Anda di halaman 1dari 2

PEMUDA INDONESIA TERANCAM BUTA AKSARA

FALINA AHYA HARTANTI


D-III GIZI/IB
falinaahya@gmail.com

Menurut KBBI, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan
oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati. Setiap negara memiliki bahasanya sendiri. Dan Indonesia adalah satu
dari 28 negara yang memiliki bahasa sendiri yang digunakan untuk berkomunikasi.
Bahasa Indonesia adalah jati diri Bangsa Indosesia di dunia internasional. Selain itu,
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang dapat menyatukan berbagai suku di
seluruh Indonesia. Melalui Bahasa Indonesia, antarsuku dalam masyarkat Indonesia dapat
berkomunikasi dengan baik.
Namun di era globalisasi saat ini, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas
antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Didalam
pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru,
dan saling mempengaruhi di antara budaya masing - masing. Dan saat ini Indonesia mulai
merasakan akibat dari adanya globalisasi terutama dikalangan anak - anak hingga remaja.
Padahal kalau kita kembali pada hakikat dari sumpah pemuda yang sudah diikrarkan
pada tanggal 28 Oktober 1928 silam, pada kalimat ke-3 yang berbunyi, “KAMI POETRA
DAN POETRI INDONESIA MENJOENGJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA
INDONESIA” sudah menjadi titik terang bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu
bangsa. Tetapi kini hakikatnya Bahasa Indonesia seakan sudah tenggelam di lautan yang
sangat dalam dan tergantikan dengan bahasa asing dan bahasa gaul.
Pada kenyataan saat ini penggunaan Bahasa Indonesia telah mengalami penurunan,
dalam arti masyarakat sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul
dalam kehidupannya. Tidak hanya di kehidupan masyarakat, dalam dunia pendidikan pun
Bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah mulai mengalami penurunan.
Meskipun demikian tidak salah jika masyarakat Indonesia belajar bahasa asing
karena pada zaman sekarang masyarakat terutama siswa harus dapat bekomunikasi dengan
negara luar agar tidak ketinggalan zaman. Namun, hal tersebut tidak juga menjadi alasan
untuk melupakan dan malas belajar Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa ibu kita karena
tidak sepantasnya siswa penerus bangsa yang cinta kepada Indonesia harus menomor duakan
bahasa sendiri.
Kini bahasa asing dan bahasa gaul telah mendarah daging pada diri masyarakat
Indonesia. Pada setiap perkataan yang dilontarkan tanpa sadar pasti terdapat pencampuran
antara bahasa asing atau bahasa gaul, yang sangat jelas salah karena tidak sesuai dengan
KBBI. Contohnya terdapat kata : sorry, oh my god, oppa, saranghae, gua, bikin, enggak, dll.
Namun, kebanyakan dari masyarakat Indonesia terutama pemuda yang merasa lebih
bangga, keren, dan pintar menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul daripada mengunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap perkataannya. Karena bagi mereka
menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul terkesan tidak ketinggalan zaman.
Bahkan kini sering kita jumpai nama tempat, jalan, rumah makan, dll yang
menggunakan bahasa asing. Itu juga dapat membuat masyarakat Indonesia terbiasa berbicara
bahasa asing di Negara Indonesia. Begitu juga media - media komersial yang ada di tanah air
juga sering kali menyampaikan pesan menggunakan bahasa dan istilah asing.
Untuk menghindari punahnya Bahasa Indonesia di negeri sendiri perlu adanya upaya
pelestarian terhadap Bahasa Indonesia. Dalam pelestarian itu diperlukan peran - peran dari
semua lapisan masyarakat serta perlu adanya metode- metode lain untuk lebih melestarikan
bahasa indonesia. Mulai dari peran pemerintah yang mewajibkan warganya berbahasa
Indonesia, di lingkungan sekolah, keluarga, dll.

Anda mungkin juga menyukai