Anda di halaman 1dari 15

MEMPERBAIKI MEKANISME

BLOK SILINDER
DAN KELENGKAPANNYA
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
TEKNIK KENDARAAN RINGAN

PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN


BLOK SILINDER
SMK NEGERI 1 SINGOSARI MALANG
Jalan Raya MondorokoNo. 3 SingosariTelp.(0341) 458138 Fax. 458139
Website :http://www.smkn1sgs.sch.id Email : smkn1_sgs@yahoo.com
BLOK SILINDER

Blok silinder dan ruang engkol merupakan bagian pokok motor. Bentuk dan konstruksi blok silinder
tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
Jumlah silinder, susunan silinder, susunan katup, jenis pendinginan, letak poros kam, tempat
dudukan motor, bahan serta pembuatannya.

Blok silinder harus memenuhi persy aratan


 Kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elatisitas pada bentuknya
 Ringan dan kuat
 Konstruksi blok dan silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
 Pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang pada blok tersebut (misal
poros engkol, kepala silinder).
Silinder harus memenuhi persyaratan
 Sifat luncur yang baik pada permukaan lurusnya dan tahan aus
 Kuat terhadap tekanan tinggi
 Tidak boleh mengalami perubahan bentuk akibat waktu pemakaian yang lama
 Konstruksi silinder harus memperoleh pendinginan yang merata
 Mudah dioverhoul atau diganti.

Jenis Konstruksi

Berdasarkan susunan silinder :

Sebaris Konstruksi sederhana, baik


untuk motor 2 s.d 6
silinder
Bentuk “V”  Konstruksi pendek, kompak dan
kaku
 Baik untuk motor 6 s.d 12 silinder
 Sifat getaran paling buruk oleh
karena itu jarang digunakan untuk
motor 2 atau 4 silinder.

Boxer (tidur)  Konstruksi rendah tapi lebar


 Baik untuk 2 s.d 12 silinder
 Sifat getaran paling baik.

Tabung silinder kering


Blok silinder
Silinder liner
Konstruksi Blok Silinder
 Pendinginan air
Blok silinder utuh
 Konstruksi sederhana
 Overhoul silinder perlu
pengerjaan khusus
(mengebor, menghorning,
memasang torak
“oversial”)

 Pendinginan udara dan air


 Silinder dan torak yang
aus dapat diganti tanpa
peralatan khusus.
 Perlu ketelitian
khusus saat
perbaikan/overhoul
(pada blok silinder
terbagi sistem
pendinginan air).

Konstruksi Silinder

Lubang bor sebagai silinder


(blok tunggal)  Konstruksi kuat dan sederhana
 Bahan sama untuk blok silinder
 Paling umum pada motor mobil

Boring/Liner jadi satu


dengan blok silinder
Bahan harus mempunyai sifat luncur yang baik dan tahan aus optimal
Blok silinder bisa dibuat dari logam ringan
Tabung silinder yang aus bisa diganti tetapi perbaikan tersebut memerlukan alat
khusus.
Sering digunakan pada mesin sepeda motor diesel kecil

Tabung Silinder Basah


Bahan tabung harus mempunyai sifat khusus yang baik dan tahan aus yang optimal
Blok silinder bisa dibuat dari logam ringan
Pendingin merata karena tabung silinder bersinggungan langsung dengan air pendingin
Tabung silinder dapat diganti dengan cepat dan mudah, tetapi harus diperhatikan pemasangannya
(tinggi pemukaan serta kerataan permukaan tabung silinder).

Tabung silinder basah Tabung silinder basah


Jenis berdiri Jenis menggantung

O-Ring

( karet )

Saluran air

Plastik penyekat
(khusus)

Masalah pemuaian panas yang berbeda antara tabung dan blok


 Tekanan pengepresan paking berubah  ada kebocoran masuk ruang bakar
Masalah pemuaian panas yang berbeda antara tabung dan blok
Tekanan pengepresan paking kepala silinder tetap
 Posisi ring karet bergeser  ada kebocoran air pendinginan melalui lubang pelepas
atau masuk ruang engkol.

Lapisan luncur khusus

Silinder dan torak yang terbuat dari bahan aluminium mempunyai sifat gesek yang sangat jelek. Untuk
mengatasi hal tersebut, silinder aluminium harus mempunyai lapisan luncur khusus.

a) Lapisan logam keras (misalnya : krom, nikel, campuran nikel,/ silisium)


 Sifat luncur paling baik
 Proses pelapisan perlu ketelitian tinggi
 Sering digunakan pada motor kecil ( sepeda motor )

b) Penggunaan campuran aluminium dan silisium ( alusil )


Struktur permukaan setelah dituang O
Silisium murni
Campuran aluminium/ silisium

Struktur permukaan setelah pengerjaan


akhir ( pengasahan )

Permukaan luncur merupakan puncak-


puncak kristal silisium yang sangat keras
dan tahan aus.

Pengantar
Pada setiap overhoul motor selalu diadakan pengukuran blok silinder dan mekanisme engkol untuk
menentukan tingkat keausan dari bagian-bagian motor. Selanjutnya dapat dibandingkan dengan data
yang ada pada buku manual pada masing-masing motor.
PEMERIKSAAN BLOK SILINDER

1. Tujuan Khusus Pembelajaran

Memeriksa secara visual blok silinder


Memeriksa kelurusan bantalan utama
Memeriksa saluran oli
Mengukur tabung silinder
Mengganti tabung silinder basah

2. ALAT BAHAN WAKTU


Kotak alat
Mistar baja
Pengukur tabung silinder
Fuller Gauge
Mistar sorong
Mikrometer luar
Lampu kerja
Pistol udara
Skrap
Blok silinder
Amplas
Kain lap
Pembersih
Latihan : 4 jam

3. Langkah Kerja

Pembersihan

Bersihkan blok silinder dengan pencuci


Bersihkan saluran-saluran oli dengan pistol udara
Bersihkan permukaan-permukaan yang berpaking dengan skrap dan ampelas
Pemeriksaan awal

Periksa secara visual blok silinder terhadap keretakan dan kebocoran. Bila air
terlihat bocor pada sumbat, sumbat harus diganti dan jika terdapat keretakan harus
diperbaiki/ dioverhoul.

