Titip Elia Gustami (H1a013030) PDF
Titip Elia Gustami (H1a013030) PDF
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
1. Keluarga saya, terimakasih atas segala nasehat dan dukungan yang diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. dr. Andrew Johan, M.Si. selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Bengkulu.
3. dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ selaku pembimbing utama yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. dr. Enny Nugraheni, M.Biomed selaku pembimbing pendamping yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. dr. Hasymi Hanafiah, Sp. S selaku penguji utama yang telah memberikan
saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. dr. Rizkianti Anggraini selaku penguji pendamping yang telah memberikan
masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Salma dan Siska yang telah membantu dalam proses wawancara, pemeriksaan
tekanan darah dan pengambilan sampel.
8. Pihak lain yang memberikan bantuan kepada penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata semoga
karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan peneliti
sendiri dan di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan peneliti
lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
vii
DAFTAR ISI
viii
2.2.2 Epidemiologi ......................................................................... 6
2.2.3 Klasifikasi ............................................................................. 7
2.2.4 Faktor Risiko ........................................................................ 8
2.2.5 Patogenesis ........................................................................... 10
2.2.6 Patofisiologi .......................................................................... 10
2.3 Fungsi Kognitif ................................................................................ 11
2.3.1 Definisi ................................................................................. 11
2.3.2 Evaluasi Klinis ...................................................................... 11
2.4 Hubungan Lansia yang Hipertensi terhadap Fungsi Kognitif ............ 15
2.5 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 16
2.6 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 17
2.7 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 19
ix
3.8 Cara Kerja ........................................................................................ 22
3.8.1 Pelaksanaan Pra Penelitian ...................................................... 22
3.8.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 23
3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................ 23
3.9.1 Analisa Univariat ................................................................... 23
3.9.2 Analisa Bivariat...................................................................... 23
3.10 Etika Penelitian .............................................................................. 24
3.11 Alur Penelitian ............................................................................... 26
3.12 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 27
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prevalensi Hipertensi Menurut Kelompok Usia dan Jenis kelamin . 7
Gambar 2.2 Kerangka Teori ............................................................................ 16
Gambar 2.3 Kerangka Konsep ........................................................................ 17
Gambar 3.1 Alur Penelitian ............................................................................. 26
Gambar 4.1 Alur Seleksi Subjek Penelitian ..................................................... 30
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
2.1. Lansia
2.1.1. Definisi
Istilah untuk manusia yang berusia lanjut belum ada yang baku. Ada yang
menyebutnya manusia usia lanjut (manula), manusia lanjut usia (lansia), ada yang
menyebut golongan lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila), bahkan di Inggris
orang biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior (Maryam, et al.,
2011).
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia (Keliat, 1999). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, et al., 2011).
Menurut Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
b. dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai
spritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
2.1.2. Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal. Setelah itu tubuh akan menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-
sel yang ada dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan
(Maryam et al., 2011).
Proses penuaan atau proses menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi, serta memperbaiki terhadap kerusakan yang diderita (Constantinides,
1994). Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai
5
6
masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif (Maryam
et al., 2011).
2.2. Hipertensi
2.2.1. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan darah sistolik di atas atau sama dengan 140
mmHg atau tekanan darah diastolik di atas atau sama dengan 90 mmHg dalam
dua kali pengukuran dengan jarak pemeriksaan minimal 10 menit sebelumnya
(Bawazier dalam Setiati et al., 2008).
Tekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi
dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien
beristirahat nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit
selama 5 menit sampai 30 menit setelah merokok atau minum kopi (Wade dan
Cameron, 2003).
2.2.2. Epidemiologi
Menurut Tedjasumkana (2012), angka kejadian hipertensi di Indonesia
berkisar 6-15% dan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan. Menurut Martin (2008),
sebanyak 1 miliar orang diseluruh dunia menderita hipertensi. Di Amerika
Serikat, hampir 1 dari 3 orang dewasa (sekitar 75 juta orang) memiliki tekanan
darah tinggi.
