Anda di halaman 1dari 14

KUTIPAN

A. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide atau pendapat yang diambil dari berbagai sumber
dengan kaidah dan tata cara tertentu. Proses pengambilan gagasan itu disebut
mengutip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengutip adalah
mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Gagasan yang
diambil dapat berupa kata, istilah, kalimat, atau paragraf, atau dapat berupa
informasi yang disampaikan seseorang atau sekelompok orang berupa lisan atau
tertulis (Alfianika, 2015).

B. Jenis Kutipan
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan
kejujuran menggunakan sumber penulisan. Ada dua jenis kutipan yaitu :
1. Kutipan langsung, yaitu salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa
perubahan. Kutipan langsung ditulis dengan tanda petik.
2. Kutipan tidak langsung, yaitu gagasan yang diambil dari suatu sumber dan
menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Penulisan
diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks,
dan tidak mengubah ide dari penulis asli. Kutipan tidak langsung dapat di
ambil dengan cara meringkas, yaitu menyaji suatu karangan atau bagian
karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk
memudahkan pemahaman naskah asli dan memperkuat pembuktian.
(Widjono, 2007)

C. Data Pustaka pada Kutipan


Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek, misalnya
pada artikel atau surat kabar. Data pustaka dapat ditempatkan pada awal kutipan
dan dapat pula pada akhir kalimat. Data pustaka yang ditulis adalah pencipta ide,
penulis buku, nama buku, tahun, dan halaman.
1. Contoh data pustaka pada awal kutipan
Hatch dan Gardner (dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional,
2002:166) mengidentifikasi kecerdasan antarpribadi berdasarkan keterampilan
esensial dalam (1) mengorganisasi kelompok, (2) mencegah konflik dalam
merundingkan pemahaman, (3) empati dalam menjalin, mengenali dan merespon
hubungan pribadi, (4) mengungkapkan perasaan dan keprihatinan secara tepat,
dan (5) melakukan analisi sosial dalam mendeteksi perasaan orang lain menuju
bentuk terbaik sehingga diperoleh suatu ketajaman antarpribadi.
2. Contoh data pustaka pada akhir kutipan
kecerdasan antarpribadi adalah keterampilan esensial dalam (1)
mengorganisasi kelompok, (2) mencegah konflik dalam merundingkan
pemahaman, (3) empati dalam menjalin, mengenali dan merespon hubungan
pribadi, (4) mengungkapkan perasaan dan keprihatinan secara tepat, dan (5)
melakukan analisi sosial dalam mendeteksi perasaan orang lain menuju bentuk
terbaik sehingga diperoleh suatu ketajaman antarpribadi (Howard Gardner,
Multiple Inteligence, dalam Daniel Goleman, Inteligence Emotional, 2002: 52)
(Widjono, 2007).
A. Pengertian Catatan Kaki

Catatan kaki atau yang lebih dikenal dengan sebutan footnote adalah catatan
atau keterangan tambahan dari suatu teks bacaan yang diletakkan di margin
bawah. Catatan kaki adalah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan pada
kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki bertujuan untuk
menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pernyataan, atau ikhtisar. Baik
dalam pembuatan karya tulis ilmiah maupun non-ilmiah. Catatan kaki dapat
ditemukan pada hampir semua karya ilmiah (tesis, skripsi atau tugas akhir,
makalah, proposal) dan beberapa karya tulis (buku pelajaran, novel non fiksi). Hal
ini diperlukan untuk mengetahui sumber dari tulisan yang dibuat oleh penulis
apakah valid atau tidak (Wiyanto, 2012).

B. Jenis Jenis Catatan Kaki


Ada dua jenis catatan kaki yang biasa digunakan dalam penulisan
karya ilmiah, yaitu:
1. Catatan Kaki Lengkap
Catatan Kaki Lengkap ditulis lengkap dengan mencantumkan
nama pengarang, judul buku, nama, atau nomor seri (jika ada),
jumlah jilid (jika ada), nomor cetakan, nama penerbit, tahun terbit,
dan nomor halaman.
2. Catatan Kaki Singkat
Catatan Kaki Singkat yang terdiri dari tiga macam yaitu :
a. Ibid.
Ibid merupakan singkatan dari Ibidum, (artinya sama dengan di atas),
untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat
di atasnya, maksudnya belum diselingi oleh kutipan lain. Ditulis dengan
huruf besar, digaris bawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor
halaman.
Contoh:1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1999, hlm. 8.
2
Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku yang sama dengan buku di atas)
(Hidayah, 2016).

b. Op.cit.
Merupakan singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya,
nama pengarang, op.cit nomor halaman.