Periksa secara visual goresan- goresan pada tabung silinder, bila goresan terlalu
dalam, silinder harus dioverhoul.

Blok silinder tunggal/ kering

Kontrol kebengkokan ( permukaan atas )

Sebab kebengkokan :
Panas yang berlebihan ( over
heating )

Mistar baja Feeler

 Kebengkokan maksimum yang diijinkan  0,15 m


Posisi Pengukuran

Kontrol kebengkokan ( permukaan bawah )

 kebengkokan maksimum yang


diijinkan  0,1 mm
kebengkokan yang terjadi agak sulit
diperbaiki, tetapi bisa dilaksanakan
pada bengkel reparasi

Mengukur tabung silinder

Bersihkan kembali tabung-tabung silinder


Ukur diameter asli tabung silinder dengan mistar sorong 9 pada bagian bawah/ bagian yang tidak
terkena gesekan cincin torak )

Pasang alat pembaca pengukur tabung silinder pada tangkai sampai jarum dial bergerak
 0,10 mm. (lihat gambar bawah).
Pilih dan pasangkan batang pengukur/ cincin pada kaki pengukur dial, sesuai dengan besar
diameter asli silinder. Hasil pengukuran dengan mistar sorong untuk ukuran selain kelipatan 5
tambahkan ring penambah contoh: Untuk diameter 77 mm gunakan batang 75 mm ditambah ring 2
mm.

Setkan dial indikator pada mikrometer sesuai dengan diameter asli

INFORMASI
Panjang ukuran batang pengukur tabung silinder yang dipasang tidak sesuai dengan harga
seharusnya, maka perlu dikalibrasi/diset lagi (lihat gambar).
Set / kalibrasi mikrometer pada ukuran yang sesuai (0, 25, 50, 75, atau 100 mm) dengan memakai
alat pengubah yang ada pada kotak mikrometer.Jika sudah pas, setel mikrometer pada ukuran
diameter asli (lihat gambar), posisi pengukur tabung silinder dan mikrometer harus tegak lurus
(supaya hasil akurat)
Set/kalibrasi dial pengukur tabung silinder dengan memutar rumah (dari plastik bagian luar) pada
posisi nol (0), jika sudah maka alat siap digunakan untuk pengukuran.
Supaya hasil pembacaan hasil pengukuran benar, harus diperhatikan arah putaran jarum, jika alat
pengukur tabung silinder dilepas dari mikrometer, maka jarum akan bergeser dari posisi nol ke posisi
yang baru (yang lebih besar nilainya).
Pada waktu pengukuran tabung silinder posisi alat pengukur juga harus tegak lurus/atau geser-
geser alat pengukur dan dapatkan hasil yang terkecil.

HASIL PENGUKURAN
Ditentukan letak jarum dengan posisi nol, jika jarum bergerak pada posisi sebelum nol/seratus
maka hasil pengukuran pasti kurang dari diameter asli, dan sebaliknya.
Pengukuran tabung silinder Posisi pengukuran

Arah sumbu poros engkol (memanjang)

Arah 900 terhadap sumbu poros engkol (melintang)

Bagian-bagian pengukuran
Y

X
Awal langkah cincin torak

1. ATAS, sedikit ke bawah awal langkah cincin torak

2. TENGAH, di tengah langkah cincin torak

3. BAWAH, sedikit ke atas akhir langkah cincin torak.

Akhir langkah cincin torak. Diameter asli.

INFORMASI

Ketirusan adalah selisih hasil pengukuran terbesar dikurangi hasil pengukuran terkecil dari satu posisi
pengukuran X atau Y saja.
Contoh: X1 – X2, X2 - X3, X3 – X2, X2 – X1. Y1 –
Y2, Y2 - Y3, Y3 – Y2, Y2 – Y1.
Kelonjongan/keovalan adalah selisih + hasil pengukuran dari 2 posisi pengukuran X dan Y
pada 3 posisi. Contoh:
X1 – Y1, X2 – Y2, X3 – Y3 atau sebaliknya
1. masukkan hasil pengukuran pada table berikut :

2. lakukan pengolahan data


a. menentukan ketirusan lubang silinder blok
ketirusan = selisih pengukuran X1, X2 dan X3
selisih pengukuran Y1, Y2 dan Y3
b. menentukan keovalan lubang silinder blok
keovalan = selisih pengukuran X1 dengan Y1
selisih pengukuran X2 dengan Y2
selisih pengukuran X3 dengan Y3
3. .Dari data diatas ambil keovalan paling besar dan ketirusan paling besar untuk menentukan
pengerjaan akhir (oversize)
Contoh :
Ketirusan Maksimal : 0,09 mm
Keovalan Maksimal : 0,11 mm
Keausan Maksimal : . . . . . . . . (Selisih diameter silinder STD dengan hasil pengukuran
terbesar)

4. Kesimpulan
Jika pengukuran keausan maksimal < 0,25 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 0,25
mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,25 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 0,50
mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,50 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 0,75
mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,75 mm maka pengerjaan lanjutan adalah oversize 1,00
mm

Anda mungkin juga menyukai