Anda di halaman 1dari 17

MUSIK DI DUNIA ISLAM

Sebuah Penelusuran
Historikal Musikologis

Andre Indrawan
Lektor Kepala pada Jurusan Musik,
Fakultas Seni Pertunjukan,
ISI Yogyakarta

Abstract

This study tries to uncover the history of Islamic music that could be traced back to the
time before Arabian Islam. Some new musical form were in fact adopted from its corre-
sponding old forms which then adjusted to Islamic content. This study found that
music had been performed within the Arab societies during the beginning of Islam and
had well developed during the Ummayad Caliphate times between the year 661 and
750. The peak development of Islamic music that was centered in Spain up to the end
of the first part of the 15th century and that was then descending by the diminished of
Islamic influence in Europe, finally terminated by Western colonialization which was
followed by modernization.
Keywords: Islamic music, music history, Spain.

Abstrak

Kajian ini berupaya mengungkap sejarah seni musik Islam yang akar
keberadaannya dapat ditelusuri sejak masa sebelum Islam di Arab.
Beberapa bentuk musikal baru dalam kenyataannya memiliki kaitan
asal-muasal dengan bentuk-bentuk lama yang kemudian diselaraskan
dengan muatan Islamis. Kajian ini menjumpai bahwa musik hidup dalam
masyarakat Arab sejak masa permulaan Islam dan telah mengalami
kemajuan pada masa Kalifah Ummayah di antara tahun 661 dan 750.
Puncak pengembangan musik Islam yang terpusat di Spanyol hingga
penghujung paruh pertama abad ke-15 dan kemudian menurun seiring
dengan melemahnya pengaruh Islam di Eropa, akhirnya terputus oleh
kolonisasi Barat yang diikuti oleh modernisasi.
Kata kunci: Musik Islam, sejarah musik, Spanyol

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
38
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
Pendahuluan dari bagian pendahuluan, pema-
paran riwayat hidup komponis,
Sehubungan dengan negatif-
klasifikasi karya-karya instrumen-
nya konotasi kata “musik” dalam
tal dan vokal, karya-karya orkes
masyarakat Islam, tampaknya musik
simfoni dan sinopsis berbagai opera,
tidak pernah menjadi topik mau-
hingga pengertian istilah-istilah,
pun bagian dari studi-studi relijius
senantiasa menggunakan materi-
Islamis. Dengan demikian analisis
materi atau paling tidak terkait
terhadap musik di dunia Islam hanya
dengan aspek-aspek sejarah. Con-
mungkin dilakukan dari pende-
toh lain ialah Kerman (1985) yang
katan-pendekatan di luar lingkaran
sering dipertimbangkan orang
studi tersebut. Sehubungan dengan
sebagai representatif paradigma
itu analisis tersebut tampaknya
baru kajian musikologi sendiri,
hanya dapat dilakukan secara lebih
dalam kenyataannya tidak dapat
mendalam melalui pendekatan
menghindar dari keterkaitan studi
ilmu-ilmu sekuler. Di antara ber-
historis. Hubungan musikologi
bagai ilmu sekuler yang telah
dengan sejarah bukanlah hal yang
memberikan perhatian khusus ter-
mengherankan karena musikologi
hadap musik di dunia Islam ialah
pada dasarnya ialah studi ilmiah
bidang studi seni musik yang se-
tentang musik yang mencakup
cara umum kajian-kajiannya berada
kajian-kajian yang luas, khususnya
dalam lingkup pembahasan mu-
meliputi berbagai studi historis,
sikologi maupun etnomusikologi.
komparatif, dan juga sistematis
Hampir semua sumber referensi
(Randel, 1978: 327).
musikologis yang populer di masya-
Karena studi ini melihat bu-
rakat hingga saat ini mengguna-
daya musik Islamis dari perspektif
kan pendekatan sejarah. Sebagai
musikologis yang berasal dari Barat
contoh ialah Beard dan Gloag
maka kadang-kadang beberapa
(2005) yang menyertakan lima
aspek pada genre relijius Islamis
konsep yang terkait dengan seja-
dianalogikan dengan lingkaran
rah, yaitu: Historical musicology, his-
kehidupan musik seni musik di
toricism, historigraphy, dan history, dari
dunia Barat. Dengan demikian
90 konsep musikologi yang dipe-
kedudukan dan peranan suatu genre
takannya. Publikasi pengetahuan
musik Islamis di suatu kebudayaan
umum musik yang banyak beredar
Islamis di manapun juga, di antara-
di kalangan masyarakat pecinta
nya dapat ditelusuri melalui sis-
musik klasik di Indonesia, misalnya
tematika jenis-jenis musik yang
dari Machlis (1963) dan Ewen
dihasilkan dari pendekatan mu-
(1954), adalah contoh lain dari
sikologis. Walaupun demikian
dominasi aspek-aspek sejarah dalam
pendekatan tersebut tentunya perlu
musikologi.
dikonfirmasikan dengan dengan
Hampir semua isi publikasi
pendekatan kultural Islamis yang
tersebut publikasi tersebut, mulai
pernah dilakukan selama ini, sesuai

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 39
dengan taksonomi yang pernah hingga bagian akhir paruh pertama
dipertimbangkan oleh para ulama abad ke15, ketika berakhirnya masa
terdahulu berdasarkan tingkat pene- keemasan Islam saat itu. Namun
rimaannya pada masyarakat Islam demikian, keberadaanya tidak bisa
(lihat Faruqi, 1986:457462; dan dilepaskan begitu saja dari akar
Nassr, 1997: 219235). Di antara be- budaya Arab sehingga pengupasan
berapa musikolog Barat yang ter- sejarah musik Islam tidak akan
tarik untuk menggali sejarah musik lengkap tanpa melihat juga budaya
Islam ialah Amnon Shiloah (1995). musik praIslam.
Ia berpendapat bahwa sumber- Penelusuran sejarah musik Is-
sumber literatur sejarah musik Is- lam yang pernah dilakukan hingga
lam tertua diperkirakan berasal dari saat ini senantiasa menyertakan
abad ke9, atau kirakira 250 tahun musik Arab sebelum masa Islam.
setelah kelahiran Islam. Walaupun Hal tersebut dapat dimaklumi ka-
akurasi penelusurannya tidak dapat rena ajaran Islam yang dibawa oleh
dijamin sepenuhnya namun seti- Nabi Muhammad SAW pada dasar-
daknya upaya tersebut merupakan nya tidak membunuh budaya Arab
salah satu contoh penelusuran atau meninggalkan sepenuhnya
musik Islam dari perspektif histori- nilai-nilai budaya lama yang melatar-
kalmusikologi. belakanginya, melainkan mere-
kreasinya sehingga tidak berten-
Embrio Bentuk-Bentuk Seni tangan dengan ajaran Islam, bah-
Musik Islamis kan kemudian mengembangkan-
nya sebagai seni Islamis yang
Keberadaan semua jenis musik berkualitas tinggi. Lebih jauh lagi,
Islamis yang tersebar di berbagai Islam pada dasarnya menghargai
negara, termasuk Indonesia, tidak capaian-capaian artistik bangsa
terlepas dari keberadaan musik- Arab Jahiliyah di bidang seni,
musik di dunia Islam pada umum- khususnya sastra. Karena perkem-
nya. Hal tersebut karena muatan- bangan musik Islamis berakar dari
muatan Islam, sebagai variabel seni sastra Arab, maka dapat di-
tetap pada musik Islam di mana- maklumi jika secara musikologis
pun, senantiasa bersifat universal. musik Islamis memiliki hubungan
Sehubungan dengan itu berbagai dengan karakteristik seni praIslam.
muatan budaya lokal yang terkan- Puisi Arab pra-Islam dihormati
dung di dalamnya dan dari satu karena kepersisannya, serta keka-
negara ke negara lainnya sangat yaan vokabulari, struktur-struktur
bervariasi, perlu dipertimbangkan metrik yang rumit, sistem-sistem
sebagai variabel bebas. Musik syair, dan sikuen tematiknya, yang
Islamis, baik dari jenis-jenis relijius, telah benar-benar berkembang.
tradisional maupun klasik, memang Sebagai contoh bentuk-bentuk
lahir bersamaan dengan kelahiran pra-Islam yang kini dikenal sebagai
Islam dan mencapai puncaknya bentuk-bentuk sastra Islamis, di

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
40
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
antaranya ialah: Qasida, Madh, dan sebagaimana halnya di masa
Mu’allaqat. Seiring dengan itu, Is- ‘urubah sebelum Islam.
lam sendiri pada dasarnya juga ..........................................................
bukan suatu agama yang sama
Kitab Suci AlQur ’an sebagai
sekali baru namun merupakan perwujudan yang sempurna
puncak penyempurnaan berbagai unik dari keluhuran sastra, ikut
keyakinan samawi yang telah mempengaruhi kesadaran estetis
terlebih dahulu ada (Shiloah, 1995:3 setiap muslim.
jo Fariq, 1997:38). Mengenai ke-
..........................................................
samaan akar agama Islam dengan
Pengaruh yang sama juga terjadi
Yahudi dan Kristen, disebutkan
pada seni suara, pertama pada
bahwa: (Japri & Shah, 19861996)
pembacaan ayat-ayat suci Al
“Together with Judaism, they go back Qur ’an, azan, dan kemudian
to the prophet and patriarch Abraham, pada semua bentuk musik vokal
and their three prophets are directly maupun instrumental.
descended from his sons — Muhammad
(SAW) from the eldest, Ishmael, and Sebelum masa Islam, musik
Moses and Jesus, peace be upon them, adalah bagian dari kehidupan harian
from Isaac” masyarakat padang pasir yang
berfungsi sebagai pelengkap per-
Kenyataan di atas membukti- temuan-pertemuan umum untuk
kan bahwa keberadaan musik Is- menyambut para peziarah rumah
lam memiliki latar belakang yang suci Ka’bah, dan pemberi motivasi
jauh, yaitu kebudayaan Arab pra- serta semangat para pejuang dan
Islam. Itulah sebabnya walaupun musafir. Di antara jenis lagu-lagu
bersifat universal, kebudayaan Is- pertama yang populer saat itu ialah
lam sendiri tidak bisa lepas dari Hudâ’, yang darinya kemudian
aspekaspek kearaban atau ‘urubah. diturunkan Ghinâ, kemudian,
Dengan demikian bukanlah hal Nashb, Sanad, Rukbaanî, dan lagu-
yang mengadaada jika karakteristik lagu tarian yang dikenal dengan
musikal berbagai bentuk seni vokal istilah Hazâj. Sumber tertua yg
Islamis yang kita kenal selama ini dapat memberikan gambarkan
sesungguhnya berakar dari bu- musik pra Islam, ialah Kitâb allahw
daya yang telah ada sebelumnya, Wa’lMalâhî (Buku tentang distraksi
yaitu Arab praIslam: (Faruqi, I, dan alat-alat musik) oleh Abû’l
1991:19, 7778) Qasim ‘Ubaydallah ibn Khurra-
Kefasihan berbicara – tujuan dâdhbih (wafat tahun 911), se-
seni sastra – dalam prosa mau- orang ahli geografi. Sebagian dari
pun puisi yang merupakan buku tersebut menyajikan dialog di
keunggulan khas bangsa Arab antara Khalifah al Mu’tamid dan
dan sarana utama bagi peng- Khurradâdhbih yang dikutip dari
ungkapan dan pemuasan estetik, buku Murûj Al Dhahab Wa Ma’âdin
tetap tak berubah dalam Islam AlJawâhir (Lahan emas dan sumber