Contoh:1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta, 1999, hlm. 8.
3
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001,
hlm 46.
4
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf, Remaja
Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
5
Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (berarti diambil dari buku yang telah
disebutkan di atas)

c. Loc.cit.
Merupakan singkatan dari loco citato tempat yang telah dikutip
Digunakan untuk catatan kaki yang pernah dikutip sebelumnya, tapi telah
disisipi catatan kaki lain dari sumber lain, dan catatan kaki ini diambil
dari halaman yang sama dengan kutipan sebelumnya tersebut. Urutannya
nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).

Contoh:1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta, 1999, hlm. 8.
3
Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001,
hlm 46.
4
Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,Remaja
Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
6
Ismail Marahimin, loc. cit. (maksudnya buku yang telah disebut di atas
di halaman yang sama, yakni hlm. 46)
7
Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang sama
dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23)
(Hidayah, 2016).

C. Cara Penulisan Catatan Kaki


1. Catatan Kaki dari Buku
a. Satu atau dua pengarang
1
Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun,
Penerbitan), hlm. Nomer halaman.
Contoh:
1
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu-ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah
(Jakarta: PT Gramedia, 1992), hlm. 3.
1
Setiati Widihastuti dan Fajar Rahayuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan,
(Bekasi : Adhi Aksara Abadi Indonesia, 2008), hlm. 27.
b. Tiga atau lebih pengarang
1
Nama Pengarang 1 dan Nama Pengarang 2, Judul Buku (Kota Penerbit:
Nama Penerbit, Tahun, Penerbitan), hlm. Nomer halaman.
Contoh:
1
Hugiono dan P.K Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: Bina
Aksara, 1987), hlm. 56-58.
2
Sri Purwati, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam 2, (Surakarta : Putra Nugraha,
2008), hlm. 78.
2. Catatan Kaki dari Buku Terjemahan
Format Penulisan:
1
Nama Pengarang, Judul Buku, Terj. Nama Penerjemah (Kota Penerbit: Nama
Penerbit, Tahun, Penerbitan), hlm. Nomer halaman.
Contoh:
1Ali Syari’ati, Rasulullah saw Sejak Hijrah hingga Wafat, Terj. Afif
Muhammad, Sunt. Ahmad Hadi (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992), hlm. 28.
3. Contoh Footnote (catatan kaki) dari Majalah
Format Penulisan:
2
Nama Penulis, “Judul Artikel” Nama majalah, Edisi, hlm. Nomor halaman.
Contoh:
2
Mayadina Rahma, “Kekerasan terhadap Anaka dalam Perspekif Hukum
Islam” Shima, Edisi XIV, April 2015, hlm. 12.

4. Contoh Footnote (catatan kaki) dari Koran


Format Penulisan:
5
Nama Koran, Tanggal Terbitan, hlm. halaman.
Contoh:
5
Suara Merdeka, 2 Juni 2014, hlm. 14.
5. Contoh Footnote (catatan kaki) dari Internet
Format Penulisan:
3Nama Penulis, “Judul Tulisan”, diakses dari Url / alamat web, pada
tanggal (tanggal mengakses) pukul (waktu mengakses)
Contoh:
3
Richard Whittle, “High Sea Piracy: Crisis in Aden”, Aviation Today, diakses
dari http://www.aviationtoday.com/rw/military/attack/High-Sea-Piracy-Crisis-
in-Aden_32500.html, pada tanggal 31 Mei 2013 pukul 10.47

(Waridah & Ernawati, 2013).