Hipertensi akan meningkat seiring bertambahnya usia, dan diantara individu
yang berusia ≥ 60 tahun, prevalensi hipertensinya adalah 65,4%. Bukti terbaru
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Amerika Serikat mungkin akan
meningkat, sebagai akibat dari meningkatnya obesitas (Fauci et al., 2008)
7
2.2.4.5. Merokok
Penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and
Wowan Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada
riwayat hipertensi dengan karakteristik sampel yaitu 51% subyek tidak merokok,
10
36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari
dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti
dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kejadian
hipertensi terbanyak terlihat pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok
lebih dari 15 batang per hari (Bowman et al., 2007)
2.2.5. Patogenesis
Tekanan darah membutuhkan aliran darah melalui pembuluh darah yang
ditentukan oleh kekuatan pompa jantung (cardiac output) dan tahanan perifer
(peripheral resistance). Cardiac output dan tahanan perifer dipengaruhi faktor-
faktor yang saling berinteraksi (asupan natrium, stres, obesitas, genetik dan lain-
lain). Hipertensi dapat terjadi jika terdapat abnormalitas faktor-faktor tersebut
(Sugiyanto, 2007).
Kombinasi faktor herediter dan faktor lingkungan menyebabkan perubahan
homeostasis kardiovaskular (Prehypertension), namun belum cukup
meningkatkan tekanan darah sampai tingkat abnormal; walaupun demikian cukup
untuk memulai kaskade yaitu proses yang sekali dimulai akan berkelanjutan
sampai langkah terakhir, setiap langkah dicetuskan oleh langkah yang
mendahuluinya, kadang-kadang dengan efek kumulatif yang beberapa tahun
kemudian menyebabkan tekanan darah biasanya meningkat (early hypertension).
Sebagian orang dengan perubahan gaya (pola) hidup dapat menghentikan kaskade
tersebut dan kembali ke normotensi.
Sebagian lainnya akhirnya berubah menjadi established hypertension
(hipertensi menetap), yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan komplikasi
pada target organ (Sugianto, 2007).
2.2.6. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin I oleh Angiotensin I Converting Enzyme (ACE). Peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah diatur oleh ACE. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Hormon renin (diproduksi oleh ginjal)
akan diubah menjadi angiotensin I. Hormon ACE yang terdapat di paru-paru
mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang
11
memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama
(Yogiantoro, 2006).
Aldosteron berasal dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon
steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan
cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang
pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Yogiantoro,
2006).
merupakan uji penapis yang digunakan selama pemeriksaan klinis pasien (Sadock,
2010).
Uji yang dirancang oleh M.F. Goldstein, S. Folstein, dan P.R McHugh ini
terdiri dari lima kategori: 1) orientasi (misalnya waktu, tempat, orang); 2)
registrasi (misalnya mengurangkan 7 dari 100 secara serial, menyebutkan tiga
nama benda); 3) mengingat (misalnya mengingat nama benda yang sebelumnya
disebutkan); 4) bahasa (misalnya menyebut nama benda, pengulangan kata,
menulis kalimat); dan 5) konstruksi (misalnya menyalin suatu pola). Poin
diberikan untuk tiap jawaban yang benar dengan skor maksimum 30 yang
menandakan tidak adanya gangguan (folstein et al., 1975).
2.3.2.1. Orientasi dan Memori
Gangguan orientasi biasanya dibagi berdasarkan waktu, tempat, dan orang.
Adanya kelainan biasanya tampak sesuai urutan ini (yaitu sensasi waktu biasanya
lebih dulu terganggu sebelum tempat); demikian juga saat pasien membaik,
gangguan menghilang dalam urutan terbalik. Hal ini dapat ditentukan apakah
pasien dapat menyebutkan dengan tepat tanggal dan jam saat ini. Bila pasien
dirawat inap, dapat ditanya berapa lama mereka dirawat inap, dan lihat apakah
pasien berorientasi ke waktu sekarang. Pada pertanyaan mengenai orientasi pasien
terhadap tempat, tidak cukup bila pasien hanya mampu menyebutkan nama dan
lokasi rumah sakit dengan tepat; mereka juga harus berlaku seolah mereka tahu di
mana mereka berada. Mengkaji orientasi terhadap orang, dapat ditanyakan apakah
pasien mengetahui nama-nama orang disekitarnya dan apakah mereka memahami
perannya dengan orang-orang tersebut (Sadock, 2010).
Fungsi ingatan biasanya dibagi menjadi empat area: ingatan jangka panjang,
menengah, dan pendek, serta retensi ingatan dan pengingatan (recall) segera.
