YULIANDA M. P.
NIM. 1902066
YULIANDA M. P.
NIM. 1902066
i
SKRIPSI
YULIANDA M. P.
NIM. 1902066
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Nama : Yulianda M. P.
Nim : 1902066
Tahun 2021
penguji skripsi Program Studi ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Syedza Saintika Padang
Ketua,
iii
HUBUNGAN RELIGIULITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL
BEING PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI
RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2021
OLEH
YULIANDA M. P.
NIM. 1902066
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui :
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Syedza Saintika Padang
iv
HUBUNGAN RELIGIULITAS DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL
BEING PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI
RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2021
OLEH:
YULIANDA M. P.
NIM. 1902066
Proposal ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia penguji pada Program Studi S1
Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang pada Tanggal..................
Panitia Penguji,
v
SYEDZA SAINTIKA PADANG
SKRIPSI, OKTOBER 2021
ABSTRAK
. Perubahan pada psikologis yang terjadi pada penderita penyakit jantung
dapat memberikan pengaruh buruk bagi status kesehatan pasien. pada kondisi
cemas, stress, dan depresi dapat berpengaruh pada fisiologi jantung. Rendahnya
tingkat kesejahteraan psikologis harus segera ditangani, mengingat efek yang
ditimbulkan sangat besar yaitu munculnya kecemasan, depresi dan bentuk
simptom psikologi yang lainnya. Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan
Religiulitas dengan Psychological Well Being Pada Pasien PJK di RSUD
Sawahlunto.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien yang dirawat di RSUD Sawahlunto, penelitian
rencananya akan dilakukan pada bulan September - Oktober 2021. Populasi dalam
penelitian ini 38 orang Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling,
berjumlah 35 orang. Pengolahan data menggunakan komputerisasi dengan untuk
menganalisa secara univariat yaitu dengan distribusi frekuensi dan univariat
dengan melakukan uji chi square, untuk melihat apakah ada hubungan Religiulitas
dengan Psychological Well Being Pada Pasien Pjk Di RSUD Sawahlunto.
Hasil penelitian didapatkan Lebih separuh responden memiliki religiulitas
yang rendah yaitu berjumlah 19 orang (54,3%). Lebih separuh responden
memiliki religiulitas yang rendah yaitu berjumlah 19 orang (54,3%). Hasil uji Chi
squre didapatkan nilai p value adalah 0,030, yang artinya nilai p< 0,05.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara Religiulitas dengan
Psychological Well Being Pada Pasien PJK di RSUD Sawahlunto. Diharapkan
penelitian ini bisa memberikan informasi dari pasien tentang kesejahteraan
spiritual khususnya pada pasien PJK dan bisa membantu meningkatkan
kesembuhan penyakit jantung koroner dan memberikan penyuluhan peningkatan
religiulitas agar dapat meningkatkan Psychological Well Being pada pasien
penyakit jantung koroner
vi
Thesis, OCTOBER 2021
ABSTRACT
Psychological changes that occur in patients with heart disease can have a
bad influence on the patient's health status. in conditions of anxiety, stress, and
depression can affect the physiology of the heart. The low level of psychological
well-being must be addressed immediately, considering that the effects are very
large, namely the emergence of anxiety, depression and other forms of
psychological symptoms. The purpose of this study is to determine the
relationship between religiosity and psychological well-being in CHD patients at
Sawahlunto Hospital
This research is a type of descriptive analytic research. The population in
this study were patients who were treated at the Sawahlunto Hospital, the study
was planned to be carried out in September - October 2021. The population in
this study was 38 people. The sampling technique was accidental sampling,
totaling 35 people. Data processing uses computerization to analyze univariately,
namely with frequency distribution and univariate by doing chi square test, to see
if there is a relationship between religiosity and Psychological Well Being in PJK
Patients at Sawahlunto Hospital.
The results showed that more than half of the respondents had low religiosity,
which was 19 people (54.3%). More than half of the respondents have low
religiosity, which is 19 people (54.3%). The results of the Chi square test showed
that the p value was 0.030, which means the p value < 0.05.
