PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin modern, menuntut manusia untuk
lebih cerdas dalam menanggapi setiap masalah, situas dan kondisi. Seperti
halnya pada masalah yang sering dialami oleh masyarakat yang mayoritas
merupakan pribadi yang sibuk, sehingga lupa akan kesehatannya, seperti rasa
nyeri dan demam, baik ringan maupun sedang.
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang
menggambarkan kerusakan tersebut. Rasa nyeri terjadi hampir disetiap bagian
tubuh, baik pada daerah tulang, persendian, daerah gigi, maupun rasa nyeri
yang diakibatkan oleh adanya proses inflamasi dalam tubuh. Rasa nyeri dapat
dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja, dewasa, bahkan usia lanjut.
Keadaan inilah yang menyebabkan masyarakat berusaha semaksimal mungkin
untuk menghilang menghilangkan rasa nyeri tersebut.
Namun bagi orang tua tidak perlu khawatir, jika anaknya mengalami nyeri,
karena diera globalisasi ini, perkembangan industri farmasi di Indonesia
mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Hal tersebut terbukti dengan
banyaknya macam sediaan farmasi yang telah beredar dipasaran, seperti
sediaan tablet analgesik antipiretik.
Tablet termasuk salah satu sediaan farmasi, tablet merupakan sediaan
bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa . Tablet analgesic yang mengandung suatu zat
bermanfaat dengan kadar tertentu yang boleh digunakan dalam sedian obat
dengan mengandung berbagai macam zat tambahan yang dibutuhkan.
Bahan aktif yang sering digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi
nyeri mulai dari yang ringan hingga sedang yaitu antalgin. Antalgin adalah
salah satu obat penghilang rasa nyeri (Analgetik) turunan NSAID, (Non-
Steroidal Anti Inflammatory Drugs). Umumnya, obat-obatan analgetik adalah
golongan obat antiinflamasi (anti pembengkakan), dan beberapa jenis obat
golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga
dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik
Berdasarkan hal tersebut, dapat dibuat suatu formulasi untuk mengatasi
rasa nyeri dengan bahan aktif antalgin. Sediaan tersebut akan dibuat dalam
bentuk sediaan tablet yang memiliki pewarna dan pengaroma yang berbeda
dari biasanya karena tablet ini ditujukkan untuk anak-anak, yang memiliki
manfaat untuk meringankan dan menghilangkan rasa nyeri dan demam dengan
sedikit efek samping yang ditimbulkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat
aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan
tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesifitas, kecepatan disintegrasi dan
sifat anti lekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin
tablet. (Teknologi Farmasi Sediaan Tablet:1)
Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau
sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis bobot
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (FI edisi III : 6)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. (FI edisi IV)
Tablet adalah sediaan padat yang kompak, dibuat secara kempa cetak,
berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung
satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. (Anonim:1)
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata
atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. (IMO;210)
Bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang baik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran, serta variabilitas kandungan
yang paling rendah. (Lachman:645)
Sediaan obat padat takaran tunggal, dicetak dari serbuk kering, kristal atau
granulat, umumnya dengan penambahan bahan pembantu dengan mesin yang
sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. (R. Voight:166)
Dari beberapa pengertian tablet diatas yang diperoleh literatur berbeda,
dapat disimpulkan bahwa tablet merupakan sediaan padat yang terdiri dari satu
atau lebih bahan aktif dan atau tanpa bahan tambahan yang dibuat secara kempa
cetak menggunakan tekanan tinggi.
2.2.3 Tablet yang dilarutkan lebih dulu dalam air lalu diminum
1. Tablet Effervescent
Adalah tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang
mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu
melepaskan gas ketika bercampur dengan air. (ANSEL, 249)
2.4.2 Kerugian
Tablet selain memeliki keuntungan besar, terdapat juga kerugian
sediaan tablet diantaranya :
a. Obat yang rasanya pahit dan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau
obat yang peka terhadap oksigen/kelembapan udara
b. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak,
tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat
jenis.
c. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dan dosis yang digunakan
tinggi atau cukupan.
Diantara keuntungan tablet yang banyak ternyata masih ada kerugian
tetapi jauh lebih sedikit dibanding keuntungannya.