Ingatan jangka pendek dapat diperiksa dengan menanyakan pasien mengenai
selera makan dan apa yang dimakannya saat sarapan atau makan malam
sebelumnya. Pada poin ini pasien dapat diminta untuk mengingat nama
pewawancara. Meminta pasien untuk mengulangi enam angka secara berurutan
kemudian membalikannya adalah uji untuk retensi ingatan segera. Ingatan jangka
panjang dapat diuji dengan menanyakan pasien mengenai informasi pada masa
13
Lanjut usia
Hipertensi
Penurunan sawar
Kehilangan autoregulasi Hipoperfusi
darah otak
Micro infark
Lanjut Usia
Hipertensi
Karakteristik Subjek:
-Usia
-Pendidikan
-Penyakit yang sedang
diderita
-Riwayat penyakit
dahulu
Penurunan Fungsi
Kognitif
Keterangan:
Dicari Hubungannya
19
20
Keterangan:
Zα = Tingkat kemaknaan (1,96)
P = Proporsi lansia penderita hipertensi berdasarkan Riskesdas
tahun 2013 (21,6%)
Q = 1 – P (78,4%)
d = Presisi (10%)
Perhitungan sample dengan kemungkinan terjadinya drop out:
= 10% Besar sampel
= 10% 65
= 7 orang
Jadi, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
65+7=72 orang.
3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling,
dimana semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
terpenuhi.
3.4.3. Kriteria Inklusi
1. Pasien yang berumur lebih dari 60 tahun.
2. Pendidikan minimal sekolah dasar atau setingkat.
3. Bersedia menjadi subjek penelitian.
3.4.4. Kriteria Eksklusi
1. Pasien dengan gangguan psikiatri.
2. Pasien yang menderita diabetes melitus.
3. Pasien yang menderita stroke.
21
3.6.1. Hipertensi
Definisi : Peningkatan tekanan darah sistolik di atas atau sama dengan
140 mmHg atau tekanan darah diastolik di atas atau sama
dengan 90 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak
pemeriksaan minimal 10 menit sebelumnya (Bawazier dalam
Setiawati et al., 2008).
22
mengalami efek.
C/(C+D) : proporsi (prevalens) subjek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
kemudian lakukan penggabungan data dengan menggunakan tabel
frekuensi dan masukkan data dalam komputer dengan program SPSS
dan selanjutnya dilakukan analisa data.
Analisis data
Laporan hasil
Bulan
Agustus September Oktober November Desember
Nama N Juni 2016 Juli 2016
2016 2016 2016 2016 2016
No Kegiatan
1 2 3 4 5 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2 4 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
1
Penelitian
Pengurusan
Ethical
Clearance
Pengumpulan
2
Data
Pengolahan
dan Analisis
3
Data
Penyusunan
Laporan
4
Hasil
Penelitian
Pelaporan
Hasil 5
Penelitan
28
29
147 lansia yang berada di wilayah kerja Posyandu Sawah Lebar Kota
Bengkulu
Frekuensi
Jenis Kelamin
N %
Laki-laki 29 40,3
Perempuan 43 59,7
Total 72 100
Data yang didapatkan pada Tabel 4.1 menunjukkan subjek berjenis kelamin
perempuan pada penelitian ini berjumlah 43 (59,7%) subjek lebih banyak
dibandingkan subjek berjenis kelamin laki-laki 29 subjek (40,3%).
Frekuensi
Tingkat Pendidikan
N %
SD 30 41,17
SMP 15 20,8
SMA 11 15,3
Diploma 2 2,8
Sarjana 14 19,4
Total 72 100
Pada penelitian ini didapatkan subjek yang memiliki tingkat pendidikan yang
berbeda-beda. Subjek terbanyak memiliki tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar)
sebanyak 30 subjek (41,17%). Subjek dengan tingkat pendidikan paling sedikit
adalah Diploma sebanyak 2 (2,8%) subjek.
31
Frekuensi
Usia
N %
60-65 33 45,8
65-70 23 31,9
71-75 13 18,1
76-80 3 4,2
Tabel 4.4. Rerata Subjek Berdasarkan Umur, Tekanan Darah Sistol dan Tekanan
Darah Diastol
Tabel 4.4 menunjukkan ketiga variabel diatas memiliki sebaran data yang
tidak terdistribusi normal. Umur subjek penelitian tertinggi berada pada usia 79
tahun yaitu sebanyak satu orang dan usia subjek penelitian yang terendah adalah
60 tahun sebanyak enam orang. Rerata usia subjek penelitian adalah 66 (60-79).
