Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Anak
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Anak
MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II
OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemeriksaan Fisik Pada Bayi dan Anak.
Makalah ini di buat guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang di
berikan oleh dosen sebagai tugas semester III program SI Keperawatan STIKES Husada
Jombang 2008/2009.
Makalah ini saya harapkan dapat memberikan wawasan dan kepada pembaca seputar
Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Sangatlah tarbatas, untuk itu saya sangatlah
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kelancaran tugas dan kemajuan
pengetahuan saya ke depan.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
saya selaku penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Yang terhormat Ibu Dra. Soelijah Hadi, M.Kes. selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
2. Yang terhormat Ibu Dian Widhi Astutik S. Kep. Ns, selaku Kepala Prodi SI Keperawatan.
3. Yang terhormat Ibu Mimik s.kep Ns, selaku Dosen mata kuliah KDM II
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Saya harapkan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan
umumnya bagi semua mahasiswa STIKES Husada Jombang.
Penyusun
ii
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………...…………………………..1
B. Tujuan……………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR………………..2
1. Prinsip Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir……………………………..2
2. Peralatan dan Perlengkapan......................................................................2
3 Prosedur....................................................................................................2
4 Pengukuran Anthopometri........................................................................3
5. Pemeriksaan Fisik....................................................................................3
B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK............................................................7
1. Anamnesis................................................................................................7
2. Identitas....................................................................................................7
3. Riwayat Penyakit......................................................................................7
4. Riwayat Kehamilan..................................................................................8
5. Riwayat Kelahiran....................................................................................8
6. Riwayat Pertumbuhan..............................................................................8
7. Riwayat Perkembangan............................................................................8
8. Riwayat Imunisasi....................................................................................8
9. Riwayat Makanan.....................................................................................8
10. Riwayat Penyakit Dahulu..........................................................................8
11. Riwayat Penyakit Keluarga.......................................................................9
12. Riwayat Sosio Ekonomi Keluarga............................................................9
13. Pemeriksaaan Fisik....................................................................................9
14. Keadaan Umum.......................................................................................10
15. Tanda Vital..............................................................................................10
16. Data Antropometrik.................................................................................12
17. Kulit.........................................................................................................12
18. Pemeriksaan Fisik Neonatus...................................................................13
19. Leher........................................................................................................13
20. Dada........................................................................................................14
21. Paru –Paru...............................................................................................14
22. Jantung....................................................................................................14
23. Abdomen.................................................................................................15
24. Pemeriksaan Neorologis..........................................................................17
25. Kepala......................................................................................................17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN............................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran...........................................................................................................19
DAFTAR BACAAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sementara kebanyakan teknik-teknik yang digunakan untuk pemeriksaan pada orang dewasa
juga dapat digunakan padda anak-anak dan bayi terhadap metode pemeriksaan yang unik selama
masa bayi (tahun pertama kehidupan), masa kanak-kanak awal (1-4 tahun), dan masa kanak-
kanak akhir (5-12 tahun). Untuk pemeriksaan yang berbeda dalam metodologinya akan di
uraikan di sisni, disertai garis besar untuk tiap-tiap bagian dari bab 2, pemeriksaan fisik pada
orang dewasa. Jika tidak ada perbedaan, tidak akan ada komentar yang diberikan. Pemeriksaan
fisik pada remaja (13-20 tahun) di berikan secara esensial seperti yang terdapat pada orng
dewasa.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a) Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam praktik keperawatan tentang
pemeriksaan fisik pada bayi dan anak
b) menambah daftar bacaan pada perpustakaan STIKES Husada Jombang
2. Tujuan Khusus
a) Dapat meningkatkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab dalam penyusunan suatu makalah.
b) Memenuhi tugas Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada semester III
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian
terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila
suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
3.PROSEDUR
Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu
(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
Susun alat secara ergonomis
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
Memakai sarung tangan
Letakkan bayi pada tempat yang rata
4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
a). Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
b). Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a). Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel
yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan
sebagainya
b). wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi
bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3
c). Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian
sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
d). Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan
e). Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s
pearl atau gigi
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
4
f). Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada
bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas
ginjal
g). Leher
Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran
kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
h). Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
i). Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan
luka dan perdarahan
j). Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
5
k). Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat
bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten
l). Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.
Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl bedding)
n). Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
p). Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
q). Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
6
B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK
Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih)
tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan petunjuk
anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian pada PD (Physic
Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD
1. ANAMNESIS
Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis)
dimana Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini Merupakan bagian yang
sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada akan terjadinya “Bias”.
Menggunakan bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat dan suasana yang
memungkinkan. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat dengan anak. Pemeriksa
harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwawancarai, Pada kasus gawat darurat
anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang penting saja, anak harus segera ditolong,
Anamnesis harus diarahkan oleh pemeriksa, supaya tidak ngelantur
2. IDENTITAS
Supaya tidak keliru anak lain berakibat fatal
a) Nama, Umur
b) Jenis kelamin
c) Nama orang tua (ayah, ibu)
d) Alamat (lengkap)
e) Umur, Pendidikan Orang tua
f) Pekerjaan Orang tua
g) Agama, Suku bangsa
3. RIWAYAT PENYAKIT
a) Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat
Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua/pengantar
Keluhan utama harus sejalan dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas
Dimulai dengan perincian keluhan utama
Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak berobat
7
b) Perincian gejala mencakup
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak
sadar, bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding
4. RIWAYAT KEHAMILAN
Kesehatan Ibu selama hamil
Kunjungan antenatal
Imunisasi TT
Obat yang diminum
Makanan ibu
Kebiasaan merokok, minuman keras
5. RIWAYAT KELAHIRAN
Siapa yang menolong
Cara kelahiran, masa hamil
Tempat melahirkan
Keadaan setelah lahir (nilai APGAR)
BB & Panjang badan Lahir
Keadaan anak minggu I setelah lahir
6. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS)
Dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik,
7. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus, sosial,
bahasa
8. RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi
Imunisasi lain ditanya kalau ada
9. RIWAYAT MAKANAN
Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang
Harus dapat gambaran tentang kwantitas dan kwalitas makanan
a. Inspeksi
Dapat diperoleh kesan keadaan umum anak
Inspeksi lokal, dilihat perubahan yang terjadi
b. Palpasi
Menggunakan telapak tangan dan jari tangan
Palpasi Abdomen Flexi sendi panggul dan lutut Abdomen tidak tegang
Dapat menentukan bentuk, besar, tepi, permukaan, konsistensi organ
c. Perkusi
Jari II, III tangan kiri diletakkan pada bagian yang diperiksa (landasan untuk mengetuk) jari II-III
tangan kanan untuk mengetuk (engsel pergerakan pada pergelangan tangan)
Dilakukan pada dada, abdomen
Suara Perkusi
Sonor (pada paru normal)
Tymphani (pada abdomen / lambung)
Pekak (pada otot)
Redup (antara sonor - pekak)
Hipersonor (sonor - tympani)
d. Auskultasi
Menggunakan Stetoskop
Mendengar suara nafas, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, aliran darah
Stetoskop pediatrik dapat digunakan untuk bayi dan anak
Sisi membran mendengar suara frekwensi tinggi