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 41
perhiasan) karya al Mas’ûdî (wafat nostalgis yang didasarkan atas
956), ahli geografi dan sejarah. suatu pengulangan frase melodi.
Kedua sumber tersebut mencatat Jenisjenis lagu sederhana lain yang
anekdot yang menggambarkan dinyanyikan sambil memberi
terciptanya asal mula lagu. Dalam minum atau memandikan bina-
versi Kitâb AlLahw diceriterakan tang-binatang ternak, memiliki
bahwa Mudar ibn Nazar memukul karakteristik musikal yang kurang
kedua tangan pembantunya yang lebih sama. Lagu-lagu tersebut di-
kemudian secara spontan berteriak: nyanyikan oleh penggembala sambil
“Aduh tanganku, tanganku!” menggembalakan binatang-bina-
Unta-unta yang mendengarkan tang piaraan untuk kemudian di-
teriakan suara vokal yang sonor beri minum (Shiloah, 1995: 56;
tersebut konon melakukan gerak Crossley-Holland, 1978: 118).
tertentu sebagai reaksi. Namun Dengan demikian tampaknya jenis
dalam versi al Mas’ûdî, Mudar nyanyian tersebut memberikan
jatuh dari unta dan patah tangan- penekanan betapa pentingnya air
nya lalu berteriak yâ yadâh! (Aduh di suatu wilayah yang kering.
tanganku!) sehingga unta-unta Di antara bentuk-bentuk yang
yang mendengarnya memberikan telah berkembang secara musikal
reaksi berupa gerakan-gerakan ialah lagu-lagu dan tarian-tarian
yang khas (Shiloah 1995:5). komunal yang mampu meningkat-
Kedua penulis buku tersebut kan kehangatan perayaan-peraya-
menyimpulkan bahwa kisah Mudar an keluarga dan mengiringi per-
adalah asal mula anekdot, dan pada jalanan haji ke Tanah Suci maupun
saat yang sama juga lagu Hudâ’ penyambutan kepulangannya. Di
yang asli. Hudâ’ yang dikenal samping itu juga berkembang
sebagai lagu unta atau para kafilah, musik-musik fungsional untuk
teridentifikasi oleh jenis seni vokal pertemuan-pertemuan sosial di
yang dikenal dengan nawh (ratapan malam hari. Lagu-lagu tersebut
atau elegi). Konon Ghinâ’ yang dinyanyikan di pemukiman para
berarti “lagu,” berasal dari bentuk musyafir oleh para musisi penyair,
dasar Hudâ’. Pada masa Islam, baik laki-laki maupun perempuan,
Ghinâ’ pernah digunakan sebagai dalam kelompoknya masing-
istilah jenerik untuk menyebut masing. Mereka menerapkan teknik
musik seni, mencakup berbagai pengucapan yang menghasilkan
lagu dengan komponen-komponen bunyi menghidung dalam mela-
ritmik dan melodisnya, yang me- gukan ayat-ayat sederhana secara
mainkan peranan terpisah. Sebagai spontan dan improvisatoris. Lagu-
tipe lagu yang tertua dan seder- lagu tersebut menggunakan bentuk-
hana, Hudâ’ adalah pemecah ke- bentuk yang saling merespon, atau
sunyian padang pasir dan peng- bersahut-sahutan, terkait dengan
hibur para musafir. Pada Hudâ’ fungsi sosialnya. Melalui bentuk
terdapat bagian naratif berkarakter tersebut, audiens dapat turut ber-

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
42
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
partisipasi pada saat-saat tertentu, nampilan lima Qaynat Bizantium di
yaitu dengan menyanyi, menari, istana-istana Arab yang menyanyi-
bertepuk tangan, dan bermain kan lagu-lagu tentang keindahan
rebana. Jika dibandingkan dengan tanah kelahirannya. Karakteristik
teksnya yang seringkali ditambah- nyanyian Arab yang menggambar-
kan, penambahan melodi atau lagu kan keindahan-keindahan suatu
baru sangat terbatas. Para penga- negeri, tampaknya mirip dengan
mat memperkirakan bahwa bentuk- aliran Nasionalisme pada masa
bentuk lain yang menggunakan Romantik di abad ke-19. Sebagai
istilah-istilah asing, masih memiliki contoh ialah pada karya-karya
kaitan dengan jenis-jenis musik komponis Spanyol Isaac Albéniz, di
Arab kuno tersebut; misalnya: antaranya Suite Española (lihat
Nashb, SanadThaqîl, SanadKhafîf, Ewen, 1954: 11, 1415).
dan Ahzâdj (Shiloah, 1995:6). Kerajaan Arab lain yang berada
Musik Arab praIslam juga di bawah dinasti Lakmid, yaitu
pernah mengalami periode musik AlHirah, memiliki hubungan dekat
seni yang lebih memperhatikan dengan Persia yang saat itu berada
aspek-aspek artistik dan hiburan di bawah Sasanian, penguasa
dengan pencapaian teknis dan mu- praIslam yang menghargai musik,
sikal yang tinggi, daripada sekedar baik dari jenis sekuler maupun
fungsional. Pada saat itu kompetisi relijius. Seiring dengan hal tersebut
puisi dan pentas-pentas musikal penganut sekte Mazdak, yaitu
yang diselenggarakan secara perio- suatu keyakinan dualistik pada
dik di pasarpasar Arab, khususnya agama Gnostic di Persia yang
Ukaz di Arab Barat, telah menarik terkait dengan Manichaeanism,
perhatian hampir semua sastrawan meyakini bahwa musik yang meru-
musisi dari wilayah Arab dan pakan aspek kebahagiaan atau
sekitarnya. Musiknya yang lebih kenikmatan (joy), adalah salah satu
rumit dari musik harian para dari empat kekuatan spiritual, ter-
musafir, umumnya dibawakan oleh masuk: Persepsi, intelejensi, dan
Qaynat, gadis-gadis penyanyi istana memori: (Encyclopædia Britannica
yang juga menyanyi di rumah- [EB], 2006)
rumah pembantu bangsawan dan According to Mazdakism, there exist
hotel-hotel. Saat itu seni sastra dan two original principles, Good (or Light)
musik merupakan satu kesatuan and Evil (or Darkness). Light acts by
kompetensi karena pembacaan ber- free will and design; Darkness, blindly
bagai bentuk syair dilakukan and by chance. By accident the two
dengan cara dinyanyikan dan bebe- became mixed, producing the world.
rapa di antaranya diiringi oleh There are three Light elements: water,
rebana (Shiloah, 1995:6). Kontak fire, and earth. The god of Light, who
bangsa Arab dengan Bizantium is to be worshiped, is enthroned in para-
pada masa kerajaan Ghassan di dise, having before him four powers—
abad ke-7, diwujudkan oleh pe- perception, intelligence, memory, and

