Anda di halaman 1dari 24

Ep 3.

Ada pedoman peningkatan mutu dan


kinerja disusun bersama oleh
penanggung jawab manajemen mutu
dengan Kepala puskesmas dan
penanggung jawab upaya puskesmas

1
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KALIBAGOR
Jl. Suwarjono No. 48 Telp.(0281) 6438207
Banyumas 53191

Nomor : Kepada Yth. :

Lampiran :- Ketua dan seluruh anggota


tim Mutu Akreditasi
Puskesmas Kalibagor

Perihal : Undangan di

Puskesmas Kalibagor

Mengharap atas kehadiran Bapak / Ibu pada pertemuan yang akan


dilaksanakan pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 18 Mei 2016

Waktu : Pukul 12 .30 WIB

Tempat : Ruang Aula Puskesmas Kalibagor

Acara : Pertemuan Tim Mutu Akreditasi

Demikian atas kehadirannya disampaikan terima kasih.

Ketua Tim Mutu Akreditasi

Puskesmas Kalibagor

Atik Eko Suseni S.ST

NIP. 19770502 200801 2 009

2
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KALIBAGOR
Jl. Suwarjono No. 48 Telp.(0281) 6438207
Banyumas 53191

NOTULEN

PERTEMUAN TIM MUTU AKREDITASI


PUSKESMAS KALIBAGOR
NOTULEN Nama Pertemuan : Pertemuan Tim Mutu Akreditasi

PERTEMUAN
Tanggal : 18 Mei 2016 / Rabu Pukul : 12.30

Susunan acara 1. Absensi


2. pembukaan
3. Pembinaan Ketua tim mutu akreditasi Puskesmas
Kalibagor
4. Diskusi
5. Kesimpulan
6. Doa
7. penutup
Notulen
Pertemuan Tim -
Mutu
Sebelumnya

3
Pembahasan Pembahasan BAB III dan BAB IX
1. Penetapan SK pembentukan Penanggung jawab mutu
dan tim mutu
2. Pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja Puskesmas
Kalibagot
3. Penggalangan komitmen, sosialisasi mutu klinis dan
keselamatan pasien
4. Penanganan KTD, KPC, KNC dan resiko pelayanan
klinis. Dievaluasi secara periodik setiap pertemuan tim
mutu atau setiap bulan.
5. Indikator mutu klinis dipuskesmas.
6. Resiko dalam pelayanan klinis
- Pasien prolanis pingsan
- Pasien terpeleset di kamar mandi
- Engsel pintu kamar mandi terbalik
- Potensial jatuh bagi pasien cacat/stroke
7. Manajemen resiko klinis
- Terkena benda tajam/jarum
- Terkena percikan dahak
- Terkena tumpahan zat kimia
8. SK manajemen resiko klinis sudah ada
9. Panduan manajemen resiko klinis belum ada
10. Sosialisasi budaya mutu
- Budaya cuci tangan untuk karyawan dan pasien
sebelum dan sesudah bekerja
- Membuang sampah ditempat yang sudah
disesuaikan sesuai dengan jenis sampahnya
11. Data mutu layanan klinis dikumpulkan dan di
dokumentasikan
12 . Bukti pengukuran indikator keselamatan klinis harus
ada

13. Pembetukan tim keselamatan pasien :


Ketua : dr Erlinda Hendraningrum
Anggota : drg. Rizki Eko Wuryani
dr Fatimah Fitriani
Ratna kapotawati Apt Farm
Suyanti AMK
Dyah Retnowati AMK
Ulfan

4
Proses pada saat pertemuan tim mutu dengan
pertimbangan sesuai dengan pembiayaan dan sdm
14. Hambatan peningkatan mutu
- Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
15. Dokumen laporan tindakan pelayanan manajemen klinis
dilaporkan kepada pimpinan

Kesimpulan 1. SK Penanggung jawab mutu / Tim mutu sudah ada.


