Anda di halaman 1dari 78

Kepemilikan benda adalah hak yang dimiliki seseorang, kelompok

orang, atau badan usaha yang berbadan hukum atau tidak


berbadan hukum untuk melakukan perbuatan hukum. BAB I
PENDAHULUAN
Penguasaan benda adalah hak seseorang, kelompok orang, atau
badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum
untuk melakukan perbuatan hukum, baik miliknya maupun milik A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
pihak lain.
Dalam sejarah perkembangan hukum Islam, istilah hukum
Pengusahaan benda adalah hak seseorang atau badan usaha yang Islam sering menimbulkan pengertian rancu, hingga kini hukum Islam
berbadan hukum atau tidak berbadan hukum untuk terkadang dipahami dengan pengertian syariah dan terkadang
mendayagunakan benda, baik miliknya maupun milik pihak lain. dipahami dengan pengertian fiqh.
Secara bahasa, kata syariah berarti “jalan ke sumber air” dan
“tempat orang-orang minum”. Orang Arab menggunakan istilah ini
Pengalihan hak kebendaan adalah pemindahan hak kepemilikan
khususnya dengan pengertian “jalan setapak menuju sumber air yang
dari subjek hukum yang satu ke subjek hukum yang lain. tetap dan diberi tanda yang jelas sehingga tampak oleh mata”. Dengan
pengertian bahasa tersebut, syariah berarti suatu jalan yang harus
Uang adalah alat tukar atau pembayaran yang sah, bukan sebagai dilalui.
komoditas. Adapun kata fiqh secara bahasa berarti “mengetahui,
memahami sesuatu”. Dalam pengertian ini, fiqh adalah sinonim kata
Orang adalah seseorang, orang perorangan, kelompok orang, atau “paham”. Al-Quran menggunakan kata fiqh dalam pengertian
badan hukum. memahami dalam arti yang umum. Ayat tersebut mengisyaratkan
bahwa pada masa Nabi, istilah fiqh tidak hanya berlaku untuk
permasalahan hukum saja, tetapi meliputi pemahaman seluruh aspek
ajaran Islam. (Ahmad Hanafi, 1970: 11)
Dalam perkembangan selanjutnya, fiqh dipahami oleh kalangan
ahli ushul al-fiqh sebagai hukum praktis hasil ijtihad. Kalangan fuqaha
(ulama fiqh) pada umumnya mengartikan fiqh sebagai kumpulan
hukum Islam yang mencakup semua aspek hukum syar’i, baik tertuang
secara tekstual maupun hasil penalaran atas teks. Pada sisi lainnya, di
kalangan ahli ushul fiqh, konsep syariah dipahami dengan pengertian
“teks syar’i” yakni sebagai al-Nash al-Muqaddas yang tertuang dalam
bacaan Al-Quran dan hadis yang tetap, tidak mengalami perubahan.
Fenomena perkembangan lainnya adalah adanya upaya untuk
membedakan antara syariah dengan fiqh. Di antaranya adalah Yusuf
Musa yang setelah mengutip beberapa rujukan seperti uraian Al-
Jurjani dalam Al-Ta’rifat, uraian Al-Gazali dalam Al-Mustasyfa, ia
menjelaskan perbedaan antara syari’ah dan fiqh dalam tiga aspek.

308 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 1


a. Perbedaan ruang lingkup, cakupannya. Syariah lebih luas meliputi berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
seluruh ajaran agama, sedangkan fiqh hanya mencakup hukum- kekuatan hukum tetap.
hukum perbuatan manusia.
b. Perbedaan dalam hal subjek. Subjek syariah adalah syar’i, yakni Wali adalah seseorang atau kurator badan hukum yang
Allah, sedang subjek fiqh adalah manusia.
ditetapkan oleh pengadilan untuk melakukan perbuatan hukum,
c. Perbedaan mengenai asal mula digunakannya kedua istilah tersebut
baik di dalam maupun di luar pengadilan, untuk kepentingan
dalam pengertian teknis. Kata syariah telah digunakan sejak awal
sejarah Islam seperti yang terdapat dalam Al-Quran (QS. 5: 48). terbaik bagi muwalla.
Adapun kata fiqh dalam pengertian teknis baru digunakan setelah
lahirnya ilmu-ilmu keIslaman, pada abad ke-2 Hijrah. Pengadilan adalah pengadilan/mahkamah syar'iyah dalam
Hukum Islam (fiqh) sebagai sebuah ketentuan, pada umumnya lingkungan peradilan agama.
bersandar pada dua kategorisasi hukum Islam, yakni ibadah dan
muamalah. Namun demikian, kategorisasi tersebut selain bersifat Amwal adalah benda yang dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan,
rancu, juga kurang lengkap. Bersifat rancu karena banyak materi dan dialihkan, baik benda berwujud maupun tidak berwujud,
hukum Islam bersatu dalam kedua kategori tersebut, misalnya wasiat. baik benda yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, baik
Bersifat kurang lengkap, karena banyak materi hukum Islam yang benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, dan hak yang
tidak termasuk dalam salah satu kategori tersebut, misalnya waris, mempunyai nilai ekonomis.
iinayah, munakahat dan lain-lain. (Abdul Djamali, 1988: 21)
Ada pula pendapat yang mengatakan kategorisasi hukum Islam
Benda berwujud adalah segala sesuatu yang dapat diindra.
yang lebih tepat adalah ubudiyah dan ghairu ubudiyah. Kategorisasi
Benda tidak berwujud adalah segala sesuatu yang tidak dapat
ini lebih mengarah pada pemilihan aspek hukum yang bercorak agama
dan aspek hukum yang bercorak peradaban, sekalipun aspek-aspek diindera.
tersebut bersatu dalam sebuah kasus hukum. Misalnya, permasalahan Benda bergerak adalah segala sesuatu yang dapat dipindahkan
qashar dan jama’ dalam shalat, ketentuan kebolehannya dan cara dari suatu tempat ke tempat lain.
mengerjakannya merupakan aspek ubudiyah, sementara batas atau
jarak perjalanan yang membolehkannya erat sekali dengan aspek Benda tidak bergerak adalah segala sesuatu yang tidak dapat
peradaban. Aspek-aspek ubudiyah dalam hukum Islam bersifat mutlak dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain yang menurut
dan universal, sedangkan aspek-aspek ghairu ubudiyah bersifat relatif sifatnya ditentukan oleh undang-undang.
dan kondisional.
Benda terdaftar adalah segala sesuatu yang kepemilikannya
B. LAPANGAN HUKUM ISLAM ditentukan berdasarkan warkat yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang.
Hukum Islam adalah hukum yang mengatur kehidupan
manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaannya di dunia dan
akhirat. Karena itu, hukum Islam mencakup aturan-aturan yang Benda tidak terdaftar adalah segala sesuatu yang kepemilikannya
mengatur perilaku manusia di dunia. Hukum Islam mencakup semua ditentukan berdasarkan alat bukti pertukaran atau pengalihan di
aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun anggota antara pihak-pihak.

2 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 387


Akad Salam adalah merupakan pembiayaan berupa talangan masyarakat dalam hubungannya dengan diri sendiri, manusia lain,
dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu alam lingkungan maupun hubungannya dengan Tuhan.
barang/jasa yang sudah ada, namun masih harus menunggu Jika kita bandingkan hukum Islam bidang muamalah dengan
waktu penyerahannya. hukum Barat yang membedakan antara hukum privat (hukum perdata)
dengan hukum publik, sama halnya dengan hukum adat di tanah
Akad Wadiah adalah akad titipan yang dilakukan oleh nasabah kepada Indonesia. Hukum Islam, tidak membedakan (dengan tajam) antara
pihak lembaga keuangan syariah dengan mendapatkan keuntungan hukum perdata dengan hukum publik ini disebabkan menurut sistem
berupa ujroh (fee). hukum Islam, pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada
hukum publik ada segi-segi perdata pula.
Amil adalah pengelola dana (modal) dalam akad mudharabah Itulah sebabnya, dalam hukum Islam tidak dibedakan kedua
bidang tersebut. Yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja, seperti
Ekonomi syari'ah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh (1) munakahat, (2) waratsab, (3) muamalat dalam arti khusus, (4)
jinayat atau ‘ukubat, (5) al-ahkam al-sulthaniyah (khalifah), (7)
orang per orang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan
mukhasamat.
hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi
Kalau bagian-bagian hukum Islam itu disusun menurut
kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut
sistematika hukum Barat yang membedakan antara hukum perdata dan
prinsip syari'ah. hukum publik seperti yang diajarkan dalam Pengantar Ilmu Hukum d
Indonesia, susunan hukum muamalah dalam arti luas itu adalah
Subyek hukum adalah orang perseorangan, persekutuan, atau sebagai berikut :
badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum Hukum perdata (Islam) mencakup:
yang memiliki kecakapan hukum untuk mendukung hak dan (1) munakahat; mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
kewajiban. perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya;
(2) waratsab; mengatur segala masalah yang berhubungan dengan
Kecakapan hukum adalah kemampuan subyek hukum untuk pewaris, ahli waris, harta peninggalan, serta pembagian warisan.
melakukan perbuatan yang dipandang sah secara hukum. Hukum kewarisan Islam ini disebut juga dengan ilmu fara’id;
(3) mu’amalat dalam arti khusus, mengatur masalah kebendaan dan
hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual beli,
Anak adalah seseorang yang berada di bawah umur 18 tahun
sewa menyewa, pinjam-meminjam, perserikatan, dan sebagainya.
yang dipandang belum cakap melakukan perbuatan hukum atau
belum pernah menikah. Hukum publik (Islam) mencakup:
(1) jinayat; yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-
Perwalian adalah kewenangan yang diberikan kepada wali untuk perbuatan yang diancam dengan hukuman. baik dalam jarimah hudud
melakukan perbuatan hukum atas nama dan untuk kepentingan maupun dalam jarimah ta’zir. Jarimah adalah perbuatan pidana.
muwalla. Jarimah hudud adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk
dan batas hukumnya dalam Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad
Muwalla adalah seseorang yang belum cakap melakukan SAW. (budud jamak dan hadd yang artinya batas). Jarimah ta‘zir
perbuatan hukum, atau badan usaha yang dinyatakan taflis/pailit adalah perbuatan pidana yang bentuk dan

306 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 3


ancaman hukumannya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi GLOSARIUM
pelakunya ta’zir artinya ajaran atau pengajaran);
(2) al-ahkam al-sulthaniyah; membicarakan soal-soal yang
Akad adalah kontrak dua pihak atau lebih yang bersifat
berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan, baik
pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak, dan mengikat masing-masing pihak yang terlibat termasuk
sebagainya; pengenaan sanksi manakala terjadi wanprestasi atas
(3) siyasat; mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan kesepakatan yang disepakati.
pemeluk agama dan negara lain;
(4) mukhasamat; mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hukun Akad Tijarah adalah akad komersil, akad untuk mencari
acara. profit/keuntungan dari bagi hasil yang melibatkan
Jika bagian hukum Islam bidang mu’amalah dalam arti luas pendapatannya.
tersebut dibandingkan dengan susunan hukum Barat, seperti yang telah
menjadi tradisi diajarkan dalam Pengantar Ilmu Hukum di Indonesia, Akad Mudharabah adalah pihak perjanjian antara kedua belah
butir 1) dapat disamakan dengan hukum perkawinan, butir (2) dengan pihak yang salah satu dari keduanya memberi modal (pihak
hukum kewarisan, butir (3) dengan hukum benda dan hukum pertama) 100% kepada yang lain supaya dikembangkan atau
perjanjian, terdata khusus, butir (4) dengan hukum pidana, butir (5) dikelola. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan diawal.
dengan hukum ketatanegaraan, yakni tata negara dan administrasi
negara, butir 6) dengan hukum internasional, dan butir (7) dengan
Akad Musyarakah adalah akad kerja sama antara kedua belah
hukum acara. (Mohammad Daud Ali, 1999: 50)
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-
Dengan demikian, hukum Islam mengatur semua aspek
kehidupan manusia sehingga seorang Muslim dapat melaksanakan masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
ajaran Islam secara utuh. Keutuhan hukum Islam tidak berarti bahwa bahwa keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan
semua aspek sudah diatur oleh hukum Islam secara detail, kecuali kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
masalah ibadah, hukum Islam memberikan pandangan mendasar bagi
aspek muamalah, sehingga perilaku sosial manusia memiliki landasan Akad Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara
hukum yang memberi makna dan arah bagi manusia. Kendatipun bank/perbankan syariah dengan nasabah.
secara operasional urusan muamalah diserahkan kepada manusia,
prinsip-prinsip dasar hubungan tersebut diberi dasar oleh hukum Islam Akad Ijarah adalah akad antara bank (mu’ajjir) dengan nasabah
sehingga aspek-aspek kehidupan manusia dapat terwujud secara Islami (mutta’jir) untuk menyewa suatu barang/objek sewa milik bank
pula. san bank mendapat imbalan jas atas barang yang disewanya
Secara umum, pembahasan tentang hukum Islam dan di akhiri dengan objek sewa oleh nasabah.
menurut Wahbah Al Zuhaili mencakup dua bidang, Pertama, hukum
Islam yang menjelaskan tentang ibadah, yaitu yang mengatur Akad Istishna adalah talangan dana yang dibutuhkan nasabah
hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti shalat, puasa, zakat, untuk membeli suatu barang atau jasa yang belum ada
ibadah haji, memenuhi nadzar, dan membayar kifarat terhadap
wujudnya, melibatkan pihak ketiga.
pelanggaran sumpah. Kedua, hukum Islam yang menjelaskan
Rukun Istishna yaittu adanya Sighot yaitu Ijab dan Qabul

4 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 305


Akad Wadiah mencakup seluruh hukum Islam, selain masalah-masalah ubudiyah,
164 seperti ketentuan jual-beli dan sebagainya.

Amil C. PRINSIP DAN ASAS-ASAS HUKUM ISLAM


194
1. Prinsip-Prinsip Hukum Islam
Amwal
Sebenarnya, tidak ada perbedaan mendasar tentang prinsip-
209, 212, 216, 229, 230 prinsip hukum Islam yang dikemukakan oleh para ahli. Perbedaan
tersebut timbul dari aspek jumlah prinsip hukum Islam yang
Fiqh dikemukakan para ahli tersebut. Namun, sesungguhnya esensi dan
1, 2, 7, 10, 14, 68, 93, 94, 96, 110, 118, 125, 135, 136, 139, 140, prinsip hukum Islam adalah sama, yaitu bermuara pada prinsip hukum
145, 174, 189, 195, 299 Islam bertitik tolak dan prinsip akidah Islamiyah dengan sentralnya
adalah tauhid.
Muwalla Prinsip hukum Islam meliputi prinsip umum dan prinsip
209, 211, 212 khusus. Prinsip umum ialah prinsip keseluruhan hukum Islam yang
bersifat universal, sedangkan, prinsip khusus ialah prinsip-prinsip
Perwalian setiap cabang hukum, seperti prinsip tauhid, keadilan, amar ma’ruf
56, 72, 209 nahi munkar, al-hurriyyah (kebebasan atau kemerdekaan), al-musawah
(persamaan atau egalite), ta’awun (tolong menolong), dan tasamuh
Syariah (toleransi).
1, 2, 7, 8, 11, 13, 79, 83, 92, 93, 98, 104, 108, 112, 114, 115,
117, 121, 122, 127, 129, 130, 131, 133, 134, 135, 138, 139, 2. Asas-Asas Hukum Islam
141, 142, 143, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 152, 156, 157,
158, 159, 160, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 1669, 170, 172, Hukum Islam seperti hukum-hukum yang lain mempunyai
173, 174, 175, 176, 177, 178, 179, 180, 181, 182, 183, 184, asas-asas sebagai sendi pokok dari hukum tersebut. Kekuatan sesuatu
185, 186, 187, 203, 229, 280, 285, 286, 287, 288, 294, 295, 297 hukum, seperti sukar-mudahnya, hidup-matinya, dapat diterima atau
ditolak masyarakat; bergantung pada asas-asasnya. Dengan demikian,
Wali asas-asas hukum Islam mutlak dimiliki oleh hukum tersebut.
Asas hukum Islam berasal dan sumber hukum Islam, terutama
32, 49, 50, 51, 52, 54, 56, 57, 72, 84, 127, 209, 210, 211, 212,
Al-Quran dan hadis yang dikembangkan oleh akal pikiran orang yang
252, 257, 264, 272, 298
memehuhi syarat untuk ijtihad. Asas-asas hukum Islam, di samping
asas-asas hukum yang berlaku umum, tiap-tiap bidang dan lapangan
mempunyai asas sendiri-sendiri.
Asas hukum Islam diperlukan karena tidak semua
pemecahan masalah hukum atas berbagai kehidupan manusia di dunia
di rinci

304 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 5


secara jelas dan tegas dalam Al-Quran dan sunah. Oleh karena itu, INDEX
pendekatan linguistik (Al-Qawa’id Al-Lughawiyyah), oleh para ahli
ushul digunakan untuk menetapkan kaidah-kaidah hukum. Al-Quran Akad
dan sunah yang berbahasa Arab akan dapat dipahami kandungan 93, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 117, 118, 119, 120,
hukum-hukumnya dengan pemahaman yang sahih, dengan memper- 127, 128, 147, 149, 154, 163, 166, 173, 174, 175, 190, 191,
hatikan ushul bahasa Arab dan cara-cara pemahamannya. Pendekatan 213, 214, 215, 225, 228, 229, 230, 234, 235, 236, 241, 242,
linguistik itu saja tidaklah memadai dan tidak cukup membantu untuk 243, 244, 245, 266, 276, 277, 278, 279, 280, 281, 285, 286,
memahami kaidah hukum. Oleh karena itu, para ahli ushul menetapkan
306, 285, 306
kaidah-kaidah hukum, yang dikenal dengan Al-Qawa’id al-
Tasyri’iyyah.
Dalam menggali dan mencari hukum untuk masalah yang Akad Ijarah
belum ada nashnya, umat Islam harus berpegang pada prinsip berpikir 119, 120, 127, 128, 147, 174, 175, 213,214, 215, 228, 230, 241,
dan bertindak demi terwujudnya tujuan hukum, yaitu kemaslahatan 242, 243, 244, 245, 266, 285, 286, 306
hamba di dunia dan akhirat. Aktivitas berpikir ini hendaknya
berpegang pada asas-asas hukum Islam yang telah digali dalam sumber Akad Istishna
hukum Islam 117, 118, 128, 225, 228, 306
itu sendiri.
Menurut Tim Pengkajian Hukum Islam Badan Pembinaan Akad Mudharabah
Hukum Nasional Departemen Kehakiman, dalam laporannya tahun 93, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 127, 128, 147, 149,
1983/1984, asas-asas hukum Islam termasuk ke dalam asas hukum 154, 1663, 166, 173, 174, 190, 191, 213, 214, 228, 229, 234,
yang bersifat umum yang meliputi (1) asas keadilan, (2) asas kepastian 235, 236, 276, 277, 278, 279, 280, 281, 285, 306
hukum, dan (3) asas kemanfaatan.
Adapun yang dimaksud dengan asas-asas hukum Islam dalam Akad Musyarakah
tulisan ini merupakan rangkuman pandangan para ahli tentang asas-
91, 92, 93, 95, 9, 97, 98, 99, 127, 128, 149, 154, 173, 179, 190,
asas hukum Islam yang terdiri dari :
191, 214, 228, 277, 285, 306
(1) Meniadakan kepicikan,
(2) Tidak memperbanyak beban,
(3) Menempuh jalan penahapan, Akad Murabahah
(4) Asas seiring dengan kemaslahatan manusia, 106, 107, 108, 109, 111, 112, 113, 114, 127, 128, 129, 147,
(5) Asas mewujudkan keadilan. 163, 184, 190, 191, 213, 214, 227, 228, 275, 285, 286, 287, 306

D. TUJUAN HUKUM ISLAM Akad Salam


85, 110, 114, 115, 1166, 117, 118, 128, 214, 225, 285, 306
Tujuan Allah SWT. mensyariatkan hukumnya adalah
memelihara kemaslahatan manusia, sekaligus menghindari mafsadat, Akad Tijarah
baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan tersebut hendak dicapai 306
melalui perintah dan larangan (taklif), yang pelaksanaannya

6 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 303


Suny, Ismail. Kedudukan Hukum Islam Dalam Sistem bergantung pada pemahaman sumber hukum yang utama, yaitu Al-
Ketatanegaraan Indonesia. Bandung: Rosdakarya, 1994. Quran dan hadis.
Dalam kasus hukum yang secara eksplisit dijelaskan dalam
Su’ud, Abu. Islamologi (Sejarah, Ajaran dan Peranannya Dalam kedua sumber itu, kemashlahatan dapat ditelusuri melalui teks yang
Peradaban Umat Manusia). Jakarta: Rineka Cipta, 2003. ada. Jika dijelaskan, kemashlahatan itu dijadikan titik tolak penentuan
hukumnya. Kemashlahatan seperti itu lazim digolongkan dalam Al-
Mashiahab Al-Mu’tabarah. Berbeda halnya jika kemashlahatan itu
Yunus, Jamal Lulail. Manajemen Bank Syari’ah. Malang: UIN-
tidak dijelaskan secara eksplisit dalam dua sumber itu. Dalam hal in
Malang Press, 2009.
peranan mujtahid sangat penting untuk menggali dan menemukan
mashlahat yang terkandung dalam menetapkan hukum. Pada dasarnya,
Yusuf, Ali Anwar. Islam dan Sains Modern. Bandung: Pustaka Setia,
hasil penelitian itu dapat diterima, selama tidak bertentangan dengan
2006.
mashlahat yang telah ditetapkan kedua sumber tersebut. Jika terjadi
pertentangan, mashlahat dimaksud digolongkan sebagai Al-
Zein, Satria Effendi M. Arbitrase dalam Islam dalam Mimbar
MaslahatAl-Mughat.
Hukum No. 16 Tahun V. Jakarta: Yayasan Al Hikmah
Tujuan syariat Islam perlu diketahui oleh mujtahid untuk
Ditbinbapera, 1994.
mengembangkan pemikiran hukum dalam Islam secara umum dan
menjawab persoalan-persoalan hukum kontemporer yang kasus-
---------- Aliran-Aliran Hukum Islam. Materi Kuliah Pascasarjana
kasusnya tidak diatur secara eksplisit oleh Al-Quran dan hadis. Lebih
Hukum UI. Jakarta: 1999.
dan itu, tujuan hukum perlu diketahui dalam rangka mengetahui
apakah suatu kasus masih dapat diterapkan berdasarkan satu ketentuan
Zuhri,Muh. Riba Dalam Al Qur'an dan Masalah Perbankan. Jakarta:
hukum karena adanya perubahan struktur sosial hukum tersebut dapat
PT Raja Grafindo Persada, 1996.
diterapkan.
Untuk menangkap tujuan hukum yang terdapat dalam sumber
hukum, diperlukan sebuah keterampilan yang dalam ilmu ushul fiqh
disebut dengan Maqashid Al-Syariah. Dengan demikian, pengetahuan
Maqashid Al-Syariah menjadi kunci bagi keberhasilan mujtahid dalam
ijtihadnya.
Pencarian para ahli Ushul Al-Fiqh terhadap mashlahat
itu diwujudkan dalam bentuk metode ijtihad. Berbagai istilah telah
digunakan untuk menyebut metode penemuan hukum. Namun, pada
dasarnya, semua metode itu bermuara pada upaya penemuan
mashlahat, dan menjadikannya sebagai alat untuk menetapkan hukum
yang kasusnya tidak disebutkan secara eksplisit, baik dalam Al-Quran
ataupun hadis. Atas dasar asumsi ini, dapat dikatakan bahwa setiap
metode penetapan hukum yang dipakai oleh para ahli Ushul Al-Fiqh
bermuara pada Maqashid Al-Syari’ah, yaitu tujuan hukum yang
diturunkan oleh Allah SWT. Lebih lanjut, para mujtahid menegaskan

302 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 7


bahwa sesungguhnya syariat itu bertujuan mewujudkan kemaslahatan K. Lubis, Suhrawardi. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar
manusia di dunia dan di akhirat. Grafika, 2000.
Kemaslahatan yang dimaksud dapat terwujud manakala lima
pokok hal dapat diwujudkan dan dipelihara. Kelima unsur pokok L.Doi, Abdurrahman. Shari'ah, The Islamic Law. London: Ta Ha
tersebut adalah : Publishers, 1984.
1. Hifzhu Ad-Din, yaitu memelihara agama.
2. Hifzhu Al-Mal, yaitu memelihara harta kekayaan. Muhammad. Lembaga Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta: Graha Ilmu,
3. Hifzhu An-Nasl, yaitu memelihara keturunan. 2007.
4. Hifzhu Al-Aql, yaitu memelihara akal.
5. Hifzhu Al-Nafi, yaitu inemeliharajiwa Nasution, Harun, et al.Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta:
Dalam usaha mewujudkan dan memelihara lima unsur pokok Djambatan, 1992.
itu, para ulama fikih membagi tiga tingkatan tujuan syariah, yaitu : --------------------.Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah, Analisa
1. Maqashid Al-Dharuriyat yaitu untuk memelihara lima unsur pokok Perbandingan, Jakarta: UI Press, 1996.
dalam kehidupan manusia.
2. Maqashid Al-Hajiyat, yaitu untuk menghilangkan kesulitan atau Ria, Wati Rahmi. Islamologi. Suatu Pengantar Ilmu Hukum Islam.
menjadikan pemeliharaan terhadap lima unsur pokok menjadi lebih Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007.
baik.
3. Maqashid Al-Tahsiniyat yaitu agar manusia melakukan yang ------------------- Aspek Yuridis Hukum Waris Islam. Bandar Lampung:
terbaik untuk penyempurnaan pemeiharaan lima unsur pokok. Universitas Lampung, 2008.
(Miftah Faridl, 2001: 9)
Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil.
E. CIRI-CIRI HUKUM ISLAM Yogyakarta: UII Press, 2004.

Hukum Islam adalah hukum yang berwatak dan mempunyai Rifa’I, Moh. Ilmu Fikih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya Toha
ciri-ciri khas. Hukum Islam mempunyai tiga spesifikasi yang Putra, 1978.
merupakan ketentuan-ketentuan yang tidak berubah, yaitu:
1. Takamul, yakni sempurna bulat dan tuntas serta komprehensif. Rosyada, Dede. Hukum Islam dan Pranata Sosial. Jakarta: Lembaga
Hukum Islam membentuk umat dalam suatu kesatuan yang Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1992.
bulat walaupun umat Islam itu berbeda-beda bangsa dan suku. Dalam
menghadapi asas-asas yang umum, umat Islam bersatu padu, meskipun Sholihin, Ahmad, Ifham.2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah.
dalam segi-segi kebudayaan berbeda-beda. Hukum-hukum Islam, Jakarta:PT Gramedia
walaupun masa berganti masa, ia tetap mempunyai ciri khas.
2. Wasathiyah (moderat) Sjahdeni, Sutan Remy. Perbankan Islam. Materi Kuliah
Hukum Islam memenuhi jalan tengah, jalan wasathan, jalan yang Pascasarjana Hukum UI. Jakarta, 1999.
seimbang, tidak terlalu berat ke kanan mementingkan kejiwaan dan
tidak berat pula ke kiri mementingkan kebendaan. Inilah yang
diistilahkan dengan teori wasathiyah, menyelaraskan antara kenyataan

8 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 301


Arifin,Busthanul. Pelembagaan Hukum Islam di Indonesia, Akar dan fakta dengan ideal dan cita-cita. Hal ini disebutkan dalam
Sejarah, Hambatan dan Prospeknya. Jakarta: Gema Insani banyak tempat dalam Al-Quran, diantaranya terdapat dalam QS Al
Press, 1996. Baqarah: 143. Kata wasath dalam Al-Quran senantiasa dipergunakan
pada kedudukan yang paling balk di antara tiga kedudukan, yaitu:
Aulawi, A. Wasit. Sejarah Perkembangan Hukum Islam. Jakarta: Ifrath, I’tidal dan Tafrith.
Gema Insani Press, 1996. 3. Harakah (bergerak, berkembang, dan dinamis)
Dan segi harakah, hukum Islam mempunyai kemampuan
Azhar Basyir, Ahmad. Kontemporer Dalam Pandangan bergerak dan berkembang, mempunyai daya hidup, dapat membentuk
Neomodernisme. Yogyakarta: Lesiska, 1996. diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Hukum Islam
terpancar dari sumber yang luas dari dalam, yaitu Islam yang
Azhary, Muhammad Tahir. Negara hukum. Jakarta: Bulan bintang, memberikan sejumlah hukum positif kepada manusia yang dapat
1992. dipergunakan untuk segenap masa dan tempat.
4. Universal
----------- Bunga Rampai Hukum Islam. Jakarta: Ind-Hill-Co, 1992. Akidah dan hukum Islam tidak ditujukan kepada suatu
kelompok atau bangsa tertentu, melainkan sebagai rahmatan lil
Firdaus, NH Muhammad, dkk. 2005. Briefcase Book Edukasi ‘alamin, sesuai dengan tugas yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.
Profesional Syariah: Sistem Keuangan & Investasi Syariah. Jakarta Hukum Islam diturunkan Allah, guna dijadikan pedoman hidup
:Renaisan. seluruh manusia yang bertujuan memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Dengan demikian, hukum Islam bersifat universal, untuk
Gibb, HAR. Mohammadanism. London: Oxford University. seluruh umat manusia di muka bumi serta dapat diberlakukan di setiap
bangsa dan negara. Kenyataan membuktikan bahwa agama Islam telah
Haryono, Anwar. Indonesia Kita. Jakarta: Gema Insani Press, 1995. tersebar di seluruh penjuru dunia. Ini satu bukti keuniversalan Islam,
yang dapat diterima oleh setiap bangsa yang dapat memahami esensi
Huda, Nurul dan Nasution, Mustofa ,Edwin. 2008. Investasi Pada ajaran Islam.
Pasar Modal Syariah. Jakarta:Kencana. Berlaku atau tidaknya hukum Islam di suatu negeri, tidak
mengurangi keuniversalannya sebab hal itu bergantung pada kesadaran
Iqbal, Zamir & Mirakhor, Abas. 2008. Pengantar Keuangan Islam: bersyariat dari masyarakat Islam di negeri yang bersangkutan. Bagi
Teori &Praktik. Jakarta:Kencana. orang yang kualitas imannya dan pemahamannya terhadap hukum
Islam tinggi, ia berusaha mengamalkannya secara utuh dalam setiap
Izetbegovic, Aliya Ali. Islam Antara Timur Dan Barat. Bandung: aspek kehidupannya. Sebaliknya, bagi orang yang kurang memahami
Pustaka, 1993. esensi syariat Islam, tidak demikian.
5. Elalastis dan Manusiawi
Kamal, Musthafa (et al). Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. Hukum Islam berisi disiplin-disiplin yang dibebankan
Jakarta: Persatuan, 1991. kepada setiap mukalaf. Disiplin-disiplin tersebut wajib dilaksanakan
oleh para mukalaf dan berdosa bagi yang melanggarnya. Meskipun
Kazarian, Elias G. Islamic Versus Traditional Banking, Financial jalurnya sudah jelas membentang, dalam keadaan tertentu terdapat
Innovation in Egypt.Bouder (et al): West View Press, 1993

300 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 9


elastis, luwes, dan manusiawi. Demikian pula, adanya qiyas, ijtihad,
istihsan, dan mashlahah mursalah, merupakan salah satu jalan keluar
dari kesempitan.
Adapun ciri-ciri hukum Islam menurut pandangan Mohammad
Daud Ali antara lain : DAFTAR PUSTAKA
1. Hukum Islam merupakan bagian dan sumber dari agama Islam;
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari Al Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI.
iman atau akidah dan kesusilaan atau akhlak Islam;
3. Mempunyai dua istilah kunci, yaitu : Abdullah, Abdul Gani. Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata
a. Syariat Hukum Indonesia, Jakarta: Gema Insani Press, 1994
b. Fiqh
Syariat terdiri dan wahyu Allah dan sunah Nabi Muhammad Ali, M. Daud. Hukum Islam Peradilan Agama dan Masalahnya.
SAW., sedangkan fiqh adalah pemahaman dan hasil Bandung: Rosdakarya, 1994.
pemahaman manusia tentang syariat.
4. Terdiri dan dua bidang utama, yakni: ---------- Asas-asas Hukum Islam. Jakarta: Rajawali Press, 1991
a. Ibadah
b. Muamalah dalam arti yang luas Alma, Buchari dan Priansa, Donni Juni. Menejemen Bisnis Syari’ah.
Ibadah bersifat tertutup karena telah sempurna, sedangkan Bandung: Alfabeta, 2009.
mu’amalah dalam arti khusus dan luas bersifat terbuka untuk
dikembangkan oleh manusia yang memenuhi syarat situasi Al Musawi, A. Syarafuddin. Dialog Sunnah-Syiah. Bandung: Mizan,
masa ke masa; 1992
5. Struktur yang berlapis, terdiri dari :
a. Nash atau teks; Al-Quran, Ali, Zainuddin. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2007
b. Sunah Nabi Muhammad SAW. (untuk syariat),
c. Hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang wahyu dan Amnawaty dan Wati Rahmi Ria. Hukum dan Hukum Islam. Bandar
sunah, Lampung: Universitas Lampung, 2008.
d. Pelaksanaannya dalam praktik, baik berupa keputusan hakim,
maupun berupa amalan-amalan umat Islam dalam masyarakat Asmunia, Yusran. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo
(untuk fiqh); Persada, 1996.
6. Mendahulukan kewajiban daripada hak, amal daripada pahala;
7. Dapat dibagi menjadi : A.Saleh, Nabil. Unlawfull Gain And Legitimate Profit in Islamic Law:
a. Hukum taklifi atau hukum laklif yakni al-ahkam al-khamsah, Riba, Gharar and Islamic Banking. Cambridge:
yaitu lima kaidah, lima jenis hukum, lima kategori hukum, lima Cambridge University Press, 1986.
penggolongan hukum yakni, jaiz, sunat, makruh, wajib, dan
haram, Ash Shiddieqy, Hasbi. Pengantar Fiqh Muamalah. Jakarta: Bulan
b. Hukum wadh’i yang mengandung sebab, syarat halangan Bintang, 1989.
terjadi atau terwujudnya hubungan hukum.
Arifin, Zainul. Perkembangan Bank Muamalat Indonesia, Harian
Ekonomi Neraca, 11 Januari 1999.

10 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 299


memperhatikan kepentingan peserta serta pihak lain yang berhak atas manfaat
pensiun sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah.
(2) Dana Pensiun Syari'ah wajib diselenggarakan sesuai dengan peraturan Dana Pensiun
Syari'ah dan wajib memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
BAB II
Pasal 672 AJARAN DAN SUMBER HUKUM ISLAM
(1) Setiap Dana Pensiun Syari'ah wajib menyampaikan laporan berkala mengenai
kegiatannya kepada pejabat yang berwenang yang terdiri dari:
a) laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik; dan A. PENGANTAR
b) laporan teknis yang disusun oleh pengurus atau oleh pengurus dan aktuaris sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
(2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Luasnya jangkauan wawasan Islam telah disampaikan oleh
ayat di atas, pejabat yang berwenang melakukan pemeriksaan langsung terhadap Rasulullah Saw. dengan sabdanya, "Iman itu tersusun atas 69 rangka,
Dana Pensiun Syari'ah.
(3) Setiap pendiri, mitra pendiri, pengurus, dan penerima titipan wajib memperlihatkan dan malu itu salah satu rangka iman",(HR. Bukhari). Lalu "Setinggi-
buku, catatan, dokumen serta memberikan keterangan yang diperlukan dalam tingginya mengakui keesaan Allah dan kerasulan Muhammad Saw.,
rangka pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(4) Dalam rangka pemeriksaan langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
sedang yang serendah-rendahnya ialah menyingkirkan duri dan jalan
pejabat yang berwenang dapat menunjuk akuntan publik dan/atau aktuaris. yang dilalui” (HR Muslim). Rangka atau cabang-cabang tersebut
Pasal 673
dikelompokkan dalam tiga golongan besar, yaitu aqidah, syariah,
(1) Dana Pensiun Syari'ah yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dan akhlaq. Akidah (aqidah) membahas asas beragama yang
Syari'ah wajib memiliki laporan aktuaris yang harus disampaikan kepada pejabat yang berupa keimanan atau keyakinan tentang jagad raya dan kekuatan-
berwenang sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali atau apabila dilakukan
perubahan terhadap peraturan Dana Pensiun Syari'ah. kekuatan supranatural yang ada. Syariat (syar iah) mencakup ibadah
(2) Laporan aktuaris harus menyatakan: khusus (ibadah ritual) dan muamalah (mu’amalah) merupakan
a. besarnya iuran yang diperlukan untuk membiayai program pensiun;
b. cukup tidaknya kekayaan yang dimiliki Dana Pensiun Syari'ah untuk pembayaran
ibadah sosial yang mencakup bidang- bidang keluarga (al-ilah);
manfaat pensiun; dan kemasyarakatan (al-ijtim a' yyah); politik (as-siaasah); ekonomi
c. besarnya angsuran iuran tambahan untuk menutupi kekurangan pendanaan, (al-iqtishadiyah); pendidikan (at-tar biyah); kesenian, dan
yang perlu dibayarkan selama jangka waktu yang diperkenankan dalam
ketentuan tentang pendanaan dan solvabilitas yang ditetapkan oleh pejabat kejasmanian (kedokteran, olahraga, dan gizi). Akhlak meliputi tata
yang berwenang. krama dalam kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan
Pasal 674 berbangsa dan bernegara di samping dalam bidang hubungan antara
(1) Setiap Dana Pensiun Syari'ah wajib mengumumkan neraca dan perhitungan hasil makhluk dengan Allah SWT.
usaha kepada peserta menurut bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
Ajaran Islam mendasarkan pada enam pokok kepercayaan,
(2) Pengurus wajib menyampaikan keterangan kepada setiap peserta mengenai hal-hal yang dikenal dengan istilah enam rukun iman. Keimanan dalam Islam
yang timbul dalam rangka kepesertaannya dalam bentuk dan waktu yang menekankan pada kepercayaan dan pengakuan atau beriman kepada
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
(3) Pengurus wajib menyampaikan keterangan kepada peserta mengenai setiap semua yang bersifat gaib sekalipun, yang bukan sekadar mengakui
perubahan yang terjadi pada peraturan Dana Pensiun Syari'ah. keberadaannya, melainkan juga mengakui kebenarannya. Termasuk di
(4) Pengurus wajib menyampaikan keterangan pribadi yang menyangkut masing-masing
peserta. dalamnya iman terhadap
(1) Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah;
(2) kitab-kitab suci yang merupakan pokok ajaran agama-
agama terdahulu, yang terdiri dan Taurat, Zabur, Injil, dan
Quran;
(3) para malaikat, yaitu jenis makhluk rohani yang bertugas untuk
melaksanakan seluruh karsa atau kemauan Allah

298 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 11


dalam melaksanakan kekuasaan terhadap para hamba Allah (3) Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, bank atau perusahaan
ta’min jiwa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib mengajukan permohonan
lainnya; pengesahan kepada pejabat yang berwenang, dengan melampirkan peraturan
(4) Rasulullah, yaitu para nabi yang sekaligus bertugas untuk Dana Pensiun.
menyebar luaskan agama Allah;
(5 akan datangnya hari kiamat, yaitu hari kebangkitan kembali Pasal 665
Setiap perubahan atas peraturan Dana Pensiun Syari'ah wajib mendapatkan pengesahan
seluruh umat manusia setelah masa kehancuran, untuk dari pejabat yang berwenang.
mempertanggung jawabkan seluruh amalan dalam hidup,
Pasal 666
dan terakhir beriman terhadap adanya (1) Kepesertaan dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah terbuka bagi
(6) qadla dan qodar, yaitu ketentuan atau nasib baik atau buruk perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri.
(2) Peserta berhak atas iurannya, termasuk di dalamnya iuran pemberi kerja atas nama
dari makhluk yang berada di tangan Allah. peserta, apabila ada, ditambah dengan hasil pengembangannya, terhitung sejak
tanggal kepesertaannya yang dibukukan atas nama peserta pada Dana Pensiun
Manifestasi penyerahan diri pemeluk Islam secara ritual Lembaga Keuangan Syari'ah.
dirumuskan dalam lima rukun Islam. Perilaku ritual dalam Islam (3) Dalam hal peserta meninggal dunia, maka hak peserta menjadi hak ahli warisnya.
dirumuskan dalam rukun Islam, yang terdiri dari lima peribadatan.
Pasal 667
Pertama, mengucapkan syahadat atau pengakuan atau Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah bertindak sebagai pengurus dari Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah dan bertanggung jawab atas pengelolaan investasi
persaksian akan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut di syari'ah dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah dengan memenuhi ketentuan
sembah dan Muhammad sebagai Rasulullah. Aslinya berbunyi, tentang investasi syari'ah yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
"Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Pasal 668
Rasulullah ". (1) Dalam hal bank Syariah atau perusahaan ta’min jiwa Syari'ah pendiri Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Syari'ah bubar, maka Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Kedua, menegakkan salat atau sembahyang wajib, sebanyak Syari'ah bubar, dan pejabat yang berwenang menunjuk likuidator untuk melakukan
lima kali dalam satu hari satu malam. penyelesaian.
(2) Likuidator bank Syari'ah atau perusahaan ta’min jiwa pendiri Dana Pensiun Lembaga
Ketiga, mengerjakan shaum atau berpuasa wajib sebulan Keuangan Syari'ah yang bubar dapat ditunjuk sebagai likuidator Dana Pensiun
penuh, selama bulan Ramadan. Lembaga Keuangan Syari'ah.

Keempat, membayar zakat, yaitu menyampaikan sebagian harta Pasal 669


Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah harus dikecualikan dari setiap
kekayaan, yang secara moril sebenarnya menjadi milik para fakir, tuntutan hukum atas kekayaan bank atau perusahaan ta’min jiwa syari'ah pendiri Dana
miskin, dan sebagainya untuk kepentingan kesejahteraan sosial. Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah.

kelima, pergi berziarah ke tanah suci di Mekah dan sekitarnya Bagian Kesembilan
yang disebut menunaikan hajji, satu kali dalam hidup seorang muslim, Pembinaan dan Pengawasan
yaitu orang yang telah memeluk agama Islam dan mampu dalam Pasal 670
persyaratannya. (1) Pembinaan dan pengawasan atas Dana Pensiun Pemberi Kerja Syari'ah dan Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
Islam juga mengajarkan konsep-konsep mengenai hidup (2) Pembinaan dan pengawasan meliputi : pengelolaan kekayaan Dana Pensiun Syari'ah
kemasyarakatan, kenegaraan, dan sebagainya, yang tertuang dalam dan penyelenggaraan program pensiun, baik dalam segi keuangan maupun teknis
operasional.
pengertian ikhsan dan mu'amalah, yang biasa juga dikenal sebagai (3) Ketentuan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
ibadah sosial. Islam tidak hanya menekankan pada formalitas dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
peribadatan ritual maupun sosial sebagai bagian dari aspek Pasal 671
epistemologis ajaran Islam. Islam juga amat menghargai aspek

12 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 297


Pasal 659
(1) Likuidator mempunyai tugas dan wewenang untuk:
aksiologis, seperti yang terdapat dalam konsep akhlak (budi
a. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun Syari'ah pekerti), yaitu etika atau tatakrama dalam kaitan dengan hidup
serta mewakilinya di dalam dan di luar Pengadilan; kemasyarakatan maupun hubungan dengan Tuhan Allah. Tasawuf
b. melakukan pencatatan atas segala kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun
Syari'ah; dan merupakan salah satu manifestasi hidup sesuai dengan etika Islam,
c. menentukan dan memberitahukan kepada setiap peserta, pensiunan dan ahli menurut pandangan mereka yang lebih mengutamakan hidup
waris yang berhak, mengenai besarnya hak yang dapat diterima dari dana
Pensiun Syari'ah.
kerohanian.
(2) Likuidator menyampaikan rencana kerja dan mengusulkan tata cara penyelesaian
likuidasi kepada pejabat yang berwenang dan melaksanakan proses penyelesaian
setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang. B. SYARIAT ISLAMIYAH
Pasal 660
(1) Sebelum proses likuidasi selesai, pemberi kerja tetap bertanggung jawab atas iuran
Secara bahasa syariah (syari'ah) berarti "jalan yang lurus”. Para
yang terutang sampai pada saat Dana Pensiun Syari'ah dibubarkan sesuai dengan ahli fikih memakai kata syariah ini sebagai nama bagi hukum yang
ketentuan tentang pendanaan dan solvabilitas yang ditetapkan oleh pejabat yang ditetapkan Allah untuk para hamba-Nya dengan perantaraan
berwenang.
(2) Pengembalian kekayaan Dana Pensiun Syari'ah kepada pemberi kerja, dilarang. Rasulullah Saw supaya para hamba tersebut melaksanakannya dengan
(3) Setiap kelebihan kekayaan atas kewajiban pada saat pembubaran harus dasar iman. Hukum itu mencakup segala aspek kehidupan manusia.
dipergunakan untuk meningkatkan manfaat pensiun bagi peserta sampai maksimum
yang ditetapkan pejabat yang berwenang.
Allah befirman, "Dan Kami telah turunkan kepadamu Quran dengan
(4) Dalam hal masih terdapat kelebihan dana sesudah peningkatan manfaat sampai membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
batas maksimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) maka sisa dana tersebut kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
harus dibagikan kepada peserta, pensiun dan pihak yang berhak atas manfaat
pensiun. kitab-kitab yang lain itu, maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
Pasal 661
(1) Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun Syari'ah yang dilikuidasi, hak peserta dan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu"
hak pensiunan atau ahli warisnya merupakan hak utama. (Q.S. 5: 48).
(2) Pengaturan lebih lanjut tentang pembagian kekayaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Pada dasarnya syariat merupakan dasar dari ajaran maupun
hukum Islam sebagai ketentuan yang harus dijalani umat manusia,
Pasal 662 yang meliputi semua aspek ajaran, termasuk aspek akidah atau
Likuidator wajib melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian likuidasi kepada pejabat yang
berwenang. keyakinan agama. Namun kemudian mengalami penyempitan arti yang
hanya mengenai hukum Islam. Syariah berasal dari wahyu Allah yang
Pasal 663
(1) Likuidator wajib mengumumkan hasil penyelesaian likuidasi yang telah disetujui
dituangkan dalam Quran dan sunah Rasul, diwajibkan untuk ditaati
pejabat yang berwenang. dan dilaksanakan sebagaimana mestinya, apabila manusia ingin hidup
(2) Status badan hukum Dana Pensiun berakhir terhitung sejak tanggal pengumuman bahagia, tenteram dan damai, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Allah menyatakan, "Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas
Bagian Kedelapan suatu syariah (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah
syariah itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
Pasal 664 tidak berpengetahuan" (Q.S. 45 : I8).
(1) Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah hanya dapat menyelenggarakan Selanjutnya syariah sebagai tata ketentuan telah mengatur dengan
Program Pensiun Iuran Pasti Syari'ah.
(2) Bank Syari'ah dan perusahaan ta’min jiwa Syari'ah dapat bertindak sebagai pendiri sebaik-baiknya bagaimana seorang muslim melakukan kewajibannya
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah dengan memenuhi ketentuan yang terhadap Allah secara vertikal dan bagaimana pula seorang muslim
ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
mendapatkan hak serta melakukan kewajibannya

296 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 13


secara horizontal terhadap manusia dan makhluk-makhluk (1) Dana Pensiun Syari'ah tidak diperkenankan melakukan pembayaran apapun, kecuali
- pembayaran yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah.
lainnya (hewani, nabati, dan sebagainya). (2) Dana Pensiun Syari'ah tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan
kekayaannya sebagai jaminan atas suatu pinjaman.
Ushul al-Fiqh Pasal 656
(1) Tidak satu bagianpun dari kekayaan Dana Pensiun Syari'ah dapat dipinjamkan atau
Dalam literatur Islam biasa pula digunakan istilah ushul al-fiqh diinvestasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada surat berharga
yang diterbitkan oleh, atau pada tanah dan bangunan yang dimiliki atau yang
yang berarti pembahasan tentang hukum Islam, yang merupakan dipergunakan oleh orang atau badan yang tersebut di bawah ini:
bagian dari syariat Islam. Di dalam fiqh dijelaskan pula berbagai a. pengurus, pendiri, mitra pendiri atau penerima titipan;
b. badan usaha yang lebih dari 25% (dua puluh lima perseratus) sahamnya dimiliki
status hukum sesuatu amal, dari fardhu (perintah), sunnah (anjuran oleh orang atau badan yang terdiri dari pendiri, mitra pendiri, pengurus,
atau mandub), jaiz (bebas), makruh (dibenci), hingga haram penerima titipan, atau serikat kerja yang anggotanya adalah peserta Dana
Pensiun Syari'ah yang bersangkutan; dan
(larangan). Kelima status hukum itu biasa disebut dengan nama al- c. pejabat atau direktur dari badan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
ahkam al-khamsah, yang berarti hukum yang lima. serta keluarganya sampai derajat kedua menurut garis lurus maupun garis ke
Al-Ahkam al-Khamsa samping, termasuk menantu dan ipar.
(2) Tanpa mengurangi berlakunya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
(1) fardhu, berarti diperintahkan, diharuskan atau diwajibkan menurut penyewaan tanah, bangunan atau harta tetap lainnya milik Dana Pensiun Syari'ah
syariat Islam untuk dikerjakan. Ini berarti yang melakukan amal itu kepada pihak-pihak, hanya dapat dilakukan sepanjang hal tersebut melalui transaksi
yang didasarkan pada prinsip syariah dan harga pasar yang berlaku.
mendapatkan pahala, sementara kalau tidak melakukannya akan (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi investasi Dana
berdosa, sehingga mendapatkan siksa dari Allah. Status fardu dapat Pensiun Syari'ah dalam bentuk surat berharga yang diperdagangkan di Pasar Modal
dibedakan antara fnrdhu 'ain/dan fardhu kifayah. Fardhu 'ain Syari'ah di Indonesia, dengan memenuhi ketentuan tentang investasi Syari'ah yang
ditetapkan pejabat yang berwenang.
berarti kewajiban mengamalkan perbuatan itu bersifat perorangan (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi kekayaan Dana
(individual), misalnya dalam melaksanakan ibadah mahdhoh, Pensiun Pemberi Kerja Syari'ah yang dikelola oleh suatu lembaga keuangan Syariah.
(5) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), suatu Dana
seperti Sholat (shalat), saum (shaum), zakat, maupun haji. Beban Pensiun Berdasarkan Keuntungan Syari'ah dapat menginvestasikan sebanyak-
kewajiban itu menjadi tanggung jawab masing-masing individu banyaknya 50% (lima puluh perseratus) dari kekayaannya dalam bentuk saham biasa
muslim. Sebaliknya dengan fardhu kifayah, yang berarti kewajiban pada perusahaan pendiri atau mitra pendiri.

yang berlaku bagi kelompok. Ini berarti bila sebagian dari warga Bagian Ketujuh
kelompok telah menunaikan kewajiban itu, maka warga yang lain Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun
sudah terbebas dari kewajiban tersebut. Misalnya, fardu dalam Pasal 657
mengelola jenazah. Begitu kebanyakan para ulama menjelaskan (1) Pembubaran Dana Pensiun Syari'ah dapat dilakukan berdasarkan permintaan pendiri
arti fardhu kifayah. Arti lain yang lebih mendasar adalah, bahwa kepada pejabat yang berwenang.
(2) Dana Pensiun Syari'ah dapat dibubarkan apabila pejabat yang berwenang
kewajiban itu bukan hanya dibebankan pada perorangan, berpendapat bahwa Dana Pensiun Syari'ah tidak dapat memenuhi kewajibannya
melainkan semua orang mempunyai kewajiban dan tanggung kepada peserta, pensiunan dan pihak lain yang berhak, atau dalam hal terhentinya
iuran dinilai dapat membahayakan keadaan keuangan Dana Pensiun Syari'ah
jawab yang sama. Misalnya pembangunan sarana sosial, seperti dimaksud.
jembatan, sekolah, maupun perbankan. (3) Apabila pendiri dari Dana Pensiun Syari'ah bubar, maka Dana Pensiun Syari'ah bubar.
(2) sunnah atau dianjurkan. Ini berarti yang melakukan akan
Pasal 658
memperoleh pahala, dan sebaliknya kalau tidak melakukannya (1) Pembubaran Dana Pensiun Syari'ah ditetapkan dengan pejabat yang berwenang
tidak berdosa, sehingga tidak mendapat siksa. yang sekaligus menunjuk likuidator, untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang
diperlukan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
(3) Zaij atau mubah, yaitu perbuatan yang tidak mengakibatkan siksa (2) Pengurus Dana Pensiun Syari'ah dapat ditunjuk sebagai likuidator.
maupun pahala jika dilakukan ataupun tidak dilakukan. (3) Biaya yang timbul dalam rangka pembubaran Dana Pensiun Syari'ah dibebankan
pada Dana Pensiun Syari'ah.

14 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 295


(1) Peserta yang pensiun pada usia pensiun normal atau setelahnya, berhak atas (4) makruh. Ini berkaitan dengan amal perbuatan yang kalau
manfaat pensiun yang dihitung berdasarkan rumus pensiun yang berlaku bagi
kepesertaannya sampai saat pensiun. dikerjakan tidak mengakibatkan pelakunya berdosa, sehingga tidak
(2) Usia pensiun normal wajib ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah dan mendapat siksa, sedangkan jika tidak dilakukan akan mendapat
tidak boleh melebihi usia yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi masalah
ketenagakerjaan.
pahala. Dengan kata lain, amal itu dianjurkan untuk dihindari atau
(3) Seorang peserta yang pensiun sebelum mencapai usia pensiun normal berhak tidak dilakukan.
mengajukan pembayaran Manfaat Pensiun dipercepat dengan ketentuan: (5) haram, yang pelakunya akan mendapatkan siksa karena telah
a. berusia sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebelum usia pensiun normal;
atau melakukan dosa, sementara kalau tidak melakukannya akan
b. dalam keadaan ‘aib. mendapatkan pahala. Inilah yang disebut larangan agama.
(4) Nilai Manfaat Pensiun Dipercepat sekurang-kurangnya harus sama dengan nilai
sekarang dari Pensiun Ditunda.
(5) Dalam peraturan Dana Pensiun dapat ditetapkan batas usia maksimum peserta wajib C. AKHLAK
pensiun dalam hal peserta tetap bekerja setelah dicapainya usia pensiun normal,
dengan ketentuan bahwa batas usia maksimum dimaksud sesuai dengan usia yang
ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang. Pengertian
Bagian Keenam
Kekayaan Dana Pensiun Syari'ah dan Pengelolaannya Sekali waktu Rasulullah mendapat pertanyaan dari seorang
sahabat tentang makna agama yang sesungguhnya. Nabi menjawab,
Pasal 653
Kekayaan Dana Pensiun Syari'ah dihimpun dari:
"Ad-Dien khusnul khulq ". Agama adalah budi pekerti luhur, kata
a. iuran pemberi kerja Syari'ah; Nabi. Di lain kesempatan Nabi mengatakan, "Innama buitstu li
b. iuran peserta Syari'ah; utammima makarimal akhlaq" (H.R. Ahmad, Baihaqi, dan Malik).
c. hasil investasi Syari'ah; dan
d. pengalihan dari Dana Pensiun Syari'ah lain. Artinya, bahwa risalah utama Nabi Muhammad adalah meningkatkan
budi pekerti luhur umat manusia. Dan di lain kesempatan pula Nabi
Pasal 654
(1) Pengelolaan kekayaan Dana Pensiun Syari'ah harus dilakukan pengurus Syariah sesuai
mengatakan, "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang
dengan: yang paling baik akhlaknya" (H.R. Tirmizi). Dan Nabi juga
a. arahan investasi yang digariskan oleh pendiri; dan menyatakan, "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang
b. ketentuan tentang investasi yang ditetapkan oleh menteri.
(2) Dalam hal Dana Pensiun Syari'ah menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang baik" (H.R. Tirmizi).
Syari'ah, arahan investasi Syari'ah ditetapkan oleh pendiri bersama dewan pengawas. Akhirnya Nabi tidak lupa mengisyaratkan bahwa akhlak Nabi
(3) Arahan investasi Syari'ah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat
diubah, dan perubahan dimaksud wajib disampaikan kepada Menteri selambat-
Muhammad Saw disebut juga akhlak Islam.
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan. Nyata sekali dari hadis-hadis tersebut bahwa Islam bukan
(4) Dengan persetujuan pendiri Syari'ah dan dewan pengawas Syari'ah, pengelolaan agama yang hanya menekankan pada kesadaran keimanan dan
kekayaan Dana Pensiun Syari'ah dapat dialihkan oleh pengurus Syari'ah kepada
lembaga keuangan Syari'ah yang memenuhi ketentuan Menteri. peribadatan semata namun juga menekankan pada sentuhan akhlak.
(5) Kekayaan Dana Pensiun Syari'ah yang disimpan pada penerima titipan Syari'ah hanya Ajaran akhlak dalam ajaran Islam pada dasarnya menunjukkan
dapat ditarik atau dialihkan atas perintah pengurus Syari'ah.
(6) Tanggung jawab pembayaran manfaat pensiun kepada peserta atau pihak yang
keutuhan ajaran Islam dengan berbagai aspeknya, yaitu syariat dan
berhak atas manfaat pensiun dapat dialihkan pengurus Syari'ah dengan menawarkan akhlak. Pelajaran akhlak tidak dimaksudkan hanya menekankan pada
margin dari perusahaan ta’min jiwa, yang selanjutnya bertanggung jawab untuk aspek aksiologi belaka, dan menjauhkan diri dari perilaku ubudiyah
melakukan pembayaran dimaksud.
(7) Pengurus dari Dana Pensiun Syari'ah yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran mahdhoh atau epistemologi (aspek syariat). Pada dasarnya aspek
Pasti Syari'ah wajib mengalihkan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam akhlak pun merupakan bagian dari syariat, karena bagaimana harus
ayat (6) kepada perusahaan ta’min jiwa syari'ah yang dipilih oleh peserta atau pihak
yang berhak atas manfaat pensiun. melaksanakan hubungan berakhlak yang baik dengan sesama umat
manusia maupun terhadap Allah, merupakan tuntutan syariat.
Pasal 655

294 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 15


Aspek-Aspek Akhlak (2) Dalam hal tidak ada janda/duda yang sah atau janda/duda meninggal dunia,
manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan kepada anak
yang belum dewasa dari peserta.
Akhlak adalah aspek ketulusan hati maupun penampilan yang (3) Dalam hal peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapainya
santun (etis) pada semua amal perbuatan, ubudiyah, maupun sosial. usia pensiun normal, pembayaran manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam
Selengkapnya ajaran akhlakul karimah meliputi: ayat (1), b dapat dilakukan secara sekaligus.
(1) terhadap Allah antara lain diwujudkan berupa: mencintai Allah,
(4) Dalam hal peserta tidak menentukan margin, maka peserta dianggap setuju
berbaik sangka terhadap Allah, berserah diri, tidak menyekutukan terhadap margin yang ditawarkan dalam pembayaran kepada janda/duda yang
Allah, memohon ampunan Allah, serta menunaikan ibadah sama besarnya dengan pembayaran kepada pensiunan yang bersangkutan.
mahdhoh dengan santun. Pasal 649
(2) terhadap lingkungan fisik dilaksanakan dengan cara memanfaatkan (1) Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga)
lingkungan untuk kemaslahatan umat dan sekaligus memelihara tahun, sekurang-kurangnya berhak menerima secara sekaligus himpunan iurannya
sendiri, ditambah bagi hasil yang layak.
kelestarian lingkungan. (2) Peserta yang mengikuti Program Pensiun Manfaat Pasti Syari'ah apabila berhenti
(3) terhadap lingkungan sosial dapat diungkapkan dengan berbagai bekerja setelah memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan
belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak menerima Pensiun Ditunda Syari'ah
cara. Dalam keluarga misalnya, anak harus hormat dan patuh yang besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi
terhadap orang tua, yang didasari perasaan cinta. Orang tua kepesertaannya sampai p ada saat pemberhentian.
(3) Peserta Dana Pensiun Syari'ah yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti
terhadap anak harus memelihara dan mendidik dengan dasar cinta Syari'ah apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan sekurang-
kasih. Dalam lingkungan sosial harus dikembangkan solidaritas, kurangnya 3 (tiga) tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas
tolong-menolong maupun saling pengertian atas dasar cinta kasih jumlah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja Syari'ah beserta hasil
pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh pensiun ditunda.
dan kesetaraan dan kebersamaan. Dalam lingkup kehidupan
berbangsa dan bernegara dikembangkan perasaan cinta kasih, Pasal 650
(1) Manfaat pensiun dari suatu Dana Pensiun Syari'ah tidak dapat dibayarkan kekpada
kebersamaan, kesetaraan, keadilan, dan tanggung jawab. peserta sebelum dicapainya usia pensiun dipercepat, kecuali ditentukan lain dalam
(4) terhadap diri sendiri harus dikembangkan prinsip kemandirian, akad.
tanggung jawab diri. Selanjutnya Islam tidak menghalangi (2) Manfaat Pensiun bagi peserta atau bagi janda/duda harus dalam bentuk angsuran
tetap, atau meningkat guna mengimbangi kenaikan harga, yang pembayarannya
kreativitas dan menemukan cara-cara santun yang sesuai dengan dilakukan sekali sebulan untuk seumur hidup.
situasi dan kondisi; tanpa mengingkari dasar-dasar syariat Islam. (3) Dalam hal besarnya manfaat pensiun bulanan lebih kecil dari suatu jumlah tertentu
yang ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Menteri maka nilai yang sama dapat
Dan Islam sangat lengkap memberikan arahan, alternatif, inspirasi dibayarkan secara sekaligus.
maupun motivasi untuk melaksanakan aspek akhlak ini dalam (4) Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),
wujud ayat-ayat Al Quran maupun sunah Nabi. Baik secara peraturan Dana Pensiun Syari'ah dapat memungkinkan pilihan bagi peserta pada
saat pensiun atau pada saat pemberhentian dan bagi janda/duda atau anak pada
eksplisit maupun implisit atau tersirat. saat pesera meninggal dunia, untuk menerima sampai sebanyak-banyaknya 20%
(dua puluh perseratus) dari manfaat pensiun secara sekaligus.

D. SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM Pasal 651


(1) Seorang peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari Dana
Secara harfiah disebutkan bahwa syariat adalah jalan Pensiun Syari'ah apabila ia masih memenuhi syarat kepesertaan.
(2) Dalam hal peserta berhenti bekerja lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum dicapainya
lurus bagi umat manusia agar dapat hidup dengan benar menurut usia pensiun normal, maka berdasarkan pilihan peserta, hak atas pensiun ditunda
ajaran Islam. Dalam perkembangan selanjutnya syariat lebih dapat tetap dibayarkan oleh Dana Pensiun Syari'ah yang bersangkutan, atau dapat
dialihkan kepada Dana Pensiun Pemberi Kerja Syari'ah lainnya, dengan ketentuan
mempunyai arti sebagai aspek hukum dari ajaran Islam. Apapun yang bersangkutan masih hidup dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah ia berhenti
pengertian syariat bekerja.

16 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 293


(2) Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikatan, yang kita pakai, kita masih harus membahas mengenai sumber dari
pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan manfaat
ajaran Islam itu sendiri.
pensiun yang diperoleh dari Dana Pensiun dinyatakan batal berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Ada beberapa pendekatan yang dipakai dalam mencari sumber
(3) Suatu pembayaran manfaat pensiun yang dilakukan oleh pengurus Syari'ah dengan ajaran Islam atau sumber syariat Islam.- Mereka yang beranggapan
itikad baik, membebaskan Dana Pensiun Syari'ah dari tanggung jawabnya. bahwa agama Islam adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. berpendapat bahwa satu-satunya sumber ajaran
Pasal 646 Islam adalah Quran, yang merupakan kumpulan wahyu Allah. Posisi
(1) Peserta yang memenuhi persyaratan berhak atas Manfaat Pensiun Normal Syari'ah, Nabi Muhammad adalah pihak yang melakukan visualisasi atau
atau Manfaat Pensiun ‘aib Syari'ah, atau Manfaat Pensiun Dipercepat Syari'ah, atau
Pensiun Ditunda Syari'ah, yang besarnya dihitung berdasarkan rumus yang ditetapkan operasionalisasi ajaran, karena, Dialah pihak yang paling mengetahui
dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah. ajaran Islam sebagaimana dikehendaki Allah. Posisi seperti itu dapat
(2) Peraturan Dana Pensiun Syari'ah wajib memuat ketentuan mengenai besarnya hak
atas manfaat pensiun bagi janda/duda atau anak yang belum dewasa dari peserta. disaksikan secara langsung oleh para sahabat dalam sikap dan perilaku
(3) Dalam Dana Pensiun Syari'ah yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti Nabi, sehingga Nabi sering dijuluki sebagai the living Quran atau
Syari'ah, peraturan Dana Pensiun Syari'ah wajib memuat hak peserta untuk Quran berjalan.
menentukan margin.
Kelompok lain beranggapan, bahwa Nabi merupakan penerima
Pasal 647 wahyu tunggal, sehingga merupakan satu-satunya penafsir yang sah
(1) Dalam hal Dana Pensiun Syari'ah menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
Syari'ah, besarnya hak atas manfaat pensiun harus memenuhi ketentuan sebagai bagi ayat-ayat Quran. Oleh karenanya Nabi adalah juga menduduki
berikut: posisi sebagai sumber ajaran Islam kedua. Seringkali pula Nabi
a. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manfaat pensiun yang dibayarkan
kepada janda/duda yang sah sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus)
memberi penjelasan atau jawaban atas berbagai masalah yang dihadapi
dari manfaat pensiun yang telah dibayarkan kepada pensiunan; umat, ketika Quran tidak memberi jawaban yang eksplisit, maka Nabi
b. dalam hal peserta meninggal dunia dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dianggap sebagai sumber kedua di samping Quran. Dalam hal ini
sebelum dicapainya usia pensiun normal, manfaat pensiun yang dibayarkan
kepada janda/duda yang sah sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perseratus) sumber kedua tadi adalah sunah Nabi, yaitu sikap dan perilaku Nabi,
dari yang seharusnya dibayarkan kepada peserta apabila peserta pensiun karena langsung dapat disaksikan para sahabat dari generasi pertama.
sesaat sebelum meninggal dunia.
c. dalam hal peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum Belum lagi kalau diingat bahwa di dalam Quran ada dikatakan bahwa
dicapainya usia pensiun normal, manfaat pensiun yang dibayarkan kepada "tidak pernah Nabi menyampaikan sesuatu, kecuali atas dasar wahyu
janda/duda yang sah sekurangkurangnya 60% (enam puluh perseratus) dari
yang seharusnya menjadi haknya apabila ia berhenti bekerja.
adanya." Ketika Nabi sudah wafat institusi sunah tidak ada lagi.
(2) Dalam hal tidak ada janda/duda yang sah atau janda/duda meninggal dunia, Kesulitan mulai muncul ketika mereka yang hidup sebagai generasi
manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan kepada anak
yang belum dewasa dari peserta.
kedua atau periode tabi'in mengalami masalah, karena mereka tidak
(3) Pembayaran manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dapat hidup sezaman dengan Nabi. Kebutuhan akan perlunya rujukan selain
dilakukan secara sekaligus. Quran, sementara institusi sumber kedua telah pula tiada, mulailah
Pasal 648 dirasakan perlunya disusun laporan mengenai sunah Nabi berdasarkan
(1) Dalam hal Dana Pensiun Syari'ah menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti catatan pemberita atau perawi. Laporan cerita mengenai sunah itu
Syari'ah, besarnya hak atas manfaat pensiun harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
kemudian dikenal sebagai hadis, yang secara bahasa berarti
a. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manfaat pensiun yang dibayarkan pemberitaan.
kepada janda/duda yang sah tidak boleh kurang dari haknya berdasarkan Masa hidupnya, pernah Nabi Muhammad bertanya pada Muadz bin
margin; dan
b. dalam hal peserta meninggal dunia seblum dimulainya pembayaran pensiun, Jabal, yang diangkat sebagai gubernur di Yaman, mengenai kebijakan
maka manfaat pensiun yang dibayarkan kepada janda/duda yang sah adalah apa yang akan diambil dalam menghadapi masalah umat, kalau
sebesar 100% (seratus perseratus) dari jumlah yang seharusnya menjadi hak
peserta apabila ia berhenti bekerja. ternyata Quran maupun sunah tidak secara

292 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 17


eksplisit memberi jawaban. "Dengan ini", jawab Muadz turut maka pengurus wajib memberitahukan hal tersebut kepada “pejabat yang
berwenang.”
sambil menunjuk kepalanya kepada Rasul, yang kemudian (4) Dalam hal mitra pendiri syari'ah tidak mampu memenuhi kewajiban sebagaimana
dibenarkannya. Itulah yang kemudian disebut ijtihad. Selanjutnya dimaksud dalam ayat (1) dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut atau mitra
para ulama beranggapan bahwa ijtihad merupakan sumber ketiga pendiri syari'ah bubar, pengurus syari'ah wajib memberitahukan hal tersebut kepada
pendiri syari'ah yang selanjutnya akan melakukan perubahan terhadap peraturan
ajaran Islam. Ijtihad bisa dilakukan secara individual maupun secara
dana pensiun syari'ah dengan menetapkan:
kelompok, yang disebut sebagai ijtihad jama'i. Hasil ijtihad jama'i
itu diberlakukan pula sebagai keputusan hukum. 1) penangguhan kepesertaan karyawan dari mitra pendiri syari'ah; atau
Setiap kurun waktu maupun setiap daerah kemungkinan besar 2) mengakhiri kepesertaan karyawan mitra pendiri syari'ah setelah pemisahan
kekayaan dana pensiun syari'ah antara peserta dari mitra pendiri syari'ah dengan
memiliki kekhasan masalah, yang tidak pemah terjadi di masa Rasul. peserta lainnya.
Untuk menghadapi masatah itu para ulama melakukan ijma dengan
cara mencari analogi dengan yang terjadi di masa Rasul, yang dalam Pasal 642
(1) Dalam hal peraturan Dana Pensiun Syari'ah menetapkan adanya iuran peserta maka
bahasa Arab disebut qiyas . Misalnya ketika para ulama di Indonesia pemberi kerja Syari'ah merupakan wajib pungut iuran peserta yang dipungut setiap
menghadapi masalah Keluarga Berencana (KB). Masalahnya terletak bulan.
(2) Pemberi kerja Syari'ah wajib menyetor seluruh iuran peserta yang dipungutnya serta
pada bagaimana hukumnya menggunakan cara-cara kontrasepsi. iurannya sendiri kepada Dana Pensiun Syari'ah selambat-lambatnya tanggal 15 bulan
Proses pencarian keputusan hukum lewat prosedur analogi atau qiyas berikutnya.
itu kemudian dianggap sebagai sumber hukum pula. Dari berbagai (3) Iuran peserta dan iuran pemberi kerja Syari'ah yang belum disetor setelah melewati
dua setengah bulan sejak jatuh temponya, dinyatakan:
pendekatan yang telah dikemukakan maka disimpulkan bahwa a. sebagai hutang pemberi kerja Syari'ah yang dapat segera ditagih, dan
sumber-sumber hukum Islam ada 3 yaitu: dikenakan bagi hasil yang layak yang dihitung sejak hari pertama dari bulan
1. Al Qur’an, sebagai sumber yang pertama dan utama. sebagaimana dimaksud dalam ayat (2); dan
b. sebagai piutang Dana Pensiun Syari'ah yang memiliki hak utama dalam
2. Hadits atau Sunnah Rasul pelaksanaan eksekusi keputusan pengadilan, apabila pemberi kerja Syari'ah
3. Ar Ro’yu (akal) dalam hal ini Ijtihad dengan berbagai dilikuidasi.
metode istimbatnya. Pasal 643
(1) Besarnya iuran peserta Dana Pensiun Syari'ah yang menyelenggarakan Program
1. AL-QURAN Pensiun Manfaat Pasti Syari'ah tidak boleh melebihi jumlah yang ditetapkan oleh
Pejabat yang berwenang.
(2) Besarnya manfaat pensiun yang ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun Syari'ah,
Al-Quran ialah wahyu Allah SWT. yang merupakan mu’jizat demikian pula iuran dan kekayaan yang diperlukan bagi pembiayaan program
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai sumber pensiun, tidak boleh melampaui jumlah yang ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang.
hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam, jika dibaca menjadi (3) Pengaturan mengenai iuran pemberi kerja Syari'ah dalam Dana Pensiun Berdasarkan
ibadat kepada Allah. Keuntungan Syari'ah ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang.
Dengan keterangan tersebut di atas, maka firman Allah yang Bagian Kelima
diturunkan kepada Nabi Musa as. dan Isa as. serta Nabi-nabi yang lain Hak Peserta
tidak dinamakan AlQuran. Demikian juga firman Allah yang
Pasal 644
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. yang jika dibacanya Setiap karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan dalam Dana Pensiun Syari'ah yang
bukan sebagai ibadat seperti hadist Qudsi tidak pula dinamakan Al- didirikan oleh pemberi kerja Syari'ah, berhak menjadi peserta jika telah berusia paling sedikit
Qur-an. 18 (delapan belas) tahun atau telah kawin, dan telah memiliki masa kerja
sekurangkurangnya 1 (satu) tahun.
Al-Qur-an mempunyai nama-nama lain seperti Al-Kitab, Kitabullah,
Al-Furqan (artinya yang membedakan antara yang haq dan Pasal 645

18 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 291


(1) Pihak yang berwenang dapat menetapkan ketentuan dan persyaratan bagi orang
atau badan usaha, yang dapat ditunjuk sebagai pengurus syari'ah.
yang batil) dan adz-Dzikru artinya peringatan, dan masih
(2) Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan dana pensiun syari'ah, banyak lagi nama-nama Al-Quran.
pengelolaan dana pensiun syari'ah serta melakukan tindakan hukum untuk dan atas
nama dana pensiun syari'ah, dan mewakili dana pensiun syari'ah di dalam dan di luar
pengadilan. Ganis-Garis Besar Isi Al-Quran

Pasal 636
Pokok-pokok isi Al-Qur-an ada lima:
Untuk melaksanakan peraturan dana pensiun syari'ah, pengelolaan dana pensiun syari'ah,
pengelolaan investasi syari'ah dan menjamin keamanan kekayaan dana pensiun syari'ah, 1. Tauhid, kepercayaan terhadap Allah, Malaikat-malaikat-Nya,
pengurus dapat mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga.
Kitab-kitabNya, para RasulNya, hari kemudian, Qadla dan
Pasal 637 Qadar yang baik dan buruk.
(1) Keanggotaan dewan pengawas syari'ah terdiri dari wakil-wakil pemberi kerja syari'ah
dan peserta dengan jumlah yang sama.
2. Tuntunan ibadat sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa
(2) Anggota dewan pengawas syari'ah diangkat oleh pendiri. tauhid.
(3) Anggota dewan pengawas syari'ah tidak dapat merangkap sebagai pengurus. 3. Janji dan ancaman ; Al-Quran menjanjikan pahala bagi orang
Pasal 638 yang mau menerima dan mengamalkan isi Al-Quran dan
(1) Tugas dan wewenang dewan pengawas syari'ah adalah: mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
1) melakukan pengawasan atas pengelolaan dana pensiun syari'ah oleh pengurus;
dan
4. Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk
2) menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasannya kebahagiaan dunia dan akhirat.
kepada pendiri, dan salinannya diumumkan agar peserta mengetahuinya. 5. Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada Allah, yaitu
(2) Tugas dan wewenang dewan pengawas syari'ah diatur lebih lanjut oleh Dewan
Syari'ah Nasional. orang-orang yang shaleh seperti Nabi-nabi dan Rasul-rasul,
juga sejarah mereka yang mengingkari agama Allah dan
Pasal 639
Laporan keuangan dana pensiun syari'ah dilakukan setiap tahun dan harus diaudit oleh hukum-hukumNya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan
akuntan publik yang ditunjuk oleh dewan pengawas syari'ah. dan tauladan bagi orang-orang yang hendak mencari
kebahagiaan dan meliputi tuntunan akhlaq.
Bagian Keempat
Iuran Dana Pensiun Syari'ah
Al-Quran sebagal Dasar Hukum
Pasal 640
(1) Iuran dana pensiun pemberi kerja syari'ah berupa: Allah SWT menurunkan Al-Quran itu, gunanya untuk
a) iuran pemberi kerja syari'ah dan peserta syari'ah; atau dijadikan dasar hukum, dan disampaikan kepada umat manusia untuk
b) iuran pemberi kerja syari'ah.
(2) Seluruh iuran pemberi kerja syari'ah dan peserta syari'ah serta setiap hasil investasi diamalkan segala perintahNya dan ditinggalkan segala laranganNya.
syari'ah yang diperoleh harus disetor kepada dana pensiun syari'ah.

Pasal 641 Dasar-Dasar Al-Quran dalam Membuat Hukum


(1) Iuran pemberi kerja syari'ah harus dibayarkan dengan angsuran setidak-tidaknya
setiap bulan kecuali bagi suatu dana pensiun berdasarkan keuntungan syari'ah yang
wajib disetor selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari sejak berakhirnya tahun
Al-Quran diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad untuk jadi
buku pemberi kerja syari'ah. petunjuk dan pengajaran bagi seluruh umat manusia. Dalam
(2) Apabila berdasarkan laporan aktuaris ternyata dana pensiun syari'ah memiliki mengadakan perintah dan larangan. Al-Quran selalu berpedoman
kekayaan melebihi kewajibannya, maka kelebihan yang melampaui batas tertentu
harus digunakan sebagai iuran pemberi kerja syari'ah. kepada dua hal, yaitu (1). Tidak memberatkan, dan (2). Berangsur-
Dalam hal pendiri dana pensiun syari'ah tidak mampu memenuhi kewajiban sebagaimana angsur.
dimaksud dalam ayat (1) untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-

290 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 19


(1) Tidak memberatkan sebagaimana firman Allah yang terdapat di a. pernyataan tertulis mitra pendiri syari'ah yang menyatakan kesediannya untuk tunduk
pada peraturan dana pensiun syari'ah yang ditetapkan pendiri bagi kepentingan
dalam QS Al Baqarah ayat 185 dan 286. karyawan mitra pendiri yang memenuhi persyaratan untuk menjadi peserta, serta
Dengan dasar-dasar itulah, kita boleh: pemberian kuasa penuh kepada pendiri untuk melaksanakan peraturan dana pensiun
syari'ah;
a). Mengqashar shalat (dari empat menjadi dua rakaat) dan menjama’ b. Peraturan dana pensiun syari'ah yang ditetapkan oleh pendiri; dan
(mengumpulkan dua shalat), yang masing-masing apabila dalam c. penunjukan pengurus syari'ah, dewan pengawas syari'ah dan penerima titipan syari'ah.
bepergian sesuai dengan syarat-syaratnya.
Pasal 631
b). Boleh tidak berpuasa apabila dalam bepergian sesuai dengan (1) Pendiri mengajukan permohonan pengesahan dana pensiun syari'ah kepada
syarat-syaratnya. ”Menteri Keuangan Republik Indonesia” dengan melampirkan:
1) peraturan dana pensiun syari'ah;
c). Boleh bertayammum sebagai ganti wudlu’. 2) pernyataan tertulis pendiri syari'ah dan mitra pendiri syari'ah bila ada;
d). Boleh makan makanan yang diharamkan, jika keadaan memaksa. 3) keputusan pendiri tentang penunjukan pengurus syari'ah, dewan pengawas
(2). Berangsur-angsur ; Al-Quran telah menetapkan hukum dengan syari'ah, dan penerima titipan syari'ah;
4) arahan investasi syari'ah;
berangsur-angsur, seperti larangan minum minuman keras dan 5) laporan aktuaris, apabila dana pensiun syari'ah menyelenggarakan program
perjudian (QS Al Baqarah: 219). Lalu datanglah fase yang kedua pensiun manfaat pasti syari'ah; dan
6) surat perjanjian antara pengurus dengan penerima titipan.
dan fase mengharamkan khamar itu, yaitu dengan jalan (2) Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya
mengharamkannya sesaat sebelum shalat dan bahwa bekas- permohonan pengesahan dana pensiun syari'ah secara lengkap dan memenuhi
bekasnya harus lenyap sebelum shalat (QS An Nisa” 43). ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya, maka peraturan dana
pensiun syari'ah tersebut wajib disahkan dengan keputusan menteri dan dicatat
Kemudian datanglah fase terakhir yaitu larangan keras terhadap dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu, dan dalam hal permohonan
arak dan judi, setelah banyak orang-orang yang meninggalkan ditolak, pemberitahuan penolakan harus disertai alasan penolakannya.
(3) Ketentuan mengenai pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat
kebiasaan itu dan sesudah turun ayat yang pertama dan yang kedua (1) selanjutnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(QS Al Maidah: 90).
Demikianlah Allah membuat larangan secara berangsur-angsur Pasal 632
(1) Dana Pensiun Syari'ah memiliki status sebagai badan hukum dan dapat memulai
dan sebaliknya dalam pembinaan hukumpun secara berangsur-angsur kegiatannya sebagai suatu Dana Pensiun Syari'ah sejak tanggal pengesahan Menteri
pula, misalnya pengumuman dasar peperangan dan jihad di masa Keuangan Republik Indonesia.
(2) Pengurus wajib mengumumkan pembentukan Dana Pensiun Syari'ah dengan
permulaan Islam di kota Madinah (QS Al Haj: 39). Kemudian menempatkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang
diperluas keterangan tentang berbagai soal yang berhubungan dengan pengesahan atas peraturan Dana Pensiun pada Berita Negara Republik Indonesia.
peperangan, seperti perintah persiapan dengan segala perbekalan, Pasal 633
hukum-hukum orang tertawan dan ghanimah (QS Al Anfal: 41, 60, (1) Pemberi kerja syari'ah yang belum mendirikan Dana Pensiun Syari'ah bagi seluruh
67), serta lain-lainnya. karyawannya dapat menjadi mitra pendiri Dana Pensiun Syari'ah yang telah berdiri.
(2) Dana Pensiun Syari'ah yang telah berdiri dapat menggabungkan diri dengan Dana
Pensiun Syari'ah lain, atau memisahkan diri menjadi dua atau lebih Dana Pensiun
Mengetahui sebab-sebab turunnya Al-Quran Syari'ah.

Pasal 634
Mengetahui sebab-sebab turunnya Al-Quran adalah sangat Perubahan ketentuan Dana Pensiun Syari'ah tidak boleh mengurangi manfaat pensiun yang
penting sekali bagi orang yang ingin mengetahui hukum-hukum atau menjadi hak peserta yang diperoleh selama kepesertaannya.

ilmu-ilmu yang terkandung di dalam Al-Quran, Alasannya: Bagian Ketiga


(1). Untuk mengetahui kemu’jizatan Al-Quran. Perlu diketahui Kepengurusan Dana Pensiun Syari'ah
suasana ketika ayat-ayat Al-Quran diturunkan, baik keadaan Pasal 635
(1) Pengurus Syari'ah ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada pendiri dana pensiun
syari'ah.

20 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 289


Pasal 622 ayatnya, keadaan Nabi Muhammad SAW yang menerima dan
Transaksi murabahah kepada nasabah harus dilakukan dengan perjanjian.
membawa ayat-ayat itu, maupun keadaan seluruhnya.
Pasal 623 (2). Tidak mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Quran dapat
Pembiayaan rekening koran dapat dilakukan pula dengan perjanjian untuk memberikan
fasilitas pinjaman.
mendatangkan keragu-raguan. Dapat pula menyebabkan ayat-ayat
Pasal 624 yang terang maksudnya menjadi samar, sehingga timbul
Penarikan dana tidak boleh dilakukan secara langsung oleh nasabah dalam penggunaan perselisihan.
transaksi pembiayaan rekening koran syari’ah.
Ayat-ayat Al-Quran diturunkan kepada Rasul SAW ialah untuk
Pasal 625 menjadi penerang dan penjelas sesuatu perkara yang pada waktu itu
Penarikan dana dalam transaksi pembiayaan rekening koran syari'ah hanya boleh
dilakukan dengan mempergunakan warkat dari nasabah.
Rasulullah belum mengetahui hukumnya. Maka ayat-ayat Al-Quran
diturunkan karena ada sesuatu kejadian atau pertanyaan dari sahabat
Pasal 626
Jika salah satu pihak dalam pembiayaan rekening koran tidak dapat menunaikan
yang Nabi sendiri belum mengetahui hukumnya. Sedikit sekali ayat-
kewajibannya, atau jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka ayat Al-Quran diturunkan dengan tak ada sesuatu sebab yang terjadi
penyelesaiannya dilakukan melalui perdamaian dan atau pengadilan. atau tak ada pertanyaan yang mendahuluinya.
BAB XXIX Ayat-ayat Al-Quran yang turun karena ada pertanyaan antara
DANA PENSIUN SYARI'AH lain terdapat pada ayat-ayat yang didahului oleh lafadh “yas-aluunaka
Bagian Pertama
= mereka bertanya kepadamu”. Dan ayat-ayat semacam ini banyak
Jenis dan Status Hukum Dana Pensiun Syari'ah sekali. Misalnya QS Al Baqarah: 219, 220, 222.
Ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan karena ada sutu kejadian,
Pasal 627
Jenis Dana Pensiun terdiri atas: misalnya pada suatu ketika salah seorang sahabat yang bernama
a. dana Pensiun Pemberi Kerja Syari'ah; dan atau Mursyidan Al-Ghanawi mencintai seorang wanita musyrik bernama
b. dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah.
Inaq yang kedua-duanya ingin mengikat dalam suatu perkawinan. Ia
Pasal 628 mohon izin kepada Rasulullah untuk beristeri dengan perempuan
Setiap pihak yang dengan atau tanpa iuran, mengelola dan menjalankan program yang musyik yang dicintainya itu. Ketika itu Rasulullah tidak dapat
menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya dikaitkan dengan pencapaian usia
tertentu, wajib terlebih dahulu memperoleh pengesahan Menteri Keuangan Republik memberikan jawabannya karena belum ada hukum yang menetapkan
Indonesia berdasarkan Undang-undang, kecuali apabila program yang menjanjikan tentang hal itu, maka turunlah QS Al Baqarah ayat 221.
dimaksud didasarkan pada Undang-undang tersendiri.
Bagian Kedua
Pembentukan dan Tata Cara Pengesahan Memetik Pelajaran dari Al-Quran
Pasal 629
Pembentukan dana pensiun pemberi kerja syari'ah didasarkan pada: Selain mengetahui sebab-sebab turunnya Al-Quran, perlu pula
a. pernyataan tertulis pendiri yang menyatakan keputusannya untuk mendirikan dana mengetahui cara mengambil pelajaran yang terdapat di dalamnya,
pensiun syari'ah dan memberlakukan peraturan dana pensiun syari'ah;
b. Peraturan dana pensiun syari'ah yang ditetapkan oleh pendiri; dan
terutama yang berhubungan dengan hukum. Kita mempelajari ushul
c. penunjukan pengurus, dewan pengawas syari'ah , dan perima titipan syari'ah. fiqih gunanya untuk mengetahui bagaimana cara kita mengambil
hukum dan ayat-ayat Al-Quran.
Pasal 630
Dalam hal dana pensiun syariah dibentuk untuk menyelenggarakan program pensiun bagi Dalam Al-Quran terdapat beberapa macam kedudukan ayat,
karyawan lebih dari 1 (satu) pemberi kerja, maka pembentukannya didasarkan pada: antara lain sebagai berikut
a. pernyataan tertulis pendiri yang menyatakan keputusannya untuk mendirikan dana
pensiun syari'ah, memberlakukan peraturan dana pensiun syariah dan menegaskan (1). Ada yang perintahnya jelas, tetapi caranya tidak jelas.
persetujuannya atas keikutsertaan karyawan mitra pendiri syari'ah;

288 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 21


Dalam ayat ini perintah shalat jelas, tetapi cara melaksanakannya BAB XXVII
QARDH
tidak disebut (QS Al Baqarah: 43)
(2). Ada yang perintahnya jelas, tetapi ukurannya tidak jelas. Bagian Pertama
Ketentuan Umum Qardh
Ayat ini jelas perintahnya tentang zakat, tetapi ukurannya tidak
jelas (QS Al Baqarah: 43) Pasal 612
(3). Ada yang tempatnya terang, misalnya tentang menyapu muka dan Nasabah al-qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang
telah disepakati bersama.
tangan dalam tayammum, tetapi batasnya tidak jelas, sampai
dimana yang disapu (QS An Nahl: 44) Pasal 613
Biaya administrasi qardh dapat dibebankan kepada nasabah.
Kalau kita menjumpai ayat-ayat semacam ini, maka perlu
sekali adanya penjelasan lebih lanjut. Penjelasan ini tidak ada yang Pasal 614
berhak memberikannya, kecuali Nabi SAW. Pemberi pinjaman dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.
Pasal 615
Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan sukarela kepada pemberi
2. SUNNAH pinjaman selama tidak diperjanjikan dalam transaksi.

Pasal 616
Sunnah menurut bahasa artinya perjalanan, pekerjaan atau cara. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat
yang telah disepakati dan pemberi pinjaman Lembaga Keuangan Syari’ah telah
Sunnah menurut istilah syara’ ialah perkataan Nabi Muhammad SAW., memastikan ketidakmampuannya dapat:
perbuatannya dan keterangannya yaitu sesuatu yang dikatakan atau a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
diperbuat oleh sahabat dan ditetapkan oleh Nabi, tidak ditegurnya b. menghapus/write off sebagian atau seluruh kewajibannya.

sebagai bukti bahwa perbuatan itu tidak terlarang hukumnya. Bagian Kedua
Sumber Dana Qardh
Pembagian Sunnah Pasal 617
Sunnah itu dibagi menjadi tiga : Sumber dana al-qardh berasal dari:
(1). Sunnah Qauliyah a. bagian modal Lembaga Keuangan Syari’ah;
b. keuntungan Lembaga Keuangan Syari’ah yang disisihkan; dan/atau
(2). Sunnah Fi’liyah c. lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya kepada
(3) Sunnah Taqririyah Lembaga Keuangan Syari’ah.

BAB XXVIII
(1) Sunnah Qauliyah PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARI'AH
Sunnah Qauliyah yaitu perkataan Nabi SAW. yang
Pasal 618
menerangkan hukum-hukum agama dan maksud isi Al-Quran serta Pembiayaan rekening koran syari'ah dilakukan dengan perjanjian untuk perwakilan.
berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan dan juga menganjurkan
Pasal 619
akhlak yang mulia. Sunnah qauliyah (ucapan) ini dinamakan juga Pembiayaan rekening koran syari'ah berlaku dalam pembelian barang yang diperlukan
Hadist Nabi SAW. oleh nasabah dan menjualnya secara murabahah kepada nasabah tersebut.

Pasal 620
(2) Sunnah Fi’liyah Pembiayaan rekening koran syariah juga berlaku dalam ijarah/mengupah barang/jasa
Sunnah Fi’liyah yaitu perbuatan Nabi SAW yang menerangkan yang diperlukan oleh nasabah dan menyewakannya lagi kepada nasabah tersebut.
cara melaksanakan ibadat, misalnya cara berwudlu’, shalat dan Pasal 621
sebagainya. Besar keuntungan yang dimintai oleh Lembaga Kuangan Syari'ah harus disepakati ketika
perjanjian dilakukan.

22 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 287


Akad yang digunakan untuk instrumen Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah adalah akad (3) Sunnah Taqririyah
ju’alah
Sunnah Taqririyah yaitu bila Nabi SAW mendengar sahabat
Pasal 604 mengatakan sesuatu perkataan atau melihat mereka melakukan suatu
(1) Bank Indonesia menetapkan dan memberikan imbalan atas Sertifikat Bank Indonesia
Syari’ah yang diterbitkan.
perbuatan, lalu ditetapkan dan dibiarkan oleh Nabi SAW dan tidak
(2) Bank Indonesia memberikan imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada ditegurnya atau dilarangnya, maka yang demikian dinamakan Sunnah
saat Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah jatuh tempo/waktu. ketetapan Nabi (taqrir).
BAB XXV Sunnah Taqririyah ialah diamnya Nabi Muhammad SAW.
OBLIGASI SYARI'AH Ketika melihat sesuatu perbuatan para sahabat, baik mereka kerjakan
Pasal 605
dihadapan beliau atau tidak hingga sampai berita kepada beliau. Maka
Penerbitan obligasi dapat digunakan antara lain dalam transaksi: perkataan atau perbuatan yang didiamkan itu sama saja dengan
a. mudharabah/muqaradhah;
b. qiradh;
perkataan dan perbuatan Nabi sendiri, yaitu dapat menjadi tuntutan
c. musyarakah; bagi seluruh umat. Syarat sahnya taqrir ialah orang yang dibiarkan
d. murabahah; tersebut benar-benar orang yang tunduk kepada syara’, bukan orang
e. salam;
f. istishna; dan kafir atau munafik. Contoh Sunnah Taqrir adalah membiarkan dzikir
g. ijarah. dengan suara keras sesudah Shalat.
Pasal 606
Sunnah itu mempunyai dua fungsi:
Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan syari'ah tentang (1). Menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Quran,
pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syari'ah. (2). Berdiri sendiri di dalam menentukan sebagian pada beberapa
Pasal 607 hukum.
(1) Pendapatan/hasil investasi yang dibagikan Emiten kepada pemegang Obligasi Menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Qur-an sebagaimana firman Allah
Syari'ah Mudharabah harus bersih dari unsur non halal.
(2) Pendapatan/hasil yang diperoleh pemegang Obligasi Syari'ah sesuai transaksi yang
SWT dalam QS An Nahl: 44.
digunakan. Demikianlah, karena sebagian besar ayat-ayat Al-Quran yang
mengandung hukum masih merupakan suatu hal yang secara garis
Pasal 608
Pemindahan kepemilikan obligasi syari'ah mengikuti transaksi-transaksi yang digunakan. besar, sedang untuk jelasnya diperlukan suatu keterangan dari Nabi,
misalnya perintah shalat dan zakat dalam Al-Quran masih merupakan
BAB XXVI
PEMBIAYAAN MULTI JASA
perintah mengerjakan, mengeluarkan, sedang cara melaksanakannya
tidak dijelaskan, maka untuk memberi keterangan tentang
Pasal 609 pelaksanaannya diperlukan penjelasan dari Rasullullah SAW.
Pembiayaan Multijasa boleh dilakukan dengan menggunakan transaksi Ijarah atau Kafalah.
Pasal 610 Berdiri sendiri di dalam menentukan sebagian dari pada
(1) Lembaga Keuangan Syari’ah yang menggunakan akad ijarah, harus mengikuti beberapa hukum ; seperti adakalanya di dalam Al-Quran tidak kita
semua ketentuan Ijarah.
(2) Lembaga Keuangan Syari’ah menggunakan transaksi Kafalah, harus mengikuti semua
dapati hukum suatu hal yang disebut oleh Rasulullah, misalnya
ketentuan Kafalah. tentang haramnya binatang yang berkuku tajam.
(3) Lembaga Keuangan Syariah yang melakukan akad ijarah atau kafalah berhak
memperoleh imbalan jasa.

Pasal 611
Besar imbalan harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan
dalam bentuk prosentase.

286 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 23


Pembagian Hadis (2) Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal sehingga manajer
investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unusr
non-halal dari pendapatan yang diyakini halal/tarfiq al-halal min al-haram.
Jika ditinjau dari sudut sanadnya, yaitu banyak atau sedikitnya
orang yang meriwayatkan, dapat dibagi menjadi dua : (a). Hadis
Pasal 595
Mutawatir, dan (b). Hadis Ahad. Penghasilan investasi yang diterima oleh reksadana syariah berasal dari : saham, obligasi,
surat berharga pasar uang, dan deposito.
a. Hadis Mutawatir Pasal 596
Penghasilan investasi yang berasal dari saham berupa:
Yang dimaksud hadis mutawatir ialah hadist yang a. dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun saham;
diriwayatkan oleh golongan demi golongan sehingga dalam tingkatan b. rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dulu yang diberikan emiten;
dan semenjak sahabat , tabi’in, dan tabi’it tabi’in dan seterusnya, c. capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar
modal.
tidak kurang dari sepuluh orang yang mendengarkan atau .
meriwayatkannya, hingga sampai kepada rawi yang penghabisan yang
Pasal 597
menyusun kitab hadist itu, misalnya Bukhari, Muslim, Imam Malik (1) Penghasilan investasi yang berasal dari obligasi syari’ah dapat berupa bagi hasil yang
dan lain-lainnya. diterima secara periodik dari laba emiten.
Hadis mutawatir itu mempunyai syarat-syarat sebagai berikut (2) Penghasilan investasi yang berasal dari surat berharga pasar uang yang sesuai
dengan syari'ah Islam dapat berupa bagi hasil yang diterima dari issuer.
1). Mereka yang memberitahukan itu benar mengetahui kenyataan (3) Penghasilan investasi yang berasal dari deposito dapat berupa bagi hasil yang
dengan cara melihat atau mendengar sendiri. diterima dari bank-bank syari'ah.
Pasal 598
2). Jumlah orang-orangnya harus jumlah yang menurut adat tidak Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh reksadana syari'ah dan hasil
mungkin berbuat dusta, tidak perlu dengan jumlah yang terbatas, investasinya, harus dipisahkan yang dilakukan oleh bank kustodian dan dilaporkan kepada
manajer investasi setiap tiga bulan untuk disampaikan kepada para pemodal dan Dewan
misalnya 7 atau 12 orang, tetapi yang penting dapat memberikan Syari'ah Nasional.
pengetahuan ilmu dlaruri.
Hadis mutawatir ini ada dua macam: Pasal 599
Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non-halal akan digunakan untuk
(a). Mutawatir lafdhi, yaitu hadis mutawatir yang lafadh-lafadh kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syari'ah
hadistnya sama dan maknanya sama. dan dilaporkan secara transparan.

(b). Mutawatir ma’nawi, ialah yang di dalam kata dan artinya berbeda- BAB XXIV
beda, tetapi dapat diambil dan kumpulannya satu ma’na yang SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARI’AH
(SBI SYARI’AH)
umum, yakni satu ma’na dan tujuan.
Seperti shalat maghrib tiga raka’at, sebagaimana diterangkan Pasal 600
sebagai berikut : Bank Sentral dapat menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syari’ah yang
berupa Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah untuk mengatasi kelebihan likuiditas bank syari’ah.
a. Satu riwayat menerangkan, bahwa Nabi SAW shalat maghrib tiga
rakaat di rumah/dalam hadlar (di negeri sendiri). Pasal 601
(1) Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah berjangka waktu
b. Satu riwayat menunjukkan, bahwa dalam safar Nabi shalat paling kurang satu bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan.
maghrib tiga rakaat. (2) Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah diterbitkan tanpa warkat/scripless.
c. Satu riwayat menerangkan, bahwa Nabi SAW shalat maghrib tiga Pasal 602
rakaat di Makkah. (1) Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah dapat diagunkan kepada Bank Indonesia.
(2) Sertifikat Bank Indonesia Syari’ah tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

24 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 285


Bagian Ketiga
Pemilihan dan Pelaksanaan Investasi
d. Satu riwayat menerangkan, bahwa Nabi SAW shalat maghrib tiga
rakaat di Madinah.
Pasal 590 e. Satu riwayat mengabarkan, bahwa sahabat-sahabat shalat maghrib
(1) Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan
syari'ah Islam. tiga rakaat, diketahui oleh Nabi.
(2) Instrumen keuangan yang dimaksud ayat (1) meliputi: Hadist tersebut di atas ceriteranya berbeda-beda, tetapi
a. instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian
deviden didasarkan pada tingkat laba usaha;
maksudnya sama, yakni menerangkan bahwa shalat maghrib itu tiga
b. penempatan dalam deposito pada bank umum syari'ah; rakaat.
c. surat hutang jangka panjang dan jangka pendek yang sesuai dengan prinsip
syari'ah.
b. Hadis Ahad
Pasal 591
(1) investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh para pihak
(emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syari'ah Islam.
Hadis Ahad ialah hadis yang perawi-perawinya tidak mencapai
(2) Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syari'ah Islam antara lain: syarat-syarat perawi hadist mutawatir.
a. usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang Hadis Ahad terbagi atas beberapa bagian, ditinjau dan banyak
dilarang;
b. usaha lembaga keuangan konvensional/ribawi, termasuk perbankan dan ta’min sedikitnya yang meriwayatkannya ialah :
konvensional; 1). Hadist masyhur, yaitu yang diriwayatkan oleh paling sedikit
c. usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang haram;
tiga orang, meskipun hanya dalam satu tingkatan, dan tidak
d. usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang sampai kepada derajat mutawatir.
ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. 2). Hadist ‘Aziz, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh 2 atau 3
Pasal 592 orang dalam tingkatan itu.
(1) Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip 3). Hadist Gharib, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh seorang
kehati-hatian, serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang didalamnya
mengandung unsur tipuan. saja, baik di awal sanad maupun di tengah tengahnya.
(2) Tindakan yang dimaksud ayat (1) meliputi: Hadis ahad jika ditinjau dan segi kwalitasnya, yakni sifat-sifat
a. melakukan penawaran palsu; orang-orang yang meriwayatkannya, maka terbagi tiga :
b. melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki;
c. memperluas informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam 1). Hadist shahih, yaitu hadist yang mempunyai syarat-syarat sebagai
untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang; berikut :
d. melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat
hutangnya lebih dominan daripada modalnya. a. Sanadnya tidak terputus-putus.
b. Orang yang meriwayatkan bersifat adil, scmpuma ingatan dan
Pasal 593 catatannya (dlabith), tidak suka berbuat ganjil dari orang
Kondisi eminen tidak layak diinvestasikan oleh reksadana syari'ah:
a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung pada pembiayaan dari banyak.
hutang yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba; c. Tidak bercacat orangnya dan isi hadistnya dengan cacat yang
b. apabila suatu eminen memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang
45%, modal 55%); membahayakan.
c. apabila manajemen suatu eminen diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha d. Keadaannya tidak dibenci dan ditolak oleh ahli-ahli hadist.
yang Islami.
Contoh-contoh hadist shahih, ialah semua yang terdapat pada
Bagian Keempat hadist-hadist Imam Bukhari dan Muslim.
Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi 2). Hadist Hasan, yaitu hadist yang memenuhi syarat hadist shahih,
Pasal 594 tetapi orang yang meriwayatkan kurang kuat ingatannya. Disini boleh
(1) Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam reksadana diterima sekalipun tingkatan hafalnya agak kurang
syari'ah dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.

284 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 25


sempurna, asal tidak berpenyakit yang membahayakan dan tidak (2) Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat (1) pemodal memberikan
mandat kepada manajer investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan
berbuat ganjil (syadz). pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus.
3). Hadist dha’if, yaitu hadist yang tidak lengkap syaratnya yakni (3) Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam reksadana
tidak memenuhi syarat yang terdapat dalam hadist shahih dan syari'ah.
hadist hasan.
(4) Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam reksadana syari'ah.
(5) Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali
Perbuatan Nabi yang tidak merupakan sunnah, antara lain: pernyataannya dalam reksadana syari'ah melalui manajer investasi.
1. Perbuatan Nabi SAW yang bersifat gerakan jiwa, gerakan hati, (6) Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditarik kembali pernyataan
tersebut.
gerakan tubuh, seperti : bernafas, duduk, berjalan dan sebagainya. (7) Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa
Perbuatan semacam ini tidak bersangkut-paut dengan soal hukum, seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
(8) Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa unit penyertaan
dan tidak ada hubungannya dengan suruhan, larangan atau reksadana syari'ah.
tauladan.
2. Perbuatan Nabi SAW yang bersifat kebiasaan, seperti cara-cara Pasal 587
Hak dan kewajiban manajer investasi dan Bank Kustodian adalah:
makan, tidur dan sebagainya. Perbuatan semacam inipun tidak ada a. manajer investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan
hubungannya dengan perintah, larangan dan tauladan; kecuali pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus;
b. bank kustodian berkewajban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana pemodal
kalau ada perintah anjuran Nabi untuk mengikuti cara-cara dan menghitung niai bersih per unit penyertaan dalam reksadana syari'ah untuk setiap
tersebut. hari bursa;
c. atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif
3. Perbuatan Nabi SAW yang khusus untuk beliau sendiri, seperti tersebut, manajer investasi dan bank kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang
menyambungkan puasa dengan tidak berbuka dan beristeri lebih dihitung atas persentase tertentu dari nilai aktiva bersih reksadana syari'ah;
dari empat. Dalam hal ini orang lain tidak boleh mengikutinya. d. dalam hal manajer investasi dan/atau bank kustodian tidak melaksanakan amanat
dari pemodal sesuai mandat yang diberikan atau manajer investasi dan/atau bank
kustodian bertanggung jawab atas resiko yang ditimbulkan tersebut;
Dalil Keabsahan Sunnah atau Hadis sebagai Sumber Hukum.
Pasal 588
Manajer investasi berkewajiban untuk:
Al Quran memerintahkan kaum muslimin untuk menta’ati a. mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum
Rasulullah (Q.S. Al-Nisa : 59), dan menjelaskan bahwa pada diri dalam akad dan prospektus;
b. menyusun tatacara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang unit-
Rasulullah terdapat ketauladanan yang baik (Q.S. Al-Qalam : 4). penyertaan disampaikan kepada bank kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari
Allah menilai bahwa mentaati Rasulullah adalah mentaati Allah (Q.S. kerja berikutnya;
c. melakukan pengembalian dana unit-penyertaan; dan
Al-Nisa : 80), dan Allah meniadakan iman seseorang yang tidak d. memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan
menyerah kepada keputusan Rasulullah (Q.S. Al-Nisa : 65). Dan pengelolaan reksadana sebagaimana ditetapkan oleh investasi yang berwenang.
meskipun otorita pokok bagi legeslasi hukum hukum Islam adalah Al-
Pasal 589
Quran, namun Al-Quran mengatakan bahwa Rasulullah adalah sebagai Bank kustodian berkewajiban untuk:
penafsir dari ayat-ayat Al-Quran (Q.S. An-Nahl : 44). Ayat-ayat di a. memberikan pelayanan penitipan kolektif sehubungan dengan kekayaan reksadana;
b. menghitung nilai aktiva bersih dari unit-penyertaan setiap hari bursa;
atas secara tegas menunjukkan wajibnya mengikuti Rasulullah yang c. membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan reksadana atas perintah manajer
tidak lain adalah mengikuti sunnahnya. Berdasarkan itu di atas, para investasi;
sahabat semasa hidup nabi dan setelah wafatnya telah sepakat atas d. menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam
jumlah unit penyertaan, jumlah unit penyertaan, serta nama, kewarganetgaraan,
keharusan menjadikan sunnah Rasulullah sebagai sumber hukum. alamat, dan identitas lainnya dari para pemodal;
e. mengurus penerbitan dan penebusan dari unit penyertaan sesuai dengan akad;

26 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 283


(1) Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak Fungsi Sunnah Terhadap Ayat-Ayat Hukum
diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung
unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman.
(2) Tindakan spekulasi Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, Secara umum fungsi sunnah adalah sebagai bayan (penjelasan)
risywah, maksiat dan kezhaliman mencakup: atau tabyiin (menjelaskan ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an) seperti
a. najsy; melakukan penawaran palsu;
b. bai' al-ma'dum; melakukan penjualan atas barang/efek syari'ah yang belum ditunjukkan oleh ayat 44 Surat al-Nahl : “ kami telah menurunkan
dimiliki/short selling; kepadamu Al-Qur’an agar kamu menjelaskannya kepada manusia apa
c. insider trading; memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan
atas transaksi yang dilarang;
yang diturunkan kepada mereka, dan supaya kamu memikirkannya”.
d. menimbulkan informasi yang menyesatkan; Ada beberapa bentuk fungsi sunnah terhadap al-Qur’an :
e. melakukan investasi pada emiten/perusahaan yang pada saat transaksi
tingkat/nisbah utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya;
a. Menjelaskan isi Al-Qur’an, antara lain dengan merinci ayat-ayat
f. margin trading; melakukan transaksi atas efek syari'ah dengan fasilitas pinjaman global. Misalnya hadis fi’liyah (dalam bentuk perbuatan)
berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek Syari'ah tersebut; Rasullullah yang menjelaskan cara melakukan shalat yang
dan
g. ihtikar/penimbunan; melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu efek diwajibkan dalam Al-Qur’an dalam hadis riwayat Bukhari dari Abu
syari'ah untuk menyebabkan perubahan harga efek syari'ah, dengan tujuan Hurairah, dan demikian pula tentang penjelasannya mengenai
mempengaruhi pihak lain;
h. dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur di atas.
masalah haji seperti dalam hadis riwayat Muslim dari Jabir. Di
samping itu juga sunnah Rasullullah berfungsi untuk menthaksis
Pasal 584 ayat-ayat umum dalam Al-Qur’an yaitu menjelaskan bahwa yang
Harga pasar dari efek syari'ah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya
dari aset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme dimaksud oleh Allah adalah sebagian dari cakupan lafal umum itu,
pasar yang teratur, wajar dan efisien serta tidak direkayasa. bukan seluruhnya. Contohnya hadis Rasullullah riwayat Bukhari
BAB XXIII
dan Muslim dari Abu Hurairah yang melarang memadu antara
REKSADANA SYARI'AH seorang wanita dan bibi. Hadis tersebut menthaksis keumuman
Bagian Pertama
ayat 24 Surat al-Nisa yang menegaskan boleh mengawini selain
Mekanisme Kegiatan Reksadana Syari'ah wanita-wanita yang telah disebutkan sebelumnya, seperti ibu,
saudara perempuan, anak saudara dan lain-lainnya yang tersebut
Pasal 585
(1) Mekanisme operasional dalam reksadana syari'ah terdiri atas : dalam ayat 23 sebelumnya. Sebelum datang hadis tersebut di atas,
a. antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan dengan wakalah; dan maka berdasarkan kepada keumuman ayat 24 tersebut, boleh
b. antara manajer investasi dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem
mudharabah.
memadu seorang wanita dengan bibinya. Persepsi yang beginilah
(2) Karakteristik sistem mudharabah adalah: yang dihilangkan oleh datangnya hadis pentakhsis tersebut,
a. pembagian keuntungan modal antara pemodal yang diwakili oleh manajer sehingga maksud ayat tersebut tidak lagi mencakup masalah
investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah
disepakati kedua belah pihak melalui manajer investasi sebagai wakil dan tidak poligami antara seorang dengan bibinya.
ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal;
b. pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan; Membuat aturan tambahan yang bersifat teknis atas sesuatu kewajiban
c. manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas investasi
yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya. yang disebutkan pokok-pokoknya di dalam Al-Qur’an. Misalnya
masalah li’an, yaitu bilamana seorang suami misalnya menuduh
Bagian Kedua
Hubungan, Hak, dan Kewajiban
isterinya berzina tanpa mampu mengajukan empat orang saksi padahal
isterinya tidak mengakuinya, maka jalan keluarnya
Pasal 586
(1) Transaksi antara pemodal dengan manajer investasi dilakukan berdasarkan akad
wakalah.

282 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 27


a. adalah dengan jalan li’an. Li’an adalah sumpah empat kali dari Apabila emiten diketahui lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau melampaui
batas kepada pihak lain, pemegang obligasi syari'ah mudharabah dapat menarik dana
pihak suami bahwa tuduhannya adalah benar dan pada kali yang obligasi syari'ah mudharabah.
kelima ia berkata : “ La’nat (kutukan) Allah atasku jika aku
Pasal 580
termasuk ke dalam orang-orang yang berdusta”. Setelah itu isteri Kepemilikan obligasi syari'ah mudharabah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama
pula mengadakan lima kali sumpah membantah tuduhan tersebut disepakati dalam akad.
(Q.S. an-Nur : 6-9), sehingga dengan itu suami melepas dari
BAB XXII
hukuman qazaf (delapan puluh kali dera atas orang yang menuduh PASAR MODAL
orang lain berzina tanpa saksi) dan isteri pun bebas dari tuduhan
Bagian Pertama
berzina itu. Namun dalam ayat tersebut tidak dijelaskan apakah Prinsip Pasar Modal Syari'ah
hubungan suami isteri antara keduanya masih berlanjut atau
terputus. Sunnah Rasullullah menjelaskan hal itu yaitu bahwa Pasal 581
(1) Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten,
diantara keduanya dipisahkan buat selamanya (H.R. Ahmad dan jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah
Abu Daud). sesuai dengan syari'ah apabila telah memenuhi prinsip syari'ah.
(2) Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip syari'ah apabila telah memperoleh
pernyataan kesesuaian syari'ah.
b. Menetapkan hukum yang belum disingung dalam Al-Qur’an.
Contohnya hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Bagian Kedua
Emiten yang Menerbitkan Efek Syari'ah
Rasullullah bersabda mengenai keharaman memakan binatang
buruan yang mempunyai taring dan burung yang mempunyai cakar. Pasal 582
(1) Jenis usaha, produk barang, atau jasa yang diberikan dan akad, transaksi serta cara
pengelolaan perusahaan emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek
3. IJMA syari'ah tidak boleh bertentangan dengan prinsip syari'ah.
(2) Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syari'ah, antara lain:
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
Ijma’ menurut bahasa, artinya : “sepakat setuju atau a. lembaga keuangan konvensional/ribawi, termasuk perbankan dan ta’min
sependapat”, sedang menurut istilah ialah kebulatan pendapat semua konvensional;
ahli ijtihad umat Muhammad sesudah wafatnya beliau pada suatu masa b. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; dan
a. produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
tentang suatu perkara (hukum). Ijma’ itu menjadi hujah (pegangan) merusak moral dan bersifat mudharat;
dengan sendirinya di tempat yang tidak didapati dalil (nash), yakni Al- b. Melakukan investasi pada emiten/perusahaan yang pada saat akad tingkat
nisbah utang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi yang lebih
Quran dan Al-Hadist. Dan tidak menjadi ijma’ kecuali telah disepakati dominan dari modalnya.
oleh segala Ulama Islam, dan selama tidak menyalahi nash yang qath’i (3) Emiten yang bermaksud menerbitkan efek syari'ah wajib untuk menandatangani dan
(Kitabullah dan hadist mutawatir). memenuhi ketentuan transaksi yang sesuai dengan syari'ah atas efek syari'ah yang
dikeluarkan.
Kebanyakan ulama berpendapat, bahwa nilai kehujahan ijma’ (4) Emiten yang menerbitkan efek syari'ah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya
ialah dzanni, bukan qath’i. Oleh karena nilai ijma’ itu dzanni, maka memenuhi prinsip syari'ah dan memiliki shariah compliance officer.
(5) Dalam hal emiten yang menerbitkan efek syari'ah ijarah pada saat tertentu tidak
ijma’ itu dapat dijadikan hujjah (pegangan) dalam urusan amal, bukan memenuhi persyaratan, maka efek yang diterbitkan bukan lagi disebut sebagai efek
dalam urusan i’tiqad, sebab urusan i’tiqad itu mesti dengan dalil yang syari'ah.
qath’i. Dasar hukum dijadikannya ijma sebagai sumber hukum Islam
Bagian Ketiga
adalah QS An Nisa: 59. Transaksi Efek

Pasal 583

28 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 281


Pasal 573 Sandaran ljma
Penyelenggaraan ta’min haji dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
a. berdasarkan prinsip-prinsip syari'ah;
b. bersifat tolong menolong antar sesama jamaah haji; Ijma tidak dipandang sah kecuali mempunyai sandaran yang
c. transaksi bertujuan untuk menolong sesama jamaah haji yang terkena musibah
kecelakaan atau kematian;
kuat, sebab ijma itu bukan dalil yang berdiri sendiri. Sandaran ijma
d. transaksi dilakukan antara jamaah haji sebagai pemberi non tabungan dengan adakalanya dalil yang qath’i, yaitu Qur’an dan hadist mutawatir, dan
Lembaga Asuransi Syari'ah yang bertindak sebagai pengelola dana non tabungan. adakalanya berupa dalil dzanni yaitu hadist ahad dan qiyas. Jika
Pasal 574 sandaran ijma hadist ahad, maka hadist ahad ini bertambah nilai
(1) Dalam penyelenggaraan ta’min haji : kekuatannya.
a. Menteri Agama bertindak sebagai pemegang polis induk dari seluruh jamaah haji
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan ibadah haji, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku; Pembagian ljma
b. jamaah haji berkewajiban membayar premi sebagai dana non tabungan yang
merupakan bagian dari komponen Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).
(2) Premi ta’min haji yang diterima harus dipisahkan dari premi ta’min lainnya. a. Ijma qauli (ucapan); yaitu ijma dimana para Ulama ijtihad
(3) Ta’min dapat menginvestasikan dana kebajikan. menetapkan pendapatnya baik dengan lisan maupun tulisan yang
(4) Ta’min berhak memperoleh imbalan atas pengelolaan dana non tabungan yang
besarnya ditentukan sesuai dengan prinsip adil dan wajar.
menerangkan persetujuannya atas pendapat mujtahid lain
(5) Ta’min berkewajiban membayar klaim kepada jamaah haji sebagai peserta ta’min dimasanya. Ijma ini disebut juga ijma qath’i.
berdasarkan kesepakatan yang disepakati pada awal perjanjian. b. Ijma sukuti (diam); ialah ijma dimana para Ulama ijtihad berdiam
(6) Kelebihan biaya operasional haji adalah hak jamaah haji yang pengelolaannya
diamanatkan kepada Menteri Agama sebagai pemegang polis induk untuk diri tiada mengeluarkan pendapatnya atas mujtahid lain dan
kemaslahatan umat. diamnya itu bukan karena takut atau malu. Ijma ini disebut juga
BAB XXI
ijma dzanni.
OBLIGASI SYARI'AH MUDHARABAH Sebagian ulama berpendapat, bahwa sesuatu penetapan jika
Pasal 575
yang menetapkan hakim yang berkuasa, dan didiamkan oleh para
Transaksi yang digunakan dalam Obligasi Syari'ah Mudharabah adalah pelaksanaan akad ulama, belum dapat dijadikan hujjah. Tetapi sesuatu pendapat yang
Mudharabah. ditetapkan oleh seorang Faqih, lalu didiamkan para ulama yang lain,
Pasal 576
maka dapat dipandang ijma.
Jenis usaha yang dilakukan Emiten tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan Disamping ijma tersebut, masih ada macam-macam ijma’ yang lain,
memperhatikan ketentuan dan prinsip Reksa Dana Syari'ah.
yaitu:
(1). Ijma shahabat
Pasal 577 (2). Ijma Ulama Madinah
(1) Pendapatan/hasil investasi yang dibagikan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syari'ah Mudharabah harus bersih dari unsur non halal; (3). Ijma Ulama Kufah
(2) Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syari'ah Mudharabah ditentukan sesuai (4). Ijma Khulafa yang empat
kesepakatan, sebelum penerbitan Obligasi Syari'ah Mudharabah;
(3) Pembagian pendapatan/hasil dapat dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan,
(5). Ijma Abu Bakar dan Umar dan
dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara keseluruhan. (6). Ijma Itrah, yakni ahli bait (golongan Syiah)
Jika kita melihat adanya macam-macam ijma, maka ditinjau dan segi
Pasal 578
Apabila emiten lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau melampaui batas, masanya dapat dibagi menjadi dua :
maka emiten berkewajiban menjamin pengembalian dana mudharabah, dan pemegang (1). Zaman Khalifah yang empat, dan
obligasi syari'ah mudharabah dapat meminta emiten untuk membuat surat pengakuan
utang.
(2). Zaman sesudahnya.