D. Unsur-unsur Catatan Kaki


1. Nama pengarang, editor, dan penerjemah ditulis berurutan diikuti dengan
tanda koma(,)
2. Judul buku ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata tugas) dan diberi garis
bawah
3. Nama atau Nomor Seri (Jika ada)
4. Data publikasi
6. Jumlah jilid (jika ada)
7. Nomor cetakan (jika ada)
8. Kota penerbit, diikuti titik dua (dalam tanda kurung)
9. Nama penerbit, diikuti tanda koma (dalam tanda kurung)
10. Tahun penerbitan (dalam tanda kurung)

(Wiyanto, 2012).

E. Sistematika Penulisan Catatan Kaki


Dalam menulis sebuah catatan kaki terdapat aturan sistematika penulisan yang
harus dipatuhi, yaitu sebagai berikut :

1. berjarak 4 spasi dari teks bacaan, dan 14 karakter dari margin kiri
2. ketikan catatan kaki menggunakan spasi satu
3. diberi nomor
4. nomor catatan kaki diketik dengan jarak 6 karakter dari margin kiri
5. jika catatan kaki lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya diketik
mengikuti margin teks biasa
6. jika ada lebih dari satu catatan kaki, maka jarak antara satu catatan dengan
catatan lainnya menggunakan spasi yang sama dengan spasi teks bacaan
7. jarak baris terakhir catatan kaki dengan ujung kertas bagian bawah adalah 3
cm
8. keterangan yang panjang tidak boleh disambung ke halaman selanjutnya, lebih
baik memotong tulisan asli daripada memotong catatan kaki
9. jika ada catatan kaki yang sama terletak berurutan (misal : catatan kaki nomor
2 dan catatan kaki nomor 3 sama), cukup ditulis dengan kata “ibid.”
10. jika ada catatan kaki yang sama tapi tidak berurutan, cukup ditulis dengan kata
“op.cit.”
11. jika ada catatan kaki yang sama tapi sudah disisipi oleh catatan kaki yang
memiliki sumber berbeda, maka cukup ditulis dengan kata “loc.cit.”
12. untuk keterangan tentang referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya
seperti daftar pustaka tapi nama penulis/pengarang tidak dibalik
13. nomor kutipan ditulis setengah spasi lebih tinggi daripada tulisan catatan kaki
14. judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer), tapi cukup digaris
bawahi (jika ditulis tangan)
15. kutipan atau referensi yang tidak bersumber dari buku, tidak perlu dicetak
miring
16. diketik menggunakan tanda hubung koma (,) kecuali setelah kota terbit
digunakan tanda titik dua (:)
17. jika ada dua penulis atau pengarang, maka nama penulis atau pengarang
ditulis semua
18. jika ada lebih dari dua penulis atau pengarang, hanya nama pengarang pertama
yang ditulis, lalu pengarang lainnya cukup tuliskan dkk atau et al
19. jika kutipan bersumber dari internet, tuliskan nama depan dan belakang
penulis, judul dokumen, nama website, alamat http website, tanggal dokumen
tersebut diambil atau unduh.

(Waridah & Ernawati, 2013).

F. Fungsi Catatan Kaki


Penggunaan catatan kaki pada suatu karya ilmiah atau karya tulis memiliki fungsi
penting, yaitu sebagai berikut :

1. untuk memenuhi salah satu kode etik yang berlaku dalam penulisan karya
ilmiah dan karya tulis
2. sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya orang lain
3. untuk menjelaskan sumber kutipan dari teks bacaan yang terdapat dalam karya
ilmiah/karya tulis
4. untuk memberikan keterangan tambahan atau komentar
5. sebagai pedoman dalam menyusun daftar bacaan (bibliografi)
6. sebagai bukti pendukung keaslian suatu penemuan atau pernyataan yang
dikemukakan dalam karya ilmiah atau karya tulis
7. untuk menambah pembahasan yang dibutuhkan dari sebuah pernyataan dalam
teks bacaan, namun tambahan pembahasan tersebut tidak relevan jika
ditempatkan dalam teks bacaan.
(Hidayah, 2016).

