Hasil Analisis Perbedaan Jenis-Jenis Nilai Prof. Notonegoro dan Walter G. Everett
Menurut saya, yang membedakan antara penjabaran nilai Prof. Notonegoro dan nilai
Walter yaitu yang pertama mengenai lingkup aspek yang dituju. Jenis-jenis nilai yang
dipaparkan oleh Prof. Notonegoro, seperti nilai material, nilai vital, dan nilai rohani, lebih
melingkup kepada nilai tiap individual. Dapat dilihat dari pengertian dari setiap nilai. Nilai-
nilai ini adalah suatu hal yang dapat memberikan manfaat terhadap tiap individu atau nilai-
nilai yang memang wajib dimiliki oleh tiap individu. Sedangkan dalam penjabaran jenis-jenis
nilai menurut Walter G. Everett yang terdiri dari nilai ekonomi, rekreasi, perserikatan,
kejasmanian, dan watak, selain melingkup nilai individual terdapat pula nilai yang
memfokuskan terhadap lingkup sosial antar individu. Hal ini dapat dilihat dari nilai
perserikatan yang memiliki arti nilai-nilai yang meliputi perserikatan manusia dan
persahabatan kehidupan keluarga hingga internasional. Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat nilai yang mencakup tidak hanya satu individu melainkan interaksi sosial antar
individu pula.
Hal kedua yang membedakan penjabaran nilai menurut kedua tokoh ini yaitu manfaat
nilai tersebut. Dapat dilihat bahwa penjabaran nilai Prof. Notonegoro lebih memfokuskan
terhadap nilai yang memberi manfaat kepada manusia seperti nilai yang berhubungan terhadap
sifat suatu individu baik dalam keadaan jasmani, rohani, pikiran, dan perilaku . Sedangkan
penjabaran nilai Walter selain memfokuskan terhadap nilai yang memberi manfaat kepada tiap
individu seperti nilai kejasmanian, nilai rekreasi,dan nilai watak adapula nilai yang bertujuan
untuk suatu sistem. Seperti nilai ekonomi yang berhubungan dengan sistem ekonomi
contohnya harga pasar.
2. Jelaskan apakah ilmu itu bebas nilai menurut teori positivisme dan teori kritis?
Menurut teori positivisme, ilmu itu bebas nilai. Dan dalam positivisme, ada beberapa
syarat kebenaran ilmu yaitu dapat diamati (observable), dapat diulang (repeatable), dapat
diukur (measurable), dapat diuji (testable), dapat diramalkan (predictable). Yang dimaksud
kebebasan nilai ilmu versi positivisme ilmu itu bebas nilai, ilmu harus bebas dari nilai-nilai
keagamaan, moral, dll agar objektif, dan ilmu itu netral atau istilahnya science is for science.
Sumber : PPT “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”
Dari hasil analisis saya, menurut teori positivisme ilmu merupakan bebas nilai, yang
dimaksud bebas nilai ini ialah ilmu yang lebih bersifat objektif. Maka dari itu, tidak boleh
tersusun dari unsur seperti keagamaan, kepercayaan dan moral karena hal-hal tersebut bersifat
subjektif. Jadi dapat dibilang ilmu bebas nilai ini harus sesuai dengan fakta yang terjadi
makadari itu bersifat objektif. Tak bisa disangkutpautkan dengan hal-hal yang tidak pasti dan
memiliki pandangan yang berbeda dari tiap individu.
Menurut teori kritis, ilmu itu tidak bebas nilai. Ilmu lahir, tumbuh, dan berkembang
dalam budaya, maka ilmu itu tidak bebas dari kepentingan. Ilmu justru dikembangkan karena
ada kepentingan baik itu kepentingan penguasaan (teknis) seperti ilmu-ilmu empiris,
kepentingan pengembangan intersubjektif (komunikatif) seperti ilmu historis-hermeneutis, dan
kepentingan pembebasan seperti ilmu sosio-kritis.
Sumber : PPT “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu”
Dari hasil analisis saya, berbeda dengan ilmu menurut teori positivisme, menurut teori
kritis, ilmu itu tidak bebas nilai. Yang dimaksud tidak bebas disini ialah tidak bebas dari
kepentingan-kepentingan. Sehingga sebuah ilmu hadir karena ada sebuah kepentingan yang
harus dituju. Makadari itu, menurut saya ilmu menurut teori kritis ini bisa bersifat subjektif
karena kepentingan setiap orang itu berbeda berdasar perspektif mereka masing.masing.
a) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di negera Indonesia haruslah
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal yang ada di bangsa ini.
c) Nilai-nilai yang ada di Pancasila dijadikan sebagai rambu-rambu normatif dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Ideologi dan budaya bangsa haruslah menjadi suatu pondasi yang kuat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber : PDF Bab 7 Pancasila Menjadi nilai pengembangan ilmu
5. Jelaskan dasar nilai pengembangan ilmu yakni postulat, leading principle, moral
guidance, transendentalisasi.
1) Postulat
Postulat merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktian. Kebenaran ilmiah pada hakikatnya harus disatukan lewat sebuah proses yang
disebut metode ilmiah, tapi postulat ilmiah yang ditetapkan tanpa melalui prosedur ini
melainkan ditetapkan secara begitu saja. Bila postulat dalam pengajuannya tidak memerlukan
bukti tentang kebenarannya maka hal ini berlainan dengan asumsi yang harus ditetapkan dalam
sebuah argumentasi ilmiah. Asumsi merupakan pernyataan yang kebenarannya secara empiris
dapat diuji.
Sumber : https://firmanedu.wordpress.com/2015/09/23/struktur-ilmu-pengethuan/
Postulat merupakan cara pandang yang tidak perlu lagi diverifikasi secara empiris. Cara
pandang itu bisa ditolak atau diterima tidak berdasarkan fakta empiris sebab pernyataan yang
disimpulkan ditarik dari pendekatan tertentu. Pendekatan tersebut biasa terkait dengan ideologi
atau falsafah sehingga ditolak atau diterimanya sebuah postulat harus dilihat dari sudut
pendekatan yang digunakan, jadi tidak melalui pengujian secara empiris. Postulat merupakan
pernyataan yang dianggap benar dan diperlukan untuk menyusun kerangka berpikir serta
diterima atas dasar kepercayaan.
2) Ideologi Pancasila berperan sebagai leading principle
Dalam kehidupan ilmiah bangsa Indonesia. Nilai pengembangan ilmu leading principle
merupakan ideologi dasar Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan nilai IPTEK. Dengan
adanya IPTEK, perkembangan di Indonesia harus bersifat memimpin karena hal tersebut
memajukan Indonesia.
3) Moral guidance
Adalah sikap dan keyakinan mengenai apa yang salah dan apa yang benar. Pnacasila
merupakan moral guidanve yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit.
4) Transedentalisasi
Adalah meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual (Kuntowijoyo,
1986). Maka definisi yang dimaksud adalah usaha manusia yang ingin melepaskan diri dari
ikatan atau keterbatasan naturnya.