The results showed that there was a relationship between religiosity and
Psychological Well Being in CHD patients at Sawahlunto Hospital. It is hoped
that this research can provide information from patients about spiritual well-
being, especially in CHD patients and can help improve the healing of coronary
heart disease and provide counseling on increasing religiosity in order to
improve Psychological Well Being in coronary heart disease patients.
KATA PENGANTAR
vii
Puji syukur kita ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
maupun materil dari berbagai pihak. Peneliti juga mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar, MS. Sebagai ketua yayasan STIKes
2. Bapak Drs. Hasrinal, Amd. Kep. MM. Sebagai Ketua STIkes Syedza
Saintika Padang.
6. Ibu Ns. Veolina Irman, M. Kep. Sebagai Penguji I dan Ibu Ns. Emira
viii
9. Keluarga tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi serta selalu
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Untuk itu peneliti
skripsi ini.
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSYARATAN...................................................................... ii
ix
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI......................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................... 7
A. Penyakit Jamtung Koroner............................................................... 7
B. Psychological well being.................................................................. 19
C. Kerangka Teori................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 28
A. Jenis dan desain Penelitian............................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 28
D. Etika Penelitian................................................................................ 29
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 30
F. Teknik Pengolahan Data........................................................................... 32
G. Teknik Analisa Data......................................................................... 33
H. Kerangka Konsep............................................................................. 33
I. Hipotesa Penelitian........................................................................... 34
J. Defenisi Operasional........................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian............................................................ 36
B. Analisa Bivariat................................................................................ 36
C. Analisa Univariat............................................................................. 37
BAB V PEMBAHASAN
x
A. Psychological well being pada pasien PJK di RSUD Sawahlunto. . 38
B. Religiulitas pasien PJK di RSUD Sawahlunto................................. 39
C. Hubungan Religiulitas dengan Psychological well being pada
Pasien PJK di RSUD Sawahlunto................................................... 40
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 43
B. Saran................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
kekurangan aliran darah dan menimbulkan berbagai akibat, dari angina pectoris
( nyeri dada ) sampai infark miokard atau sering disebut serangan jantung
( Kemenkes, 2018).
pada arteri koroner oleh tumpukan plak, polutan atau zat-zat kimia lingkungan
yang biasanya masuk ke tubuh melalui makanan, minuman atau berbentuk gas
yang terkumpul pada dinding arteri koronaria. Hal ini membuat adanya
begitu tidak ada lagi darah yang bisa mengalir karena aliran arteri diblok oleh
prevalensi dari penyakit jantung sekitar 31%, dari total penyebab kematian di
dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka
kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 4,2 juta individu di Indonesia
Di Sumatera Barat, prevalensi penderita PJK meningkat dari tahun 2013 yang
hanya 1,2% sampai tahun 2018 mencapai 1,9 %. Di RSUD Sawahlunto, Sejak
1
tahun 2018 sampai 2019 mencapai 145-200 kasus tiap bulannya (rawat inap dan
rawat jalan ) atau sekitar 55% dari semua kasus penyakit yang ada di RSUD
Sawahlunto.
melewati fase akut dan sedang menjalani rawat jalan atau rawat inap harus
dan juga pengendalian stress dan kecemasan. Perbaikan pada pasien jantung
adalah perubahan dalam hal-hal yang dapat menjadi sumber stress dan dapat
menimbulkan kondisi penderita penyakit jantung menjadi lebih buruk, aspek yang
harus di perhatikan pada pasien penyakit jantung antara lain aspek biologi,
suatu kondisi yang menjadikan individu dapat mengenali, menggali dan memiliki
potensi yang khas pada dirinya. Sikap inilah yang kemudian dapat mengarahkan
terpenuhi dan otomatis keadaan mentalnya pun bisa dikatakan dalam keadaan
Perubahan pada psikologis yang terjadi pada penderita penyakit jantung dapat
memberikan pengaruh buruk bagi status kesehatan pasien. pada kondisi cemas,
stress, dan depresi dapat berpengaruh pada fisiologi jantung (Mirwanti & Nuraeni,
2
(PTM) pada semua jenjang usia PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner
psikologis harus segera ditangani, mengingat efek yang ditimbulkan sangat besar
yaitu munculnya kecemasan, depresi dan bentuk simptom psikologi yang lainnya
(Ryff, 2014).