Bibliografi

A. Pengertian Bibliografi

Tulisan ilmiah berupa: laporan praktium, proposan penelitian, skripsi hingga


disertasi, dan manuskrip untuk diterbitkan di jurnal merupakan karya tulis ilmiah.
Ciri-ciri karya tulis ilmiah adalah sebgaian isi mengandung kutipan-kutipan dari
karya orang lain. Dalam penulisan karya ilmiah, seorang penulis mengandalkan isi
dari tulisan orang lain sebagai salah satu cara untuk menunjukkan bahwa gagasan
yang ditulisan sebgai argumen mempunyai dasar ilmiah yang cukup kuat,
memadai dan ilmiah (Nugroho, 2015).

Sitasi ditulis untuk tiap-tiap gagasan pendukung yang dimasukkan dalam


karya ilmiah. Sitasi di teks karya ilmiah nantinya disebut sitasi dalam teks (in text)
dan sitasi lengkap di dalam daftar pustaka nantinya disebut bibliografi atau sering
hanya dikenal sebagai daftar pustaka. Sitasi in text biasanya hanya pengarang dan
tahun (nama penulis, tahun) sedangkan bibliografi atau daftar pustaka legkap
selengkapnya sesuai dengan aturan dan konsistensi yang berlaku (Nugroho,
2015).

Bibliografi atau daftar pustaka ialah sebuah daftar yang berisi judul buku,
penelitian, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang dikutip dalam
sebuah karya tulis ilmiah baik secara langsung maupun tidak langsung. Fungsi
sebuah bibliografi hendaknya harus dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki.
Referensi catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dari
pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebaliknya, sebuah
bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu
secara keseluruhan (Awalludin, 2017).
Di pihak lain, bibliografi dapat pula dilihat dari segi lain, yaitu ia berfungsi
sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki. Karena bila seorang pembaca ingin
mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki, maka ia
dapat mencarinya dalam bibliografi. Dalam bibliogafi ia dapat mengetahui
keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku tersebut (Awalludin, 2017).

B. Unsur-unsur Bibliografi
Unsur-unsur pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah
bibliografi adalah sebagai berikut.
1. Nama pengarang
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya
3. Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa,
nomor jilid, tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis sumber pustaka yang
digunakan. Oleh sebab itu, cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua
bahan referensi tergantung dari sifat bahan referensi tersebut.

(Awalludin, 2017).

Bibliografi biasanya ditulis di akhir suatu karya ilmiah. Permasalahn


sering timbul jika daftar pustaka yang ditulis banyak. Seringkali satu atau lebih
karya tulis orang lain yang telah disitir lupa dicantumka. Padahal, melewatkan
buku atua jurnal karya orang lain berarti megabaikan penghargaan karya cipta
tersebut kepada penulis dan rawan kepada tindakan plagiarisme. Selain faktor
buku, jurnal atau karya ilmiah lain terlewatkan untuk disitir di bibliografi, faktor
inkonsistensi penulisan juga sering dijumpai pada saat penulisan bibliografi.
Seringkali penulis menulis kota penerbit sebuah buku sebelum nama penerbit
ditulis setelah nama penerbit buku. Hal tersebut juga dijumpai terhadap aturan
penlisan-penulisan author, volume jurnal dan halaman yang tidak konsisten ditulis
dalam satu bibliografi. Permasalahan lain yang sering terjadi adalah terkadang
terdapat satu atau dua buah kutipan di bibliografi yang tertulis tapi tidak terdapat
dibagian teks (Nugroho, 2015).
Kalau buku adalah pembukuan dan kodifikasi pikiran, perasaaj serta
pengalaman manusia, maka sebuah bibliografi atau daftar kepustakaan adalah
oembukuan dan kodifikasi tentang buku- buku yang telah dihasilkan. Ada
berbagai jenis bibliografi, seperti bibliografi beranotasi, bibliografi tentang sebuah
bidang studi, atau bibliografi tentang karya-karya seorang pengarang (bibliografi
primer), dan tentang karya penulis lain mengenani pengarang yang bersangkutan
(bibliografi sekunder). Pentingnya daftar kepustakaan, seperti juga pentingnya
perpustakaan dan dokumentasi, baru dirasakan saat kegiatan penelitian sudah
semakin luas (Taryadi, 1999).

C. Jenis Bibliografi
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan
tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar
yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar
tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun
berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar
isi. Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi :

1). Bibliogrfi deskriptif:

Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari


gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku
atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi
serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.

