Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BIOLOGI

“EVOLUSI”

Disusun oleh :

 Dinda Distika Fajriyah (12)


 Fither Briano Seno B (16)
 Siska Handayani (33)
 Weby Ristra M (35)

SMAN 1 KEPANJEN

Jl. Jendral Ahmad Yani No. 48 Kepanjen, Malang


A. PERUBAHAN KESEIMBANGAN
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam populasi dapat tetap
stabil dan tetap berada dalam keseimbangan dari satu generasi ke generasi dengan syarat :

1. Jumlah populasi besar

2. Perkawinan secara acak atau random

3. Tidak terjadi mutasi maju atau balik

4. Tidak ada seleksi

5. Tidak ada migrasi

Frekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen atau genotipe dengan gen atau genotipe
yang lain didalam suatu populasi. Untuk mencari frekuensi dari dua buah alel didalam suatu populasi
dapat digunakan hukum Hardy-Weinberg yang rumusnya :

P2+2pq+q2=1
Hukum Hardy-Weinberg sangat berguna untuk menghitung frekuensi gen serta frekuensi homozigot
maupun heterozigot didalam suatu populasi.

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan frekuensigen atau alel didalam
satu populasi, antara lain perkawinan tak acak, migrasi, hanyutan genetik, seleksi alam, mutasi,
rekombinasi dan seleksi. Perubahan frekuensi alel menjadi tanda terjadinya mikroevolusi pada akhirnya
membentuk makroevolusi.

1) Perkawinan tak acak


Pada kenyataannya, tidak ada perkawinan yang benar-benar acak. Misalnya, burung merak
betina lebih memilih merak jantan dengan bulu ekor yang besar dan indah dan manusia cenderung
mengembangbiakkan hewan atau tanaman yang menguntungkan. Alel yang lebih disukai menjadi lebih
sering dijumpai, alel sifat tidak disukai akan menjadi berkurang.

2) Migrasi
Individu yang meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar. Sebaliknya individu
yang masuk ke dalam populasi (imigrasi), akan membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru.
Pergerakan alel antarpopulasi ini disebut arus gen. Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat
dalam suatu populasi.

Contoh spesies yang mengalami perubahan frekuensi gen adalah xylocopa nobilis (kumbang
kayu). Xylocopa nobilis yang terdapat di Pulau Sangihe memiliki ciri-ciri berbeda dengan Xylocopa nobilis
di Manado. Apabila kumbang kayu dari Sangihe bermigrasi ke Manado dan terjadi interhibridisasi, maka
akan timbul perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya.

3) Hanyutan Genetik
Perbahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar ini
disebut hanyutan genetic. Salah satu penyebab dari hanyutan genetic adalah founder effect. Mereka
menikah dengan sesama anggota koloninya. Amish atau Mennonites adalah sebuah komunitas
keagamaan yang ada di Amerika mempunyai kepercayaan yang mengharuskan mereka untuk hidup
terpiah dari masyarakat luas. Dalam populasi Amish ini telah terjadi peningkatan kelainan sindrom Ellis-
vas Creveld yang menyebabkan kekerdilan, kelainan jantung, dan penambahan jumlahjari. Frekuensi
kejadian sindrom ini adalah 7% dalam komunitas Amish, jauh lebih besar daripada frekuensi di
masyarakat umum.

Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya hanyutan genetic. Hal ini
terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya
kembali seperti semula. Penurunan populasi cheetah di Afrika Selatan dan Timur adalah contoh jelas
dari bottleneck effect. Jumlah mereka hanyalah beberapa ribu dan terpisah ke dalam dua populasi.
Urutan basa genetic mereka seragam, menandakan nenek moyang yang sama dan rendahnya variasi
gen dan dapat me nyebabkan populasi cheetah rentan terhadap perubahan lingkungan.

4) Seleksi alam
Terjadinya perubahan pada suatu lungkungan hidup akan mengakibatkan terjadinya dua hal,
yaitu :

a. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

b. organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan mati atau
pindah ke daerah lain yang tidak mngelami perubahan.

Contoh adaptasi terjadi pada populasi ngengat malam Biston betularia di Inggris sebelum terjadi
revolusi industry dan sesudah terjadi revolusi industri.

Periode Biston betularia bersayap cerah Biston betularia bersayap gelap


Sebelum revolusi industry Populasinya lebih besar Populasinya lebih kecil
Sesudah revolusi industry Populasinya lebih kecil Populasinya lebih besar

Seleksi alam juga dapat berlangsung melalui resistensi (daya tahan) suatu organisme terhadap
factor tertentu. Penggunaan obat-obatan antibiotic dan insektisidayang semakin meningkat,
menimbulkan dampak negative yaitu kenaikan resistensi organisme.

Contoh pengaruh antibiotic pada resistensi bakteri

Perlakuan Koloni bakteri resistensi Koloni bakteri tidak resistensi


Sebelum pemberian antibiotic Jumlah populasi kecil Jumlah populasi besar
Sesudah pemberian antibiotik Tetap hidup, keturunan lebih Jumlah populasinya berkurang
resisten

Untuk memperoleh gambaran bagaimana seleksi alam mempengaruhi keseimbangan frekuensi


gen dalam populasi, perhatikan contoh dibawah ini.

Suatu populasi melakukan perkawinan secara acak, 50% dari inidividu memiliki sifat resesif.
Distributive fenotipe, genotype, dan frekuensi gen adalah sebagai berikut:

Fenotipe AA dan Aa aa

Frekuensi fenotip 0,5 0,5

Genotype AA Aa aa

Frekuensi genotipe ±0,09 ±0,42 ±0,5

Table frekuensi keturunan dari perkawinan antara individu individu AA dan Aa.

