Anda di halaman 1dari 4

MEMAKNAI WAKTU (EFESUS 5:15-17)

Standard
Tujuan
Untuk membuat pendengar menyadari bahwa waktu atau kesempatan harus dipergunakan
dengan baik karena kesempatan/waktu tidak akan pernah kembali.

Introduction
Salam….

Get Attention
Trik untuk membaca pikiran:
Pilih satu angka dalam pikiran, angka antara 1 s/d 9. Setelah itu kalikan dengan 4, hasilnya
dijumlahkan dengan angka yang sudah dipilih dalam pikiran tadi, hasil penjumlahan itu
kemudian dibagi lagi dengan angka yang sudah dipikirkan. Hasilnya adalah 5.

Touch Need
Kita hidup dalam ruang dan waktu. Segala sesuatu yang kita kerjakan, yang kita pikirkan dan
yang kita lakukan semuanya membutuhkan waktu. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang
bisa lepas dari waktu. Kita lahir ada waktunya (jam, hari, tanggal, bulan dan tahun) demikian
juga dengan orang mati, ada waktunya (jam, hari, tanggal, bulan dan tahun). Tuhan sendiri
menciptakan alam raya selama 6 hari (hari pertama sampai hari ke enam).

Mau atau tidak mau, suka ataupun tidak suka, kita semua ada dalam lingkup waktu. Dalam
satu tahun ada 12 bulan, dalam 1 bulan ada 4 minggu, dalam 1 minggu ada 7 hari, 1 hari ada
24 jam, 1 jam ada 60 menit, 1 menit ada 60 detik. Jadi sadar atau tidak sadar, saudara dan
saya sedang menjalani yang namanya “waktu”.
Kita kuliah atau sekolah butuh waktu, ada yang 4 tahun bahkan lebih. Kita mengerjakan
tugas-tugas membutuhkan waktu. Tetapi keadaan yang terjadi adalah kita terlalu sering
menyia-nyiakan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna. Kita terlalu sibuk melakukan hal-
hal yang secara esensi tidak ada hubungannya dengan tujuan kita yang utama, yaitu belajar.
Kita lebih senang berbuat semau kita sendiri tanpa memperhatikan waktu yang ada. Kita
ingin bebas, tapi apa itu bebas? apa itu kebebasan? Bill Gothard mengatakan: “Kebebasan
bukanlah hak untuk melakukan apa yang saya mau, melainkan kekuatan untuk melakukan
apa yang seharusnya kita lakukan”

Kita harus bisa memaknai setiap waktu atau kesempatan yang ada dalam kehidupan kita,
khususnya waktu untuk belajar, menambah wawasan dan kognitif kita.

Subject
Mari kita buka Alkitab kita dalam surat Efesus 5:15-17. Melalui nats ini kita bisa belajar
untuk memaknai waktu. Mengapa kita perlu memaknai waktu: Karena kenapa?

I. KARENA ANUGERAH KESELAMATAN (Ef. 2:8-9)


Keselamatan adalah anugerah keselamatan yang kita terima (2:8-9) adalah rencana kekal
Allah untuk manusia berdosa. Keselamatan itu adalah inisiatif Allah sendiri. Ini yang peru
kita sadari, Dia sudah mati buat kita. Kita sudah diselamatkan waktu kita percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Tetapi bukan berarti setelah kita diselamatkan, maka kita aman-aman
saja, tidak berbuat apa-apa.
Setelah kita diselamatkan oleh Tuhan, kita juga mempunyai kewajiban untuk mengerjakan
keselamatan kita (bdk Fil. 2:12) Dikatakan bahwa kita harus mengejakan keselamatan kita
dengan takut dan gentar. Ini bukan soal mempertahankan keselamatan tetapi lebih kepada
tindakan kita di dalam pertangungjawaban kita terhadap keselamatan yang sudah kita terima.
Kita bertanggungjawag untuk memaknai keselamatan kita.

Sedikit mengulas mengenai surat Efesus. Surat Efesus ini ditulis oleh Paulus ketika ia sedang
dalam penjara (+ th 62 M). Kalau saudara perhatikan, Efesus adalah ibukota dari propinsi
Asia Kecil. Kota yang termaju dan terkenal sebagai pusat perniagaan di propinsi itu. Salah
satu yang terkenal di kota Efesus adalah patung Dewi Artemis, tempat diadakannya
penyembahan yang disertai dengan tindakan amoral (ada pelacur bakti). Menurut keterangan
dalam Kis. 19 & 20 : 17-38) Paulus sudah melayani jemaat di Efesus selama + 3 tahun.