2. Pedoman sudah ada
3. Penggalangan komitmen sosialisasi mutu klinis dan
keselamatan pasien
4. Penanganan KTD, KPC, KNC dan resiko pelayanan
klinis dievaluasi secara periodik setiap bulan
5. Sosialisasi budaya mutu
a. Budaya cucitangan untuk karyawan dan pasien
sebelum dan sesudah bekerja
b. Membuang sampah ditempat yang sudah
disesuaikan sesuai dengan jenis sampahnya
6. Pembetukan Tim pembetukan keselamatan pasien

Rekomendasi Dari hasil rapat tim mutu merekomendasikan tim mutu bekerja
sesuai dengan tugas dan kewenangannya

Daftar hadir
NO NAMA TANDA TANGAN

1 dr Fajar Windiyasari DW,MM

2 drg.Rizki Eko W

3 Beti Wijayanti

4 Tri Cahya,Amd Keb

5 Atik Eko Suseni S.ST

6 Fatmarini,Amd

7 dr Erlinda Hendraningrum

8 Titi Suwarti,Amd Keb

9 Sulastri,Amd Keb

10 UlfanNurhadi,AM.Kg

5
Pimpinan Pertemuan Notulen

AtikEkoSuseni,S.ST

NIP.19770502 200801 2 009

6
PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN
KINERJA PUSKESMAS KALIBAGOR

No Dokumen: PDM/01/ADM.III/ III /2016


Tanggal Terbit : 4 Maret 2016
No Revisi : 00

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2016

7
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KALIBAGOR
Jl. Suwarjono No. 48 Kalibagor 53191
Telp. (0281) 6438207

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA


PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia
yang harus dipenuhi oleh negara. Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
dalam pembangunan kesehatan mempunyai salah satu fungsi untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas dalam
memberikan pelayanan harus selalu menyesuaikan kebutuhan masyarakat,
mengacu pada standar mutu pelayanan, dan harus selalu dalam upaya untuk
menjaga peningkatan mutu serta kinerja pelayanan tersebut.

2. TUJUAN
Tujuannya adalah menjadi acuan bagi peningkatan mutu dan kinerja
seluruh aktifitas pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas Kalibagor,
sehingga pada akhirnya menghasilkan pelayanan yang bermutu dan terukur.

3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkupnya disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
Puskesmas (penilaian kinerja, kaji banding, audit mutu internal, audit eksternal,
survei kepuasan pelanggan, tinjauan manajemen). Selain itu juga meliputi
kegiatan peningkatan mutu dan kinerja yang ada di Puskesmas, antara lain:
SPMKK (Sistem Peningkatan Manajemen Klinik Keperawatan), MTP
(Monitoring, Training, Planning) untuk pengobatan rasional, dan penilaian
kinerja Puskesmas.

8
4. BATASAN OPERASIONAL
4.1. Pelanggan
Pelanggan/langganan merujuk pada individu/ rumah tangga, masyarakat,
perusahaan yang membeli barang atau jasa.
4.2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan hasil dari adanya perbedaan antara
harapan pelanggan dengan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan
tersebut. Dari beragam definisi kepuasan konsumen yang telah diteliti
dan didefinisikan oleh para ahli pemasaran, dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan perilaku pelanggan
yaitu evaluasi purna beli terhadap suatu barang atau jasa yang
dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan harapan pelanggan.