Perkawinan Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi


keturunan keturunan keturunan
AA Aa Aa
AA X AA (0,182) = 0,03 0,03
AA X Aa 2(0,18)(0,82) = 0,30 0,15 0,15
Aa X Aa (0.82)2 = 0,67 0,17 0,34 0,17
Jumlah = 1,00 0,35 0,49 0,17
Misal p = frekuensi gen A
q = frekuensi gen a
maka q2= 0,5 sehingga q = √0,5 = kira kira 0,7
p = 1-q = 1-0,7 = 0,3
(q = 0,17, sehingga q = √0,17 = 0,4123) (p = 1-q = 1-0,4 = 0,6)
2

5) Mutasi
Mutasi merupakan perubahan materi genetic yang bersifat menurun. Mutasi dapat terjadi pada
semua organisme dan merupakan sumber dari adanya variasi hereditas. Vernon ingram, dengan
menggunakan teknik elektroforesis, menemukan adanya perbedaan molekuler antara Hb normal (Hba)
dan Hb sel sabit (Hbs)

Perbandingan HbA dan HbS


HbA (Normal)

Valin Histidin Leusin Treonin Prolin Asam glutamat Asam glutamat


1 2 3 4 5 6

Valin Histidin Leusin Treonin Prolin Valin Asam glutamat


Dari perbandingan terlihat subtitusi (penggantian) basa yang menyebabkan perbedaan dalam
translasi, sehingga asam amino yang harus dibawa ke ribosom tidak sama. Akibatnya, terjad kelainan
yang disebut dengan HbS. Jika terjadi mutasi terus menerus, maka sifat makhluk hidup makin lama
makin menyimpang dari nenek moyangnya.

Jika ada satu atau beberapa gen yang bermutasi, maka akan mengakibatkan terjadinya
perubahan frekuensi gen. Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan, sehingga reproduksi
seksual merupakan faktor penting dalam evolusi.

B. SYARAT TERJADINYA SPESIASI

Spesiasi atau proses pembentukan spesies pada dasarnya dapat digunakan sebagai saksi hidup
mengenai mengenai apa yang terjadi pada masa lalu.

1. Adanya perubahan lingkungan


Adanya bencana alam, misalnya glasiasi, vulkanisme atau akibat pergeseran benua, dan proses
proses lainnya menyebabkan perubahan global yang menyebabkan timbulnya kepunahan missal dimuka
bumi.

2. Adanya relung (niche) yang kosong


Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu organism. Suatu relung pada umumnya
hanya dapat ditempati oleh satu jenis saja. Apabila relung tersebut kosong, berarti tempat tersebut
tidak dihuni oleh suatu organism.

3. Adanya keanekaragaman suatu kelompok organism


Keberhasilan suatu organism mengisi relung ditentukan oleh berapa besar kecocokan organism
tersebut dibandingkan dengan persyaratan dari relung yang kosong.

Proses Spesiasi
 Isolasi Geografi Isolasi geografi merupakan suatu batas alam
1). Proses spesiasi simpati
Yaitu proses spesiasi yang terjadi dalam area geografi yang sama dari suatu spesies
yang paling berkerabat.
2). Proses spesiasi tidak simpatri
Yaitu proses spesiasi yang terdapat pada area geografi yang berbeda dibandingkan
dengan area geografi suatu spesies yang paling berkerabat.
 Spesiasi aloaptri
Suatu proses spesiasi yang terjadi didaerah yang berjauhan atau
berlainan dari suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya.
 Spesiasi parapatri
Proses spesiasi yang terjadi didaerah yang bersebalahan dengan daerah
dari suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya.
 Spesiasi peripatri
Proses spesiasi yang terjadi didaerah pinggir dari daerah suatu spesies
yang paling dekat hubungan kekerabatannya.

 Isolasi Reproduksi
Dibedakan menjadi dua yaitu :

o Pertama, menyangkut keberhasilan terjadinya pembuahan. Oleh karenanya,


kemungkinan pertemuan dua jenis sel gamet menjadi faktor utama. Proses ini disebut
proses pra-kawin. Spesiasi pra-kawin meliputi :

 Kromosomal
Perbedaan jumlah kromosom, bentuk kromosom, atau urutan gen
dapat menyebabkan beberapa perubahan baik dari segi morfologi
ataupun tingkat kesuburan.

 Musim
Perbedaan musim kawin atau musim berbunga akan
menyebabkan individu yang memiliki perbedaan musim kawin atau
musim berbunga hanya dapat saling menyerbuki atau membuahi individu
yang cocok.

 Partenogenesis
Hal ini mengakibatkan setiap individu akan identik dengan induk
yang menghasilkannya, namun berbeda dengan individu yang dihasilkan
daribinduk lainnya.

 Morfologi atau struktural


Adanya perbedaan struktur tubuh maupun alat reproduksi
menyebabkan pembuahan menjadi tidak mungkin.

o Kedua, keberhasilan suatu perkawinan atau yang disebut proses pasca kawin.
Spesiasi pasca kawin meliputi :

 Letalitas
Biasanya kejadian letal dari suatu perkawinan terjadi akibat
embrio yang dihasilkan tidak dapat mancapai usia dewasa reproduksi.

 Sterilitas
Individu yang dilahirkan tidak dapat memiliki keturunan.

 Semi-letal
Individu yang dihasilkan meskipun tidak normal tetapi dapat
memiliki keturunan namun vitalitasnya yang sangat rendah.
Soal :

1.

Anda mungkin juga menyukai