daripada orang yang kurang bahagia, orang yang bahagia biasanya lebih produktif
dan lebih terlibat secara sosial dan cenderung memiliki pendapatan lebih. Dilihat
dari segi fisik, orang dewasa yang sehat secara mental pada semua jenjang usia
memiliki kondisi kesehatan kronis yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa
yang kurang sehat secara mental; mereka juga menunjukkan produktivitas yang
lebih besar dan penggunaan perawatan kesehatan yang lebih rendah (Ryff, 2014).
penerimaan diri, dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi otonomi,
pribadi. Setiap individu tentu memiliki pencapaian dimensi PWB yang berbeda
dalam diri seseorang ada 6 aspek. Antara lain faktor demografis (meliputi usia,
kemampuan pribadi (skill), kepribadian, serta faktor jaringan sosial (Ryff, 2014).
akan terus di kembangkan oleh peneliti lain, karena menurutnya hal ini sangat
3
menarik dan unik. Perlunya manusia untuk belajar lebih banyak tentang agama,
bukan hanya sebagai sumber daya tetapi lebih kepada pengenalan terhadap diri
dan religius.
yang dirawat dengan penyakit jantung koroner. 8 pasien mengatakan belum bisa
menerima kondisi yang terjadi saat ini. Hasil wawancara didapatkan 5 orang
pasien merasa sudah terlalu jauh dari agama, sehingga beranggapan ini adalah
karena penyakit jantung koroner ini akan menghambat pekerjaan dan masa depan
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
di RSUD Sawahlunto
Sawahlunto
D. Manfaat penelitian
5
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi bahan tambahan untuk lebih
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di
Oktober 2021. Populasi dalam penelitian ini 38 orang Teknik pengambilan sampel
frekuensi dan univariat dengan melakukan uji chi square, untuk melihat apakah
ada hubungan Religiulitas dengan Psychological Well Being Pada Pasien Pjk Di
RSUD Sawahlunto.
6
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Defenisi
adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
Penumpukan plak menyebabkan nyeri dada dan tidak nyaman karena otot
jantung, hal ini dapat menyebabkan gagal jantung dan aritmia (Centers for
Disease Control and Prevention, 2017). Seperti halnya organ lain, jantung
tubuh. Jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara pasokan
7
Semakin besar persentase penyempitan pembuluh koroner makin berkurang
Sistem ini memiliki tiga komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan
darah itu sendiri. Jantung adalah alat pemompa dan pembuluh darah adalah
rute pengiriman, darah dianggap sebagai cairan yang mengandung oksigen dan
nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan membawa limbah yang perlu dibuang
a. Struktur Jantung
dengan panjang 12 cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm. Terletak di antara dua
paru-paru di sebelah kiri dari tengah dada, memiliki empat ruang yaitu
atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan ( Virtual
b. Fungsi Jantung
8
Gambar I
Fungi jantung
Jantung manusia normal memiliki dua arteri koroner mayor yang keluar
dari aorta yaitu right coronary artery dan left main coronary artery.
