Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DARING PANCASILA

Syifa Puspa Anggraeni


8881190030
Prodi Pendidikan Dokter

1. Jelaskan perbedaan jenis-jenis nilai menurut Prof. Notonegoro dan Walter G.


Everett
Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut
1) Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
2) Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian meliputi :
 nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia;
 nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan manusia;
 nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) manusia;
 nilai religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang
bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Menurut Walter G. Everett, nilai dibedakan menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut
1. Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem
ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut mengikuti harga pasar.
2. Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-nilai permainan pada waktu senggang,
sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan kehidupan maupun memberikan
kesegaran jasmani dan rohani.
3. Nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentuk
perserikatan manusia dan persahabatan kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat
internasional.
4. Nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi
jasmani seseorang.
5. Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi semua tantangan, kesalahan pribadi
dan sosial termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran, dan
kesediaan mengontrol diri.
Sumber : https://runzzzz.wordpress.com/2011/05/30/macam-macam-nilai-menurut-prof-
notonegoro-dan-waber-g-everet/

Hasil Analisis Perbedaan Jenis-Jenis Nilai Prof. Notonegoro dan Walter G. Everett
Menurut saya, yang membedakan antara penjabaran nilai Prof. Notonegoro dan nilai
Walter yaitu yang pertama mengenai lingkup aspek yang dituju. Jenis-jenis nilai yang
dipaparkan oleh Prof. Notonegoro, seperti nilai material, nilai vital, dan nilai rohani, lebih
melingkup kepada nilai tiap individual. Dapat dilihat dari pengertian dari setiap nilai. Nilai-
nilai ini adalah suatu hal yang dapat memberikan manfaat terhadap tiap individu atau nilai-
nilai yang memang wajib dimiliki oleh tiap individu. Sedangkan dalam penjabaran jenis-jenis
nilai menurut Walter G. Everett yang terdiri dari nilai ekonomi, rekreasi, perserikatan,
kejasmanian, dan watak, selain melingkup nilai individual terdapat pula nilai yang
memfokuskan terhadap lingkup sosial antar individu. Hal ini dapat dilihat dari nilai
perserikatan yang memiliki arti nilai-nilai yang meliputi perserikatan manusia dan
persahabatan kehidupan keluarga hingga internasional. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat nilai yang mencakup tidak hanya satu individu melainkan interaksi sosial antar
individu pula.
Hal kedua yang membedakan penjabaran nilai menurut kedua tokoh ini yaitu manfaat
nilai tersebut. Dapat dilihat bahwa penjabaran nilai Prof. Notonegoro lebih memfokuskan
terhadap nilai yang memberi manfaat kepada manusia seperti nilai yang berhubungan terhadap
sifat suatu individu baik dalam keadaan jasmani, rohani, pikiran, dan perilaku . Sedangkan
penjabaran nilai Walter selain memfokuskan terhadap nilai yang memberi manfaat kepada tiap
individu seperti nilai kejasmanian, nilai rekreasi,dan nilai watak adapula nilai yang bertujuan
untuk suatu sistem. Seperti nilai ekonomi yang berhubungan dengan sistem ekonomi
contohnya harga pasar.

2. Jelaskan apakah ilmu itu bebas nilai menurut teori positivisme dan teori kritis?
Menurut teori positivisme, ilmu itu bebas nilai. Dan dalam positivisme, ada beberapa
syarat kebenaran ilmu yaitu dapat diamati (observable), dapat diulang (repeatable), dapat
diukur (measurable), dapat diuji (testable), dapat diramalkan (predictable). Yang dimaksud
kebebasan nilai ilmu versi positivisme ilmu itu bebas nilai, ilmu harus bebas dari nilai-nilai
keagamaan, moral, dll agar objektif, dan ilmu itu netral atau istilahnya science is for science.
Sumber : PPT “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”
Dari hasil analisis saya, menurut teori positivisme ilmu merupakan bebas nilai, yang
dimaksud bebas nilai ini ialah ilmu yang lebih bersifat objektif. Maka dari itu, tidak boleh
tersusun dari unsur seperti keagamaan, kepercayaan dan moral karena hal-hal tersebut bersifat
subjektif. Jadi dapat dibilang ilmu bebas nilai ini harus sesuai dengan fakta yang terjadi
makadari itu bersifat objektif. Tak bisa disangkutpautkan dengan hal-hal yang tidak pasti dan
memiliki pandangan yang berbeda dari tiap individu.
Menurut teori kritis, ilmu itu tidak bebas nilai. Ilmu lahir, tumbuh, dan berkembang
dalam budaya, maka ilmu itu tidak bebas dari kepentingan. Ilmu justru dikembangkan karena
ada kepentingan baik itu kepentingan penguasaan (teknis) seperti ilmu-ilmu empiris,
kepentingan pengembangan intersubjektif (komunikatif) seperti ilmu historis-hermeneutis, dan
kepentingan pembebasan seperti ilmu sosio-kritis.
Sumber : PPT “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”
Dari hasil analisis saya, berbeda dengan ilmu menurut teori positivisme, menurut teori
kritis, ilmu itu tidak bebas nilai. Yang dimaksud tidak bebas disini ialah tidak bebas dari
kepentingan-kepentingan. Sehingga sebuah ilmu hadir karena ada sebuah kepentingan yang
harus dituju. Makadari itu, menurut saya ilmu menurut teori kritis ini bisa bersifat subjektif
karena kepentingan setiap orang itu berbeda berdasar perspektif mereka masing.masing.

