Bab 2 Kelompok 9
Bab 2 Kelompok 9
A. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide atau pendapat yang diambil dari berbagai sumber
dengan kaidah dan tata cara tertentu. Proses pengambilan gagasan itu disebut
mengutip. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengutip adalah
mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Gagasan yang
diambil dapat berupa kata, istilah, kalimat, atau paragraf, atau dapat berupa
informasi yang disampaikan seseorang atau sekelompok orang berupa lisan atau
tertulis (Alfianika, 2015).
B. Jenis Kutipan
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan
kejujuran menggunakan sumber penulisan. Ada dua jenis kutipan yaitu :
1. Kutipan langsung, yaitu salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa
perubahan. Kutipan langsung ditulis dengan tanda petik.
2. Kutipan tidak langsung, yaitu gagasan yang diambil dari suatu sumber dan
menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri. Penulisan
diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan teks,
dan tidak mengubah ide dari penulis asli. Kutipan tidak langsung dapat di
ambil dengan cara meringkas, yaitu menyaji suatu karangan atau bagian
karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk
memudahkan pemahaman naskah asli dan memperkuat pembuktian.
(Widjono, 2007)
Catatan kaki atau yang lebih dikenal dengan sebutan footnote adalah catatan
atau keterangan tambahan dari suatu teks bacaan yang diletakkan di margin
bawah. Catatan kaki adalah keterangan dari teks karangan yang ditempatkan pada
kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki bertujuan untuk
menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pernyataan, atau ikhtisar. Baik
dalam pembuatan karya tulis ilmiah maupun non-ilmiah. Catatan kaki dapat
ditemukan pada hampir semua karya ilmiah (tesis, skripsi atau tugas akhir,
makalah, proposal) dan beberapa karya tulis (buku pelajaran, novel non fiksi). Hal
ini diperlukan untuk mengetahui sumber dari tulisan yang dibuat oleh penulis
apakah valid atau tidak (Wiyanto, 2012).
b. Op.cit.
Merupakan singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah
dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya,
nama pengarang, op.cit nomor halaman.
c. Loc.cit.
Merupakan singkatan dari loco citato tempat yang telah dikutip
Digunakan untuk catatan kaki yang pernah dikutip sebelumnya, tapi telah
disisipi catatan kaki lain dari sumber lain, dan catatan kaki ini diambil
dari halaman yang sama dengan kutipan sebelumnya tersebut. Urutannya
nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).
(Wiyanto, 2012).
1. berjarak 4 spasi dari teks bacaan, dan 14 karakter dari margin kiri
2. ketikan catatan kaki menggunakan spasi satu
3. diberi nomor
4. nomor catatan kaki diketik dengan jarak 6 karakter dari margin kiri
5. jika catatan kaki lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya diketik
mengikuti margin teks biasa
6. jika ada lebih dari satu catatan kaki, maka jarak antara satu catatan dengan
catatan lainnya menggunakan spasi yang sama dengan spasi teks bacaan
7. jarak baris terakhir catatan kaki dengan ujung kertas bagian bawah adalah 3
cm
8. keterangan yang panjang tidak boleh disambung ke halaman selanjutnya, lebih
baik memotong tulisan asli daripada memotong catatan kaki
9. jika ada catatan kaki yang sama terletak berurutan (misal : catatan kaki nomor
2 dan catatan kaki nomor 3 sama), cukup ditulis dengan kata “ibid.”
10. jika ada catatan kaki yang sama tapi tidak berurutan, cukup ditulis dengan kata
“op.cit.”
11. jika ada catatan kaki yang sama tapi sudah disisipi oleh catatan kaki yang
memiliki sumber berbeda, maka cukup ditulis dengan kata “loc.cit.”
12. untuk keterangan tentang referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya
seperti daftar pustaka tapi nama penulis/pengarang tidak dibalik
13. nomor kutipan ditulis setengah spasi lebih tinggi daripada tulisan catatan kaki
14. judul buku dicetak miring (jika diketik dengan komputer), tapi cukup digaris
bawahi (jika ditulis tangan)
15. kutipan atau referensi yang tidak bersumber dari buku, tidak perlu dicetak
miring
16. diketik menggunakan tanda hubung koma (,) kecuali setelah kota terbit
digunakan tanda titik dua (:)
17. jika ada dua penulis atau pengarang, maka nama penulis atau pengarang
ditulis semua
18. jika ada lebih dari dua penulis atau pengarang, hanya nama pengarang pertama
yang ditulis, lalu pengarang lainnya cukup tuliskan dkk atau et al
19. jika kutipan bersumber dari internet, tuliskan nama depan dan belakang
penulis, judul dokumen, nama website, alamat http website, tanggal dokumen
tersebut diambil atau unduh.