2). Bibliografi evaluatif:

Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan


pustaka.Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan
pustaka atau artikel

(Taryadi, 1999).
D. Format Penulisan Bibliografi

Ada beberapa jenis format penulisan daftar pustaka, dan tidak setiap jurnal
atau buku selalu sama format bakunya. Jurnal yang terbit berkala
(mingguan/bulanan) kebanyakan memakai sistem yang menghemat ruang,
misalnya: tahun ditulis tanpatanda kurung, dalam teks nama pengarang ditulis
dengan angka yang sesuai dengan nomor pengarang di dalam daftar pustaka,
secara berurutan. Jadi untuk penulisan karya ilmiah, kita harus merujik pada
aturan format jurnal yang bersangkutan (Indriati, 2001).

Dalam daftar pustaka, penulisan judul buku dicetak miring. Urutan


penulisannya yaitu: nama pengarang, tahun terbit, judul buku, nama penerbit dan
kota penerbit.

Contoh : buku A History of God, dikarang oleh Karen Armstrong, diterbitkan oleh
Ballantine Books, di kota New York, pada tahun 1994.

Penulisan daftar pustaka : Armstrong, Karen. 1994. A History of God. Ballantine


Books, New York.

(Indriati, 2001).

Pada penulisan daftar pustaka untuk jurnal, yang dicetak miring adalah
nama jurnal, bukan judul tulisan dan nomornya. Urutan penulisan sebagai berikut:
nama pengarang, tahun terbit, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor,
halaman.

Contoh: Artikel berjudul The Giving of hortages, pengarang J. Kenneth Small,


dimuat di jurnal Politics and the Life Sciences, volume 16, nomor 1,
halaman 77-85, terbit tahun 1997.

Penulisan daftar pustaka : Small, J. Kenneth. 1997. The giving of hosstages.


Politics and the Life Sciences. 16(1): 77-85.

(Indriati, 2001).
Pada buku yang diedit, nama editor ditulis sebagai berikut: nma akecil
(given name) disingkat dan ditulis di depan nama keluarga (surname).

Contoh : Artikel tulisan Brace dan Tracer, berjudul Graniofacial continuity and
change: a comparison of late Pleistocene and recnt Europe and Asia.
Halaman 429-71 di dalam buku The Evolution and Dispersal of Modern
Humans in Asia, diedit oleh T. Azakawa, K. Aoki and T. Kimura. Nama
penerbit Hokusen-Sha Publishing Co., diterbitkan di Tokyo tahun 1992

Penulisan daftar pustaka : Bruce, C.L. and Tracer, D.P. 1992. Craniofacial
contiuity and change: a comparison of late Pleistocene and recent Europe
and Asia. Dalam The Evolution and Dispersal of Modern Humans in Asia.
Eds. T. Azakawa, K. Aoki, and T. Kimura. Pp. 429-71. Hokusen-Sha
Publiching Co., Tokyo.

(Indriati, 2001).

Untuk makalah yang dipresentasikan di seminar, penulisan daftar pustaka


yang benar adalah sebagai berikut.

Contoh : makalah oleh Etty Indriati berjudul Molar Patterns on Javanese People,
dipresentasikan di Beijing, China, pada seminar nasional Paleoantropologi.

Penulisan daftar pustaka : Indriati, E. 1999. Molar Patterns on Javanese People.


Makalah dipresentasikan pada the International Cnference on
Paleoanthropology, October 14-16, Beijing.

(Indriati, 2001).
DAFTAR PUSTAKA

Alfianika, N. 2015. Metode Penelitian Bahasa Indonesia. Penerbit Deepublish,


Yogyakarta.

Awalludin. 2017. Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.


Deepublish, Yogyakarta.

Hidayah, N. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.


Penerbit Garudhawaca, Yogyakarta.
Indriati, E. 2001. Menulis Karya Ilmiah Artikel, Skripsi, Tesis dan Disertasi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Nugroho, R. A. 2015. Mudah Membuat Referensi & Bibliografi. Deepublish,


Yogyakarta.

Taryadi, A. 1999. Buku dalam Indonesia Baru. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Waridah, Ernawati. 2013. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Ruang kata,


Bandung.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. PT Grasindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai