Proposal Usaha Ayam Petelur
Proposal Usaha Ayam Petelur
NAMA : SALMAWATI
NIM : 10 5311 4 07
PROGRAM STUDI :S1
JURUSAN : KURIKULUM TEK. PENDIDIKAN
Nama Pimpinan
RAHIM
Disusun oleh :
SALMAWATI
2009
Kata Pengantar
Rahim
BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR
ASPEK PEMASARAN
Selain pangsanya meningkat konsumsi per kapita juga meningkat, dari 1,44 kg/kapita
pada tahun 2000 menjadi 2,31 kg/kapita pada tahun 1990 dan 3,30 kg/kapita pada tahun
2005. Hal ini menunjukkan bahwa struktur konsumsi telur di Indonesia telah mengalami
pergeseran yang memperbesar pangsa telur ayam ras. Apabila konsumsi telur tersebut
dibandingkan dengan standar nasional konsumsi telur adalah 3,5 kg/kapita/tahun maka
masih akan ada peluang pasar pengembangan usaha peternakan ayam ras petelur .
Perkembangan Populasi, Produksi dan Konsumsi Unggas di Indonesia�Tahun 2003 �
2008
Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 20085
Populasi (000 ekor)
- ayam buras 201.366 208.966 222.530 222.893 243.261 253.854
- ayam ras petelur 43.185 46.885 54.146 54.730 63.334 69.034
- itik 25.553 25.369 27.342 26.618 27.536 28.341
Jumlah 270.104 281.220 304.018 304.241 334.131 351.029
Di samping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur konsumsi telur,
telur ayam ras memiliki sifat permintaan yang income estic demand. Bila Pendapatan
meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Di masa yang akan datang, pedapatan
per kapita akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini termasuk low and
middle income countries. Dengan demikian, konsumsi telur juga diperkirakan akan
meningkat. Indonesia, misalnya menurut perkiraan pada tahun 2005 pendapatan per
kapita akan meningkat menjadi US$ 2.500 dan konsumsi telur diperkirakan akan
mencapai 4,07 kg per kapita. Dengan memanfaatkan data proyeksi penduduk tahun 2005
dan proyeksi konsumsi telur per kapita pada tahun yang sama, maka diperkirakan
konsumsi telur pada tahun tersebut mencapai 979,70 ribu ton.
Sementara itu, bila dilihat kecendrungan produksi telur ayam ras yang meningkat
sebesar 4,50% per tahun atau sekitar 709,72 ribu ton pada tahun 2005, maka peluang
pasar telur ayam pada tahun ini mencapai 269,98 ribu ton. Peluang pasar ini diisi oleh
telur ayam buras dan teluk itik yang pangsanya masing-masing 15% dan selebihnya
merupakan peluang pasar telur ayam ras.
Peluang pasar ini belum termasuk pasar ekspor, baik dalam bentuk telur segar
maupun powder. Peluang pasar tersebut terlihat pada gambar diatas.
LOKASI PETERNAKAN
Usaha ayam petelur dalam Program Kemitraan Terpadu (PKT) umumnya menggunakan
teknologi yang intensif, baik yang baik menyangkut peralatan produksi maupun teknik
produksinya, termasuk sarana produksi ternaknya (bibit, pakan, obat-obatan, vaksin).
Selain itu untuk keseragaman teknologi dari usaha ayam petelur peternak plasma, maka
usaha ayam ras dari para peternak plasma di lokalisir di suatu Kawasan Industri Ternak
(KINAK), sehingga akan memudahkan pembinaan dan pengawasan oleh inti PIR, baik
dalam hal teknik produksi maupun pengelolaan dananya.
Lokasi dari KINAK usaha ayam petelur ditempatkan pada lahan yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Jauh dari daerah pemukiman penduduk (kampung), terutama daerah yang banyak
unggasnya, sehingga akan mencegah terjadinya kontaminasi penyakit dari luar.
2. Jauh dari jalan raya yang banyak dilalui kendaraan bermotor, karena suara yang
bising dapat menyebabkan ayam berkurang telurnya akibat stress.
3. Jauh dari lokasi binatang yang menganggu ayam, antara lain ular dan musang,
karena binatang tersebut menyebabkan stress pada ayam petelur.
4. Air bersih mudah diperoleh (mata air, sumur, PDAM dan lain-lain) untuk
keperluan minumnya ayam, tenaga kerja dan membersihkan kandang ayam.
5. Daerahnya tidak lembab dan cukup memperoleh sinar matahari, serta bukan
daerah yang kecepatan anginnya sangat tinggi.
Dari sisi penawaran, pengembangan agribisnis ayam ras petelur masih prospektif di
Indonesia. Dewasa ini satu-satunya komoditi agribisnis yang paling kuat subsistem
hulunya adalah agribisnis ayam ras. Menurut Ditjen Peternakan, dewasa ini Indonesia
memiliki industri pembibitan ayam ras 109 buah, yaitu galur murni (pure line) satu buah,
grant parent stock 13 buah, parent stock 95 buah dengan kapasitas produksi 600 juta day
old chick (doc) final stock pertahun. Di samping itu juga terdapat 60 buah industri pakan
ternak dengan kapasitas 5 juta per ton tahun. Kemudian industri obat-obatan sekitar 34
buah yang mampu memproduksi kebutuhan pharmasetik, biologik dan premiks.
ALAT PRODUKSI
Produk utama/usaha ayam petelur ras adalah berupa telur segar. Untuk usaha ini
diperlukan antara lain lahan kering, bangunan atau rumah kandang, kandang ayam
(batere). Instalasi listrik dan air, peralatan kandang, rumah jaga dan gudang, pagar dan
jalan serta ayam ras petelur (pullet, ayam remaja betina).
Untuk penyediaan dan pembelian lahan, land clearing, pembuatan bangunan kandang,
kandang, jalan dan pagar diperlukan waktu 3 - 6 bulan. Sedangkan pullet (umur 5 bulan)
disediakan dan dibeli sekitar 1 bulan sebelum ayam berproduksi. Umur ekonomis ayam
ras petelur dari mulai bertelur sampai diremajakan kembali selama 15 - 17 bulan (1,25
tahun dan 1,4 tahun).
PROSES PRODUKSI
Proses produksi dalam usaha ayam petelur ras adalah meliputi kegiatan :
1. Persiapan lahan, bangunan, kandang dan peralatan lainnya. Rumah kandang dan
peralatan kandang, sebelum digunakan untuk ayam, disterilkan terlebih dahulu
dengan disinfectant. Untuk mencegah penyakit dari luar, setiap orang yang masuk
ke pekarangan atau kandang harus cuci kaki dahulu dengan air yang diberi
desinfectant pada pintu masuk
2. Pembelian ayam remaja (puller) berumur 5 bulan. Ayam ini akan bertelur 2 - 1
minggu setelah dipelihara peternak. Ayam yang baru dibeli diberi vaksin dan
vitamin agar tidak mudah terserang oleh penyakit, sehingga rata-rata
kematiaannya relatif rendah, yaitu sekitar 0,4 - 0,5% per bulan. Pada akhir periode
ayam tua/kurang produktif yang dapat dijual sebagai ayam potong antara 93 -
94%. Tingkat kematian pada Pola 2000 (7%) lebih besar dapi pada Pola 5000
(6%) karena plasma pada Pola 5000 lebih terampil dan berpengalaman dari pada
Pola 2000 pada Pola 2000 dan Pola 5000.
3. Ayam yang diberi pakan (concentrate), vitamin, obat-obatan dan vaksin pada tiap
hari yaitu dengan konversi pakan berkisar antara 2,18 - 2,25 yaitu untuk
memperoleh 1 kg telur dibutuhkan pakan antara 2,18 - 2,25 kg pakan. Konversi
pakan Pola 2000 (2,25 ) lebih kecil dari pada Pola 5000 (2,2).