Secara menyeluruh dalam konteks surat Efesus ini, kita menemukan nasihat-nasihat dari rasul
Paulus yang menunjukkan anugerah keselamatan dari Tuhan. Ia begitu menekankan anugerah
keselamatan itu. Tetapi selain itu, ia juga menasihati jemaat di Efesus untuk mengisi
keselamatannya dengan menjadi anak-anak Terang (konteks pasal 5)

Perhatikan ayat yang sudah kita baca tadi, di ayat yang ke 15. dikatakan perhatikan
bagaimana kamu hidup, jangan seperti orang bodoh (orang yang belum menerima anugerah
keselamatan dari Tuhan), tetapi seperti orang arif (orang yang mengerti apa yang seharusnya
kita lakukan). Kalau kita teliti dalam konteks pasal 5 ini, begit banyak kata jangan yang
dituliskan. Ini membuktikan bahwa hal itu benar-benar tidak boleh dilakukan. Atau mungkin
hampir dilakukan makanya dikatakan jangan.

Kita adalah orang arif apabila kita mengerti dan menyadari bahwa kita sudah diselamatkan
oleh Tuhan. Terlebih lagi kalau kita menyadari bahwa dengan anugerah itu, kita mampu dan
kita punya inisiatif untuk mengisinya, mengisinya dengan memaknai waktu kita. Memakai
waktu kita untuk hal-hal yang berguna, jangan semau kita sendiri (sa’ karepe dewek).

Ingat, jika kita tidak bisa menyadari bahwa waktu atau kesempatan ini adalah anugerah dari
Tuhan, untuk kita bisa mengisi dan memaknai keselamatan kita, maka kita sudah
mengecewakan Tuhan yang membuat dan memberikan waktu itu untuk kita

Mengapa kita perlu memaknai waktu, yang kedua, karena:

II. WAKTU TIDAK AKAN PERNAH KEMBALI (Ay.16)


Gunakanlah sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada padamu, karena masa ini adalah
masa yang jahat (BIS). Paulus menulis “pergunakanlah waktu yang ada” . Kata yang dipakai
oleh Paulus untuk menunjukkan waktu dalam bahasa aslinya adalah kairo,vvn (kairon).
Paulus menasihati jemaat di Efesus untuk memakai waktu atau pengertian yang lebih dalam
“memaknai waktu” Ia ingin mereka memakai waktu dengan lebih baik lagi, sehingga mereka
menjadi orang yang bijaksana dalam mengatur waktu.

Kalau kita perhatikan, bukan hanya orang Kristen yang bisa memanfaatkan waktunya dengan
baik, tetapi banyak orang-orang di luar Tuhan yang lebih bisa memanage waktunya dengan
baik, itu sebabnya di bagian yang pertama saya membahas mengenai keselamtan dan
anugerah yang sudah kita terima. Mungkin mereka lebih bisa memakai waktu mereka, tetapi
perbedaannya kita sudah berada dalam anugerah keselamatan. Kita berbeda dengan mereka
yang di luar anugerah itu, kita memaknai waktu kita karena itulah kewajiban atau bukti dari
pertanggungjawaban kita atas keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita.

Saudara perlu tahu bahwa kita hidup dalam dimensi waktu, yaitu waktu yang sekarang ini,
tetapi jangan lupa kita juga sedang menjalani dimensi waktu yang lain, yaitu waktu yang
bersifat kekal atau waktu yang berdampak bagi kekekalan kita. Ada waktu kronos dan juga
ada waktu kairos.
• Kronos (atau yang lebih sering kita dengar adalah kronologi) yaitu waktu ini; ada jam,
tanggal, bulan, dan tahun. Sekarang adalah hari Kamis, minggu depan juga masih ada hari
Kamis. Sekarang jam 10 lewat, besok juga ada jam yang sama dengan saat ini.
• Kairon/Kairos adalah waktu Tuhan (kekekalan), yaitu waktu yang tidak pernah terulang
kembali.
Dalam ayat yang kita baca tadi, Paulus memakai kata Kairon. Warren W. Wiersbe
mengatakan: “Life is short – buying up the opportunity – taking advantage of it. Opportunity
has a forelock so you can seize it when you meet it. Once it is past, you cannot seize it again”
Terjemahan bebasnya adalah :”Hidup itu singkat – gunakanlah waktu/kesempatan yang ada –
ambil kesempatan yang ada dalamnya. Raihlah kesempatan kalau ada. Sebab jika ia sudah
lewat, maka ia tidak akan bisa diambil lagi.”