1. untuk memenuhi salah satu kode etik yang berlaku dalam penulisan karya
ilmiah dan karya tulis
2. sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya orang lain
3. untuk menjelaskan sumber kutipan dari teks bacaan yang terdapat dalam karya
ilmiah/karya tulis
4. untuk memberikan keterangan tambahan atau komentar
5. sebagai pedoman dalam menyusun daftar bacaan (bibliografi)
6. sebagai bukti pendukung keaslian suatu penemuan atau pernyataan yang
dikemukakan dalam karya ilmiah atau karya tulis
7. untuk menambah pembahasan yang dibutuhkan dari sebuah pernyataan dalam
teks bacaan, namun tambahan pembahasan tersebut tidak relevan jika
ditempatkan dalam teks bacaan.
(Hidayah, 2016).
Bibliografi
A. Pengertian Bibliografi
Bibliografi atau daftar pustaka ialah sebuah daftar yang berisi judul buku,
penelitian, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang dikutip dalam
sebuah karya tulis ilmiah baik secara langsung maupun tidak langsung. Fungsi
sebuah bibliografi hendaknya harus dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki.
Referensi catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dari
pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebaliknya, sebuah
bibliografi memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu
secara keseluruhan (Awalludin, 2017).
Di pihak lain, bibliografi dapat pula dilihat dari segi lain, yaitu ia berfungsi
sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki. Karena bila seorang pembaca ingin
mengetahui lebih lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki, maka ia
dapat mencarinya dalam bibliografi. Dalam bibliogafi ia dapat mengetahui
keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku tersebut (Awalludin, 2017).
B. Unsur-unsur Bibliografi
Unsur-unsur pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah
bibliografi adalah sebagai berikut.
1. Nama pengarang
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya
3. Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa,
nomor jilid, tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis sumber pustaka yang
digunakan. Oleh sebab itu, cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua
bahan referensi tergantung dari sifat bahan referensi tersebut.
(Awalludin, 2017).
C. Jenis Bibliografi
Jenis bibliografi yang dihasilkan dalam pembuatan publikasi sekunder akan
tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar
yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar
tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun
berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar
isi. Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi :
(Taryadi, 1999).
D. Format Penulisan Bibliografi
Ada beberapa jenis format penulisan daftar pustaka, dan tidak setiap jurnal
atau buku selalu sama format bakunya. Jurnal yang terbit berkala
(mingguan/bulanan) kebanyakan memakai sistem yang menghemat ruang,
misalnya: tahun ditulis tanpatanda kurung, dalam teks nama pengarang ditulis
dengan angka yang sesuai dengan nomor pengarang di dalam daftar pustaka,
secara berurutan. Jadi untuk penulisan karya ilmiah, kita harus merujik pada
aturan format jurnal yang bersangkutan (Indriati, 2001).
Contoh : buku A History of God, dikarang oleh Karen Armstrong, diterbitkan oleh
Ballantine Books, di kota New York, pada tahun 1994.
(Indriati, 2001).
Pada penulisan daftar pustaka untuk jurnal, yang dicetak miring adalah
nama jurnal, bukan judul tulisan dan nomornya. Urutan penulisan sebagai berikut:
nama pengarang, tahun terbit, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor,
halaman.
(Indriati, 2001).
Pada buku yang diedit, nama editor ditulis sebagai berikut: nma akecil
(given name) disingkat dan ditulis di depan nama keluarga (surname).
Contoh : Artikel tulisan Brace dan Tracer, berjudul Graniofacial continuity and
change: a comparison of late Pleistocene and recnt Europe and Asia.
Halaman 429-71 di dalam buku The Evolution and Dispersal of Modern
Humans in Asia, diedit oleh T. Azakawa, K. Aoki and T. Kimura. Nama
penerbit Hokusen-Sha Publishing Co., diterbitkan di Tokyo tahun 1992
Penulisan daftar pustaka : Bruce, C.L. and Tracer, D.P. 1992. Craniofacial
contiuity and change: a comparison of late Pleistocene and recent Europe
and Asia. Dalam The Evolution and Dispersal of Modern Humans in Asia.
Eds. T. Azakawa, K. Aoki, and T. Kimura. Pp. 429-71. Hokusen-Sha
Publiching Co., Tokyo.
(Indriati, 2001).
Contoh : makalah oleh Etty Indriati berjudul Molar Patterns on Javanese People,
dipresentasikan di Beijing, China, pada seminar nasional Paleoantropologi.
(Indriati, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Taryadi, A. 1999. Buku dalam Indonesia Baru. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.