Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH BAHASA KONTEMPORER TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA

INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Disusun oleh

Nama : Ayu Yulia Mulianti

Kelas : XII BB

No Absen : 06

SMAN 1 Kendal

2019
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk cukup
banyak. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan CIA World Factbook pada tahun 2016,
Indonesia menduduki peringkat keempat dari 195 negara di dunia dalam hal jumlah
penduduk. Peringkat pertama dipegang oleh China dengan jumlah penduduk 1,37
milyar jiwa atau tepatnya adalah 1.373.541.278 jiwa . Kemudian disusul oleh India
dengan urutan kedua dengan jumlah penduduk 1.266.883.598 dan Amerika pada urutan
ketiga dengan jumlah penduduk 323.995.528 jiwa. Jumlah penduduk Indonesia sendiri
adalah 258.316.051 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang banyak Indonesia memiliki
berbagai macam perbedaan seperti perbedaan agama, ras, suku dan bahasa . Bahasa
yang ada di Indonesia tidak hanya bahasa Indonesia saja tetapi memiliki berbagai
macam bahasa dearah. Menurut Kepala Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa
Kementrian Pendidikan Kebudayaan Prof. Dadang Sunedar di Banda Aceh , bahasa
daerah yang ada di Indonesia terdapat 652 bahasa daerah yang tersebar di berbagai
daerah , jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah , meningkat seiring
perubahan . Beliau juga mengatakan untuk menetapkan bahasa daerah memiliki
indikator seperti , bahasa tersebut harus digunakan lebih dari 80 persen individu dalam
suatu wilayah jika dibawah 80 persen , masuk kedalam kategori dialek bukan
bahasa .Dari jumlah bahasa derah yang ada di Indonesia tersebut provinsi Papua paling
banyak memiliki bahasa yakni sekiar 400-an bahasa . Bahasa derah di Papua terdata
sangat banyak karena antar satu komunitas dengan komunitas lainnya yang memiliki
bahasa masing-masing .

Kita sebagai penduduk Indonesia membutuhkan bahasa pemersatu untuk


mempermudah kita dalam berinteraksi antar suku lain . Bahasa pemersatu tidak dapat
ditentukan dari banyak jumalah penuturnya saja , namun harus memiliki kriteria terntu .
Seperti yang kita ketahui bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu Indonesia ,
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang diangkat sebagai bahasa Indonesia .
Dari jumlah penuturnya bahasa Melayu bukan bahasa terbesar yang di pakai di
Indoneisa, namun bahasa Jawa yang merupakan bahasa terbesar dari segi
pemakaiannya . Pemilihan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia dikarenakan bahasa
Melayu memiliki peran penting diberbagai bidang di Indonesia pada masa lalu , bukan
hanya sebagai bahasa perdagangan saja tetapi sebagai alat komunikasi masa dan politik
( sebagai bahasa perjanjian antar kerajaan ) . Perkembangan bahasa Melayu tersebut
dinamakan perkembangan konseptual yang memiliki tiga bentuk . Pertama
perkembahangan bahasa yang di pengaruhi oleh interaksi antar daerah , kedua
perkembahangan bahasa daerah diakibatkan oleh pertemuan bahasa Melayu, dan yang
terakhir perkembangan bahasa diakibatkan oleh pertemuan dengan bahasa lainnya.

Perkembangan bahasa tersebutlah yang dapat di jadikan bahasa Indonesia


sebagai bahasa pemersatu , bahasa Jawa tidak dapat dijadikan sebagai pemersatu bangsa
karena bahasa Jawa hanya di gunakan oleh kaum mayoritas saja , selain itu para
perintis sumpah pemuda sudah menyadari , bahwa prinsip untuk mempersatukan
keanekaragaman bukanlah sesederhana mengikuti mayoritas . Hal terpenting dalam
mempersatukan suatu bangsa adalah adanya kesetaraan , seperti yang kita ketahui
bahasa Jawa memiliki berbagai tingakatn (register) yang digunakan berdaaasarkan
tingkat kesopanannya seperti Ngaka ( ngoko ) , Madya, Karma ( kromo inggil ) , yang
memiliki perbedaan kosakta serta tata bahasa. Dalam masyarakat Jawa , bahasa Jawa
Ngoko biasa digunakan untuk percakapan sehari-hari antar usia yang sebaya , sementara
bahasa Jawa Kromo digunakan oleh kaum bangsawan yang tingkat kesopannya sangat
tinggi , atau sering dianggap sebagai bahasa ningrat bagi orang dalam kraton kesultanan.
Dapat dibayangkan jika bahasa Jawa digunakan sebagai bahasa pemersatu maka akan
sulit untuk memilih satu varian tingkatan yang dapat diterima luas oleh suku bangsa lain,
termasuk penutur bahasa Jawa itu sendiri.