Pasal 579

280 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 29


Ijma shahabat yang dimaksud ialah zaman Khalifah Abu 2) ta’min ‘ala khasarah/ta’min kerugian.
Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Ijma mereka ini jelas dapat dijadikan hujjah tanpa diperselisihkan Pasal 567
orang lagi. Akad non tabungan pada ta’min dan i’adah ta’min mengikat semua bentuk transaksi yang
dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan non tabungan dan tolong menolong antar
Zaman sesudah Khulafa’ur Rasyidin, yaitu ketika Islam telah peserta, bukan untuk tujuan komersial
meluas dan para fuqaha sahabat banyak yang pindah ke negeri Islam
Pasal 568
yang baru dan telah timbul fuqaha tabi’in yang tidak sedikit, ditambah Dalam akad non tabungan, sekurang-kurangnya harus disebutkan:
lagi dengan pertentangan politik, maka pada zaman inilah sukar a. hak dan kewajiban masing-masing peserta secara individu;
dibayangkan dapat terjadinya ijma. Kalau sampai zaman tabi’in saja, b. hak dan kewajiban antara peserta secara individu dalam akun non tabungan selaku
peserta dalam arti badan/kelompok;
sudah sukar akan terjadi ijma, maka terlebih lagi zaman sekarang c. cara dan waktu pembayaran premi dan klaim;
dimana para Ulama telah tersebar luas ke seluruh pelosok. Sedang d. syarat-syarat lain yang disepakati sesuai dengan jenis ta’min yang ditransaksikan.
sahnya ijma ialah : “Kebulatan pendapat semua ahli ijtihad”. Menurut Pasal 569
konsepsi ahli ushul fiqih sesudah zaman shahabat tidak mungkin Kedudukan para pihak dalam transaksi non tabungan:
muncul ijma lagi. Tidak mungkinnya ini hanya pelaksanaannya, tanpa a. dalam transaksi non tabungan hibah, peserta memberikan dana hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta atau peserta lain yang terkena musibah;
menyinggung prinsip terjadinya ijma, meskipun dalam bentuk lain. b. peserta secara individu merupakan pihak yang berhak menerima dana non tabungan
Ijma yang terjadi pada zaman sekarang ini, tidak berbeda dan secara kolektif selaku penanggung;
c. perusahan bertindak sebagai pengelola dana hibah, atas dasar transaksi wakalah dari
dengan Ijma dan keputusan musyawarah yang diambil oleh para para peserta di luar pengelolaan investasi.
Ulama yang mewakili segala lapisan masyarakatnya, untuk
membicarakan kepentingan-kepentingan mereka. Mereka itulah yang Pasal 570
(1) Pengelolaan ta’min dan i’adah ta’min hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga
dinamai Ulil-Amri atau ahlul halli wal ‘aqdi. Mereka diberi hak oleh yang berfungsi sebagai pemegang amanah.
syari’at Islam untuk membuat ketetapan-ketetapan yang belum (2) Pembukaan dana non tabungan harus terpisah dari dana lainnya.
(3) Hasil investasi dari dana non tabungan menjadi hak kolektif peserta dan dibukukan
terdapat dalam syara’. Keputusan mereka wajib ditaati dan dijalankan dalam akun non tabungan.
selama tidak bertentangan dengan nash syariat yang jelas, tetapi jika (4) Dari hasil investasi, perusahaan ta’min dan i’adah ta’min dapat memperoleh bagi hasil
berdasarkan transaksi mudharabah atau transaksi mudharabah musytarakah atau
berlawanan dengan nash syariat, maka betapa dan bagaimanapun juga memperoleh upah berdasarkan transaksi wakalah bil ujrah.
keputusan itu tetap batal.
Pasal 571
Jika terjadi kelebihan dana non tabungan maka boleh dilakukan beberapa alternatif
4. QIYAS sebagai berikut:
a. diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun non tabungan;
b. disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainnya kepada
Qiyas menurut bahasa, artinya “mengukur sesuatu dengan para peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen risiko;
lainnya dan mempersamakannya”. Menurut istilah, “qiyas ialah c. disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainnya
menetapkan sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya, kepada perusahaan ta’min dan reta’min dan para peserta sepanjang disepakati oleh
para peserta.
berdasarkan sesuatu hukum yang sudah ditentukan oleh nash,
disebabkan adanya persamaan di antara keduanya”. Qiyas menurut Pasal 572
(1) Jika terjadi kekurangan dana kebajikan, maka perusahaan ta’min dan i’adah ta’min
para Ulama adalah sumber hukum Islam yang keempat sesudah Al- wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk pinjaman.
Quran, Hadist dan Ijma. Mereka berpendapat demikian dengan alasan (2) Pengembalian dana pinjaman kepada perusahaan ditutup dari surplus dana non
karena i’tibar artinya “Qiyasusysyai-i bisysyai-i membanding sesuatu tabungan.

dengan sesuatu yang lain”. Bagian Keempat

30 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 279


a. akad yang digunakan adalah akad musytarakah merupakan perpaduan antara Rukun Qiyas:
pelaksanaan transaksi mudharabah dengan transaksi musyarakah dengan ketentuan
yang mengikat pada masing-masing transaksi;
b. perusahaan ta’min sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam Rukun qiyas ada empat:
investasi bersama peserta; a. Ashal (pangkal) yang menjadi ukuran/tempat menyerupakan
c. modal atau dana perusahaan ta’min dan dana peserta diinvestasikan secara
bersama-sama dalam portofolio; (musyabbah bih = tempat menyerupakan).
d. perusahaan ta’min sebagai mudharib mengelola investasi dana tersebut. b. Far’un (cabang), yang diukur (musyabbah = yang diserupakan).
Pasal 561
Dalam transaksi mudharabah musytarakah harus disebutkan paling sedikit: c. ‘Illat, yaitu sifat yang menghubungkan pangkal dan cabang.
a. hak dan kewajiban peserta dan perusahaan ta’min; d. Hukum, yang ditetapkan pada far’i.
b. besaran, cara dan waktu pembagian hasil investasi;
c. syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan produk ta’min yang ditransaksikan.
Contoh :
Pasal 562 Allah telah mengharamkan arak, karena merusak akal,
Ketentuan hukum dari transaksi mudharabah musytarakah pada ta’min dan i’adah ta’min:
a. mudharabah musytarakah boleh dilakukan oleh perusahaan; membinasakan badan, menghabiskan harta. Maka segala minuman
a. ta’min, karena merupakan bagian dari hukum mudharabah; yang memabukkan dihukum haram juga.
b. mudharabah musytarakah dapat diterapkan pada produk ta’min; dan Dalam contoh ini (QS Al Maidah: 90)
c. i’adah ta’min yang mengandung unsur tabungan maupun non tabungan.
1). Segala minuman yang memabukkan ialah far’un/ cabang,
Pasal 563 artinya yang diqiyaskan.
Pembagian hasil investasi dapat dilakukan dengan salah satu alternatif sebagai berikut:
a. hasil investasi dibagi antara perusahaan sebagai pengelola modal dan peserta 2). Arak ialah yang menjadi ukuran atau tempat
sebagai pemilik modal sesuai dengan nisbah yang disepakati atau bagian hasil menyerupakan/mengqiyaskan hukum, artinya ashal/pokok.
investasi sesudah diambil oleh/dipisahkan untuk/disisihkan untuk perusahaan sebagai
pengelola modal; dibagi antara perusahaan dengan para peserta sesuai dengan porsi
3). Mabuk merusak akal, ialah ‘illat penghubung/ sebab.
masing-masing; 4). Hukum, segala minuman yang memabukkan hukumnya
b. hasil investasi dibagi secara proporsional atau bagian hasil investasi sesudah “haram”.
diambil/dipisahkan/disisihkan untuk perusahaan, dibagi antara perusahaan sebagai
pengelola modal dengan peserta sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Syarat ashal/pokok :
Pasal 564
Apabila terjadi kerugian maka lembaga keuangan syari'ah sebagai musytarik menanggung Syarat ashal/pokok ada 3 macam
kerugian sesuai dengan porsi modal yang disertakan. 1). Hukum ashal harus masih tetap (berlaku), karena kalau sudah
Pasal 565 tidak berlaku lagi (sudah diubah/mansukh) maka tidak
(1) Perusahaan ta’min selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana mungkin far’i berdiri sendiri.
yang terkumpul.
(2) Investasi sebagaimana dalam ayat (1) wajib dilakukan sesuai dengan prinsip syari'ah.
2). Hukum yang berlaku pada ashal, adalah hukum syara’
3). Hukum pokok/ashal tidak merupakan hukum pengecualian.
Bagian Ketiga Seperti sahnya puasa bagi orang yang lupa, meskipun makan dan
Akad Non Tabungan
pada Ta’min dan I’adah Ta’min minum. Seharusnya puasanya menjadi batal, sebab sesuatu tidak akan
ada, apabila berkumpul dengan hal-hal yang meniadakannya. Tetapi
Pasal 566
Ketentuan umum dari ta’min dan i’adah ta’min non tabungan adalah:
puasanya tetap ada, karena ada hadist : “Barangsiapa lupa, padahal ia
a. Akad non tabungan harus melekat pada semua produk ta’min dan i’adah ta’min. sedang puasa, kemudian ia makan dan minum, hendaklah
b. Akad non tabungan pada ta’min dan i’adah ta’min berlaku pada semua bentuk menyelesaikan puasanya”.
transaksi yang dilakukan antar peserta pemegang polis.
c. Ta’min dan i’adah ta’min yang dimaksud pada huruf a adalah:
1) ta’min ‘ala hayat/ta’min jiwa;

278 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 31


Sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum”. (HR. a. wakalah bil ujrah boleh dilakukan antar perusahaan ta’min, agen sebagai bagian dari
perusahaan dengan peserta.
Bukhari dan Muslim). b. wakalah bil ujrah dapat diterapkan pada produk ta’min syari'ah yang mengandung
unsur tabungan maupun unsur non tabungan.
Syarat-syarat far’un (far’i) :
Pasal 556
1). Hukum far’i tidak boleh terjadi/ada lebih dahulu dari pada Objek wakalah bil ujrah meliputi antara lain:
a. kegiatan administrasi;
hukum ashal. Misalnya mengqiyaskan wudlu kepada b. pengelolaan dana;
tayammum di dalam berkewajiban niat dengan alasan bahwa c. pembayaran klaim;
d. dhaman ishdar/underwriting;
kedua-duanya sama-sama thaharah. Qiyas tersebut tidak benar, e. pengelolaan portofolio risiko;
karena wudlu (dalam contoh ini sebagai cabang) diadakan f. pemasaran;
sebelum hijrah, sedang tayammum (dalam contoh ini sebagai g. investasi.

ashal) diadakan sesudah hijrah bila qiyas tersebut dibenarkan, Pasal 557
berarti menetapkan hukum sebelum ada ‘illat, karena wudlu itu Akad wakalah bil ujrah harus mencantumkan, antara lain:
a. hak dan kewajiban peserta dan perusahaan;
berlaku sebelum tayammum. b. besaran, cara dan waktu pemotongan ujrah fee dari premi;
2). ‘Illat, hendaknya menyamai ‘illatnya ashal; c. syarat yang disepakati, sesuai dengan jenis ta’min yang ditransaksikan.
3). Hukum yang ada pada far’i itu menyamai hukum ashal.
Pasal 558
Kedudukan para pihak dalam akad wakalah bil ujrah:
Syarat-syarat Illat: a. perusahaan bertindak sebagai wakil yang mendapat kuasa untuk mengelola dana;
b. peserta/pemegang polis sebagai individu, dalam produk tabungan dan non tabungan
bertindak sebagai pemberi kuasa untuk mengelola dana;
1). Hendaknya ‘ilat itu berturut-turut, artinya jika ‘illat itu ada, c. peserta sebagai suatu badan/kelompok, dalam akun non tabungan, bertindak
maka dengan sendirinya hukumpun ada. sebagai pemberi kuasa untuk mengelola dana;
d. wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali
2). Dan sebaliknya apabila hukum ada, ‘illatpun ada. atas izin pemberi kuasa /pemegang polis;
3). ‘Illat jangan menyalahi nash, karena ‘illat itu tidak dapat e. akad wakalah bersifat amanah dan bukan tanggungan sehingga wakil tidak
menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi imbalan yang
mengalahkannya, maka dengan demikian tentu nash lebih telah diterima oleh perusahaan ta’min, kecuali karena kecerobohan, wanprestasi, dan
dahulu mengalahkan ‘illat. perbuatan melawan hukum, di samping sifat akad pada umumnya.
f. perusahaan ta’min sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi
apabila transaksi yang digunakan adalah pelaksanaan akad wakalah.

Contoh : Pasal 559


(1) Perusahaan selaku pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul
Sebagian Ulama berpendapat bahwa perempuan dapat dan investasi wajib dilakukan sesuai dengan syari'ah.
melakukan nikah tanpa izin walinya (tanpa wali), dengan alasan bahwa (2) Dalam pengelolaan dana investasi, baik tabungan maupun non tabungan, dapat
digunakan Akad Wakalah bil Ujrah dengan mengikuti ketentuan seperti di atas atau
perempuan dapat memiliki dirinya diqiyaskan kepada bolehnya Akad Mudharabah dengan mengikuti ketentuan Mudharabah.
menjual harta bendanya sendiri. Qiyas tersebut tidak dapat diterima,
karena berlawanan. Bagian Kedua
Akad Mudharabah Musytarakah
pada Ta’min dan I’adah Ta’min

Pasal 560
Ketentuan hukum dari akad mudharabah musytarakah pada ta’min dan i’adah ta’min:

32 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 277


Pasal 546 Macam-macam Qiyas :
Jika seseorang menyatakan bahwa ia tidak memiliki tuntutan atau perselisihan dengan
orang lain, atau menyatakan bahwa ia tidak mempunyai hak apapun dari orang lain, atau (1). Qiyas Aulawi
ia menyatakan telah mengakhiri atau menghentikan tuntutannya pada orang lain, atau ia (2). Qiyas Musawi
menyatakan tidak lagi berhak apapun dari orang lain itu, atau ia menyatakan telah
menerima haknya dengan penuh dari orang lain itu, maka orang tersebut dianggap telah
(3). Qiyas Dilalah dan
melepaskan hak orang lain itu. (4). Qiyas Syibh.
Pasal 547
Jika seseorang telah melepaskan haknya dari orang lain, maka haknya menjadi hapus, dan Qiyas Aulawi dan Qiyas Musawi, biasa disebut Qiyas ‘illat,
seseorang itu tidak lagi berhak mengajukan tuntutan mengenai hal itu. karena qiyas-qiyas ini mempersamakan soal cabang dengan soal pokok
Pasal 548
karena persamaan ‘illatnya.
Suatu pelepasan hak tidak berlaku terhadap hak-hak yang timbul kemudian setelah (1). Qiyas aulawi (lebih-lebih).
pelepasan itu. Qiyas aulawi ialah yang ‘ilatnya sendiri menetapkan adanya
Pasal 549 hukum, sementara cabang lebih pantas menerima hukum
(1) Seseorang melepaskan hak orang lain dari suatu gugatan tentang perkara tertentu daripada ashal. Seperti haramnya memukul ibu bapak yang
merupakan hak khusus.
(2) Seseorang menyatakan telah melepaskan hak orang lain dari semua gugatan, atau ia
diqiyaskan kepada haramnya memaki kepada mereka, dilihat
tidak menuntut apapun dari orang lain itu, maka merupakan hak umum. dan segi ‘illatnya ialah menyakiti, apalagi memukul lebih
menyakiti.
Pasal 550
Orang yang dilepaskan haknya harus diketahui dengan jelas dan tertentu. (b). Qiyas musawi (bersamaan ‘ilatnya).
Qiyas musawi, ialah ‘illatnya sama dengan ‘illat qiyas aulawi,
Pasal 551
(1) Pelepasan hak tidak tergantung kepada kabul.
hanya hukum yang berhubungan dengan cabang (far’i) itu,
(2) Jika pelepasan hak ditolak maka penolakan ini tidak mempunyai kekuatan hukum. sama setingkat dengan hukum ashalnya. Seperti qiyas
Pasal 552 memakan harta benda anak yatim kepada membakarnya, dilihat
(1) Pelepasan hak utang dari seseorang yang sedang menderita sakit keras kepada
anggota keluarganya, dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai akibat hukum. dari segi ‘illatnya ialah sama-sama melenyapkan.
(2) Jika pelepasan hak utang kepada seseorang yang bukan anggota keluarganya, (c). Qiyas dilalah (menunjukkan).
maka pelepasan hak itu adalah sah apabila tidak lebih dari 1/3 hartanya.
Qiyas dilalah, ialah yang ‘ilatnya tidak menetapkan hukum,
Pasal 553 tetapi menunjukkan juga adanya hukum. Seperti mengqiyaskan
Pelepasan utang hanya sah apabila dilakukan oleh orang yang cakap melakukan
perbuatan hukum.
wajibnya zakat harta benda anak-anak yatim dengan wajibnya
zakat harta orang dewasa, dengan alasan kedua-duanya
BAB XX merupakan harta yang tumbuh.
TA’MIN
(d). Qiyas syibh (menyerupai).
Bagian Pertama Qiyas syibh, adalah mengqiyaskan cabang yang diragukan diantara
Ta’min dan I’adah Ta’min
kedua pangkal kemana yang paling banyak menyamai. Seperti budak
Pasal 554 yang dibunuh mati, dapat diqiyaskan dengan orang yang merdeka
Akad yang digunakan pada ta’min dan i’adah ta’min adalah : karena sama-sama keturunan Adam, dapat juga diqiyaskan dengan
a. wakalah bil ujrah;
b. murabahah; dan ternak karena kedua-duanya adalah harta benda yang dapat dimiliki,
c. tabarru’. dijual, diwakafkan dan diwariskan. Dengan demikian tentu lebih sesuai
Pasal 555
diqiyaskan
Prinsip wakalah bil ujrah pada ta’min dan i’adah ta’min adalah:

276 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 33


dengan harta benda semacam mi, karena ia dapat dimiiki dan Jika seseorang melaksanakan suatu perdamaian dengan orang lain tentang sebagian dari
tuntutannya kepada orang itu, maka orang yang melaksanakan perdamaian itu dianggap
diwariskan dan sebagainya. telah menerima pembayaran sebagian dari tuntutannya dan telah melepaskan haknya
Menurut Wahbah az-Zuhaili, dari segi perbandingan antara terhadap sisanya.
‘Illat yang terdapat pada asal (pokok tempat mengqiyaskan) dan yang
Pasal 538
terdapat pada cabang, qiyas dapat dirinci kepada tiga pembagian : Jika seseorang melaksanakan suatu perdamaian di mana suatu utang yang segera harus
dibayar, diubah menjadi utang yang dapat dibayarkan kembali di kemudian hari, maka ia
1. Qiyas Awla, yaitu bahwa ‘Illat yang terdapat pada far’u dianggap telah melepaskan haknya untuk pembayaran segera.

(cabang) lebih utama daripada ‘Illat yang terdapat pada asal Pasal 539
pokok. Misalnya, mengqiyaskan hukum haram memukul Jika seseorang melaksanakan suatu perdamaian tentang suatu utang yang harus dibayar
kembali dengan sesuatu barang, bisa dibayar dengan barang lain yang sama nilainya,
kedua orang tua kepada hukum haram mengatakan “Ah” yang maka orang itu dianggap telah menunaikan kewajibannya.
terdapat dalam ayat 23 Surat al-Isra : “ Maka janganlah kalian
Pasal 540
katakan : “ Ah”, kepada keduanya “, karena alasan (‘Illat) (1) Apabila suatu proses perdamaian telah diselesaikan, maka tidak satu pun dari kedua
sama-sama menyakiti orang tua. Namun, tindakan memukul pihak berhak mempermasalahkannya lagi.
yang dalam hal ini adalah cabang lebih menyakiti orang tua (2) Dengan disetujuinya perdamaian itu, maka penggugat berhak atas penggantian
perdamaian yang tercantum dalam transaksi perdamaian itu.
sehingga hukumnya lebih berat dibandingkan dengan haram
mengatakan “Ah” yang ada pada asal. Pasal 541
Jika salah satu pihak yang melakukan transaksi perdamaian meninggal dunia, maka ahli
warisnya tidak berhak membatalkan perdamaian itu.
1. Qiyas Musawi, yaitu qiyas di mana ‘Illat yang terdapat pada Pasal 542
cabang sama bobotnya ‘Illat yang terdapat pada asal (pokok). Jika perdamaian itu dibuat dalam bentuk pertukaran barang, maka kedua pihak boleh
menghapuskan dan menggugurkan perdamaian itu atas kehendak mereka sendiri.
Misalnya, ‘Illat hukum haram membakar harta anak yatim yang
dalam hal ini adalah cabang sama bobot ‘Illat haramnya dengan Pasal 543
tindakan memakan harta anak yatim yang diharamkan dalam Jika suatu transaksi perdamaian yang dibuat berisi suatu pembayaran yang dilakukan agar
dapat menghindari pengucapan sumpah, maka penggugat dianggap telah dapat
ayat 10 Surat an-Nisa, karena sama-sama melenyapkan harta memaksa tergugat untuk bersumpah.
anak yatim.
Pasal 544
(1) Jika objek pengganti dalam perdamaian rusak sebagian atau seluruhnya sebelum
2. Qiyas al-Adna, yaitu qiyas dimana ‘Illat yang terdapat pada diserahkan kepada penggugat, dan pengganti kerugian itu berupa barang tertentu,
cabang lebih rendah bobotnya dibandingkan dengan ‘Illat yang maka ini dianggap sama halnya dengan suatu barang yang diambil seseorang yang
berhak atas barang itu.
terdapat dalam asal. Misalnya, sifat memabukan yang terdapat (2) Jika suatu perdamaian dibuat dengan cara pengakuan, maka penggugat berhak
dalam minuman keras bir umpamanya lebih rendah dari sifat menuntut seluruh atau sebagian barang yang dituntutnya dari perdamaian tersebut
dari tergugat.
memabukan yang terdapat pada minuman keras khamar yang (3) Jika pengganti kerugian dalam perdamaian berupa suatu piutang atau berupa
diharamkan dalam ayat 90 Surat Al-Maidah, meskipun pada barang yang tidak tertentu, maka perdamaian itu tidak akan terpengaruh oleh hal
asal dan cabang sama-sama terdapat sifat memabukkan tersebut, dan penggugat berhak untuk menerima sejumlah yang sama dengan
kerugiannya, dari tergugat.
sehingga dapat diberlakukan Qiyas.
BAB XIX
PELEPASAN HAK

Pasal 545
Pelepasan hak yang dilakukan oleh orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum
adalah tidak sah.

34 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 275


Penggantian Objek Shulh Dari segi jelas atau tidak jelasnya ‘Illat sebagai landasan hukum,
Pasal 530 seperti dikemukakan Wahbah az-Zuhaili, Qiyas dapat dibagi dua:
(1) Jika penggantian objek perdamaian berupa barang tertentu, maka barang itu
dianggap sebagai suatu barang sah sebagaimana barang asal. a. Qiyas Jali, yaitu Qiyas yang didasarkan atas ‘Illat yang
(2) Jika penggantian objek perdamaian itu berupa piutang, maka penggantian objek
perdamaian dianggap sebagai pembayaran harga. ditegaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah, atau tidak
disebutkan secara tegas dalam salah satu sumber tersebut, tetapi
Pasal 531
Penggantian objek perdamaian dari suatu perdamaian harus berupa harta milik dari orang
berdasarkan penelitian kuat dugaan bahwa tidak ada perbedaan
yang membuat perdamaian. antara asal (pokok) dan cabang dari segi kesamaan ‘Illatnya.
Misalnya, mengqiyaskan memukul dua orang tua kepada
Pasal 532
Jika penggantian objek perdamaian berupa barang yang membutuhkan transaksi barang, larangan mengatakan kata “Ah” seperti dalam controh Qiyas
maka penggantian objek perdamaian harus dinyatakan dengan jelas. Awla tersebut di atas. Qiyas Jali, seperti dikemukakan Wahbah
Bagian Ketiga
az-Zuhaili, mencakup apa yang disebut dengan Qiyas Awla dan
Gugatan dalam Shulh Qiyas Musawi dalam pembagian pertama di atas tadi.
Pasal 533
(1) Jika akad perdamaian dibuat dengan materi yang berupa pengakuan atas harta
b. Qiyas Khafi, yaitu Qiyas yang didasarkan atas ‘Illat yang di
yang disengketakan, maka perdamaian itu diakui sebagai sebab kepemilikan. Istimbatkan (ditarik) dari hukum asal. Misalnya, mengqiyaskan
(2) Jika seluruh atau sebagian dari pengganti objek perdamaian diambil dari seseorang pembunuhan dengan memakai benda tumpul kepada
yang berhak atas penggantian itu, maka penggantian objek perdamaian berupa
barang yang digugat dari perdamaian itu, yakni bisa seluruhnya atau sebagiannya, pembunuhan dengan benda tajam disebabkan persamaan ‘Illat
dinyatakan sah. yaitu adanya kesengajaan dan permusuhan pada pembunuhan
Pasal 534
dengan benda tumpul sebagaimana terdapat pada pembunuhan
Jika akad perdamaian dibuat dengan pengakuan tentang manfaat suatu harta, maka dengan benda tajam.
hukum akad perdamaian itu adalah sama dengan hukum akad ijarah.

Pasal 535 5. SUMBER-SUMBER LAINNYA


(1) Suatu perdamaian dengan cara penolakan atau bersikap diam saja, maka
penggugat berhak atas harta penggantiannya, sedangkan tergugat berhak untuk
tidak melakukan sumpah dan selesainya sengketa.
Sumber-sumber lain yang dipertentangkan keberlakuannya di
(2) Hak syuf'ah (hak untuk didahulukan/preverence) yang melekat pada suatu benda kalangan ulama antara lain adalah istihsan, maslahah mursahah, ‘urf
tidak bergerak berlaku sebagai pengganti objek perdamaian. (adat istiadat), istishab, syar’u man qablana, mazhab sahabat, dan sadd
(3) Jika seseorang yang berhak atas harta itu lalu mengambil sebagian atau seluruh
benda tidak bergerak itu, maka penggugat harus mengembalikan sejumlah al-zari’ah.. Para ulama berbeda pendapat mengenai kekuatan hukum
pengganti perdamaian itu kepada tergugat seluruhnya atau sebagian, dan sumber-sumber ini, sehingga tidak bisa disebut sebagai sumber hukum
penggugat itu berhak mengajukan gugatan itu kepada orang yang menuntut dan
yang punya hak tersebut.
Islam. Di bawah ini akan diberikan gambaran singkat dari masing-
(4) Jika seluruh atau sebagian dari pengganti kerugian itu diambil oleh penggugat, maka masing sumber tersebut.
penggugat berhak mengajukan gugatan atas penggantian perdamaian.

Pasal 536 1. Istihsan.


Jika pihak penggugat berkeinginan memperoleh kembali hartanya, dan menyetujui suatu
perdamaian untuk mendapat sebagian dari padanya, serta membebaskan tergugat dari
sisa perkara yang diajukan, maka penggugat dianggap telah menerima pembayaran
Dari segi bahasa istihsan berarti menganggap sesuatu baik, yang
sebagian dari tuntutannya dan membebaskan sisanya. terambil dari kata al-husnu (Baik). Sedangkan istihsan menurut istilah
Usul Fikih seperti dikemukakan oleh Wahbah az-Zuhaili, terdiri dari
Pasal 537
dua definisi yaitu : (1) memakai Qiyas Khafi dan meninggalkan

274 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 35


Qiyas Jali karena ada petunjuk itu, dan (2) hukum pengecualian (2) Pengadilan dapat memutuskan sanksi denda atau ta’zir dalam bentuk lain kepada
pihak pemberi kuasa yang yang membatalkan pemberian kuasa secara sepihak
dari keadaan kaedah yang berlaku umum karena ada petunjuk untuk
yang merugikan pihak penerima kuasa.
hal tersebut. Istihsan yang disebut pertama tadi, dikenal dengan (3) Pengadilan dapat mene tapkan pihak pemberi kuasa yang menyalahgunakan
Istihsan Qiyasi, sedangkan yang kedua disebut Istihsan Istisnaiy. kekuasaanya ke dalam daftar orang tercela.
Istihsan Qiyasi terjadi pada suatu kasus yang mungkin
dilakukan padanya salah satu dari dua bentuk Qiyas, yaitu Qiyas Jali BAB XVIII
atau Qiyas Khafi seperti terdahulu penjelasan kedua istilah tersebut SHULH
pada pembagian Qiyas, dan pada dasarnya bila dilihat dari segi
Bagian Pertama
kejelasan ‘Illat-nya maka Qiyas Jali lebih pantas didahulukan atas Ketentuan Umum Shulh
Qiyas Khafi. Namun, menurut mazhab Hanafi, bilamana mujtahid
Pasal 526
memandang bahwa Qiyas Khafi lebih besar kemaslahatan yang (1) Orang yang membuat suatu akad perdamaian harus cakap melakukan perbuatan
dikandungnya dibandingkan dengan Qiyas Jali, maka Qiyas Jali itu hukum.
boleh ditinggalkan dan yang dipakai adalah hasil Qiyas Khafi itu. (2) Suatu akad perdamaian yang dibuat oleh anak yang telah diberi izin oleh walinya
adalah sah, selama perdamaian itu tidak berakibat kerugian yang nyata.
Praktek seperti itulah yang dikenal dengan Istihsan Qiyasi (3) Jika seseorang mengajukan gugatan yang ditujukan kepada seorang anak yang telah
Sedangkan Istihsan Istisnaiy terbagi kebeberapa macam, yaitu diberi izin, dan anak itu membuat pengakuan atas hal itu, maka hasilnya adalah suatu
bentuk akad perdamaian yang sah melalui pengakuan.
Istihsan bi al-nass, yaitu hukum pengecualian berdasarkan nass (Al- (4) Seorang anak yang te lah diberi izin, berhak untuk membuat suatu akad pe rdamaian
Qur’an atau sunnah) dari kaedah yang bersifat umum yang berlaku yang sah dengan catatan ia diberi waktu untuk memikirkan tuntutannya.
(5) Jika seorang anak menyetujui suatu akad perdamaian tentang sebagian dari
bagi kasus-kasus semisalnya. Contohnya kaedah umum makan dalam tuntutannya dan di samping itu ia juga memiliki bukti untuk menunjang tuntutannya
keadaan lupa di siang hari Ramadhan meneruskan puasa seseorang tersebut, maka akad perdamaian itu tidak sah. Tetapi, jika ia tidak memiliki bukti
karena telah rusak rukun dasarnya yaitu imsak (menahan diri dari yang semacam itu, serta lawannya bersedia untuk diangkat sumpah, maka akad
perdamaian itu sah.
membatalkan puasa) di siang harinya. Namun hadis Rasullullah, (6) Jika seorang anak melakukan gugatan untuk me ndapatkan kembali barang dari
menegaskan bahwa makan dalam keadaan lupa di siang hari orang lain, dan kemudian membuat akad perdamaian tentang nilai tuntutannya,
maka akad perdamaian itu adalah sah.
Ramadhan tidak membatalkan puasa (H.R. an-Nasai).
Istihsan berlandaskan Ijma’. Misalnya, pesanan untuk Pasal 527
Wali seorang anak dibolehkan melakukan akad perdamaian atas gugatan terhadap harta
membuat lemari. Menurut kaedah umum praktek seperti itu tidak anak, dengan ketentuan perdamaian tersebut tidak mengakibatkan kerugian yang nyata
dibolehkan, karena pada waktu mengadakan akad pesanan itu barang bagi anak itu.
yang akan dijual belikan belum ada. Memperjual-belikan benda yang Pasal 528
belum ada waktu melakukan akad dilarang dalam hadis Rasullullah (1) Perdamaian dapat dilakukan sendiri oleh pihak yang berperkara atau orang yang
(H.R. Abu Daud). Namun hal itu dibolehkan sebagai hukum dikuasakan untuk itu sepanjang disebutkan dalam surat kuasa.
(2) Pemberi kuasa tidak dibenarkan menyelesaikan sendiri perkaranya tanpa diketahui
pengecualian, karena tidak seorang pun ulama yang membantah oleh penerima kuasa.
keberlakuannya dalam masyarakat sehingga dianggap sudah disepakati
Pasal 529
(ijma’). (1) Jika seseorang menunjuk orang lain sebagai penerima kuasanya untuk melakukan
Istihsan yang berlandaskan ‘urf (adat kebiasaan). Misalnya perdamaian atas suatu gugatan, maka pemberi kuasa terikat dengan perdamaian itu.
boleh mewakafkan benda bergerak seperti buku-buku, dan perkakas (2) Jika seorang penerima kuasa membuat suatu perdamaian dengan cara pengakuan
bahwa ia akan mengganti harta dengan harta lain, lalu ia membuat perdamaian atas
seperti alat memasak. Menurut ketentuan umum perwakafan, seperti namanya sendiri, maka penerima kuasa se macam ini menjadi bertanggungjawab
dikemukakan Abdul-Karim Zaidan, wakaf hanya dibolehkan pada atas suatu tuntutan yang diajukan bertalian dengan hal tersebut, dan sejumlah uang
yang diselesaikan dengan cara itu, bisa diperoleh kembali dari penerima kuasa
harta benda yang bersifat kekal dan berupa benda tidak bergerak tersebut, dan penerima kuasanya sendiri bisa menuntut terhadap pemberi kuasanya.

36 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 273


Pasal 516 seperti tanah. Dasar kebolehan mewakafkan benda yang bergerak itu
(1) Pemberi kuasa berhak mencabut kuasa dari penerima kuasanya.
(2) Jika seseorang yang berutang menyerahkan hartanya sebagai jaminan utang pada hanya adat kebiasaan di berbagai negeri yang membolehkan praktek
waktu transaksi atau beberapa waktu kemudian, lalu menunjuk seseorang sebagai wakaf tersebut.
kuasa untuk menjual harta jaminan utang tatkala utangnya jatuh tempo, maka
pemberi kuasa tersebut tidak dapat mencabut kuasa tanpa ada persetujuan dari
Istihsan yang didasarkan atas maslahah mursalah. Misalnya,
yang berpiutang. mengharuskan ganti rugi atas diri seorang penyewa rumah jika
Pasal 517
peralatan rumah itu ada yang rusak ditangannya kecuali jika kerusakan
Suatu kuasa yang dicabut oleh penerima kuasa, maka pencabutan kuasa itu baru akan itu diakibatkan bencana alam yang di luar kemampuan manusia untuk
berlaku setelah diberitahukan kepada pemberi kuasa. menghindarinya. Menurut kaidah umum, seorang penyewa rumah
Pasal 518
tidak dikenakan ganti rugi jika ada yang rusak selama ia menghuni
Apabila penerima kuasa mengundurkan diri dari kuasa, maka ia harus memberitahukan rumah itu kecuali jika kerusakan itu disebabkan kelalaiannya. Tetapi,
pengunduran diri itu kepada pemberi kuasa.
demi menjaga keselamatan harta tuan rumah, dan menipisnya rasa
Pasal 519 tanggung jawab kebanyakan para penyewa, maka kebanyakan ahli
(1) Pemberi kuasa berhak memberhentikan penerima kuasa yang ditunjuk untuk Fikih berfatwa untuk membebankan ganti rugi atas pihak tersebut.
menerima hutang pada
waktu yang berutang tidak hadir.
(2) Jika yang berutang membayar utangnya kepada penerima kuasa sebelum diberi Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Istihsan.
tahu tentang pemberhentiannya, maka yang berutang tadi bebas dari utangnya.

Pasal 520 Mazhab Hanafi, Maliki, dan mazhab Hambali berpendapat


Pemberian kuasa berakhir setelah ia menyelesaikan kewajiban yang menjadi tanggung bahwa istihsan dapat dijadikan landasan dalam menetapkan hukum
jawabnya sebagaimana dinyatakan dalam surat kuasa.
dengan beberapa alasan :
Pasal 521
Meninggalnya pemberi kuasa menjadikan kuasa berakhir demi hukum kecuali masih ada a. Firman Allah : “ Mereka yang mendengarkan perkataan lalu
hubungan hukum dengan pihak ketiga.
mengikuti apa yang paling baik di antaranya (az-Zumar : 18). Ayat
Pasal 522 tersebut, menurut mereka, memuji orang-orang yang mengikuti
Akad pemberian kuasa tidak dapat dialihkan dengan cara diwariskan. perkataan (pendapat) yang baik, sedangkan mengikuti istihsan
Pasal 523 berarti mengikuti sesuatu yang dianggap baik, dan oleh karena itu
Jika pemberi kuasa atau penerima kuasa menjadi gila, maka akad pemberian kuasa sah dijadikan landasan hukum.
menjadi batal.

Pasal 524 b. Sabda Rasullullah : “ Apa yang dianggap baik oleh orang-orang
(1) Penerima kuasa yang menyalahgunakan kekuasaan dapat dikenai sanksi.
(2) Pengadilan dapat memutuskan sanksi denda atau ta’zir dalam bentuk lain kepada
Islam, adalah juga baik di sisi Allah (H.R.Ahma bin Hambali).
pihak penerima kuasa yang menyalahgunakan kekuasaannya atas gugatan pihak Hadis ini menurut pandangan mereka menganjurkan untuk
pemberi kuasa. mengikuti apa yang dianggap bak bagi orang-orang Islam karena
(3) Pengadilan dapat menetapkan pihak penerima kuasa yang menyalahgunakan
kekuasaanya ke dalam daftar orang tercela. merupakan sesuatu yang baik di sisi Allah.
Pasal 525
(1) Pihak pemberi kuasa yang membatalkan kuasanya
Imam Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (w. 204 H), pendiri
secara sepihak kepada pihak penerima kuasa sehingga menimbulkan kerugian pada mazhab Syafi’i, tidak menerima istihsan sebagai landasan hukum.
pihak penerima kuasa dapat dikenai sanksi. Menurutnya alasannya antara lain :

272 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 37


a. Ayat 38 Surat al- An’am : “ Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di orang yang diperintah itu tidak wajib untuk menjual dan membayar utangnya
tersebut, jika ia seorang penerima kuasa yang tidak diupah.
dalam al-Kitab (al-Qur’an). (3) Jika seseorang penerima kuasa yang diupah, maka ia wajib untuk menjual hartanya
b. Ayat 44 Surat al-Nahl : “ Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, dan membayar utangnya dari hasil penjualan tersebut.
agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka”. Pasal 510
c. Ayat 49 Surat al-Maidah : “ Dan hendaklah kamu memutuskan Jika seseorang memberi sejumlah uang kepada orang lain dengan memerintahkan agar ia
membayarkan uang itu kepada seseorang yang meminjaminya, maka orang lain yang
perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan berpiutang kepada orang yang memberi perintah itu tidak memiliki hak menuntut bagian
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka”. dari uang itu dan orang yang diperintah hanya boleh memberikan uang itu kepada yang
berpiutang yang disebut dalam perintah itu.

Ayat pertama tersebut di atas, menurut Imam Syafi’i Pasal 511


menegaskan kesempurnaan Al-Qur’an untuk menjawab segala sesuatu. Jika seseorang memberikan sejumlah uang kepada orang lain dengan perintah untuk
dibayarkan pada utang dari orang ketiga, dan kemudian diketahui bahwa pemilik uang itu
Ayat kedua menjelaskan bahwa di samping Al-Qur’an ada sunnah telah meninggal sebelum uang itu diserahkan kepada yang berpiutang, maka uang itu
Rasullullah untuk menjelaskan dan merinci hukum-hukum yang harus disatukan dulu dengan harta peninggalannya, dan yang berpiutang itu baru bisa
terkandung dalam Al-Qur’an sehingga menjadi lebih lengkap untuk menuntut pembayarannya dari harta peninggalan orang itu.

menjadi rujukan menetapkan hukum sehingga tidak lagi memerlukan Pasal 512
istihsan yang merupakan kesimpulan pribadi. Dan ayat ketiga (1) Jika seseorang memberikan sejumlah uang kepada orang lain, untuk dibayarkan
kepada orang yang meminjaminya dengan suatu perintah bahwa uang itu tidak
tersebut, menurut Imam Syafi’i, memerintahkan umat manusia untuk boleh diserahkan, kecuali tanda penerimaan ditandatangani pada kwitansi atau
mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya dan larangan mengikuti tanda penerimaan yang disiapkan untuk itu, dan orang yang diperintah itu
menyerahkan uang itu tanpa mendapat tanda bukti penerimaan uang, kemudian
kesimpulan hawa nafsu. Hukum yang dibentuk istihsan adalah yang berpiutang itu menyangkal bahwa ia telah menerima uang itu, sedangkan yang
kesimpulan hawa nafsu, oleh karena itu tidak sah dijadikan landasan berutang tidak dapat membuktikan pembayaran tersebut, maka yang berutang wajib
hukum. membayar utang untuk kedua kalinya.
(2) Seseorang yang berutang dapat menuntut orang yang pernah diserahi uang untuk
mengganti kerugiannya.
2. Maslahah Mursalah.
Bagian Keenam
Pemberian Kuasa untuk Gugatan
Kata maslahah menurut bahasa berarti manfaat, dan kata
mursalah berarti lepas. Gabungan dari dua kata tersebut yaitu Pasal 513
Baik penggugat maupun tergugat boleh menguasakan kepada orang lain yang mereka
masalhah mursalah menurut istilah, seperti dikemukakan Abdul- pilih untuk bertindak sebagai penerima kuasa dalam perkara gugatan.
Wahab Khallaf, berarti sesuatu yang dianggap maslahat namun tidak
Pasal 514
ada ketegasan hukum untuk merealisirnya dan tidak pula ada dalil (1) Seseorang yang menunjuk orang lain sebagai penerima kuasanya untuk perkara
yang mendukung maupun yang menolaknya, sehingga oleh karena itu gugatan, secara sah boleh melarangnya untuk membuat suatu pengakuan
disebut maslahah mursalah (maslahah yang lepas dari dalil secara terhadapnya, maka suatu pengakuan yang dibuat oleh penerima kuasa terhadap
kliennya adalah tidak sah.
khusus). (2) Jika penerima kuasa membuat pengakuan di Pengadilan, dan ia tidak diberi
Selanjutnya, dalam rangka memperjelas pengertian maslahah wewenang (kuasa) untuk hal itu, maka kekuasaan penerima kuasa tersebut dapat
dicabut.
mursalah itu, Abdul-Karim Zaidan menjelaskan macam-macam
maslahah : Pasal 515
a. maslahah al-mu’tabarah, yaitu maslahah yang secara tegas diakui Pemberian kuasa untuk gugatan tidak termasuk pemberian kuasa untuk menerima barang
kecuali dinyatakan lain secara khusus dalam surat kuasa.
syari’at dan telah ditetapkan ketentuan-ketentuan hukum untuk

38 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 271


(1) Jika seseorang memberi perintah kepada orang lain untuk membayarkan sejumlah merealisirnya. Misalnya diperintahlan berjihad untuk memelihara
uang kepada pihak ketiga, atau kepada negara, dan orang ini membayarkan uang
yang diambil dari hartanya sendiri, maka ia boleh melaksanakan pertanggungan itu agama dari rongrongan musuhnya, diawajibkan hukuman qisas
kepada orang yang memberi perintah, baik pertanggungan itu disyaratkan atau tidak. untuk menjaga kelestarian jiwa, ancaman hukuman atas peminum
(2) Pelaksanaan tersebut berlaku baik ia menggunakan ungkapan yang menunjukkan
pertanggungan, atau tidak.
khamar untuk memelihara akal, ancaman hukuman zina untuk
memelihara kehormatanan keturunan, dan ancaman hukum mencuri
Pasal 504 untuk menjaga harta.
(1) Jika seseorang memerintah orang lain untuk membayar utangnya, maka ia hanya
dapat membayar sesuai dengan apa yang diperintahkan. b. maslahah al-mulgah, yaitu sesuatu yang dianggap maslahah oleh
(2) Jika seseorang yang telah mendapat perintah dari orang lain untuk membayar akal pikiran,tetapi dianggap palu karena kenyataannya bertentangan
utangnya, lalu menjual kekayaan miliknya kepada yang berpiutang, dan selanjutnya
ia membayar utang orang itu dengan hasil penjualan tersebut, maka orang yang
dengan ketentuan syari’at. Misalnya, ada anggapan bahwa
membayar utang itu berhak mendapat ganti sejumlah itu dari orang yang telah menyamakan pembagian warisan antara anak laki-laki dan anak
memberi perintah, berapa pun jumlahnya.
(3) Jika seseorang menjual kekayaannya sendiri kepada yang berpiutang untuk jumlah
perempuan adalah maslahah. Akan tetapi kesimpulan seperti itu
yang lebih besar dari nilai utang, maka orang yang memberi perintah agar utangnya bertentangan dengan ketentuan syari’at, yaitu ayat 11 Surat al-nisa
dibayarkan tidak boleh mengurangkan kelebihan itu dari utangnya. yang menegaskan bahwa pembagian anak laki-laki dua kali
Pasal 505
Jika seseorang memerintah orang lain untuk menanggung pembiayaan dirinya, atau pembagian anak perempuan. Adanya pertentangan itu
keluarganya, maka orang tersebut berhak mendapat ganti sejumlah uang yang pantas dari menunjukkan bahwa apa yang dianggap maslahat itu, bukan
orang yang memberi perintah, baik penggantian sejumlah uang tersebut disyaratkan
ataupun tidak.
maslahat di sisi Allah.
c. maslahah al-Mursalah, dan maslahat macam inilah yang dimaksud
Pasal 506 dalam pembahasan ini, yang pengertiannya adalah seperti dalam
(1) Jika seseorang memerintahkan orang lain agar meminjamkan sejumlah uang, atau
memberi hibah kepada orang ketiga, dan orang tersebut mengerjakan perintah itu, definisi yang kita sebutkan di atas tadi. Maslahat macam ini
maka ia berhak mendapat ganti sejumlah uang dari orang yang telah memberi terdapat dalam masalah-masalah mu’amalah yang tidak ada
perintah.
(2) Jika orang yang memberi perintah itu tidak membuat persyaratan semacam
ketegasan hukumnya dan tidak pula ada bandingannya dalam Al-
pertanggungan dengan mengatakan bahwa ia akan menggantinya dengan uang, Qur’an dan Sunnah untuk dapat dilakukan analogi. Contohnya,
atau bahwa orang yang membayarkan uangnya, bisa kemudian mendapat ganti peraturan lalu lintas dengan segala rambu-rambunya. Peraturan
dari dia, tetapi ia hanya memerintahkan untuk membayar, maka orang yang
membayar tadi tak mempunyai pertanggungan terhadap orang pemberi perintah. seperti itu tidak ada dalil khusus yang mengaturnya, baik dalam Al-
Qur’an maupun dalam Sunnah Rasullullah. Namun, peraturan
Pasal 507
Suatu perintah yang diberikan oleh orang tertentu, hanya berlaku untuk barang milik orang
seperti itu sejalan dengan tujuan syari’at, yaitu dalam hal ini adalah
itu saja. untuk memelihara jiwa dan harta.
Pasal 508
Jika seseorang memerintahkan orang lain untuk membayar utangnya dengan menyebut Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Maslahah Mursalah.
jumlahnya yang harus dibayar dari harta orang yang diperintah dan orang ini berjanji akan
melakukan hal itu, tapi nyatanya gagal membayar utang itu, maka orang itu tidak bisa
dipaksa untuk membayar utang itu hanya karena ia telah berjanji untuk melakukan hal itu.
Para ulama Usul Fikih sepakat bahwa maslahah mursalah tidak sah
menjadi landasan hukum dalam bidang ibadat, karena bidang ibadat
Pasal 509 harus diamalkan sebagaimana adanya diwariskan oleh Rasullulah, dan
(1) Jika orang yang diperintah untuk itu ternyata mempunyai utang kepada orang yang
memerintah, atau ia menyimpan uang yang dititipkan oleh pemberi perintah untuk oleh karena itu bidang ibadat tidak berkembang. Mereka bebeda
pengamanan, kemudian ia diperintah untuk membayar utang yang memerintah, pendapat dalam bidang mu’amalat. Kalangan Zahiriyah, sebagian dari
maka ia dipaksa untuk membayar utangnya.
Jika orang yang memberi perintah itu, meminta agar barang tertentu milik orang yang kalangan Syafi’iyah dan Hanafiyah tidak
memerintah dijual dan utangnya dibayar dari hasil penjualan barangnya itu, maka

270 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 39


mengakui maslahah mursalah sebagai landasan pembentukan (2) Jika penerima kuasa menjual dengan harga yang lebih rendah, maka transaksi
tersebut dihentikan sementara (mauquf) atau tergantung pada izin pemberi kuasa.
hukum, dengan alasan seperti dikemukakan Abdul-karim Zaidan (3) Pemberi kuasa berhak menuntut ganti rugi kepada penerima kuasa y ang menjual
antara lain : barang dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar atau lebih rendah dari
harga yang disepakati dalam akad tanpa izin.
a. Allah dan Rasul-Nya telah merumuskan ketentuan-ketentuan
hukum yang menjamin segala bentuk kemaslahatan umat manusia. Pasal 494
Menetapkan hukum berlandaskan maslahah mursalah, berarti Penerima kuasa tidak boleh membeli barangnya sendiri untuk dan atas nama pemberi
kuasa kecuali atas izin pemberi kuasa.
menganggap syari’at Islam tidak lengkap karena menganggap
masih ada masalah yang belum tertampung oleh hukum-hukumnya. Pasal 495
(1) Penerima kuasa dibole hkan menjual secara mutlak jika kuasa penjualan bersifat
Hal seperti itu bertentangan dengan ayat 36 Surat al-Qiyamah : “ mutlak.
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja ?”. (2) Penerima kuasa dibolehkan menjual secara terbatas jika kuasa penjualan bersifat
terbatas.

b. Membenarkan maslahah mursalah sebagai landasan hukum berarti Pasal 496


membuka pintu bagi berbagai pihak seperti hakim di pengadilan (1) Jika dalam kuasa penjualan dinyatakan secara mutlak, maka penerima kuasa boleh
menjual harta
atau pihak penguasa untuk menetapkan hukum menurut seleranya secara tunai atau cicilan.
dengan alasan untuk meraih kemaslahatan. Praktek seperti itu akan (2) Jika dalam kuasa penjualan dinyatakan bahwa penjualan barang harus dilakukan
secara tunai, maka penerima kuasa hanya boleh menjualnya secara tunai.
merusak citra agama.
Dengan alasan-alasan tersebut mereka menolak maslahah Pasal 497
Jika dalam kuasa penjualan dinyatakan bahwa penerima kuasa hanya boleh menjual harta
mursalah sebagai landasan penetapan hukum. secara keseluruhan, maka penerima kuasa tidak boleh menjual sebagiannya saja kecuali
Berbeda dengan itu, kalangan Malikiyah dan Hanabilah, dan setelah mendapat izin dari pemberi kuasa.
sebagian dari kalangan Syafi’iyah berpendapat bahwa maslahah Pasal 498
mursalah secara sah dapat dijadikan landasan penetapan hukum. Di Penerima kuasa berhak menuntut jaminan dari pembeli benda yang pembayarannya
antara alasan-alasan yang mereka ajukan adalah : dicicil meskipun tanpa izin dari pemberi kuasa.

