Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nathania Christine Pong Masak

NIM : C011191137

Paradigma Mengonsumsi Vitamin C Setelah Makan Seafood Menyebabkan


Kematian dalam Masyarakat Indonesia

Pada era post-truth ini, internet merupakan suatu media yang berpengaruh terhadap
penyebaran segala jenis informasi, termasuk informasi kesehatan. Dilansir dari Himpunan
Mahasiswa Ilmu Gizi IPB (2017), menjelaskan suatu isu tentang keracunan yang
diakibatkan mengonsumsi vitamin C setelah makan makanan laut (seafood). Dilansir dari
chicagotribune.com, seorang wanita meninggal dengan keadaan mengenaskan karena
keracunan zat arsenik trioksida diduga karena mengonsumsi sejumlah besar udang
kemudian meminum minuman yang tinggi kadar vitamin C.

Udang mengandung arsenik, dan ketika dikombinasikan dengan vitamin C, akan


menyebabkan perubahan struktur kimia menjadi bentuk mematikan arsenik.Dijelaskan
lebih lanjut lagi bahwa bentuk mematikan menyerang organ-organ tubuhnya, dan dia
meninggal dengan darah memuntahkan matanya, hidung, dan mulut. Artikel tersebut juga
disertakan dengan adanya riset dari seorang ilmuwan Universitas Illinois, Amerika Serikat.

Salah satu ulasan yang berhasil dihimpun datang dari sebuah laman yang diurus
langsung oleh seorang doktor yang juga mengajar di Chicago University, Dr Chet Zelasko,
Phd. Menurut Dr Chet (2013), riset yang disebarluaskan memang benar pernah diadakan di
University of Illinois pada tahun 1985. Sayangnya riset itu tidak dinyatakan lolos uji oleh
badan penilaian karena kurangnya faktor-faktor pendukung riset.

Beliau juga menyatakan, kandungan arsenik yang terdeteksi dalam udang mayoritas
bersifat organik yang artinya stabil, tidak bisa berubah menjadi bentuk kimia lain oleh
paparan panas, dingin, atau reaksi kimiawi lain. Sifat organik disematkan karena mampu
dinetralisir oleh tubuh dengan mekanisme sistem hati. Beliau juga menambahkan, tidak
akan ada reaksi kimia yang terjadi ketika jeruk dan udang dicampur bersama.Bahkan tidak
ditemukan reaksi kimia beracun sebagaimana diberitakan ketika sejumlah arsenik peroksida
yang merupakan bentukan murni arsenik inorganik dalam tubuh udang ketika dipadukan
dengan asam askorbat.

Hal ini juga diperkuat dengan jawaban BPOM dalam laman resmi BPOM Indonesia
terkait menanggapi isu ini. Menurut BPOM (2012), Senyawa arsen terdiri dari dua jenis,
yaitu arsen anorganik dan arsen organik. Arsen anorganik adalah senyawa logam yang dapat
ditemukan pada air tanah, sedangkan arsen organik ditemukan pada makhluk laut dan
beberapa makhluk daratan. Arsen anorganik bersifat toksik, jika tertelan dalam jumlah
banyak dapat mengakibatkan gangguan pada saluran cerna, kardiovaskuler dan sistem saraf,
bahkan dapat menyebabkan kematian, sedangkan arsen organik bersifat kurang toksik
dibanding senyawa arsen anorganik.

Selain arsen anorganik, terdapat juga gas arsin yang sangat beracun. gas arsin
terbentuk jika arsen anorganik bereaksi dengan larutan asam (pH 1-3). Jika gas arsin
bereaksi dalam tubuh, dapat menyebabkan erosi kornea atau laringitis pada seseorang yang
menelan arsen anorganik dan bereaksi dengan asam lambung. Organisme laut, termasuk
udang mengandung sejumlah senyawa arsen organik dalam bentuk arsenobetain. Di dalam
tubuh, senyawa arsenobetain akan disekresikan dalam bentuk utuh dan tidak
menimbulkan efek toksik dan juga tidak terjadi reaksi dengan sediaan vitamin C.

Keracunan dapat terjadi jika udang yang dikonsumsi tercemar oleh arsen anorganik
(jika perairan/habitatnya tercemar oleh arsen). Tanpa dikonsumsi dengan vitamin C pun
(pH 6,4-6,6) tetap dapat menyebabkan keracunan karena arsen anorganik yang masuk
bereaksi dengan asam lambung, dan bila dikonsumsi bersamaan maka reaksinya semakin
signifikan, karena dengan adanya vitamin C akan meningkatkan derajat keasaman lambung.
Selain itu, dibutuhkan sekitar 105 kg udang yang mengandung arsen anorganik untuk dapat
membunuh seorang manusia.

Selama ini, masyarakat China dan Asia Tenggara sudah biasa memadukan hidangan
makanan laut seperti udang-udangan dengan sejenis kuah asam manis yang perasan jeruk
nipis, asam belimbing, asam jawa, tomat, ataupun jeruk lemon. Ketiganya jelas
mengandung vitamin C dalam konsentrasi tinggi. Bila memang pemberitaan tentang isu itu
benar, bukankah sudah banyak korban yang meninggal akibat kasus tersebut?

Jadi, janganlah mudah percaya dengan isu-isu kesehatan di internet yang belum jelas
kebenarannya, sebaiknya teliti terlebih dahulu apakah isu tersebut berasal dari sumber yang
resmi dan akurat atau bukan. Dan, janganlah berhenti menyantap hidangan seafood dan
vitamin C hanya karena isu-isu tidak jelas.
DAFTAR PUSTAKA

HIMAGIZI. (2013, Maret 7). Konsumsi Vitamin C Setelah Makan Seafood Buat
Keracunan?!. Retrivied from Himpunan Mahasiswa Gizi IPB :
http://himagizi.lk.ipb.ac.id/2017/03/13/keracunan-konsumsi-vitaminc setelah-
makan-seafood/
BPOM. (2016). Keracunan Arsen Akibat Konsumsi Udang dan Vitamin C .
Retrivied from Badan POM : http://ik.pom.go.id/v2016/qa/keracunan-arsen-
akibat-konsumsi-udang-dan-vitamin-c
Zelasko, C. (2017, Februari 6). Health Myths: Shrimp and Vitamin C :
http://drchet.com/pdf/2013pdf_Messages/03-02-2013–Health_Myths–
Shrimp_and_Vitamin_C.pdf.

Anda mungkin juga menyukai