Penggunaan bahasa Indonesia di dalam masyarakaat Indonesia memiliki


berbagai pengaruh , pengaruh yang paling sering terdapat adalah penggunaan bahasa
Indonesia yang bercampur dengan bahasa daerah yang disebut dengan varian bahasa
atau ragam bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan , menurut hubungan pembicara , lawan
bicara , serta menurut medium pembicara ( Bachman 1990 ) . Seiring dengan
perkembangan jaman banyak masyarakat mengalami perubahan , bahasa juga
mengalami perubahan . Perubahan berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya . Seperti yang kita ketahui bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari
semua keberagaman bahasa dan merupakan identitas Indonesia , dengan adanya
pencampuran bahasa tersebut membuat masyarakat menggunakan bahasa tidak sesuai
dengan kaidah atau ejaan bahasa Indonesia yang benar . Bayangkan saja jika 20 tahun
lagi para muda-mudi tidak tahu penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
maka identitas bangsa akan hilang .

Bahasa yang dihasilkan dengan memanfatkan tulisan dengan huruf sebagai


dasarnya dinamakan ragam bahasa tulis, bahasa yang dihasilkan menggunakan alat
ucap ( organ of speech ) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa
lisan , ragam bahasa lisan memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa , kosakata ,
dan lafal dalam pengucapannya . Variasi bahasa dapat berbentuk dialek, aksen , laras ,
gaya , sosiolinguistik ,dan bahasa baku . Selain itu terdapat beberapa ciri linguistik
tertentu seperti fonologi, morfologi , dan sintaksis . Ragam bahasa dibedakan
berdasarkan penggunaannya di berbagai bidang seperti ragam bahasa dalam dunia
jurnalistik yang penggunaan bahasanya digunakan dalam media masa ,koran atau
televisi , penggunaan bahasa jurnalistik lebih modern dan informatif . Perubahan ragam
bahasa lisan dapat diliat dari waktu penggunannya yang sering disebut dengan kronoleg ,
yang terbagi dalam tiga tahapan waktu . Pertama ragam bahasa kuno atau ragam bahasa
lama yang digunakan sejak jaman kerajaan Sriwijaya sampai saat dicetuskannya
sumpah pemuda , dapat dikatakan ragam bahasa kuno adalah ragam bahasa Melayu
lama . Kedua ragam bahasa baru yang sudah diatur dengan kaidah-kaidah kebahasaan
yang umumnya diperbaharui , ketentuan bahasa ditentukan oleh ejaan yang
disempurnakan ( EYD ) . Ketiga ragam bahasa kontemporer yaitu ragam bahasa yang
muncul seiring perkembangan jaman , ragam bahasa kontemporer memunculkan
bentuk-bentuk kebahasaan baru yang cenderung mengabaikan kaidah-kaidah
kebahasaan yang sudah ada.

Ragam bahasa kontemporer mencerminkan kebebasan dalam pemilihan atau


perubahan kata yang berkembang pada saat itu . Penggunaan bahasa kontemporer
sering kita jumpai dalam graffiti liar yang digambar pada tembok-tembok kota , graffiti
tersebut menunjukan kejelasan atau trasparansasi makna , didalam graffiti liar terkadang
mengandung makna yang menonjolkan pada kelompok-kelompok tertentu ,seperti
graffiti “amoeba” yang mengpresentasikan kelompok asal daerah Yogyakarta , yang
artinya “ anak moeda badran ” . Juga kata yang sering digunakan anak-anak mudah
Yogyakarta seperti “bonex” yang memiliki makna “ bondho nekat ” artinya “ modal
nekat ” dan masih banyak lagi penggunaan bahasa kontemporer yang beredar di wilayah
Indonesia .

Penggunaan bahasa kontemporer dapat saja digunakan dimasyarakat itu artinya ,


munculnya bahasa kontemporer yang ada di masyarakat menandakan bahwa bahasa
memiliki berbagi varian dan ciri khas yang berbeda . Namun frekuensi pemakaian
bahasa kontemporer harus dapat dipertimbangan dengan baik. Jika tidak penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar akan hilang seiring dengan perkembangan jaman
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat digunaakan alam situasi yang
tepat seperti digunakan dalam artikel ilmiah , pidato resmi dan debat formal. Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dapat dilestarikan dengan sosialisasi diberbagai kalangan
masyarakat selain itu pengunaan bahasa dapat digunakan sesuai dengan situasi yang
ada . Dengan begitu masyarakat Indonesia dapat mengunakan bahasa dengan bijak serta
dapat mempertahankan identitas bangsa.

Anda mungkin juga menyukai