Anda di halaman 1dari 8

SNHKI 2011

KAJIAN BIOMARKER STEARANA UNTUK MENUNJUKKAN HUBUNGAN


GENETIK MINYAK BUMI DURI RIAU, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

Emrizal Mahidin Tamboesai


Jurusan Sain Kimia Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam, Pekanbaru-28293
emrizaltamboesai@gmail.com

Abstrak
Untuk mengetahui hubungan genetik minyak bumi yang diproduksi sumur tua (Sumur X, Y
dan Z) dengan sumur baru (W) yang mempunyai kesamaan sifat fisik di WKP Chevron
diperlukan pendekatan dengan resolusi tinggi. Studi biomarker stereana digunakan pada
kajian geokimia minyak bumi ini. Sidik jari minyak bumi dari analisis GC-MS telah
menunjukkan hubungan genetik yang posistif diantara sample teranalisis. Akan tetapi
minyak bumi dari sumur baru W menunjukkan hubungan genetik yang lebih dekat dengan
sumur minyak Z dibanding sumur tua X dan Y.

Kata-kata kunci : biomarker, stereana, petroleum geochemistry, GC-MS

Abstarct
To understand genetically relation between the old oil well ( X, Y and Z ) production
having the same physical properties in WKP Chevron and a new well ( W ). The biomarker
Stearana studies were conducted using Petroleum Geochemistry. Fingerprint of crude oils
from GC-MS Analysis show that the genetic correlation among them are positive. However
the new oil well W had a higher positive correlation to the well Z compared to the old well
X and Y.
Key words : biomarker, stereana, petroleum geochemistry, GC-MS

