Anda di halaman 1dari 11

Menurut Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes.

dalam bukunya “ Buku Mata


Ajar Evaluasi Pendidikan” ( Yogyakarta : Deepublish|Publisher, 2018, Hlm 11), Teknik
penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi dengan menggunakan alat penilaian. Alat penilaian adalah instrument perangkat
dokumen atau hal-hal yang dapat dipakai guru. Salah satunya bisa melalui teknik Penilaian
Tertulis

1. Pengertian Penilaian Tertulis

Menurut Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes. dalam bukunya “ Buku Mata
Ajar Evaluasi Pendidikan” ( Yogyakarta : Deepublish|Publisher, 2018, Hlm 52),
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab
soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga
dalam bentuk yang lain.

Meski konsepsi penilaian otentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis
konvensional yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya penilaian tertulis atau hasil
pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri atas memilih atau mesuplai jawaban
dan uraian. Memiliki jawaban atas pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan,
dan sebab-akibat. Mensuplay jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esay menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, mengalisis, mensistensi, mengevaluasi dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sepadat mungkin,
bersifat komprehensip, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esay, peserta didik berkesempatan memberikan jawabanya
sendiri yang berbeda dengan teman-temanya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang
sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang
kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumber daya alam.
Maasig-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka
memiliki kebenaran yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tertulis berbentuk esay
biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (ekstended-response) atau
jawaban terbatas (restrichted-response).hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberikan kesempatan pada guru untuk dapat
mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam Bukunya “Perencanaan Pengajaran


Berdasarkan Pendekatan Sistem” (Jakarta : Bumi Aksara, 2001, Hlm 215), untuk
mengukur prestasi belajar siswa, dibutuhkan suatu alat ukur yang akurat, yang dapat
diandalkan. Jika tidak maka informasi yang diperoleh tidak dapat dipercaya dan mungkin
tidak memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hasil belajar siswa. Itu sebabnya,
penyusunan suatu instrument pengukuran harus memenuhi persyaratan tertentu.

Menurut Drs. H. Daryanto dalam Bukunya “Evaluasi Pendidikan” ( Jakarta :


Rineka Cipta, 2008, Hlm 6), didalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement,
sedang penilaian adalah evalution . dari kata evalution inilah diperoleh kata Indonesia
evaluasi yang berarti menilai.

 Tehnik penilaian

Menurut Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes. dalam bukunya “ Buku Mata
Ajar Evaluasi Pendidikan” ( Yogyakarta : Deepublish|Publisher, 2018, Hlm 52), Ada
dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

a. Soal dengan memilih jawaban


 Pilihan ganda
 Dua pilihan (benar- salah, ya-tidak)
 Menjodohkan
b. Soal dengan mensuplai-jawaban
 Isian atau melengkapi
 Jawaban singkat atau pendek
 Soal uraian.

Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian
singkat dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir
rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat
digunakan untuk menilai kelemehan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan
sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika
peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan
menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan pesera didik tidak belajar memahami
pelajaran, tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang
dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan
kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.

Menurut Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes. dalam bukunya “ Buku
Mata Ajar Evaluasi Pendidikan” ( Yogyakarta : Deepublish|Publisher, 2018,
Hlm 53), Tes tertulis bentuk uraian adalah alat yang menuntut peserta didik untuk
mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah
dipelajari, dengan cara mengemukakan pendapat atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya menemukakan


pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan
materi yang ditanyakan terbatas.

Menurut Yessy Nur Endah Sary, S.SiT., M.Kes. dalam bukunya “ Buku
Mata Ajar Evaluasi Pendidikan” ( Yogyakarta : Deepublish|Publisher, 2018,
Hlm 53), Dalam menyusun instrument penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-
hal berikut:

1) Materi
Misalnya kesesuaian soal dengan indicator pada kurikulum
2) Konstruksi
Misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3) Bahasa
Misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menggunakan
penafsiran ganda.