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 43
joy. These rule over 7 “viziers” and antara mereka ialah figur musik
12 “spiritual beings”— identical with yang sangat terkenal di tanah Arab,
the 7 planets of antiquity and the 12 yaitu Bârbad, yang sangat dihargai
signs of the zodiac. The powers are sebagai penemu berbagai modus
united in man; the 7 and 12 control tangga nada praIslam. Beberapa
the world. dari komposisinya kemudian men-
Manichaenism ialah gerakan jadi model bagi capaian artistik
relijius dualistik yang didirikan oleh dalam pengembangan sastra Arab
seorang Iran kelahiran Babylonia, yang bertahan hingga abad kese-
Mani, yang juga dipanggil Manes puluh (Shiloah, EB 2006).
atau Manichaeus (lahir: 216; wafat:
274) di Persia pada abad ke3. Mani Musik Pada Masa
dikenal sebagai “Rasul Cahaya” Permulaan Islam
dan “Pemberi cahaya” tertinggi.
Gnosticism adalah gerakan relijius Pada beberapa hadis, sebagai
dan filosofis dalam dunia Yunani- sumber utama Islam kedua setelah
Romawi pada abad ke2. Gerakan ini Al Qur ’an, terdapat bukti-bukti
terpengaruh oleh berbagai agama yang menunjukkan bahwa Nabi
tradisional yang efeknya dapat Muhammad SAW membolehkan
dirasakan dengan jelas pada cikal musik, khususnya yang memiliki
bakal formasi organisasi dari fungsi sosial dan relijius tertentu,
kanon, doktrin, and kerasulan di antaranya seperti lagu-lagu pe-
(episcopal) pada Kristenitas. Istilah nyemangat perang, lantunan-
Gnosticism diadopsi dari istilah lantunan ziarah haji, dan lagu-lagu
Yunani, gnôstikos, yaitu seorang perayaan pernikahan atau hari-hari
yang memiliki gnôsis, atau besar, baik untuk didengar
pengetahuan rahasia. Para perorangan maupun umum
penganut Mazdak memiliki keya- (Baghdadi, 1991:1518). Pada sekitar
kinan terhadap keberadaan dua tahun 622-623 Masehi, Nabi mere-
prinsip asli penguasa kehidupan, komendasikan lantunan azan yang
yaitu Penguasa Cahaya dan Pe- berfungsi sebagai pemberitahuan
nguasa Kegelapan. Keyakinan waktu-waktu salat dan ajakan
bahwa musik merupakan bagian untuk datang salat berjamaah di
dari empat kekuatan Penguasa masjid. Azan yang merupakan
Cahaya, yang di antaranya ialah salah satu dari jenis-jenis musik
kebahagiaan (joy), dengan sendiri- relijus Islamis penting dalam rang-
nya telah menempatkan para kaian peribadatan Islam, pertama
pemusik pada saat itu pada kedu- kali dikumandangkan oleh Bilâl,
dukan-kedudukan yang terhormat seorang penyanyi Abisinia, yang
di istana-istana para bangsawan kemudian menjadi acuan para
dan raja-raja. Beberapa di antara pengumandang azan (Muazin) di
para pemusik istana tersebut kemu- seluruh dunia Islam. Seiring dengan
dian ada yang menjadi terkenal. Di persebaran Islam ke negara-negara

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
44
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
lain di luar tanah Arab dan per- budak-budak berbakat musik,
temuan budaya Islam dengan yang kemudian dibebaskan setelah
kebudayaan lain, azan, dan musik kontraknya habis. Para musisi
relijius Islamis lainnya pun menga- tersebut kemudian menjadi pilar-
lami penyesuaian dengan budaya- pilar kehidupan musik Arab. Kom-
budaya lokal (Shiloah 1997: 169). petisi di antara para pemusik ter-
Dalam waktu 12 tahun sejak ekspresikan melalui konser-konser
wafatnya Nabi Muhammad SAW, di rumah keluarga dan di salon-
Islam tersebar ke Syria, Iraq, Per- salon dan pememberian hadiah
sia, Armenia, Mesir dan Cyrenaica pada musisi-musisi terbaik
(bagian dari Libya saat ini). Kontak (Shiloah, 1995: 12).
budaya dengan negeri-negeri ter- The salon was under its Arabic appel-
sebut dengan sendirinya ber- lation madjlis, which means both
dampak pada perkembangan budaya meetingplace and session held there.
musikal bangsa Arab. Rejim Empat This type of madjlis, was comparable
Kalifah ortodoks (532-660) yang to the Sassanian model but lacked its
sangat tegas saat itu tidak banyak defined protocol.
berpengaruh pada dominasi ……………………………………..
kesenangan dan antusiasme Hence, at the salon the musician was
terhadap kenikmatan hidup di an indispendable personality, capable
Mekah dan Madinah. Periode of stirring the most blissful passions.
empat khalifah pertama merupakan Morover, in addition to possessing a
the golden age of Islam, yang dikenal musical gift, he was perceived to be an
juga sebagai masa KhulafaiRashidin agreeable conversationalist with a
atau The Pious Caliphs, yaitu masa lively mind, and occasionally was a
empat kepemimpinan Islam per- skillful poet.
tama yang terdiri dari Abu Bakr as-
Dalam budaya musik Eropa,
Siddiq (tahun 632-634), ‘Umar Ibn
istilah “salon” berkaitan dengan
al-Khattab (tahun 634-643),
bentuk musik pada abad ke-17, dan
‘Uthman Ibn ‘Affan (tahun 644-
abad ke-18. Istilah “salon” ber-
656), dan ‘Ali Ibn Abi Talib (tahun
kaitan dengan istilah camerata (lihat
656-661) (Khan, 2001:ix x).
Machlis, 281) dan chamber music
Keluarga-keluarga kaya, menyewa

Gambar 1:
Instrumen Al‘Ûd

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 45
(lihat Shiloah, 1995:254-255). Istilah berbagai melodi serta ritmenya
chamber music berasal dari sebutan disesuaikan dengan musik Arab
kelompok penulis, artis dan musisi serta diberi kodifikasi baru. Talaan
pada jaman Barok (Abad ke-17) ‘Ûd Arab berdawai 4 yang asli dari
yang disebut Camerata. Camerata dawai teratas hingga terbawah
sendiri berasal dari kata Italia, “sa- ialah: agdc. Disebabkan oleh
lon.” Karakteristik bentuk per- pengaruh Persia, talaan tersebut
tunjukan chamber music pada jaman menjadi lebih teratur dengan
Klasik, di antaranya ialah jumlah mengganti talaan dawai teratas dan
pemain yang sedikit, terdiri dari dua terbawah yang masing-masing
hingga 18 orang. Walaupun demi- berjarak kwint dari kedua senar
kian bentuk standar musik kamar yang berurutan di antaranya.
ialah kelompok empat orang pe- Dengan demikian dari dawai ke
main instrumen gesek, yaitu String dawai berjarak kwint, yaitu: ægdA
Quartet. Walaupun kini dipertun- (Spring, 2001:26; Gushee dan Hiley,
jukkan di gedung-gedung konser, 2002:2728).
penataan alami musik kamar pada Di antara musisi wanita yang
mulanya ialah di rumah atau di terkenal saat itu ialah Azza al-Maylâ
dalam ruangan yang tidak terlalu yang trampil membawakan gaya
besar dengan jumlah audiens yang menyanyi al-Ghinâ’ ar-Raqîq, atau
terbatas. Pada saat itu pertunjukan nyanyian lembut (gentle song).
musik kamar dihadiri oleh audiens Rumahnya berfungsi sebagai
khusus seperti kenalan-kenalan sebuah salon yang paling di ter-
dan para ahli musik (connoisseurs). kenal di kota Madinah, dan hampir
Dari tradisi musikal Mekah dan kebanyakan musisi terkenal di kota
Madinah, terbentuklah generasi tersebut tampil di salon tersebut atas
musik Islamis selanjutnya. Proses sponsor darinya. Di samping Azza
pendidikan dimulai dari pendekatan al-Maylâ, musisi terkenal wanita
tradisional, kemudian meningkat lainnya ialah Jamîla, yang di sekitar-
pada audisi reguler dari musik-musik nya dikelilingi para musisi, penyair
terbaik para virtuoso. Melalui emu- dan para selebriti. Sementara itu
lasi intens dari musik mereka, para musisi pria yang terkenal saat itu
musisi negara-negara Islam yang di antaranya ialah Thuways, yang
baru di luar Arab telah memberi- tertarik pada gaya musikal melodi-
kan kontribusi yang besar terhadap melodi nyanyian yang dibawakan
perkembangan teknik-teknik, ins- oleh budak-budak yang berasal
trumen-instrumen, dan elaborasi dari Persia. Ia kemudian mengimi-
bentuk-bentuk musikal baru. tasi melodi-melodi tersebut dan me-
Salah satu capaian musik Islam ngembangkannya. Penyanyi pria
saat itu ialah pengembangan sistem lain yang juga tidak kalah populer-
penalaan ‘Ûd Arab. Talaan Lute nya saat itu adalah Shâ’ib Khâthir,
Persia diterapkan pada ‘Ûd Arab anak seorang budak Persia yang
dan pengaturan sistem modal pada sangat berbakat. Lagu-lagu yang