kurang ½ inci di atas katup semilunar aorta, Left main coronary artery
pada area anterior ventrikel kiri, septum ventrikel dan muskulus papillaris
ventrikel kiri dan area right coronary artery dominan kiri. Right coronary
9
ventrikel kanan, ventrikel kiri inferior, ventrikel kiri posterior dan muskulus
Struktur arteri koroner jantung yang sehat terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
menutupi seluruh bagian dalam sistem vaskular hampir seluas 700 m2 dan
10
menyebabkan terjadinya penempelan platelet ( platelet adherence ) dan
disebut foam cells. Sel-sel ini ialah sel-sel otot polos dan makrofag yang
Formasi plak fibrosis terdiri atas inti atau central cholesterol dan
tutup jaringan ikat Stable fibrous plaque ( cap fibrous ). Formasi ini
memberikan dua gambaran tipe yaitu stable plague dan Unstable fibrous
4. Patofisiologi PJK
tunika media ( lapisan otot polos ). Arteri yang paling sering terkena adalah
arteri, kondisi ini terjadi karena cedera pada sel endotel atau dari stimulus lain,
11
cedera pada sel endotel meningkatkan permeabelitas terhadap berbagai
komponen plasma, termasuk asam lemak dan trigliserida, sehingga zat ini
inflamasi dan imun, termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrofil dan
monosit, serta trombosit ke area cedera, sel darah putih melepaskan sitokin
proinflamatori poten yang kemudia menarik lebih banyak sel darah putih dan
Pada saat ditarik ke area cedera, sal darah putih akan menempel disana
oleh aktivasi faktor adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga
endotel lengket terutama terhadap sel darah putih, pada saat menempel di
Selain itu kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima
kerusakan teradapat lapisan lemak diarteri. Apabila cedera dan inflamasi terus
12
mengubah struktur dinding pembuluh darah, hasil akhir adalah penimbunan
bekuan yang berasal dari trombosit dan proliferasi sel otot polos sehingga
pectoris. Ketika kekurangan oksigen pada jantung dan sel-sel otot jantung
kematian otot jantung yang di kenal sebagai miokard infark (Corwin, 2010).
5. Gejala PJK
a. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan
b. Sesak nafas
c. Takikardi
d. Jantung berdebar-debar
e. Cemas
13
f. Gelisah
i. Keringat dingin
j. Lemah
k. Pingsan
gejala di atas, tiba-tiba saja jantung bermasalah dan dalam kondisi yang kronis
6. Klasifikasi PJK
berikut:
Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh adanya suatu
yang sulit dilokalisasi dan dalam, berhubungan dengan aktivitas fisik atau
stres emosional dan menghilang dalam 5-15 menit dengan istirahat atau
stabil adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium yang
14
b) Angina pektoris tak stabil
Angina pectoris tak stabil adalah angina pektoris (atau jenis ekuivalen
berikut;
2) Lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata dan merupakan
iskemik dapat datang dengan atau tanpa elevasi segmen ST pada EKG
( Yusnidar, 2017 ).
Istilah angina tidak stabil pertama kali digunakan 3 dekade yang lalu
kondisi lebih kronis dari pada angina stabil. Angina tidak stabil merupakan
bagian dari sindrom koroner akut, dimana tidak ada pelepasan enzim dan
cenderung merasa lebih parah dari angina stabil, dan biasanya tidak
SKA hanya berlangsung selama waktu yang singkat dan tidak ada nekrosis
jantung yang terjadi, SKA memiliki dua dua bentuk gambaran EKG yaitu:
15
1) Infak Otot Jantung tanpa ST Elevasi (Non STEMI) Non STEMI
disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak, erosi
(Kasma, 2011).
7. Komplikasi PJK
a. Disfungsi ventricular
c. Gangguan hemodinamik
f. Syok kardiogenik
16
g. Gagal jantung kongestif
h. Perikarditis
8. Pencegahan PJK
medis saja, namun perlu adanya kerja-sama dengan penderita. Niat yang kuat
Usaha pencegahan ini harus di mulai sejak dini, yaitu pada masa remaja
karena seperti yang telah di ketahui bahwa fatty streat atau proses awal
sekunder adalah usaha yang dilakukan agar tidak terjadi serangan jantung
dengan segala komplikasinya bagi mereka yang sudah terkena PJK. Dalam
tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK ( Bustam, 2017 ). Upaya
17
b. Pencegahan Primer (Primary Prevention)
sudah tekena PJK agar tidak berulang atau menjadi lebih berat. Disini
terjadinya penyakit yang lebih parah atau komplikasi yang tidak diinginkan
18
B. Psychological Well Being (PWB)