PENDAHULUAN minyak bumi, kondisi perubahan geologi,


Biomarker stereana merupakan kimia dan fisika terhadap organisme
senyawa komplek fosil molekular akibat perubahan yang signifikan oleh
biologis, yang berasal dari suatu panas selama proses diagnesis,
organisme makhluk hidup (Seifert & katagenesis serta derajat biodegradasinya.
Moldowan 1981; Tissot & Welte 1984; Penelitian ini bertujuan untuk
Peters & Moldowan 1993; Hunt 1996), melakukan kajian biomarker sterana pada
yang telah mengalami proses perubahan minyak bumi Sumur W yang baru
gugus fungsi, pemutusan ikatan dan diketemukan terhadap minyak bumi
perubahan stereokimia, namun masih sebelumnya dari beberapa sumur minyak
menyimpan secara utuh kerangka atom bumi dalam satu lapangan produksi di
karbon sehingga dapat ditelusuri asal cekungan Sumatera Tengah. Kajian
usulnya. Oleh karena itu, biomarker biomarker ini akan dapat menunjukkan
stearana merupakan indikator yang asal usul genetika sumur minyak bumi
penting untuk mengenal material organik Duri yang baru ditemukan (W) dan juga
dapat menunjukkan dengan minyak bumi sebuah pipet Pasteur yang didasarnya
dari sumur produksi yang mana minyak berisi katun bersih, kolom dibilas dengan
bumi dari sumur baru tersebut berkorelasi n-heksana sebelum digunakan. Fraksi
genetik yang paling dekat. saturat dengan berat antara 2 – 15 mg
Penelitian ini dilakukan dengan dalam n-heksana dituangkan dalam
mengidentifikasi senyawa biomarker kolom, 5 menit kemudian dielusi dengan
stearana di dalam minyak bumi dari n-heksana sebanyak empat kali volume
masing-masing sample teranalisis, silicalite, eluen ditampung dalam vial,
menentukan parameter geokimia pelarutnya diuapkan pelan-pelan, residu
molekular yang terdeteksi di dalam silicalite berisi n-heksana yang
minyak bumi untuk selanjutnya ditampung mengandung alkana
digunakan untuk mengelompokkan bercabang dan siklik.
minyak bumi berdasarkan hubungan Analisis GC-MS sampel minyak
genetiknya. Identifikasi senyawa bumi dengan menggunakan instrument
biomarker dilakukan berdasarkan data Hewlett Packard (HP) 6890 yang
yang diperoleh dari analisis kromatografi dilengkapi dengan kolom kapiler fused
gas-spektrometri massa (GC-MS). silica Ultra-1, panjang kolom = 50 m,
tebal fasa diam = 0,33 μm. Gas Hidrogen
METODE digunakan sebagai gas pengemban
Fraksi saturat, aromat dan polar dengan kecepatan 0.8ml/menit. Sampel
didapat dengan cara fraksinasi minyak diinjeksikan menggunakan mode on
bumi untuk setiap percobaan. n-Heksana colum injector, dengan temperatur inlet
0
dituangkan pada beaker yang berisi silika 250 C, sedangkan pendeteksian
dan aduk sampai rata, dan selanjutnya digunakan detektor FID yang suhunya
dituang ke kolom sambil digetarkan, 0
sehingga didapat kolom yang padat. dipertahankan pada 325 C. Temperatur
0
Teknik ini menggunakan kolom awal dari oven adalah 30 C
berdiameter 1 cm, tinggi kolom 20 cm. dipertahankan selama 4 menit, lalu suhu
Lebih kurang 75 mg (50-100 mg) minyak dinaikkan dengan bertahap, yakni dengan
0 0
ditimbang dalam vial, dengan perlahan kenaikan 3 C/menit hingga suhu 40 C,
lahan minyak diteteskan pada kolom 0
kemudian dinaikan 5 C/menit hingga
yang telah disiapkan. Berturut-turut 0
dituangkan 40 ml n-heksana, 40 ml 10% tercapai 200 C. Dengan demikian
DCM dalam n-heksana, dan terakhir diperlukan waktu sekitar 70 menit untuk
campurkan 20 ml DCM dan 20 ml satu kali injeksi sampel. Untuk penentuan
metanol sehingga didapat fraksi saturat, sidik jari whole oil diperlukan analisis
aromat dan polar. Masing-masing fraksi hidrokarbon dalam kisaran C2 - C45.
dihilangkan pelarutnya dengan Untuk penentuan puncak biomarker
memanaskan dalam bak pasir kuarsa pada stearana dilakukan dengan cara
pemanas listrik. Larutan dipindahkan ke membandingkan waktu retensi dari data
vial 2 ml, dikeringkan dengan pemanas yang telah terpublikasikan (Alexander et
listrik sehingga diperoleh berat yang tetap al, 1992; Hunt 1996).
untuk masing-masing fraksi, kemudian Analisis GC-MS dari fraksi saturat
ditimbang. Percobaan ini dilakukan untuk bercabang dan saturat siklik dilakukan
masing-masing sampel minyak bumi. dengan menggunakan GC kapiler seri HP
Untuk mengisolasi alkana 6890 yang dilengkapi dengan MSD
bercabang dan siklik, maka disediakan (Mass Selective Detector) sistem seri HP
bubuk silicalite kering (0,5 g) 5973 – sistem data komputer (HP
dimasukkan dan dipadatkan dalam Chemstation). GC diperlengkapi dengan
50 x 0,20 mm i.d Ulytra-1 kolom kapiler Cekungan ini tersusun dari sediment
fused silica. Tersier (Koning et al, 1984), terletak
Salah satu hasil analisis stearana diantara Bukit Barisan dengan sebelah