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
46
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
dibawakan mereka umumnya Musik Klasik di
diiringi oleh instrumen-instrumen Dunia Islam
khas Arab seperti Lute (‘Ûd),
Gaya musik musik Islam klasik
Rebana (Duff), dan tongkat perkusi
mengalami perkembangan yang
atau disebut Qadlib (Shiloah dalam
signifikan pada masa Kekhalifahan
EB, 2006).
Ummayah (661750). Istana-istana
Kehidupan musik di Mekah
di kawasan ibu kota kekhalifahan
dan Madinah memiliki kesesuaian
yang saat itu dipindahkan ke
dengan beberapa keterangan dari
Damaskus, Syria, diramaikan oleh
hadis-hadis Rasulullah SAW yang
para musisi, baik pria maupun
mengklarifikasi bahwa Madinah
wanita. Walaupun elemen-elemen
bahkan pernah menjadi pusat
asing non-Arab memainkan pe-
musik (nyanyian) sejak jaman
ranan yang sangat penting dalam
Jahiliyah. Hal tersebut karena
musik mereka, namun sebagian
dibandingkan dengan Mekah,
besar musisi terkenal saat itu me-
penduduk kota tersebut memang
miliki latar belakang kelahiran dan
lebih menyukai nyanyian. Tersirat
kebudayaan Arab. Dengan demi-
pada beberapa hadis bahwa
kian latar belakang kebangsaan
Rasulullah SAW pernah memper-
telah memberikan kontribusi
kenalkan seorang penyanyi dan
terhadap khasanah karakteristik
mempertunjukkan bakat penyanyi
musik di suatu wilayah kebu-
tersebut kepada Aisyah, istri beliau.
dayaan.
Beliau juga pernah mengirimkan
Musisi periode Ummayah per-
Arnab, seorang penyanyi cantik
tama yang paling terkenal ialah Ibn
yang dijuluki “Jamilah sang pe-
Misjah, yang dikenal sebagai
nyanyi” sebagai hadiah pertun-
“bapak musik Islamis.” Misjah
jukan untuk suatu pesta perni-
yang lahir dari sebuah keluarga
kahan pengantin suku Anshar.
Persia di Mekah, adalah ahli teori
Abu Bakar pernah menjumpai dua
musik, penyanyi, dan virtuoso
orang penyanyi sedang memper-
Lute. Ia mempelajari teori serta
tunjukkan kebolehannya di ha-
praktek musik Persia dan Bizan-
dapan Aisyah. Rasulullah SAW
tium di Syria dan Persia. Ia banyak
bersama beberapa sahabat pernah
menggabungkan berbagai penge-
menyaksikan pertunjukan menyanyi
tahuan musik yang diperolehnya
oleh hamba sahaya di sebuah peka-
ke dalam “lagu seni” (art song) khas
rangan yang diselenggarakan atas
Arab, mengadopsi elemen-elemen
sponsor Hasan, dan di akhir per-
baru seperti modus-modus musikal
tunjukan beliau mengekspresikan
asing, dan menolak ciri-ciri lain
ketidakberatannya (Qardawi, 2002:
yang tidak cocok dengan gaya
194-196).
musik Arab. Di samping Ibn yang
Misjah dijuluki “bapak musik
Islamis,” terdapat musikolog Islam

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 47
lain yang dijuluki “bapak musik” Pada akhir masa Ummayah,
oleh kritikus Barat, Sir Huvert Parry, elemen-elemen yang berbeda dari
yaitu Shafi al Dîn karena dua karya musik Arab dan musik bangsa-
monumentalnya, yaitu Syarafiya bangsa non-Muslim yang kemu-
dan The Book of Musical Modes. dian memeluk Islam, tergabung ke
Kontribusi musikologis Ibn Misjah dalam gaya musik Islamis klasik.
terdapat dalam sumber informasi Dengan berdirinya kekalifahan
terpenting mengenai kehidupan Abbasiyah pada tahun 750 Baghdad
musik pada tiga abad pertama Is- menjadi pusat musikal terdepan
lam, yaitu Kitâb alAghânî (“The saat itu. Masa kekalifahan Abba-
Book of Songs”) karya Abuu al- siyah merupakan periode keemasan
Faraj al-Isybahânî, pada abad ke10. (Golden Age) untuk musik Islamis.
Walaupun demikian informasi teo- Pada saat itu penguasaan musik,
retis tersebut bukanlah yang per- yang seakan-akan merupakan
tama karena dua abad sebelumnya, keharusan bagi setiap orang yang
Yuunus al-Kâtib, seorang penulis terpelajar, di antaranya berkaitan
buku teori musik Arab, telah ter- dengan virtuositas, teori estetika,
lebih dahulu mengkompilasi ko- sasaran-sasaran etis maupun terapis,
leksi lagu-lagu Arab. Musisi lain pengalaman mistis, dan spekulasi
yang juga terkenal pada periode ini matematis. Di samping itu para
ialah: (1) Ibn Muhriz, keturunan pemusik profesional juga diper-
Persia; (2) Ibn Surayj, putra se- syaratkan memiliki penguasaan
orang budak Persia yang terkenal teknis, daya kreatif, dan penge-
karena elegi-elegi dan improvisasi- tahuan ensiklopedis yang memadai.
improvisasinya (murtajal); (3) Al- Di antara para pemusik Abbasiyah
Gharîdh, seorang murid Ibn terbaik ialah Ibrahîm al-Mawshilî
Muhriz, yang memiliki latar dan Ishâq. Hampir semua anggota
belakang kelahiran dari keluarga keluarga bangsawan Persia saat itu
Berber; dan (4) Ma’bad, seorang ialah pimpinan musisimusisi istana
Negro. Seperti halnya Ibn Surayj, dan sahabat-sahabat dekat dua
Ma’bad memiliki suatu gaya per- kalifah, yaitu Hârûn ar-Rasyîd dan
sonal khusus yang kemudian al-Ma’mûn (Sabini 1976:2223).
diadopasi oleh generasi-generasi Ishâq al-Mawsilî, seorang
penyanyi yang datang kemudian. penyanyi, komposer, dan virtuos
Buku karya Abû al-Faraj al- ‘Ûd Arab, adalah seorang musisi
Isybahânî yang diterjemahkannya Abbasiyah yang hebat. Sebagai
sebagai “The Great Book of Song” seorang musisi yang berkebudaya-
tersebut, tersusun dari 21 jilid. an luas, ia telah menulis sekitar 40
Sedemikian komprehensifnya buku buku dalam bidang musik, baik
tersebut sehingga Ilmuwan Muslim berkaitan dengan toeri maupun
terkenal saat itu, yaitu Ibn Khaldun, kumpulan karya-karya musik,
menyebutnya sebagai “biang yang konon telah banyak yang
musik” (Hosein, 1979:38). hilang (Shiloah dalam EB 2006).