 `Tes tertulis
a. Pengertian

Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta
didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon bentuk
menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya.
b. Teknik tes tertulis

Ada dua bentuk soal tertulis, yaitu:

1. Soal dengan memili jawaban (selected response), mencakup: pilihan ganda benar-
salah, dan menjodohkan.
2. Soal dengan mensuplai jawaban (supply respose), mencakup: isian atau lengkapi,
uraian objektif, dan uraian non-objektif.

Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Materi, misalnya kesesuian soal dengan KD dan indikator pencapian pada


kurikulum tingkat satuan pendidikan;
2. Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3. Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menggunakan penafsiran ganda.
4. Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dri
berbagai bentuk soal penilaian.

Penilaian tertulis dapat dilakukan dalam bentuk Obyektif dan Non-Obyektif


Menurut Nyamik Rahayu Sesanti, M.Pd, dkk. dalam Bukunya “Assement
Pembelajaran Matematika” ( Malang : Yayasan Edelweis, 2017, Hlm 37), Rubrik
merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam
menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Tujuan pembuatan rubrik agar
guru memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa.
Kedua pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan
kinerja yang diharapkan.

Menurut Nyamik Rahayu Sesanti, M.Pd, dkk. dalam Bukunya “Assement


Pembelajaran Matematika” ( Malang : Yayasan Edelweis, 2017, Hlm 44), Contoh
bentuk rubrik :

Menurut Nyamik Rahayu Sesanti, M.Pd, dkk. dalam Bukunya “Assement


Pembelajaran Matematika” ( Malang : Yayasan Edelweis, 2017, Hlm 19), Contoh
penilaian tertulis dalam bentuk rubrik :
Misal diameter suatu bola adalah 14 cm. Tentukan luas permukaan bola! Dari
pertanyaan tersebut, siswa menjawab:

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑜𝑙𝑎 = 4 𝜋𝑟2

= 4. 22 7 . 14.14

= 2464 𝑐𝑚2

Dari jawaban siswa yang telah dipaparkan, siswa sudah memutuskan menggunakan
rumus permukaan bola dengan benar. Tetapi siswa melakukan kesalahan dalam menentukan
jari – jari bola. untuk menentukan jari – jari bola, diameter harus dibagi dua, didapat jari –
jari 7 cm. Sehingga luas permukaan bola adalah 616 cm2 .

Alternatif pedoman penskoran jawaban soal :


Contoh soal problem solving beserta penilaiannya.

Soal: “Di kebun binatang terdapat 20 jenis hewan. Beberapa diantaranya berupa gajah
dan burung. Banyak kaki dari 20 jenis hewan tersebut adalah 50. Berapakah banyak masing-
masing kaki yang terdapat di kebun binatang tersebut?

Catatan tentang materi dan jawaban soal: a. Materi instrumen di atas tergolong
masalah karena untuk menghitung banyaknya masing-masing kaki yang langsung dapat
diterapkan operasi hitung bilangan bulat, namun harus ditempuh strategi tertentu terlebih
dahulu. Strategi pemecahan masalah yang efisien untuk diterapkan adalah dengan membuat
tabel dan menggunakan pola.

Salah satu contoh jawaban siswa:

Jadi, banyaknya burung ada 11 ekor dan banyaknya gajah ada 7 ekor.

Contoh pedoman penskorannya:


Daftar Pustaka

Drs. H. Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Prof. Dr. Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.

Sary, Yessy Nur Endah, S.SiT., M.Kes. 2018. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta : Deepublish|Publisher.

Sesanti, Nyamik Rahayu, M.Pd, dkk. 2017. Assement Pembelajaran Matematika.


Malang : Yayasan Edelweis.
MAKALAH
EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
( PENILAIAN TERTULIS )

Dosen Pengampuh MK : Prof. Dr. Nurhayati Abbas, M.Pd.

Oleh
Kelompok 6

1. Imran Mahmud
2. Nadila Nurfariza Tahir
3. Irma Cahya
4. Jelita Safitry Paputungan

Pendidikan Matematika 2017

Kelas D

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019

Anda mungkin juga menyukai