Daftar isi...............................................................................................................................i
Lembar pengesahan.............................................................................................................ii
A. Pendahuluan...............................................................................................................1
D. Kinerja Produktifitas..................................................................................................4
E. Fasilitas .......................................................................................................................5
G. Kegiatan PMKP..........................................................................................................36
ii
A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pelayanan Rumah Sakit (RS) ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat dengan meningkatkan mutu pelayanan yang menjadi prioritas utama di pelayanan
RS.
Perkembangan IPTEK kedokteran semakin pesat dimana pelayanan spesialistik dan sub
spesialistik pun cenderung semakin berkembang. Dengan semakin meningkatnya pendidikan
serta berubahnya keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam
masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan yang lebih baik,
lebih ramah, dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Maka RS secara bertahap perlu
terus meningkatkan mutu agar dapat memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun
masyarakat.
ii
4) Mampu melakukan analisa data secara mendalam secara kualitatif dan
kuantitatif.
5) Mampu mengintepretasikan data hasil analisa menjadi informasi yang
berguna untuk pengembangan pelayanan kesehatan.
6) Memiliki hubungan yang baik dengan Gugus Tugas dan Manajemen rumah
sakit.
7) Memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah sosial, lingkungan, dan
kemanusiaan.
8) Keanggotaan Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit diupayakan
tidak dirangkap dengan jabatan-jabatan struktural di rumah sakit.
Dasar Perhitungan Kebutuhan Tenaga
1) Pembentukan Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah wajib.
2) Ketua dan Anggota Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah dipilih dan
diangkat oleh Direktur Rumah Sakit, untuk selama masa bakti tertentu.
3) Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah sekurang-kurangnya harus terdiri
dari seorang Ketua, seorang Wakil ketua, seorang Sekretaris, dan 5 (lima) – 7
(tujuh) orang Anggota, dengan jumlah seluruhnya paling banyak 10 (sepuluh)
orang.
4) Keanggotaan Tim Mutu Dan Keselamatan Pasien Rumah diutamakan
mewakili berbagai profesi di dalam rumah sakit.
Keanggotaan dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
Universitas Mataram di bagi menjadi 3 (tiga) Sub Komite :
1. Sub Komite Mutu
2. Sub Komite Keselamatan Pasien
3. Sub Komite Manajemen Resiko
2. Kondisi Saat Ini
a. Pemenuhan sarana dan prasarana
Berdasarkan program kerja pada triwulan pertama tahun 2019, terkait dengan
pemenuhan sarana dan prasarana untuk Komite PMKP masih dilakukan pengadaan
sesuai dengan anggaran pembiayaan.
ii
b. Tenaga yang telah mengikuti Pelatihan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien :
ii
16. I Gusti Ayu Putri In House Training RS Unram Mataram 1 hari
Saraswati, A.Md.Gz Pelatihan PMKP
17. dr. Yunita Hapsari, Sp. In House Training RS Unram Mataram 1 hari
KK Pelatihan PMKP
ii
31. Mike Gita Rahayu, RS Unram Mataram 1 hari
S.Kep., Ns
D. KINERJA PRODUKTIVITAS
Kinerja Komite PMKP di Rumah Sakit Universitas Mataram keseluruhannya mengacu pada
pelayanan sesuai standar operasional pelayanan. Setiap Anggota termotivasi untuk
meningkatkan kemampuan, usaha, sikap mental positifnya dalam memberikan pelayanan.
Terciptanya hubungan yang harmonis anatara atasan dan bawahan, antar rekan kerja dan
antar bagian untuk melayani dan meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit.
E. FASILITAS
Kebutuhan Saran Dan Prasarana Ruang Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien :
a. Denah Ruangan
ii
b. Sarana Ruang Kerja : Computer, Laptop, Printer fotocopy, AC
ii
Analisa:
Capaian indikator waktu tanggap pelayanan dokter umum di Instalasi Gawat
Darurat memperlihatkan hasil yang belum sesuai target, namun terlihat ada
perbaikan tren dari bulan Maret ke bulan berikutnya.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Lakukan sosialisasi tentang emergency respons time ≤ 5 menit kepada seluruh
staf di IGD dan pemantauan secara kontinyu oleh kepala Instalasi Gawat
Darurat.