1. Pengertian
atau sifat dasar manusia melalui proses aktualisasi diri akan potensi-potensi
merupakan salah satu pendekatan yang fokus pada keberfungsian penuh dari
diri individu untuk bertumbuh dan berarti di dalam mewujudkan tujuan yang
dapat dicapai oleh diri sendiri, sehingga individu dapat merasa damai, dan
putus asa, konsep Neugarten tentang kepuasaan hidup, serta kriteria positif
Maslow dan Rogers (2013) berfokus pada aktualisasi diri dan pandangan
psikologis merupakan suatu kondisi tertinggi yang dapat dicapai oleh individu
19
yang mencakup evaluasi dan penerimaan diri pada berbagai aspek kehidupan
tidak mengacu kepada cinta diri atau harga diri yang dangkal, melainkan
untuk membangun harga diri yang mencakup aspek positif dan negatif. Skor
yang tinggi pada dimensi ini mengindikasikan orang yang memiliki sikap
positif, mengakui dan menerima segala aspek dalam diri, termasuk kualitas
baik dan buruknya dan dapat memandang masa lalu dengan perasaan yang
positif. Skor rendah pada dimensi ini muncul pada orang yang sebagian
besar tidak puas dengan diri mereka sendiri, mereka merasa tidak nyaman
potensi dan bakat yang ada dalam diri dan untuk mengembangkan sumber
daya baru. Hal ini sering menemukan kesulitan sehingga dibutuhkan untuk
seseorang. Skor tinggi pada dimensi ini menunjukan orang yang ingin terus
20
memenuhi potensinya, dapat melihat perbaikan diri dan perilaku dari waktu
diri dan efektivitas mereka. Skor yang rendah pada dimensi ini muncul pada
orang dengan rasa stagnasi pribadi, dengan tidak ada perbaikan dan
makna dan arah dalam pengalaman sendiri, dan untuk menetapkan tujuan
dalam hidupnya. Skor tinggi dalam dimensi ini muncul pada orang yang
memiliki tujuan dan arahan dalam hidup, mereka merasa baik masa lalu
memberi tujuan pada kehidupan mereka serta tujuan dan alasan untuk hidup.
Skor rendah muncul pada orang yang merasa hidup mereka tidak ada artinya
dan tidak memiliki tujuan dan arah, mereka tidak dapat melihat setiap titik
Dimensi ini fokus terhadap tantangan dari orang lain yang menguasai
lain. Skor tinggi dalam dimensi ini diperoleh oleh orang-orang dengan rasa
peluang yang muncul secara efektif dan dapat memilih atau menciptakan
konteks yang tepat bagi kebutuhan mereka dan nilai –nilai pribadi mereka.
21
Skor rendah menunjukan kesulitan dalam mengelola urusan sehari-hari, atau
e. Otonomi (Autonomy)
kepercayaan yang diterima atau kebijaksanaan biasa. Hal ini juga mengacu
pada kemampuan untuk sendirian jika diperlukan dan untuk hidup mandiri.
segala sesuatunya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain, maupun
orang lain, mereka bergantung pada penilaian orang lain sebelum membuat
tekanan sosial.
yang berasal dari hubungan dekat dengan orang lain, dari keintiman dan
cinta. Skor tinggi muncul pada orang yang hangat, memiliki hubungan yang
orang lain dan memiliki kapasitas untuk merasa empati, mempengaruhi dan
22
mereka. Skor rendah menunjukan bahwa seseorang kurang memiliki
hubungan erat dan kurang percaya dengan orang lain, merasa sulit untuk
orang lain.
a. Usia
Individu yang berada dalam usia dewasa akhir memiliki skor psychological
well-being yang lebih rendah dalam dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan
pribadi; individu yang berada dalam usia dewasa madya memiliki skor
lingkungan; individu yang berada dalam usia dewasa awal memiliki skor
yang lebih rendah dalam dimensi otonomi dan penguasaan lingkungan dan
23
positif dengan orang lain tidak memperlihatkan adanya perbedaan seiring
b. Jenis kelamin
dengan orang lain. Sejak kecil, stereotipe jender telah tertanam dalam diri
c. Budaya
seperti dalam aspek penerimaan diri atau otonomi lebih menonjol dalam
budaya timur seperti yang termasuk dalam aspek hubungan positif dengan
24
d. Religiusitas
PWB, dimana individu dengan religiusitas yang kuat, tingkat PWB juga
akan lebih tinggi, sehingga akan semakin sedikit dampak negatif yang
e. Dukungan Sosial
mencintai dirinya.
f. Kepribadian
Ryff dan Keyes (2014) mengatakan bahwa salah satu faktor yang
g. Stres
25
4. Pengukuran Psychological well being
yang dikembangkan oleh Carol Ryff pada tahun 1989. Alat ukur ini didasarkan
well-being). Versi asli dari alat ukur ini berjumlah 20 item dari tiap dimensi
yang ada, sehingga total item dari versi asli alat ukur ini berjumlah 120 item.
