Anda di halaman 1dari 3

Sediaan

1. Mouthwash mengandung 0.12% atau 0.2% chlorhexidine.

2. Gel mengandung 1% chlorhexidine.

3. Spray mengandung 0.2% chlorhexidine. (Mathur et al, 2011)


Dosis

Dosis aman penggunaan klorhksidin obat kumur sebagai antiplak dan


antigingivitis adalah 0,03% - 0,2%. Volume dan frekuensi pemberian
tergantung dari konsentrasi klorheksidin. Klorheksidin dengan konsentrasi
0,2% dan 0,12% dalam obat kumur yang diberikan sebanyak 15 ml dua kali
dalam sehari tidak berbeda dalam menurunkan akumulasi plak, tetapi berbeda
bila diberikan sebanyak 10 ml dua kali dalam sehari. Bioavability dipengaruhi
oleh besarnya dosis yang diberikan. Penggunaan obat kumur klorheksidin
dalam jangka panjang (lebih dari 6 bulan) dapat menurunkan plak dan
mencegah terjadinya gingivitis pada anak-anak maupun dewasa, sedangkan
penggunaan dalam jangka pendek (21 hari) 0,12% klorheksidin obat kumur
digunakan 2 kali dalam sehari dapat menurunkan plak 62% - 99%. (Yagiela,
2011, hal.735)
Klorheksidin digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi
sebagai antiseptik dan kontrok plak, dengan dosis 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada
larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi
lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. (Dutt et al, 2014)

Interaksi obat

Chlorhexidine bilas tidak mungkin menyebabkan interaksi obat, bahkan


jika tidak sengaja tertelan. Namun, sebaiknya berhati-hati untuk tidak
menelan obat ini karena hal itu dapat meningkatkan efek samping. (Mathur et
al, 2011)

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan klorheksidin adalah


terjadinya pewarnaan pada gigi, restorasi anterior dan dorsum lidah (kuning
kecoklatan). Pewarnaan yang terjadi secara ekstrinsik, dan tidak dapat
dibersihkan oleh menyikat gigi dengan pasta gigi biasa tetapi harus dilakukan
pembersihan secara mekanis yaitu dengan cara pemolesan.Walaupun
klorheksidin merupakan antiplak dan gingivitis tetapi klorheksidin juga
memiliki tendensi terbentuknya kalkulus supragingiva, selain itu klorheksidin
dapat menyebabkan terjadinya diskuamasi mukosa dan rasa perih pada
mukosa. Klorheksidin tidak bersifat teratogenik.(Yagiela, 2011, hal.736)

Anda mungkin juga menyukai