Stratigrafi Regional Karangsambung
Stratigrafi Regional Karangsambung
3 Stratigrafi Regional
Komplek Melange Luk Ulo merupakan satuan batuan bancuh (chaotic) dari berbagai
macam batuan sedimen, batuan beku dan batuan metamorf pada massa dasar lempung yang
tergerus kuat (pervasively sheared). Kenampakan struktur boudinage dengan kekar gerus
dan cermin sesar merupakan hal yang umum dijumpai pada permukaan batuan. Blok-blok
batuan berupa exotic block maupun native block berukuran centimeter hingga ratusan meter
yang mengambang di atas lempung hitam, tersebar luas dengan pola penyebaran sejajar arah
gerusan.
Batuan Metamorfik, merupakan batuan tertua yang dijumpai dan terdiri dari gneiss, sekis
hijau, sekis mika, sekis biru, filit, amfibolit, eklogit dan marmer. Pengukuran radiometric
K-Ar pada sekis mika menunjukkan umur 117 Ma, (Ketner, et.al, 1976).
Batuan beku, berupa batuan ultramafik yang merupakan seri batuan ofiolit dijumpai sangat
bagus di daerah ini. Peridotit, serpentinit, gabro dan basalt merupakan batuan yang sering
membentuk struktur bantal. Basalt berstruktur bantal umumnya berasosiasi dengan sedimen
laut dalam.
Sedimen laut dalam, berupa selang seling rijang dengan lempung merah atau lempung
merah gampingan.
Batuan sedimen, umumnya berupa perselingan antara batuan pelitik dengan batupasir,
disamping itu dijumpai greywacke dan metagreywacke yang sering membentuk struktur
boudinage.
Berdasarkan penanggalan radiometric K-Ar maka umur metamorfisme sekitar Kapur Akhir
(117 Ma), sedangkan dari fosil radiolaria menghasilkan kapur awal hingga akhir (Wakita et
al, 1991). Asikin (1974) dan Sapri, H., dkk. (1998) berdasarkan nano fosil dari sedimen di
atas mélange menemukan percampuran fauna Paleosen dengan Eosen. Dari data ini maka
diduga umur Komplek Melange berkisar Kapur Akhir hingga Paleosen.
2. Formasi Totogan-Karangsambung
3. Formasi Waturanda
Formasi Waturanda merupakan suatu formasi yang mayoritas tersusun atas perulangan
batuan-batuan vulkanik klastik (utamanya breksi vulkanik dan batupasir) yang terbentuk
pada zaman Miosen Awal (Oligo-Miosen). Selain batuan-batuan vulkanik klastik, pada
formasi ini juga ditemui banyak fragmen-fragmen asing (foreign fragments) yang mayoritas
berasal dari zaman yang sama dengan zaman terbentuknya kompleks mélange Lok Ulo
(Krisnabudhi, et, al., 2015). Lebih lanjut, breksi vulkanik yang terdapat pada Formasi
Waturanda ditenggarai juga merupakan bagian dari Formasi Andesit Tua (Old Andesite
Formation) yang membentang sepanjang Selatan P. Jawa (Krisnabudhi, et, al., 2015).
4. Formasi Penosogan
Terletak selaras di atas Formasi Waturanda, tersusun oleh perlapisan batupasir tipis
hingga sedang, batulempung, kalkarenit, napal tufaan dan tufa. Bagian bawah dicirikan
oleh perlapisan batupasir-batulempung yang butirannya menghalus ke atas dan komponen
karbonatnya semakin tinggi. Bagian tengah terdiri dari perlapisan napal dan lanau tufaan
dengan sisipan tipis kalkarenit. Sekuen Bouma nampak berkembang baik. Bagian paling
atas kandungan tufanya meningkat dengan dominasi napal tufaan dan tufa. Formasi
Penosogan diendapkan pada lingkungan laut dalam yang dipengaruhi arus turbidit.
5. Formasi Halang
Formasi tersebar di bagian selatan, membentang dari barat hingga timur menempati
daerah perbukitan dengan tebal sekitar 400 – 700 m. Litologi penyusun terdiri dari
batupasir gampingan, batupasir kerikilan, batupasir tufaan, napal, napal tufaan,
batulempung, batulempung napalan dan sisipan kalkarenit. Umur formasi yaitu Miosen
Tengah-Pliosen Awal.