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
48
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
‘Ûd Arab memiliki peranan yang frets and fingers used in producing
penting dalam menjelaskan temuan- notes on the ‘ûd. Its four strings were
temuan ilmiah teori musik Yunani, tuned in fourths, and each one of them
yang sebelumnya hanya meng- had the range of fourth whose two
gunakan berbagai pengukuran outer notes were fixed while the others
matematis tanpa disertai pem- were variable.
buktian aplikatif. Dengan demikian
Pada bagian atas setiap lagu
para ilmuwan Muslim tidak hanya
terdapat petunjuk-petunjuk me-
mengembangkan temuan-temuan
ngenai modus dan jenisjenis inter-
tetrakord Yunani dalam mencipta-
val terts dengan kualitas mayor,
kan berbagai tangga nada, tapi juga
minor, dan netral/ murni, serta
mengembangkannya sehingga
modus ritmis, yang digunakan untuk
bukan hanya lebih banyak mem-
lagu tersebut. Terts ialah ialah
berikan kontribusi terhadap proses
sebuah interval yang menjangkau
penciptaan musik tapi juga mem-
tiga nada berurutan dalam suatu
perjelas pemahaman penemuan-
susunan tangga nada. Interval ter-
penemuan teori musik Yunani.
sebut bervariasi dalam ukuran yang
Sejumlah teori dikembangkan
pasti tanpa kehilangan karakter-
untuk mensistemasikan interval-
nya. Musik Barat menggunakan
interval dan struktur-struktur teori
terts mayor dan minor sedangkan
modus menjadi lebih mendekati
kebanyakan musik non-Barat dan
musik klasik Islam daripada kunci-
musik rakyat menggunakan terts
kunci diatonis yang digunakan di
murni (netral), yang ukurannya
Barat saat ini.
terdapat di antara mayor dan minor.
Sehubungan dengan itu Lute
Terts murni dalam musik Islamis
saat itu merupakan instrumen fa-
yang kira-kira diperkenalkan pada
vorit yang banyak digunakan
masa tersebut, memberikan kon-
untuk mendemonstrasikan temuan-
tribusi terhadap penambahan
temuan teoretis dari para ahli
jumlah modus melodis dari delapan
musik. Menurut Kitâb al-Aghânî,
hingga 12 macam dengan cara mem-
Ishâq adalah penemu teori modus-
buat lebih banyak interval sebagai
modus melodi musik Islamis yang
landasan dalam membangun
pertama. Salah satu karyanya,
melodi-melodi baru. Sementara itu
Ashbi’, yang berarti “jarijari”,
jumlah modus-modus ritmis ber-
adalah teori penyusunan modus-
variasi dari enam hingga delapan,
modus menurut fret-fret ‘Ûd dan
dengan struktur dan isi yang ber-
penempatan jari-jari tangan kiri
beda-beda (Wright, 1992: 681).
yang berkaitan dengannya:
Kemajuan musik di dunia Is-
(Shiloah, 1997:164)
lam pada masa Ummayah, tidak
Thus the first modal theory, that asâbi’ hanya terjadi dalam bidang pen-
(fingers), ascribed to Ishâq alMawsilî didikan dan pertunjukan, baik
(150-236/767-850), is related to the artistik maupun hiburan, melain-

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 49
kan juga dalam bidang kritik music” dalam EB 2006).
musikologis. Sehubungan dengan Warisan Islam mengenai teori-
itu Ishâq dan Ibrâhîm al-Mawshilî teori estetika musik dari berbagai
aktif berpartisipasi dalam perde- tokoh tersebut, termasuk juga di
batan di antara aliran modernisme antaranya dari persaudaraan
Romantik Persia yang cenderung Ikhwân ash-Shafâ, dibahas secara
pada antusiasme dekoratif, dan komprehensif oleh Shehadi (1995).
Klasikisme Arab yang sederhana Pembahasan Shehadi meliputi sur-
dan tingkat-tingkat kesulitan artis- vey pemikiran filsafat musik dari
tik yang bervariasi. Aliran modern- antara abad ke-9 hingga ke-15.
isme Persia didukung oleh Ibn Jâmi’ Topik-topik yang dibahas meliputi
dan penyanyi terkenal Pangeran fisika dan estetika bunyi, sifatsifat
Ibrâhîm ibn al-Mahdî, sementara musik, kedudukannya dalam skema
aliran klasik lama didukung oleh kehidupan seluruh benda dan ma-
Mawshilîs. Pada paruh kedua abad nusia, hubungan di antara musik,
ke-8, literatur Islamis mengenai astronomi, astrologi, dan meteo-
teori musik pernah menjamur di rologi. Di samping itu ia juga mem-
pusat-pusat kebudayaan Islam. bahas hubungan di antara musik
Warisan karya-karya ilmiah musik dengan perasaan, sifat, dan kebiasa-
bangsa Yunani mulai diterjemah- an, terhadap pertanyaan apakah
kan ke dalam bahasa Arab. Para Muslim yang saleh diperbolehkan
sarjana Arab yang akrab dengan mendengarkan musik, dan jika
literatur Yunani, menunjukkan diperbolehkan, musik yang seperti
produktivitasnya dengan memper- apa? Dalam hal ini terdapat tiga
sembahkan buku-buku baru dan mazhab, yaitu membolehkan, yang
penerbitan ulang bagian-bagian melarang, dan pertengahan atau
tertentu dari buku-buku Yunani. membolehkan dengan syarat. Buku
Dalam karya-karyanya, mereka ini juga melacak pengaruh-pe-
memperluas, menggubah, me- ngaruh Yunani, khususnya aliran
ngembangkan, dan menyumbang- Pythagoras dan Aristoxenus,
kan kejelasan baru teori-teori musik terhadap pemikiran Islamis me-
Yunani. AlKindî, filsuf terkenal ngenai masalah musik, dengan
yang secara mendalam sangat fasih tujuan menghasilkan suatu per-
dalam ilmu-ilmu Yunani, menulis nyataan filosofis yang koheren dari
lebih dari 13 karya tulis tentang para penulis Islam tentang hal ini.
musik, termasuk di antaranya ialah Di samping mengklarifikasi inti
beberapa literatur musikal Arab argumen-argumen, buku ini juga
tertua yang hingga kini masih merupakan evaluasi kritis terhadap
bertahan. Ia juga memperdalam garis pemikiran mereka (Shehadi,
teori etos (ta’tsîr) dan aspek-aspek 1995: 114).
kosmologis dari musik. (Lihat sub Ikhwân ash-Shafâ, sebuah
bahasan: “The Umayyad and persaudaraan yang terdiri dari para
Abbâsid dynasties: classical Islâmic filsuf Islam, memiliki peran yang