Sisi mangkok mendengar suara frekwensi rendah bila ditekan lembut pada kulit Mendengar
suara frekwensi tinggi, bila ditekan keras pada kulit
Bising presistolik, mid-diastolik nada rendah
9
14. KEADAAN UMUM
Dapat diperoleh kesan keadaan sakit dan keadaan gawat darurat yang memerlukan pertolongan
segera
Kesan keadaan sakit tidak identik dengan serius tidaknya penyakit
Selanjutnya perhatikan kesadaran pasien
Komposmentis (CM)
Sadar sepenuhnya
Apatis
Sadar tapi acuh terhadap sekitarnya
Somnolen
Tampak mengantuk dan ingin kembali tidur
Memberi respons terhadap stimulus agak keras kemudian tidur lagi
SoporSedikit respon terhadap stimulus yang kuat
Refleks pupil cahaya positif
Koma
Tidak bereaksi terhadap stimulus apapun
Reflek pupil negatif
Delirium
Kesadaran menurun disertai disorientasi
GCS (Glasgow Coma Scale)
Spontan Terhadap nyeri
Respon Verbal
Orientasi ada
Bingung
Kata-kata tidak dimengerti
Hanya suara
ResponMotorik
Selain kesadaran juga dinilai status mental (tenang, gelisah, cengeng)
Posisi pasien perlu dinilai dengan baik
Fasies pasien
Status Gizi
11
11 - 12 tahun 113 ± 18 59 ± 10
12 - 13 tahun 115 ± 18 59 ± 10
13 - 14 tahun 118 ± 19 60 ± 10
d). Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Frekuensi denyut per menit
12
c) Sianosis
Warna kebiruan pada kulit dan mukosa
Sianosis sentral oleh karena penyakit jantung, paru
Sianosis perifer oleh karena kedinginan, dehidrasi, syok
d) Edema
Akibat cairan extraseluler abnormal
Pitting edema : meninggalkan bekas
Edema minimal cenderung dijaringan ikat longgar (palpebra)
Edema lebih banyak kaki sakrum, skrotum
Edema hebat Anasarka
Edema Lokal alergi, trauma
e) Lain-lain yang perlu dilihat
- Ptechiae - Purpura
- Eritema - Haemangioma
- Sclerema - Turgor kulit
18. KEPALA
Bentuk : ukuran kepala
Rambut : Warna, Kelebatan, Rontok
Ubun-ubun besar
Normal : Rata / sedikit cekung
Umur ±18 bulan - menutup
Wajah
Mata : Palpebra,Conjungtiva, Sklera, Kornea, Pupil, Bola mata
Telinga
Bentuk daun telinga
Sekret telinga
Hidung
Pernapasan cuping hidung
Mukosa hidung, Sekret
Epistaksis
Mulut
Trismus, Halitosis
Bibir : Labioskisis, Keilitis ,warna mukosa bibir
Mukosa pipi : Oral thrush, Bercak koplik spots’
Palatum : Palatoskisis
Lidah : Makroglossi, lidah kotor
Gigi : Caries
Salivasi : Hipersalivasi
Faring, tonsil : Hiperemi, Edem, Eksudat, Abses
19. LEHER
Tekanan vena jugularis
Edema - Bullneck - Parotitis
Tortikolis
Kaku kuduk
Massa : Kelenjar Getah Bening, Tiroid
13
20. DADA
Inspeksi
Bentuk, simetris
Gerakan dada, Retraksi
22. JANTUNG
a). Inspeksi
Denyut Apex (Apex / ictus cordis) biasanya sulit dilihat
b). Palpasi
Menentukan letak apex / ictus cordis
NormalICS IV MCL sinistra pada bayi, anak kecil
Anak besar ICS V
Kardiomegali bergeser kebawah, lateral
Getaran bising (thrill) bising jantung (murmur) derajat IV
VSD di ICS III - IV sternum kiri
RHD di Apex (insufisiensi mitral)
c). Perkusi
Perifer ketengah
Kesan besarnya jantung sulit dilakukan pada anak . Inspeksi, Palpasi lebih baik untuk
menentukan besarnya jantung
14
d). Auskultasi
Bunyi, murmur Sisi mangkok stetoskop
4 daerah auskultasi
• Apex Mitral
Parasternal kiri bawah Trikuspid
ICS II sternum kiri Pulmonal
ICS II sternum kanan Aorta
• Bunyi jantung I
Fase sistolik
Bersamaan dengan ictus cordis
Paling jelas di apex
Penutupan katup atrioventrikular
• Bunyi jantung II
Fase diastolik
Penutupan katup semilunar (aorta, pulmonal)
Paling jelas di ICS II sternum sinistra
• Bunyi jantung III, IV
Bernada rendah
Sulit didengar
Akibat deselerasi darah
Irama derap (Gallop)
Bunyi jantung III, IV terdengar jelas + takikardi
Adanya gagal jantung
Bising jantung
