No mahasiswi : 405110164
Kelompok :4
Tujuan praktikum :
- menyebutkan nama dan fungsi semua bagian model mata cenco-ingersoll yang
menirukan mata sebagai susunan optik.
Catatan : untuk percobaan B,C dan D model mata cenco-ingersoll disusun sebagai
mata dalam keadaan tidak berakomodasi (istirahat).
D. Akomodasi
1. Angkat kedua lensa silindris yang dipasang di G2 dan S1 atau S2.
2. Tanpa mengubah keadaan model mata cenco-ingersoll tempatkan benda
yang bercahaya 25cm didepan model mata tersebut. Perhatikan
bayangannya yang kabur.
3. Ganti lensa sferis +7D (lensa kristalina) dengan sebuah lensa sferis lainnya
yang memberikan bayangan yang tegas pada retina.
Sebutkan analogi keadaan ini dengan mata sebenarnya.
4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara gunakan untuk mengganti lensa
kristalina (+7D).
E. Mata afakia
1. Buat susunan seperti yang didapatkan pada A ad.4.
2. Angkat lensa kristalina sehingga terjadi mata afakia, yaitu mata tanpa lensa
kristalina.
3. Perbaiki mata afakia ini dengan salah satu lensa sferis positif yang dipasang
sebagai kacamata di S1 atau S2 supaya bayangan menjadi lebih tajam.
4. Catat jenis dan kekuatan lensa yang saudara pasang di S1 atau S2.
Hasil praktikum :
1. Pembahasan
Hasil praktikum
Pembahasan
Lebar pupil dan aberasi sferis
Pada percobaan tanpa iris, cahaya dapat masuk sebagian besar permukaan
lensa. Cahaya yang memasuki bagian pinggir lensa menyebabkan bayangan
yang terbentuk tidak tajam. Efek ini disebut dengan aberasi sferis. Ketika
dipasang iris, model mata menghasilkan bayangan yang lebih redup namun
tajam. Cahaya tidak dapat memasuki ruangan model mata melalui bagian
pinggir lensa. Hanya bagian tengah lensa yang dapat dilalui cahaya. Oleh
karena aberasi sferis dicegah oleh iris, maka terbentuk bayangan yang lebih
tajam/fokus.
Keadaan refraksi serta tindakannya
Melalui percobaan model mata cenco-ingersoll dapat disimulasikan berbagai
kelainan refraksi. Pada hipermetropi, bayangan jatuh dibelakang retina.
Keadaan ini dapat dikoreksi dengan lensa sferis positif 2D. Dan sebaliknya
pada miopia, bayangan jatuh didepan retina. Keadaan ini dikoreksi dengan
bantuan lensa sferis negatif -1,75D. Keadaan astigmatisma terjadi ketika aksis
horizontal dan vertikal dari bayangan tidak mengalami pembiasan yang sama
besar. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silindris positif 1,75D dengan aksis
90°. Keadaan akomodasi terjadi ketika benda berada dekat dengan mata. Untuk
menghasilkan bayangan tajam, lensa kristalina perlu diganti dengan lensa
berkekuatan tinggi yaitu lensa sferis positif 20D. Pada mata afakia, tidak
terdapat lensa kristalina dalam mata. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan lensa
sferis positif kekuatan 2D.
2. Kesimpulan
Efek aberasi sferis dapat diatasi dengan penempatan iris pada model mata dan
kelainan-kelainan refraksi dapat di koreksi atau dibantu dengan lensa yang
sesuai.