2. Kematian pasien ≤ 24 jam
Analisa:
ii
Capaian indikator tidak adanya pasien yang meninggal di IGD RS Universitas
Mataram dalam waktu kurang dari 24 jam setelah masuk IGD sesuai dengan
standar yang ditetapkan secara nasional.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Pertahankan di bulan-bulan berikutnya.
Analisa:
Capaian indikator waktu tunggu hasil laboratorium pasien di IGD kurang dari
30 menit belum dapat dinilai. Karena belum ada pasien yang memerlukan
pemeriksaan darah lengkap saja selama periode Maret-Mei 2019.
ii
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Koordinasi dengan kepala Instalasi Laboratorium untuk membuat indikator ini
memenuhi standar apabila di waktu mendatang ada pasien IGD yang
memerlukan pemeriksaan ini.
4. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Foto Thorax Pasien IGD ≤1jam
Analisa:
Capaian indikator waktu tunggu hasil roentgen thoraks pasien IGD belum
dapat dinilai. Karena belum ada pasien yang memerlukan pemeriksaan
roentgen thoraks selama periode Maret-Mei 2019.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Koordinasi dengan kepala Instalasi Radiologi untuk membuat indikator ini
memenuhi standar apabila di waktu mendatang ada pasien IGD yang
memerlukan pemeriksaan ini.
5. Waktu tunggu Obat Non Racikan Pasien IGD ≤30 Menit
ii
Analisa:
Capaian waktu tunggu obat non racikan untuk pasien IGD memperlihatkan
angka yang masih berada jauh di bawah standar. Namun terlihat tren kenaikan
pencapaian dari bulan Maret-Mei 2019
Rencana Tindak Lanjut:
Dilakukan analisa PDSA untuk indikator mutu ini, selanjutnya dilakukan
sosialisasi kembali dan pemantauan secara berkesinambungan oleh kepala
Instalasi dan Komite PMKP. Setelah dilakukan PDSA pada bulan Juni 2019,
didapatkan perbaikan waktu tunggu obat non racikan pasien IGD menjadi
68%.
ii
Dari ketiga kemungkinan penyebab lamanya waktu tunggu obat non racik,
diperkirakan banyaknya obat kosong memberikan kontribusi terbesar untuk
lamanya waktu tunggu.
Study Melakukan pengukuran terhadap waktu tunggu dan membandingkan dengan nilai
standar.
Hasil capaian rata-rata waktu tunggu obat non racikan belum mencapai
standar yaitu pada bulan Maret rata-rata waktu tunggu mencapai 47%, pada
bulan April 58%, dan pada bulan Mei 60%
Action - membuat formularium rumah sakit
- membuat SPO obat kosong
- pemenuhan ketersediaan obat sesuai formularium
- stok opname setiap bulan
ii
B. Indikator Area Manajemen
1. Kepuasan pasien IGD
Analisa:
Capaian mutu kepuasan pasien IGD melebihi standar yaitu 100%
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
Analisa:
ii
Capaian mutu untuk standar ini telah mencapai standar di bulan Maret dan
Mei 2022. Untuk bulan April, capaiannya kurang dari 100%, yaitu 98%.
Diperkirakan ada dokter yang lupa mencatat jam saat melakukan pemeriksaan
pada pasien IGD karena setiap dokter jaga IGD selalu standby 24 jam sesuai
shift jaganya.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Sosialisasi dan pemantauan berkelanjutan oleh kepala instalasi gawat darurat.
2. Kepatuhan Cuci Tangan di IGD
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini belum mencapai standar di bulan mei juni juli
2022 yakni 78%. Diperkirakan berpengaruh pada sosialisasi oleh pemerintah
tentang penurunan angka covid sehingga terjadi penurunan untuk melakukan
cuci tangan sesuai standard .
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dilakukan sosialisasi serta pemantauan secara berkala oleh kepala instalasi
dan komite PPI untuk mengakkan aturan tentang kepatuhan cuci tangan
ii
3. Komunikasi Efektif dengan Prinsip READ BACK dengan TBAK dari DPJP
kepada Dokter Jaga Gawat Darurat
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini sudah mencapai standar 100%.