4.3. Pasien
Pasien adalah individu yang menerima perawatan medis.

4.4. Koreksi
Koreksi merupakan pembetulan, perbaikan, dan pemeriksaan.

4.5. Tindakan Korektif


4.5.1. Tindakan korektif (corrective action) adalah tindakan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian agar tidak terulang lagi;
4.5.2. Ketidaksesuaian (non-conformance) adalah tidak terpenuhinya
suatu persyaratan;
4.5.3. Persyaratan (requirement) adalah harapan atau kebutuhan yang
dapat berupa ketetapan, kebiasaan, atau kewajiban, baik yang
dinyatakan ataupun tidak dinyatakan.
4.6. Tindakan Preventif
Tindakan preventif (preventiveaction) adalah tindakan untuk
menghilangkan penyebab potensi ketidaksesuaian agar tidak terjadi atau
pengertian lainnya tindakan yang dilakukan sebelum sesuatu terjadi
(mencegah sebelum terjadi).
4.7. Pedoman Mutu
Pedoman mutu adalah panduan sebuah proses terstruktur untuk
memperbaiki keluaran yang dihasilkan atau untuk memastikan keluaran
sesuai standar yang diharapkan.
4.8. Dokumen
Dokumen adalah acuan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
meliputi Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Pedoman Mutu, Prosedur Mutu,
Prosedur Tetap (Protap), Rencana Mutu Pelayanan, dan dokumen
pendukung lainnya. Secara umum dokumen juga merupakan sebuah
9
tulisan yang memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan
informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai
media elektronik (seperti printer).
4.9. Rekaman
Adalah hasil dokumentasi dari kegiatan atau proses yang disimpan.
4.10. Efektifitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-
tujuan yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan
menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga
diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-
tujuan yang telah ditentukan.
4.11. Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan.Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987, hal. 3) yaitu:
“Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan
rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang
direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang
sebenarnya”.
Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984, hal.233-4)
yang mengutip pernyataan H. Emerson adalah:
“Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input
(masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal
yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan
kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
4.12. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber
daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Definisi lain dari proses
adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang
mengubah input menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi
sumberdaya seperti orang dan materi.
4.13. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu, sasaran mutu harus mempunyai
syarat sebagai berikut:
4.13.1. Scope jelas untuk bagian atau departemen mana, misal HRD,
operation, marketing dan lain-lain;
4.13.2. Measurable artinya sasaran mutu tersebut harus bias diukur
(baikdalam bentuk /jumlah /presentase);
10
4.13.3. Achievableartinya menentukan target/sasaran mutu itu harus
dapat dicapai, bila target terlalu tinggi maka departemen/bagian
tersebut cenderung malas untuk mengejarnya;
4.13.4. Realible artinya sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata dan
bukan sesuatu yang tidak nyata akan sulit untuk dijadikan target;
4.13.5. Time Frame artinya harus jelas, jadi kapan seharusnya sasaran itu
dicapai sudah jelas di awal pembuatan sasaran mutu tersebut.

4.14 Perencanaan Mutu


Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengendalian
mutu merupakan proses yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
4.14.1. Mengevaluasi kinerja;
4.14.2. Membandingkan kinerja mutu dengan tujuan mutu;
4.14.3. Bertindak berdasarkan perbedaan.

4.15. Kebijakan Mutu


Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen
perusahaan tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian
organisasi atau perusahaan.

4.16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan
untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.

4.17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi. Misal lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja,
dan lain-lain.

11
BAB II
GAMBARAN UMUM

1. GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


Puskesmas Kalibagor terletak di Wilayah Kecamatan Kalibagor dengan luas
wilayah 3.573,173 Ha / 35,73m2 dengan rincian sebagai berikut:
1.1. Memiliki dua belas desa yaitu :
- Kalibagor
- Kaliori
- Karang Dadap
- Pajerukan
- Petir
- Kalicupak Kidul
- Kalicupak Lor
- Kalisogra Wetan
- Suro
- Srowot
- Wlahar Wetan
- Pekaja
1.2. Memiliki 65 dusun;
1.3. Memiliki 44 RW, 299 RT, dan 78 posyandu;
1.4. Jumlah penduduk 57.171 orang. Jumlah penduduk laki-laki 28.331
(49,55%) dan jumlah penduduk wanita 28.840 (50,44%);
1.5. Jumlah KK sebesar 14.024 KK
1.6. Batas-batas wilayah antara lain :
Sebelah Utara : Kecamatan Sokaraja
Sebelah Selatan : Kecamatan Banyumas
Sebelah Timur : Kecamatan Kemangkon Kab Purbalingga
Sebelah Barat : Kecamatan Patikraja

12
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pendidikan
No Jabatan
SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2
2.1. PNS
2.1.1 Kepala 1
2.1.2 Kepala Sub Bagian 1
Tata Usaha
2.1.3 Dokter umum 1
2.1.4 Dokter gigi 1
2.1.5 Bidan 6 1
2.1.6 Perawat 4
2.1.7 Perawat gigi 1
2.1.8 Apoteker 1
2.1.9 Laboratorium 1
2.1.10 PKM 1
2.1.11 Sanitarian 1
2.1.12 Nutrisionis 1
2.1.13 Rekam medis 2
2.1.14 Staf administrasi 2
2.1.15 Pengemudi 1
2.2. Non PNS
2.2.1 Dokter umum 1
2.2.2 Bidan desa/ PTT 13
2.2.3 Psikolog
2.2.4 Fisioterapi
2.2.5 Staf administrasi 1 1 1
2.2.6 Cleaning Service 1

13
3. ORGANISASI
3.1. Visi
“Pelayanan kesehatan dasar paripurna menuju masyarakat sehat dan
mandiri”

3.2. Misi
3.2.1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3.2.2. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan
3.2.3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
3.2.4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
3.2.5. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan

3.3. Tujuan
3.3.1. Memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat mutunya terjaga;
3.3.2. Menciptakan masyarakat yang mandiri dalam bidang kesehatan;
3.3.3. Pelayanan kesehatan yang diberikan terstandar baik tenaga
maupun sarana prasarana;
3.3.4. Terciptanya suasana yang kondusif.