Tekanan darah sistol memiliki nilai tengah 140 mmHg dan untuk tekanan darah
diastol memiliki nilai tengah 90 mmHg.
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari lima komponen fungi kognitif yang
diperiksa terdapat sebaran data yang tidak normal. Terdapat komponen fungsi
kognitif yang memiliki rerata nilai yang tinggi, yaitu komponen orientasi 9 (4-10)
dan bahasa 9 (4-9).
Fungsi Kognitif
Total
Gangguan Normal
SD 19 (63,3%) 11 (36,7 %) 30
SMP 3 (20,0%) 12 (80,0 %) 15
Tingkat
SMA 4 (36,4%) 7 (63,6 %) 11
Pendidikan
Diploma 0 (0,00%) 2 (100 %) 2
Sarjana 3 (21,4%) 11 (78,6 %) 14
Total 29 (40,3%) 43 (59,7 %) 72
Tabel 4.8 menunjukkan gangguan fungsi kognitif yang tertinggi ada pada
tingkat SD sebanyak 19 (63,3%) subjek. Subjek dengan tingkat pendidikan
Diploma tidak ditemukan memiliki gangguan fungsi kognitif.
Tekanan Darah
Total
Hipertensi Normal
Jenis Laki-Laki 20 (69,0%) 9 (31,0%) 29
Kelamin Perempuan 26 (60,5%) 17 (39,5%) 43
Total 46 (36,9%) 26 (36,1%) 72
Tekanan Darah
Total
Hipertensi Normal
SD 20 (66,7%) 10 (33,3%) 30
SMP 6 (40,0%) 9 (60,0%) 15
Tingkat
SMA 9 (81,8%) 2 (18,2%) 11
Pendidikan
Diploma 2 (100%) 0 (0,00%) 2
Sarjana 9 (64,3%) 5 (35,7%) 14
Total 46 (63,9%) 26 (36,1%) 72
RP = a/(a+b):c/(c+d)
= 21/46: 8/26
= 0,456/0,307
= 1,48
Estimasi risiko relatif berdasarkan nilai rasio prevalen didapatkan nilai 1,48
(IK 95%). Bila rasio prevalen > 1 berarti dapat dikatakan bahwa hipertensi
merupakan faktor risiko dari terjadinya gangguan fungsi kognitif.
BAB V. PEMBAHASAN
36
37
umur 76 tahun yang termasuk kategori lansia madya. Penelitian serupa yang
dilakukan oleh Taraghi et al., (2016) di empat Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Mazandaran, Iran tentang Gangguan fungsi kognitf pada lansia
dengan gagal jantung kronik dan faktor yang berkaitan memiliki subjek dengan
rerata umur 70 tahun yang masuk kategori lansia madya. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Sang Geun Bae et al., (2016) di Rumah Sakit Pendidikan Jinju
Universitas CHA Gumi, Korea yang membahas tentang kepatuhan lansia dalam
mengonsumsi obat hipertensi mendapatkan subjek dengan rerata umur 74 tahun
yang termasuk lansia madya.
Menurut data dari Susenas, 2014 terlihat bahwa lansia muda lebih tinggi
proporsinya di daerah perkotaan daripada daerah perdesaan, sebaliknya proporsi
lansia madya dan lansia tua lebih banyak di daerah perdesaan. Sejalan dengan
penelitian ini sendiri yang dilakukan di daerah perkotaan.
Pada penelitian ini subjek memiliki level pendidikan yang berbeda, yaitu SD
30 (41,17%) subjek, SMP 11 (20,8%) subjek, SMA 15 (15,3%) subjek, Diploma 2
(2,8%) subjek, dan Sarjana 14 (19,4%) subjek, dengan subjek terbanyak memiliki
level pendidikan terendah yaitu SD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Taraghi et al., (2016) di empat Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Mazandaran, Iran mendapatkan level pendidikan subjek yang
terbanyak adalah SD. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitan yang dilakukan
oleh Taufik (2014) yang meneliti pengaruh hipertensi terhadap gangguan fungsi
kognitif yang membagi level pendidikan menjadi level pendidikan dasar sebanyak
5 (10,29%) subjek, level pendidikan menengah sebanyak 24 (49%) subjek dan
level pendidikan tinggi sebanyak 20 (40,8%) subjek, dengan subjek terbanyak
berasal dari level pendidikan tinggi.