Rencana Tindak Lanjut:
Dipertahankan
4. Pelabelan Obat High Alert Di Troli Emergency
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini di bulan mei dan juni 60%, namun pada bulan
juli sudah sudah mencapai standar 100%. Diperkirakan tidak patuhnya
petugas untuk memeriksa utk memberikan leabel obat ke troly emergency dan
label obat belum tercetak
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Membuat jadwal berkala untuk memeiksa label obat pada troly emergency
oleh petugas , dan pengajuan penyediaan label obat.
5. Pengurangan Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh dengan Pemasangan
Stiker Resiko Jatuh di IGD
ii
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini sudah mencapai standar 100%.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini sudah mencapai standar 100%
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
ii
Dipertahankan
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini belum mencapai standar di bulan mei juni juli
2022 yakni 78%. Diperkirakan berpengaruh pada sosialisasi oleh pemerintah
tentang penurunan angka covid sehingga terjadi penurunan untuk melakukan
cuci tangan sesuai standard .
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dilakukan sosialisasi serta pemantauan secara berkala oleh kepala instalasi
dan komite PPI untuk mengakkan aturan tentang kepatuhan cuci tangan
ii
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini pada bulan Maret masih belum mencapai standar
100%. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh masih belum tersosialisasikan
formularium rumah sakit yang telah dibuat kepada para dokter spesialis di rumah
sakit Universitas Mataram.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Sosialisasi berkala terutama bila ada dokter baru atau perubahan pada formularium
rumah sakit.
ii
4. Waktu Tunggu Operasi Elektif
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini telah mencapai standar 100% pada bulan Mei, juni
dan juli 2022.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
5. Waktu Tunggu Rawat Jalan
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini telah mencapai standar 100%.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
ii
6. Ketepatan jam Visite Dokter Spesialis
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini telah mencapai standar 100% pada bulan Mei juni
dan juli 2022. Pada bulan Mei terdapat penurunan menjadi 75% karena DPJP
terlambat melakukan visite pada pasien yang masuk di hari Minggu.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Sosialisasi dan pemantauan oleh kepala instalasi secara berkala
7. Kepuasan Pasien dan Keluarga
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini telah mencapai standar 100%
ii
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
8. Emergency Respon Time
Analisa:
Waktu tanggap pelayanan dokter umum di Instalasi Gawat Darurat memperlihatkan
hasil yang sesuai target.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
9. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboraturium
Analisa:
Waktu lapor nilai kritis laboraturium telah sesuai dgn standar yakni 100%
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
10. Pencegahan Cedera Akibat Pasien Jatuh
ii
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini sudah mencapai standar 100%.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
11. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Analisa:
Capaian mutu untuk standar ini telah mencapai standar di bulan Mei juni,juli 2020
sudah sesuai standar
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Dipertahankan
ii
12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain
Analisa:
Capaian mutu kecepatan respons terhadap komplain belum dapat dinilai karena
selama periode Mei juni juli 2022 belum ada komplain yang diterima oleh Rumah
Sakit Universitas Mataram. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih sedikitnya
volume pasien baik rawat jalan maupun rawat inap sehingga semua pasien bisa
dilayani dengan baik oleh rumah sakit Universitas Mataram
Rencana Tindak Lanjut:
Sosialisasi berkala untuk persiapan bila ada komplai yang diterima bisa direspons
sesuai standar mutu.
