spesialis ekspor yang
bertindak sebagai departemen pemasaran ekspor atau departemen
internasional untuk perusahaan klien mereka. EMC biasanya menerima
dua jenis tugas ekspor. Mereka memulai operasi ekspor untuk sebuah
perusahaan dengan pengertian bahwa perusahaan akan mengambil alih
operasi setelah mereka mapan. Dalam jenis layanan lain, EMC
melakukan pembukaan (start-up) layanan dengan pemahaman bahwa
EMC akan bertanggung jawab yang berkelanjutan untuk menjual
produk perusahaan.
10

Secara teori, keuntungan dari EMC adalah bahwa mereka adalah


spesialis berpengalaman yang dapat membantu eksportir pemula
mengidentifikasi peluang dan menghindari perangkap umum. EMC
yang baik akan memiliki jaringan kontak di pasar potensial, memiliki
karyawan yang memahami banyak bahasa, memiliki pengetahuan yang
baik tentang adat istiadat bisnis lokal.

d. Strategi Ekspor
Kemungkinan kesuksesan ekspor dapat meningkat secara dramatis
dengan mengambil beberapa langkah strategis yang sederhana, yaitu:
1) Untuk eksportir pemula menyewa EMC merupakan hal yang
membantu atau setidaknya menyewa konsultan ekspor
berpengalaman untuk membantu mengidentifikasi peluang dan
menavigasi dokumen dan peraturan yang sering terlibat dalam
kegiatan ekspor.
2) Pelajari apa yang diperlukan untuk sukses di suatu pasar sebelum
pindah ke pasar lainnya. Perusahaan yang masuk ke banyak pasar
sekaligus mempunyai risiko menyebarkan sumber daya manajemen
mereka yang terbatas.
3) Memberikan waktu dan kesempatan untuk belajar tentang negara
asing sebelum membuat komitmen modal yang signifikan ke pasar
supaya dapat mengurangi biaya kegagalan berikutnya saat
memasuki pasar asing.
4) Eksportir perlu mengenali waktu dan komitmen manajerial yang
terlibat dalam membangun penjualan ekspor dan harus
mempekerjakan personil tambahan untuk mengawasi kegiatan ini.
5) Mencurahkan banyak perhatian demi membangun hubungan yang
kuat dan abadi dengan distributor lokal dan/atau pelanggan.
6) Pentingnya menyewa tenaga lokal untuk membantu perusahaan
membangun dirinya di pasar asing. Masyarakat lokal cenderung
memiliki selera yang lebih baik tentang bagaimana melakukan
11

bisnis di negara tertentu daripada seorang manajer dari sebuah


perusahaan ekspor yang sebelumnya tidak pernah menginjakkan
kaki di negara itu.
7) Perusahaan perlu lebih proaktif untuk menyari peluang ekspor.

3. Pembiayaan Ekspor dan Impor


a. Kurangnya Kepercayaan
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam perdagangan
internasional harus mempercayai seseorang yang mungkin belum
pernah mereka temui, tinggal di negara lain, berbicara dengan bahasa
asing, yang terikat (atau tidak terikat) dengan sistem hukum yang
berbeda, dan sulit untuk dilacak bila orang tersebut gagal dalam
memenuhi kewajibannya dalam suatu perjanjian.
Pertimbangkan contoh sebuah perusahaan AS melakukan ekspor
dengan distributor di Prancis. Eksportir AS mungkin risau jika ia
mengirimkan produknya ke Prancis sebelum ia menerima pembayaran,
importir Prancis bisa saja menerima kiriman produk tersebut , tetapi
tidak membayarnya. Sebaliknya, mungkin importir Prancis khawatir
jika ia melakukan pembayaran untuk produk tersebut sebelum
dikirimkan, eksportir AS bisa saja menerima pembayaran, tetapi tidak
mengirimkan produk tersebut atau mengirimkan produk yang cacat.
Sudah seharusnya, pihak yang terlibat dalam perdagangan saling
mempercayai satu sama lain. Kurangnya kepercayaan ini semakin buruk
seiring dengan meningkatnya jarak diantara kedua belah pihak dalam
ruang, bahasa, kultur, dan oleh berbagai masalah dalam menggunakan
sistem hukum internasional yang belum dikembangkan untuk
menegakkan kewajiban berdasarkan pada suatu perjanjian.
12

b. Letter of Credit
Sebuah letter of credit, disingkat L/C, berada di tengah transaksi
komersial internasional. Diterbitkan oleh bank atas permintaan importir,
letter of credit menyatakan bahwa bank akan membayar sejumlah uang
tertentu kepada penerima, biasanya eksportir, dalam pemberian
dokumen yang khusus dan terspesifikasi.
Contoh dari eksportir AS dan importir Prancis. Importir Prancis
mengajukan ke bank lokalnya, sebut saja Bank of Paris, untuk
penerbitan letter of credit. Bank of Paris kemudian melakukan
pemeriksaan kredit importir. Jika Bank of Paris puas dengan kreditnya,
mereka akan mengeluarkan letter of credit. Namun, bank of Paris
mungkin memerlukan setoran tunai atau bentuk lain sebagai jaminan
pertamanya. Selain itu, Bank of Paris akan menagih importir atas biaya
untuk layanan ini. Biasanya biaya yang diperlukan berjumlah antara 0,5
persen dan 2 persen dari nilai letter of credit , bergantung pada kredit
importir dan ukuran transaksi (semakin besar transaksi, semakin rendah
presentase).
Apabila Bank of Paris puas dengan kredit importir Prancis, maka
Bank of Paris akan setuju untuk mengeluarkan letter of credit. Surat ini
menyatakan bahwa Bank of Paris akan membayar eksportis AS untuk
barang dagangan asalkan dikirim sesuai dengan intruksi dan persyaratan
yang ditetapkan.

c. Draf
Sebuah draf (rancangan), terkadang disebut sebagai wesel (bill
of exchange), merupakan instrumen yang biasanya digunakan dalam
perdgangan internasional untuk melakukan pembayaran. Draf (draft)
hanyalah sebuah perintah tertulis oleh eksportir mengintruksikan
importir, atau agen importir, untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada waktu tertentu. Pada praktir internasional, draf digunakan untuk
menyelesaikan transaksi perdagangan.
13

Draf dibagi menjadi dua kategori, sight draft dan time draft.
Sebuah sight draft (wesel bank atas unjuk) dapat dicairkan ke penarik
saat sudah disampaikan. Sebuah time draft (wesel berjangka)
memungkinkan untuk keterlambatan pembayaran, biasanya 30; 60; 90;
atau 120 hari. Hal ini disampaikan kepada penarik, yang menandakan
penerimaan dengan menulis atau memberi stampel pada draf. Setelah
diterima, rancangan waktu menjadi janji untuk membayar bagi pihak
pertama. Ketika bank menerima dan mengatur konsep waktu, itu disebut
banker’s acceptance. Ketika sebuah perusahaan bisnis menerimanya
dan mengacu padanya, itu disebut trade acceptance (penerimaan
perdagangan). Time draft adalah surat berharga yang bisa
dinegosiasikan, yaitu setelah draf tersebut dicap oleh penerima, pembuat
dapat menjual draft ke investor dengan diskon dari nilai nominalnya.