Akibat turbulensi darah melalui jalan yang sempit
• Bising sistolik
Terdengar antara S I - S II
Pada VSD, MI, TI
• Bising Diastolik
Terdengar antara S II - S I Pada AI, PI
• Bising Kontinyu Pada PDA
Derajat Bising
1: Sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman, ditempat tenang
2: Lemah tapi mudah didengar
3: Keras, tidak disertai thrill
4: Keras disertai thrill
5: Sangat keras
6: Paling keras, terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada
23. ABDOMEN
a). Inspeksi
Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis
Distensi abdomen simetris / tidak simetris
Umbilikus
15
b). Auskultasi
Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 - 30 “
Frekuensi Pada Diare atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis
Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif
c). Perkusi
Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa
Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara
Asites ditentukan dengan :
- Shifting Dulness
- Undulasi
- Batas daerah pekak - timpani
d). Palpasi
Bagian terpenting pada abdomen
Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak
Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis
• Hati
Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae
• Limpa
Splenomegali diukur dengan cara Schuffner
Tarik garis dari arcus costae - pusat - lipat paha
Sampai pusat S IV
Sampai lipat paha S VIII
Massa Intra abdominal
Tumor, Skibala, Hernia
• Anus
Anus Imperforata
Fisura ani . Polip Rektum
Diaper Rash
Colok Dubur
• Genetalia
Pada neonatus melihat kel. Kongenital
Inspeksi, Palpasi, kadang Transluminasi
Laki-laki: Phymosis, Hipospadia, Skrotum, Testis
• Extremitas
Memperhatikan sikap anggota gerak, jari-jari, warna kuku, deformitas
Pemeriksaan otot
Kekuatan, Tonus
• Atrofi
Pemeriksaan sendi
Radang sendi (artritis)
16
17
Bentuk dada, apnea
Fraktur clavicula
Bunyi jantung
Abdomen
Distensi abdomen
Tali pusat
Anus , Genetalia
Atresia ani
Skrotum, Testis
Extremitas
Polidaktili, Sindaktili
CTEV
Claw hand
Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro
Rooting Reflek
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dalam pemeriksaan fisik pada bayi dan anak ini beda sama orang dewasa seperti posisi untuk
berbagai bagian pemeriksaan selama masa bayi dan masa anak-anak awal tidak harus mengikuti
posisi seperti pemeriksaan orang dewasa yang di anjurkan. Beberapa bagian dapat dilakukan
pada pasien atau pada pengakuan anda dengan posisi bayi terlentang atau duduk. Posisi
terlentang pada pemeriksaan meja penting memeriksa abdomen, pinggul, genital, dadn rektum
serta mulut dan telinga jika bayi sukar kooperatif.
Masa bayi dan anak-anak awal. Tidak ada urutannya khusus kecuali pada pemeriksaan oral dan
telinga, abduksi pinggul, dan pemeriksaan rektal (jika diperlukan) harus dilakukan terakhir,
karena pemeriksaan ini biasanya membuat bayi menangis. Carilah kesempatan dan dengarkan
pada jantung dan paru-paru serta lakukan palpasiabdomen ketika bayi tenang. Masa kanak-kanak
akhir. Gunakan pesanan pemeriksaan yang sama seperti pada pemeriksaan orang dewasa, kecuali
pada pemeriksaan area yang paling menyebabkan sakit.
B. SARAN
1. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan
ketrampilan maka penyusun mengharapkan kritikan dan saran demi pengembangan penulisan
selanjutnya.
2. Buku-buku merupakan salah satu sumber pendukung dalam penyusunan suatu makalah oleh
sebab itu melalaui kesempatan ini penyusun menyarankan kepada pihak institut khususnya
STIKES Husada Jombang untuk menambah penyediaan buku-buku di perpustakaan.
19
DAFTAR BACAAN