3.4. Tata Nilai


3.4.1. Kejujuran
3.4.2. Keterbukaan
3.4.3. Kesediaan Melayani
3.4.4. Kerja Keras
3.4.5. Kerja Cerdas
3.4.6. Kasih Sayang
3.4.7. Kesetiaan
3.4.8. Kerjasama

3.5. Kebijakan Peningkatan Mutu dan Kinerja


Puskesmas Kalibagor menerapkan kebijakan mutu dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara konsisten dan
professional sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta selalu berusaha
meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan melalui kegiatan penilaian
kinerja, kaji banding, AMI, AME, survei kepuasan pelanggan, tinjauan
manajemen, SPMKK, MTP pengobatan rasional, penilaian kinerja
Puskesmas.
Puskesmas Kalibagor memastikan bahwa kebijakan mutu sesuai dengan
visi, dan misi. Termasuk komitmen untuk memenuhi persyaratan layanan
dan peningkatan efektifitas system manajemen mutu secara terus-
14
menerus. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau
sasaran mutu. Selalu dikomunikasikan dan dimengerti oleh semua
pegawai di Puskesmas Kalibagor melalui rapat, briefing, apel, papan
pengumuman dan pigura.

Di dalam Kebijakan Mutu tersebut, untuk mencapai Visi dan Misi


Puskesmas,kami seluruh pegawai berkomitmen untuk :

1. Memberikan pelayanan yang ramah, cepat , tepat & nyaman


2. Meningkatkan pengetahuan & peran serta masyarakat melalui
kegiatan promosi kesehatan
3. Meningkatkan kompetensi pegawai
4. Meningkatkan pemeliharaan sarana & prasarana
5. Menetapkan system mananjemen mutu secara efektif dan efisien

15
3.6. StrukturOrganisasi
Kepala Puskesmas

Ka Sub Bag TU
Tata Usaha

Perencanaan Kepegawaian Keuangan


Dan SIK Dan Umum

UKP UKM
PelayananKlinis

Pelayanan KIA Pelayanan Pelayanan PelayananPenunjang Promosidan UKBM Pencegahann Penanganan


KesehatanUmum KesehatanKhusus Medik Dan Pemberantasan Masyarakat
Penyakitdan PL RawanKesehatan

KIA PoliUmum PoliGilut Laboratorium PKM Imunisasi Perkesmas


KB Puskeling PoliJiwa Farmasi UKS/UKGS Surveillance UKJM
Kesehatan - Poli Mata Fisioterapi Gizi PemberantasanPenyakit Usila
GawatDarurat
Reproduksi Poli THT Batra Kesling
PoliPHBS,Gizi, Sanitasi Kes. Or. UKK
PoliUsila JPKM
Poli Psikologi

16
3.7. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
Audit Mutu
Internal

Kebijakan Mutu
Tinjauan Manajemen

Sasaran Mutu Baru

Tindakan Perbaikan
Penempatan Pemeliharaan Pemeliharaan dan Pencegahan
Pengendalian
Pelatihan SDM dan Mutasi sarana lingkungan Penanganan
alat ukur
SDM prasarana kerja Keluhan
Pelanggan
RMM Baru Analis Data
Pengukuran
Kepuasan
Pelanggan

Poli Umum Ruang obat


dan Ruang P
P
Tindakan E
E
Laborat L
L
Penyerahan Obat/ A
A
Pembayaran Hasil N
N Penerimaan
Poli Gigi Pemeriksaan/ G
G pasien
konsultasi/rujukan G
G Konsultasi Gizi
A
A
N
N
KIA, KB &
Sanitasi
Imunisasi