Pasal 499
a. Syari’at Islam diturunkan, seperti disimpulkan para ulama Penerima kuasa boleh menjual harta jaminan dari pembayaran cicilan yang macet setelah
mendapat izin dari pemberi kuasa.
berdasarkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah, bertujuan
untuk merealisir kemaslahatn dan kebutuhan umat manusia. Pasal 500
Penerima kuasa tidak bertanggung jawab atas pe mbiayaan yang macet yang terjadi
Kebutuhan umat manusia itu selalu berkembang, dan tidak mungkin bukan karena kelalaiannya.
semuanya dirinci dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah.
Namun secara umum syari’at Islam telah memberi petunjuk bahwa Pasal 501
Pemberi kuasa dibolehkan menerima pembayaran secara langsung dari benda yang dijual
tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Oleh oleh penerima kuasa dengan sepengetahuan penerima kuasa.
sebab itu, apa-apa yang dianggap maslahah, selama tidak
Pasal 502
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah, sah (1) Penerima kuasa penjualan berhak menerima imbalan dari prestasinya be rdasarkan
dijadikan landasan hukum. kesepakatan dalam akad.
(2) Jika dakam akad tidak ditentukan mengenai imbalan bagi penerima kuasa, maka
penerima kuasa tidak berhak menuntut imbalan.
(3) Pihak penerima kuasa secara pro fesional berhak mendapatkan imbalan be rdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kesepakatan.

40 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 269


Pasal 485 a. sebagian harta para pejabat di masanya yang diperoleh dengan cara
Jika penerima kuasa khawatir akan terjadi kerusakan pada barang yang dibelinya sebelum
diserahkan kepada pemberi kuasa, maka ia sendiri berhak mengembalikan barang menyalah-gunakan jabatannya. Praktek seperti ini tidak pernah
tersebut kepada penjual. dicontohkan oleh rasullullah, akan tetapi hal itu perlu dilakukan
Pasal 486
demi menjaga harta negara dari rongrongan para pejabatnya.
(1) Pembelian benda yang ‘aib karena kekeliruan yang diakukan oleh penerima kuasa
dapat dibatalkan. 3. ‘Urf (Adat Istiadat)
(2) Penerima kuasa dalam ayat (1) dapat membatalkan jual beli setelah mendapat izin
dari pemberi kuasa.
Kata ‘Urf secara etimologi berarti sesuatu yang dipandang
Pasal 487 baik dan diterima oleh akal sehat. Secara terminologi Usul Fikih,
Penerima kuasa tidak berhak mengembalikan barang yang ‘aib karena kekeliruan kepada
pihak penjual kecuali setelah mendapat izin dari pihak pemberi kuasa pembelian. seperti dikemukakan Abdul-Karim Zaidan, istilah ‘urf berarti sesuatu
Pasal 488 yang tidak asing lagi bagi suatu masyarakat karena telah menjadi
(1) Jika pihak penerima kuasa membeli suatu barang untuk dibayar pada waktu yang
akan datang, penerima kuasa tidak berhak meminta pembayaran tunai kepada kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa
pemberi kuasa. perbuatan atau perkataan. Istilah ‘urf dalam pengertian tersebut sama
(2) Jika penerima kuasa itu membeli dengan pembayaran tunai saat itu juga, dan penjual
kemudian menangguhkan tanggal pembayaran, maka penerima kuasa itu berhak
dengan perngertian istilah al-‘adah (adat istiadat).
menuntut pembayaran tunai dari pemberi kuasanya.
Macam-macam ‘Urf
Pasal 489
(1) Jika penerima kuasa untuk pembelian membayar harga dari uangnya sendiri lalu
mengambil barang yang dibelinya, maka ia bisa menuntut hak pertanggungannya ‘Urf, baik berupa perkataan maupun perbuatan, seperti
kepada pemberi kuasa. dikemukakan Abdul-Karim Zaidan, terbagi kepada dua macam :
(2) Seorang penerima kuasa yang disebut pada ayat (1) di atas bisa mendapat ganti
uang yang telah dibayarkannya, atau melakukan hak penahanan atas barang itu
sampai pemberi kuasa membayarnya. a. al-“Urf a-’Am (adat kebiasaan umum), yaitu adat kebiasaan
mayoritas dari berbagai negeri di suatu masa. Contohnya, adat
Pasal 490
(1) Jika barang yang dibeli oleh penerima kuasa secara tak sengaja rusak atau hilang
kebiasaan yang berlaku di beberapa negeri dalam memakai
tatkala masih berada di tangannya, maka ganti rugi dibayar oleh pemberi kuasa dan ungkapan : “ engkau telah haram ku gauli” kepada isterinya sebagai
tidak boleh ada potongan harga.
(2) Jika penerima kuasa melakukan hak penahanan atas barang untuk mendapatkan
ungkapan untuk menjatuhkan talak isterinya itu, dan kebiasaan
pembayaran, namun barang tersebut rusak atau hilang karena kelalaiannya, maka menyewa kamar mandi umum dengan sewa tertentu tanpa
penerima kuasa harus mengganti kerugian. menentukan secara pasti berapa lamanya mandi dan berapa kadar
Pasal 491
air yang digunakan.
Pihak penerima kuasa pembelian tidak boleh menghapuskan suatu transaksi jual beli tanpa
izin dari pemberi kuasa. b. al-“Urf al-Khas (adat kebiasaan khusus), yaitu adat istiadat yang
Bagian Kelima
Pemberian kuasa Untuk Penjualan berlaku pada masyarakat atau negeri tertentu. Misalnya, kebiasaan
masyarakat Iraq dalam menggunakan kata al-dabbah hanya kepada
Pasal 492
Pihak penerima kuasa yang telah diberi kekuasaan penuh untuk melaksanakan suatu proses
kuda, dan menganggap catatan jual beli yang berada pada pihak
transaksi jual beli berhak menjual harta milik pemberi kuasa dengan harga yang wajar. penjual sebagai bukti yang sah dalam masalah utang-piutang.
Pasal 493
(1) Jika pemberi kuasa telah menentukan harga, maka penerima kuasa itu tidak boleh
Di samping pembagian di atas, ‘urf dibagi pula kepada :
menjual lebih rendah dari harga yang telah ditentukan.

268 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 41


a. Adat kebiasaan yang benar, yaitu sesuatu yang baik yang menjadi (3) Jika jenis barang itu sangat bervariasi, maka pemberi kuasa harus menyebutkan
variannya.
kebiasaan suatu masyarakat, namun tidak sampai menghalalkan
(4) Jika syarat yang terdapat dalam ayat (1), (2), dan (3) tidak terpenuhi, maka transaksi
yang haram dan tidak pula sebaliknya. Misalnya, adat kebiasaan pemberian kuasa tidak sah.
suatu masyarakat di mana isteri belum boleh dibawa pindah dari
rumah orang tuanya sebelum menerima maharnya secara penuh,
Pasal 476
dan apa yang diberikan pihak lelaki kepada calon isterinya ketika (1) Jika penerima kuasa menyalahi akad, maka pemberi kuasa berhak menolak atau
meminangnya, diangap hadiah, bukan dianggap mahar. menerima perbuatan tersebut.
(2) Meskipun barang yang dibeli seperti disebutkan pada ayat (1) itu menguntungkan
pemberi kuasa, penerima kuasa dianggap telah membeli barang untuk dirinya sendiri
b. Adat kebiasaan yang faid (tidak benar), yaitu sesuatu yang menjadi
adat kebiasaan yang sampai menghalalkan yang diharamkan oleh Pasal 477
(1) Jika harga suatu barang tidak disebutkan dalam akad, maka pihak yang ditunjuk
Allah. Misalnya, menyajikan minuman memabukkan pada upacara- sebagai penerima kuasa bisa membeli barang itu dengan harga pasar, atau pada
upacara resmi, apalagi upacara keagamaan, serta mengadakan suatu harga yang sedikit perbedaannya dari harga pasar.
tarian-tarian wanita pada upacara yang dihadiri jenis laki-laki. Pasal 478
(1) Jika harga suatu barang tidak disebutkan dalam akad, maka pihak yang ditunjuk
sebagai penerima kuasa bisa membeli barang itu dengan harga pasar, atau pada
Keabsahan ‘Urf Sebagai Landasan Hukum suatu harga yang sedikit perbedaannya dari harga pasar.
(2) Jika nilai dan harga barang telah ditentukan dalam akad, maka barang itu tidak boleh
dibeli bila tidak sesuai dengan harga yang telah ditentukan.
Para ulama sepakat menolak ‘urf fasid (adat kebiasaan yang (3) Jika penerima kuasa membeli sesuatu dengan harga yang sangat jauh berbeda
salah) untuk dijadikan landasan hukum. Kedatangan Islam bukan dengan harga yang wajar, maka pemberi kuasa tidak terikat oleh pembelian itu.
menghapuskan sama sekali tradisi yang telah menyatu dengan Pasal 479
masyarakat. Tetapi secara selektif ada yang diakui dan dilestarikannya Jika pihak yang ditunjuk sebagai penerima kuasa pembelian membeli suatu barang
dan ada pula yang dihapuskannya. Misal adat kebiasaan yang diakui, dengan cara menukarkannya dengan barang lain, maka transaksi pemberian kuasa itu
berlaku untuk musim tersebut.
kerja sama dagang dengan cara berbagi untung (al-mudarabah).
Praktek seperti ini sudah berkembang di kalangan bangsa Arab Pasal 480
Jika satu pihak menunjuk pihak lain sebagai penerima kuasa untuk membeli suatu barang
sebelum Islam, dan kemudian diakui oleh Islam sehingga menjadi tertentu tidak boleh membeli barang itu untuk dirinya sendiri.
hukum Islam. Berdasarkan kenyataan ini, para ulama menyimpulkan
bahwa adat-istiadat yang baik secara sah dapat dijadikan landasan Pasal 481
(1) Apabila setelah membeli barang itu penerima kuasa mengatakan bahwa ia telah
hukum, bilamana memenuhi beberapa persyaratan. membeli barang itu untuk dirinya sendiri, barang itu tetap menjadi milik pemberi kuasa.
(2) Jika penerima kuasa membeli barang dengan harga lebih tinggi dari harga yang telah
Syarat-Syarat ‘Urf : ditetapkan oleh pemberi kuasa, atau membelinya dengan harga yang tidak wajar,
maka barang itu jadi milik penerima kuasa.
(3) Barang yang dibeli oleh penerima kuasa menjadi miliknya jika telah mendapat izin dari
‘Abdul-Karim Zaidan menyebutkan beberapa persyaratan bagi pemberi kuasa untuk membeli barang atas nama penerima kuasa.
‘urf, yaitu : Pasal 482
Jika penerima kuasa menyatakan bahwa ia akan membeli barang untuk dirinya di
”Urf itu harus termasuk “Urf yang sahih dalam arti tidak bertentangan hadapan pemberi kuasa, maka barang itu menjadi miliknya.
dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah. Misalnya, Pasal 483
kebiasaan di satu negeri, bahwa sah mengembalikan harta amanah Jika dua pihak secara terpisah menunjuk pihak yang sama sebagai penerima kuasanya
kepada isteri atau anak dari pihak pemilik amanah. untuk membeli sesuatu barang, maka barang itu akan menjadi milik pihak pemberi kuasa.

Pasal 484

42 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 267


Hak dan kewajiban di dalam transaksi pemberian kuasa dikembalikan kepada pihak a. Kebiasaan seperti ini dapat dijadikan pegangan jika terjadi tuntutan
pemberi kuasa.
dari pihak pemilik harta itu sendiri.
Pasal 468
Barang yang diterima pihak penerima kuasa dalam kedudukannya sebagai penerima b. “Urf itu harus bersifat umum, dalam arti minimal telah menjadi
kuasa penjualan, pembelian, pembayaran, atau penerimaan pembayaran utang atau
barang tertentu, maka dianggap menjadi barang titipan. kebiasaan mayoritas penduduk negeri itu.
Pasal 469 c. “Urf itu harus sudah ada ketika terjadinya suatu peristiwa yang akan
(1) Jika seorang atau badan usaha yang berutang
mengirim sejumlah uang sebagai pembayaran utangnya melalui penerima kuasa dilandaskan kepada ‘urf itu. Misalnya, seseorang yang
kepada yang berpiutang dan uang itu hilang ketika ada di tangan penerima mewakafkan hasil kebunnya kepada ulama, sedangkan yang disebut
kuasanya sebelum diterima oleh yang berpiutang, maka yang berutang itu harus
bertanggung jawab mengganti kerugian.
ulama pada waktu itu hanyalah orang mempunyai agama tanpa ada
(2) Bila penerima kuasa berasal dari pihak yang berpiutang, maka yang berpiutang harus persyaratan punya ijazah, maka kata ulama dalam perkataan wakaf
bertanggung jawab mengganti kerugian. itu harus diartikan dengan pengertiannya yang sudah dikenal itu,
Pasal 470 bukan dengan pengertian ulama yang menjadi populer kemudian
Jika seseorang atau badan usaha menunjuk dua orang secara bersamaan untuk menjadi setelah ikrar wakaf terjadi misalnya harus punya ijazah.
penerima kuasanya, maka tidak cukup satu orang saja yang bertindak sebagai penerima
kuasa.
d. Tidak ada ketegasan dari pihak-pihak terkait yang berlainan dengan
Pasal 471 kehendak ‘urf itu. Karena, jika kedua belah pihak yang berakad
(1) Pihak yang telah ditunjuk sebagai penerima kuasa untuk suatu masalah tertentu, tidak
berhak menunjuk yang lain sebagai penerima kuasa tanpa izin yang memberikan misalnya telah sepakat untuk tidak terikat dengan kebiasaan yang
kuasa. berlaku umum, maka yang dipegang adalah ketegasan itu, bukan
(2) Pihak yang ditunjuk oleh penerima kuasa pada ayat (1) akan menjadi penerima kuasa
dari yang memberikan kuasa.
‘urf. Misalnya, adat yang berlaku di satu masyarakat, isteri belum
boleh dibawa suaminya pindah dari rumah orang tuanya sebelum
Pasal 472 melunasi maharnya, namun ketika berakad kedua belah pihak telah
Penerima kuasa yang diberi kuasa untuk melakukan perbuatan hukum secara mutlak, maka
ia bisa melakukan perbuatan hukum secara mutlak. sepakat bahwa sang isteri sudah boleh dibawa oleh suaminya
pindah tanpa ada persyaratan lebih dahulu melunasi maharnya.
Pasal 473
Penerima kuasa yang diberi kuasa untuk melakukan perbuatan hukum secara terbatas,
Dalam masalah ini, yang dianggap berlaku adalah kesepakatan itu,
maka ia hanya bisa melakukan perbuatan hukum secara terbatas. bukan adat yang berlaku.
Pasal 474
(1) Jika disyaratkan upah bagi penerima kuasa dalam
4. Syar’u Man Qoblana
transaksi pemberian kuasa , maka penerima kuasa berhak atas upahnya setelah
memenuhi tugasnya. Yang dimaksud dengan Syar’u Man Qoblana ialah syari’at atau ajaran-
(2) Jika pembayaran upah tidak disyaratkan dalam transaksi, dan penerima kuasa itu
bukan pihak yang bekerja untuk mendapat upah, maka pelayanannya itu bersifat
ajaran nabi-nabi sebelum Islam yang berhubungan dengan hukum,
kebaikan saja dan ia tidak berhak meminta pembayaran. seperti syari’at nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa, a.s. Apakah
syari’at-syari’at yang diturunkan kepada mereka itu berlaku pula
Bagian Keempat
Pemberian kuasa Untuk Pembelian kepada umat Muhammad SAW. Para ulama Usul Fikih sepakat bahwa
syari’at para nabi terdahulu yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an dan
Pasal 475
(1) Sesuatu yang dikuasakan kepada penerima kuasa harus diketahui dengan jelas agar
Sunnah Rasullullah, tidak berlaku lagi bagi umat Islam, karena
bisa dilaksanakan. kedatangan syari’at Islam telah mengakhiri keberlakuan syari’at-
(2) Pemberi kuasa harus menyatakan jenis barang yang harus dibeli. syari’at tedahulu. Demikian pula para ulama Usul Fikih sepakat

266 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 43


bahwa syari’at sebelum Islam yang dicantumkan dalam Al- Pasal 461
Transaksi pemberian kuasa dapat dilakukan dengan mutlak dan atau terbatas.
Qur’an adalah berlaku bagi umat Islam bilamana ada ketegasan bahwa
syari’at itu berlaku bagi umat nabi Muhammad SAW, namun Bagian Kedua
Syarat Wakalah
keberlakuannya itu bukan karena kedudukannya sebagai syari’at
sebelum Islam tetapi karena ditetapkan oleh Al-Qur’an. Pasal 462
(1) Orang yang menjadi penerima kuasa harus cakap bertindak hukum.
(2) Orang yang belum cakap melakukan perbuatan hukum tidak berhak mengangkat
5. Mazhab Sahabi. penerima kuasa.
(3) Seorang anak yang telah cakap melakukan perbuatan hukum yang berada dalam
Yang dimaksud dengan mazhab sahabi ialah pendapat sahabat pengampuan, tidak boleh mengangkat penerima kuasa untuk melakukan perbuatan
yang merugikannya.
Rasullullah SAW tentang suatu kasus di mana hukumnya tidak (4) Seorang anak yang telah cakap melakukan perbuatan hukum yang berada dalam
dijelaskan secara tegas dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah. pengampuan, boleh mengangkat penerima kuasa untuk melakukan perbuatan yang
menguntungkannya.
Yang dimaksud dengan sahabat Rasullullah adalah setiap orang (5) Seorang anak yang telah cakap melakukan perbuatan hukum yang berada dalam
muslim yang hidup bergaul bersama Rasullullah dalam waktu yang pengampuan, boleh mengangkat penerima kuasa untuk melakukan perbuatan yang
cukup lama serta menimba ilmu dari Rasullullah. Misalnya Umar bin mungkin untung dan mungkin rugi dengan seizin walinya.

Khattab, ‘Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin sabit, Abdullah bin Umar bin Pasal 463
Khattab, ‘Aisyah, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka semua ini adalah di (1) Seorang penerima kuasa harus sehat akal pikirannya dan mempunyai pemahaman
yang sempurna serta cakap melakukan perbuatan hukum, meski tidak perlu harus
antara sahabat yang banyak berfatwa tentang hukum Islam. sudah dewasa.
(2) Seorang anak yang sudah mempunyai pemahaman yang sempurna serta cakap
melakukan perbuatan hukum sah menjadi seorang penerima kuasa.
6. Istishab (3) Seorang anak penerima kuasa seperti disebut pada ayat (2) di atas, tidak memiliki hak
dan kewajiban dalam transaksi yang dilakukannya.
Secara etimologi memiliki arti meminta ikut serta secara terus- (4) Hak dan kewajiban dalam transaksi seperti disebut pada ayat (3) di atAs dimiliki oleh
pemberi kuasa.
menerus .Pengertiannya menurut istilah adalah menganggap tetapnya
status sesuatu seperti keadaannya semula selama belum terbukti ada Pasal 464
sesuatu yang merubahnya. Seseorang dan atau badan usaha berhak menunjuk
pihak lain sebagai penerima kuasanya untuk melaksanakan suatu tindakan yang dapat
dilakukannya sendiri, memenuhi suatu kewajiban, dan atau untuk mendapatkan suatu hak
7. Sadd al – Zari’ah. dalam kaitannya dengan suatu transaksi yang menjadi hak dan tanggung jawabnya.

Bagian Ketiga
Secara bahasa berarti menutup jalan kepada suatu tujuan. Ketentuan Umum tentang Wakalah
Menurut istilah Usul Fikih, seperti dikemukakan ‘Abdul-Karim Pasal 465
Zaidan, sadd al-zari’ah berarti menutup jalan yang membawa kepada (1) Suatu transaksi yang dilakukan oleh seorang penerima kuasa dalam hal hibah,
kebinasaan atau kejahatan. Perbuatan-perbuatan yang menjadi wasilah pinjaman, gadai, titipan, peminjaman, kerjasama, dan kerjasama dalam modal/usaha,
harus disandarkan kepada kehendak pemberi kuasa.
kepada kebinasaan, terbagi kepada dua macam : (2) Jika transaksi tersebut seperti disebut pada ayat (1) di atas tidak merujuk untuk
Pertama, perbuatan yang keharamannya bukan saja karena ia diatasnamakan kepada pemberi kuasa, maka transaksi itu tidak sah.
sebagai wasilah bagi sesuatu yang diharamkan, tetapi esensi perbuatan Pasal 466
itu sendiri adalah haram. Oleh karena itu keharaman perbuatan seperti Transaksi pemberian kuasa sah jika kekuasaannya dilaksanakan oleh penerima kuasa dan
itu bukan termasuk kajian sadd al-zari’ah. hasilnya diteruskan kepada pemberi kuasa.

Pasal 467

44 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 265


Pemisahan tidak boleh merugikan pihak lainnya atau pihak-pihak yang memiliki hak Kedua, perbuatan yang secara esensial dibolehkan (mubah),
manfaat atas hak milik bersama tersebut.
namun perbuatan itu memungkinkan untuk digunakan sebagai wasilah
Bagian Keenam kepada sesuatu yang diharamkan.
Cara Pemisahan

Pasal 452
Hak milik bersama yang dapat diukur dipisahkan berdasarkan ukuran.

Pasal 453
Hak milik bersama yang tidak dapat diukur dipisahkan berdasarkan nilainya.

Pasal 454
Jika salah satu pihak dari pemilik menggunakan hak milik bersama, maka ia wajib
mengganti kerugian untuk diserahkan kepada para pemilik lainnya sesuai dengan
sahamnya, jika penggunaan tersebut menimbulkan kerugian.

Pasal 455
Jika salah satu pemilik merusak hak milik bersama, maka ia wajib mengganti kerugian untuk
diserahkan kepada para pemilik lainnya sesuai dengan sahamnya.

Pasal 456
Jika salah satu pihak pemilik menerima pembayaran dari piutang bersama kemudian
menghilangkannya, maka pemilik lainnya dapat menuntut ganti rugi.

BAB XVII
WAKALAH
Bagian Pertama
Rukun dan Macam Wakalah

Pasal 457
(1) Rukun wakalah terdiri atas :
a. wakil;
b. muwakkil;
c. akad.
(2) Akad pemberian kuasa terjadi apabila ada ijab dan kabul.
(3) Penerimaan diri sebagai penerima kuasa bisa dilakukan dengan lisan, tertulis, isyarat,
dan atau perbuatan.
(4) Akad pemberian kuasa batal jika pihak penerima kuasa menolak untuk menjadi
penerima kuasa.

Pasal 458
Izin dan persetujuan sama dengan pemberian kuasa untuk bertindak sebagai penerima
kuasa.

Pasal 459
Persetujuan yang terjadi kemudian, hukumnya sama dengan hukum pemberian kuasa yang
terdahulu untuk bertindak sebagai penerima kuasa.

Pasal 460
(1) Suruhan tidak sama dengan pemberian kuasa;
(2) Suatu perintah dapat bersifat pemberian kuasa, dan atau bersifat suruhan.

264 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 45


Pemisahan hak milik bersama dapat dilakukan selama dapat dihitung ukurannya dengan
penetapan pembagian atau pertukaran.

Pasal 442
BAB III (1) Pemisahan dengan cara pembagian dilakukan pada harta yang sama jenisnya atau
HUKUM KELUARGA ISLAM (2)
yang dapat dijumpai di pasar.
Setiap pemilik bersama dari harta-harta milik bersama yang sama jenisnya bisa
mengambil bagiannya dengan memberitahukan pemilik lainnya.
Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang- (3) Pembagian pada ayat (2) di atas belum sempurna sampai bagian saham milik pemilik
yang tidak ada di tempat diserahkan kepadanya.
pasangan, dan untuk mewujudkan keinginannya tersebut maka setiap (4) Jika bagian pemilik lain yang tidak ada di tempat itu rusak sebelum diserahkan
manusia harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. kepadanya, maka bagian yang telah diterima oleh pemilik yang telah menerima
menjadi milik bersama.
Di dalam hukum Islam ketentuan yang mengatur tentang hal ini diatur
dalam ketentuan hukum perkawinan Islam dan ini wajib diikuti oleh Pasal 443
setiap pemeluk agama Islam dalam upaya untuk mewujudkan (1) Dalam hal harta yang jenisnya tidak dapat dijumpai di pasar, maka pemisahan
dilakukan dengan cara pertukaran dan bisa dilangsungkan melalui kesepakatan di
keinginannya untuk hidup bersama dengan pasangannya dalam ikatan antara para pihak.
yang sah yaitu membentuk sebuah keluarga Islam. (2) Untuk pertukaran yang disebutkan pada ayat (1) di atas, salah satu pihak dari para
pemilik bersama tidak berhak mengambil bagiannya bila emilik lainnya tidak ada di
Dijelaskan dalam firman Allah SWT yang artinya “Dan tempat atau tidak ada izin.
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa Pasal 444
Pemisahan dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan atau ketetapan pengadilan.
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat Bagian Kelima
Syarat-Syarat Pemisahan
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Rum: 21)
Keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang Pasal 445
terdiri dari ayah, ibu dan anak, sedangkan yang dimaksud dengan Pemisahan hak milik bersama hanya dapat dilakukan pada harta yang berwujud dengan
status kepemilikan sempurna.
keluarga Islam adalah sebuah keluarga yang dibentuk atas dasar
perkawinan yang sah menurut hukum Islam. Setiap manusia terutama Pasal 446
Pemisahan harus dilakukan setelah bagian sahamnya diidentifikasi dan bisa dibedakan.
seorang muslim yang memasuki kehidupan perkawinan, selain
mengikuti sunnah Rasul juga tidak terlepas dari tujuannya untuk Pasal 447
mendapatkan keturunan dan kebahagiaan. Perkawinan itu diharapkan Pemisahan harus dilakukan sesuai dengan saham yang dimiliki masing-masing pemilik.

membawa kebahagiaan dan ketentraman, membentuk keluarga yang Pasal 448


penuh cinta dan kasih sayang sesuai yang disyariatkan dalam Pemisahan berdasarkan kesepakatan harus dinyatakan para pemilik baik dengan lisan,
tulisan, atau isyarat.
perkawinan Islam yaitu membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah
wa rahmah. Pasal 449
Hal yang telah dikemukakan tadi memiliki dasar Pemisahan berdasarkan penetapan pengadilan dapat dilakukan atas adanya
permohonan salah satu pihak atau para pihak.
pengaturannya yang terdapat di dalam QS An-Nisa ayat 1 yang isinya
tentang terjadinya manusia dari zat tertentu dan dari zat itulah Tuhan Pasal 450
Pemisahan dapat dilakukan terhadap harta yang manfaatnya tidak boleh hilang
menjadikan pasangan dan dari pasangan itu pula timbulah generasi dengan adanya
penerus, oleh karenanya kita harus berbakti kepada Tuhan. Dalam ayat pemisahan tersebut.
ini diberitakan asal terjadinya manusia yang dimaksudkan agar Pasal 451
manusia itu mengabdi kepada Tuhan. Dari ayat tersebut maka jelaslah
peranan agama yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.

46 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 263


(1) Jika harta milik bersama dijual dan pembayarannya ditangguhkan, maka sejumlah
uang yang harus dibayarkan oleh pembeli menjadi piutang bersama.
Suatu perkawinan dianggap sah apabila tidak keluar dari
(2) Jika harta milik bersama dijual dan disebutkan bagian masing-masing pemilik, maka peraturan agama yang bersangkutan. Dari perkawinan akan timbul
masing-masing pihak memiliki piutang masing-masing dari pembeli. akibat hukum antara lain:
Pasal 433 1. tentang keabsahan anak/keturunan
Salah satu pemilik piutang bersama dapat meminta dan menerima pembayaran untuk 2. tentang kewajiban orang tua terhadap anak
bagiannya sendiri, secara terpisah, dari yang berutang.
3. tentang kewajiban anak terhadap orang tua dan
Pasal 434 4. tentang harta yang timbul dari perkawinan
Pembayaran yang diterima oleh salah satu pihak dari piutang yang dimiliki bersama, Selain membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa
menjadi hak milik bersama.
rahmah tujuan penting lainnya dari sebuah perkawinan adalah
memiliki keturunan, yang dalam hukum Islam disebut Nasab dan bisa
Pasal 435
(1) Jika satu pihak pemilik piutang bersama membeli sesuatu dari yang berutang seharga
juga disebut adanya pertalian darah lurus kebawah karena adanya
sahamnya maka pemilik lainnya tidak menjadi pemilik harta yang dibeli tersebut. hubungan seorang pria dan wanita sebagai suami-istri yang terbentuk
(2) Pemilik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dapat menuntut kerugian dalam perkawinan yang sah.
senilai sahamnya bila harga harta yang dibeli melebihi harga saham miliknya.
Jadi untuk mendapatkan keturunan menurut hukum Islam
Pasal 436 hanya melalui satu cara yaitu melalui perkawinan yang sah/resmi, dan
Jika salah satu pihak pemilik piutang bersama melakukan perdamaian dengan yang
berutang mengenai bagiannya, maka pemilik lainnya tetap menerima bagiannya senilai
dengan itu maka sah pula keturunannya. Hukum Islam memberikan
sahamnya masing-masing. kriteria/batasan untuk menentukan apakah seorang anak yang
dilahirkan merupakan keturunan yang sah dalam sebuah keluarga.
Pasal 437
(1) Jika salah satu pihak pemilik piutang bersama menerima bagiannya dari yang Ketentuan tersebut adalah:
berutang , dan secara tidak sengaja rusak ketika berada di tangannya, maka ia tidak a. kehamilan dari seorang isteri merupakan suatu hal yang secara
bertanggung jawab untuk mengganti kerugian berkaitan dengan saham pemilik
lainnya. akal sehat sangat mungkin terjadi.
(2) Sisa utang yang belum dibayar oleh yang berutang adalah milik pemilik lainnya. b. isteri melahirkan minimal 6 bulan setelah perkawinan berlangsung,
dengan dasar:
Pasal 438
(1) Jika salah satu pihak pemilik piutang bersama mempekerjakan yang berutang dengan - QS Al Akkof ayat 15 yaitu masa kehamilan dan penyusuan
upah yang diperhitungkan dari sahamnya, maka pemilik lainnya dapat menuntut (penyapihan) anak selama 30 bulan
bagiannya sesuai dengan sahamnya dari sejumlah upah yang diberikan.
(2) Sisa piutang dari yang berutang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi - QS An Nisa ayat 14 yaitu masa penyapihan terjadi selama 24
piutang bersama. bulan.
Menurut ajaran Islam disunnahkan menikahi wanita yang
Pasal 439
Jika satu pihak pemilik piutang bersama membebaskan mempunyai latar belakang agama yang baik, mampu menjaga diri dan
utang yang berutang sesuai dengan sahamnya, maka sisa utang wajib dibayar oleh pemilik berasal dari keturunan yang baik. Hal ini tertera dalam sebuah hadist
saham lainnya.
“Wanita itu dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena
Pasal 440 keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka
Para pihak pemilik piutang bersama tidak boleh memperpanjang atau memperpendek
tanggal pembayaran tanpa ada kesepakatan dari pihak lainnya.
pilihlah yang baik agamanya, maka kamu akan memperoleh barokah”.
(HR. Abu Hurairah)
Bagian Keempat Demikian tuntunan Rasul bagi semua umatnya dalam memilih
Pemisahan Hak Milik Bersama
pasangan hidupnya, sehingga dari semua unsur penilaian tersebut
Pasal 441 pilihlah yang terakhir yaitu faktor agama sebagai unsur pertimbangan

262 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 47


utama karena dalam Islam seseorang tidak diperbolehkan Pasal 422
(1) Para pemilik harta bersama dengan kepemilikan penuh, ditinjau dari segi kepemilikan
menikah dengan orang yang non-Islam. Jadi agama merupakan sahamnya, hanya dapat bertindak untuk dirinya sendiri.
jaminan pokok dengan alasan jikalau ia seorang muslim maka ia harus (2) Tindakan untuk atas nama pemilik yang lain hanya bisa terjadi setelah ada izin dari
pemilik yang lain tersebut.
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai muslim. Dan sebagai seorang
muslim ia dipandu oleh norma-norma yang akan mengangkat dirinya Pasal 423
untuk menempati kebaikan. Jika satu pihak menyewakan harta milik bersama, maka ia wajib membayar hasil ijarah
kepada pihak lainnya
Seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW “Janganlah secara proporsional.
engkau menikahi wanita karena kecantikannya, barangkali hal itu akan
Pasal 424
menjadikannya hina. Dan janganlah engkau menikahi wanita karena Pemanfaatan syirkah milk oleh salah satu pihak pemilik hanya boleh dilakukan jika tidak
hartanya, barangkali hal itu akan menjadikannya keji, tapi nikahilah menyebabkan perubahan nilai manfaat pada hak milik bersama tersebut dan setelah ada
izin dari pihak lainnya.
mereka karena agamanya”.
Namun semua tuntunan dan penjelasan tersebut tidak bermakna Pasal 425
bahwa Islam melarang umatnya untuk menikahi orang yang (1) Salah satu pihak pemilik bersama tidak boleh mengubah peruntukan harta milik
bersama tanpa persetujuan pemilik lainnya.
cantik/tampan atau yang kaya, sama sekali tidak. Tetapi ada prioritas- (2) Jika dalam keadaan memaksa untuk merubah peruntukan, sementara tidak semua
prioritas yang harus dipertimbangkan dan itulah gunanya tuntunan. pemilik bersama dapat memberikan persetujuan, maka hakim dapat bertindak untuk
atas nama pemilik yang tidak dapat memberikan persetujuan tersebut.
Jadi dari semua unsur/faktor penilaian tadi harus agamalah yang
ditempatkan pada faktor pertimbangan pertama dan hal-hal lainnya Pasal 426
menjadi faktor berikutnya. Untuk acuan penilaian pada faktor-faktor Jika salah satu pihak pemilik bersama dititipi harta milik bersama, maka ia bertanggung
jawab atas keamanan harta milik bersama tersebut.
lain selain agama, maka Islam memberikan kunci pegangan yaitu
disunnahkan yang sekufu’/selevel. Pasal 427
(1) Penjualan saham dari harta yang tidak tercampur bisa dilakukan oleh salah satu pihak
pemilik bersama tanpa adanya persetujuan pihak lainnya.
A. HUKUM PERKAWINAN ISLAM (2) Penjualan saham dari harta yang tercampur hanya bisa dilakukan oleh salah satu
pihak dari pemilik bersama setelah adanya persetujuan pihak-pihak lainnya.