d. Konosemen
Dokumen kunci ketiga untuk pembiayaan perdagangan
internasional adalah konosemen. Kurir umum mengangkut barang
dagangan yang disebutkan dalam konosemen (bill of lading) kepada
eksportir. Konosemen melayani tiga tujuan, yaitu sebuah tanda terima,
kontrak, dan dokumen kepemilikan. Sebagai tanda terima, konosemen
menunjukkan bahwa kurir telah menerima barang dagangan yang
dijelaskan dalam dokumen. Sebagai kontrak, konosemen menunjukkan
bahwa kurir wajib menyediakan layanan transportasi dengan imbalan
biaya tertentu. Sebagai dokumen kepemilikan, konosemen dapat
digunakan untuk memperoleh pembayaran atau janji tertulis
pembayaran sebelum barang tersebut dilepas ke importir. Konosemen
juga dapat berfungsi sebagai jaminan terhadap dana yang dapat diajukan
ke eksportir oleh bank lokal sebelum atau selama pengiriman, dan
sebelum pembayaran akhir oleh importir.
14

e. Sebuah Transaksi Khas Perdagangan Internasional


Transaksi khas melibatkan 14 langkah, yaitu:
1) Importir Prancis melakukan pesanan ke eksportir AS dan bertanya
apakah dia akan bersedia untuk mengirimkan barang di bawah letter
of credit.
2) Para eksportir AS setuju untuk mengirimkan barang di bawah letter
of credit dan menentukan informasi yang relevan seperti harga dan
persyaratan pengiriman.
3) Importir Prancis mengajukan proposal ke Bank of Paris untuk letter
of credit yang akan diterbitkan atas nama eksportir AS untuk barang
yang ingin dibeli oleh importir.
4) Bank of Paris mengeluarkan letter of credit atas nama importir
Prancis dan mengirimkannya ke Bank eksportir AS, Bank of New
York.
5) Bank of New York menyarankan eksportir untuk pembukaan letter
of credit atas namanya.
6) Eksportir AS mengirimkan barang ke importir Prancis melalui kurir
umum. Seorang petugas kurir memberikan konosemen pada
eksportir.
7) Para eksportir AS menyajikan draf berjangka 90 hari untuk menarik
dana dari Bank of Paris sesuai dengan letter of credit dan konosemen
ke Bank of New York. Eksportir menguasakan konosemen sehingga
kepemilikan barang dialihkan ke Bank of New York.
8) Bank of New York mengirimkan draf dan konosemen kepada Bank
of Paris. Bank of Paris menerima draf, mengambil alih kepemilikan
dokumen dan menjanjikan untuk membayar draf yang diterima
dalam waktu 90 hari.
9) Bank of Paris mengembalikan draf diterima kepada Bank of New
York.
15

10) Bank of New York mengatakan kepada eksportir AS bahwa mereka


telag menerima draf yang disetujui oleh bank, yang dapat dicairkan
dalam 90 hari.
11) Eksportir menjual draf kepada Bank of New York dengan harga
diskon dari nilai nominal dan menerima nilai uang tuai seharga
diskon dalam draf sebagai imbalan.
12) Bank of Paris memberitahukan kepada importir Prancis tentang
kedatangan dokumen. Dia setuju untuk membayar Bank of Paris
dalam waktu 90 hari. Bank of Paris merilis dokumen sehingga
importir dapat mengambil alih pengiriman.
13) Dalam 90 hari, Bank of Paris menerima pembayaran dari importir
sehingga memiliki dana untuk membayar draf yang jatuh tempo.
14) Dalam 90 hari, pemegang draf jatuh tempo (dalam hal ini Bank of
New York) menyajikan kepada Bank of Paris untuk pencairan dana
ke Bank of Paris. Dana dibayarkan oleh Bank of Paris.

f. Bank Ekspor-Impor
Banyak negara memiliki beberapa bentuk dari bank Ekspor-
Impor, sering disebut sebagai Eximbank (Bank Exim). Bank tersebut
dapat berupa instansi pemerintah ataupun lembaga swasta. Biasanya
EXIM adalah untuk menyediakan pembiayaan yang akan memfasilitasi
ekspor, impor, dan bursa komoditas. Contoh bank tersebut termasuk
Korea EXIM Bank, EXIM Bank of India, dan Japan Bank for
International Cooperation.

g. Asuransi Kredit Ekspor


Eksportir dapat menjaminkan kemungkinan risiko dengan
membeli asuransi kredit ekspor. Jika pembeli melanggar pembayaran,
perusahaan asuransi akan menutupi sebagian besar dari kerugian.
Asuransi tersebut biasanya memberikan perlindungan terhadap risiko
komersial dan politik. Kerugian akibat risiko komersial diakibatkan oleh
16

kabngkrutan pembeli atau gagal bayar. Kerugian politik timbul dari


tindakan pemerintah yang diluar kendali, baik pembeli maupun penjual.

4. Imbal Dagang
Imbal Dagang merupakan saran alternatif penataan penjualan
internasional ketika cara konvensional pembayaran menjadi sulit, mahal,
atau tidak tersedia. Imbal dagang (countertrade) adalah solusi umum.
Perdagangan imbal beli melambangkan keseluruhan rangkaian perjanjian
serupa barter, prinsipnya adalah memperdagangkan barang atau jasa untuk
barang dan jasa lain ketika mereka tidak dapat diperdagangkan untuk uang.

a. Terjadinya Imbal Dagang


Pada era modern, imbal dagang muncul pada tahun 1960 sebagai
cara Uni Soviet dan negara-negara komunis di Eropa Timur, yang mata
uang umumnya tidak dapat dikonversi untuk membiayai impor. Selama
1980, teknik ini tumbuh dalam popularitas di kalangan banyak negara
berkembang yang kekurangan cadangan devisa yang dibutuhkan untuk
membeli impor yang diperlukan.
Perkiraan persentase perdagangan dunia yang ditutupi oleh
kesepakataan imbal dagang semacam ini berkisar antara 8 dan 10 persen
untuk nilai tinggi ke posisi terendah sekitar 2 persen. Angka pastinya
tidak diketahui, tetapi mungkin juga berada di ujung rendah dari
perkiraan yang diberikan oleh meningkatnya likuiditas pasar keuangan
internasional dan konvertibilitas mata uang yang lebih luas.
Mengingat bahwa imbal dagang adalah sarana pembiayaan
perdagangan internasional meskipun salah satu yang relatif kecil, calon
eksportir mungkin harus terlibat dalam teknik ini dari waktu ke waktu
untuk mendapatkan akses ke pasar internasional tertentu.
17