ii
5. Monitoring indikator mutu unit
1. IGD Emergency response time < 5 menit 100% 100% 100% 100%
Kepatuhan Identifikasi pasien 100% 100% 100% 100%
Kepatuhan cuci tangan 80% 78% 78% 78%
Kematian pasien <24jam 0.2% 0 0 0
Kepatuhan melakukan Read Back-TBAK 100% 100% 100% 100%
Kepuasan Pasien ≥80% 100% 100% 100%
Analisa:
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
2. Instalasi Rawat inap Jam visite dokter spesialis 100% 100% 100% 50%
Kepatuhan DPJP terhadap CP 100% 100% 100% 100%
Kepatuhan Pengisian assessment medis 100% 100% 100% 100%
Pemasangan stiker resiko jatuh pada pasien 100% 50% 100% 100%
gawat darurat di ranap
Analisa:
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
3. Instalasi Rawat Jalan Pemberi pelayanan di Klinik Spesialis 100% 100% 100% 100%
Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤60 menit 100% 100% 100% 100%
Penegakan Diagnosis TB dengan Pemeriksaan ≥60% 92,86% 78,13% 55%
ii
Mikroskopis
4. Ruang Bersalin Angka kematian ibu karena persalinan Eklamsia <30%, Tidak Tidak Tidak
Sepsis <0,2% Ada Ada Ada
Pendarahan <1%) Pasien pasien pasien
Inisiasi menyusui dini(IMD) 100% 86% 76% 86%
Keterlambatan operasi sectio Caesar (SC) 0,5% 0 0 0
lebih dari 30 menit
Response time penyediaan arah < 60 menit 100% 100% 100% 100%
5. Instalasi Bedah Sentral Pelaksanaan assesment pra bedah 100% 100% 100% 100%
Pelaksanaan penandaan lokasi operasi 100% 100% 100% 100%
Waktu tunggu operasi elektif <2hari 100% 100% 100% 100%
Diskrepansi diagnosa pre dan post op < 6% 0% 0% 100%
Pelaksanaan surgical safety checklist 100 % 100% 100% 100%
Pelasksanaan Assesmen prasedasi dan 100 % 100% 100% 100%
Assesmen pra anestesi
Pelaksanaan evaluasi proses pemulihan 100 % 100% 100% 100%
pasca anastesi dan sedasi
Pelaksanaan evaluasi Monitoring status fisiologis 100 % 100% 100% 100%
selama anastesi dan sedasi
Pelaksanaan evaluasi ulang bila terjadi konversi 100 % 100% 100% 100%
ii
tindakan dari lokal/regional ke general
7. Laboratorium dan Waktu Tunggu Hasil Laboraturium Darah Rutin ≤30 menit 100% 100% 100%
transfusi darah Pasien gawat darurat
Reaksi Transfusi Darah ≤0,01% 0 0 0
Waktu Lapor Hasil Tes Nilai Kritis Laboratorium 100% 100% 100% 100%
≤ 30menit
9. Gizi Ketepatan waktu pemberian makan pada pasien 100% 100% 100% 100%
Sisa porsi makanan siang yang tidak termakan ≤20% 0,40% 0,95% 0,71%
oleh pasien
ii
Waktu tunggu obat non racikan pasien IGD 65% 100% 100% 100%
≤30 menit
Kepatuhan pelabelan high alert di troli emergency 100% 60% 60% 100%
Perbaikan Kuantitas penggunaan antibiotik
1. rawat inap (nilai ddd/100 pasien)
Ceftriaxon 50.00 57.14 18.75
Cefotaxime 0 0 0
Metronidazol 0 42.86 0
2. rawat jalan (nilai ddd/1000 pasien)
Amoxicillin (Oral) 1,48 0,93 0
Cefadroxil 0,08 0,05 0,08
Cefiximie 0,23 0,50 0,48
Ciprofloxacin (Oral) 1,67 0,57 0,82
Chloramphenicol (Oral) 0 0,11 0
Levofloxacin 0 0,01 0,02
Metronidazol 0,11 0 0,61
11. Rekam Medis Waktu Penyediaan dokumen RM pelayanan ≤10 menit 100% 100% 100%
rawat jalan setelah mendapatkan informasi yang jelas
Kelengkapan informed concent 100% 100% 100% 100%
Kepatuhan pengembalian Form rujukan ke 100% 100% 100% 100%
Rekam Medis
ii
12 Administrasi dan Karyawan yang mendapat pelatihan minimal ≥60% 100% 100% 100%
Manajemen 20 jam setahun