Nikah atau biasa disebut kawin menurut arti aslinya adalah Pasal 428
hubungan intim antara seorang pria dan wanita, tetapi menurut majazi Jika seseorang dari sejumlah ahli waris, tanpa seizin yang lainnya, mengambil dan
menggunakan sejumlah uang dari harta yang belum dibagikan, maka ia harus
(methaporic) atau arti hukum ialah akad perjanjian atau biasa disebut menanggung segala kerugian akibat perbuatannya itu.
perikatan antara kedua mempelai untuk jangka waktu yang tak terbatas Bagian Ketiga
dan yang menjadikan halal hubungan intim sebagai suami isteri Hak Atas Piutang Bersama

diantara keduanya sehingga mendapatkan keturunan sebagai generasi Pasal 429


penerusnya yang menjadi tanggung jawab kedua suami isteri dalam hal Jika salah satu pihak atau lebih meminjamkan harta warisan yang menjadi hak milik
bersama kepada pihak lain, maka piutang itu menjadi hak milik bersama.
memelihara serta mengarahkan pendidikannya ataupun dalam hal
bertingkah pola untuk bermasyarakat (lahir batin). Pasal 430
Dalam bahasa Indonesia sehari-hari lazim digunakan istilah Piutang dari seorang yang meninggal merupakan hak milik bersama para ahli warisnya
sesuai dengan bagiannya masing-masing.
akad nikah. Nikah artinya perkawinan sedangkan akad artinya
perjanjian atau perikatan. Jadi akad nikah berarti perjanjian suci untuk Pasal 431
Utang pengganti kerugian akibat salah satu pihak merusak harta bersama, maka piutang
mengikatkan diri dalam perkawinan antara seorang wanita dengan ditanggung oleh para pemilik.
seorang pria untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal.
Pasal 432

48 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 261


(1) Pihak-pihak penyebab langsung atas kerusakan atau Arti suci disini mempunyai unsur agama atau ke Tuhanan Yang Maha
penyusutan nilai suatu harta, harus bertanggung jawab.
(2) Hakim berhak memutuskan tentang pelaku yang harus bertanggung jawab jika Esa. Menurut Sayuti Thalib, perkawinan ialah suatu perjanjian yang
terdapat dua sebab yang tidak langsung yang mengakibatkan kerusakan atau suci kuat dan kokoh untuk hidup bersama secara sah antara laki-laki
penyusutan nilai suatu harta.
dengan seorang perempuan membentuk keluarga yang kekal, santun-
BAB XVI menyantun, kasih-mengasihi, tentram dan bahagia.
SYIRKAH Perkawinan dalam Islam berasal dari kata nakaha yang berarti
Bagian Pertama nikah, mempelai perempuan disebut nakihatun dan mempelai laki-laki
Syirkah Milk disebut nakihun. Nikah menurut arti asli dapat juga berarti aqad
dengannya menjadi halal hubungan kelamin antara pria dan wanita.
Pasal 413
Syirkah milk/hak milik bersama atas harta dengan kepemilikan penuh terjadi apabila ada Pernikahan menurut Kompilasi Hukum Islam adalah akad yang
dua pihak atau lebih, bergabung dalam suatu kepemilikan atas harta tertentu. sangat kuat atau miistsaaqan gholiidhan untuk mentaati perintah Allah
Pasal 414
dan melaksanakannya merupakan ibadah. Sedangkan prinsip awal dari
Jika terjadi kehilangan sebagian dari hak milik bersama atas harta dengan kepemilikan hukum pernikahan adalah Mubah (boleh). Hukum Mubah ini dapat
penuh, maka bagian kepemilikan dari sisa hak milik tersebut ditentukan berdasarkan berubah tergantung pada situasi dan kondisi dari orang yang
prosentase awal masing-masing pemilik.
bersangkutan. Oleh karena itu hukum nikah dapat wajib, dapat sunnat
Pasal 415 dapat makruh, dapat mubah dan dapat juga haram.
Hak milik bersama atas harta dengan kepemilikan penuh terbagi atas syirkah ikhtiyari/hak Adapun hukum perkawinan terbagi atas:
milik bersama secara sukarela dan syirkah ijbari/hak milik bersama bukan karena usaha
manusia. 1. Hukum nikah menjadi wajib, yaitu nikah bagi orang yang takut akan
terjerumus kedalam perbuatan zinah jika ia tidak menikah.
Pasal 416
Syirkah ikhtiyari terjadi karena adanya kehendak untuk melakukan perbuatan dari para
Menikah menjadi wajib apabila seseorang dari segi persyaratan
pemilik sendiri. jasmani dan rohani telah mencukupi dan dari sudut jasmani sudah
sangat mendesak untuk menikah. Karena dalam kondisi semacam
Pasal 417
Hak milik bersama melahirkan adanya tanggung jawab ini menikah akan membantunya menjaga diri dari hal-hal yang
bersama dari para pihak. diharamkan.
Pasal 418
2. Hukum nikah menjadi sunah, yaitu ketika seseorang telah memiliki
Hak milik bersama atas harta dengan kepemilikan sempurna terdiri atas hak milik bersama syahwat yang tinggi dan ia tidak takut akan terjerumus keperbuatan
atas harta dan hak milik bersama atas piutang. zinah.
Bagian Kedua
Jika ia menikah, justru akan banyak membawa maslahat serta
Pemanfaatan Syirkah Milk kebaikan yang banyak baik bagi laki-laki tersebut maupun wanita
yang dinikahinya. Jadi jika seseorang dari segi jasmaninya telah
Pasal 419
Pemanfaatan syirkah milk dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan. wajar dan cenderung untuk menikah serta biaya hidup telah ada
maka sunah baginya untuk melakukan pernikahan. Kalau dia
Pasal 420 menikah maka dia mendapatkan pahala dan kalau dia tidak atau
Tidak satu pihak pun dari para pemilik syirkah milk dapat memaksa pihak-pihak lain untuk
menjual atau membeli sahamnya. belum menikah maka dia tidak berdosa.
Pasal 421 3. Hukum nikah menjadi makruh yaitu bagi orang yang tidak mampu.
(1) Hasil yang diperoleh dari harta milik bersama dengan kepemilikan penuh harus dibagi
di antara para pihak secara proporsional. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh laki-laki yang impoten
(2) Perubahan pembagian saham hanya dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan atau ia telah berusia lanjut, karena hal ini bisa menghalangi tujuan
masing-masing pihak.

260 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 49


Pasal 404
untuk meneruskan keturunan bagi wanita yang dinikahinya serta
Pelaku perampasan dapat menghibahkan bangunan dan tanamannya kepada pemilik
bisa mengecewakannya. Jika seseorang dari sudut jasmaninya telah apabila pemilik tanah yang dirampas menerimanya.
wajar untuk menikah walaupun belum sangat mendesak tetapi
Bagian Ketiga
belum ada biaya untuk hidup sehingga jika ia menikah hanya akan Merampas Harta Hasil Rampasan
membawa kesengsaraan hidup bagi istri dan anak-anaknya maka
makruhlah baginya untuk menikah. Jika dia menikah maka dia tidak Pasal 405
Merampas harta hasil rampasan dari pelaku perampasan adalah merampas juga.
berdosa dan tidak pula mendapat pahala. Sedangkan kalau dia tidak
menikah dengan pertimbangan yang telah dikemukakan tadi maka Pasal 406
Pelaku perampasan kedua yang mengembalikan harta rampasan kepada pelaku
dia akan mendapat pahala.
perampasan pertama, terbebas dari tanggung jawab.
4. Hukum nikah menjadi haram, yaitu bagi seorang muslim yang
berada didaerah orang kafir yang sedang memeranginya. Karena hal Bagian Keempat
Perusakan Harta Secara Langsung
itu bisa membahayakan istri dan keturunannya. Selain itu pula
orang-orang kafir tersebut bisa mengalahkan dan menjadikannya Pasal 407
dibawah kendali mereka. Dalam kondisi seperti ini seorang istri (1) Pihak yang melakukan perusakan harta orang lain, wajib mengganti kerugian.
(2) Pemilik berhak menuntut ganti rugi kepada perusak harta miliknya walaupun harta
tidak bisa aman dari mereka. Hukum nikah menjadi haram jika tersebut ketika dirusak berada di bawah kekuasaan orang lain.
seorang laki-laki hendak menikahi seorang wanita dengan maksud
Pasal 408
menganiaya atau meperolok-olokannya maka haramlah bagi laki- (1) Barang siapa yang merusak harta milik orang lain, maka ia harus mengganti kerugian
laki itu untuk menikah dengan wanita tersebut. (Saleh al-Fauzan, walaupun tidak sengaja.
2006:641) (2) Jika perusakan yang dimaksud dalam ayat (1), merusak keseluruhannya, maka ia
harus mengganti seluruh harga harta itu.
(3) Jika perusakan yang dimaksud dalam ayat (1), tidak merusak keseluruhannya, maka
Untuk dapat melangsungkan perkawinan yang sah maka harus ia harus mengganti senilai yang dirusaknya.
dipenuhi rukun dan syarat perkawinan. Pasal 409
Seseorang yang melakukan sesuatu yang mengakibatkan penyusutan nilai harta milik orang
Rukun Perkawinan : lain, maka ia harus mengganti kerugian.
1. Calon suami Pasal 410
2. Calon isteri (1) Orang yang merusak sebuah bangunan atas perintah yang berwajib demi
3. Wali nikah dari calon isteri kepentingan umum, tidak wajib membayar ganti rugi.
(2) Orang yang merusak sebuah bangunan atas insiatifnya sendiri meskipun demi
4. Dua orang saksi laki-laki kepentingan umum, wajib membayar ganti rugi.
5. Mahar
Bagian Kelima
6. Ijab dan Kabul Perusakan Harta secara Tidak Langsung

Syarat Perkawinan : Pasal 411


(1) Perusakan dapat terjadi dengan perbuatan langsung dan perbuatan tidak langsung;
1. Syarat calon suami yaitu: serta dilakukan secara sengaja dan tidak sengaja.
a. Beragama Islam (2) Perusak tidak langsung yang dilakukan secara sengaja, wajib membayar ganti rugi.
b. Seorang laki-laki asli, maksudnya baik secara hukum agama (3) Perusak tidak langsung yang terjadi karena kelalaiannya, wajib membayar ganti rugi.
(4) Ganti rugi perusakan tidak langsung dapat dilakukan secara langsung, melalui
maupun hukum negara jelas berjenis kelamin laki-laki. mediator, dan atau pengadilan.
c. Orangnya tertentu, maksudnya identitas diri pribadi dan
Pasal 412

50 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 259


(2) Segala biaya yang berhubungan dengan transportasi yang berkaitan dengan keluarganya jelas.
penyerahan harta rampasan adalah tanggungjawab pelaku perampasan.
a. Tidak mempunyai isteri empat orang
b. Tidak ada paksaan
Pasal 394 c. Tidak ada hubungan darah, tidak ada hubungan sesusuan, tidak
(1) Pelaku perampasan wajib memperbaiki dan atau mengganti kerusakan harta yang
telah dirampasnya. ada hubungan semenda dengan calon isteri.
(2) Pelaku perampasan wajib mengganti harta yang telah dirampasnya jika harta tersebut 2. Syarat untuk calon isteri adalah:
telah hilang atau telah dipindahtangankan.
(3) Penggantian harta dapat dilakukan dengan harta yang sama atau dengan nilai
a. Beragama Islam
harganya. b. Seorang perempuan asli, secara hukum dan agama jelas
berkelamin perempuan.
Pasal 395
Pelaku perampasan telah terbebas dari tanggung jawab penggantian bila ia telah c. Orangnya tertentu yang diartikan dengan tertentu orangnya
menyerahkan kembali harta yang telah dirampasnya kepada pemiliknya. adalah orang tersebut mempunyai identitas yang jelas tentang
Pasal 396
diri sendiri ataupun orang tuanya.
Perampasan dianggap tidak terjadi jika pelaku perampasan mengembalikan harta yang d. Sehat jasmani dan rohani
dirampasnya kepada korban perampasan sebelum korban perampasan mengetahui e. Tidak bersuami dan tidak sedang dalam masa iddah
bahwa hartanya telah dirampas.
f. Tidak ada hubungan darah, tidak ada hubungan sesusuan dan
tidak ada hubungan semenda dengan calon suami.
Pasal 397
Pelaku perampasan berhak mengadu ke pengadilan apabila korban perampasan
3. Syarat untuk wali nikah dari calon isteri sebagai berikut:
menolak untuk menerima harta yang telah dirampasnya. a. Beragama Islam
b. Laki-laki asli
Pasal 398
Pelaku perampasan harus mengembalikan harta yang dirampasnya kepada korban c. Dewasa
perampasan atau kepada wali yang mengampu orang yang hartanya dirampas. d. Berakal sehat
Pasal 399 e. Tidak dalam keadaan terpaksa
Korban perampasan berhak meminta penggantian harta yang sejenis atau meminta ganti 4.Syarat untuk saksi adalah sebagi berikut:
uang yang senilai dengan benda yang dirampas, kepada pelaku perampasan jika harta a. Beragama Islam
yang dirampas yang akan dikembalikan telah dimodifikasi atau telah berkurang kualitasnya.
b. Laki-laki asli
Pasal 400 c. Dewasa
Pelaku perampasan wajib membayar harga penyusutan nilai dari harta yang dirampasnya
jika penyusutan nilai terjadi karena perbuatannya. d. Tidak pelupa atau pikun
e. Tidak buta, tidak tuli dan tidak bisu
Pasal 401 5. Syarat Mahar
Setiap pertambahan nilai dari harta rampasan menjadi milik korban perampasan.
Mahar adalah sesuatu yang diserahkan oleh calon suami kepada
Bagian Kedua calon istri dalam akad perkawinan sebagai lambang kecintaan
Perampasan Benda Tetap
calon suami terhadap calon istrinya serta perlambang kesediaan
Pasal 402 calon istri menjadi istrinya.
Pelaku perampasan benda tetap wajib mengembalikan benda itu kepada pemiliknya
tanpa penambahan atau pengurangan.
Adapun syarat-syarat mahar yaitu:
1. Sesuatu benda yang diserahkan oleh calon suami
Pasal 403 2. Halal artinya baik bendanya maupun cara perolehan benda
Pelaku perampasan wajib membongkar bangunan dan
yang akaan dijadikan mahar adalah halal

258 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 51


Unsur-unsur yang ada dalam mahar: Pengembalian Wadi’ah Bih

1. mahar itu tidak ditentukan berapa jumlahnya Pasal 385


2. harus berupa sesuatu yang halal (1) Muwaddi’ dapat mengambil kembali wadi’ah bih sesuai ketentuan dalam akad.
(2) Setiap biaya yang berkaitan dengan pengembalian wadi’ah bih menjadi tanggung
3. harus mempunyai nilai guna ataupun manfaatnya jawab muwaddi’.
4. bahwa mahar itu hukumnya sunnah disebutkan dalam akad
perkawinan Pasal 386
(1) Apabila mustaudi’ meninggal dunia, maka ahli waris harus mengembalikan wadi’ah
Macam-macam mahar bih.
1. mahar mussamma; adalah mahar yang disebutkan ketika (2) Mustaudi’ tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan/atau kehilangan wadi’ah
bih yang terjadi sebelum diserahkan kepada muwaddi’ dan bukan karena
akad perkawinan kelalaiannya.
2. mahar mitsil; adalah mahar yang serupa dengan mahar Pasal 387
yang pernah diterima oleh wanita dari saudara calon istri Segala sesuatu yang dihasilkan oleh wadi’ah bih menjadi milik muwaddi’.

dan sesuai dengan pandangan serta kebiasaan masyarakat Pasal 388


setempat. Jadi dengan kata lain mahar mitsil adalah mahar (1) Apabila muwaddi’ tidak diketahui lagi keberadaannya,mustaudi’ harus menyerahkan
wadi’ah bih kepada keluarga muwaddi’, setelah mendapat penetapan dari
yang tidak disebutkan calon istri. pengadilan.
Mahar hukumnya wajib, hal ini disebutkan dalam Al- (2) Apabila mustaudi’ memberikan wadi’ah bih tanpa penetapan pengadilan, maka ia
Qur’an surat An-Nisa ayat 4. Sedangkan dasar hukum dari harus menanggung kerugian akibat perbuatannya itu.

penyerahan mahar mitsil diterangkan dalam surat An Nisa Pasal 389


ayat 21, 24 dan 25. Pengucapan mahar dalam akad nikah (1) Jika mustaudi’ meninggal dunia dan sebagian harta peninggalannya merupakan
wadi’ah bih, maka ahli warisnya wajib mengembalikan harta tersebut kepada
hukumnya sunnah. muwaddi’.
6. Syarat Ijab Kabul (2) Jika wadi’ah bih hilang bukan karena kelalaian ahli waris, maka mereka tidak harus
Syarat Ijab: menggantinya.

1. Diucapkan lafaznya dengan jelas dan tegas Pasal 390


2. Diucapkan oleh walinya atau wakilnya Jika muwaddi’ meninggal, maka wadi’ah bih harus diserahkan kepada ahli warisnya.
3. Ijab harus didengar oleh pihak-pihak yang BAB XV
bersangkutan baik pengantinnya maupun saksi- GASHB DAN ITLAF
saksinya Bagian Pertama
Adapun syarat Kabul yaitu: Rukun dan Syarat Gashb
1. Dengan lafaz tertentu yang diucapkan secara tegas yang
Pasal 391
diambil dari kata-kata nikahnya Rukun gashb/perampasan terdiri atas:
2. Diucapkan oleh calon suami a. pelaku gashb/perampasan;
b. korban perampasan;
3. Kabul tersebut harus didengar oleh yang bersangkutan c. harta rampasan; dan
atau para saksinya. d. perbuatan perampasan.
Dengan uraian tersebut jelas kiranya suatu perkawinan hanya Pasal 392
(1) Menghalang-halangi pihak atau pihak-pihak untuk menggunakan kekayaannya
dapat dilangsungkan dengan memenuhi syarat dan rukun yang telah termasuk perampasan.
ditetapkan menurut hukum Islam. Artinya sebuah perkawinan hanya (2) Mengingkari keberadaan wadi’ah bih termasuk perampasan.
dapat dilangsungkan apabila semua rukun dan syarat dipenuhi. Pasal 393
(1) Pelaku perampasan diharuskan mengembalikan harta yang dirampasnya jika harta itu
masih ada dalam kekuasaannya.

52 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 257


Bagian Ketiga Menurut UU Nomor 1 Tahun 74 tentang Perkawinan
Penyimpanan dan Pemeliharaan Wadi’ah Bih
(Selanjutnya disebut UUP) syarat sahnya perkawinan adalah sebagai
Pasal 376 berikut:
Mustaudi’ boleh meminta pihak lain yang dipercaya untuk menyimpan wadi’ah bih. 1. Pasal 6 ayat 1 UUP disebutkan bahwa perkawinan harus
Pasal 377 didasarkan atas persetujuan kedua belah pihak sehingga
Mustaudi’ harus menyimpan wadi’ah bih di tempat yang layak dan pantas. perkawinan tidak boleh didasarkan atas dasar paksaan.
Pasal 378 1. Dalam Pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa calon mempelai laki-
Jika mustaudi’ terdiri atas beberapa pihak, dan wadi’ah bih tidak dapat dibagi-bagi, maka laki harus sudah berumur 19 tahun dan untuk mempelai
salah satu pihak dari mereka dapat menyimpannya sendiri setelah ada persetujuan dari
pihak yang lain, atau mereka menyimpannya secara bergiliran.
perempuan adalah 16 tahun.
2. Pasal 6 ayat 2 disebutkan apabila calon suami atau calon isteri
Pasal 379 belum berumur seperti disebutkan pasal 7 ayat 1 maka calon
(1) Jika wadi’ah bih dapat dipisah-pisah, maka masing-masing muwaddi’ dapat
membagi-bagi wadi’ah bih sama besarnya, sehingga setiap pihak menyimpan pengantin tersebut harus mendapat izin terlebih dulu dari
bagiannya. orangtuanya atau walinya karena mereka dianggap belum
(2) Setiap pihak yang menyimpan bagian dari wadi’ah bih sebagaimana dalam ayat (1),
dilarang menyerahkan bagian yang menjadi tanggung-jawabnya kepada pihak lain
dewasa secara hukum. Apabila izin dari orangtuanya tidak
tanpa izin dari muwaddi’. didapat maka calon pengantin tersebut dapat meminta izin dari
pengadilan.
Pasal 380
(1) Jika muwaddi’ tidak diketahui keberadaannya, mustaudi’ tetap harus menyimpan
wadi’ah bih sampai diketahui dan/atau dibuktikan bahwa muwaddi’ telah tiada. Pembatalan Perkawinan
(2) Mustaudi’ dibolehkan memindahtangankan wadi’ah bih sebagaimana dalam ayat (1)
setelah mendapat persetujuan dari pengadilan.
Pembatalan perkawinan dapat dilakukan apabila
Pasal 381 1. Perkawinan tersebut melanggar hal-hal yang dilarang untk
(1) Jika wadi’ah bih termasuk harta yang rusak bila disimpan lama, maka mustaudi’
berhak menjualnya, serta hasil penjualannya disimpan berdasarkan amanah. melakukan perkawinan baik dalam hukum Islam maupun Undang-
(2) Jika harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dijual dan rusak, maka Undang Perkawinan.
mustaudi’ tidak wajib mengganti kerugian.
2. Apabila perkawinan dilaksanakan di bawah ancaman pihak lain
Pasal 382 yang dapat melanggar ketentuan pasal 27 ayat 1 Undang-undang
(1) Jika wadi’ah bih memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan, maka muwaddi’
harus bertanggung jawab atas biaya tersebut.
Perkawinan. Adapun syarat-syarat pembatalan adalah sebagai
(2) Jika muwaddi’ tidak diketahui keberadaannya, maka mustaudi’ dapat memohon ke berikut:
pengadilan untuk menetapkan penyelesaian terbaik guna kepentingan muwaddi’. a. harus mengajukan surat permohonan
Pasal 383 b. dapat dilakuan oleh suami atau isteri
(1) Jika mustaudi’ mencampurkan wadi’ah bih dengan harta lainnya yang sejenis c. ditujukan ke Pengadilan dalam tempo 6 bulan setelah ancaman
sehingga tidak bisa dibedakan tanpa seizin muwaddi’, maka mustaudi’ dinyatakan
bersalah.
tersebut terhenti sesuai ketentuan Pasal 27 ayat 1 UUP.
(2) Jika mustaudi’ mencampurkan wadi’ah bih dengan harta lain seizin muwaddi’, atau Pembatalan perkawinan itu dapat dilakukan apabila terdapat
tanpa sengaja tercampurkan, sehingga tidak dapat dibedakan antara satu dengan salah sangka atau keliru mengenai diri calon suami atau calon
yang lainnya, maka kerusakan yang terjadi pada harta tersebut bukan tanggung
jawab mustaudi’. isteri
3. Pembatalan dapat dilakukan apabila perkawinan dilakukan tidak
Pasal 384
Mustaudi’ tidak berhak mengalihkan wadi’ah bih kepada pihak lain tanpa seizin muwaddi’.
memenuhi syarat-syarat untuk perkawinan seperti yang ditetapkan
dalam UUP ataupun dalam hukum Islam. Misalnya perkawinan
Bagian Keempat

256 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 53


yang tidak ada saksinya. Permohonan pembatalan perkawinan dapat memelihara harta gadai sesuai dengan akad, maka pemberi gadai dapat menuntut ganti
rugi.
dilakukan sesuai yurisdiksinya masing- masing sesuai ketentuan
Pasal 25 UUP. Pasal 367
Apabila harta gadai rusak karena kelalaiannya, penerima gadai harus mengganti harta
Sedangkan menurut Pasal 70 s/d Pasal 72 Kompilasi Hukum gadai.
Islam menyebutkan alasan suatu perkawinan dibatalkan antara lain
karena : Pasal 368
Jika yang merusak harta gadai adalah pihak ketiga, maka yang bersangkutan harus
1. Suami melakukan perkawinan sedang ia tidak berhak melakukan menggantinya.
akad nikah karena sudah mempunyai empat orang istri sekalipun
Pasal 369
salah satu dari keempat istrinya itu dalam kondisi iddah. Penyimpan harta gadai harus mengganti kerugian jika harta gadai itu rusak karena
2. Seorang menikahi bekas istrinya yang telah di liannya. kelalaiannya.
3. Seseorang menikahi bekas istrinya yang pernah dijatuhi 3 kali BAB XIV
talak olehnya, kecuali bila bekas istri tersebut pernah menikah WADI’AH
dengan pria lain yang kemudian bercerai lagi dari pria tersebut dan
Bagian Pertama
telah habis masa iddahnya. Rukun dan Syarat Wadi’ah
4. Perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai
Pasal 370
hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah atau ke (1) Rukun wadi’ah terdiri atas:
atas. a. muwaddi’/penitip;
5. Perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai b. mustauda’/penerima titipan
c. wadi’ah bih/harta titipan; dan
hubungan darah dalam garis keturunan menyamping, yaitu antara d. akad.
saudara, antara seseorang dengan saudara orang tua dan antara (2) Akad dapat dinyatakan dengan lisan, tulisan, atau isyarat.
seorang dengan saudara neneknya. Pasal 371
6. Perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai Para pihak yang melakukan akad wadi’ah harus memiliki kecakapan hukum.
hubungan semenda yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu atau
Pasal 372
bapak tinrinya. Harta wadi’ah harus dapat dikuasai dan diserahterimakan.
7. Perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai Pasal 373
Muwaddi’ dan mustaudi’ dapat membatalkan akad wadi’ah sesuai kesepakatan.
hubungan sesusuan, yaitu orang tua sesusuan, anak sesusuan,
saudara sesusuan, dan bibi atau paman sesusuan. Bagian Kedua
8. Perkawinan dilakukan dengan saudara kandung dari istri atau Macam Akad Wadi’ah

sebagai bibi atau kemenakan dari istri atau istri-istrinya. Pasal 374
9. Seorang suami melakukan poligami tanpa izin dari pengadilan (1) Akad wadi’ah terdiri atas akad wadi’ah amanah dan akad wadi’ah dhamanah.
(2) Dalam akad wadi’ah amanah, mustaudi’ tidak dapat menggunakan wadi’ah bih,
agama. kecuali atas izin muwaddi’.
10. Perempuan yang dikawini ternyata kemudian diketahui masih (3) Dalam akad wadi’ah dhamanah, mustaudi’ dapat menggunakan wadi’ah bih tanpa
seizin muwaddi’.
menjadi istri pria lain yang mafqud.
11. Perempuan yang dikawini ternyata masih dalam iddah dari suami Pasal 375
lain. (1) Mustaudi’ dalam akad wadi’ah dhamanah dapat memberikan imbalan kepada
muwaddi’ atas dasar sukarela.
(2) Imbalan yang diberikan sebagaimana pada ayat (1) tidak boleh dipersyaratkan di
awal akad.

54 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 255


Pemberi dan penerima gadai dapat melakukan kesepakatan untuk meminjamkan harta 12. Perkawinan yang dilangsungkan melanggar batas umur perkawin
gadai kepada pihak ketiga.
an, yaitu untuk pria harus berumur 19 tahun dan untuk wanita
Pasal 357 harus berumur 16 tahun.
Penerima gadai tidak boleh menggunakan harta gadai tanpa seizin pemberi gadai.
13. Perkawinan dilangsungkan tanpa wali atau dilaksanakan oleh wali
Bagian Ketujuh yang tidak berhak.
Penyimpanan Harta Rahn 14. Perkawinan yang dilaksanakan dengan paksaan.
Pasal 358 15. Perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman yang melangar
Penerima gadai dapat menyimpan sendiri harta gadai atau pada pihak ketiga. hukum
Pasal 359
16. Perkawinan dilakukan dengan penipuan atau salah sangka
Kekuasaan penyimpan harta gadai sama dengan kekuasaan penerima harta gadai. mengenai diri suami atau istri.
Pasal 360
Walaupun suatu perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman
Penyimpan harta gadai tidak boleh menyerahkan harta tersebut baik kepada pemberi yang melanggar hukum atau perkawinan dilakukan dengan
gadai maupun kepada penerima gadai tanpa izin dari salah satu pihak. penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau istri dapat
Pasal 361 dibatalkan namun apabila ancaman telah berhenti atau yang
(1) Harta gadai dapat dititipkan kepada penyimpan yang lain jika penyimpan yang bersalah sangka menyadari keadaannya, dan dalam jangka waktu
pertama meninggal, dengan persetujuan pemberi dan penerima gadai.
(2) Pengadilan dapat menunjuk penyimpan harta gadai jika pemberi dan penerima
6 bulan setelah itu masih tetap hidup sebagai suami istri serta tidak
gadai tidak sepakat. menggunakan haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan
Pasal 362 perkawinan, maka haknya gugur (Pasal 72 ayat 3 KHI).
Pemberi gadai bertanggung jawab atas biaya penyimpanan dan pemeliharaan harta
gadai, kecuali ditentukan lain dalam akad. Menurut pasal 73 KHI yang dapat mengajukan permohonan
pembatalan perkawinan adalah :
Bagian Kedelapan
Penjualan Harta Rahn
1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah
dari suami atau istri.
Pasal 363 2. Suami atau istri.
Apabila telah jatuh tempo, pemberi gadai dapat mewakilkan kepada penerima gadai
atau penyimpan atau pihak ketiga untuk menjual harta gadainya. 3. Pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan perkawinan
menurut undang-undang.
Pasal 364
(1) Apabila jatuh tempo, penerima gadai harus memperingatkan pemberi gadai untuk
4. Para pihak yang berkepentingan yang mengetahui adanya cacat
segera melunasi utangnya. dalam rukun dan syarat perkawinan menurut hukum Islam dan
(2) Apabila pemberi gadai tidak dapat melunasi utangnya maka harta gadai dijual paksa peraturan perundang-undangan.
melalui lelang syari'ah.
(3) Hasil penjualan harta gadai digunakan untuk melunasi utang, biaya penyimpanan dan
pemeliharaan yang belum dibayar serta biaya penjualan. Pencegahan Perkawinan
(4) Kelebihan hasil penjualan menjadi milik pemberi gadai dan kekurangannya menjadi
kewajiban pemberi gadai.
Pencegahan perkawinan dapat dilakukan apabila:
Pasal 365 1. Para pihak tidak memenuhi persyaratan (rukun dan syarat) yang
Jika pemberi gadai tidak diketahui keberadaannya, maka penerima gadai boleh
mengajukan kepada pengadilan agar pengadilan menetapkan bahwa penerima gadai ditetapkan dalam hukum Islam maupun hukum negara dalam hal ini
boleh menjual harta gadai untuk melunasi utang pemberi gadai. UUP.
Pasal 366
2. salah satu pihak berada dalam pengampuan
Jika penerima gadai tidak menyimpan dan atau

254 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 55


3. pihak isteri dapat mencegah suaminya menikah lagi tanpa izin (1) Ahli waris yang memiliki kecakapan hukum dapat menggantikan pemberi gadai yang
meninggal.
dari dirinya sesuai UUP. (2) Wali dari ahli waris yang tidak cakap hukum pemberi gadai yang meninggal dapat
menjual harta gadai setelah mendapat izin terlebih dahulu dari penerima harta gadai,
lalu membayar utang pemberi gadai.
Larangan-Larangan Perkawinan
Pasal 349
Dilarang melakukan perkawinan antara seorang laki-laki Barang siapa yang meminjamkan harta yang kemudian harta tersebut digadaikan oleh
peminjam dengan seizinnya, tidak berhak menuntut harta tersebut dari penerima gadai
dengan seorang wanita yang merupakan muhrim atau mahramnya (QS sampai utang yang dijamin oleh harta gadai itu dilunasi, walaupun sudah meninggal.
4 ayat 23) yang terdiri dari:
Pasal 350
1. Diharamkan karena keturunan yaitu (1) Apabila pemberi gadai meninggal dunia dalam keadaan pailit, pinjaman tersebut
a. ibu dan seterusnya ke atas tetap berada dalam status harta gadai.
(2) Harta gadai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas tidak boleh dijual tanpa
b. anak perempuan dan seterusnya ke bawah persetujuan pihak pemberi gadai.
c. saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu (3) Apabila pihak pemberi gadai bermaksud menjual harta gadai sebagaimana dimaksud
d. bibi (saudara ibu, baik sekandung atau perantaraan ayah atau dalam ayat (1), harta tersebut harus dijual meskipun tanpa persetujuan penerima
gadai.
ibu)
e. bibi (saudara ayah baik sekandung atau dengan perantaraan Pasal 351
(1) Dalam hal kematian pemberi pinjaman harta yang digadaikan dan utangnya
ayah atau ibu) melebihi harta kekayaannya, maka pemberi gadai harus dipanggil untuk membayar
f. anak perempuan dari saudara laki-laki terus ke bawah utang, dan menebus harta gadai yang telah ia pinjam dari yang meninggal.
(kemenakan) (2) Apabila pemberi gadai tidak mampu membayar utang tersebut, maka harta yang
dipinjamnya akan terus dalam status sebagai harta gadai dalam kekuasaan penerima
g. anak perempuan dari dari saudara perempuan terus ke bawah. gadai.
2. Diharamkan karena sesusuan (3) Ahli waris dari pemberi gadai bisa menebus harta itu dengan cara membayar
utangnya.
Seorang laki-laki dilarang menikahi perempuan sesusuan yaitu:
a. ibu yang menyusui Pasal 352
b. saudara perempuan yang mempunyai hubungan sesusuan (1) Jika ahli waris penerima gadai tidak melunasi utang pewaris, maka pemberi gadai
dibolehkan menjual harta gadai untuk melunasi utang pewaris.
3. Diharamkan karena suatu perkawinan atau dalam istilah hukum (2) Jika hasil penjualan harta gadai melebihi jumlah utang penerima gadai, maka
larangan perkawinan karena alasan semenda yaitu: kelebihan tersebut harus dikembalikan kepada ahli waris dari penerima gadai.
(3) Jika hasil penjualan harta gadai kurang atau tidak cukup untuk melunasi utang
a. ibu isteri (mertua) dan seterusnya ke atas baik ibu dari nasab penerima gadai, maka pemberi gadai berhak menuntut pelunasan utang tersebut
maupun dari sesusuan kepada ahli warisnya.
b. anak tiri (anak isteri yang dikawin dengan suami lain) jika
Pasal 353
sudah campur dengan ibunya Kepemilikan harta gadai beralih kepada ahli waris jika penerima gadai meninggal.
c. isteri ayah dan seterusnya ke atas
Bagian Keenam
d. wanita-wanita yang pernah dinikahi ayah, kakek sampai ke Hak Rahin dan Murtahin
atas.
4. Diharamkan untuk sementara Pasal 354
Akad gadai batal jika salah satu pihak menggadaikan lagi harta gadai ke pihak ketiga
Seorang laki-laki diharamkan untuk menikahi perempuan untuk tanpa izin dari pihak lainnya.
sementara waktu (QS 4 ayat 24) yaitu: Pasal 355
Pemberi gadai dapat menerima atau menolak akad jual beli yang dilakukan oleh penerima
a. terdapat pertalian nikah yaitu perempuan masih berada dalam gadai jika penerima gadai menjual harta gadai tanpa izinnya.
ikatan perkawinan sampai ia dicerai dan habis masa iddahnya
Pasal 356

56 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 253


Penerima gadai dengan kehendak sendiri dapat membatalkan akad gadainya. b. talak bain kubra yaitu perempuan yang ditalak tiga haram
Pasal 339 dinikahi oleh mantan suaminya kecuali telah dinikahi oleh
Pemberi gadai tidak dapat membatalkan akad gadainya tanpa persetujuan dari penerima laki-laki lain dan digauli. Apabila perempuan tersebut dicerai
gadai.
dan habis masa iddahnya barulah boleh dinikah oleh mantan
Pasal 340 suaminya yang pertama. Dengan satu catatan bahwa
(1) Pemberi gadai dan penerima gadai dapat membatalkan akad gadainya melalui perkawinan dan perceraian si mantan isteri tersebut bukanlah
kesepakatan.
(2) Penerima gadai boleh menahan harta gadai setelah pembatalan akad gadai sampai rekayasa pihak mantan suami (muhallil dan muhallal).
utang yang dijamin oleh harta gadai itu dibayar lunas. c. menghimpun dua perempuan bersaudara dalam waktu yang
Pasal 341
bersamaan kecuali salah satunya telah dicerai atau meninggal
Pemberi gadai boleh mengadakan akad gadai secara sah dalam kaitan dengan sejumlah dunia
uang dari dua penerima gadai, dan harta gadai itu menjamin kedua utang itu. d. menghimpun perempuan lebih dari empat
Bagian Keempat e. berlainan agama, kecuali perempuan tersebut masuk Islam.
Rahn Harta Pinjaman

Pasal 342
Perwalian dalam Perkawinan
(1) Seseorang boleh menggadaikan harta pinjaman dengan seizin pihak yang
meminjamkannya. Wali nikah adalah orang laki-laki yang dalam suatu akad
(2) Apabila pemilik harta tersebut di atas memberi izin tanpa syarat apapun, maka
peminjam boleh menggadaikannya dengan cara apapun. perkawinan berwenang mengijabkan pernikahan calon mempelai
(3) Apabila pemilik harta tersebut di atas memberi izin dengan syarat, maka peminjam wanita. Sebagai dasar hukumnya yaitu surat An Nisa ayat 32. Adapun
tidak boleh menggadaikan harta tersebut kecuali sesuai dengan persyaratan yang
telah disepakati.
yang dinamakan wali itu tidak terbatas pada wali nasab saja. Wali
disini ada 4 macam:
Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban dalam Rahn
1. Wali nashab yaitu wali karena ada pertalian darah dengan calon
Pasal 343 mempelai wanita. Macam-macam wali nashab ada 15 macam:
(1) Penerima gadai mempunyai hak menahan harta gadai sampai utang pemberi gadai
dibayar lunas.
a. ayah/bapak
(2) Jika pemberi gadai meninggal, maka penerima gadai mempunyai hak istimewa dari b. kakek/ayahnya ayah
pihak-pihak yang lain dan boleh mendapat pembayaran utang dari harta gadai itu.
c. buyut/ayahnya kakek
Pasal 344 d. saudara laki-laki sekandung (seayah-seibu) dari calon wanita
Adanya harta gadai tidak menghilangkan hak penerima gadai untuk menuntut e. saudara laki-laki seayah
pembayaran utang.
f. anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
Pasal 345 g. anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah seayah-seibu
Pemberi gadai dapat menuntut salah satu harta gadainya jika ia telah membayar lunas
utang pada salah satu harta gadainya.
dengan ayah)
h. paman seayah (saudara laki-laki dari ayah yang hanya seayah
Pasal 346 dengan ayah)
Pemilik harta yang dipinjamkan dan telah digadaikan, mempunyai hak untuk meminta
kepada pemberi gadai guna menebus harta gadai serta mengembalikannya kepadanya. i. anak laki-laki paman sekandung
j. anak laki-laki dari paman seayah
Pasal 347
Akad gadai tidak batal karena pemberi gadai atau penerima gadai meninggal.
k. saudara laki-laki kakek yang sekandung (saudara laki-laki
kakek yang seayah-seibu dengan kakek)
Pasal 348

252 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 57


l. saudara laki-laki kakek yang seayah (saudara laki-laki kakek Pasal 327
Pihak peminjam terbebas dari kewajiban membayar utang jika penerima
yang seayah dengan kakek) hawalah/pemindahan utang membebaskannya.
m. anak laki-laki dari saudara laki-laki kakek yang sekandung
n. anak laki-laki dari saudara laki-laki kakek yang seayah Pasal 328
Apabila terjadi hawalah pada seseorang, kemudian orang yang menerima pemindahan
utang tersebut meninggal dunia, maka pemindahan utang yang telah terjadi tidak dapat
2. wali mu’tiq yaitu wali nikah karena memerdekakan budak yakni diwariskan.
seseorang yang ditunjuk menjadi wali nikah dari seorang wanita BAB XIII
karena orang tersebut pernah memerdekakannya. RAHN

Bagian Pertama
3. wali hakim yaitu wali nikah yang dilakukan oleh penguasa bagi Rukun dan Syarat Rahn
seorang wanita yang wali nasabnya karena sesuatu hal tidak ada,
Pasal 329
baik karena telah meninggal dunia maupun menolak menjadi wali (1) Akad gadai terdiri dari unsur: penerima gadai, pemberi gadai, harta gadai, utang, dan
nikah atau karena sebab-sebab lainnya. akad.
(2) Akad yang dimaksud dalam ayat (1) di atas harus dinyatakan oleh para pihak dengan
cara lisan, tulisan, atau isyarat.
4. wali muhakkam yaitu wali nikah yang terdiri dari seorang laki-laki
yang diangkat oleh kedua calon suami isteri untuk menikahkan Pasal 330
Para pihak yang melakukan akad gadai harus memiliki kecakapan hukum.
mereka dikarenakan tidak adanya wali nasab, wali mu’tiq dan wali
hakim. Pasal 331
Akad gadai sempurna bila harta gadai telah dikuasai oleh penerima gadai.
Pasal 332
Perkawinan Dapat Dilihat Dari Tiga Aspek (1) Harta gadai harus bernilai dan dapat diserahkan-terimakan.
(2) Harta gadai harus ada ketika akad dibuat.
1. Dari Aspek Hukum Bagian Kedua
Penambahan dan Penggantian Harta Rahn
Dari Aspek hukum perkawinan merupakan suatu perjanjian.
Pasal 333
Didalam QS IV : 21 dinyatakan “ Perkawinan adalah perjanjian yang Segala sesuatu yang termasuk dalam harta gadai, maka turut digadaikan pula.
kuat “, disebut dengan kata-kata mitsaaqaan ghaliidhaan. Dan dapat Pasal 334
Harta gadai dapat diganti dengan harta gadai yang lain berdasarkan kesepakatan kedua
dikemukakan sebagai alasan untuk mengatakan perkawinan tersebut belah pihak.
merupakan suatu perjanjian ialah karena adanya :
a. Cara mengatakan ikatan perkawinan telah diatur terlebih dahulu Pasal 335
Utang yang dijamin oleh harta gadai bisa ditambah secara sah dengan jaminan harta
yaitu dengan akad nikah dan dengan rukun dan syarat tertentu. gadai yang sama.
b. Cara menguraikan atau memutuskan ikatan perkawinan juga telah
Pasal 336
diatur sebelumnya yaitu dengan prosedur talak, fasakh, syiqaq dan Setiap tambahan dari harta gadai merupakan bagian dari harta gadai asal.
sebagainya.
Perjanjian dalam perkawinan mempunyai tiga karakter yang Bagian Ketiga
Pembatalan Akad Rahn
khusus yaitu :
a. Perkawinan tidak dapat dilakukan tanpa unsur sukarela dari kedua Pasal 337
Akad gadai dapat dibatalkan bila harta gadai belum dikuasai oleh penerima gadai.
belah pihak.
Pasal 338

58 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 251


(2) Akad sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dinyatakan oleh para pihak b. Kedua belah pihak yang mengikat persetujuan perkawinan saling
secara lisan, tulisan, atau isyarat.
mempunyai hak untuk memutuskan perjian tersebut berdasarkan
ketentuan yang sudah ada hukum-hukumnya.
Pasal 319 c. Persetujuan perkawinan mengatur batas-btas hukum mengenai hak
Para pihak yang melakukan akad hawalah/ pemindahan utang harus memiliki kecakapan
hukum.
dan kewajiban masing-masing pihak.