1. Laktosa
Kelebihan : berbentuk serbuk kasar, sehingga memiliki sifat aliran
yang bagus.
Kekurangan : laktosa dalam bentuk murni tidak ada dalam
perdangangan.
2. Gula lain (Sukrosa, dekstrosa)
Kelebihan : dapat menghasilkan tablet yang lunak(soft).
Kekurangan : sifat alir yang dimiliki baik, tetapi sifat kempanya
buruk.
3. Amylum
Kelebihan : dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, pengikat dan
penghancur, tergantung pada tipenya.
Kekurangan : pada formulasi cetak lansung, sifat aliran buruk,
daya ikat menurun.
4. Garam anorganik ( kalsium fosfat, kalsium fosfat tribase, kalsium
sulfat)
Kelebihan : dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan pengikat
dalam tablet kempa lansung dan sebagai pengisi dalam granulasi
basah.
Kekurangan :kecenderungannya melengket pada punch dan dies,
dapat mengganggu dalam disolusi obat.
4. CMC
Kelebihan : mempermudah tablet pecah menjadi partikel halus dalam
saluran cerna.
2.6.5 Glidan
Indeks tap adalah uji yang mengamati penurunan volume sejumlah serbuk
atau granul akibat adanya gaya hentakan. Indeks tap dilakukan dengan alat
volumenometer yang terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke
atas dan ke bawah. Serbuk atau granul yang baik mempunyai indeks tap kurang
dari 20% (Cartensen, 1977).
b. Bau
Bahan aktif obat perlu di uji dengan cara membaui dengan berhati
– hati udara yang terdapat pada bagian atas bahan aktif dari kontener obat
sebelumnya tertutup sehingga memungkinkan senyawa yang bersifat atsiri
memekat. Selanjutnya deskripsi bau harus dicatat agar menjadi data untuk
produksi.
c. Rasa
d. Bentuk
Bentuk dari zat aktif harus benar – benar dicatat agar data tersebut
bisadigunakan dalam produksi tablet selanjutnya.
Titik lebur suatu zat adalah suhu dimana suatu zat dapat berubah bentuk
dari keadaan padat menjadi bentuk cair Untuk zat murni harga titik leburnya
selalu tetap dan satu. Karena ketidakmurnian maka harganya tidak merupakan
satu angka melainkan dua angka sebagai jarak suhu yang dikenal dengan istilah
jarak lebur.
Suatu zat bisa melebur / mempunyai titik lebur karena adanya panas yang
merupakan salah satu bentuk energi sehingga bisa mengakibatkan ikatan antar
molekul dalam suatu zat memisah / merenggang, kemudian zat tersebut
mengalami perubahan wujud.
Suatu zat dikatakan murni apabila titik lebur yang diperoleh dari
percobaan sama dengan yang ada dalam literatur. Tetapi bila suatu zat itu tidak
murni ( terdapat campuran / campuran eutentik ) maka ikatan antar molekulnya
semakin kecil dan ikatannya mudah lepas sehingga titik leburnya akan lebih kecil
dari pada zat murni.
2.10.3 Farmakologis
Antalgin termasuk derivase metasulfonat dari amidopirin yang mudah
larut dalam air dan cepat diserap kedaalm tubuh. bekerja secara sentral pada otak
untuk menghilangakan nyeri, menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatic.
Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan sensifitas reseptor rasa
sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986)
Kontraindikasi : Alergi dipiron, granulasi topenia, porfiria intermiten,
defisiensi GGPD payah jantung, wanita hamil 3 bulan pertama dan 6 minggu
terkir, bayi.
Efek samping : Infeksi lambung hiperdrosis, retensi cairan dan garam,
reaksi alergi sukup sering reaksi kulit edema angioneuretik, agranulositosis,
panistopenia, dan netrosis.
Interaksi obat
Efek ototoksik meningkat bila diberikan bersama aminoglikosida.
Tidak boleh diberikan bersama etakrinat
Toksisitas salisilat meningkat bila diberikan secara bersamaan
Mengantagonis tubokurarin dan meningkatkan efek suksinolkolin
dan obat antihipertensi
Alat