Anda di halaman 1dari 1

Masjid Agung Baiturrahim di Lhoksukon memiliki fungsi umum yang sesuai dengan

hadis Imam Muslim terkait dengan fungsi masjid, di antaranya adalah:


``Sesungguhnya (masjid-masjid) ini hanyalah untuk (tempat) dzikrullah, salat, dan
qira’ah Alquran`` (Shahih Muslim, kitab al-Thaharah/2, bab Wujub Gasl al-Baul wa
Ghairihi/30, no. hadis 100, 1998:

Hadis di atas menjelaskan 3 fungsi masjid, yaitu masjid sebagai pusat kontemplasi,
pusat ritual, dan pusat kajian. Pertama, masjid dikatakan sebagai pusat kontemplasi,
karena berfungsi sebagai tempat dzikrullah atau zikir. Masjid berarti “tempat sujud”.
Dalam syariat Islam ditegaskan bahwa seluruh permukaan bumi, pada intinya,
adalah masjid, yakni tempat untuk bersujud. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW,”Bumi ini telah disediakan bagi kita sebagai tempat bersujud
(masjid) dan kondisinya bersih.” (HR Muslim). Sebagai tempat bersujud, masjid
juga berfungsi sebagai tempat berzikir untuk menyucikan hati, menenteramkan
jiwa, dan mengkhusyukan nurani, sehingga seseorang bisa bersikap santun dan
rendah hati. Dengan metode zikir, kesombongan dan keangkuhan seseorang
diharapkan bisa luruh. Seseorang pun lalu bisa berintrospeksi terhadap kesalahan
dan dosa diri sendiri tanpa harus mencari-cari kesalahan orang lain, atau
berusaha mencari kambing hitam.

Kedua, masjid sebagai pusat ritual, karena berfungsi sebagai tempat salat. Pada
awalnya, Alquran menjadikan “salat di masjid” dan `”salat berjamaah” adalah dua hal
yang berbeda, tetapi para ulama muslim menjadikan keduanya saling terkait, dan
mendapat dukungan dari hadis (misalnya, Shahih Al-Bukhari, kitab al-Adzan/10, bab
Fadhl Shalah al-Jama‘ah/30, no. hadis 647, 2002: 163). Artinya salat di masjid
adalah anjuran salat berjamaah. Jamaah adalah simbol kebersamaan menuju
persatuan. Jadi, masjid adalah pusat ritual yang berimplikasi sosial, yaitu
mempersatukan umat. Di luar masjid, umat bisa berbeda, tapi saat di dalamnya
harus bersama. Jangan masjid dijadikan sumber perpecahan umat (Q.S. 9: 107),
sehingga pembatasan pemanfaatan masjid untuk golongan tertentu saja, adalah
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Alquran.

Ketiga, masjid dapat disebut sebagai pusat kajian, karena masjid adalah tempat
qira’ah Alquran atau dapat diartikan membaca Alquran. Didalam Alquran terdapat
teks, makna dan sejrah. Teks untuk dibaca, makna untuk dipahami dan sejarah
untuk dikaji. Penggabungan dari membaca, memahami dan mengkaji inilah yang
disebut dengan qiraah Alquran. Qira’ah Alquran mencakup segala bentuk kajian
keilmuan, baik berhubungan secara langsung atau tidak dengan Alquran.

Akhirnya, berdasarkan interpretasi terhadap hadis Shahih Muslim di atas, dapat


disimpulkan bahwa masjid Agung Baiturrahim berfungsi sebagai pusat segala
aktivitas dzikrullah, media pemersatu umat, dan pusat kajian keilmuan.

Anda mungkin juga menyukai