Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI

KASUS :
Tn. H usia 70 tahun, tinggal di panti werdha, keadaan fisiknya sering mengalami sesak nafas,
sering mengeluh pusing. Kebiasaan makan tidak teratur, tidak pernah melakukan kegiatan
olahraga dan merokok, Tn. H memiliki riwayat asma 10 tahun yang lalu. Saat ini Tn. H
sedang berada di ruang gawat darurat RS Surya dan mendapatkan tindakan oksigenasi karena
pada amalam sebelumnya mengalami sesak nafas.

PERTANYAAN :
1. Jelaskan teori penuaan yang terkait dengan kondisi tersebut
2. Jelaskan perubahan akibat proses penuaan terkait kondidi klien
3. Lengkapilah data-data yang diperlukan pada klien tersebut diatas
4. Identifikasi masalah yang muncul
5. Buatlah alternatif pemecahan masalah
6. Diskusikan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien tersebut
7. Jelaskan peran panti dan RS dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jawaban dari Kasus
1. Jelaskan Teori Penuaan yang Terkait dengan Kondisi Klien
a. Mutasi (Teori Error Catastrophe) / Perubahan yang Terjadi pada Genetik
Hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-faktor
penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya mutase somatik (sel kulit), sekarang sudah umum diketahui bahwa
radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaiknya menghindari
terkenanya radiasi atau tercemar zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik,
sehingga dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadinya mutase yang
progresif pada DNA sel somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan
kemampuan fungsional sel tersebut. Bagaimana mekanisme pengontrolan genetik
dalam tingkat subseluler dan molekular ? Salah satu hipotesis yang berhubungan
dengan mutase sel somatik adalah hipotesis error catastrophe.
Menurut hipotesis tersebut, menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
yang beruntun sepanjang kehidupan. Setelah berlangsung dengan waktu yang
cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA-RNA) maupun
dalam proses translasi (RNA-Protein atau enzime). Kesalahan tersebut akan
menyebabkan terbentuknya enzime yang salah, sebagai reaksi dan kesalahan-
kesalahan lain yang berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan
terjadinya teraksi metabolisme yang salah, sehingga akan mengurangi fungsional
sel. Walaupun dalam batsa-batas tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA
dapat diperbaiki, namun kemampuan memperbaiki diri sendiri itu sifatnya
terbatas pada kesalahan sintesis protein atau enzime yang dapat menimbulkan
metabolit yanhg berbahaya. Apalgi jika terjadi pula kesalahan dalam proses
translasi (Pembuatan Protein), maka akan terjadilah katastrop.
Pada orang-orang sehat, perubahan anatomik-fisiologik tersebut merupakan
dari proses menua. Usia lanjut bukanlah merupakan penyakit, tetapi merupakan
tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan
tubuh untuk beradaptasi terhadap stress atau pengaruh lingkungan. Proses menua
melandasi berbagai kondisi yang terjadi pada usia lanjut.
b. Teori Radikal Bebas
Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses menua terjadi akibat
kekurang efektifan fungsi kerja tubuh dan hal itu di pengaruhi oleh adanya
berbagai radikal bebas dalam tubuh.
D. Harman menyatakan bahwa secara normal Radikal bebas ada pada setiap
individu dan dapat digunakan untuk memperdiksi umur kronologis individu.
Yang disebut radikal bebas disini adalah molekul yang memilki tingkat afinitas
yang tinggi, merupakan molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron
yang bebas tidak berpasangan. Radikal bebas merupakan zat yang terbentuk
dalam tubuh manusia sebagai salah satu hasil kerja metabolisme tubuh.Walaupun
secara normal ia terbentuk dari proses metabolisme tubuh, tetapi ia dapat
terbentuk akibat : Proses oksigenisasi lingkungan seperti pengaruh polutan, ozon
dan pestisida, reaksi akibat paparan dengan radiasi, sebagai reaksi berantai
dengan molekul bebaslainnya.
Radikal bebas yang reaktif mampu merusak sel, termasuk mitokondria,
yang akhirnya mampu menyebabkan cepatnya kematian (apoptosis) sel,
menghambat proses reproduksi sel. Hal lain yang mengganggu fungsi sel tubuh
akibat radikal bebas adalah bahwa radikal bebas yang ada dalam tubuh dapat
menyebabkan mutasi pada transkripis DNA – RNA pada genetik walaupun ia
tidak mengandung DNA. Dalam sistem syaraf dan jaringan otot, dimana radikal
bebas memiliki tingkat afinitas yang relatif tinggi dibanding lainnya,
terdapat/ditemukan substansi yang disebut juga dengan Lipofusin, yang dapat
digunakan juga untuk mengukur usia kronologis seseorang.
Lipofusin yang merupakan pigmen yang diperkaya dengan lemak dan
protein ditemukan terakumulasi dalam jaringan orang-orang tua. Kesehatan kulit
berangsur-angsur menurun akibat suplai oksigen dan nutrisi yang makin sedikit
yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian jaringan kulit itu sendiri.
Vitamin C dan E merupakan dua substansi yang dipercaya dapat
menghambat kerja radikal bebas (sebagai anti oksidan) yang memungkinkan
menyebabkan kerusakan jaringan kulit. Rockestein dan Sussman (1979)
menyatakan bahwa Butilat Hidroksitoluent dapat memiliki efek antioksi dan
ketika diberikan kepada tikus.
2. Jelaskan Perubahan Akibat Proses Penuaan Terkait Kondisi Klien
a. Penurunan kondisi fisik
1) Tenaga berkurang
2) Energi menurun
3) Kulit keriput
4) Ketergantungan pada orang lain
5) Makan, tidur dan istirahat terganggu
b. Perubahan aspek psikososial (Psikomotor): Hambatan mobilisasi.
c. Gaya hidup
1) Merokok
2) Tidak pernah melakukan olahraga
3) Makan tidak teratur
d. Riwayat penyakit
1) Asma 10 tahun yang lalu
3. Lengkapilah data- data yang diperlukan pada klien tersebut diatas
4. Identifikasi masalah yang muncul
a. Sesak nafas
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Buatlah alternatif pemecahan masalah
6. Diskusikan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien tersebut
7. Jelaskan peran panti dan RS dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia

Anda mungkin juga menyukai