b. Jenis Imbal Dagang


1) Barter
Barter adalah pertukaran langsung barang dan/atau jasa
antara dua pihak tanpa transaksi tunai. Meskipun barter adalah
pengaturan paling sederhana, ini tidak umum terjadi.
2) Imbal Beli
Imbal Beli (counterpurchase) adalah perjanjian pembelian
timbal balik. Hal ini terjadi ketika perusahaan setuju untuk membeli
sejumlah bahan kembali dari negara yang membuat penjualan.
3) Offset
Sebuah offset mirip dengaan imbal beli sejauh satu pihak
setuju untuk membeli barang dan jasa dengan persentase tertentu
dari hasil penjualan aslinya. Perbedaannya adaah bahwa pihak ini
bisa memenuhi kewajiban dengan perusahaan mana saja di negara
yang membuat penjualan.
4) Alih Dagang
Istilah alih dagang (switch trading) mengacu pada
penggunaan lembaga dagang terspesialisasi sebagai pihak ketiga
dalam kesepakatan imbal dagang. Ketika perusahaan memasuki
kesepakatan imbal dagang atau alih dagang dengan suatu negara,
sering berakhir dengan apa yang disebut dengan kredit dagang, yang
dapat digunakan untuk membeli barang dari negara itu.Alih dagang
terjadi ketika lembaga dagang pihak ketiga membeli kredit imbal
dagang dari perusahaan dan menjualnya ke perusahaan lain yang
dapat menggunakannya lebih baik.
5) Kompensasi atau Pembelian Kembali
Pembelian Kembali (buyback) terjadi ketika perusahaan
membangun pabrik di suatu negara atau memasok teknologi,
peralatan, pelatihan, atau jasa lainnya ke sebuah negara dan setuju
untuk mengambil persentase tertentu dari hasil pabrik sebagai
bagian pembayaran pada kontrak.
18

c. Keuntungan dan Kerugian Imbal Dagang


Daya tarik utama imbal dagang adalah bahwa hal itu dapat
memberikan perusahaan cara untuk membiayai kesepakatan ekspor
ketika cara lain tidak ada. Bahkan ketika imbal dagang bukanlah satu-
satunya pilihan untuk menata sebuah transaksi ekspor, banyak negara
lebih memilih imbal dagang daripada transaksi tunai. Jadi, jika
perusahaan tidak bersedia untuk memasuki kesepakatan imbal dagang,
perusahaan mungkin kehilangan kesempatan ekspor ke pesaing yang
bersedia untuk membuat kesepakatan imbal dagang.
Selain itu, pemerintah suatu negara yang menerima ekspor
barang atau jasa dari perusahaan memerlukan kesepakatan imbal
dagang. Demikian, imbal dagang bisa menjadi senjata pemasaran
strategis.
Namun, ada kelemahan besar dari model imbal dagang. Selain
harus setara, perusahaan biasanya memilih untuk dibayar dalam mata
uang keras/kuat (hard currency). Kontrak imbal dagang mungkin
melibatkan pertukaran barang yang tidak dapat digunakan atau
berkualitas buruk yang tidak menguntungkan perusahaan. Selain itu,
bahkan jika barang yang diterimanya berkualitas tinggi, perusahaan
masih perlu untuk membuatnya jadi menguntungkan. Untuk melakukan
hal ini, imbal dagang mensyaratkan perusahaan untuk berinvestasi
dalam departemen perdagangan lokal yang didedikasikan untuk
mengatur dan mengelola perjanjian imbal dagang. Ini bisa mahal dan
memakan waktu.
19

B. Produksi Global, Pengalihdayaan, dan Logistik


1. Strategi, Produksi, dan Logistik
Logistik adalah kegiatan yang mengendalikan perpindahan bahan
fisik melalui rantai nilai, dari pengadaan ke produksi dan ke dalam
distribusi. Produksi dan logistik terkait erat sejak kemampuan perusahaan
untuk melakukan kegiatan produksi secara efisien bergantung pada pasokan
tepat waktu atas input bahan berkualitas tinggi, di mana yang bertanggung
jawab adalah logistik.
Fungsi produksi dan logistik dari sebuah perusahaan internasional
memiliki sejumlah tujuan strategis penting. Salah satunya untuk biaya yang
lebih rendah. Menyebarkan kegiatan produksi ke berbagai lokasi di seluruh
dunia di mana setiap kegiatan dapat dilakukan secara efisien dan
menurunkan biaya. Biaya juga dapat dipotong dengan mengelola rantai
pasokan global yang efisien sehingga membuat jumlah penawaran dan
permintaan menjadi lebih sesuai. Manajemen rantai pasokan yang efisien
mengurangi jumlah persediaan dalam sistem dan meningkatkan perputaran
persediaan, yang berarti perusahaan harus menginvestasikan modal kerja
lebih sedikit di perusahaan dan sedikit kemungkinan menemukan kelebihan
persediaan yang tidak bisa dijual dan harus dihapuskan.
Tujuan strategis kedua yang dimiliki produksi dan logistik adalah
untuk meningkatkan mutu produk dengan menghilangkan produk cacat dari
rantai pasokan dan proses manufakturing. Tujuan mengurangi biaya dan
meningkatkan kualitas tidak bersifat independen satu sama lain.
Peningkatan kendali mutu mengurangi biaya dengan cara:
 Meningkatkan produktivitas karena waktu tidak terbuang
memproduksi produk-produk berkualitas rendah yang tidak dapat
dijual, yang mengarah ke pengurangan langsung dalam biaya per
unit.
 Menurunkan biaya pembuatan ulang dan biaya sisa yang berkaitan
dengan produk cacat.
20

 Mengurangi biaya garansi dan waktu yang terkait dengan


memperbaiki produk cacat.

Alat utama yang saat ini digunakan oleh sebagian besar manajer
untuk meningkatkan keandalan penawaran produk mereka adalah
metodologi peningkatan mutu Six Sigma. Metodologi Six Sigma adalah
turunan langsung dari falsafah manajemen kualitas total (Total Quality
Management – TQM) yang diadopsi secara luas, mulanya oleh perusahaan
Jepang dan kemudian perusahaan-perusahaan Amerika selama 1980an dan
awal 1990an. Falsafah TQM dikembangkan oleh sejumlah konsultan
Amerika, seperti W. Esward Deming, Joseph Juran, dan A.V. Feigenbaum.
Six Sigma, penerus modern TQM, adalah adalah falsafah berbasis
statistik yang bertujuan untuk mengurangi cacat, meningkatkan
produktivitas, menghilangkan pemborosan, dan memotong seluruh biaya
perusahaan. Sigma berasal dari huruf Yunani yang digunakan para ahli
statistik untuk mewakili standar deviasi dari rerata, semakin tinggi jumlah
“sigma” semakin kecil jumlah kesalahan. Kualitas Six Sigma adalah tujuan
yang berusaha dicapai untuk mencoba meningkatkan kualitas produk dan
produktivitas.
Selain menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas, dua tujuan
lain memiliki kepentingan tertentu dalam bisnis internasioanal. Pertama,
fungsi produksi dan logistik harus mampu mengakomodasi tuntutan untuk
tanggapan lokal. Tuntutan tanggapan lokal menciptakan tekanan untuk
mendesentralisasikan kegiatan produksi ke pasar nasional atau regional
utama di mana perusahaan melakukan bisnis atau untuk melaksanakan
proses manufakturing yang fleksibel yang memungkinkan perusahaan
untuk menyesuaikan produk yang keluar dari pabrik sesuai dengan pasar di
mana barang tersebut dijual.
Kedua, produksi dan logistik harus mampu merespons dengan cepat
terhadap perubahan permintaan pelanggan. Dalam beberapa tahun terakhir,
persaingan berbasis waktu telah berkembang menjadi semakin penting.
21

Ketika permintaan konsumen rentan terhadap pergeseran yang besar dan tak
terduga, perusahaan yang dapat beradaptasi paling cepat menanggapi
pergeseran ini akan mendapatkan keuntungan.