Seiring bertambahnya waktu Ryff membuat beberapa versi berbeda dari alat
ukur ini, dimana item dari tiap-tiap dimensinya berjumlah 14, 9, dan 3 item.
Dalam penelitian ini digunakan PWBS medium form yaitu dengan jumlah
item 42 butir.
26
C. Kerangka Teori
Kerangka Teori
Sumber Ryff dan Keyes (2014)
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Cross Sectional, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu atau periode tertentu
Terhadap Psychological Well Being Pada Pasien Pjk di Ruangan Instalasi Rawat
1. Populasi
Daerah Sawahlunto. Data dari medical record RSUD Sawahlunto pada bulan
Februari – April 2021 terdapat 112 pasien. Populasi dalam penelirian ini
2. Sampel
28
tempat penelitian dan bersedia menjadi responden apabila orang tersebut sesuai
N
n=
N ¿¿
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
D. Etika Penelitian
29
harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak bersedia, maka peneliti
dengan cara tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
inclusiveness)
Penelitian ini dilakukan secara jujur, tepat dan hati-hati. Peneliti juga
kebutuhan subjek.
melakukan penelitian.
1. Jenis Data
a. Data primer
30
berkaitan dengan hubungan Kesejahteraan Spriritual dan Psychological Well
b. Data sekunder
2. Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah berupa lembar kuisioner untuk mengetahui apakah ada
3. Prosedur Penelitian
31
F. Teknik Pengolahan Data
pertanyaan pengetahuan jawaban benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.
masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
koreksi.
32
G. Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau
analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).
2. Analisa Bivariat
dependen yaitu (Psychological Well Being) dengan uji Chi Square untuk
median peneliti melakukan uji normalitas shapiro wilk dengan hasil pada
variabel religiulitas nilai sig. = 0,412 dan pada variabel Psychological Well
Being nilai sig. = 0,062. Hasil uji normalitas menunjukkan data terdistribusi
pengkategorian variabel.
H. Kerangka Konsep
dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan sistem yang terdiri dari input,
proses, dan output. Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang
suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
33
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
I. Hipotesa Penelitian
J. Defenisi Operasional
34
kehidupan
serta merasa
puas dalam
kehidupan
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
yang terletak di kota Sawahlunto dan merupakan satu-satunya Rumah sakit yang
dari pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Pada rawat inap RSUD
Sawahlunto memiliki 8 ruangan rawat inap dengan jumlah tempat tidur 175
tempat tidur. Pada pelayanan Rawat jalan RSUD Sawahlunto memiliki beberapa
B. Analisa Univariat
36
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat responden yang memiliki religiulitas tinggi
C. Analisa Bivariat
Tabel 4.3
Hubungan Religiulitas dengan Psychological Well Being Pada Pasien PJK
di RSUD Sawahlunto tahun 2021
Psychological Well Being pvalue
Variabel %
Rendah % Tinggi % Total
Religilulitas Rendah 14 73,7% 5 31,3% 19 54,3% 0,030
Tinggi 5 26,3% 11 68,7% 16 45,7%
Total 19 100% 16 100% 35 100%
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat responden yg memiliki Psychological Well
Being rendah sebagian besar terdapat pada responden yang memiliki religiusitas
14 orang (73,7%). Hasil uji Chi squre didapatkan nilai p value adalah 0,030, yang
artinya nilai p< 0,05. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara Religiulitas
37
BAB V
PEMBAHASAN
Well Being rendah yaitu berjumlah 19 orang (54,3%). Hampir sama dengan
suatu kondisi yang menjadikan individu dapat mengenali, menggali dan memiliki
potensi yang khas pada dirinya. Sikap inilah yang kemudian dapat mengarahkan
terpenuhi dan otomatis keadaan mentalnya pun bisa dikatakan dalam keadaan
Neugarten tentang kepuasaan hidup, serta kriteria positif individu yang bermental
38
Menurut asumsi peneliti Psychological well-being atau kesejahteraan
psikologis sangat mempengaruhi fisik dan mental pasien. Apalagi pasien yang
dirawat dengan penyakit jantung, jika tidak memiliki mental yang baik atau
menimbulkan stres pada pasien sehingga proses penyembuhan tidak berjalan baik.