Hasil pada penelitian ini tidak sejalan dengan penelitan yang dilakukan
Taraghi et al., (2016) mendapatkan hubungan yang signifikan antara fungsi
kognitif dan hipertensi (p = 0,039) (Taraghi et al., 2016). Beberapa sumber
menyebutkan bahwa hipertensi memiliki efek yang signifikan terhadap fungsi
kardiovaskular, integritas struktural serebral dan berasosiasi dengan kemunduran
kognitif. Penjelasan yang paling utama muncul bagaimana hipertensi memberikan
efek yang mengganggu fungsi kognitif adalah karena hipertensi meningkatkan
penyakit kardiovaskular.
Beberapa penelitian longitudinal memperlihatkan hubungan positif
hipertensi terhadap gangguan fungsi kognitif. Efek ini berhubungan dengan stroke
dan berkorelasi kuat dengan individu yang tidak mengkonsumsi obat anti
hipertensi (Taraghi et al., 2016). Perbedaan risiko tersebut dapat karena tingginya
tekanan darah sistolik di usia pertengahan meningkatkan risiko aterosklerosis,
meningkatkan jumlah lesi iskemik substansia alba, juga meningkatkan jumlah
plak neuritik dan tangles di neokorteks dan hipokampus serta meningkatkan atrofi
hipokampus dan amigdala (Wreksoatmodjo, 2014).
5. Penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang
bersifat lebih konklusif untuk menentukan hubungan sebab akibat.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Puskesmas Sawah Lebar Kota
Bengkulu pada bulan November-Desember 2016 didapatkan:
1. Pada penelitian didapatkan subjek terbanyak berjenis kelamin perempuan,
dan rerata umur terbanyak adalah 66 (60-79) tahun serta memiliki level
pendidikan terbanyak adalah Sekolah Dasar (SD).
2. Subjek yang mengalami penurunan fungsi kognitif adalah sebesar 22,45 %.
3. Subjek yang mengalami kejadian hipertensi adalah sebesar 63,9 %.
4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian hipertensi terhadap
penurunan fungsi kognitif.
6.2. Saran
1. Perlu dipertimbangkan untuk melakukan penelitian terhadap semua faktor
gangguan fungsi kognitif khususnya di wilayah kerja Posyandu Puskesmas
Sawah Lebar.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan sampel yang lebih besar, dan
wilayah penelitian yang lebih luas agar sampel yang diteliti dapat lebih
mewakili populasi target.
3. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan studi case control untuk
menentukan hubungan sebab akibat dari variabel yang diteliti.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Albert, 1995. How does education affect cognitive function. Elseviers, January
1995, 5 (1), pp: 76-78.
Aronow, W.S., Jerome L.F., Carl J.P., Nancy, T.A., George, B., Alan S.B., Keith
C.F., et al., 2011. Circulation. A Report of the American College of
Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus
Documents. 123:2434-2506.
Ardila, A., Feggi, F., Roselli, M., 2000. Age-Related Cognitive decline during
normal aging: The complex effect education. Archives of Clinical
Neuropsyochology. Vol 15 (16) pp: 495-513
Bae, S.G., Sin, K., Ki, S.P., Keon, Y.K., Nam, S.H., Ki, S.K., Yu M.Lee., et al.,
2016. Factors related to intentional and unintentional medication
nonadherence in elderly patients with hypertension in rural community.
Dovepress Journal, Vol. 10: 1979-1989
Eduardo, O., Abadi, K., Dian. W., Ellen, A., Gunawan, Marcella, E.R., Bambang,
S., 2013. Hypertension and risk of mild cognitive impairment in elderly
patients. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 8 (3).
Badan Pusat Statistik, 2015. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014 Hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Dahlan, M.S., 2010. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Medika.
Dorland, W.A., (2012). Kamus Saku Kedokeran Dorland. Edisi ke-28. Jakarta:
EGC
Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson,
J.L., Lozcalzo, J., 2008. Harrison’s principles of internal medicine. Edisi
ke 17. United State Of America: The McGraw-Hill Companies.