2. Menentukan Lokasi Produksi


a. Faktor Negara
Perbedaan biaya faktor relatif, ekonomi politik, budaya, dan
eksternalitas lokasi adalah hal yang penting, tetapi faktor-faktor lain
juga berpengaruh besar. Hambatan perdagangan formal jelas
memengaruhi keputusan lokasi, seperti halnya biaya transportasi dan
aturan perundang-undangan mengenai investasi langsung luar negeri.
Sebagai contoh, meskipun banyak faktor relatif dapat membuat sebuah
negara terlihat menarik sebagai lokasi untuk melakukan aktivitas
manufakturing, peraturan yang melarang investasi langsung luar negeri
dapat menghilangkan pilihan ini. Demikian pula, pertimbangan biaya
faktor mungkin menunjukkan bahwa perusahaan harus mengambil
sumber produksi komponen tertentu dari negara tertentu, namun
hambatan perdagangan bisa membuat ini tidak ekonomis.
Faktor lain adalah negara perkiraan pergerakan nilai tukar mata
uang pada masa depan. Perubahan negatif dalam nilai tukar mata uang
dapat dengan cepat mengubah daya tarik suatu negara sebagai basis
manufakturing. Apresiasi mata uang dapat mengubah lokasi murah
menjadi lokasi berbiaya tinggi.

b. Faktor Teknologi
Jenis teknologi yang dapat digunakan perusahaan untuk
melakukan kegiatan manufakturing yang spesifik dapat menjadi faktor
penting dalam memutuskan lokasi produksi. Tiga karakteristik
teknologi manufakturing yang menarik di sini, yaitu:
22

1) Biaya Tetap
Biaya tetap mendirikan pabrik sangat tinggi sehingga
perusahaan harus melayani pasar dunia hanya dari satu lokasi atau
dari sedikit lokasi. Misalnya untuk mendirikan pabrik canggih yang
memproduksi cip semikonduktor saat ini membutuhkan biaya lebih
dari $1 miliar. Sebaliknya, tingkat biaya tetap yang relatif rendah
dapat membuat aktivitas produksi di beberapa lokasi sekaligus
menjadi ekonomis untuk dilakukan. Hal ini memungkinkan
perusahan untuk lebih mengakomodasi tuntutan untuk tanggapan
lokal. Berproduksi di beberapa likasi juga dapat membantu
perusahaan terhindar dari terlalu bergantung pada satu lokasi.

2) Skala Efisien Minimum


Konsep ekonomi skala memberitahu kita bahwa ketika
output pabrik meningkat, biaya per unit menurun. Alasannya
mencakup lebih beberapa pemanfaatan modal peralatan dan
keuntungan produktivitas yang datang akibat spesialisasi karyawan
dalam pabrik. Namun, di atas tingkat output tertentu, terdapat
beberapa ekonomi skala tambahan. Dengan demikian, “kurva biaya
per unit” menurun terhadap output sampai tingkat output tertentu
tercapai, di mana titik kenaikan output lebih lanjut hanya berdampak
pada sedikit penguraangan dalam biaya per unit. Tingkat output di
mana sebagian besar ekonomi skala tinhkat pabrik telah habis
sebagai skala efisien minimum dari output produksi. Ini adalah
tingkat skala output di mana suatu pabrik harus beroperasi untuk
mewujudkan seluruh ekonomi skala utama tingkat pabrik.
Seperti dalam kasus biaya tetap yang rendah, keuntungan
dari skala efisien minimum yang rendah memungkinkan perusahaan
untuk mengakomodasi tuntutan untuk tanggapan lokal dan untuk
melakukan lindung nilai terhadap risiko mata uang dengan
memproduksi produk yang sama di beberapa lokasi.
23

3) Manufakturing Fleksibel dan Kustomisasi Massal


Istilah teknologi manufakturing fleksibel atau yang sering
disebut dengan produksi ramping, mencakup berbagai teknologi
manufakturing yang dirancang untuk mengurangi waktu persiapan
untuk peralatan yang rumit, meningkatkan pemanfaatan tiap-tiap
mesin melalui penjadwalan yang lebih baik, dan meningkatkan
kendali mutu pada semua tahap proses maanufakturing.Teknologi
manufakturing fleksibel memungkinkan perusahaan untuk
menghasilkan lebih banyak variasi produk akhir dengan biaya per
unit yang pada satu waktu hanya dapat dicapai melaalui produksi
massal output yang terstandarisasi. Adopsi teknologi manufakturing
fleksibel dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan harga per
unit dibandingkan dengan apa yang bisa dicapai oleh produksi
massal output terstandarisasi, sementara pada saat yang sama
meningkatkan perusahaan untuk menyesuaikan penawaran produk
dalam tingkat yang jauh lebih besar daripada yang pernah
terpikirkan.
Istilah kustomisasi massal telah diciptakan untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan
teknologi manufakturin yang fleksibel untuk merekonsiliasi dua
tujuan yang pernah dianggap tidak kompatibel, biaya rendah dan
kustomisasi produk.
Sel mesin fleksibel adalah teknologi manufaktur fleksibel
lain yang umum digunakan. Sebuah sell mesin fleksibel adalah
pengelompokan berbagai jenis mesin, penanganan bahan umum,
dan pengendali sel terpusat (komputer). Setia sel biasanya
mengandung 4 – 6 mesin yang mampu melakukan berbagai operasi.
Tiap sel didedikasikan untuk produksi dari kelompok partisi atau
produk. Pengaturan mesin dikendalikan dengan komputer, yang
memungkinkan setiap sel untuk beralih dengan cepat antara
produksi partisi atau produk yang berbeda.
24

Selain meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya,


teknologi manufakturing fleksibel juga memungkinkan perusahaan
untuk menyesuaikan produk dengan tuntunan konsumen kelompok
kecil dengan biaya yang dulu hanya bisa dicapai dengan
memproduksi secara massal dengan output terstandarisasi. Dengan
demikian, teknologi membantu perusahaan mencapai kustomisasi
massal, yang meningkatkan kemampuan terhadap tanggapan
pelanggannya.