separuh pada kategori rendah, yang artinya diperlukan perhatian khusus agar
perburukan pada mental dan psikis mereka yang nantinya akan memperburuk
yang rendah yaitu berjumlah 19 orang (54,3%). Penelitian ini sama dengan
akan terus di kembangkan oleh peneliti lain, karena menurutnya hal ini sangat
menarik dan unik. Perlunya manusia untuk belajar lebih banyak tentang agama,
bukan hanya sebagai sumber daya tetapi lebih kepada pengenalan terhadap diri
dan religius.
39
Menurut asumsi peneliti religiulitas sangat mempengaruhi semua aspek
kehidupan, apalagi pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Pasien membutuhkan
ketenangan jiwa yang salah satunya didapatkan dengan religiulitas yang baik.
Pada penelitian ini didapatkan hasil penelitian 19 orang memiliki religiulitas yang
mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa karena kesibukan mereka, namun
ketika mereka terbaring sakit mereka menyadari jika religiulitas bisa membuat
jiwa lebih tenang dan bisa membantu proses penyembuhan. Sisi religuilitas
pasien yang dirawat dengan penyakit jantung, karena pemikiran akan hal-hal
buruk yang akan terjadi bisa menyebabkan perubahan kondisi pasien sehingga
di RSUD Sawahlunto.
Psychological Well Being rendah sebagian besar terdapat pada responden yang
rendah terdapat sebanyak 14 orang (73,7%). Hasil uji Chi squre didapatkan nilai p
value adalah 0,030, yang artinya nilai p< 0,05. Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan antara Religiulitas dengan Psychological Well Being Pada Pasien PJK
di RSUD Sawahlunto.
40
Hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Faddilah (2019) yang
diabetes melitus 2. nilai sig.(p) = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel tesebut (p < 0,05). Koefisien korelasi sebesar
0,385 menunjukkan arah hubungan yang positif sedang antara religiusitas dengan
psychological well being pada penderita diabetes melitus tipe 2. Jadi, hipotesis
dapat memberikan pengaruh buruk bagi status kesehatan pasien. pada kondisi
cemas, stress, dan depresi dapat berpengaruh pada fisiologi jantung (Mirwanti &
Nuraeni, 2016). Menurut Ryff (2014) ciri lain individu yang mempunyai
dimensi penerimaan diri, dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi
Psychological well-being dalam diri seseorang ada 6 aspek. Antara lain faktor
demografis (meliputi usia, jenis kelamin, sosial ekonomi), faktor dukungan sosial,
faktor religius, kemampuan pribadi (skill), kepribadian, serta faktor jaringan sosial
(Ryff, 2014).
41
jiwa. Religiusitas dalam psikologis seseorang sangat penting karena dari
religiusitas dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme. Ibadah seperti
berdoa sebagai permohonan dan harapan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha kuasa akan memberikan ketenangan
jiwa dan batin, sehingga pasien menghadapi penyakitnya lebih ikhlas. Hal tersebut
42
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
19 orang (54,3%).
19 orang (54,3%).
3. Hasil uji Chi squre didapatkan nilai p value adalah 0,030, yang artinya nilai
B. Saran
43
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi bahan tambahan untuk lebih
44
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Z., Darabzadeh, F., Nasiri, M., & Askari, M. (2015). The Effects of
Spirituality and Religiosity on Well-Being of People With Cancer: A
Literature Review on Current Evidences. Jundishapur Journal of Chronic
Disease Care, 4(2), 34–36
Alfridsyah, Hadi, A., & Iskandar. 2017. Faktor Risiko Terjadinya Penyakit
Jantung Koroner Pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh:
Jurnal Action : Aceh Nutrition Journal, 2(1), 32-42.
Center for Disease Control and Prevention (CDC). Adults Need for Physical
Activity 2017.