3. Jelaskan fungsi nilai dalam ilmu.


Fungsi nilai dalam ilmu itu memiliki tiga point yaitu : memberi dasar, memberi
orientasi, dan mengontrol.
Sumber : PPT “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”
1) Memberi dasar, yang dimaksud memberi dasar ini ialah nilai sebagai sesuatu yang
mendasari sebuah ilmu. Seperti yang sudah dibahas pada nomor 1, jenis-jenis nilai yang
dikemukakan oleh kedua tokoh bisa menjadi sebuah dasar dari ilmu. Dimana ilmu itu
sendiri memang membutuhkan sebuah dasar agar terbentuk ilmu yang seutuhnya.
2) Memberi orientasi, nilai memiliki fungsi sebagai pandangan yang mendasari sebuah
ilmu. Selain menjadi pandangan, nilai juga berfungsi sebagai peninjau untuk
menentukan arah suatu ilmu itu berkembang.
3) Mengontrol, nilai dalam ilmu berfungsi untuk mengontrol apa saja yang dibahas dan
dipraktikan dalam suatu ilmu. Hal ini menjadi salah satu hal terpenting agar tidak
terjadinya penyimpangan dari sebuah ilmu yang memberi dampak buruk terhadap
pemikiran suatu masyarakat.
4. Jelaskan Pancasila sebagai nilai dasar pengembangan ilmu
Jadi memang benar bahwa ilmu itu akan selalu berkembang dan mengalami perubahan
tiap waktunya. Perubahan ini tidak dapat lepas dari nilai budaya dan agama. Kuntowijoyo
berpendapat bahwa tentang perkembangan ilmu menganalisa bahwa banyak orang sering
mencampuradukan antara kebenaran dan kemajuan sehingga pandangan seseorang, tentang
kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya. Berkaitan dengan hal tersebut
Kuntowijoyo menekankan bahwa kebenaran itu bersifat non-comulative (tidak bertambah). hal
tersebut dikarenakan nilai kebanaran tidak semakin bertambah dari waktu ke waktu yang lain,
tetapi yang harus di pahami juga bahwa kemajuan itu memiliki sifat cumulative (bertambah),
hal ini menunjukan seuatu perlawanan dari nilai kebenaran, bahwa dari suatu kemajuan
memilki suatu perubahan dari waktu ke waktu. Beberapa indikator yang bagian dari non-
comulative yaitu agama, filsafat, dan kesenian, sedangkan yang termasuk bagian dari
comulative adalah fisika, teknologi, kedokteran, (Kuntowijoyo: 2006;4). Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dapat merubah manusia menjadi lebih maju. Dari hal itu
menunjukkan bahwa Perkembangan IPTEK ini memang mempunyai peranan penting dalam
suatu negara. Makadari itu, diperlukannya nilai-nilai Pancasila yang notabene nya ialah dasar
negara dan ideologi negara. Nilai-nilai yang tercantum dalam pancasila ini berperan dalam
pengembangan IPTEK agar perkembangan yang terjadi tidak menyimpang dari ideologi
negara Indonesia. Cara bagaimana Pancasila ini berperan dalam nilai dasar pengembangan
ilmu yakni sebagai berikut.

Konsep Pancasila sebagai nilai dasar pengembangan ilmu


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus di dasari oleh nilai-nalai Pancasila sebagai

dasar nilai pengembangan ilmu, hal tersebut menegaskan bahwa diantaranya:


a) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di negera Indonesia haruslah
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal yang ada di bangsa ini.
c) Nilai-nilai yang ada di Pancasila dijadikan sebagai rambu-rambu normatif dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Ideologi dan budaya bangsa haruslah menjadi suatu pondasi yang kuat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber : PDF Bab 7 Pancasila Menjadi nilai pengembangan ilmu

5. Jelaskan dasar nilai pengembangan ilmu yakni postulat, leading principle, moral
guidance, transendentalisasi.
1) Postulat
Postulat merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktian. Kebenaran ilmiah pada hakikatnya harus disatukan lewat sebuah proses yang
disebut metode ilmiah, tapi postulat ilmiah yang ditetapkan tanpa melalui prosedur ini
melainkan ditetapkan secara begitu saja. Bila postulat dalam pengajuannya tidak memerlukan
bukti tentang kebenarannya maka hal ini berlainan dengan asumsi yang harus ditetapkan dalam
sebuah argumentasi ilmiah. Asumsi merupakan pernyataan yang kebenarannya secara empiris
dapat diuji.
Sumber : https://firmanedu.wordpress.com/2015/09/23/struktur-ilmu-pengethuan/
Postulat merupakan cara pandang yang tidak perlu lagi diverifikasi secara empiris. Cara
pandang itu bisa ditolak atau diterima tidak berdasarkan fakta empiris sebab pernyataan yang
disimpulkan ditarik dari pendekatan tertentu. Pendekatan tersebut biasa terkait dengan ideologi
atau falsafah sehingga ditolak atau diterimanya sebuah postulat harus dilihat dari sudut
pendekatan yang digunakan, jadi tidak melalui pengujian secara empiris. Postulat merupakan
pernyataan yang dianggap benar dan diperlukan untuk menyusun kerangka berpikir serta
diterima atas dasar kepercayaan.
2) Ideologi Pancasila berperan sebagai leading principle
Dalam kehidupan ilmiah bangsa Indonesia. Nilai pengembangan ilmu leading principle
merupakan ideologi dasar Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan nilai IPTEK. Dengan
adanya IPTEK, perkembangan di Indonesia harus bersifat memimpin karena hal tersebut
memajukan Indonesia.
3) Moral guidance
Adalah sikap dan keyakinan mengenai apa yang salah dan apa yang benar. Pnacasila
merupakan moral guidanve yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit.
4) Transedentalisasi
Adalah meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual (Kuntowijoyo,
1986). Maka definisi yang dimaksud adalah usaha manusia yang ingin melepaskan diri dari
ikatan atau keterbatasan naturnya.

Anda mungkin juga menyukai