c. Faktor Produk
Dua fitur produk memengaruhi keputusan lokasi. Pertama
adalah rasio nilai terhadap berat (value to weight) produk karena
pengaruhnya terhadap biaya transportasi. Banyak komponen elektronik
dan obat-obatan memiliki rasio nilai terhadap berat yang tinggi, barang
tersebut mahal dan tidak berbobot terlalu banyak. Dengan demikian, jika
barang tersebut dikirimkan ke belahan dunia lain, besar biaya
transportasinya memiliki presentase yang sangat kecildari total biaya.
Hal yang sebaliknya berlaku untuk produk dengan rasio nilai
terhadap berat yang rendah. Gula halus, bahan kimia tertentu, cat, dan
produk minyak bumi semua memiliki rasio nilai terhadap berat yang
rendah, mereka adalah produk yang relatif murah dengan bobot yang
berat. Oleh karena itu, ketika mereka dikirim menempuh jarak yang
jauh, nilai biaya transportasi memiliki biaya presentase yang besar dari
total biaya. Dengan demikian, jika hal lain dianggap sama, ada tekanan
besar untuk membuat produksi ini di beberapa lokasi dekat dengan pasar
utama untuk mengurangi biaya transportasi.
Fitur produk lain yang dapat memengaruhi keputusan lokasi
adalah apakah produk melayani kebutuhan yang universal, kebutuhan
yang sama di seluruh dunia. Contohnya termasuk banyak produk
industri (misalnya, industri elektronik, baja, dan bahan kimia) dan
produk konsumen (misalnya, kalkulator genggap, komputer pribadi, dan
25

konsol video game). Oleh karena itu ada beberapa perbedaan


antarnegara dalam selera dan preferensi konsumen untuk produk
tersebut, kebutuhan untuk tanggapan lokal berkurang. Hal ini
meningkatkan daya tarik untuk memusatkan produksi di lokasi yang
optimal.

d. Menentukan Lokasi Fasilitas Produksi


Ada dua strategi dasar untuk mencari fasiltas produksi, yaitu
memusatkannya di satu lokasi dan melayani pasar dunia dari sana atau
mendesentralisasikannya di berbagai lokasi regional atau nasional yang
dekat dengan pasar utama.
Konsentrasi produksi paling masuk akal ketika:
 Perbedaan antarnegara pada biaya faktor, ekonomi politik, dan
budaya memiliki dampak besar pada biaya manufakturing di
berbagai negara.
 Hambatan perdagangan rendah
 Eksternalitas yang muncul dari pemusatan seperti kesukaan
perusahaan di lokasi tertentu.
 Nilai tukar mata uang yang dianggap penting diharapkan tetap
relatif stabil.
 Teknologi produksi memiliki biaya tetap yang tinggi dan skala
efisien minimum yang relatif tinggi terhadap permintaan global,
atau teknologi manufakturing fleksibel yang ada.
 Rasio nilai terhadap berat produk cukup tinggi.
 Produk menyajikan kebutuhan universal.

Sebaliknya, desentralisasi produksi akan tepat ketika:


 Perbedaan antarnegara pada biaya faktor, ekonomi politik, dan
budaya tidak memiliki dampak besar pada biaya manufakturing
di berbagai negara.
 Hambatan perdagangan yang tinggi
26

 Lokasi eksternalitas tidak penting


 Diperkirakan terjadi voiatilitas nilai tukar mata uang yang
dianggap penting.
 Teknologi produksi memiliki biaya tetap yang rendah dan skala
efisien minimum yang rendah, dan teknologi manufakturing
fleksibel tidak tersedia.
 Rasio nilai terhadap berat produk cukup rendah.
 Produk tidak melayani kebutuhan yang universal (yaitu, terdapat
perbedaan yang signifikan dalam selera dan preferensi
konsumen antarnegara).

3. Peran Strategis Pabrik Asing


Apa pun pengembangan di balik fasilitas produksi asing, peran
strategis dari pabrik-pabrik asing dapat berkembang dari waktu ke waktu.
Awalnya, banyak pabrik asing didirikan di tempat yang memiliki biaya
tenaga kerja yang rendah. Peran strategis mereka biasanya untuk
menghasilkan produk padat karya dengan biaya serendah mungkin.
Sumber kedua dari peningkatan kemampuan pabrik asing adalah
meningkatnya faktor yang mendorong kemajuan produksi di negara di mana
pabrik berada. Banyak negara yang dianggap terbelakang dalam bidang
ekonomi satu generasi yang lalu telah mengalami perkembangan ekonomi
yang pesat selama 20 tahun terakhir. Infrastruktur komunikasi dan
transportasi serta tingkat pendidikan penduduk telah meningkat. Ketika
negara-negara tersebut tidak memiliki infrastruktur canggih yang
dibutuhkan untuk mendukung desain yang canggih, pengembangan, dan
operasi manufakturing, sering kali hal ini tidak terjadi. Hal tersebut telah
mempermudah pabrik-pabrik yang berbasis di negara-negara ini untuk
mengambil peran strategis yang lebih besar.
Karena perkembangan tersebut, banyak perusahaan internasional
yang bergerak menjauhi sistem yang memandang pabrik-pabrik asing
mereka tidak lebih dari dari fasilitas manufakturing murah dan menuju
27

sistem yang memandang pabrik-pabrik asing sebagai pusat keunggulan


yang tersebar secara global. Dalam model sistem baru ini, pabrik-pabrik
asing mengambil peran utama untuk mrndesain dan membantu produk
untuk melayani pasar nasional atau regional yang penting atau bahkan pasar
global.
Manajer bisnis internasional perlu mengingat bahwa pabrik-pabrik
asing dapat memperbaiki kemampuan mereka dari waktu ke waktu dan ini
dapat menjadi manfaat strategis yang besar bagi perusahaan. Daripada
melihat pabrik-pabrik asing hanya sebagai sweatshop di mana tenaga kerja
tidak terampil memproduksi barang murah, manajer perlu melihat mereka
sebagai pusat potensi keunggulan dan untuk mendorong dan menumbuhkan
upaya manajer lokal untuk memutakhirkan kemampuan pabrik mereka, dan
dengan demikian dapat meningkatkan posisi strategis mereka dalam
korporasi.

4. Produksi Pengalihdayaan: Keputusan Membuat atau Membeli


Bisnis internasional sering menghadapi keputusan membuat atau
membeli (make or buy decisions), keputusan tentang apakah mereka harus
melakukan aktivitas penciptaan nilai tertentu sendiri atau melakukan
pengalihdayaan ke entitas lain. Secara historis, kebanyakan keputusan
pengalihdayaan telah melibatkan pembuatan produk fisik. Kebanyakan
perusahaan manufakturing telah melakukan perakitan akhir mereka sendiri,
tetapi harus memutuskan apakah akan berintegrasi secara vertikal dan
memproduksi komponen mereka sendiri atau melakukan pengalihdayaan
produksi komponen tersebut, membeli dari pemasok independen.
Keputusan membuat atau membeli merupakan aspek penting dari strategi
sebagian besar perusahaan. Dalam industri sepatu atletik, isu membuat atau
membeli telah dibawa ke titik ekstrem, bahkan perusahaan seperti Nike dan
Reebok tidak memiliki keterlibatan dalam pembuatan, semua produksi telah
dialihdayakan, terutama untuk produksi yang berada di negara-negara upah
rendah.
28