Pasal 320 2. Dari Aspek Sosial


(1) Peminjam harus memberitahukan kepada pemberi pinjaman bahwa ia akan
memindahkan utangnya kepada pihak lain.
(2) Persetujuan pemberi pinjaman mengenai rencana peminjam untuk memindahkan Dalam masyarakat setiap bangsa ditemui suatu penilaian yang
utang seperti yang dimaksud pada ayat (1), adalah syarat dibolehkannya akad umum bahwa orang yang berkeluarga atau pernah berkeluarga
hawalah/pemindahan utang.
(3) Akad hawalah/pemindahan utang dapat dilakukan jika pihak penerima mempunyai kedudukan yang lebih dihargai dari mereka yang tidak
hawalah/pemindahan utang menyetujui keinginan peminjam pada ayat (1). kawin. (Sayuti Thalib, 1985 : 48)
Sebelum adanya peraturan tentang perkawinan wanita dapat
Pasal 321
(1) Hawalah/pemindahan utang tidak disyaratkan adanya utang dari penerima dimadu tanpa batas dan tanpa dapat berbuat apa-apa, tetapi menurut
hawalah/pemindahan utang, kepada pemindah utang. ajaran Islam dalam perkawinan dalam hal ini poligami hanya dibatasi
(2) Hawalah/pemindahan utang tidak disyaratkan adanya sesuatu yang diterima oleh
pemindah utang dari pihak yang menerima hawalah/ pemindahan utang sebagai
paling banyak 4 orang itupun dengan syarat-syarat yang sangat berat.
hadiah atau imbalan.
3. Dari Aspek Agama
Bagian Kedua
Akibat Hawalah
Pandangan suatu perkawinan dari segi agama sangat penting.
Dalam agama perkawinan dianggap suatu lembaga yang suci. Upacara
Pasal 322
(1) Pihak yang utangnya dipindahkan, wajib membayar utangnya kepada penerima perkawinan adalah upacara yang suci yang kedua pihak dihubungkan
hawalah. menjadi pasangan suami istri atau saling menjadi pasangan hidupnya
(2) Penjamin utang yang dipindahkan, kehilangan haknya untuk menahan barang
jaminan.
yang kekal.

Pasal 323 Hak dan Kewajiban Suami Isteri


(1) Utang pihak peminjam yang meninggal sebelum melunasi utangnya, dibayar dengan
harta yang ditinggalkannya.
(2) Pembayaran utang kepada penerima hawalah/ pemindahan utang harus Setelah pelaksanaan akad nikah maka secara logis perbuatan
didahulukan atas pihak-pihak pemberi pinjaman lainnya jika harta yang ditinggalkan hukum tersebut akan menimbulkan suatu akibat hukum pula. Akibat
oleh peminjam tidak mencukupi.
hukum itu berupa timbulnya hak dan kewajiban antara suami dan isteri
Pasal 324 tersebut. Dalam hal ini hak dan kewajiban itu dikelompokkan menjadi
Akad hawalah/pemindahan utang yang bersyarat menjadi batal dan utang kembali
kepada peminjam jika syarat-syaratnya tidak terpenuhi.
tiga bagian yaitu:
1. Kewajiban suami
Pasal 325 a. Kewajiban Materiil
Peminjam wajib menjual kekayaannya jika pembayaran utang yang dipindahkan
ditetapkan dalam akad bahwa utang akan dibayar dengan dana hasil penjualan
Kewajiban materil adalah suatu kewajiban oleh suami terhadap isteri
kekayaannya. untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat materil dan berlangsung
terus-menerus. Misalnya pemberian nafkah,
Pasal 326

250 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 59


Bagian Keempat
sandang dan tempat tinggal. Hal ini disebabkan fungsi suami Pembebasan dari Akad Kafalah
adalah pemimpin dalam keluarga (QS 4 ayat 34).
a. Kewajiban Immateril Pasal 311
Apabila penjamin telah menyerahkan barang jaminan kepada pihak pemberi pinjaman di
Kewajiban immateril adalah kewajiban yang sifatnya tidak tempat yang sah menurut hukum, maka penjamin bebas dari tanggung jawab.
nyata dan didasarkan pada suatu sikap batin yang positip dari
Pasal 312
suami sesuai dengan kisi-kisi yang diberikan oleh hukum Apabila penjamin telah menyerahkan peminjam kepada pihak pemberi pinjaman sesuai
agama dan hukum negara. dengan ketentuan dalam akad atau sebelum waktu yang ditentukan, maka penjamin
Dalam hal ini hukum agama memberikan ketentuan sebagai bebas dari tanggung jawab.

berikut: Pasal 313


a. melakukan hubungan intim dengan isteri dengan cara yang (1) Penjamin dibebaskan dari tanggung jawab jika peminjam meninggal dunia.
(2) Penjamin dibebaskan dari tanggung jawab apabila peminjam membebaskannya.
wajar(QS 4 ayat 19). Kalau saja masalah ini dipahami benar (3) Pembebasan penjamin tidak mengakibatkan pembebasan utang peminjam.
oleh para suami tentu saja kekerasan dalam rumah tangga (4) Pembebasan utang bagi peminjam mengakibatkan pembebasan tanggung jawab
khususnya kasus marital rape tidak pernah terjadi. bagi penjamin.

b. Larangan untuk melakukan hubungan intim dengan isteri Pasal 314


ketika si isteri sedang menstruasi(QS 2 ayat 222) Penjamin dibebaskan dari tanggung jawab jika pihak pemberi pinjaman meninggal jika
peminjam adalah ahli waris tunggal dari pihak pemberi pinjaman.
c. Menjaga dan melindungi isteri serta bertanggungjawab atas
keselamatan jiwa isteri (QS At Tahrim ayat 6) Pasal 315
Jika penjamin atau peminjam berdamai dengan pihak pemberi pinjaman mengenai
sebagian dari utang, keduanya dibebaskan dari akad jaminan jika persyaratan
1. Kewajiban Isteri pembebasan dimasukkan ke dalam akad perdamaian mereka.

Pasal 316
Adapun kewajiban pihak isteri adalah sebagai berikut: Jika penjamin memindahkan tanggung jawabannya kepada pihak lain dengan
1. Mengikuti tempat tinggal suami dimanapun suami berada (QS At persetujuan pihak pemberi pinjaman dan peminjam, maka penjamin dibebaskan dari
tanggung jawab.
Talaq ayat 6)
2. Memegang teguh rahasia suami dan rumah tangganya Pasal 317
3. Kewajiban bersama (1) Penjamin wajib bertanggung jawab untuk membayar utang peminjam jika peminjam
tidak melunasi utangnya.
Mengenai kewajiban bersama antara suami dan isteri ini UU (2) Penjamin wajib mengganti kerugian untuk barang yang hilang atau rusak karena
Nomor 1 Tahun 74 tentang Perkawinan Pasal 33 menyebutkan bahwa kelalaiannya.
suami isteri wajib saling mencintai saling menghormati, tolong BAB XII
menolong lahir maupun batin serta mempunyai kewajiban mendidik HAWALAH
anak.
Bagian Pertama
Rukun dan Syarat Hawalah
B. HUKUM PERCERAIAN ISLAM
Pasal 318
(1) Rukun Hawalah/pemindahan utang terdiri atas:
Mengenai hukum perceraian menurut Islam, dalam Alquran a. muhil/peminjam;
tidak terdapat ayat-ayat yang menyuruh atau melarang perceraian, b. muhal/pemberi pinjaman;
c. muhal ‘alaih/penerima hawalah;
sedangkan untuk perkawinan ditemukan beberapa ayat yang menyuruh d. muhal bihi/utang; dan
untuk melakukannya. Dalam Alquran hanya terdapat banyak ayat yang e. akad.

60 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 249


Penjamin tidak dapat menarik diri dari kafalah setelah akad ditetapkan kecuali mengatur tentang thalaq (isinya hanya sekedar mengatur bila thalaq
dipersyaratkan lain.
mesti terjadi). Misalnya jika ingin mentalaq seharusnya sewaktu istri
Bagian Ketiga itu berada dalam keadaan yang siap untuk memasuki masa iddah,
Kafalah atas Diri dan Harta
seperti dalam firman Allah :
Pasal 303 “Hai Nabi bila kamu menthalaq istrimu, maka thalaqlah dia sewaktu
Akad kafalah terdiri atas kafalah atas diri dan kafalah atas harta. masuk kedalam iddahnya”. (QS. at-Thalaq: 1)
Pasal 304 Begitu juga dalam bentuk larangan, seperti firman Allah :
(1) Pihak pemberi pinjaman memiliki hak memilih untuk menuntut pada penjamin atau “Apabila kamu menthalaq istrimu dan sampai masa iddahnya, maka
kepada pihak peminjam.
(2) Dalam melaksanakan hak tersebut kepada salah satu pihak dari kedua pihak itu tidak
janganlah kamu enggan bila dia nikah dengan suami lain”. (QS. al-
berarti bahwa pihak pemberi pinjaman kehilangan hak terhadap yang lainnya. Baqarah: 232)
Meskipun tidak ada ayat Alquran yang menyuruh atau
Pasal 305
Pihak-pihak yang mempunyai utang bersama berarti melarang melakukan perceraian yang mengandung arti hukumnya
saling menjamin satu sama lain, dan salah satu pihak dari mereka bisa dituntut untuk mubah atau boleh, namun perceraian itu termasuk perbuatan yang
membayar seluruh jumlah utang.
tidak disenangi Nabi. Oleh karena itu perceraian mengandung arti
Pasal 306 hukumnya makruh atau tercela.
(1) Jika ada suatu syarat pada akad jaminan bahwa peminjam menjadi bebas dari Dasar hukumnya adalah sabda Rasulullah SAW :
tanggung jawabnya, maka akad itu berubah menjadi hawalah/ pemindahan utang.
(2) Jika peminjam melakukan hawalah/pemindahan utang, maka debitur lain yang “Perbuatan yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah thalaq”.
dipindahkan utangnya berhak menuntut pembayaran kepada salah satu pihak dari (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
mereka yang diinginkannya.
Hukum asal dari perceraian itu adalah makruh atau tercela,
Pasal 307 namun dalam keadaan dan situasi tertentu maka hukum perceraian itu
(1) Jika penjamin meninggal dunia, ahli warisnya berkewajiban untuk menggantikannya adalah sebagai berikut :
atau menunjuk penggantinya.
(2) Jika ahli waris gagal dalam menghadirkan peminjam, maka harta peninggalan 1. Nadab atau sunnah yaitu dalam keadaan rumah tangga sudah
penjamin harus digunakan untuk membayar utang yang dijaminnya. tidak dapat dilanjutkan dan seandainya dipertahankan juga
(3) Jika pemberi pinjaman meninggal dunia, maka ahli warisnya dapat menuntut
sejumlah uang jaminan kepada penjamin.
kemudaratan yang lebih banyak akan timbul.
Misalnya apabila istri mengabaikan kewajibannya sebagai
Pasal 308
Jika pihak pemberi pinjaman menangguhkan tuntutannya kepada peminjam maka ia
muslimah, yaitu meninggalkan shalat, puasa, dan lain-lain,
dianggap telah pula menangguhkan tuntutannya kepada penjamin. sedangkan suami tidak sanggup memaksanya untuk menjalankan
kewajiban atau suami tidak dapat mendidiknya. Disamping itu,
Pasal 309
(1) Pihak pemberi pinajaman dapat memaksa peminjam untuk membayar utang dengan istri telah kehilangan rasa malu, seperti bertingkah laku yang tidak
segera apabila diduga yang bersangkutan akan melarikan diri dari tanggung pantas sebagai seorang wanita baik-baik. Dalam hal seperti ini,
jawabnya.
(2) Pengadilan dapat memaksa peminjam untuk mencari penjamin atas permohonan
tidak patut bagi suami untuk mempertahankan istri dalam
pihak pemberi pinjaman. perkawinan. Hal ini karena kondisi istri tersebut akan berpengaruh
terhadap keimanan suami.
Pasal 310
(1) Jika penjamin telah melunasi utang peminjam kepada pihak pemberi pinjaman, maka 2. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadi
penjamin berhak menuntut kepada peminjam sehubungan dengan kafalah-nya. perceraian dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dengan
(2) Jika penjamin seperti dimaksud ayat (1) di atas hanya mampu melunasi sebagian
utang peminjam, maka ia hanya berhak menuntut sebesar utang yang telah
perceraian itu sedangkan manfaatnya juga ada.
dibayarkannya.

248 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 61


d. makful bihi/objek kafalah; dan
3. Wajib atau mesti dilakukan. Yaitu jika thalaq dijatuhkan oleh
e. akad.
pihak penengah atau hakam atau hakim.
Berikut ini adalah kategori “talaq wajib” adalah: (1) Akad yang dimaksud pada ayat (1) harus dinyatakan para pihak baik dengan lisan,
a. Jika menurut juru damai tersebut, perpecahan antara suami tulisan, atau isyarat.

istri sudah sedemikian berat sehingga sangat kecil Pasal 292


kemungkinan, bahkan tidak sedikitpun terdapat celah-celah Para pihak yang melakukan akad kafalah harus memiliki kecakapan hukum.
kebaikan atau kemaslahatan jika perkawinan itu tetap Pasal 293
dipertahankan, oleh karena itu satu-satunya cara untuk (1) Makful ‘anhu/peminjam harus dikenal oleh kafil/
menghilangkan kemudaratan atau keburukan dan upaya bagi penjamin dan sanggup menyerahkan jaminannya kepada kafil/penjamin.
(2) Makful lahu/pihak pemberi pinjaman harus diketahui identitasnya.
kemaslahatan atau kebaikan bagi kedua belah pihak adalah
dengan cara memisahkan mereka. Pasal 294
Makful bih/objek jaminan harus:
b. Bagi istri yang telah di- Illa’ atau di sumpah oleh suaminya a. merupakan tanggungan peminjam baik berupa uang, benda, atau pekerjaan;
untuk tidak mengadakan hubungan seksual dengan istrinya, b. dapat dilaksanakan oleh penjamin;
sesudah lewat waktu tunggu 4 (empat) bulan, sedangkan c. merupakan piutang mengikat/lazim yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar
atau dibebaskan;
suaminya tersebut tidak mau pula membayar kafarah sumpah d. jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya; dan
agar ia dapat bergaul dengan istrinya. Tindakannya itu e. tidak diharamkan.

memudaratkan istrinya. Pasal 295


4. Haram yaitu perceraian itu dilakukan dengan tanpa alasan, (1) Jaminan berlaku sesuai dengan syarat dan batas waktu yang disepakati.
(2) Jaminan berlaku sampai terjadinya penolakan dari pihak peminjam.
sedangkan istri dalam keadaan haid atau suci yang dalam masa itu
ia telah digauli. (Amir Syarifuddin, 2006: 21) Pasal 296
Kompilasi Hukum Islam tidak mengatur tentang bagaimana Kafil/penjamin dibolehkan lebih dari satu orang.

hukum perceraian menurut hukum Islam. Kompilasi Hukum Islam Pasal 297
khususnya mengenai perceraian hanya mengatur tentang putusnya Barang yang sedang digadaikan atau berada di luar tanggung jawab kafil/penjamin tidak
dapat dijadikan makful bihi.
perkawinan serta akibat-akibatnya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa Bagian Kedua
hukum perceraian menurut Islam tidak diatur secara jelas dalam Al Kafalah Muthlaqah dan Muqayyadah

Quran, dan Hadist. Tidak terdapat ayat-ayat yang menyuruh atau Pasal 298
melarang perceraian. Al Quran hanya mengatur tentang thalaq, isinya Kafalah dapat dilakukan dengan cara muthlaqah/tidak dengan syarat atau
muaqayyadah/dengan syarat.
hanya sekedar mengatur bila thalaq mesti terjadi. Hal ini mengandung
arti hukumnya perceraian adalah “mubah atau boleh”. Namun karena Pasal 299
perceraian itu adalah perbuatan yang tercela dan dibenci oleh Allah Dalam akad kafalah yang tidak terikat persyaratan, kafalah dapat segera dituntut jika
utang itu harus segera dibayar oleh debitor.
SWT, maka perceraian itu mengandung arti hukumnya “makruh atau
tercela”. Pasal 300
Dalam akad kafalah yang terikat persyaratan, penjamin tidak dapat dituntut untuk
Walaupun hukum asal dari perceraian atau thalaq itu membayar sampai syarat itu dipenuhi.
“makruh atau tercela”, namun pada situasi dan kondisi tertentu hukum
perceraian dapat berubah-ubah. Kadang hukum perceraian bisa nadab Pasal 301
Dalam hal kafalah dengan jangka waktu terbatas, tuntutan hanya dapat diajukan kepada
atau sunnah, Kadang bisa mubah atau boleh saja, Kadang bisa wajib, penjamin selama jangka waktu kafalah.

62 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 247


Pasal 283
(1) Pihak mu’jir/yang menyewakan dapat melakukan
dan kadang hukum perceraian bisa haram. Hukum perceraian menjadi
penyelesaian akad ijarah muntahiyah bi tamlik bagi musta’jir/penyewa yang tidak nadab atau sunnah yaitu jika keadaan suatu rumah tangga tersebut
mampu melunasi pembiayaan sesuai kurun waktu yang disepakati. sudah tidak dapat dilanjutkan lagi dan kalaupun seandainya rumah
(2) Penyelesaian sebagaimana dalam ayat (1) dapat diselesaikan melalui perdamaian
dan atau pengadilan. tangga tersebut dipertahankan maka kemudaratan atau dampak buruk
lebih banyak terjadi. Hukum perceraian menjadi mubah atau boleh
Pasal 284
Pengadilan dapat menetapkan untuk menjual obyek ijarah muntahiyah bi tamlik yang tidak
yaitu jika sudah tidak ada lagi jalan selain perceraian untuk
dapat dilunasi oleh penyewa dengan harga pasar untuk melunasi utang penyewa. menyelamatkan rumah tangga dan tidak ada pihak-pihak yang merasa
dirugikan dengan adanya perceraian itu, sedangkan dengan adanya
Pasal 285
(1) Apabila harga jual obyek Ijarah Muntahiyah bi Tamlik melebihi sisa utang, maka pihak perceraian itu menimbulkan manfaat bagi kedua belah pihak. Hukum
yang menyewakan harus mengembalikan sisanya kepada penyewa. perceraian menjadi wajib yaitu jika talaq dijatuhkan oleh pihak
(2) Apabila harga jual obyek Ijarah Muntahiyah bi Tamlik lebih kecil dari sisa utang, maka
sisa utang tetap wajib dibayar oleh penyewa.
penengah atau hakim. Jika menurut pihak penengah atau juru damai
(3) Apabila peminjam sebagaimana dalam ayat (2) tidak dapat melunasi sisa utangnya, atau hakim tersebut, Jika menurut juru damai tersebut, antara suami
Pengadilan dapat membebaskannya atas izin pihak yang menyewakan. istri tersebut sudah sulit untuk dipersatukan, dan jika perkawinan itu
Bagian Kesepuluh tetap dipertahankan maka tidak sedikitpun terdapat kebaikan atau
Shunduq Hifzi Ida’/Safe Deposit Box kemaslahatan, oleh karena itu satu-satunya cara demi kebaikan bagi
Pasal 286 kedua belah pihak adalah dengan cara memisahkan mereka. Hukum
Penggunaan shunduq hifzi ida’/safe deposit box dapat dilakukan dengan akad ijarah. perceraian menjadi haram yaitu jika perceraian itu dilakukan tanpa
Pasal 287
alasan, sedangkan istri dalam keadaan haid atau suci yang dalam masa
Penggunaan shunduq hifzi ida’/safe deposit box berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud itu ia telah digauli.
dalam rukun dan syarat ijarah.

Pasal 288 Sebab-Sebab dan Jenis-Jenis Perceraian Menurut Hukum Islam


Benda-benda yang dapat disimpan dalam shunduq hifzi ida’/safe deposit box adalah
benda yang berharga yang tidak diharamkan dan tidak dilarang oleh negara.
1. Sebab-sebab perceraian menurut Hukum Islam
Pasal 289
Besar biaya ijarah shunduq hifzi ida’/safe deposit box ditetapkan berdasarkan kesepakatan Mengenai sebab-sebab perceraian, terjadi banyak perbedaan
dalam akad.
pendapat. Para Ulama juga telah membahas masalah putusnya
Pasal 290 perkawinan atau perceraian ini di dalam lembaran-lembaran fikih.
Hak dan kewajiban pihak yang menyewakan dan penyewa ditentukan berdasarkan
kesepakatan sepanjang tidak bertentangan dengan rukun dan syarat ijarah.
Menurut Imam Malik sebab-sebab putusnya perkawinan atau
perceraian adalah talaq, khulu’, khiyar/fasakh, syiqaq, nusyuz, ila’, dan
BAB XI zihar. Sedangkan menurut Imam Syafi’i sebab-sebab putusnya
KAFALAH
perkawinan atau perceraian adalah talaq, khulu’, fasakh, khiyar,
Bagian Pertama syiqaq, nusyuz, ila’, zihar, dan li’an.
Rukun dan Syarat Kafalah
Dibawah ini adalah empat kemungkinan yang dapat
Pasal 291 menyebabkan terjadinya perceraian yaitu:
(1) Rukun akad kafalah terdiri atas: a. Terjadinya nusyuz dari pihak istri
a. kafil/penjamin;
b. makful ‘anhu/pihak yang dijamin; Nusyuz adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang secara
c. makful lahu/pihak yang berpiutang; etimologi berarti meninggi atau terangkat. Kalau dikatakan istri nusyuz

246 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 63


terhadap suaminya berarti istri merasa dirinya sudah lebih tinggi Bagian Ketujuh
Jenis Barang yang Di-ijarah-kan dan
kedudukannya dari suaminya, sehingga ia tidak lagi berkewajiban Pengembalian Obyek Ijarah
mematuhinya. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk pelanggaran perintah,
penyelewengan dan hal-hal yang dapat mengganggu keharmonisan Pasal 274
(1) Benda yang menjadi obyek ijarah harus benda yang halal atau mubah.
rumah tangga. (2) Benda yang di-ijarah harus digunakan untuk hal-hal yang dibenarkan menurut syari‘at.
Secara definitif nusyuz diartikan dengan : “kedurhakaan istri (3) Setiap benda yang dapat dijadikan obyek jual beli dapat dijadikan obyek ijarah.
terhadap suaminya dalam hal menjalankan apa-apa yang diwajibkan Pasal 275
Allah atasnya”. Nusyuz itu haram hukumnya karena menyalahi sesuatu (1) Benda yang di-ijarah-kan boleh keseluruhannya dan boleh pula sebagiannya yang
yang telah ditetapkan agama melalui Al Quran dan hadist Nabi. Dalam ditetapkan dalam akad.
(2) Hak-hak tambahan penyewa yang berkaitan dengan obyek ijarah ditetapkan dalam
hubungannya kepada Allah pelakunya berhak atas dosa dari Allah dan akad ijarah.
dalam hubungnya dengan suami dan rumah tangga merupakan suatu (3) Apabila hak-hak tambahan penyewa sebagaimana dalam ayat (2) tidak ditetapkan
dalam akad, maka hak-hak tambahan tersebut ditentukan berdasarkan kebiasaan.
pelanggaran terhadap kehidupan suami istri. Atas perbuatan itu si
pelaku mendapat ancaman diantaranya gugur haknya sebagai istri Bagian Kedelapan
Pengembalian Obyek Ijarah
dalam masa nusyuz itu. Meskipun demikian, nusyuz itu tidak dengan
sendirinya memutus ikatan perkawinan. Pasal 276
Dasar hukumnya adalah firman Allah, yang artinya : Ijarah berakhir dengan berakhirnya waktu ijarah yang ditetapkan dalam akad.

“Wanita-wanita yang kamu khawatir nusyuz-nya, maka nasihatilah Pasal 277


mereka dan pisahkan diri dari tempat tidur mereka, dan pukullah (1) Cara pengembalian obyek ijarah dilakukan
berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam akad.
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu (2) Bila cara pengembalian obyek ijarah tidak ditentukan dalam akad, maka
cari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha pegembalian benda ijarah dilakukan sesuai dengan kebiasaan.
Tahu lagi Maha Besar”. (QS. an-Nisa’: 34) Bagian Kesembilan
Berdasarkan ayat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa ada Ijarah Muntahiyah bi Tamlik
tiga tahapan yang secara kronologis yang harus dilalui dalam
Pasal 278
menghadapi istri nusyuz yaitu : Rukun dan syarat dalam ijarah dapat diterapkan dalam pelaksanaan Ijarah Muntahiyah bi
1. Istri diberi nasihat dengan cara yang ma’ruf agar ia segera sadar Tamlik.
terhadap kekeliruan yang diperbuatnya. Pasal 279
2. Pisah ranjang. Cara ini bermakna sebagai hukuman psikologis Dalam akad Ijarah Muntahiyah bi Tamlik suatu benda antara mu’jir/pihak yang
bagi istri dan dalam kesendiriannya tersebut ia dapat menyewakan dengan musta’jir/pihak penyewa diakhiri dengan pembelian ma’jur/obyek
ijarah oleh musta’jir/pihak penyewa.
melakukan koreksi diri terhadap kekeliruannya.
3. Apabila dengan cara ini tidak berhasil, langkah berikutnya Pasal 280
(1) Ijarah Muntahiyah bi Tamlik harus dinyatakan secara eksplisit dalam akad.
adalah memberi hukuman fisik dengan cara memukulnya. Yang (2) Akad pemindahan kepemilikan hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah
boleh dipukul hanyalah bagian yang tidak membahayakan si Muntahiyah bi Tamlik berakhir.
istri seperti betisnya.
Pasal 281
Musta’jir/penyewa dalam akad ijarah muntahiyah bi tamlik dilarang menyewakan dan atau
a. Nusyuz suami terhadap istri menjual ma’jur/benda yang disewa.
Nusyuz suami mengandung arti pendurhakaan suami kepada Pasal 282
Allah karena meninggalkan kewajiban terhadap istrinya. Nusyuz suami Harga ijarah dalam akad ijarah muntahiyah bi tamlik sudah termasuk dalam pembayaran
benda secara angsuran.

64 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 245


Penggunaan Obyek Ijarah terjadi bila ia tidak melaksanakan kewajibannya terhadap istrinya, baik
Pasal 265 meninggalkan kewajiban yang bersifat materi atau nafkah atau
(1) Penyewa dapat menggunakan obyek ijarah secara bebas jika akad ijarah dilakukan meninggalkan kewajiban yang bersifat non-materi diantaranya
secara mutlak.
(2) Penyewa hanya dapat menggunakan obyek ijarah secara tertentu jika akad ijarah
mu’asyarah bi al-maruf atau menggauli istrinya dengan baik. Yang
dilakukan secara terbatas. terakhir ini mengandung arti yang luas, yaitu segala sesuatu yang dapat
disebut menggauli istrinya dengan cara buruk, seperti berlaku kasar,
Pasal 266
Penyewa dilarang menyewakan dan meminjamkan obyek ijarah kepada pihak lain kecuali menyakiti fisik dan mental istri, tidak melakukan hubungan badaniah
atas izin dari pihak yang menyewakan. dalam waktu tertentu dan tindakan lain yang bertentangan dengan asas
Pasal 267
pergaulan baik.
Uang ijarah wajib dibayar oleh pihak penyewa meskipun benda yang di-ijarah-nya tidak Jika suami melalaikan kewajibannya dan istrinya berulang kali
digunakan.
mengingatkannya namun tetap tidak ada perubahan, maka Al
Bagian Kelima Quran seperti yang terdapat dalam QS. an-Nisaa’: 128
Pemeliharaan Obyek Ijarah, menganjurkan perdamaian, dimana istri diminta untuk lebih bersabar
Tanggungjawab Kerusakan, dan
Nilai serta Jangka Waktu Ijarah menghadapi suaminya dan merelakan hak-haknya dikurangi untuk
sementara waktu. Semua ini bertujuan agar perceraian tidak terjadi.
Pasal 268
Pemeliharaan obyek ijarah adalah tanggungjawab pihak penyewa kecuali ditentukan lain
dalam akad. a. Terjadinya syiqaq
Syiqaq mengandung arti pertengkaran, kata ini biasanya
Pasal 269
(1) Kerusakan obyek ijarah karena kelalaian pihak penyewa adalah tanggung jawab dihubungkan kepada suami istri sehingga pertengkaran yang terjadi
penyewa, kecuali ditentukan lain dalam akad. antara suami istri yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh keduanya.
(2) Jika obyek ijarah rusak selama masa akad yang terjadi bukan karena kelalaian
penyewa, maka pihak yang menyewakan wajib menggantinya.
Syiqaq ini timbul bila suami atau istri atau keduanya tidak
(3) Jika dalam akad ijarah tidak ditetapkan mengenai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan kewajiban yang mesti dipikulnya. Syiqaq ini mungkin
atas kerusakan obyek ijarah, maka hukum kebiasaan yang berlaku di kalangan sebabkan karena berbagai hal, salah satu diantaranya disebabkan
mereka yang dijadikan hukum.
kesulitan ekonomi sehingga suami istri tersebut sering bertengkar.
Pasal 270 Dasar hukumnya adalah firman Allah SWT, yang artinya :
Penyewa wajib membayar obyek ijarah yang rusak berdasarkan waktu yang telah
digunakan dan besarnya ijarah ditentukan melalui musyawarah.
“Bila kamu khawatir terjadinya perpecahan antara mereka berdua,
utuslah seorang penengah masing-masing dari pihak keluarga suami
Bagian Keenam dan pihak keluarga istri. Jika keduanya menghendaki kerukunan, Allah
Harga dan Jangka Waktu Ijarah
akan memberikan jalan kepada mereka, Sungguh Allah Maha
Pasal 271 Mengetahui, Maha Mengenal. (QS. an-Nisaa’: 35)
(1) Nilai atau harga ijarah antara lain ditentukan berdasarkan satuan waktu.
(2) Satuan waktu yang dimaksud dalam ayat (1) adalah menit, jam, hari, bulan, dan atau
Yang dimaksud dengan hakam dalam ayat tersebut adalah
tahun. seorang bijak yang dapat menjadi penengah dalam menghadapi konflik
keluarga tersebut. Dari ayat diatas, jelas sekali aturan Islam dalam
Pasal 272
a. Awal waktu ijarah ditetapkan dalam akad atau atas dasar kebiasaan. menangani problema kericuhan rumah tangga. Dipilihnya hakam (
b. Waktu ijarah dapat diubah berdasarkan kesepakatan para pihak. Arbitrator ) dari masing-masing pihak dikarenakan para perantara itu
Pasal 273
Kelebihan waktu dalam ijarah-an yang dilakukan oleh pihak penyewa, harus dibayar akan lebih mengetahui karakter, sifat keluarga mereka sendiri. Ini lebih
berdasarkan kesepakatan atau kebiasaan. mudah untuk mendamaikan suami istri yang sedang bertengkar.

444 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 65


d. Salah satu pihak melakukan perbuatan zina, yang Pasal 256
(1) Jika pihak yang menyewa menjadi pemilik dari harta yang diijarahkan, maka akad
menimbulkan saling tuduh menuduh antara keduanya. ijarah berakhir dengan sendirinya.
Cara menyelesaikannya adalah dengan cara membuktikan (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga pada ijarah
jama’i/kolektif.
tuduhan yang didakwakan, dengan cara li’an. Li’an sesungguhnya
telah memasuki “gerbang putusnya” perkawinan dan bahkan untuk Bagian Kedua
selama-lamanya. Karena akibat li’an adalah terjadinya talak ba’in Syarat Pelaksanaan dan Penyelesaian Ijarah

kubra. (Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, 2004: 209) Pasal 257
Berikut ini adalah uraian mengenai sebab-sebab berakhirnya Untuk menyelesaikan suatu proses akad ijarah, pihak-pihak yang melakukan akad
harus mempunyai
suatu perkawinan (perceraian) dikarenakan cerai hidup, yaitu : kecakapan melakukan perbuatan hukum.
a. Atas kehendak suami
Berakhirnya perkawinan atas kehendak suami dapat dilakukan 4 cara Pasal 258
Akad ijarah dapat dilakukan dengan tatap muka maupun jarak jauh.
yaitu :
1. Talaq Pasal 259
Pihak yang menyewakan benda haruslah pemilik, wakilnya, atau pengampunya.
Menurut hukum Islam talaq adalah menghilangkan ikatan
perkawinan atau mengurangi keterikatan perkawinan dengan Pasal 260
menggunakan ucapan tertentu yaitu ucapan yang sharih (tegas) dan (1) Penggunaan benda ijarah-an harus dicantumkan dalam akad ijarah.
(2) Jika penggunaan benda ijarah-an tidak dinyatakan secara pasti dalam akad, maka
dengan ucapan sindiran (kinayah). benda ijarah-an digunakan berdasarkan aturan umum dan kebiasaan.
2. Illa’
Pasal 261
Pengertian Illa’ menurut bahasa adalah sumpah. Illa’ menurut Jika salah satu syarat dalam akad ijarah tidak ada, maka akad itu batal.
istilah adalah sumpahnya seorang suami untuk tidak melakukan
hubungan intim dengan isterinya baik dengan menyebut nama Allah Pasal 262
(1) Uang ijarah tidak harus dibayar apabila akad ijarahnya batal.
baik tanpa batas waktu maupun dengan batas waktu untuk selama- (2) Harga ijarah yang wajar/ujrah al-mitsli adalah harga ijarah yang ditentukan oleh ahli
lamanya empat bulan (4) bulan. Dasar hukumnya adalah QS. al- yang berpengalaman dan jujur.
Baqarah: 226 & 227 dan QS. al-Maidah: 89. Bagian Ketiga
3. Li’an Uang Ijarah dan Cara Pembayarannya
Akar kata li’an adalah la’nun yang berarti kutukan, dapat juga
Pasal 263
berarti jauh. Menurut hukum Islam li’an adalah sumpah suami yang (1) Jasa penyewaan dapat berupa uang, surat berharga, dan atau benda lain
menuduh isterinya berbuat zinah dengan disertai empat (4) kali berdasarkan kesepakatan.
(2) Jasa penyewaan dapat dibayar dengan atau tanpa uang muka, pembayaran
kesaksian bahwa suami benar dalam tuduhannya dan pada didahulukan, pembayaran setelah obyek ijarah selesai digunakan, atau diutang
kesaksian yang kelima disertai kesediannya untuk menerima laknat berdasarkan kesepakatan.
Allah jika ternyata dia berbohong dalam tuduhannya. Begitu juga
Pasal 264
sebaliknya sumpah seorang isteri yang menolak tuduhan suaminya (1) Uang muka ijarah yang sudah dibayar tidak dapat dikembalikan kecuali ditentukan
tersebut disertai kesediaannya untuk menerima laknat Allah apabila lain dalam akad.
(2) Uang muka ijarah harus dikembalikan oleh pihak yang menyewakan jika pembatalan
ia berbohong atas penolakan tuduhan tersebut. Dasar hukumnya ijarah dilakukan oleh pihak yang menyewakan.
ialah QS. an-Nur: 6-9. (3) Uang muka ijarah tidak harus dikembalikan oleh pihak yang menyewakan jika
pembatalan ijarah dilakukan oleh pihak yang akan menyewa.

Bagian Keempat

66 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 243


Pasal 247
(1) Pembelian benda yang haram diperjualbelikan, tidak sah.
1. Dhihar
(2) Pembeli benda yang disertai keterangan yang salah yang dilakukan tidak sengaja, Dhihar berasal dari kata dahruu yang artinya punggung. Menurut
adalah sah. hukum Islam, Dhihar adalah ucapan seorang suami terhadap
(3) Pembeli dalam akad yang diatur pada ayat (2) di atas, berhak untuk membatalkan
atau meneruskan akad tersebut. isterinya yang isinya menyamakan tubuh/bagian tubuh isterinya
dengan orang lain yang bagi suami untuk menikahinya.
Pasal 248
(1) Pihak yang merasa tertipu dalam akad jual beli dapat membatalkan penjualan
Dasar hukum ialah QS. Mujadillah: 2-4 dan QS. al-Ahzab: 4.
tersebut.
(2) Persengketaan antara korban penipuan dengan pelaku penipuan dapat diselesaikan a. Atas kehendak istri
dengan damai/al-shulh dan atau ke pengadilan.
1. Khiyar Aib
Pasal 249 Maksudnya ialah setelah perkawinan berlangsung si isteri mendapat
Pembeli yang menjadi korban penipuan, kehilangan hak untuk membatalkan akad jual beli
jika benda yang dijadikan obyek akad telah dimanfaatkan secara sempurna.
suaminya berbeda dengan yang dimaksudnya atau setelah
perkawinan terjadi didapatinya suaminya cacat, sepanjang cacat
Pasal 250 tersebut tidak diketahui oleh isteri sebelum akan terjadinya akad
(1) Hak untuk melakukan pembatalan akad jual beli yang disertai dengan penipuan, tidak
dapat diwariskan. perkawinan. Cacat tersebut ada 4 macam, yaitu cacat jiwa (gila),
(2) Hak untuk melakukan pembatalan akad jual beli yang disertai dengan penipuan, cacat mental (pemabuk , penzinah, melakukan perbuatan kasar),
berakhir apabila pihak yang tertipu telah mengubah dan atau memodifikasi benda
yang dijadikan obyek jual beli.
cacat tubuh, cacat kelamin.
BAB X 2. Khulu’
IJARAH
Pengertiannya secara etimologis adalah melepas. Menurut Hukum
Bagian Pertama Islam artinya yaitu menceraikan suami dengan iwad/imbalan
Rukun Ijarah
sejumlah harta atau uang dengan ucapan tertentu.
Pasal 251
Rukun ijarah adalah: 3. Rafa’
a. pihak yang menyewa;
b. pihak yang menyewakan; Rafa’ artinya gugatan/pangaduan dari seorang isteri. Ada beberapa
c. benda yang di-ijarah-kan; dan alasan seorang isteri untuk mengjukan rafa’, yaitu :
d. akad.
a) Adanya unsur paksaan terhadap isteri dalam melangsungkan
Pasal 252 perkawinan
(1) Shigat akad ijarah harus menggunakan kalimat yang jelas.
(2) Akad ijarah dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, dan atau isyarat.
b) Suami melanggar ta’lik talaq
c) Suami dengan sengaja tidak memberi nafkah kepada isteri dan
Pasal 253 anak-anaknya.
Akad ijarah dapat diubah, diperpanjang, dan atau dibatalkan berdasarkan kesepakatan.
d) Suami tidak memperlakukan isterinya seperti selayaknya baik
Pasal 254 jasmani maupun rohani.
(1) Akad ijarah dapat diberlakukan untuk waktu yang akan datang.
(2) Para pihak yang melakukan akad ijarah tidak boleh membatalkannya hanya karena
e) Suami menganiaya isterinya.
akad itu masih belum berlaku. f) Suaminya mafqud (hilang tanpa pesan).
g) Suami dijatuhi pidana berat.
Pasal 255
Akad ijarah yang telah disepakati tidak dapat dibatalkan karena ada penawaran yang
lebih tinggi dari pihak ketiga.