Permintaan Menyusun Melaksanakan Monitoring &


Pelaporan
Masyarakat Perencanaan Perencanaan Evaluasi

Pengadaan Barang Pengendalian Pelayanan


Seleksi dan Tidak sesuai
Evaluasi
Supplier
Pemeriksaan dan
Penerimaan Barang

Penyimpanan Barang

Pengendalian Dokumen
dan catatan mutu

17
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KALIBAGOR
PERATURAN MENTERIKESEHATAN
NO. 75 TAHUN 2014
Kepala Puskesmas

dr. Fajar Windiyasari DW, MM

Toto

Kepala Subbag Tata Usaha

Dasworo Saptariah

Toto

Sisem Informasi Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan

Ranny Elysawati Dasworo Saptariah Suryati Tika Rakhmaningtyas,SE

UKM Esensial dan Keper. UKM Pengembangan UKP Kefarmasian dan lab. Jejaring Fasyankes

Beti Wijayati,A.Md.K Atik Eko Suseni, S.ST dr. Erlinda Hendraningrum Titi Suwarti, Amd. Keb

Promkes(Titi Toto
Kurniasih,A.Md) Toto
Kes. Gigi Masyarakat (Ulfan N,A.Ma.KG) Toto
Periksa umum(dr.Erlinda H) Toto Bides(Titi Suwarti,A.Md.Keb)
Kesling (Fatah Natsir G,S.ST) UKS ( Beti Wijayati,A.Md.K ) Kesgigi (drg.Rizki Eko W) Jejaring FKTP(Budi S,S.Kep)
KIA-KB YanmaS(Tri CT,A.Md.Keb) Kes. Lansia ( Atik Eko S, S.ST ) KIA-KByannis(Sulastri,A.Md.Keb)
Gizi masy (Fatmarini M,A.Md) Gawat darurat (dr.Fatimah F)
P2M (Beti Wijayati, Gizi Klinis (Fatmarini M,A.Md)
Diah R,A.Md.Kep) Persalinan (Siti Nur W,A.Md.Keb)
18 Kefarmasian (Dwi Ratna K,s.Farm,Apt.)
Laboratorium(Maria RhosariA,A.Md.AK)
3.8. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu
ini adalah:
3.8.1. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3.8.2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, tentang UPT
Pusat Kesehatan Masyarakat;.
3.8.3. Peraturan Bupati Banyumas No. 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan IKM Unit Pelayanan Publik di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas.

19
BAB III
PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA

1. PENILAIAN SASARAN KINERJA


1.1. Kegiatan
Kegiatan penilaian kinerja karyawan yang dilakukan dengan
menggunakan format SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang diajukan
oleh setiap karyawan sebagai bentuk kontrak kinerja di awal tahun
kegiatan.
1.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Kepala Sub BagianTata Usaha,
yaitu dengan mengkoordinir penyusunan, pengisian data, kemudian
diusulkan ke Kepala Puskesmas untuk dilakukan penilaian.
1.3. Dokumen
Dokumen kegaiatan ini berupa hasil penilaian Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP).

2. KAJI BANDING
2.1. Kegiatan
Kegiatan kaji banding dilakukan dengan melihat kondisi mutu dan
kinerja di tempat lain, sehingga memperoleh perbandingan dengan
kondisi yang ada, serta memperoleh masukan untuk upaya perbaikan-
peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Kalibagor.
2. 2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha,
Koordinator Upaya Kesehatan (Yanmas), Koordinator Klinis sesuai
materi kaji banding yang dilaksanakan.
2.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa laporan hasil kaji banding.

20
3. AUDIT MUTU INTERNAL (AMI)
3.1. Kegiatan
Kegiatan AMI dilakukan dengan mengevaluasi pelaksanaan mutu
dalam rangka memelihara sistem menejemen mutu yang diterapkan
benar-benar dijalankan, selain juga untuk memperoleh input dalam
rangka meningkatkan mutu dan kinerja.
3.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Koordinator mutu Puskesmas
dan Koordinator Audit Mutu Internal.
3.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa Laporan Hasil Audit Mutu Internal.

4. AUDIT MUTU EKSTERNAL (AME)


4.1. Kegiatan
Kegiatan AME dilakukan oleh tim auditor dari luar Puskesmas dalam
rangka implementasi Akreditasi. Melalui kegiatan ini akan diperoleh
masukan-masukan dalam rangka memelihara dan meningkatkan mutu
pelayanan. Hal-hal yang merupakan potensi masalah mutu dapat
dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.
4.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator mutu Puskesmas.
4.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa laporan hasil kegiatan audit mutu
eksternal.

5. SURVEY KEPUASAN PELANGGAN – SURVEI INDEKS KEPUASAN


MASYARAKAT
5.1. Kegiatan
Kegiatan survei kepuasan pelanggan dilakukan untuk memperoleh
evaluasi pelaksanaan mutu dan kinerja dari sisi pelanggan, dan dari
hasil survei ini memungkinkan Puskesmas mengidentifikasi potensi-
potensi masalah mutu sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan
dan perbaikan.
21
5.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator mutu Puskesmas
dan koordinator penanganan keluhan pelanggan.

5.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa Laporan hasil survei kepuasan pelanggan

6. TINJAUAN MANAJEMEN
6.1. Kegiatan
Kegiatan tinjauan manajemen dilakukan untuk membahas
permasalahan pelaksanaan mutu yang belum sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Sehingga harus segera dilakukan tindakan korektif,
pencegahan dan perbaikan.
6.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator mutu Puskesmas.
6.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa laporan tinjauan manajemen

7. SPMKK – SISTEM PENINGKATAN MANAJEMEN KLINIK KEPERAWATAN


7.1. Kegiatan
Kegiatan SPMKK dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja klinik
keperawatan pada petugas perawat dan bidan melalui RCD (Refleksi
Diskusi Kasus). Sehingga diharapkan setiap ada kasus yang ditemukan
dalam pelayanan selalu bisa ditangani dengan baik dan profesional.
7.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah supervisor perawat dan
supervisor bidan dengan pendamping koordinator klinis.
7.3. Dokumen
Dokumen dari kegiatan ini berupa laporan RCD.

22
8. MTP PENGOBATAN RASIONAL
8.1. Kegiatan
Kegiatan MTP dilakukan untuk melihat mutu pengobatan yang
diberikan kepada pasien, dengan melakukan monev terhadap
peresepan petugas kepada pasien. Kegiatan dini dilakukan setiap 6
bulan sekali.
8.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Koordinator KLinis
8.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa Laporan MTP.

9. PENILAIAN STANDAR KOMPETENSI KARYAWAN


9.1. Kegiatan
Penilaian standar kompetensi karyawan dilakukan dalam rangka
melihat kondisi kompetensi karyawan secara up to date dibandingkan
persyaratan yang ada, sehingga teridentifikasi kondisi kompetensi
karyawan yang masih kurang untuk segera direkomendasi kegiatan
peningkatan kompetensi.
9.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
9.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa laporan penilaian standar kompetensi.

10. KALIBRASI ALAT KESEHATAN.


10.1. Kegiatan
Kalibrasi alat kesehatan dilakukan dalam rangka untuk menjaga
akurasi fungsi alat pemeriksaan kesehatan yang digunakan dalam
pelayanan, sehingga akan terpelihara mutu alat yang digunakan.
10.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah pengelola barang.
10.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa sertifikat kalibrasi alat.

23
BAB IV
PENUTUP

Pedoman peningatan mutu dan kinerja ini disusun berdasarkan persyaratan


akreditasi serta kebijakan dinas kesehatan kabupaten Banyumas tentang
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan Puskesmas dalam rangka memelihara
dan meningkatkan mutu dan kinerja pelayanan Puskesmas.
Sebagai rujukan persyaratan sumber daya manusia dan saran prasarana
Puskesmas dalam penyusunan pedoman ini adalah terutama pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Walaupun dalam
susunan pedoman ini tidak tertuang secara eksplisit.
Dengan disusunnya pedoman ini diharapakan dapat menjadi acuan bagi
Puskesmas dalam melakukan upaya-upaya peningkatan mutu dan kinerja
pelayanan. Agar lebih implementatif dalam pelaksanaannya pedoman ini akan
dilengkapi dengan dokumen SOP (Satandar Operasional Prosedur).
Oleh karena segala keterbatasan yang ada dalam penyusunan pedoman
ini, maka untuk kesempuranan dalam implementasinya, sangat diharapkan
masukan perbaikan dari semua pihak.

24

Anda mungkin juga menyukai