Dalam beberapa tahun terakhir, keputusan pengalihdayaan telah


melampaui pembuatan produk, fisik dan merangkul kegiatan produksi jasa.
Keputusan pengalihdayaan menimbulkan banyak masalah untuk bisnis
yang murni domestik dan lebih banyak masalah lagi bagi bisnis
internasional. Keputusan ini di arena internasional diperumit oleh volatilitas
ekonomi politik negara tersebut, pergerakan nilai tukar, perubahan biaya
faktor relatif, dan lain-lain.Pada bagian ini, kita menguji alasan untuk
membuat sendiri suatu produk atau membelinya, dan kita
mempertimbangkan trade-off yang terlibat dalam keputusan tersebut. Lali
kita membahas aliansi strategis sebagai alternatif untuk memproduksi
semua atau sebagian dari produk dalam suatu perusahaan.

a. Keuntungan Membuat
1) Menurunkan Biaya
Perusahaan akan menuai hasil jika terus memproduksi
keseluruhan produk atau komponen bagiannya sendiri jika
perusahaan lebih efisien dalam kegiatan produksi dalam kegiatan
produksi daripada perusahaan lainnya. Misalnya, Boeing meninjau
keputusan membuat atau membeli yang berkenan dengan pesawat
jet komersial. Mereka memutuskan untuk melakukan alih daya
produksi beberapa bagian komponen, tetapi tetap mendesain dan
menyusun integrasi akhir pesawat. Alasan Boeing adalah bahwa ia
memiliki kompetensi inti dalam integrasi sistem yang besar, dan
lebih efisien dalam kegiatan ini daripada perusahaan sebanding lain
di dunia. Oleh karena itu, masuk akal bagi Boeing hanya melakukan
pengalihdayaan pada sebagian kegiatan produksinya.

2) Memfasilitasi Investasi Khusus


Aset Khusus merupakan aset yang nilainya bergantung pada
keberlanjutan hubungan tertentu. Sebagai contoh, bayangkan bahwa
Ford Eropa telah mengembangkan rancangan sistem injeksi bahan
29

bakar yang baru, berforma tinggi, berkualitas tinggi, dan unik.


Peningkatan efisiensi bahan bakar akan membuat mobil Ford mudah
terjual. Ford harus memutuskan apakah akan membuat sistem
produksi mandiri atau mengontrak perusahaan manufakturing lain
sebagai pemasok independen. Merakit sistem yang dirancang unik
ini membutuhkan investasi dalam peralatan khusus yang dapat
digunakan hanya untuk tujuan ini, tetapi tidak dapat digunakan
untuk membuat sistem injeksi bahan bakar untuk setiap mobil di
perusahaan lain. Dengan demikian, investasi dalam peralatan ini
merupakan investasi dalam aset khusus.

3) Melindungi Teknologi Produk Eksklusif


Teknologi produk eksklusif adalah unik bagi suatu
perusahaan. Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk
menghasilkan produk yang mengandung fitur unggulan, teknologi
eksklusif dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. Perusahaan tidak ingin pesaing mendapatkan teknologi
ini. Jika perusahaan melakukan pengalihdayaan produksi untuk
seluruh produk atau komponen yang mengandung teknologi
eksklusif, ia mendapati risiko nahwa pemasok tersebutakan
mengambil alih teknologi untuk digunakan sendiri atau akan dijual
kepada perusahaan pesaing. Jadi, untuk mempertahankan kembali
atas teknologi, perusahaan lebih memilih untuk membuat produk
atau komponen tersebut secara mandiri.

4) Meningkatkan penjadwalan
Argumen lain untuk memproduksi semua atau sebagian dari
produk secara mandiri adalah adanya penghematan biaya produksi
karena perencanaan, koordinasi, dan penjadwalan proses yang
berdekatan menjadi lebih mudah. Hal ini sangat penting bagi
perusahaan dengan sistem persediaan tepat waktu (just in time)
30

Untuk bisnis internasional yang bersumber di seluruh dunia,


masalah penjadwalan dapat diperburuk oleh waktu dan jarak antara
perusahaan dengan pemasoknya. Hal ini berlaku bahkan jika
perusahaan menggunakan subunit mereka sendiri sebagai pemasok
atau menggunakan pemasok independen. Namun, kepemilikan
fasilitas produksi hulu tidak masalah disini. Dengan menggunakan
teknologi informasi, perusahaan dapat mencapai koordinasiyang
erat antara berbagai tahap dalam proses produksi.

b. Keuntungan Membeli
1) Fleksibilitas Strategis
Keuntungan besar membeli komponen atau bahkan seluruh
produk, dari pemasok independen adalah bahwa perusahaan dapat
mempertahankan fleksibilitas dengan mengalihkan pesanan
pemasok lain apabila keadaan memaksa. Hal ini sangat penting
secara internasional, di mana perubahan nilai tukar dan hambatan
perdagangan dapat mengubah daya tarik sumber pasokan.
Memasok produk dari pemasok independen juga dapat
menguntungkan bila lokasi yang optimal untuk pembuatan suatu
produk dilanda risiko politik. Dalam keadaan seperti itu, investasi
langsung luar negeri untuk mendirikan operasi manufakturing
komponen di negara itu akan membuat perusahaan dapat terkena
risiko tersebut. Perusahaan dapat menghindari banyak risiko ini
dengan membelidari pemasok independen di negara itu, dengan ini
mempertahankan fleksibilitas untuk beralih sumber ke negara lain
jika terjadi perang, revolusi, atau perubahan politik lainnya yang
mengubah daya tarik negara sumber pasokan tersebut.
Namun, mempertahankan fleksibilitas strategis memiliki sisi
negatif. Jika pemasok merasakan bahwa perusahaan akan berganti
pemasok dalam menanggapi perubahan nilai tukar, hambatan
perdagangan, atau keadaan politik umum, pemasok tidak mungkin
31

bersedia untuk melakukan investasi pada pabrik dan peralatan


khusus yang pada akhirnyaakan menguntungkan perusahaan.

2) Biaya yang Lebih Rendah


Perusahaan yang membeli komponennya dari pemasok
independen dapat menghindari semua masalah dan biaya yang
terkait dengan hal tersebut. Perusahaan yang memasok dari pemasok
independen memiliki sedikit subunit yang perlu dikendalikan.
Masalah intensif yang terjadi dengan pemasokinternal tidak muncul
dengan pemasok independen. Pemasok internal independen tahu
mereka harus terus semakin efisien jika mereka ingin memenangkan
bisnisdari perusahaan. Juga, masalah harga transfer tidak terjadi
karena harga pemasok independenditetapkan oleh kekuatan pasar.
Singkatnya, membeli komponen dari pemasok independen
menghindari infisiensi birokrasi dan biaya yang dihasilkan yang
dapat timbul ketika perusahaan mengintegrasikan secara vertikal ke
belakang dan memproduksi komponen sendiri.