242 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 67


c. Atas kehendak pihak ketiga yaitu atas kehendak hakim (3) Penjual wajib mengembalikan uang pembelian kepada pembeli apabila obyek
dagangan ‘aib karena kelalaian penjual.
ataupun kehendak pengadilan. (4) Pengadilan berhak menolak tuntutan pembatalan jual beli dari pembeli apabila ‘aib
Perceraian atas kehendak hakim sebagai pihak ketiga setelah benda terjadi karena kelalaian pembeli.
melihat adanya sesuatu pada suami dan/atau pada istri yang
menandakan tidak dapatnya hubungan perkawinan itu dilanjutkan, baik
Pasal 238
karena pada perkawinan yang telah berlangsung ternyata terdapat Pengadilan berhak menetapkan status kepemilikan benda tambahan dari benda yang ‘aib
kesalahan, seperti tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan yang disengketakan.
maupun pada diri suami atau istri terdapat kekurangan yang tidak Pasal 239
mungkin dipertahankan untuk kelangsungan perkawinan itu. (1) Pembeli bisa menolak seluruh benda yang dibeli secara borongan jika terbukti
Perceraian ini disebut dengan fasakh. beberapa diantaranya sudah ‘aib sebelum serah terima.
(2) Pembeli dibolehkan hanya membeli benda-benda yang tidak ‘aib.
Dilihat dari segi alasan, terjadinya Fasakh yaitu :
1. Fasakh yang terjadi karena perkawinan yang sebelumnya telah Pasal 240
Obyek jual beli yang telah digunakan atau dimanfaatkan secara sempurna tidak dapat
berlangsung, ternyata kemudian tidak memenuhi persyaratan yang dikembalikan.
ditentukan, baik tentang rukun, maupun syarat; atau pada
Pasal 241
perkawinan tersebut terdapat halangan yang tidak membenarkan (1) Penjualan benda yang ‘aib-nya tidak merusak kualitas benda yang diperjualbelikan
terjadinya perkawinan. yang diketahui sebelum serah terima, adalah sah.
2. Fasakh yang terjadi karena pada diri suami atau istri terdapat (2) Pembeli dalam penjualan benda yang ‘aib yang dapat merusak kualitasnya, berhak
untuk mengembalikan benda itu kepada penjual dan berhak memperoleh seluruh
sesuatu yang menyebabkan perkawinan itu tidak mungkin uangnya kembali.
dilanjutkan, karena kalau dilanjutkan akan menyebabkan
Pasal 242
kerusakan pada suami atau istri atau keduanya sekaligus. Fasakh (1) Penjualan benda yang tidak dapat dimanfaatkan lagi, tidak sah.
dalam bentuk ini dalam fiqh disebut khiyar fasakh. (2) Pembeli berhak untuk mengembalikan barang sebagaimana dalam ayat (1) kepada
Menurut Kompilasi Hukum Islam, sebab-sebab perceraian penjual, dan berhak menerima kembali seluruh uangnya.
sebagai berikut: Bagian Kelima
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, Khiyar Ghabn dan Taghrib
penjudi, dan lain sebagainya yang sukar di sembuhkan; Pasal 243
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun Pembeli berhak untuk meneruskan atau membatalkan akad karena penjual memberi
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau keterangan yang salah mengenai kualitas benda yang dijualnya.

karena hal lain diluar kemampuannya; Pasal 244


c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau (1) Pembeli dapat menuntut pihak penjual untuk menyediakan barang yang sesuai
dengan keterangannya.
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; (2) Pembeli dapat mengajukan ke pengadilan untuk menetapkan agar pemberi
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat keterangan palsu untuk menyediakan barang yang sesuai dengan keterangannya
yang membahayakan pihak lain; atau didenda.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan Pasal 245
akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri; (1) Hak pilih karena salah memberi keterangan sebagai ditetapkan pada ayat (1) dapat
diwariskan.
f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan (2) Pembeli kehilangan hak pilihnya sebagaimana ditetapkan pada ayat (1) dan (2), jika ia
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam telah memanfaatkan benda yang dibelinya secara sempurna.
rumah tangga; Pasal 246

68 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 241


Pasal 230 g. Suami melanggar taklik-talak;
Pembeli wajib membayar penuh terhadap benda yang dibelinya jika benda itu rusak ketika
sudah berada di tangannya sesuai dengan harga sebelum rusak. h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya
ketidakrukunan dalam rumah tangga. (Pasal 116 Kompilasi
Bagian Kedua
Khiyar Naqdi
Hukum Islam)

Pasal 231 2. Jenis-jenis perceraian menurut hukum Islam


(1) Penjual dan pembeli dapat melakukan akad dengan pembayaran yang
ditangguhkan.
(2) Jual beli sebagaimana ditetapkan pada ayat (1) batal jika pembeli tidak membayar Perceraian disebut dalam bahasa Arab yaitu “Thalaq” atau
benda yang dibelinya pada waktu yang dijanjikan.
(3) Jual beli sebagaimana ditetapkan pada ayat (1) batal jika pembeli meninggal pada
“furqah”, yang artinya “melepaskan ikatan”. Walaupun banyak ayat
tenggang waktu khiyar sebelum melakukan pembayaran. dalam Alquran yang mengatur tentang thalaq , namun isinya hanya
sekedar mengatur bagaimana talaq mesti terjadi, meskipun dalam
Bagian Ketiga
Khiyar Ru’yah bentuk suruhan atau larangan. Alquran tidak mengatur bagaimana
jenis-jenis perceraian menurut hukum Islam. (Amir Syarifuddin,2006:
Pasal 232 200)
(1) Pembeli berhak memeriksa contoh benda yang akan dibelinya.
(2) Pembeli berhak untuk meneruskan atau membatalkan akad jual beli benda yang telah Dalam Hukum Islam, jenis-jenis perceraian atau talaq itu dapat
diperiksanya. dibagi menjadi beberapa macam :
(3) Pembeli berhak untuk meneruskan atau membatalkan akad jual beli jika benda yang
dibelinya tidak sesuai dengan contoh. a. Jenis-jenis thalaq ditinjau dari keadaan istri, yaitu :
(4) Hak untuk memeriksa benda yang akan dibeli, dapat diwakilkan kepada pihak lain. 1. Thalaq sunni, yaitu thalaq yang dijatuhkan oleh suami
Pasal 233
terhadap istrinya yang pelaksanaannya telah sesuai dengan
(1) Pembeli benda yang termasuk benda tetap, dapat memeriksa seluruhnya atau petunjuk agama dalam Al Quran atau sunnah Nabi. Adapun
sebagiannya saja. syaratnya adalah :
(2) Pembeli benda bergerak yang ragam jenisnya, harus memeriksa seluruh jenis benda-
benda tersebut. a) Istri sudah pernah digauli
b) Istri melakukan iddah setelah dijatuhkan thalaq
Pasal 234
(1) Pembeli yang buta boleh melakukan jual beli dengan hak ru’yah melalui media.
c) Thalaq dijatuhkan pada saat istri dalam keadaan suci
(2) Pemeriksaan benda yang akan dibeli oleh pembeli yang buta dapat dilakukan secara d) Pada saat suci istri tidak pernah digauli
langsung atau oleh wakilnya. 2. Thalaq bid’iy, yaitu thalaq yang dijatuhkan suami, yang tidak
(3) Pembeli yang buta kehilangan hak pilihnya jika benda yang dibeli sudah dijelaskan
sifat-sifatnya, dan telah diraba, dicium, atau dicicipi olehnya. sesuai dengan ketentuan agama. Misalnya thalaq yang
dijatuhkan sewaktu istri dalam keadaan haid atau dalam
Bagian Keempat keadaan tidak suci, namun telah digauli oleh suami. Thalaq
Khiyar ‘Aib
dalam bentuk ini disebut bid’iy karena menyalahi ketentuan
Pasal 235 yang berlaku, yaitu menjatuhkan thalaq pada waktu istri dapat
Benda yang diperjualbelikan harus terbebas dari ‘aib, kecuali telah dijelaskan sebelumnya.
langsung memulai iddahnya. Hukum thalaq bid’iy adalah
Pasal 236 haram dengan alasan memberi mudarat kepada istri, karena
Pembeli berhak meneruskan atau membatalkan akad jual beli yang obyeknya ‘aib tanpa
penjelasan sebelumnya dari pihak penjual.
memperpanjang masa iddahnya.
b. Jenis-jenis thalaq ditinjau dari segi cara menjatuhkan thalaq yaitu:
Pasal 237 1. Dengan menggunakan ucapan
(1) ‘aib benda yang menimbulkan perselisihan antara pihak penjual dan pihak pembeli
diselesaikan oleh Pengadilan. 2. Dengan cara tertulis
(2) ‘aib benda diperiksa dan ditetapkan oleh ahli dan atau lembaga yang berwenang.

240 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 69


Pasal 221
3. Dengan menggunakan isyarat Akad muzara’ah berakhir jika waktu yang disepakati telah berakhir.
4. Dengan menggunakan perantara
c. Jenis-jenis thalaq ditinjau dari jelas atau tidaknya thalaq yaitu : Bagian Kedua
Rukun dan Syarat Musaqah
1. Thalaq sharih yaitu thalaq yang diucapkan dengan jelas dan
tegas Pasal 222
2. Thalaq kinayah yaitu thalaq yang dijatuhkan dengan sindiran Rukun musaqah adalah:
a. pihak pemasok tanaman;
d. Jenis-jenis thalaq ditinjau dari segi kata-katanya terdiri dari : b. pemelihara tanaman;
1. Thalaq Tanjiz yaitu thalaq yang dijatuhkan suami dengan c. tanaman yang dipelihara; dan
d. akad.
ucapan langsung tanpa dikaitkan kepada waktu, baik
menggunakan ucapan sharih atau kinayah.. Pasal 223
(1) Pemilik tanaman wajib menyerahkan tanaman kepada pihak pemelihara.
2. Thalak Ta’liq yaitu thalaq yang dijatuhkan suami dengan (2) Pemelihara wajib memelihara tanaman yang menjadi tanggung jawabnya.
menggunakan ucapan yang pelaksanaannya digantungkan
kepada sesuatu yang terjadi kemudian. Baik menggunakan Pasal 224
Pemelihara tanaman disyaratkan memiliki keterampilan untuk melakukan pekerjaannya.
lafaz sharih atau kinayah.
Pasal 225
Pembagian hasil dari pemeliharaan tanaman harus dinyatakan secara pasti dalam akad.
Akibat perceraian menurut Hukum Islam
Pasal 226
Pada dasarnya akibat perceraian itu ada 3 (tiga) macam yaitu: Pemelihara tanaman wajib mengganti kerugian yang timbul dari pelaksanaan tugasnya jika
kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaiannya.
1. Akibat terhadap anak dan istri, yaitu
a. Bapak dan Ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik BAB IX
anak-anak mereka semata-mata untuk kepentingan anak. KHIYAR

Apabila ada perselisihan tentang penguasaaan anak, Pengadilan Bagian Pertama


memberi keputusannya. Khiyar Syarth
b. Bapak bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan Pasal 227
pendidikan yang diperlukan anak itu. Apabila bapak dalam (1) Penjual dan atau pembeli dapat bersepakat untuk mempertimbangkan secara
matang dalam rangka melanjutkan atau membatalkan akad jual beli yang
kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, dilakukannya.
Pengadilan dapat menetapkan bahwa ibu ikut memikul biaya (2) Waktu yang diperlukan dalam ayat (1) adalah tiga hari, kecuali disepakati lain dalam
tersebut. akad.
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk Pasal 228
memberikan biaya penghidupan kepada bekas istri, dan/atau Apabila masa khiyar telah lewat, sedangkan para pihak yang mempunyai hak khiyar tidak
menentukan suatu kewajiban bagi bekas istri. menyatakan membatalkan atau melanjutkan akad jual beli, akad jual beli berlaku secara
sempurna.
2. Akibat terhadap harta perkawinan, yaitu
a. Bagi mereka yang kawin menurut agama Islam, hukum Islam Pasal 229
(1) Hak khiyar al-syarth tidak dapat diwariskan.
tidak mengenal harta bersama, karena istri diberi nafkah oleh (2) Pembeli menjadi pemilik penuh atas benda yang dijual setelah kematian penjual pada
suami. Yang ada adalah harta milik masing-masing suami istri. masa khiyar.
Harta ini adalah hak mereka masing-masing. (3) Kepemilikan benda yang berada dalam rentang waktu khiyar berpindah kepada ahli
waris pembeli jika pembeli meninggal dalam masa khiyar.

70 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 239


a. pemilik lahan; b. Bagi mereka yang kawin menurut agama Islam dan agama-
b. penggarap;
c. lahan yang digarap; dan agama lainnya, tetapi tunduk kepada hukum adat yang
d. akad. mengenal harta bersama (gono-gini, harta guna kaya),dan jika
Pasal 212 terjadi perceraian maka bekas suami dan bekas istri mendapat
Pemilik lahan harus menyerahkan lahan yang akan digarap kepada pihak yang akan
menggarap. separoh.
c. Bagi mereka yang kawin menurut agama Kristen, tetapi tunduk
Pasal 213
Penggarap wajib memiliki keterampilan bertani dan bersedia menggarap lahan yang
kepada B.W. yang mengenal harta bersama (persatuan harta
diterimanya. sejak terjadi perkawinan), dan jika terjadi perceraian maka
harta bersama dibagi dua antara bekas suami dan bekas istri
Pasal 214
Penggarap wajib memberikan keuntungan kepada
3. Akibat terhadap status, yaitu
pemilik lahan bila pengelolaan yang dilakukannya menghasilkan keuntungan. a. Kedua mereka itu tidak terikat lagi dalam tali perkawinan
dengan status janda atau duda.
Pasal 215
(1) Akad muzara’ah dapat dilakukan secara mutlak dan atau terbatas. b. Kedua mereka itu bebas untuk melakukan perkawinan dengan
(2) Jenis benih yang akan ditanam dalam muzara’ah terbatas harus dinyatakan secara pihak lain.
pasti dalam akad, dan diketahui oleh penggarap.
(3) Penggarap bebas memilih jenis benih tanaman untuk ditanam dalam akad muzara’ah
c. Kedua mereka itu boleh untuk melakukan perkawinan kembali
yang mutlak. sepanjang tidak dilarang oleh undang-undang atau agama
(4) Penggarap wajib memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lahan, keadaan mereka. (Abdulkadir Muhammad, 2000: 116)
cuaca, serta cara yang memungkinkan untuk mengatasinya menjelang musim tanam.
Akibat putusnya perkawinan karena perceraian menurut Pasal 156
Pasal 216 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi :
Penggarap wajib menjelaskan perkiraan hasil panen kepada pemilik lahan dalam akad 1. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari
muzara’ah mutlak.
ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka
Pasal 217 kedudukannya digantikan oleh :
Penggarap dan pemilik lahan dapat melakukan kesepakatan mengenai pembagian hasil a. Wanita-wanita dalam garis lurus dari ibu;
pertanian yang akan diterima oleh masing-masing pihak.
b. Ayah;
Pasal 218 c. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah;
(1) Penyimpangan yang dilakukan penggarap dalam akad muzara’ah, dapat
mengakibatkan batalnya akad itu.
d. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan;
(2) Seluruh hasil panen yang dilakukan oleh penggarap yang melakukan pelanggaran e. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari
sebagaimana dalam ayat (1), menjadi milik pemilik lahan. ibu;
(3) Dalam hal terjadi keadaan seperti pada ayat (2), pemilik lahan dianjurkan untuk
memberi imbalan atas kerja yang telah dilakukan penggarap.
f. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari
ayah.
2. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan
Pasal 219
(1) Penggarap berhak melanjutkan akad muzara’ah jika tanamannya belum layak hadhanah dari ayah atau ibunya;
dipanen, meskipun pemilik lahan telah meninggal dunia. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin
(2) Ahli waris pemilik lahan wajib melanjutkan kerjasama muzara’ah yang dilakukan oleh
keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan
pihak yang meninggal, sebelum tanaman pihak penggarap bisa dipanen.
hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang
Pasal 220 bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak
(1) Hak menggarap lahan dapat dipindahkan dengan cara diwariskan bila penggarap
meninggal dunia, sampai tanamannya bisa dipanen.
(2) Ahli waris penggarap berhak untuk meneruskan atau membatalkan akad muzara’ah
yang dilakukan oleh pihak yang meninggal.

238 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 71


hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah Pasal 202
Keuntungan hasil usaha yang menggunakan modal campuran/shahib al-mal dan
pula; mudharib, dibagi secara proporsional atau atas dasar kesepakatan semua pihak.
a. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggungan
Pasal 203
ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai Biaya perjalanan yang dilakukan oleh mudharib dalam rangka melaksanakan bisnis
anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 kerjasama, dibebankan pada modal dari shahib al-mal.
tahun); Pasal 204
b. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah Mudharib wajib menjaga dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
anak, Pengadilan Agama memberikan putusannya pemilik modal dalam akad.
berdasarkan huruf (a), (b), (c), dan (d); Pasal 205
c. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan Mudharib wajib bertanggung jawab terhadap resiko kerugian dan atau kerusakan yang
diakibatkan oleh usahanya yang melampaui batas yang diizinkan dan atau tidak sejalan
ayahnya menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan dalam akad.
pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya”
Pasal 206
Akad mudharabah selesai apabila waktu kerjasama yang disepakati dalam akad telah
Syarat-syarat hadhanah berakhir.

Seorang hadhinah yang menangani dan menyelenggarakan Pasal 207


(1) Pemilik modal dapat memberhentikan atau memecat pihak yang melanggar
kepentingan anak yang diasuhnya memerlukan suatu kecukupan dan kesepakatan dalam akad mudharabah.
kecakapan dengan syarat-syarat tertentu. Jika satu saja syarat tersebut (2) Pemberhentian kerjasama oleh pemilik modal diberitahukan kepada mudharib.
(3) Mudharib wajib mengembalikan modal dan keuntungan kepada pemilik modal yang
tidak terpenuhi maka gugurlah kebolehannya. Syarat-syarat itu adalah: menjadi hak pemilik modal dalam kerjasama mudharabah.
1. Berakal sehat, jadi bagi orang yang kurang akal dan gila, tidak (4) Perselisihan antara pemilik modal dengan mudharib dapat diselesaikan dengan
perdamaian/al-shulh dan atau melalui pengadilan.
diperbolehkan menjadi hadhinah karena menguirus dirinya sendiri
saja mereka tidak mampu. Pasal 208
2. Dewasa, sebab anak kecil sekalipun mummayyiz tetapi ia tetap Kerugian usaha dan kerusakan barang dagangan dalam kerjasama mudharabah yang
terjadi bukan karena kelalaian mudharib, dibebankan pada pemilik modal.
membutuhkan orang lain yang mengurus dan mengasuhnya, karena
itu dia tidak boleh menangani urusan orang lain. Pasal 209
Akad mudharabah berakhir dengan sendirinya jika pemilik modal atau mudharib meninggal
3. Mampu mendidik, karena itu ia tidak boleh menjadi pengasuh orang dunia, atau tidak cakap melakukan perbuatan hukum.
yang buta atau rabun, sakit menular atau sakit yang melemahkan
jasmaninya untuk mengurus kepentingan anak kecil, tidak berusia Pasal 210
(1) Pemilik modal berhak melakukan penagihan terhadap pihak-pihak lain berdasarkan
lanjut, yang bahkan ia sendiripun perlu diurus, bukan orang yang bukti dari mudharib yang telah meningal dunia.
mengabaikan rumahnya sehingga merugikan anak kecil yang (2) Kerugian yang diakibatkan oleh meninggalnya mudharib, dibebankan pada pemilik
diurusnya atau bukan orang yang tinggal bersama orang yang sakit modal.

menular atau bersama orang yang suka marah kepada anak-anak, BAB VIII
sekalipun kerabat anak kecil itu sendiri, sehingga akibat MUZARA’AH DAN MUSAQAH
kemarahannya itu tidak bisa memperhatikan kepentingan si anak Bagian Pertama
secara sempurna dan dapat menciptakan suasana yang tidak baik. Rukun dan Syarat Muzara’ah
4. Amanah dan berbudi, sebab orang yang curang tidak aman bagi anak
Pasal 211
kecil dan tidak dapat dipercaya akan dapat menunaikan Rukun muzara’ah adalah :

72 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 237


Pasal 193 kewajibannya dengan baik. Bahkan nantinya si anak dapat meniru
Akad mudharabah yang tidak memenuhi syarat, adalah batal.
atau berkelakuan seperti orang tersebut.
Bagian Kedua 5. Islam, anak kecil Muslim tidak boleh diasuh oleh pengasuh yang
Ketentuan Mudharabah bukan Muslim. Sebab hadhanah merupakan masalah perwalian.
Pasal 194 Sedangkan Allah tidak membolehkan seorang Mu’min dibawah
(1) Status benda yang berada di tangan mudharib yang diterima dari shahib al-mal, perwalian orang kafir. Ditakutkan anak tersebut akan dididik
adalah modal.
(2) Mudharib berkedudukan sebagai wakil shahib al-mal dalam menggunakan modal
dengan tradisi agama pengasuhnya. Hal ini merupakan bahaya
yang diterimanya. yang paling besar bagi anak tersebut. Golongan Hanafi sekalipun
(3) Keuntungan yang dihasilkan dalam mudharabah, menjadi milik bersama. menganggap orang kafir boleh menangani hadhanah akan tetapi
Pasal 195
mereka juga menetapkan syarat-syaratnya yaitu: bukan kafir
(1) Mudharib berhak membeli barang dengan maksud menjualnya kembali untuk murtad. Sebab orang kafir murtad menurut golongan Hanafi
memperoleh untung. berhak dipenjarakan sehingga ia tobat dan kembali kepada Islam
(2) Mudharib berhak menjual dengan harga tinggi atau rendah, baik dengan tunai
maupun cicilan. atau mati dalam penjara. Karena itu ia tidak boleh diberi
(3) Mudharib berhak menerima pembayaran dari harga barang dengan pengalihan kesempatan untuk mengasuh anak kecil. Tetapi kalu ia sudah tobat
piutang.
(4) Mudharib tidak boleh menjual barang dalam jangka waktu yang tidak biasa dilakukan
dan kembali kepada Islam, maka hak hadhanahnya kembali juga.
oleh para pedagang. 6. Ibunya belum kawin lagi, jika si ibu telah kawin lagi dengan laki-
laki lain maka hak hadhanahnya hilang.sesuai dengan hadits Nabi
Pasal 196
Mudharib tidak boleh menghibahkan, menyedekahkan, dan atau meminjamkan harta Saw yang diriwayatkan oleh H.R. Ahmad, Abu Dawud Baihaqy,
kerjasama, kecuali bila mendapat izin dari pemilik modal. dan Hakim dan dia mengisahkan hadits ini. Hukum ini berkenaan
dengan si ibu tersebut kalau kawin lagi dengan laki-laki lain.
Pasal 197
(1) Mudharib berhak memberi kuasa kepada pihak lain untuk bertindak sebagai wakilnya Tetapi kalau kawin dengan laki-laki yang masih dekat
untuk membeli dan menjual barang jika sudah disepakati dalam akad mudharabah. kekerabatannya dengan anak kecil tersebut maka hak
(2) Mudharib berhak mendepositokan dan menginvestasikan harta kerjasama dengan
sistem syari'ah.
hadhanahnya tidaklah hilang.
(3) Mudharib berhak menghubungi pihak lain untuk melakukan jual beli barang sesuai 7. Merdeka, karena bila seorang yang berstatus hamba sahaya akan
dengan kesepakatan dalam akad. sulit untuk memegang hak hadhanah karena seorang hamba
Pasal 198 sahaya sangat sibuk sehingga ia akan mempunyai sedikit waktu
(1) Mudharib berhak atas keuntungan sebagai imbalan pekerjaannya yang disepakati untuk anak asuhnya.
dalam akad. Hadhanah berhenti (habis) jika si anak sudah tidak lagi
(2) Mudharib tidak berhak mendapatkan imbalan jika usaha yang dilakukannya rugi.
memerlukan pelayanan perempuan atau sudah dewasa, dapat mengurus
Pasal 199 kebutuhan pokoknya sendiri. Ukuran yang dipakai ialah tamyiz dan
(1) Pemilik modal berhak atas keuntungan berdasarkan modalnya yang disepakati dalam
akad. kemampuan untuk berdiri sendiri. Fatwa pada mahzab Hanafi dan lain-
(2) Pemilik modal tidak berhak mendapatkan keuntungan jika usaha yang dilakukan oleh lainnya yaitu: “Masa hadhanah berakhir (habis) bilamana si anak telah
mudharib merugi. berumur 7 tahun, kalau laki-laki dan 9 tahun kalau ia perempuan”.
Pasal 200 Mereka menganggap bahwa perempuan lebih lama sebab supaya dia
Mudharib tidak boleh mencampurkan kekayaanya sendiri dengan harta kerjasama dalam dapat menirukan kebiasaan-kebiasaan kewanitaan dari ibu
melakukan mudharabah, kecuali bila sudah menjadi kebiasaan di kalangan pelaku usaha.
pengasuhnya.
Pasal 201
Mudharib dibolehkan mencampurkan kekayaannya sendiri dengan harta mudharabah jika
mendapat izin dari pemilik modal dalam melakukan usaha-usaha khusus tertentu.

236 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 73


Bila hubungan perkawinan putus atau terjadinya perceraian (1) Jika salah satu pihak yang bekerjasama yang telah melakukan transaksi, menunjuk
orang lain untuk menjadi wakilnya agar menerima uang dan atau surat berharga
antara suami istri dalam segala bentuknya, maka akibat hukum yang lainnya dari harta yang dijual, maka pihak lain tidak dapat memecat wakil itu.
berlaku sesudahnya adalah : (2) Hanya pihak yang menunjuk yang berhak memecat wakil yang ditunjuknya.
(3) Pemecatan wakil oleh pihak lain yang bekerjasama dapat dilakukan apabila telah
1. Hubungan antara keduanya adalah asing, dalam arti harus berpisah menerima pendelegasian dari pihak lain yang berhak.
dan tidak boleh saling memandang, apalagi bergaul sebagai suami
istri sebagaimana yang berlaku antara dua orang yang saling asing. Pasal 184
Tidak satu pihak pun yang boleh meminjamkan harta syirkah kepada pihak ketiga tanpa izin
Perkawinan adalah akad yang memperbolehkan seorang laki-laki dari anggota syirkah lainnya.
bergaul dengan seorang perempuan sebagai suami istri. Putusnya
Pasal 185
perkawinan mengembalikan status halal yang didapatnya dalam Biaya perjalanan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang bekerjasama untuk
perkawinan, sehingga dia kembali kepada status semula, yaitu kepentingan usaha bersama, dibebankan pada biaya syirkah.
haram. Bila terjadi hubungan kelamin dalam masa iddah tersebut Pasal 186
atau sesudahnya, maka perbuatan tersebut termasuk zina. Setiap pihak anggota syirkah boleh menggadaikan harta syirkah atau menerima harta
2. Keharusan memberi mut’ah, yaitu pemberian suami kepada istri gadai; mengembangkan usaha dengan barang syirkah-nya ke luar negeri; dan membuat
kerjasama dengan pihak ketiga, dengan izin semua pihak yang bekerja sama.
yang diceraikannya sebagai suatu kompensasi. Hal ini berbeda
dengan mut’ah sebagai pengganti mahar bila istri dicerai sebelum BAB VII
MUDHARABAH
digauli dan sebelumnya jumlah mahar tidak ditentukan, tidak
wajib suami memberi mahar, namun diimbangi dengan suatu Bagian Pertama
pemberian yang bernama mut’ah. Dasar hukumnya adalah firman Syarat Mudharabah
Pasal 187
Allah , yang artinya: (1) Pemilik modal wajib menyerahkan dana dan atau barang yang berharga kepada
“Untuk istri-istri yang diceraikan itu hendaklah ada pemberian pihak lain untuk melakukan kerjasama dalam usaha.
(2) Penerima modal menjalankan usaha dalam bidang yang disepakati.
dalam bentuk mut’ah secara patut, merupakan hak atas orang yang (3) Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan ditetapkan dalam akad.
bertakwa”. (QS. al-Baqarah: 241)
3. Melunasi utang yang wajib dibayarnya dan belum dibayarnya Pasal 188
Rukun kerjasama dalam modal dan usaha adalah:
selama masa perkawinan, baik dalam hal bentuk mahar atau a. shahib al-mal/pemilik modal;
nafaqah, yang menurut sebagian ulama wajib dilakukannya bila b. mudharib/pelaku usaha; dan
c. akad.
pada waktunya dia tidak dapat membayarnya. Begitu pula mahar
yang belum dibayar atau dilunasinya, harus dilunasinya setelah Pasal 189
bercerai. Kesepakatan bidang usaha yang akan dilakukan dapat bersifat mutlak/bebas dan
muqayyad/terbatas pada bidang usaha tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu.
4. Berlaku atas istri yang dicerai ketentuan iddah.
5. Pemeliharaan terhadap anak atau hadhanah. (Amir Syarifuddin, Pasal 190
Pihak yang melakukan usaha dalam syirkah al-mudharabah harus memiliki keterampilan
2006: 301) yang diperlukan dalam usaha.
Sabda Rasulullah SAW yang artinya :
“Dari Abdullah Ibnu Umar, bahwasanya seorang wanita itu mengadu Pasal 191
(1) Modal harus berupa barang, uang dan atau barang yang berharga.
kepada Rasulullah SAW. katanya, ‘Ya Rasulullah sesungguhnya anak (2) Modal harus diserahkan kepada pihak yang berusaha/mudharib.
ini akulah yang mengandungnya, pangkuanku tempat duduknya dan (3) Jumlah modal dalam suatu akad mudharabah harus dinyatakan dengan pasti.
susuku tempat minumnya. Sedangkan ayahnya telah menceraikan aku Pasal 192
lalu dia bermaksud menceraikan dia dariku’. Maka Rasulullah Pembagian keuntungan hasil usaha antara shahib al-mal dengan mudharib dinyatakan
secara jelas dan pasti.

74 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 235


Pasal 173 bersabda, ‘Engkau lebih berhak atas anakmu selama engkau belum
(1) Syirkah ‘inan dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama modal sekaligus kerjasama
keahlian dan atau kerja. menikah lagi’.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad dan disahkan oleh Al-
(2) Pembagian keuntungan dan atau kerugian dalam kerjasama modal dan kerja Hakim)
ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

Pasal 174 HUKUM RUJUK


Dalam syirkah al-‘inan berlaku ketentuan yang mengikat para pihak dan modal yang
disertakannya.
Rujuk artinya kembali atau mengembalikan. Menurut para
Pasal 175 fukaha mengembalikan mantan isteri kepada kedudukannya sebagai
(1) Para pihak dalam syirkah al-‘inan tidak wajib untuk menyerahkan semua uangnya
sebagai sumber dana modal.
isteri secara penuh yang dilakukan oleh mantan suaminya dalam masa
(2) Para pihak dibolehkan mempunyai harta yang terpisah dari modal syirkah al-‘inan. iddah. Mantan suami memiliki hak prioritas artinya isteri dalam masa
iddah tidak boleh menerima pinangan laki-laki lain selain mantan
Pasal 176
Akad syirkah ‘inan dapat dilakukan pada perniagaan umum dan atau perniagaan khusus. suaminya, tetapi setelah masa iddah habis maka habislah hak prioritas
Pasal 177 mantan suaminya tersebut. Fungsi rujuk yaitu mengembalikan
(1) Nilai kerugian dan kerusakan yang terjadi bukan karena kelalaian para pihak dalam
syirkah al-‘inan, wajib ditanggung secara proporsional.
kedudukan isteri secara penuh. Dasar hukumnya yaitu Al Baqarah ayat
(2) Keuntungan yang diperoleh dalam syirkah ‘inan dibagi secara proporsional. 228.
Bagian Keenam
Syirkah Musytarakah Rukun Rujuk
Pasal 178
Perubahan bentuk kerjasama dapat dilakukan dengan syarat disetujui oleh para pihak yang
Adapun rukun rujuk adalah
bekerjasama. a. mantan suami
Pasal 179
b. mantan isteri
(1) Pembagian keuntungan dan atau kerugian dalam kerjasama modal dinilai secara c. shighat atau perkataan dibagi dua yaitu sharih/tegas dan
proporsional. kinayah/sindiran
(2) Apabila para pihak tidak memperjanjikan mengenai pembagian keuntungan dan
kerugian, maka keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan keseimbangan,
sedangkan mereka yang hanya menyertakan keahliannya mendapatkan bagian Hukum Rujuk
yang sama dengan pemodal terendah.

Pasal 180 Adapun hukum dari rujuk adalah:


Dalam kerjasama modal yang disertai dengan kerjasama pekerjaan, maka pekerjaan dinilai a. Makruh yaitu jika perceraian terjadi karena alasan yang dibenarkan
berdasarkan porsi tanggungjawab dan prestasi.
oleh hukum. maka merujuk kembali istri adalah makruh.
Pasal 181 b. Haram yaitu jika perceraian dijatuhkan atas dasar kewajiban
Setiap pihak yang melakukan kerjasama berhak menjual harta bersama untuk
mendapatkan uang tunai atau cicilan, sesuai harga pasar.
hukum
c. Sunnah yaitu jika perceraian terjadi disebabkan karena
Pasal 182 ketidakserasian antara keduanya, tidak dapat diselesaikannya
Jika salah satu pihak yang bekerjasama menggunakan modal syirkah untuk membeli benda
yang sejenis dengan benda yang mereka perniagakan, maka benda itu menjadi benda kesulitan rumah tangga, atau setelah bercerai masing-masing pihak
syirkah. menyadari kesalahan masing-masing dan diantara mereka telah
Pasal 183
bersepakat untuk tidak menimbulkan masalah-masalah seperti
terjadi sebelumnya.

234 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 75


d. Wajib: apabila suami menjatuhkan talak karena sesuatu/ pada Pasal 163
Kerusakan hasil pekerjaan yang berada pada salah satu pihak yang melakukan akad
waktu yang menyalahi aturan hukum kerjasama-pekerjaan bukan karena kelalaiannya, pihak yang bersangkutan tidak wajib
e. Mubbah: jika talak yang dijatuhkan suami bersifat mubah sedang menggantinya.
kondisi sesudah talak dijatuhkan tidak terjadi perubahan.
Pasal 164
(1) Akad kerjasama-pekerjaan berakhir sesuai dengan kesepakatan.
Tata Cara Rujuk (2) Akad kerjasama-pekerjaan batal jika terdapat pihak yang melanggar kesepakatan.

Bagian Keempat
Suami istri yang hendak rujuk bersama-sama ke PPN (Pegawai Syirkah Mufawadhah
Pencatat Nikah) yang membawahi wilayah tempat tinggal mereka
dengan membawa surat-surat yang diperlukan, yaitu surat talak. P3N Pasal 165
memeriksa dan menyelidiki apakah suami istri yang akan merujuk itu Kerjasama untuk melakukan usaha boleh dilakukan dengan jumlah modal yang sama dan
keuntungan dan atau kerugian dibagi sama.
memenuhi syarat-syarat untuk merujuk.dilihat apakah rujuk yang akan
dilakukan dalam masa iddah atau bukan. Setelah syarat-syarat tersebut Pasal 166
dipenuhi, maka suami mengucapkan rujuknya dan masing-masing Pihak dan atau para pihak yang melakukan akad kerjasama mufawwadhah terikat dengan
perbuatan hukum anggota syirkah lainnya.
pihak yang berkaitan (suami, istri dan saksi) menandatangani buku
pendaftaran rujuk. Setelah itu P3N memberikan petunjuk tentang hak Pasal 167
Perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak yang melakukan akad kerjasama-
dan kewajiban mereka sehubungan dengan rujuknya. mufawwadhah dapat berupa pengakuan utang, melakukan penjualan, pembelian, dan
atau penyewaan.
IDDAH
Pasal 168
Benda yang rusak yang telah dijual oleh salah satu pihak anggota akad kerjasama-
Iddah adalah masa menunggu bagi wanita yang ditalak mufawwadhah kepada pihak lain, dapat dikembalikan oleh pihak pembeli kepada salah
suaminya dalam kurun waktu tertentu sampai ia dapat menikah satu pihak anggota syirkah.

kembali dengan lai-laki lain. Lamanya iddah bagi seorang wanita Pasal 169
berbeda-beda sesuai keadaannya yaitu: (1) Suatu benda yang rusak yang sudah dibeli oleh salah satu pihak anggota akad
kerjasama-mufawwadhah, dapat dikembalikan oleh pihak anggota yang lain kepada
a. Perempuan yang masih mengalami haid secara normal maka pihak penjual.
iddahnya tiga kali suci sebagaimana firman Allah dalam QS 2 (2) Pihak penjual dan atau pembeli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dapat
ayat228 yang artinya: Wanita-wanita yang dithalak suaminya menuntut harga barang itu dari anggota syirkah yang lain berdasarkan jaminan.
hendaklah menahan diri(menunggu) tiga kali quru. Pasal 170
b. Perempuan yang tidak lagi mengalami haid (menopause) atau Kerjasama-mufawwadhah disyaratkan bahwa bagian dari tiap anggota syirkah harus sama,
baik dalam modal maupun keuntungan.
belum mengalami sama sekali maka iddahnya adalah tiga bulan
sesuai firman Allah QS At Talaq ayat 4 yang artinya: Dan Pasal 171
perempuan yang putus asa diantara perempuan- perempuanmu jika Setiap anggota dalam akad kerjasama-mufawwadhah dilarang menambah harta dalam
bentuk modal (uang tunai atau harta tunai) yang melebihi dari modal kerjasama.
kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka iddah mereka
adalah tiga bulan dan begitu pula perempuan yang tidak haid Pasal 172
c. Perempuan yang ditinggal mati suaminya maka iddahnya empat Jika syarat dalam akad syirkah mufawadhah tidak terpenuhi, maka kerjasama tersebut
dapat diubah berdasarkan kesepakatan para pihak menjadi syirkah al-‘inan.
bulan sepuluh hari sesuai firman Allah dalam QS Al Baqarah ayat
234 yang artinya: Dan orang yang meninggal dunia diantaramu Bagian Kelima
Syirkah 'inan

76 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 233


Pasal 152 dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri) itu
Para pihak dalam syirkah abdan dapat menerima dan melakukan perjanjian untuk
melakukan pekerjaan.
menangguhkan dirinya untuk beriddah empat bulan sepuluh hari.
d. Perempuan yang sedang hamil maka iddahnya adalah sampai
Pasal 153 melahirkan sesuai firman Allah dalam QS At Talaq ayat 4 yang
(1) Para pihak dalam syirkah abdan dapat bersepakat untuk mengerjakan pesanan
secara bersama-sama. artinya: ..Dan perempuan- perempuan yang hamil maka waktu
(2) Para pihak dalam syirkah abdan dapat bersepakat untuk menentukan satu pihak untuk iddah mereka adalah sampai melahirkan kandungannya.
mencari dan menerima pekerjaan, serta pihak lain yang melaksanakan.
Perempuan yang sedang berada dalam masa iddah diharamkan
Pasal 154 menerima lamaran laki-laki lain kecuali mantan suaminya itupun
(1) Semua pihak yang terikat dalam syirkah abdan wajib melaksanakan pekerjaan yang hanya terbatas bagi perempuan yang ditalak raj’i. Mantan suaminya
telah diterima oleh
anggota syirkah lainnya. tersebut wajib memberikan nafkah sampai habis masa iddahnya.
(2) Semua pihak yang terikat dalam syirkah abdan dianggap telah menerima imbalan jika
imbalan tersebut telah diterima oleh anggota syirkah lain.

Pasal 155
(1) Bila pemesan mensyaratkan agar salah satu pihak dalam akad kerjasama-pekerjaan
melakukan sesuatu pekerjaan, maka pihak yang bersangkutan harus mengerjakannya.
(2) Pihak yang akan mengerjakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dapat
melaksanakan pekerjaan setelah mendapat izin dari anggota syirkah yang lain.
(3) Pihak yang melakukan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas,
berhak mendapatkan imbalan-tambahan dari pekerjaannya.

Pasal 156
(1) Pembagian keuntungan dalam akad kerjasama-pekerjaan dibolehkan berbeda
dengan pertimbangan salah satu pihak lebih ahli.
(2) Apabila pembagian keuntungan yang diterima oleh para pihak tidak ditentukan
dalam akad, maka keuntungan dibagikan berimbang sesuai dengan modal.

Pasal 157
Kesepakatan pembagian keuntungan dalam akad kerjasama-pekerjaan didasarkan atas
modal dan atau kerja.

Pasal 158
Para pihak yang melakukan akad kerjasama-pekerjaan boleh menerima uang muka.

Pasal 159
Karyawan yang bekerja dalam akad kerjasama-pekerjaan dibolehkan menerima sebagian
upah sebelum pekerjaannya selesai.

Pasal 160
Penjamin dalam akad kerjasama-pekerjaan dibolehkan menerima sebagian imbalan
sebelum pekerjaannya selesai.

Pasal 161
Para pihak yang tidak menjalankan pekerjaan sesuai dengan kesepakatan dalam akad
kerjasama-pekerjaan, harus mengembalikan uang muka yang telah diterimanya.

Pasal 162
Hasil pekerjaan dalam transaksi kerjasama-pekerjaan yang tidak sama persis dengan
spesifikasi yang telah disepakati, diselesaikan secara musyawarah.

232 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 77


Pasal 142
Dalam semua bentuk akad syirkah disyaratkan agar pihak-pihak yang bekerjasama harus
cakap melakukan perbuatan hukum.
Pasal 143
BAB IV Suatu akad kerjasama dengan saham yang sama, terkandung syarat suatu akad
jaminan/kafalah.
HUKUM PERIKATAN ISLAM
Pasal 144
Suatu kerjasama dengan saham yang tidak sama, hanya termasuk akad
keagenan/wakalah, dan tidak mengandung akad jaminan/kafalah.
A ASAS-ASAS PERIKATAN
Pasal 145
Setelah suatu akad diselesaikan yang tidak dicantumkan adanya suatu bentuk jaminan,
Hukum Perdata Islam telah menetapkan beberapa asas maka para pihak tidak saling menjamin antara yang satu dengan yang lain.
perikatan yang berpengaruh kepada pelaksanaan perikatan yang
Bagian Kedua
dilaksanakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Jika asas-asas ini Syirkah al-Amwal
tidak terpenuhi dalam melaksanakan perikatan, maka akan berakibat
batalnya atau tidak sahnya perikatan yang dibuatnya. Setidak-tidaknya Pasal 146
Dalam kerjasama modal, setiap anggota syirkah harus menyertakan modal berupa uang
ada lima macam asas yang harus ada dalam suatu perikatan, yaitu tunai atau barang berharga.
(Fathurrahman Djamil, 2001: 249-251):
Pasal 147
Apabila kekayaan anggota yang akan dijadikan modal syirkah bukan berbentuk uang
1. Kebebasan (al-Hurriyah) tunai, maka kekayaan tersebut harus dijual dan atau dinilai terlebih dahulu sebelum
Pihak-pihak yang melakukan perikatan mempunyai kebebasan melakukan akad kerjasama.

untuk melakukan suatu perjanjian, baik tentang objek perjanjian Bagian Ketiga
maupun syarat-syaratnya, termasuk merupakan cara-cara penyelesaian Syirkah Abdan
sengketa apabila terjadi di kemudian hari. Tujuan dari asas ini adalah Pasal 148
untuk menjaga agar tidak terjadi saling menzalimi antara sesama (1) Suatu pekerjaan mempunyai nilai apabila dapat dihitung dan diukur.
manusia melaui perikatan yang dibuatnya. Asas ini juga dimaksudkan (2) Suatu pekerjaan dapat dihargai dan atau dinilai berdasarkan jasa dan atau hasil.

juga untuk menghindari semua bentuk pemaksaan (ikrah), tekanan, Pasal 149
penipuan dari pihak manapun. (1) Jaminan boleh dilakukan terhadap akad kerjasama-pekerjaan.
(2) Penjamin akad kerjasama-pekerjaan berhak mendapatkan imbalan sesuai
Landasan asas ini didasarkan pada Al-Qur’an surat al-Baqarah (2) kesepakatan.
ayat 256, yang artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
Pasal 150
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan (1) Suatu akad kerjasama-pekerjaan dapat dilakukan dengan syarat masing-masing pihak
yang sesat. Karena itu barangsiapa yang telah ingkar kepada mempunyai keterampilan untuk bekerja.
Thanghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah (2) Pembagian tugas dalam akad kerjasama-pekerjaan, dilakukan berdasarkan
kesepakatan.
berpegang kepada bahul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.
Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Pasal 151
Juga dalam surat al-Maidah (5) ayat 1, yang artinya: “Hai orang-orang (1) Para pihak yang melakukan akad kerjasama-pekerjaan dapat menyertakan akad
yang beriman, penuhi akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ijarah tempat dan atau upah karyawan berdasarkan kesepakatan.
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) (2) Dalam akad kerjasama-pekerjaan dapat berlaku ketentuan yang mengikat para pihak
dan modal yang disertakan.
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan
haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendakinya.

78 Ilmu Hukum Islam Ilmu Hukum Islam 231

Anda mungkin juga menyukai