pada sample minyak bumi diperlihatkan barat daya sampai keselatan dibatasi oleh
pada Gambar 1. Pada Gambar ini terlihat patahan sesar naik dari batuan Pra-
kromatogram senyawa untuk golongan Tersier sepanjang kaki Bukit Barisan dan
stearana pada fragmentasi ion m/z = 217, dibatasi oleh Selat Malaka dari Utara
218. Kunci untuk mengetahui makna dari sampai ke Timur. Luas cekungan ini
simbol yang tertera pada Gambar 1 diperkirakan sekitar 120.000 km2.
tersebut tercantum pada Tabel 1, Sampel minyak bumi dari empat sumur
sedangkan struktur molekul dari senyawa produksi Duri Riau telah digunakan
biomarker yang diamati tertera pada untuk keperluan studi ini. Pemilihan
Gambar 2. Ladang minyak sampel minyak dari tiga sumur produksi
Duri yang terletak di cekungan Sumatera (X, Y dan Z) terdahulu dan Sumur W
Tengah adalah salah satu daerah yang baru ditemukan tahun 2001.
penghasil minyak terpenting di Indonesia.
Dalam penelitian ini parameter untuk 20S/20(S+R) maupun
geokimia yang diperoleh dari pengukuran 20ββ/(ββ+αα) untuk masing-masing
kromatogram GC-MS ditabulasikan. sampel dari sumur minyak ditunjukkan
Semua parameter geokimia yang diukur pada Tabel 2. Distribusi 20S/(S+R) pada
didapat dengan menghitung luas puncak penelitian ini berkisar 0.46 – 0.55 dimana
yang sesuai dari kromatogramnya. sampel X dan Y menunjukkan nilai yang
Definisi dan teknik parameter geokimia lebih rendah, sedangkan nilai yang lebih
yang diukur diberikan pada Tabel 2. tinggi terlihat pada sampel dari Sumur Z
dan Sumur W. Jika mengacu kepada
HASIL DAN PEMBAHASAN parameter kematangan (Seifer dan
Kromatogram massa m/z 217 & Moldowan, 1991; Peters dan Moldowan)
218 sterana menunjukkna hasil sebagian yang mencakup keseimbangan pada
yang ditabulasikan pada Tabel 3, kisaran 0.50 – 0.55, maka keempat
sedangkan hasil perhitungan C27, C28, dan sampel minyak dari sumur produksi
C29 sterana pada keempat sampel minyak Sumatra Tengah in tergolong minyak
yang dianalisis menunjukkan kelimpahan yang matang. Perbedaan tipis angka
yang relatif lebih tinggi pada C27 kematangan masing-masing sampel
dibanding C28 dan C29 yang sampel teranalisis berasal dari material
mengindikasikan bahwa material organik organik yang tak berbada jauh dan telah
batuan sumber maupun lingkungan mengalami proses pematangan yang
pengendapan minyak bumi dari sumur hampir sama.
produksi Sumatra Tengah ini memiliki Selain parameter kematangan
memiliki kemiripan satu sama lain. fakta 20S/20(S+R), isomer rasio 20ββ/(ββ+αα)
kelimpahan relatif yang terjadi pada C27 juga dapat digunakan sebagai parameter
sterena pada keempat sumur produksi cadangan (Peters dan Moldowan). Bila
Sumatra Tengah ini menunjukkan tipe melihat kisaran 20ββ/(ββ+αα) –sterana
minyak bumi yang terdeposit pada pada Tabel 3 diatas, maka hasil yang
lingkungan pengendapan yang hampir diperoleh juga menunjukkan bahwa
sama. keempat sampel minyak dari sumur
Kematangan sampel minyak bumi produksi Sumatra Tengah ini termasuk
dapat ditentukan dengan perhitungan minyak yang matang, dimana angka
parameter sterana seperti ditunjukkan kematangan masing-masing sampel
pada Tabel 3. Perhitungan sterana baik minyak menunjukkan dua kelompok
yang lebih dekat korelasinya, yaitu Perpindahan hidrokarbon kereservoar
sampel minyak X yang lebih dekat yang tidak terlalu jauh tersebut juga
terhadap sampel minyak Y dan sampel menyebabkan distribusi, biomarker yang
minyak Z yang lebih dekat korelasinya tidak berbeda terlalu jauh pula. Juga
dengan sampel minyak W. diyakini bahwa perbedaan antar sampel
dari Sumur Minyak Sumatera Tengah ini
Karakteristik minyak bumi sumur menjadi ketegori Grup M1 dan Grup M2,
produksi Sumatra Tengah dimungkinkan dari perpedaan
Meskipun kelimpahan relatif C27 kelimpahan relatif-input material organik
sterana lebih tinggi dari C28 dan C29 yang berasal dari tumbuhan darat atau
sterana, tapi tidak ditemukannya 24-n tumbuhan tinggi . Informasi yang
propil sterana, sebagaimana yang ditunjukkan dari perolehan data pada
ditunjukkan dari kromatogram GC-MS penelitian ini selanjutnya dapat
masing-masing sampel minyak dari digunakan untuk eksplorasi lanjuntan,
Sumur X,Y,Z dan W ini bukan berasal misalnya untuk menunjukkan arah atau
dari lingkungan marin, dan juga bukan posisi eksplorasi lanjutan untuk
berasal dari lingkungan daratan atau mendapatkan minyak bumi yang
tumbuhan tinggi. termasuk M1 atau kategori untuk grup M2
Kematangan termal ditunjukkan yang berada pada satu reservoar dengan
dari parameter 20S/20(S+R) = 0.46 yang minyak bumi dari Sumur W.
mengindikasikan sampel minyak keempat
sumur yang dianalisis semuanya Implikasi Geokimia
termasuk kategori minyak matang (Peters Dari hasil analisis pada masing-