3) Offset
Alasan lain dari melakukan pengalihdayaan beberapa produk
manufakturing kepada pemasok independen yang berbasis di
negara-negara lain adalah bahwa hal itu dapat membantu perusahaan
menangkap lebih banyak pesanan dari negara itu. Misalnya,
perwakilan dari pemerintah AS telah berulang kali mendesak
perusahaan mobil Jepang untuk lebih banyak membeli bagian-
bagian komponen dari pemasok AS untuk mengimbangi sebagian
volume impor mobil Jepang ke AS.
32

c. Trade-Off
Manfaat terbesar dari membuat semua atau sebagian dari produk
secara mandiri muncul ketika diperlukan aset yang sangat khusus,ketika
integrasi vertikal diperlukanuntuk melindungi teknologi eksklusif, atau
ketika suatu perusahaan akan lebihefisien daripada pemasok eksternal
dalam melakukan proses produksi tertentu. Bila kondisi ini tidak ada,
risiko ketidakfleksibilitasan strategi dan masalah organisasi mendorong
keputusan perusahaan untuk lebih condong pada mengontrakkan
sebagian atau seluruh produksi kepada pemasok independen.

d. Aliansi Strategis dengan Pemasok


Beberapa perusahaan internasional telah mencoba untuk
memanfaatkan integrasi vertikal tanpa terkena masalah organisasi
dengan melakukan aliansi strategis dengan pemasok penting. Misalnya,
terjadi aliansi antara Kodak dan Canon, di mana Canon memproduksi
mesin fotokopi untuk dijual oleh Kodak. Dengan aliansi ini, Kodak telah
berkomitmen untuk hubungan jangka panjang dengan pemasok, yang
telah mendorong pemasok untuk melakukaninvestasi khusus. Aliansi
strategis membangun kepercayaan antara perusahaan dan pemasoknya.
Kepercayaan terjadi ketika perusahaan membuat komitmen yang
kredibel untuk terus membeli dari pemasok dengan persyaratan yang
layak. Sebagai contoh, perusahaan dapat menginvestasikan sebagian
uang kepada pemasok, mungkin dengan menjadi pemegang saham
minoritas, untuk menandakan bahwa perusahaan telah berniat untuk
membangun hubungan jangka panjang yang produktif dan saling
menguntungkan.

5. Mengelola Sebuah Rantai Pasokan Global


Logistik merupakan kegiatan yang diperlukan untuk mendapatkan
bahan-bahan dari pemasok, membawanya ke fasilitas produksi, melalui
proses manufakturing, dan keluar melalui sistem distribusi ke pengguna
33

akhir. Dalam bisnis internasional logistik berfungsi untuk mengelola rantai


pasokan global. Dua tujuan logistik adalah untuk mengelola rantai pasokan
global suatu perusahaan dengan biaya serendah mungkin dan dengan cara
yang terbaik untuk melayani kebutuhan pelanggan sehingga menurunkan
biaya penciptaan nilai dan membantu perusahaan membangun keunggulan
kompetitif melalui layanan pelanggan yang unggul.

a. Peran Persediaan Tepat Waktu


Dasar falsafah di balik tepat waktu (Just In Time – JIT) adalah
menghemat biaya penyimpanan persediaan dengan membuat bahan
yang tiba di pabrik secara tepat waktu untuk memasuki prosesproduksi,
bukan sebelumnya. Penghematan biaya yang besar berasal dari
mempercepat perputaran persediaan. Hal ini dapat megurangi biaya
penyimpanan persediaan, seperti penggudangan dan biaya
penggudangan.Ini berarti perusahaan dapat mengurangi jumlah modal
kerja yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan, membebaskan
modal untuk penggunaan lain dan/atau menurunkan persyaratan modal
total perusahaan. Ini juga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
yang diukur dengan imbal hasil modal yang diinvestasikan.
Sistem JIT juga dapat membantu perusahaan meningkatkan
mutu produk. Dibawah sistem JIT, partisi segera memasuki proses
manufakturing, mereka tidak digudangkan. Hal ini meningkatkan input
yang rusak akan terlihat dengan segera. Permasalahan tersebut
kemudian dapat ditelusuri sumbernya dan dapat diperbaiki sebelum
diproduksi lebih banyak lagi komponen cacat lainnya.
Kelemahan dari sistem JIT adalh bahwa ia membuat perusahaan
tidak memiliki persediaan cadangan. Meskipun persediaan cadangan
mahal untuk disimpan, hal tersebut dapat membantu perusahaan
merespon dengan cepat terhadappeningkatan permintaan dan gejolak
perusahaan atas kekurangan yang ditimbulkan oleh gangguan dari
pemasok.
34

b. Peran Teknologi Informasi dan Internet


Sistem informasi berbasis web memainkan peran penting dalam
manajemen material modern. Dengan melacak komponen dalam
perjalanannya dari seluruh dunia menuju pabrik perakitan, sistem
informasi memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan
penjadwalan produksi bertepatan dengan saat komponen yang
diharapkan tiba di lokasi perakitan. Dengan menempatkan komponen
dalam rantai pasokan yang tepat, sistem informasi yang baik
memungkinkan perusahaan untuk mempercepat produksi bila
diperlukan dengan menarik komponen kunci dari rantai pasokan secara
teratur dan menerbangkan komponen tersebut ke pabrik.
Perusahaan semakin meningkatkan penggunaan pertukaran data
elektronik (electronic data interchange – EDI) untuk mengoordinasikan
aliran bahan baku ke proses produksi, melalui proses manufakturing,
dan keluar untuk dikirim kepada pelanggan. Salah satu konsekuensi
sistem EDI adalah bahwa pemasok, pengirim, dan perusahaan pembeli
dapat berkomunikasi satu sama laintanpa adal waktu tunda sehingga
meningkatkan fleksibilitas dan respons dari seluruh sistem pasokan
global. Konsekuensi kedua adalah bahwa banyak dokumen antara
pemasok, pengirim, dan perusahaan pembelian dapat dihilangkan.
Sistem EDI yang baik dapat membantu perusahaan
mendesentralisasikan keputusan manajemen material untuk tingkat
pabrik dengan memberikan informasi yang dibutuhkan kepada manajer
tingkat korporat untuk mengoordinasikan dan mengendalikan kelompok
manajemen material terdesentralisasi.
35

C. Contoh Kasus

RI Manfaatkan Skema Imbal Dagang ke Afrika Selatan


Fiki Ariyanti, 23 Juli 2017

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan


mengelar pertemuan guna membahas kerja sama perdagangan antar kedua
negara. Hal ini dalam rangka meningkatkan neraca perdagangan kedua negara.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, untuk
memperlancar realisasi ekspor, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan
(Kemendag) akan memanfaatkan skema imbal dagang (counter trade) bagi
produk yang pengelolaannya masih melibatkan peran antarpemerintah.
Enggartiasto menjelaskan, produk-produk tersebut antara lain produk
energi yakni minyak dan gas dari Afrika yang dapat dibarter dengan produk
alutsista, transportasi, dan kelapa sawit Indonesia.
"Selain penjajakan PTA, pemerintah juga membantu dari segi
government to government lewat skema imbal dagang, serta melalui perwakilan
di luar negeri, baik ITPC maupun Atdag," ujar dia dalam keterangan tertulis di
Jakarta, Minggu (23/7/2017).
Sementara itu, Peneliti Institute of Development Economics and
Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai konsep imbal dagang akan membawa
keuntungan bagi kedua pihak. Menurut dia, membuka pasar lewat Afrika
Selatan adalah langkah yang tepat, karena Afrika Selatan merupakan negara
paling maju di Afrika.
"Konsepnya bagus karena bisa menguntungkan kedua pihak kan
harapannya. Kalau di Afrika ya memang yang paling maju itu Afrika Selatan,"
kata Eko.
Meski demikian, yang menjadi pekerjaan rumah baik bagi Indonesia
maupun Afrika Selatan yaitu bagaimana skema kerja sama ini terlaksana sesuai
dengan harapan, baik dari segi perdagangan maupun investasi.
36

"Yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara


mengimplementasikannya itu. Ketika kita menyodorkan model skema imbal
dagang yang istilahnya fair trade, nanti bagaimana menindak lanjutinya di
bawah, baik sifatnya dagang, maupun investasi, karena dua itu pasti terkait
antara hubungan dagang dan hubungan investasi," jelas dia.
Eko menuturkan jumlah investasi yang diberikan kepada suatu negara
akan berbanding lurus dengan volume perdagangan yang dihasilkan. "Misalkan,
investasi ke Afrika Selatan semakin besar, biasanya juga nanti akan diikuti oleh
volume perdagangan yang semakin besar juga. Dari situlah kemudian bisa
menimbulkan aktivitas ekonomi sekunder, misalkan penerbangan ke sana jadi
ada, kaya gitu multiplier effectnya," ujar dia.

D. Analisis Kasus
Imbal dagang atau Counter Trade adalah suatu skema perdagangan atau
praktek perdagangan dimana pemasok barang atau jasa menyetujui suatu
kondisi dalam perjanjian jual-beli untuk membalas dan menyanggupi suatu
persyaratan khusus tertentu sebagai kompensasi yang memberikan manfaat bagi
pembeli. Imbal dagang berfungsi untuk mengatasi berbagai masalah yang
ditemui dalam perdagangan biasa, misalnya kesulitan devisa atau mata uang,
akses pasar dan sebagainya.
Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan akan melaksanakan kerjasama
perdagangan untuk memperlancar realisasi ekspor. Melalui pemanfaatkan
skema imbal dagang bagi produk yang pengelolaannya masih melibatkan peran
antar pemerintah, seperti produk energi (minyak dan gas) dari Afrika yang dapat
dibarter dengan produk alutsista, transportasi, dan kelapa sawit. Dengan adanya
kerjasama tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak,
baik bagi Indonesia maupun Afrika Selatan karena hal tersebut dapat
menguntungkan. Namun ada hal yang harus diperhatikan yaitu bagaimana cara
mengimplementasikan kerjasama tersebut dengan baik agar tercapai tujuan
bersama.
37

Agar kerjasama tersebut dapat terelealisasikan dengan baik hal-hal yang


dapat dilakukan yaitu dengan menjalin hubungan yang baik antar kedua belah
pihak. Misal dengan rasa saling percaya dan tanggungjawab, menaati segala
peraturan yang telah dibuat dan menjalankan perjanjian yang telah dibuat
dengan baik sehingga tercapai tujuan bersama. Dan dengan memahami
kebudayaan yang ada di Afrika Selatan, sehingga komunikasi dapat berjalan
dengan lancar.
38

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan perdagangan internasional, salah satu halangan besar
yang dihadapi oleh eksportir adalah minimnya informasi mengenai adanya
peluang pasar asing. Selain itu, eksportir pemula juga menghadapi rintangan
lain seperti penundaan dan perangkap dalam perdagangan. Kurangnya
kepercayaan antara eksportir dan importir dapat diatasi dengan menggunakan
pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah pihak, biasanya sebuah bank
terkemuka. Hal ini terkait dengan penerbitan letter of credit, yang menyatakan
bahwa bank menjanjikan untuk membayar penerima manfaat, biasanya
eksportir, pada presentasi dokumen yang ditentukan dalam surat dokumen
tersebut. Sedangkan terkait dengan pembayarannya, dikenal instrumen yang
biasa disebut draf. Draf berisi perintah tertulis oleh eksportir yang
menginstruksikan importir, atau agen importir, untuk membayar jumlah tertentu
pada waktu tertentu. Imbal dagang merupakan salah satu alternatif pembayaran
dalam perdagangan internasional ketika cara konvensional pembayaran
menjadi sulit, mahal, atau tidak tersedia.
Imbal dagang (countertrade) mencakup berbagai kesepakatan yang
menyerupai barter. Biasanya, imbal dagang dilakukan oleh suatu negara untuk
menjaga cadangan devisanya. Dengan demikian, volume imbal dagang yang
meningkat pesat dapat mengindikasikan bahwa negara tersebut tengah
mengalami krisis.
Produksi dan fungsi logistik yang efisien dapat meningkatkan posisi
kompetitif sebuah bisnis internasional dengan menurunkan biaya penciptaan
nilai dan dengan melakukan kegiatan penciptaan nilai sehingga dapat
meningkatkan layanan pelanggan dan memaksimalkan nilai tambah. Pemilihan
lokasi produksi yang optimal harus mempertimbangkan faktor negara, faktor
teknologi, dan faktor produk.
39

Pabrik-pabrik asing dapat meningkatkan kemampuan dari waktu ke


wakti, dan ini dapat menjadi manfaat strategis yang besar bagi perusahaan.
Manajer perlu untuk melihat pabrik-pabrik asing sebagai pusat potensi
keunggulan dan untuk mendorong dan menumbuhkan upaya manajer lokal
untuk meningkatkan kemampuan pabrik.
Logistik meiputi semua kegiatan yang memindahkan bahan-bahan ke
fasilitas produksi, melalui proses produksi, dan keuar melalui sistem distribusi
ke pengguna akhir, fungsi logistik menjadi rumit dalam bisnis internasional
dengan jarak, waktu, nilai tukar, hambatan budaya, dan hal-hal lain.
Sistem JIT menghasilkan penghematan biaya yang besar dan
mengurangi biaya penggudangan dan biaya penyimpanan persediaan,
mengurangi kebutuhan untuk menghapus kelebihan persediaan, membantu
menemukan komponen yang rusak dan menghilangkan mereka dari proses
pembuatan dengan cepat sehingga meningkatkan kualitas produk. EDI
memainkan peran utama dalam manajemen bahan dengan fasilitas pelacakan
input, jadwal produksi optimal, komunikasi dengan pemasok secara real time,
menghilangkan dokumen fisik antara perusahaan dan pemasoknya.

B. Saran
Semoga dengan makalah ini, pembaca dapat memahami bagaimana
menghadapi permasalahan pengeksporan, pengimporan, imbal dagang, dan
menyusun strategi terkait kegiatan produksi perusahaan dalam menghadapi
perkembangan pasar global saat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca guna penyusunan makalah yang lebih baik.
40

DAFTAR PUSTAKA

Hill, Charles W.L, Wee, Chow-Hou, Udayasankar, Krishna, Sugiarto, Catur,


penerjemah. 2014. Bisnis Internasional Perspektif Asia. Jakarta: Salemba
Empat.
Liputan6. RI Manfaatkan Skema Imbal Dagang ke Afrika Selatan. Diakses pada
April 22, 2019, dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/3032247/ri-
manfaatkan-skema-imbal-dagang-ke-afrika-selatan

Anda mungkin juga menyukai