Lebih spesifik, waktu kairos lebih cenderung kepada masalah chance (kesempatan) atau
moment (saat yang tepat). Saudara coba perhatikan, hari ini bisa terulang minggu depan, hari
ini Kamis minggu depan masih ada hari Kamis lagi. Hari ini ada khotbah, hari-hari
berikutnya juga masih ada khotbah. Tapi perhatikan momentnya, moment atau kesempatan
hari ini tidak akan terulang kembali. Mungkin kita sering mengatakan “masih ada
kesempatan kedua” tetapi bagaimana dengan momentnya. Apa yang kita pikirkan, apa yang
kita lakukan saat ini berdampak bagi kekekalan kita. C.S. Lewis mengatakan: “Segala hal
yang tidak kekal, berguna secara kekal” Dengan kata lain hidup kita sekarang adalah bagian
dari kekekalan yang akan kita jalani kelak.

Jadi perhatikan, waktu sekarang dimana kita mempunyai kesempatan untuk belajar, gunakan
dengan baik, kesempatan, waktu atau moment saat ini bisa hilang. Ingat waktu tidak akan
pernah kembali.

Seorang filsuf dari Efesus (Asia Kecil) yaitu Heraclitus ( + 540-480 sM) yang terkenal
dengan filsafat perubahan terus-menerus, mengatakan: “Kita tidak dapat melangkah dua kali
ke dalam sungai yang sama” artinya kesempatan pertama yang sudah lewat tidak akan
terulang lagi menjadi kesempatan yang pertama lagi. Kesempatan yang terulang akan
menjadi kesempatan yang kedua, tidak lagi merupakan kesempatan yang sama dengan
kesempatan pertama.

Tugas kita sekarang adalah memahami bahwa waktu tidak akan pernah kembali, jadi maknai
waktu ini dengan baik, raih kesempatan yang ada untuk belajar, mengembangkan talenta,
menambah wawasan, semuanya untuk kemuliaan Tuhan.

…usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Ayat ini mengatakan bahwa kita
harus mengerti kehendak Allah. Kehendak Allah yang bagaimana? Secara keseluruhan pasal
5 ini membahas mengenai menjadi anak terang dan berbagai nasihat untuk melakukannya.
Salah satunya yang sudah kita bahas adalah dengan menggunakan waktu yang ada sebab
waktu itu bisa hilang (tidak kembali). Salah satu kehendak Tuhan bagi kita adalah menyadari
bahwa waktu itu adalah pemberian-Nya.

Allah sendiri menciptakan dunia dengan menggunakan waktu. Padahal Ia bisa menciptakan
dalam sekejap, tidak perlu 6 hari. Dari sini kita melihat bahwa Allah yang mahakuasa saja
menggunakan waktu, apalagi kita yang hanyalah ciptaan. Kita harus mengikuti teladan Allah,
segala sesuatu membutuhkan proses. Salah satu yang bisa memproses kita adalah waktu.

Dengan kita menyadari bahwa waktu adalah pemberian Tuhan, maka kita akan mulai
mengubah setiap kebiasaan-kebiasaan kita yang tidak baik. Kebisaan kita yang sering
menyia-nyiakan waktu. Mulailah dari diri sendiri, jangan tunggu orang lain berubah baru kita
ikut berubah. Thomas Adams mengatakan: “Orang yang mereformasi dirinya sudah
melakukan banyak hal untuk mereformasi orang lain; dan satu alasan mengapa dunia tidak
mengalami reformasi adalah karena tiap-tiap orang menyuruh orang lain memulainya dan
tidak pernah berfokus bahwa dirinya yang harus memulai”

Mungkin kita bertanya bagaimana caranya untuk menghilangkan kebiasaan membuang-


buang waktu. J.C. Penney mengatakan: “Cara terbaik untuk menghentikan kebiasaan buruk
adalah dengan tidak pernah memulainya” Jadi jangan pernah memulai untuk melakukan
sesuatu yang tidak menghargai waktu yang Tuhan sudah berikan kepada kita.

Kesimpulan
Waktu tidak akan pernah kembali, jangan sia-siakan waktu. Mari kita menyadari bahwa
waktu ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita bisa belajar, atau
mengembangkan diri. Ingat segala sesuatau yang kita lakukan sekarang akan kita
pertanggungjawabkan dalam kekekalan. GOD BLESS. Amin

Anda mungkin juga menyukai