Kecepatan waktu pemberian informasi tentang ≤2jam 100% 100% 100%
tagihan pasien ranap
Kecepatan respon terhadap komplain >75% Tidak Tidak Tidak
Ada Ada Ada
Pasien Pasien Pasien
14. IPPRS Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat 100% 100% Tidak ada Tidak ada
≤30menit
16. Pengelola Baku mutu limbah cair 100% 100% 100% 100%
Limbah
ii
17. Ambulance Kecepatan memberikan pelayanan < 30 menit 100% 100% 100% Tidak ada pasien
Kepuasaan penggunaan Ambulans ≥80% 88,89% 88,89% 94%
18. Pemulasaran jenazah Waktu tanggap pemulasaran jenazah < 24 jam 100% Tidak ada pasien
Tidak ada pasien
Tidak ada pasien
19. Unit SIMRS Tingkat Kepatuhan Pengisian Data SIMRS 100 % 55% 70% 83%
Lama Waktu Pelayanan Pasien Dilihat Melalui SIMRS100 % 100% 100% 100%
Pengukuran Kendala /Gangguan Penggunaan SIMRS 5 % 0% 0% 0%
20. NICU Pemberi Pelayanan Unit Intensif Dr spesialis, Tersedia tersedia Tersedia
dr umum dan
perawat
sesuai kompetensi
ii
6. Monitoring Program Nasional
NO PROGRAM INDIKATOR MUTU STANDAR Mei juni juli
. NASIONAL
1. Menurunkan Penegakan Diagnosis TB ≥ 60% 92,86% 78,13% 55%
Angka Kesakitan melalui pemeriksaan
TB mikroskopis
2. Menurunkan Angka Kematian Ibu karena Eklamsia Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Angka Kematian Persalinan <30% pasien pasien pasien
Ibu dan Bayi Sepsis <0.2%
Pendarahan
<1%
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 100% 86% 76% 86%
Keterlambatan operasi sectio 0,5% 0% 0% 0%
Caesar (SC) lebih dari 30 menit
Respons time penyediaan darah 100% Tidak ada Tidak ada Tidak ada
< 60 menit pasien pasien pasien
Analisa:
Capaian program menurunkan angka kesakitan TB pada bulan juli tidak sesuai standar disebabkan
Sedangkan pada program angka kematian ibu dan bayi dalam pelaksanaan IMD belum memenuhi standar disebakan angka
kelahiran dgn section lebih besar dan terdapat penyulit pada kelahiran bayi (Asfiksia)
ii
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Melakukan pelatihan resusitasi untuk bidan Maternal dan Nicu RS.Unram, menyediakan Ruang RR yang memadai di ruang
oprasi
ii
7. Monitoring Insiden Keselamatan Pasien
BULAN JUMLAH
NO INSIDEN
MEI JUNI JULI
1 Jenis Insiden 0 0 0 0
SENTINEL 0 0 0 0
KTD 1 1 3 5
KTC 0 0 0 0
KNC 1 0 0 0
2 Kategori Insiden :
Low / Biru 0 0 0 0
Moderate / Hijau 1 1 1 3
High / Kuning 0 0 0 0
Extreme / Merah 0 0 0 0
3 Insiden terbanyak di unit 0 0 0 0
Analisa:
Sampai bulan Maret belum ada laporan insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit
Universitas Mataram. Kemungkinan disebabkan oleh belum terlalu pahamnya petugas
baik medis dan non medis terhadap program keselamatan pasien.
Rencana Tindak Lanjut (RTL):
Sosialisasi kepada seluruh staf secara berkala dan pemantauan oleh kepala unit/instalasi
dan komite PMKP
Manajemen Risiko (terlampir)
G. Kegiatan KMKP (Komite Mutu dan Keselamatan Pasien) Maret- Mei 2019
No Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
ii
H. PENUTUP DAN KESIMPULAN
Demikian Laporan Program Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang telah
kami buat, kiranya dapat dimanfaatkan sebagai informasi bagi Direktur Rumah Sakit Universitas
Mataram dan untuk dapat memberikan tindak lanjut agar peningkatan mutu pelayanan di Rumah
Sakit Universitas Mataram dapat terwujud sesuai yang kita harapkan .
Mengetahui
ii
ii