LEMBAR KUISIONER
HUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPRIRITUAL TERHADAP
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA PASIEN PENYAKIT
JANTUNG KORONER (PJK) DI RUANGAN INSTALASI
RAWAT INTENSIVE RSUD SAWAHLUNTO
TAHUN 2021
A. Data Demografi
No. Responden :
Nama/inisial :
Umur :
Alamat :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
B. Religiulitas
Anda diminta memilih jawaban yang sesuai dengan diri anda dengan
cara memberi lingkaran pada salah satu pilihan jawaban yang
tersedia. Dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati.
jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Religiulitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Descriptives
Median 61.00
Variance 10.123
Minimum 54
Maximum 69
Range 15
Interquartile Range 4
Median 167.00
Variance 43.518
Minimum 154
Maximum 184
Range 30
Interquartile Range 6
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Cases
Count
PWB
Religiulitas Rendah 14 5 19
Tinggi 5 11 16
Total 19 16 35
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 35
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,31.
N Nam J Umu
o a K K r Pddkn K Pkjn K Religiulitas Psych
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 To
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 21 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 t Ket k 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Renda
2 Tn. B L 1 58 SMA 1 Swasta 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 1 1 61 h 0 4 3 3 3 3 4 4 3 5
Renda
3 Tn. K L 1 49 PT 2 Swasta 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 2 2 54 h 0 3 3 3 4 3 4 5 4 3
Renda
4 Tn. P L 1 61 SMA 1 Swasta 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 57 h 0 4 3 4 3 3 3 5 3 5
Renda
6 Tn. G L 1 54 SMA 1 Swasta 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 57 h 0 4 4 3 4 3 3 4 3 4
Pensiuna Renda
7 Ny. A P 2 61 PT 2 n 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 61 h 0 4 4 3 3 3 4 3 4 4
Pensiuna Renda
9 Tn. R L 1 66 PT 2 n 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 59 h 0 3 3 3 4 3 4 3 4 3
Renda
10 Tn. F L 1 58 PT 2 Swasta 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 61 h 0 3 5 3 5 3 5 4 5 4
Renda
12 Ny. S P 2 45 PT 2 PNS 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 60 h 0 4 5 3 3 4 3 5 5 3
Renda
13 Ny. E P 2 56 PT 2 IRT 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 61 h 0 4 3 5 5 4 4 4 4 4
Renda
15 Tn. O L 1 57 SMA 1 Swasta 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 61 h 0 3 3 4 4 3 4 4 4 3
Pensiuna Renda
16 Tn. D L 1 64 PT 2 n 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 57 h 0 3 4 4 4 3 3 4 5 3
Renda
17 Ny. R P 2 63 PT 2 IRT 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 60 h 0 3 5 4 3 2 5 3 4 4
Pensiuna
18 Ny. D P 2 62 PT 2 n 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 64 Tinggi 1 3 3 4 3 3 4 5 4 4
Ny.
20 W P 2 54 SMA 1 IRT 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 64 Tinggi 1 4 3 3 5 3 3 3 5 5
Renda
21 Tn. B L 1 55 SMA 1 Swasta 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 61 h 0 4 4 4 3 3 4 3 3 5
Renda
26 Ny. C P 2 56 SMA 1 IRT 4 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 60 h 0 3 5 3 3 3 5 3 4 3
Ny. Renda
27 W P 2 57 SMA 1 Swasta 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 61 h 0 4 3 4 4 3 4 4 3 4
Pensiuna Renda
28 Tn. Y L 1 61 PT 2 n 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 58 h 0 5 3 4 3 4 3 3 5 4
Pensiuna
31 Tn. L L 1 67 PT 2 n 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 63 Tinggi 1 4 4 5 4 3 4 3 4 6
Ny.
32 M P 2 44 PT 2 PNS 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 65 Tinggi 1 3 4 4 4 3 4 3 6 5
Renda
34 Ny. E P 2 59 PT 2 PNS 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 61 h 0 5 4 4 4 4 4 4 3 3
Renda
35 Ny. R P 2 54 SMA 1 IRT 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 61 h 0 3 4 5 4 3 3 3 4 3