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
50
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
penting dalam pengembangan Musik Islamis di Spanyol
pengetahuan musik di dunia Islam
Musik di Spanyol mengalami
pada abad ke-10. Persaudaraan ini
kemajuan sejak masuknya Islam.
memberikan perhatian yang besar
Pusat musik Spanyol pertama
pada tema ta’ tsîr dan kosmologi
berada dalam koordinasi peme-
musik yang didalami oleh Al-Kindî.
rintah Ummayah dan kemudian
Mereka mencapai teori baru
berpindah ke Berber Almoravids,
mengenai bunyi yang mengung-
penguasa Afrika Utara dan Spanyol
guli teori-teori kuno Yunani. Di
abad ke-11 dan ke-12; Setelah
samping Al-Kindî dan Ikhwân ash-
kejatuhan Almoravids kemudian
Shafâ, periode ini juga telah di-
dikembangkan Almohads. Ber-
ramaikan oleh para filsuf lain yang
temunya Islam dengan budaya-
mendalami teori musik secara
budaya lain di Spanyol telah men-
khusus, seperti di antaranya ialah
stimulasi perkembangan musik
alFarabi dengan karyanya Kitâb al-
wilayah Andalusia. Tokoh musik
Musîqî al-Kabîr, dan Ibn Sînâ,
terkenal saat itu ialah Ziryâb (abad
pelopor ilmu kesehatan, yang di
ke-9), murid Ishâq al-Mawshilî.
Eropa dikenal dengan nama Avi-
Konon karena iri pada gurunya, ia
cenna. Mereka aktif bergelut dengan
beremigrasi dari Bagdad ke
topik-topik yang berkaitan dengan
Spanyol. Berkat Ziryâb, seorang
teori bunyi, interval, jenis-jenis
virtuoso vokal dan musisi terdepan
musik dan sistem-sistem yang
di istana Cordoba, dalam pengem-
menyertainya, komposisi, ritme,
bangan musik Andalusia, ‘Ûd Arab
dan instrumen-instrumen. Hal
yang sebelumnya bersenar empat,
serupa juga dilakukan oleh As-
saat itu ditambah hingga menjadi
Sarakhsî, kemudian oleh tokoh
lima dawai. Kontribusi lain ialah
sejamannya, Tsâbit ibn Qurrah,
bentuk komposisi baru, dan
dan murid Ibn Sînâ yaitu Ibn Zaylâ.
inovasi dalam metode pengajaran
Ahli teori musik terakhir pada
menyanyi. Berkat sumbangsihnya,
periode Abbasiyah adalah Shafî ad-
saat itu Sevilla menjadi pusat
Dîn yang membuat kodifikasi
pembuatan alat-alat musik termaju
elemen-elemen praktis modal yang
di seluruh dunia. Kelahiran Vihuela
kemudian dikenal sebagai sistem
di Spanyol, yaitu gitar pada per-
musikal tingkat lanjut dan menjadi
mulaan Renaisans yang bersenar
model acuan bagi generasi-generasi
lima, tampaknya terinspirasi oleh
berikutnya. Banyak dari warisan-
instrumen-instrumen Arab, mau-
warisan teori musik dan karya-
pun Persia, khususnya ‘Ûd Arab.
karyanya yang ditulis di antara
Pada periode Spanyol, ber-
abad ke-13 dan abad ke-19, kemu-
kembang syair-syair puitis baru
dian diterapkan ke dalam berbagai
seperti Muwashshah dan Zajal, yaitu
kelipatan tradisi-tradisi lokal
bait dan meter (irama) yang lebih
(Shehadi, 1995:3449).
bebas dibanding bait formal,

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 51
Qashîdah. Inovasi tersebut mem- terhadap kemajuan peradaban
buka jalan bagi perkembangan Barat. Sejak melemahnya pusat-
bentuk-bentuk musikal baru, pusat penting budaya Islam di
khususnya Nawbahs. Di antara Timur, yaitu Baghdad pada tahun
warisan musik Islam Spanyol ialah 1258, dan di Barat, yaitu Granada
komposisi 24 Nawbahs tradisional. pada tahun 1492, kejayaan musik
Nawbahs adalah bentuk kumpulan Islampun tersaing oleh budaya
lagu, baik untuk vokal maupun musik baru di Barat yang terstimu-
instrumental, dan baik dalam gaya lasi oleh gerakan Renaisans (Pendle
bebas maupun bermetrik, yang ke- 1963:28-29).
semuanya disatukan oleh modus- Alat-alat musik dari budaya Is-
modus melodi dan polapola ritmis. lam akhirnya tergeser oleh tiga
Dalam sejarah musik Barat, feno- jenis Vihuela, yang merupakan
mena musikal semacam ini baru instrumen baru khas Spanyol.
populer pada abad ke-17 atau jaman Vihuela de Arco (digesek dengan alat
Barok, dengan istilah Suite. Dalam penggesek) tampaknya merupakan
sejarah musik Islam, Nawbah ialah: nenek moyang keluarga instru-
(EB 2006) ment gesek; Vihuela de Pendola
… , a suite of several movements, usu- (dipetik dengan plectrum/pick)
ally 8 to 10 but varying in form and bukannya tidak mungkin telah
duration depending on regional origin. menginspirasi jenis-jenis insturmen
The nawbah contains both instrumen- keyboard kuno yang menjadi nenek
tal and vocal pieces that are performed moyang piano sehubungan dengan
solo or by a group. Instrumental move- kemiripan mekanisme produksi
ments include the introductory impro- suara instrumen-instrumen tersebut
visation (taqsîm) and various rhyth- dengan petikan plectrum; Vihuela de
mic introductions to vocal movements. Mano (dipetik dengan tangan/ jari-
Vocal movements are based on various jari) menjadi gitar klasik yang ada
poetic forms, primarily the ghazel, a saat ini. Sementara itu beberapa
solo love song. The same melodic mode instrumen warisan budaya Islam,
(maqâm) and a succession of rhythmic termasuk ‘Ûd Arab dan Arbab,
modes (îqâ’ât) may be used in all move- diekspor ke Afrika Utara, dan
ments. sebagian ke Eropa Barat. Sementara
jenis-jenis klasik menghilang, jenis-
Kemunduran pusat-pusat Is- jenis tradisional tersebar ke ber-
lam di Spanyol dan berkembangnya bagai wilayah Islam di luar Spanyol.
gerakan sekularisme Eropa ber- Beberapa di antaranya dilestarikan
dampak pada mengendornya domi- dan menerima pengaruh-pengaruh
nasi Islam di negara tersebut secara baru dari penguasa-penguasa Mon-
bertahap hingga 1492. Kekuasaan gol dan Turki. Sementara musik
politik melemah namun jejak-jejak Turki yang memiliki pengaruh
peradaban Islam tetap ada sehingga budaya Arab dan Persia yang
memberikan kontribusi yang besar sangat kuat hingga 1918, tersebar