dan Woldowan, 1993). masing sampel yang menunjukkan
adanya hubungan korelasi genetika yang
Korelasi genetik minyak bumi antar positif antara sampel minyak X dan Y,
sumur produksi. sedangkan sampel minyak Z berkorelasi
Meskipun sampel minyak bumi lebih dekat dengan sampel dari Sumur
dari keempat sumur produksi Sumatra minyak W tersebut mengimplikasikan
Tengah tersebut menunjukkan Tipe bahwa sampel minyak dari sumur X
minyak bumi dan lingkungan berada satu layer dengan sampel minyak
pengendapan yang sama, akan tetapi dari sumur Y, sedangkan sampel minyak
menunjukkan adanya dua korelasi yang dari Sumur Z berada satu layer dengan
sangat dekat, yaitu antara minyak bumi sampel minyak dari sumur W, yang
dari sumur produksi W dangan minyak bermakna bahwa minyak bumi dari
bumi bumi dari Sumur Produksi Z. sumur W tersebut berkomunikasi lebih
Sedangkan minyak bumi dari Sumur baik dengan minyak bumi dari Sumur
Produksi X menunjukkan hubungan yang Minyak Z dari pada minyak bumi dari
lebih dekat dengan minyak bumi dari sumur-sumur minyak lainnya.
Sumur Y. Implikasi tersebut menunjukkan bahwa
Dari data diatas diyakini bahwa tindakan pengurasan lebih lanjut
minyak bumi dari keempat sumur (Enhance Oil Recovery) terhadap minyak
produksi Sumatra Tengah ini memiliki bumi dari Sumur Z dapat dilakukan
asal-usul batuan sumber yang sama dengan tehnik mendorong minyak bumi,
dengan dua reservoar berbeda, atau juga yang dilakukan melalui sumur W, karena
mungkin awalnya dari reservoar sama minyak bumi dari sumur W tersebut
namum karena adanya patahan baru berkomunikasi lebih baik dengan minyak
menyebabkan hidrokarbonnya bumi yang ada pada Sumur W.
beremigrasi ketempat yang berbeda.
KESIMPULAN Alexander R., Larcher A.V., Kagi R. I. &
Berdasarkan penelitian yang telah Price P.L. 1992. An oil source
dilakukan dapat diambil beberapa correlation study using age-specific
kesimpulan : plant-derived aromatic biomarker. Di
1. Dari pola biomarker keempat dalam: Moldowan, J.M., Albrecht, P.
sampel minyak teranalisis, diyakini & Philip, R.P. (ed). Biological
bahwa minyak bumi dari keempat sumur Markers in Sediment and Petroleum.
produksi Sumatera Tengah ini memiliki New Jersey: Prentice.
asal usul batuan sumber dan lingkungan Hunt, J.M. 1996. Petroleum
pengendapan yang sama, namun karena Geochemistryand Geology. New
adanya perbedaan lapisan reservoar York: Freeman.
menyebabkan hidrokarbonnya bermigrasi Kaufman, R.L., Ahmed, A.S. &
ketempat yang berbeda dan juga Hempskins, W.B.A. 1995. New
dimungkinkan dari perbedaan technique for the analysis of
kelimpahan relatif –input material commingled oils and its application
organik yang berasal dari tumbuhan darat calculation. Di dalam: Schumacker,
atau tumbuhan tinggi. Fakta tersebut D. & Perkins, B.F (ed). Proceedings
menyebabkan keempat sampel teranalisis of the Annual Reseach Conference of
terbagi menjadi dua kelompok korelasi the Society of Economic
genetik, dimana sampel X berkorelasi Palaeontologists and Mineralogists
genetik positif dengan sampel Y, Chevron Oil Field Research
sedangkan sampel minyak dari sumur W Company.
lebih dekat korelasi genetiknya dengan Koning, T. & Darmon, F.X. 1984. The
sampel dari sumur Z. geology of the Beruk Northeast field,
2. Korelasi antar sampel minyak Central Sumatra, oil production from
tersebut mengimplikasikan bahwa sample pre-Tertiary basement rocks.
minyak dari sumur W berada satu layer Proceeding of the Indonesia
dengan sampel dari sumur Z, sedangkan petroleum Associastio. 13: 385 – 406.
sampel dari sumur minyak X berada satu Peters, K.E. & Moldowan, J.M. 1993.
layer dengan sampel dari sumur minyak The Biomarker Guide, Interpreting
Y, artinya sampel dari sumur minyak W molecular Fossils in Petroleum and
tersebut berkomunikasi lebih baik dengan Ancient Sediments. New Jersey:
sampel dari sumur Z dibandingkan Prentice.
sampel dari sumur-sumur minyak lain. Schiefelben, et al. 1997. Petroleum
Fakta adanya perbedaan korelasi System Of Far East. Proceedings of
genetik antar sampel tersebut, juga the Indonesian Petroleum
berimplikasi pada tehnik pengurasan Association. 24th Annual Convention.
lebih lanjut (enhance oil recovery), Jakarta.
dimana untuk pengurasan lebih lanjut Seifert, W.K. & Moldowan, J.M. 1981.
terhadap minyak bumi dari sumur Z Paleoreconstruction by biological
dapat dilakukan dengan tehnik markers. Geochimica et
mendorong minyak bumi, yang dapat Cosmochimica Acta. 45: 783-794.
dilakukan dari sumur minyak W, karena Tissot, B.P. & Welte, D.H. 1984.
adanya komunikasi yang lebih baik. Petroleum Fomation and Occurrence.
New York: Springer-Verlag.
RUJUKAN