Folstein, M., Susan, E.F., Paul, R.M., Mini-mental state: a pratical method for
grading the cognitive state of patiens for the clinican. Volume 12, Issue 3, J
Psychiatry Res;189–198.
He, Q., Qing, L., Jiangang, Z., Tianfeng, W., Lu, J., Guowei, H., Fei M., 2016.
Relationship between plasma lipids and mild cognitive impairment in the
elderly Chinese: a case-control study. Biomed Central: Lipids in Health
and Disease. Vol 15(146).
Hertz, R.P., Unger, A.N., Cornell, J.A., 2005. Racial disparities in hypertension
prevalence, awareness, and management. Arch Intern Med, (165), pp: 2098
–104.
Katzman, R., 1993. Neurology: Education and the prevalence of dementia and
Alzheime & disease, 43, pp: 13-20.
Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., 2005. Hypertensive Vascular Disease.
Dalam: Robin and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition.
Philadelpia: Elsevier Saunders; 528-5289.
Maryam, R.S., Mia, F.E., Rosidawati, Ahmad, J., Irwan, B., 2008. Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Mongisidi, R., Rizal, T., Mieka, A.H.N.K., 2000. Profil penurunan fungsi kognitif
pada lansia di yayasan-yayasan manula di Kecamatan Kawangkoan.
Skripsi
Ng, K.H., Adrian, G.S., Bryan, W., 2010. Hypertension: Pathogenesis, risk factors
and prevention. Elsevier, 38 (8).
Rebecca, B.M., 2007. Hubungan antara tingkat pendidikan dan hipertensi pada
wanita di kabupaten Sukoharjo. Skripsi
Sadock, B.J., Sadock, V.A., 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta:
EGC, pp: 9-10.
Setiati, S., Kuntjoro, H., Arya, G.R., 2009. Proses Menua dan Implikasi
Klinisnya. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simandibrata KM,
Setiyohadi B, Syam AF (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edisi
ke-5. Jakarta: Interna Publishing, p:757-774.
Strub, R.L., Black, F.W., 1993. The Mental Status Examination in Neurology.
Edisi 4. Los angles: F.A. Davis Publishers. Available at:
https://books.google.co.id/books?hl=id&id=lrCjfKlqmtwC&dq=cognitive+
function+strub+black&focus=searchwithinvolume&q [Accessed 5 Mei
2016].
Suhardjono, 2009. Hipertensi Pada Lanjut Usia. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo
AW, Simandibrata KM, Setiyohadi B, Syam AF (eds). Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid I. Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing, p:899-902.
47
Tadic, M., Cesare, C., Dagmara, H., 2016. Hypertension and cognitive
dysfunction in elderly: blood pressure management for this global burden.
BMC Cardiovascular Disorders. Vol 16 (208).
Taraghi, Z., Ahmad, A.A.K., Mahshid, F., Jamshid, Y., Ali, M., Seied, K. B.,
2016. Cognitive Impairment Among Elderly Patients With Chronic Heart
Failure and Related Factors. Iran J Psychiatry Behav Sci. Vol 10 (2).
Taufik, E.S., 2014. Pengaruh hipertensi terhadap fungsi kognitif pada lanjut usia.
Semarang, Indonesia, Universitas Diponegoro. Skripsi. Jurnal Media
Medika Muda
Wade, A.H., Hwheir, D.N., Cameron, A.P., Tett, S.E., 2003. Using a problem
detection study (PDS) to identify and compare health care provider and
consumer views of antihypertensive therapy. Journal of Human
Hypertension, 17 (6), p:397.
Wassertheil S.S., Anderson, G., Psaty, B.M., 2000. Hypertension and its treatment
in postmenopausal women: baseline data from the Women’s Health
Initiative. Hypertension. (36), pp: 780 –9.
Wreksoatmodjo, Budi, R., 2014. Beberapa kondisi Fisil dan Penyakit yang
Merupakan Faktor Risiko Gangguan Fungsi Kognitif. CDK-212 vol. 41
(1).
Yogiantoro, M., 2006. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi ke IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Riau, pp: 610-614.
48
Yuniati, F., dan Riza, M., 2004. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan
Kesulitan Mengingat dan Konsentrasi Pada Usia Lanjut di Indonesia
Tahun 2004. Jurnal Pembangunan Manusia, pp: 9-25.