Andre Indrawan
Indrawan, MUSIK DI DUNIA ISLAM
52
Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis
ke seluruh wilayah yang dikuasai- haram tidaknya musik, ternyata
nya dari Balkan hingga Tunisia, umat Islam pernah unggul atas
Persia menikmati kemandirian ar- bangsa-bangsa lain dalam bidang
tistik dalam kebudayaan musiknya musik. Sayang hingga kini tidak
selama masa tersebut (Randel, eds), banyak informasi historis tentang
1978: 541). Setelah kemunduran musik Islam yang bisa digali dari
dunia Islam, sejak Renaisans Barat komunitas Islam sendiri. Jika di-
justru mengalami kemajuan di bandingkan dengan kajian-kajian
bidang musik yang berlangsung tentang musik di dunia Islam, maka
intensif dari abad ke abad. Ber- berbagai literatur hukum Islam ten-
kembangnya kolonialisasi bangsa- tang perdebatan halal-haramnya
bangsa Barat di wilayah Timur musik justru lebih banyak. Meski-
pada abad ke-19, telah mempertegas pun demikian, dari perspektif studi
hilangnya tradisi-tradisi musik Islam sendiri, khususnya syariah,
klasik Islam yang sempat memper- pembahasan masalah hukum
satukan budaya masyarakat dunia musik sebenarnya termasuk sangat
Islam. Namun demikian dunia sedikit, bahkan kadang tidak di-
budaya modern Islam diwarnai oleh singgung sama sekali dibandingkan
kontrak-kontrak musikal dengan dengan topik-topik Islam lainnya.
Barat dan percampuran musik Is- Kenyataan tersebut menunjukkan
lam tradisional dengan musik bahwa topik musik adalah hal yang
Barat. kurang mendapat perhatian dari
para ulama Islam dibandingkan
Penutup dengan masalah-masalah pereko-
nomian, perkawinan dan warisan,
Dari penelusuran historikal- sehingga manfaat-manfaat yang
musikologis mengenai musik Islam sesungguhnya terdapat pada musik
di atas dapat dimaklumi bahwa bagi kehidupan manusia belum
walaupun masyarakat Islam yang banyak terungkap.
hingga kini masih berselisih tentang

Daftar Pustaka

Anon. 2009. “The later Abbasids; The Córdoba Musical Scene and Ziryâb”
dalam topik “Art Music Traditions” dalam bab “Performing Arts; Music
in the Mediterranean” dalam situs internet: Medina Portal; Cultural Tour-
ism in Mediterranean (http://www. medinaportal.net).
Baghdadi, Abdurrahman al. 1991. Seni dalam Pandangan Islam. Jakarta: Gema
Insani Press. Beard, David dan Gloag, Kenneth. 2005. Musicology the Key
Concepts. New York: Routlege. Britannica, Encyclopædia (exec. Editor:
Theodore Papas). 2006. “Mazdakism,” entri indeks dalam
Encyclopædia Britannica 2006. UK: Encyclopædia Britanica, Inc
CrossleyHolland, Peter. 1978. “Non Western Music”, Alec Robertson and

TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 53
Denis Stevens (eds), The Pelican History of Music, Vol. 1. Harmondsworth,
Middlesex: Penguin Books. Ewen, David. 1954. The Home Book of Musical
Knowledge. New Jersey: PrenticeHall, Inc.
Fariq, KA. 1997. “PreIslamic Poetry and Poets” dalam Mohammed Taher
(editor). Encyclopaedic
Survey of Islamic Culture. New Delhi: Anmol Publications PVT, Ltd.
Faruqi, Ismail R. (terj. Yustiono). 1991. Islam dan Kebudayaan. Bandung:
Penerbit Mizan.
______. & Faruqi, Lamya. 1986. “Handasah Al Sawt; The Art of Sound”
dalam The Cultural Atlas of Islam (Chapter 23) (New York: Macmillan
Publishing Company; London: Collier Macmillan Publishers.
Faruqi, Ismail Raji & Faruqi, Lamya. 1986. “Tashawwuf ; (Mysticism)” dalam
The Cultural Atlas of Islam (Chapter 16). New York: Macmillan Publish-
ing Company; London: Collier Macmillan Publishers.
Faruqi, Louis al. 1985. Islam and Art. Islamabad: National Hijra Council..
Gushee, Lawrence dan Hiley, David. 2002. “Ûd” (oud; pl.:‘îdân) dalam Stanley
Sadie (ed.) dan John Tyrrell (ex. Ed.), The New Grove Dictionary of Music
and Musicians (Second Edition), Vol. 26. London: Macmillan Press Limited.
Hosein, Omar Amin. 1979. “Al Quran Sebagai Sumber Penciptaan Seni
musik” (terjemahan dan saduran dari karyanya “Kutur Islam”) dalam
Serial Media Dakwah –No. 63. Jakarta.

Nanang Arisona
Arisona, PERJUANGAN TEATER MUSLIM DI ANTARA DOMINASI
54
ARENA SOSIAL KELOMPOK-KELOMPOK TEATER SEKULER

Anda mungkin juga menyukai