LAMPIRAN
Gambar 1. Kromatogram massa pada m/z 217 - 218
Gambar 2. Fragmentasi m/z 217 untuk golongan sterana

Tabel 1. Identifikasi puncak stearana, nomor puncak merujuk


ke Gambar 1

No Nama senyawaan Jumlah


Puncak Karbon

M 5 α (H), 14  (H), 17 α (H) sterana (20S) 27


N 5 α (H), 14  (H), 17 α (H) sterana (20R) 27
1 5 α (H), 17 α (H) sterana (20S) 27
2 5  (H), 17  (H) sterana (20R) 27
3 5  (H), 17  (H) sterana (20S) 27
4 5 α (H), 17 α (H) sterana (20R) 27
5 24-Metil-5α(H), 14α (H), 17α (H) sterana (20S) 28
6 24-Metil-5α(H), 14 (H), 17 (H) sterana (20R) 28
7 24-Metil-5α(H), 14 (H), 17 (H) sterana (20S) 28
8 24-Metil-5α(H), 14α (H), 17α (H) sterana (20R) 28
9 24-Etil-5α(H), 14α (H), 17α (H) sterana (20S) 29
10 24-Etil-5α(H), 14 (H), 17 (H) sterana (20R) 29
11 24-Etil-5α(H), 14 (H), 17 (H) sterana (20S) 29
12 24-Etil-5α(H), 14α (H), 17α (H) sterana (20R) 29
Tabel 3.3. Definisi parameter geokimia yang dipakai dalam penelitian

Parameter geokimia Teknik Pengukuran Definisi Rujukan


Alkana Asilklik GC Pristana Dydik dkk.,1978; ten Haven
Pr/Ph Fitana dkk.,1988
Sterana
20S/ (20S+20R) GC-MS m/z 217-218 14(H), 17Etil sterana 20S Mackenzie.,1980;Peters
14(H), 17Etil sterana
(20S+20R) dan Moldowon, 1993

/(+) GC-MS m/z 217-218 14(H), 17() Etil sterana (20S+20R) Huang dkk.,1990
14(H),17(H)+14(H)Etilsterana Waples dan Machicara,
1991
Huang dan Meinshein, 1979
Peters dan Moldovon, 1993
Pentasiklo Terpana GC-MS m/z 191 14(H), 21(H) Homohopana 22S
(22S/(22S+22R) 17(H), 21(H) Homohopana 22(S+R)
Schiefelbein dkk.,1997
C29 Hopana/C30Hopana ten Haven dkk.,1995
C30 Hopana/C30Hopana
Sterana/Hopana
Indeks Oleanana GC-MS m/z 19 18(H)+18(H) Oleanna/C30 hopana Ekweozor dkk.,1990

Trisiklo Terpana GC-MS m/z 191


C19T/21T
C23T/C24T C19 Trisiklo Terpana ten Haven dkk.,1995
C24TET/C26T C21 Trisiklo Terpana Schiefelbein dkk.,1997
C24T/C30 hopana
C26T/C27 Hopana
C26T/C25T
Indeks Botryoccocane GC-MS m/z 183 Botryccone/C30 hopona Moldowan dkk.,1985
m/z 191 Mc Kirdy dkk.,1986
Diagram Bintang GC Sidikjari Kaufman, 1990;199

Tabel 4.3 Data biomarker sterana minyak bumi sumur produksi Sumatera Tengah
Sumur minyak
Parameter X Y Z W
C27 sterana 7.92 8.43 10.07 10.23
C28 sterana 4.04 3.82 4.84 4.81
C29 sterana 5.02 5.17 5.92 6.38
20 S/(S+R) 0.46 0.44 0.50 0.55
/(+) 0.48 0.50 0.55 0.56
Defenisi, parameter dan perhitungan berdasarkan Tabel 3.3

Anda mungkin juga menyukai