4. Pada tiap hari telur dikumpulkan dan dijual kepada inti. Pembayaran dilakukan
tiap minggu (10 hari sekali) sehingga modal kerjannya sekitar biaya eksploitasi
untuk 10 hari untuk pembelian pakan, biaya buruh, obat-obatan, listrik. Dalam
usaha pola PIR ini plasma hanya menerima dana diberi gaji per bulan dan laba
bersih setelah dikurangi dana tabungan pada tiap akhir tahun. Sarana produksi
ayam ini disediakan oleh inti dan telur ayam dibeli oleh inti. Harga telur
ditentukan dengan kontrak tiap 3 - 6 bulan sekali. Namun demikian pada saat
harga rendah ini mengalami kerugian, setiap saat harga tinggi, inti memperoleh
keuntungan besar. Maka agar supaya usaha inti agar tidak rugi (per tahun) plasma
dibagi dlaam beberapa kelompok (3 - 5 kelompok), sehingga produksi plasma PIR
KINAK merata sepanjang tahun, yaitu produksi pada saat harga rendah seimbang
dengan produksi pada saat harga tinggi inti tidak mengalami kerugian.
5. Membersihkan dan memperbaiki kandang serta peralatannya pada tiap hari. Ayam
sakit yang tidak bisa tertolong lagi diafkir dan dijual serta ayam yang mati
dibuang. Kotoran ayam dikumpulkan dan dijual tiap 4 - 5 hari.
6. Setelah ayam kurang produktif lagi (umur 20 -22 bulan) maka ayam tua tersebut
dijual sebagai ayam potong. Selanjutnya kandang dibersihkan dan disterilkan
selama 1 - 2 minggu agar ayam puller yang baru diremajakan terhindar dari
penyakit.>
7. Tenaga kerja yang digunakan dalam pola PIR KINAK ini lebih efisien dari pada
yang dilakukan secara individual di pekarangan rumah plasma, karena konstruksi
peralalatan lebih baik. Dengan pola ini tiap orang tenaga kerja dapat menangani
2.000 (Pola 2000) sampai 5.000 ekor ayam (Pola 5000), sedangkan secara
individu tersebut hanya 1.000 - 1.500 ekor ayam pertenaga kerja. Pada Pola 2000
kemungkinan untuk menggunakan tenaga kerja keluarga plasma, sehingga
penghasilannya lebih besar, sedangkan Pola 5000 menggunakan tenaga kerja
buruh, karena ukuran usaha dan labanya lebih besar dari Pola 2000 tersebut diatas
diawasi dan dibina dengan sangat intensif oleh inti sesuai dengan : Program
pendampingan yang profesional dari UB yang mempunyai kemampuan untuk
memberikan bantuan teknis kepada UK mitra usaha sehingga usaha plasmanya
lebih aman dan menguntungkan serta pengangsuran kredit berjalan lancar.
PRODUKSI
Produksi yang dapat dijual dalam usaha ayam ras petelur ini adalah berupa :
1. Telur ayam. Ayam bertelur tiap hari selama 15 - 17 bulan. Produksi telur Pola
2000 lebih kecil dari pada Pola 5000.
2. Ayam tua/afkir. Ayam tua/kurang produktif dijual setelah 20 - 22 bulan. Selama
bertelur terjadi kematian antara 6% (Pola 5000) sampai 7% (Pola 2000) sehingga
ayam afkir/tua yang dapat terjual pada Pola 2000, 5000, 10000 dan dilihat pada
parameter teknis.
Kompos. Produksi kompos (kotoran ayam dan sisa makanan) adalah sekitar 30 - 40%
dari berat yang diberikan kepada ayam.
Untuk usaha ayam petelur digunakan antara lain lahan untuk rumah kandang
(tempat baterei kandang ayam), rumah jaga, instalasi listrik, air, peralatan dan lain-lain
(lihat Tabel Investasi 2000, 5000, 10000 dan Produksi 2000, 5000, 10000) termasuk
ayam petelur (layer) yang hampir bertelur (pullet dara, 1 bulan sebelum bertelur).
a. Pola 2000
Modal yang diperlukan 1 unit usaha (2.000 ekor ayam) sekitar Rp. 48.361.986.,
yang terdiri dari Modal Investasi sebesar Rp 46.515.000 (lihat Tabel Investasi 2000) dan
Modal Kerja sebesar Rp 1.846.986 (lihat Tabel Eksploatasi 2000). Modal usaha untuk
150.000 ekor ayam (1 KINAK = 75 plasma) sebanyak Rp. 3.627.148.958 yang terdiri
Modal Investasi sebesar Rp. 3.488.625.000 dan Modal Kerja sebesar Rp. 138.523.958.
Jumlah modal usaha ini dapat bervariasi, tergantung kondisi daerahnya. Demikian pula
jumlah plasmanya dapat kurang dari 75 plasmanya, tergantung kemampuan intinya.
Modal usaha yang terlalu besar kemungkinan usaha ini tidak layak, sehingga tidak bisa
dibiayai.
b. Pola 5000
Modal yang diperlukan 1 unit usaha (5.000 ekor ayam) sekitar Rp. 120.782.056.,
yang terdiri dari Modal Investasi sebesar Rp 116.287.500 (lihat Tabel Investasi 5000)
dan Modal Kerja sebesar Rp 4.494.556 (lihat Tabel Eksploatasi 5000). Modal usaha
untuk 150.000 ekor ayam (1 KINAK = 30 plasma) sebanyak Rp. 3.623.461.667 yang
terdiri Modal Investasi sebesar Rp. 3.488.625.000 dan Modal Kerja sebesar Rp.
134.936.667.Modal usaha dan jumlah plasma dapat bervariasi tergantung kondisi dan
kemampuan intinya.
c. Pola 10.000
Modal yang diperlukan 1 unit usaha (10.000 ekor ayam) sekitar Rp. 241.564.111,
yang terdiri dari Modal Investasi sebesar Rp 232.575.000 (lihat Tabel Investasi 10000)
dan Modal Kerja sebesar Rp 8.989.111 (lihat Tabel Eksploatasi 10000). Modal usaha
untuk 150.000 ekor ayam (1 KINAK = 15 plasma) sebanyak Rp. 3.623.461.667 yang
terdiri Modal Investasi sebesar Rp. 3.488.625.000 dan Modal Kerja sebesar Rp.
134.936.667.
Investasi tetap yang dibutuhkan oleh suatu usaha ini meliputi tanah, konstruksi kandang,
peralatan, ayam petelur dan saranan jalan sedangkan modal kerja dibutuhkan untuk
pakan, obat-obatan, biaya-biaya produksi lainnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah.
Dari total biaya di bawah ini dan modal sendiri yang minimal maka diperlukan
kredit untuk Pola 2.000, 5.000, 10.000 masing-masing Rp. 48.361.986, Rp
120.782.056, dan Rp. 241.564.111.
PAKET PINJAMAN STANDAR
Paket pinjaman standar adalah dalam bentuk kredit investasi dan kredit modal dengan
jumlah yang bervariasi sesuai dengan skala usaha pada Tabel berikut :
Modal
Sesuai dengan tingkat kelayakannya, maka Pola 2000 memerlukan kredit berbunga
rendah, yaitu KKPA dengan bunga 16% per tahun. Jumlah kredit yang dibutuhkan oleh
Pola-pola usaha masing Rp. 48.361.986, Rp 120.782.056 dan Rp 241.564.111 dengan
modal sendiri sebagai tercantum dalam tabel diatas.
RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN
Untuk melakukan ekspandi dan akselerasi unit usaha akan meningkatkan
kapasitas 50 % dari usaha sekarang. Dengan peningkatan kapasitas tersebut
diperlukan dana sebesar Rp. 241.564.111,-
Dana pinjaman tersebut akan diangsur selama tiga tahun per bulan. Adapun
agunan untuk pinjaman tersebut adalah tanah dan bangunan yang ada di atas
tempat usaha.
PENUTUP
Demikian proposal yang disusun dalam rangka untuk memenuhi pihak-pihak yang
memerlukan dan bagi pemilik sebagai acuan pengembangan bisnis.
Linda Mukarramah,SE.,M.M.
Lampiran:
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)
NO. SIUP : 33868.65938/67-8575/PK/II/2005
DIKELUARKAN DI : MAKASSAR
PADA TANGGAL : 20 FEBRUARI 2005